• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA. Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA. Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA

Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana

Abstraksi

Kosakata sangat berperan penting dalam setiap bahasa, karena kosakata merupakan unsur terkecil yang dapat membentuk suatu bahasa.Salah satu bagian dari kosakata yaitu nomina. Setiap nomina bahasa Jerman mempunyai kata sandang (Artikel) tertentu yaitu ,,der˝ (maskulin),,,die˝ (feminin) und ,,das˝(neutral).Berdasarkan pengamatan penulis ketika melakukan PPL di SMAN 15 Bandung, kebanyakan siswa mengalami kesulitan menguasai nomina bahasa Jerman yang disebabkan oleh faktor internal. Misalnya ketika siswa diberikan soal latihan tentang nomina, banyak siswa yang malas untuk mengerjakan soal tersebut.Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai nomina. (2) untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menguasai nomina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung yang berjumlah 15 siswa, sedangkan sampelnya adalah 11 siswa dari populasi. Hasil nilai rata-rata keseluruhan tes menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai nomina termasuk kategori kurang sebesar 52,36. Dari hasil wawancara diketahui penyebab kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menguasai nomina yaitu menentukan kata sandang (Artikel)yang benar dan penggunaan ejaan seperti menggunakan huruf kapital. Penyebab kesulitan tersebut adalah karena siswa kurang berlatih walaupun mereka memperoleh pelajaran bahasa Jerman selama empat jam pelajaran dalam seminggu. Disamping itu siswa tidak sering bertanya kepada guru jika mereka belum memahami materi pelajaran, siswa juga kurang memanfaatkan fasilitas WiFi yang ada di sekolah secara optimal, kemudian siswa jarang mengunjungi perpustakaan untuk mencari bahan pelajaran dari sumber lain. Oleh sebab itu guru disarankan untuk menerapkan teknik-teknik pembelajaran nomina yang lebih variatif sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar bahasa Jerman.

(2)

Synopse

Der Wortschatz hat eine wichtige Rolle für jede Sprache, weil Wortschatz der kleinste Hauptbestandteil ist, eine Sprache zu bilden. Ein Teil von dem Wortschatz ist Nomen. Jedes Nomen im Deutschen hat einen bestimmen Artikel, nämlich ,,der˝ (maskulin),,,die˝ (feminin) und ,,das˝ (neutral). Basierend auf einer Observation in der SMAN 15 Bandung haben die Schüler noch Schwierigkeiten, Nomen zu beherrschen. Die Schwierigkeiten sind meistens wegen der internalen Faktoren. Zum Beispiel hatten die Schüler keine Lust die Ubüngen zu machen. Nach der Formulierung des Problems hat die Untersuchung folgende Ziele (1) um die Fähigkeit der Schüler bei der Beherrschung des Nomens zu wissen, (2) um die Faktoren der Schwierigkeiten der Schüler bei der herauszufinden. Bei dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode verwendet. Die Population dieser Untersuchung sind alle Schüler in der XII Sprache-Klasse der SMAN 15 Bandung nämlich 15 Personen und die Probanden sind 11 Personen. Die durchschnittliche Note zeigt, dass die Schülerfähigkeit bei der Beherrschung des Nomens zur Kategorie ausreichend mit 52,36 gehört. Nach dem Interview kann man wissen, welche Schwierigkeiten die Schüler bei der Beherrschung des Nomens haben, die sind nämlich den richtigen Artikel zu bestimmen und die Rechtschreibung zu verwenden, wie die erste Buchstabe des Nomens groβ schreiben. Bei diesem Fall, kann man sehen, dass die Schüler noch nicht genügende Übungen machen, obwohl sie vier Unterrichtsstunden pro Woche Deutsch lernen. Auβerdem fragen die Schüler selten die Lehrerin, wenn sie die Unterrichtsstoffe noch nicht verstehen. Sie nutzen sich den Internetanschluss auch nicht optimal aus, besuchen selten die Bibliothek, um andere Unterrichtsquellen zu suchen. Deshalb schlägt die Verfasserin vor, dass die Lehrenden unterschiedliche Techniken beim Nomenunterricht anwenden, sodass die Schüler motiviert sind, Deutsch zu lernen.

Kata Kunci: analisis kemampuan, menguasai nomina

Stichwort: Fähigkeitsanalyse, die Beherrschung des Nomens

Pendahuluan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu bahasa dapat digunakan sebagai alat bertukar informasi. Bahasa asing dewasa ini sudah menjadi hal yang sangat penting. Pada era globalisasi, daya tarik dan minat masyarakat sudah semakin besar dalam mempelajari bahasa asing. Dengan menguasai salah satu bahasa asing, masyarakat dapat lebih terampil dalam menggunakan suatu bahasa serta dapat dengan baik menguasai tata bahasa dan kosakata.

(3)

Pembelajaran bahasa asing kini secara formal sudah banyak dipelajari di sekolah, khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu bahasa asing yang telah dipelajari di sekolah adalah bahasa Jerman. Dalam pembelajaran bahasa Jerman siswa dilatih untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Lesefertigkeit) dan keterampilan menulis (Schreibfertigkeit).

Berdasarkan KTSP 2010, tujuan pembelajaran bahasa Jerman di Indonesia bagi para peserta didik yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan dasar dalam menyimak, menulis, membaca dan berbicara. Untuk menguasai keterampilan berbahasa tersebut dibutuhkan kosakata dan tata bahasa. Kosakata sangat berperan penting dalam setiap bahasa karena kosakata merupakan unsur terkecil yang dapat membentuk suatu bahasa. Salah satu bagian dari kosakata yaitu kata benda. Kata benda atau nomina dalam bahasa Jerman disebut das Nomen. Setiap nomina mempunyai artikel tertentu yaitu der (Maskulin), die (Feminin) dan das (Neutral). Contohnya:das Buch, die Liebe, der Baum, das Obst, die Frau, der Mann..”

Kata benda (das Nomen) menurutejaan bahasa Jerman selalu ditulis dengan hurufbesar. Kata benda digunakan untuk menggambarkan orang, binatang, tumbuhan, barang, material dan sesuatu yang abstrak.

Dari hasil pengamatan ketika praktek mengajar di SMA Negeri 15 Bandung ditemukanbanyak siswa yang masih belum sepenuhnya menguasai nomina walaupun siswa memperoleh pelajaran bahasa Jerman selama empat jam dalam seminggu, jumlah siswa yang tidak terlalu banyak dalam satu kelas (15 orang) dan guru yang memiliki kemampuan bahasa Jerman cukup baik (tingkat B1) dan berpengalaman mengajar (lebih dari 15 tahun), selain itu sekolah telah menyediakan fasilitas penunjang pembelajaran seperti WiFi, bagi pemula seperti pelajar SMA menguasai nomina tidaklah mudah. Hal tersebut dapat dilihat pada proses belajar mengajar nomina di kelas, masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengingat nomina beserta dengan artikelnya. Contohnya ketika siswa mengerjakan latihan soal pada buku Kontakte Deutsch 1 yang berhubungan dengan nomina, banyak siswa yang masih mengalami kesulitan.Hal serupa terjadi ketika siswa mengerjakan latihan soal-soal dan ulangan harian.

Kesulitan dalam menguasai dan menggunakan nomina bahasa Jerman diduga dipengaruhi oleh banyak faktoryaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam siswa sendiri di antaranya malas, kurangnya siswa dalam memahami dan berlatih, kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar.Sedangkan faktor eksternal adalah faktor

(4)

yang ada di luar siswa sendiri diantaranyakarena pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berdasarkan pengamatan di SMA Negeri 15 Bandung, kebanyakan siswa mengalami kesulitan menguasai nomina yang disebabkan oleh faktor internal.Misalnya ketika siswa diberikan soal latihan tentang nomina, banyak siswa yang malas untuk mengerjakan soal tersebut.Disamping itu siswa menganggap bahasa Jerman bukan merupakan mata pelajaran yang penting.Kesulitan yang disebabkan oleh faktor eksternal misalnya kurangnya siswa memanfaatkan kesempatan untuk menggunakan bahasa Jerman baik lisan maupun tulisan.Selain itu kondisi ideal sekolah seharusnya juga dapat membantu siswa agar lebih baik dalam menerima pelajaran di kelas.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah pada dasarnya faktor-faktor tersebut menjadi latar belakang kesulitan siswa dalam menggunakan nomina.Dengan pengetahuan tentang latar belakang siswa, guru dapat memberikan kemudahan dalam membantu mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan kemampuan siswa.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menguasai Nomina”.

Tinjauan Pustaka

Nomina merupakan jenis kata yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa karena nomina penting untuk semua keterampilan berbahasa.Hal ini sama dengan pendapat yang dijelaskan oleh “Nomen: (veraltend) deklinierbares Wort, das weder Pronomen noch Artikel ist (zusammenfassende Bezeichnung für Substantiv und Adjektiv.)” yang dapat diartikan bahwa (makna lama) kata yang dapat dideklinasikan, yang tidak berupa pronomen atau kata sandang (artikel). (istilah umum untuk kata benda dan kata sifat). Sementara dalam wiktionary disebutkan “Nomen : Oberbegriff aller deklinierbaren Wortarten (auch: Oberbegriff für Substantiv und Adjektiv).” Yang berartiistilah umum yang mencakup seluruh jenis kata yang dapat dideklinasikan. (istilah umum untuk kata benda dan kata sifat).

Nomina menurut Buβmann dalam Lexikon der Sprachwissenschaft Herausgegeben (2002:469) dijelaskan: Im weiteren Sinn: Zusammenfassenende Bezeichnung für nominale Wortarten, worunter in einigen Grammatiken alle deklinierbaren Wortarten ( Substantiv, Adjektiv, Pronomen und Normerale) fallen, in anderen bezieht sich N. in diesem weiteren Sinne nur auf Substansive und Adjective. (dalam arti luas : semua jenis kata yang dapat dideklinasikan yang

(5)

mencakup (substantiva, adjektiva, pronomina dan numeralia) atau yang hanya berhubungan dengan substantiva dan adjektiva.

Menurut Neubold dalam Grammatik kurz & Bündig (2008:1) menjelaskan bahwa “Nomen(das Substansive) kann man immer gut erkennen, da sie grundstzlich groβ geschrieben werden” yang diartikan bahwa orang dapat dengan baik mengenali kata benda, karena kata benda tersebut pada dasarnya ditulis dengan huruf besar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nomina atau kata benda adalah istilah umum yang mencakup jenis kata nominal, yang di antaranya membentuk semua jenis kata yang dapat dideklinasikan (Substantiva, Adjektiva, Pronomina dan Numeralia), yang dalam arti luas hanya berhubungan dengan kata benda dan kata sifat.

Jenis kata benda (Substantiva) menurut Neubold (2008:2) adalah sebagai berikut (1) Das Genus (das grammatische Geschlecht), Jenis Kelamin Gramatik yaituMaskulinum:der Löffel,Feminium:die Gabel,Neutrum:das Messer.Dalam bahasa Jerman dikenal tiga jenis kelamin pada kata benda: maskulin, feminin dan netral. Cara mengetahui kata benda itu maskulin, feminin atau netral dapat dilihat dari kata sandang (Artikel) nya. Apabila memakai kata sandang der adalah maskulin, die berarti feminin dan apabila memakai das berarti netral. Selanjutnya Neubold (2008:3) berpendapat bahwa “Die deutsche Sprache kennt drei grammatische Geschlechter. Die Artikel der, die, das machen das Geschlecht deutlich” dapat diartikanbahasa Jerman mengenal 3 jenis gender gramatikal. Artikel ,der’, ,die’, ,das’, membuat gender tersebut menjadi jelas. Berikut ini adalah tabel pengelompokan jenis gender.

Neubold (2008:4) menjelaskan bahwa “Ohne Artikel ist es oft schwer, das Genus der Substantive zu erkennen. Nur bei Personen ist es leicht, denn sie haben meist ein naturliches Geschlecht”menurut kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa tanpakata sandang(Artikel)seringkali sulituntuk mengidentifikasijenis kelamin nomina. Tetapi gender yang mengacu pada orang mudah, karena kebanyakan dari merekamemilikigender yang alamiah.(2) Der Numerus: (die grammatische Zahl. Dalam buku Grammatik kurz & bundig (Neubold; 2008:10) disebutkan bahwa “Substantive haben in der Regel einen Singular und einen Plural. Singular ist die grammatische Einzahl (das Buch). Plural ist die grammatische Mehrzahl (die Bucher).” Kalimat di atas menjelaskan bahwabiasanya Substantiva memiliki bentuk satuan (singular) dan bentuk jamak (plural). Bentuk satuan (singular) adalah bilangan tunggal secara tata bahasa contoh: ,das Buch’ ,sebuah buku’. Plural adalah bilangan jamak secara tata bahasa, contoh: ,die Bucher’ ,buku-buku’.

