• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan dan peralatan pengambilan keputusan yang rasional, objektif, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. persyaratan dan peralatan pengambilan keputusan yang rasional, objektif, dan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup, maupun alokasi sumber-sumber yang dimilikinya. Kondisi yang demikian menyebabkan perlunya persyaratan dan peralatan pengambilan keputusan yang rasional, objektif, dan akurat. Tidak kalah pula pentingnya penanganan informasi interen dan eksteren perusahaan, yaitu berupa potensi-potensi yang dimiliki perusahaan dan faktor-faktor lingkungan yang langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kontinuitas perusahaan (Kamaruddin Ahmad, 2007: 5).

Mulyadi (2001: 7) menyatakan bahwa untuk menjadi perusahaan yang memiliki keunggulan daya saing, salah satu persyaratan penting yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah kemampuan untuk menjadi cost-effective dalam menghasilkan produk dan jasa. Untuk menjadi perusahaan yang cost-effective, manajemen perusahaan senantiasa harus melakukan peningkatan (improvement) terhadap berbagai aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa serta menghilangkan aktivitas bukan menambah nilai, sehingga customer hanya dibebani dengan biaya-biaya untuk aktivitas penambah nilai.

Perusahaan yang bergerak dalam struktur pasar penjual, kegiatan produksi justru lebih penting dari kegiatan penjualan. Kebanyakan perusahaan bergerak dalam struktur pasar pembeli, sehingga kegiatan produksi merupakan kegiatan

(2)

penunjang utama kegiatan penjualan. Artinya kegiatan produksi harus mempertimbangkan kegiatan penjualan (M. Nafarin, 2004: 39).

Perusahaan diharapkan dapat menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan danya anggaran biaya produksi. Artinya tingkat persediaan yang tidak terlalu besar, tidak pula terlalu kecil. Prinsip manajemen produksi menyatakan bahwa tingkat persediaan yang terlalu besar mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya dan risiko-risiko yang menjadi beban perusahaan. Sebaliknya tingkat persediaan yang terlalu kecil mengakibatkan banyaknya gangguan, kekurangan persediaan bahan mentah mendatangkan gangguan pada produksi, sedangkan kekurangan persediaan barang jadi mengakibatkan banyaknya langganan yang kecewa dan hilangnya peluang memperoleh keuntungan (Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2008: 183).

Perusahaan mengharapkan adanya peningkatan penjualan dan efesiensi biaya, manajemen harus mampu mengatur segala sesuatu yang dapat mempengaruhi seluruh proses dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Jika hal diatas dapat dipenuhi, maka pencapaian tujuan perusahaan akan lebih mudah untuk dicapai. Fungsi manajemen yang terutama dalam menciptakan suatu sistem pengendalian yang baik menurut Munandar (2010: 13) adalah fungsi perencanaan

(planning) dan fungsi pengendalian (controlling). Fungsi pengendalian (controlling) berhubungan dengan pengarahan kegiatan perusahaan sehingga

kegiatan perusahaan tersebut berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan. Fungsi perencanaan (planning) berhubungan dengan kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang. Kedua fungsi ini saling berkaitan

(3)

dan saling menunjang, karena pengendalian yang efektif dapat dilaksanakan jika terdapat perencanaan yang baik.

Pengendalian jumlah anggaran yang didasarkan atas angka standar yang benar juga berfungsi sebagai alat penilai efisiensi, karena angka standar yang dipakai memang efektif dan efisien. Sehingga realisasi biaya yang melebihi atau kurang dari jumlah yang dianggarkan dianggap merupakan pemborosan/penghematan yang sebenarnya. Dengan demikian selisih biaya benar-benar dapat dinilai sebagai penyimpangan dari yang seharusnya (Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2008: 23).

Penelitian mengenai anggaran biaya produksi dan pengendalian biaya produksi itu pun penulis lakukan pada PT AMRA. Perusahaan ini merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi yaitu memproduksi banyak produk untuk kebutuhan industri. Seperti halnya perusahaan manufaktur lainnya, perusahaan ini mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, dalam menentukan harga jual tersebut sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya produksi.

Perusahaan dalam menjalankan segala kegiatan proses produksi tersebut agar lancar maka dibutuhkan dana untuk membiayainya. Dalam hal ini kebutuhan dana dituangkan dalam suatu perencanaan yang dinamakan anggaran. Anggaran biaya produksi menjelaskan berapa banyak unit harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan memenuhi kebutuhan persediaan akhir (Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen, 2004: 359). Dengan menggunakan biaya standar sebagai patokan atau pedoman dalam menentukan biaya produksi maka perusahaan dapat

(4)

mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi barang yang dihasilkan akan seminimal mungkin (Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2008: 183).

Tindakan perbaikan pada masa yang akan datang, penyimpangan perlu dianalisa sehingga ditetapkan apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut. Dengan diketahui penyebabnya maka akan dapat pula diputuskan apa yang harus diperbaiki. Penyimpangan itu sendiri ada yang menguntungkan perusahaan dan ada pula yang merugikan perusahaan. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh Harahap (2003: 225) “Dalam hal biaya, maka jika biaya realisasi lebih besar dari pada anggaran dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari anggaran maka dianggap menguntungkan (favorable)”.

