• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWENANGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEWENANGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEWENANGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN

NARKOTIKA DI PROVINSI LAMPUNG

Willyan Purnama, Upi Hamidah, SH., M.H., Satria Prayoga, S.H., M.H. Program Studi Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung,

JL. Soematri Brojonegoro NO. 1 gedung Meneng Bandar Lampung 35145 e-mail :male45@rocketmail.com

Abstrak

Badan Narkotika Nasional (BNN) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional. BNN bertugas untuk mengkordinasikan instansi pemerintah terkait dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan di bidang ketersediaaan, pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan zat adiktif lainnya.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kewenangan BNN Provinsi Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika di Provinsi Lampung? (2) Faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat dalam melaksanakan kewenangan BNN Provinsi Lampung dalam pencegahan narkotika di Provinsi Lampung?

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan yuridis dan empiris dengan data primer dan sekunder, dimana masing-masing data diperoleh dari penelitian kepustakaan dan dilapangan. Analisis data dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat yang kemudian berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus dapat ditarik kesimpulan.

Hasil pembahasan menunjukkan bahwa: (1) kewenangan BNN Provinsi Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika di Provinsi Lampung terdiri dari Publikasi ialah merupakan program informasi dan pengetahuan tentang bahaya narkotika kepada setiap lapisan masyarakat terutama generasi muda, Sosialisasi ialah sebuah proses penanaman nilai dan aturan mengenai bahaya narkotika, dan Pengkaderan ialah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi. (2) Faktor yang menjadi penghambat BNN Provinsi Lampung dalam melaksanakan kewenangan bidang pencegahan di Provinsi Lampung terdiri dari Kurangnya anggaran untuk melakukan kegiatan, Kurangnya daya dukung masyarakat, Sikap dan mental pegawai BNN Provinsi Lampung yang tidak sesuai dengan visi dan misi BNN Provinsi Lampung.

Saran dalam penilitian ini adalah Pemerintah Daerah Provinsi Lampung hendaknya memberikan kebijakan untuk menambah besarnya dana oprasional yang dialokasikan pada BNN Provinsi Lampung, dengan demikian program kerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan semaksimal mungkin sehingga tujuan yang hendak dicapai terutama pencegahan penyalahgunaan narkotika di Provinsi Lampung.

(2)

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara peserta dari Konvensi Tunggal Narkotika 1961, berdasarkan Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1976 tentang pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika, pemerintah Indonesia telah melakukan pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961 beserta protokol yang mengubahnya.

Berdasarkan Inpres, Kepala BAKIN membentuk Bakolak Inpres Tahun 1971 yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menanggulangi bahaya Narkoba. Bakolak Inpres adalah sebuah badan koordinasi kecil yang beranggotakan wakil-wakil dari Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, dan lain-lain, yang berada di bawah komando dan bertanggung jawab kepada Kepala BAKIN. Badan ini tidak mempunyai wewenang operasional dan tidak mendapat alokasi anggaran sendiri dari ABPN melainkan disediakan berdasarkan kebijakan internal BAKIN.

Menghadapi permasalahan Narkoba yang berkecenderungan terus meningkat, Pemerintah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.

Badan Narkotika Nasional adalah sebuah Lembaga non-struktural Indonesia yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden Repulbik Indonesia. BNN dibentuk berdasarkan keputusan Presiden Repulbik Indonesia Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional yang kemudian diganti dengan peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional.

Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, BNN diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Narkotika dan prekursor Narkotika. Badan Narkotika Nasional (BNN) memiliki kewenangan memberikan pembinaan kepada masyarakat tentang bahaya Narkotika, mendorong dan menggugah kesadaran masyarakat untuk tidak mengkonsumsi Narkotika, serta

(3)

membangktikan peran aktif serta kepedulian masyarakat untuk memerangi

Oleh karena itu di Provinsi Lampung dibentuk sebuah Badan Narkotika Provinsi berdasarkan peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga lain sebagian bagian dari Perangkat Daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung. Dari uraian latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Kewenangan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Lampung Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Di Provinsi Lampung”

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan yuridis dan empiris dengan data primer dan sekunder, dimana masing-masing data diperoleh dari penelitian kepustakaan dan dilapangan. Analisis data dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat yang kemudian berdasarkan

fakta-fakta yang bersifat khusus dapat ditarik kesimpulan.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Badan Narkotika Provinsi Lampung. 3.1.1. Sejarah Badan Narkotika Provinsi Lampung.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden No 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional. BNN bertugas untuk mengkordinasikan instansi pemerintah terkait dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan di bidang ketersediaaan, pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotikadan Zat adiktif lainnya.

4.1.2. Visi dan Misi BNN Provinsi Lampung.

Visi BNN Provinsi Lampung adalah menjadi lembaga non-kementrian yang profesional dan mampu menggerakan seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dalam melaksanakan pencegahan, pemberantasan

(4)

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya di Indonesia.

Misi BNN Provinsi Lampung adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan terhadap penyandang masalah penyalahgunaan Narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya.

2. Meningkatkan

profesionalisme dan potensi sumber daya manusia (SDM) yang bebas dari Narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya.

3. Meningkatkan partisipasi usaha masyarakat dalam memerangi peredaran Narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya.

4. Memonitor dan menyusun kebijakan P4GN.

4.1.3. Tugas BNN Provinsi Lampung.

Tugas BNN Provinsi Lampung mengacu pada tugas BNN Nasional yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Adapun tugas tersebut adalah :

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan Nasional mengenai

pencegahan dan

pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; 2. Mencegah dan memberantas

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; 3. Berkoordinasi dengan Kepala

Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; 4. Meningkatkan kemampuan

lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat; 5. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas menyusun dan

(5)

melaksanakan kebijakan Nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.

3.1.4. Fungsi BNN Provinsi Lampung.

Fungsi BNN Provinsi Lampung berdasarkan peraturan Presiden Republik Indonesia No 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional antara lain :

1. Penyusunan dan perumusan kebijakan Nasional di bidang

pencegahan dan

pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang selanjutnya disingkat dengan P4GN.

2. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan prosedur P4GN. 3. Penyusunan perencanaan,

program dan anggaran BNN.

4. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang P4GN.

5. Pelaksanaan kebijakan Nasional dan kebijakan teknis P4GN di bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama.

3.1.5. Stuktur Organisasi BNN Provinsi Lampung.

Struktur organisasi pada Badan Narkotika Provinsi Lampung berdasarkan Pasal 20 Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

1. Kepala BNN Provinsi; 2. Tata Usaha;

3. Kasubag Perencanaan. 4. Kasubag bagian administrasi; 5. Kasubag bagian logistik; 6. Kabid pencegahan;

7. Kabid pemberdayaan masyarakat;

8. Kabid pemberantasan; 9. Kasi desiminasi informasi; 10. Kasi peran serta masyarakat; 11. Kasi intelejen;

(6)

12. Kasi advokasi;

13. Kasi pemberdayaan alternatif.

3.2. Kewenangan Badan Narkotika Provinsi Lampung Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Provinsi Lampung. Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Ahmad Alamsyah, selaku Kepala Bidang Pencegahan BNP Lampung menyatakan bahwa usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Badan Narkotika Provinsi Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psiktropika dan Zat adiktif lainnya dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan BNN Provinsi Lampung dalam memberikan sosialisasi, advokasi, diskusi mengenai bahaya Narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya di kalangan pelajar, mahasiswa, masyarakat, instansi pemerintah dan swasta.

3.2.1. Publikasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Ahmad Alamsyah bahwa usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka sosialisasi dan publikasi oleh Badan Narkotika Provinsi Lampung sebagai realisasi kerjasama dengan instansi

pemerintah serta lembaga penegak hukum lainnya, antara lain berupa : a. Membuat/menyebarkan poster Biasanya poster atau spanduk yang berisikan tentang bahaya Psikotropika di tempatkan di tempat tempat umum yang mudah terlihat oleh masyarakat umum sehingga mereka (masyarakat itu) secara murni bisa mengetahui akibat negatif yang bisa ditimbulkan dari pengguna Narkotika, Psiktropika adiktif lainnya tersebut sehingga masyarakat akan sadar dan berubah untuk memerangi Narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya sehingga kita semua bisa menciptakan bebas dari Narkotika (say no to drugs).

b. Stigmanisasi

Paket stigmanisasi adalah pemberian citra negatif atau cap bagi Narkotika dan setiap orang atau kelompok yang terlihat dalam peredaran dan penyalahgunaan Narkotika. Tujuan paket ini yaitu agar muncul rasa prihatin terhadap korban dan rasa benci yang luar biasa kepada para penyedia Narkotika masyarakat.

(7)

c. Fasilitasi

Paket fasilitasi yaitu upaya menyiapkan sarana cegah dini bagi masyarakat agar tidak terkena pengaruh Narkotika. Sarana tersebut meliputi keolahragaan dan kesenian, ekonomi produktif, kepemimpinan dan organisasi serta kegiatran keagamaan. fasilitas lain yang bersifat langsung adalah tersedianya tempat konsultasi sebagai pusat informasi Narkotika. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan oleh badan Narkotika Provinsi Lampung dalam hal fasilitasi yaitu pendidikan satgas anti Narkotika di sekolah- sekolah di kabupaten/kota seProvinsi Lampung yang dilaksanakan di hotel kurnia 2 bandar Lampung.

d. Controlling

Paket selanjutnya controlling, yaitu pengawasan terhadap setiap elemen yang memiliki keterlibatan dan tanggung jawab terhadap peredaran gelap terhadap peredaran gelap dan penyalahgunaan Narkotika. Elemen-elemen tersebut diantaranya adalah tempat-tempat hiburan, lembaga negara dan pemerintah khususnya yang terkait dengan penegakan hukum dan selanjutnya adalah lingkungan pendidikan dan

pemukiman masyarakat. Paket pengawasan yang dilaksanakan berupa keikutsertaan badan Narkotika Provinsi Lampung dalam opersi rutin Narkotika dan Psiktropika yang dilaksanakan oleh polda Lampung bersama polisi militer.

e. Supporting

Drs. Ahmad Alamsyah lebih lanjut mengatakan bahwa, paket supporting yaitiu paket dukungan terhadap berbagai upaya yang dilakukan oleh setiap elemen, baik pemerintah maupun masyarakat dalam rangka menekan peredaran gelap dan penyalahgunaan Narkotika, antara lain dilakukan dengan cara :

1. Memberikan training tenaga penyuluh P4GN dan HIV/AIDS untuk masyarakat.

2. Ikut serta dalam razia rutin/razia gabungan di tempat-tempat hiburan malam yang dilaksanakan oleh polda Lampung, poliosi militer, dan polisi pamong praja.

3.2.2 Sosialisasi

Untuk menyebarluaskan kepada masyarakat umum maupun pada generasi muda tentang bahanya pemakaian obat-obatan terlarang

(8)

maka dari pihak Badan Narkotika Provinsi Lampung melakukannya dengan cara penyuluhan baik di masyarakat langsung maupun di Lembaga Pemasyarakatan agar masyarakat umum dan generasi muda tidak lagi mempergunakan obat terlarang tersebut. Sehingga mereka (masyarakat dan generasi muda) bisa hidup normal dan wajar tanpa pengaruh dari obat-obatan terlarang tersebut. selain itu juga, biasanya dilakukan penyuluhan kesekolah-sekolah melalui kerja sama dengan pihak kepolisian dan Badan Narkotika Provinsi Lampung untuk memberikan penjelasan tentang bahaya penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Ahmad Alamsyah, bahwa peran Badan Narkotika Provinsi Lampung lebih ditekankan kepada aspek preventif (pencegahan) atau non penal. Akan tetapi dari aspek reprensif Badan Narkotika Provinsi Lampung juga cukup berperan aktif, yaitu lewat paket controlling dimana pada kasus-kasus Narkotika tertentu Badan Narkotika Provinsi Lampung mengambil peran sebagai pengawas

dengan tidak menutup kemungkinan Badan Narkotika Provinsi Lampung melakukan tekanan atau pressure terhadap aparat penegak hukum apabila dinilai terlibat dalam kompromi penegakan hukum dengan para tersangka atau terdakwa, terutama sekali tersangka/terdakwa pemberian informasi tentang adanya penyalahgunaan Narkotika dan transaksi perdagangan Narkotika kepada aparat kepolisian.

3.2.3. Pengkaderan

Pengkaderan yang dilakukan oleh BNN Provinsi Lampung mempunyai tujuan untuk menanamkan pola pikir kepada seluruh masyarakat yang ada di Provinsi Lampung khususnya para pemuda – pemudi agar dapat sadar dan dapat saling mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat terhadap betapa berbahanya dari penyalahgunaan Narokotika itu sendiri. Hal itu dilakukan karena generasi muda sebagai penerus bangsa dan juga sebagai pemimpin pada masa depan haruslah dapat menjadi pedoman bagi generasi muda lainnya, tidak dapat dibayangkan apabila generasi yang memimpin bangsa kita sendiri

(9)

terjebak dalam penyalahgunaan Narkotika.

3.3. Faktor Penghambat BNN Provinsi Lampung Dalam Pencegahan Bahaya Narkotika di Provinsi Lampung.

BNN Provinsi Lampung sebagai organisasi pemerintah dan sekaligus organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap ancaman bahaya Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya khususnya di Provinsi Lampung tentunya dalam melaksanakan atau menjalankan perannya banyak menemui kendala-kendala atau hambatan-hambatan disamping itu banyak juga ditemui dukungan-dukungan yang sangat berarti. Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Ahmad Alamsyah, selaku Kepala Bidang Pencegahan BNP Lampung menyatakan bahwa yang merupakan faktor penghambat bagi BNN Provinsi Lampung dalam melakukan pencegahan bahaya Narkotika antara lain :

3.3.1. Anggaran

Mengenai hal tersebut, Drs. Ahmad Alamsyah, selaku Kepala Bidang Pencegahan BNP Lampung menyatakan bahwa secara aktual atau

pada kenyataannya masih ada program-program kegiatan BNN Provinsi Lampung belum dapat dilaksanakan, seperti membangun fasilitas konsultasi yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

3.3.2. Daya Dukung Masyarakat ( Tingkat Kepedulian)

Kendala atau hambatan selanjutnya menurut Drs. Ahmad Alamsyah, yang masih banyak pihak dari masyarakat yang tidak atau kurang mendukung program-program BNN Provinsi Lampung.

3.3.3. Sikap dan Mental Pegawai. Menurut Drs. Ahmad Alamsyah, kendala yang cukup serius yaitu tidak komitnya beberapa pegawai BNN Provinsi Lampung terhadap visi dan misi BNN Provinsi Lampung. Mereka dalam melakukan pekerjaannya tidak konsisten, seperti pada saat melakukan razia banyak pegawai yang terlambat bahkan tidak ikut melakukan razia.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dianalisis bahwa faktor penghambat BNN Provinsi Lampung dalam penanggulangan Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya

(10)

yaitu faktor anggaran, dalam hal ini menyangkut pembiayaan program-program BNN Provinsi Lampung. Faktor mental pegawai dalam hal ini terjadi pelanggaran terhadap visi dan misi BNN Provinsi Lampung oleh beberapa pegawai BNN Provinsi Lampung. Faktor sosial hal ini masih banyak elemen-elemen masyarakat yang kurang mendukung program-program BNN Provinsi Lampung bahkan terjadi pergeseran dalam menilai BNN Provinsi Lampung. Apabila di analisis lebih lanjut faktor penghambat yang lebih dominan dalam penanggulangan Narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya adalah faktor mental pegawai BNN itu sendiri. Sikap mental yang jelek dalam hal ini telah menodai visi dan misi BNN Provinsi Lampung yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung dan Keputusan Gubernur akan mampu memberikan imej buruk di mata masyarakat. Karena tidak dapat dipungkiri jaringan Narkotika akan berkembang apabila organ-organ yang berperan dalam memberantas Narkotika dijadikan pelindung dan sarang Narkotika itu sendiri.

IV. KESIMPULAN 4.1. Kesimpulan.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Dasar hukum Badan Narkotika Nasional (BNN) diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional. Untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat tentang bahaya Narkotika dan menggugah kesadaran masyarakat untuk tidak mengkonsumsi Narkotika, serta membangktikan peran aktif serta kepedulian masyarakat untuk memerangi Narkotika.

Kewenangan BNN Provinsi Lampung dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkotika di wilayah hukum Provinsi Lampung dilakukan dengan cara :

1. Publikasi, yaitu program informasi dan pengetahuan tentang bahaya Narkotika kepada setiap lapisan masyarakat terutama generasi muda, membuat/menyebarkan poster

(11)

yang berisikan tentang bahaya Narkotika dan Psikotropika di tempatkan di tempat tempat umum yang mudah terlihat oleh masyarakat umum.

2. Faktor penghambat BNN Provinsi Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan Narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya dikarenakan minimnya biaya yang dianggarkan (dana operasional) sehingga tidak mampu membangun fasilitas-fasilitas tempat konsultasi dalam rangka merealisasikan program-program kerja. Rendahnya sikap mental beberapa pegawai BNN Provinsi Lampung terhadap visi dan misi BNN Provinsi Lampung. 4.2. Saran.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mencoba memberikan saran demi perbaikan di masa datang sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah Provinsi Lampung hendaknya memberikan kebijakan untuk menambah besarnya dana yang dialokasikan pada badan Narkotika Provinsi Lampung, dengan demikian

program kerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan semaksimal mungkin

2. Dalam rangka pencegahan penyalahgunaaan Narkotika, dan Psiktropika dan Zat adiktif lainnya, sebaiknya Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung dapat mempertanjam posisinya sebagai gerakan moral yang memotivasi masyarakat untuk menjauhi dan memusuhi Narkotika, Psiktropika dan Zat adiktif lainnya Tanpa adanya kesatuan mental ini, maka dikhawatirkan akan muncul penilaiaan dari masyarakat bahwa Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung tidak berbeda jauh dengan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan lainnya yaitu mencari kesempatan dalam kesempitan dan dengan adanya beberapa pegawai yang tidak konsisten terhadap visi dan misi badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung, yang pada akhirnya akan berdampak pada kualitas dan kuantitas dukungan masyarakat terhadap Badan Narkotika Provinsi Lampung,

(12)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku

Dirjosisworo Soedjono, 1990, hukum Narkotika indonesia, PT Citra Aditia Bakti Bandung

Ganjong, 2007. Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia

Kansil CST. 1984. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta.PN Balai Pustaka

Martono Harlina Lidya dan Satya Joewana, 2006. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba Dan Keluarganya, Balai Pustaka, Jakarta

Muhammad abdul kadir. 2004. Hukum dan penelitian hukum. Citra aditya bhakti. Bandung Sasangka Hari, 2003. Narkotika Dan

Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Mandar Maju, Bandung

B. Undang-Undang dan Peraturan Terkait

Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika

Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional

Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional di bidang P4GN. Website http://www.negrahukum.com/hukum /pengertian-kewenangan. http://www.slideshare.net/abd3llah/k ekuasaan-dan-wewenang

Referensi

Dokumen terkait

• 15-16 MARET 2017: DR Budi Rahardjo (ID-CERT) hadir sebagai Keynote dan Pembicara di Cyber Intelligence Asia IV di Kuala Lumpur, Malaysia. Diwakili oleh

Eriksen, Ethnicity and Nationalism; Antropological Perspectives, Secon Edition, Pluto Press London, 2002; 20.. 2 tertentu ada juga yang berakhir dengan nuansa konfrontatif,

In this connection, the need for an exploratory volume of moral educational essays specifically focused on virtue theory seemed pressing; for despite growing recognition in

[r]

[r]

DAFTAR : JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI LINGKUP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) YANG AKAN DIDELEGASIKAN KE BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN

Penelitian bertujuan menganalisa penyebab munculnya persamaan nomor sertipikat pada obyek tanah yang berbeda dan mengetahui upaya perlindungan hukum terhadap

Dalam kaitannya perencanaan sistim pendingin air tawar dengan heat exchanger.. terdapat suatu