(6)

Buβmann (2002:555) mengemukakan bahwa “Singular bedeutet Einzahl. Im Singular kommen die Substantive in den drei Genera ( Femininum, Maskulinum, Neutrum) vor. Manche Worter gibt es nur im Singular, weil man sie nicht zählen kann” Menurut definisi tersebutsingular berarti bilangan tunggal. Dalam singular terdapat substantiva dalam 3 gender (feminin, maskulin, netral). Beberapa kata hanya terdapat dalam bentuk singular, karena orang tidak dapat menghitungnya. Contohnya: Abstrakta (abstrakta): das Geduld (kesabaran) der Fleiβ (ketekunan), Stoffnamen aus der Natur (nama bahan dari alam) :das Gold (emas), Im Zusammenhang mit dem Wetter (kata kata yang berhubungan dengan cuaca) :der Schnee (salju), der Regen (hujan), Tierische und pflanzliche Produkte (produk dari hewan dan tumbuhan) :das Heu (jerami), die Milch (susu).

Neubold (2008:9) menjelaskan bahwa “Plural bedeutet Mehrzahl. Das Geschlecht spielt hierbei keine Rolle. Der Artikel heiβt für alle Substantive die. Es gibt 5 typen der Pluralbildung.” Kalimat di atas menjelaskan bahwa plural berarti bilangan jamak. Dalam hal ini gender tidak berpengaruh. Kata sandang bentuk jamak untuk semua substantiva adalah ,die’. Ada 5 tipe pembentukan plural yaitu tipe 1 berakhiran –e. Contohnya : der Schirm, die Schirme’ (payung),die Luft menjadi die Lufte (udara). Tipe kedua berakhiran –n, -en. Contohnya: die Frau menjadi die Frauen (wanita; perempuan; isteri; sapaan untuk perempuan dewasa). Tipe ketiga berakhiran –endunglos atau tanpa akhiran. Contohnya: der Mantel menjadi die Mäntel (mantel), der Vater menjadi die Väter (ayah), das Leben menjadi die Leben (kehidupan). Tipe keempat berakhiran –er. Contohnya: der Mann menjadi die Männer (pria). Tipe kelima berakhiran –s. Contohnya: das Taxi menjadi die Taxis (taksi).

Keberhasilan siswa belajar nomina tergantung pada banyak faktor. Seperti faktor guru, fasilitas belajar (buku, media pembelajaran), kondisi kelas (jumlah siswa dalam satu kelas). Hasil belajar siswa di kelas kecil biasanya lebih baik dibandingkan dengan kelas besar, karena setiap siswa mendapat perhatian lebih intensif dari guru dalam memahami bahan pelajaran. Tetapi tidak demikian halnya dengan siswa SMA tempat penulis praktek pe lapangan, walaupun sudah ada buku pelajaran yang cukup baik, media internet dan guru yang berpengalaman, hasil belajar bahasa Jerman siswa terutama penguasaan nomina masih kurang memuaskan.

Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik dari sisi siswa maupun guru. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman.

(7)

Metode Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang memiliki kontribusi dan kepentingan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis.Metode deskriptif analitis ini bertujuan untuk mendeskripsikan data dengan melihat aspek rata-rata (mean), modus data dalam penelitian (Musfiqon 2012:170). Metode deskriptif analitis ini penulis dapat memaparkan kemampuan siswa dalam menguasai nomina serta mengetahui apa yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam menguasai nomina.Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 terhadap siswa kelas XII Bahasa.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i SMA Negeri 15 Bandung yang belajar bahasa Jerman yaitu siswa kelas bahasa yang berjumlah 15 orang dan sampel penelitian ini adalah 11 siswa. Empat siswa menjadi responden untuk uji coba instrumen penelitian.

Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian yaitu tes penguasaan nomina yang terdiri dari 25 butir soal. Bentuk tes berupa isian singkat dan pilihan ganda. Instrumen penelitian ini diambil dari buku Jung 1 karangan Dr. Mery Hutabarat dan Tim MGMP Jawa Barat.

Tes yang diuji cobakan tersebut terdiri dari 40 butir soal.Berdasarkan uji validitas maka diperoleh 25 butir soal yang valid, yang kemudian digunakan sebagai instrumen penelitian. Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan hambatan siswa dalam menguasai nomina

Data yang diperoleh dianalisis dengan cara menghitung skor nilai tes setiap siswa dan skor nilai rata-rata seluruh siswa. Wawancara direkam dengan perekam suara dan ketika wawancara berlangsung peneliti juga membuat catatan.Hasil wawancara dibuat transkripsinya dan dianalisis.

Diskusi Hasil Penelitian

Tes nomina dalam penelitian ini terdiri dari empat bentuk soal, yaitu menjodohkan bagian kata dengan tepat; menuliskan nomina beserta Artikel-nya; menjawab pertanyaan dengan jawaban “nein”dan melengkapinya; dan pilihan ganda. Berikut ini dijelaskan hasil tes secara keseluruhan dan hasil tes berdasarkan bentuk soal (1) hasil tes penguasaan nomina: seorang siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 80,00 dan seorang siswa memperoleh nilai terendah dengan nilai 36,00. Tiga siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu dengan nilai 44,00. Nilai rata-rata kemampuan penguasaan nomina adalah 52,36. Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan tes penguasaan nomina siswa

(8)

termasuk dalam kategori kurang. (2) Hasil tes menjodohkan bagian kata dengan tepat: seorang siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 100,00 dan seorang siswa memperoleh nilai terendah yaitu 60,00. Empat siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu 80,00. Nilai rata-rata kemampuan menjodohkan bagian kata dengan tepat adalah 79,09. Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung dalam menjodohkan kata dengan tepat adalah baik. (3) Hasil tes kemampuan menuliskan kata benda beserta Artikel-nya:tiga orang siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 50,00 dan dua siswa memperoleh nilai terendah yaitu 20,00. Empat siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu 40,00. Nilai rata-rata kemampuan menuliskan kata benda beserta Artikel-nya termasuk dalam kategori gagal.Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung dalam menuliskan kata benda beserta Artikel-nya adalah gagal. (4) Hasil tes kemampuan menjawab pertanyaan dengan jawaban “nein”dan melengkapinya: dua orang siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 50,00 dan seorang siswa memperoleh nilai terendah yaitu 30,00. Delapan siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu 40,00. Nilai rata-rata kemampuan menjawab pertanyaan dengan jawaban “nein” dan melengkapinya adalah 40,9.Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung dalam menguasai menjawab pertanyaan dengan jawaban “nein” dan melengkapinya adalah kurang. (5) Hasil tes pilihan ganda: Sembilan siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 50,00 dan dua siswa memperoleh nilai terendah yaitu 40,00. Sembilan siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu 50,00. Nilai rata-rata kemampuan pilihan ganda yaitu 48,2. Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung dalam pilihan ganda adalah kurang.

Data wawancara dengan guru dideskripsikan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman.Responden wawancara adalah guru bahasa Jerman di sekolah tempat penelitian.Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan guru berpendapat bahwa minat belajar bahasa Jerman siswa cukup tinggi. Hasil belajar siswa secara keseluruhan juga cukup memuaskan akan tetapi hasil belajar khusus penguasaan nomina termasuk dalam katagori kurang. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal yaitu karena siswa sering melakukan kesalahan dalam menentukan kata sandang (Artikel)dari nomina, siswa tidak menggunakan huruf kapital pada huruf pertama nomina, siswa malas berlatih dan kurang banyak bertanya kepada guru, siswa tidak memanfaatkan fasilitas WiFi yang ada di sekolah dengan baik, kemudian siswa jarang mengunjungi perpustakaan untuk mencari bahan pelajaran dari sumber lain.

Penyebab-penyebab kurangnya penguasaan nomina siswa seperti yang disebutkan di atas dapat dikategorikan sebagai faktor internal karena bersumber dari siswa sendiri.

(9)

Untuk mengatasi hal tersebut guru menggunakan teknik dan variasi pembelajaran dalam latihan nomina. Agar siswa tidak malas belajar, guru menyediakan waktu luang di luar jam pelajaran un tuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang bahan pelajaran yang belum dimengerti oleh siswa. Karena pihak sekolah telah menyediakan fasilitas WiFi, maka siswa dihimbau untuk memanfaatkan fasilitas tersebut secara optimal.Disamping itu, orang tua siswa juga dihimbau untuk memberikan motivasi pada anaknya agar mereka bersemangat untuk belajar baik di sekolah maupun di rumah.

Pada tes isian yang memuat keseluruhan nomina siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 52,36 yang termasuk ke dalam kategori kurang, sedangkan pada tes menjodohkan bagian kata dengan tepat siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 79,09 yang termasuk ke dalam kategori baik, siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 37,2 pada tes menentukan kata benda beserta Artikel-nya termasuk dalam kategori gagal, sedangkan pada tes menjawab pertanyaan dengan jawaban “nein” dan pilihan ganda siswa memiliki nilai rata-rata sebesar 48,2 temasuk dalam kategori kurang.

Jika dilihat dari masing-masing tes nomina, tes menjodohkan bagian kata dengan tepatdapat diselesaikan siswa dengan baik. Pada tes menjawab pertanyaan dengan jawaban “nein”dan pilihan ganda siswa masih kurang mampu untuk menjawab pertanyaan dengan benar, bahkan siswa gagal dalam tes menuliskan kata benda beserta Artikel-nya. Karena hasil tes siswa ada yang kurang dan gagal, maka guru sebaiknya menerapkan latihan dengan menggunakan teknik-teknik pembelajaran nomina yang lebih variatif kepada siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman.

Dari hasil wawancaradiperoleh data bahwa pada umumnya siswa kurang mampu dalam menguasai nomina. Ketidakmampuan ini disebabkan oleh kesulitan siswa menentukan kata sandang (Artikel) dari nomina, siswa tidak menggunakan huruf kapital pada huruf pertama nomina. Penyebab ketidakmampuan mereka adalah karena faktor internal dan eksternal. Oleh sebab itu, dihimbau untuk siswa lebih inisiatif berlatih dengan bimbingan guru dan memanfaatkan fasilitas WiFi dan perpustakaan secara optimal yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Sesuai dengan saran guru, diharapkan orang tua untuk memotivasi anaknya agar belajar lebih giat.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan deskripsi data dan hasil penelitian pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa kelas XII Bahasa semester ganjil SMA Negeri 15 Bandung dalam menguasai nomina termasuk dalam kategori kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai tes penguasaan nomina secara keseluruhan adalah

(10)

sebesar 52,36, sedangkan pada tes menjodohkan bagian kata dengan tepat siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 79,09 yang termasuk ke dalam kategori baik, siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 37,2 pada tes menentukan kata benda beserta Artikel-nya termasuk dalam kategori gagal, sedangkan pada tes menjawab pertanyaan dengan jawaban “nein” dan pilihan ganda siswa memiliki nilai rata-rata sebesar 48,2 temasuk dalam kategori kurang.

2. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menguasai nomina ada beberapa macam yaitu siswa sulit dalam menentukan kata sandang (Artikel) dan menggunakan huruf kapital pada huruf pertama nomina. Penyebab kesulitan tersebut adalah karena siswa kurang berlatih walaupun mereka memperoleh pelajaran bahasa Jerman selama empat jam pelajaran dalam seminggu, siswa tidak sering bertanya kepada guru, siswa tidak memanfaatkan fasilitas WiFi yang ada di sekolah secara optimal, kemudian siswa jarang mengunjungi perpustakaan untuk mencari bahan pelajaran dari sumber lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka penulis menyampaikan saran-saran berikut (1) Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai nomina, siswa hendaknya lebih banyak berlatih dalam mengerjakan soal sehingga tidak terjadi lagi kesalahan dalam menentukan kata sandang (Artikel) dari nomina dan penggunaan huruf kapital pada huruf pertama nomina. Kemudian siswa harus mempunyai inisiatif untuk mencari latihan-latihan soal tentang nomina baik dari buku maupun dari internet.(2) Dalam buku Kontakte Deutsch 1 tidak ditemukan latihan yang beragam mengenai nomina. Oleh sebab itu guru disarankan untuk menerapkan teknik-teknik pembelajaran nomina yang lebih variatif sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar bahasa Jerman.

DAFTAR PUSTAKA

Neubold, Joachim. 2008. PONS. Grammatik kurz & bündig Deutsch. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen GmBH.

Buβmann, Hadumod. 2002. Lexikon der Sprachwissenschaft Herausgegeben. Wahrig, Renate Burfeind (2006). Wahrig Deutches Wörterbuch. Gütersloh:Bertelsmann Lexikon Verlag GmbH.

Referensi

Dokumen terkait

Mangkunegara (2009) menyatakan bahwa “Pemberian tunjangan adalah suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi kepada pegawai agar mereka

dalam bahan pangan bihun memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen

• Example: CART – communication access realtime translation - is the instant translation of the spoken word into English text performed by a CART reporter using a

• To do so, the HRSC manager should communicate the level of commitment management must make to build and maintain a successful HRIS in terms of money, time, resources, appropriate

hasil dimana motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. guru TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta dalam

Taxpayers making remittance of USD 1 million or more are required to notify following information to the Banking and Payment Authority by email to paymentsdepartment@bancocentral.tl

kekuatan pesaing AS dan negara-negara sekutunya. Dengan kecenderungan, maka peran internasional tampaknya Rusia akan meningkat, dan negara tersebut akan lebih berani

Windha, S.H., M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu dan membimbing dalam proses pengerjaan skripsi