Berikut ini data yang didapat dari PT AMRA di Jakarta Barat :

Tabel 1.1

Anggaran Biaya Produksi Pada PT AMRA (Dalam Rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi Selisih Presentase (%) 2013 6.245.756.815 7.135.483.140 889.794.748 14,25% 2014 9.307.795.236 8.829.283.113 478.512.000 5,14% 2015 12.587.007.000 12.130.188.385 456.811.615 3,63% 2016 14.652.345.000 15.246.813.616 594.468.616 4,06% Sumber : Data diolah untuk penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat menggambarkan suatu fenomena yang tidak sesuai dengan teori. Dapat dilihat adanya indikasi ketidaksesuaian antara anggaran biaya produksi dan realisasi biaya produksi. Selisih pada tahun 2014 sebesar Rp478.512.000 dan tahun 2015 sebesar Rp456.811.615, merupakan favorable

(5)

variance karena realisasi lebih kecil dari anggaran. Sedangkan tahun 2013 sebesar

Rp889.794.748 dan tahun 2016 sebesar Rp594.468.616, keduanya merupakan

unfavorable variance karena realisasi lebih besar dari pada anggaran. Unfavorable variance ini menandakan ada kenaikan biaya dan juga adanya ketidakefisienan

yang berkaitan dengan biaya. Tidak maksimalnya peranan anggaran dalam mekanisme pengendalian atas proses produksi. Oleh sebab itu proses produksi perlu dikendalikan agar efisien dan efektif, semuanya itu perlu didukung dengan usaha manajemen perusahaan dalam melakukan perencanaan, pengelolaan dan pengendalian yang memadai (Andy. 2017).

Anggaran merupakan suatu rencana yang terperinci dan menyeluruh dari setiap kegiatan dan aktivitas perusahaan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain yang dijabarkan dalam angka dan satuan moneter untuk jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (Munandar, 2010: 1).

Manajemen perusahaan akan mempergunakan anggaran sebagai alat untuk pengendalian sebagai produksi, pada umumnya untuk mendapatkan pengendalian produksi dengan baik. Pada dasarnya anggaran yang dipergunakan perusahaan pada umumnya akan dipergunakan dalam pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang ada didalam perusahaan yang bersangkutan (Sutikno, 2011).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Vergiana Nurtias Herry Putri (2012), Lina Herlina (2012), Syamsul Arief (2013) bahwa anggaran biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap pengendalian biaya produksi.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut penulis tertarik untuk meneliti anggaran biaya produksi dan pengendalian biaya produksi pada PT AMRA

(6)

sebagai tempat penelitian dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH EFEKTIVITAS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT AMRA DI JAKARTA BARAT”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang akan menjadi pokok pembahasan di dalam penyusunan skripsi ini, sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh efektivitas anggaran biaya produksi terhadap pengendalian biaya produksi pada PT AMRA di Jakarta Barat.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mencari dan mendapatkan informasi sehubungan dengan anggaran biaya produksi dan pengendalian biaya produksi. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh anggaran biaya produksi terhadap pengendalian biaya produksi PT AMRA.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain:

(7)

1. Kegunaan Operasional untuk Pemecahan Masalah

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran perusahaan dan masukan kepada pihak manajemen yang berguna bagi perbaikan dan pengembangan dalam pengelolaan biaya produksi.

2. Kegunaan Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan terapan dan pengalaman dalam praktik tentang anggaran biaya produksi dan pengendalian biaya produksi disamping pengetahuan teoritis yang didapat selama kuliah, juga sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung. Serta dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian selanjutnya, serta untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan, serta pemahaman mengenai judul yang diteliti.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi pada PT AMRA yang berlokasi di Jalan Husein Sastra Negara No. 71 Jakarta Barat 15124. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Agustus 2017.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau mengurangkan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana

Meskipun jika diteliti dalam soal jawab antara Hakim Bicara dan pegawai Maybank sebagai saksi dalam kes ini, pihak bank masih belum mengamalkan polisi membenarkan harta

Atrofi papil bukan merupakan penyakit akan tetapi merupakan tanda akan kondisi yang berpotensi serius, keadaan ini merupakan proses akhir dari suatu proses yang terjadi di

Sedangkan Umar bin Khattab ketika mengomentari ayat ini berkata, “Jika Allah berkehendak, maka Ia akan berfirman dengan lafaz “ antum” yang berarti kita semua, akan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, kami mengajukan gagasan untuk membuat suatu sistem yang memudahkan dalam menentukan jenis tanaman obat

Selain permukaan yang memiliki daya pantul yang lebih besar (seperti salju atau es), semua energi tersebut akan diserap oleh tanah sehingga memanaskan permukaan

Untuk metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis berganda yang diperkuat dengan Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk