• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN SAMPUL DALAM i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI iii HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI iv KATA PENGANTAR v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN viii

DAFTAR ISI ix

ABSTRAK xi

ABSTRACT xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang masalah 1

1.2 Rumusan masalah 7

1.3 Ruang lingkup masalah 7

1.4 Orisinalitas penelitian 8 1.5 Tujuan penelitian 10 1.5.1 Tujuan umum 10 1.5.2 Tujuan khusus 10 1.6 Manfaat penelitian 10 1.6.1 Manfaat teoritis 10 1.6.2 Manfaat praktis 10 1.7 Landasan teoritis 11 1.8 Metode penelitian 16 1.8.1 Jenis penelitian 16 1.8.2 Jenis pendekatan 17 1.8.3 Sifat penelitian 17 1.8.4 Sumber data 18

(2)

x

1.8.5 Teknik pengumpulan data 19

1.8.6 Teknik pengolahan dan analisis data 20

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN SEWA MENYEWA

DAN WANPRESTASI 21

2.1 Perjanjian sewa menyewa 21

2.1.1 Pengertian perjanjian 21

2.1.2 Pengertian sewa-menyewa 22

2.1.3 Syarat sahnya perjanjian sewa menyewa 28

2.1.4 Bentuk perjanjian sewa menyewa 36

2.1.5 Hubungan hukum para pihak dalam perjanjian sewa menyewa 38

2.2 Wanprestasi 41

2.2.1 Pengertian wanprestasi 41

2.2.2 Bentuk-bentuk wanprestasi 45

2.2.3 Sebab terjadinya wanprestasi 47

BAB III PELAKSANAAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL PADA PT. SAI SENJA TRANSPORT DI KOTA

DENPASAR 50

3.1 Proses terjadinya sewa menyewa mobil pada PT. Sai Senja Transport 50 3.2 Hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian

sewa menyewa mobil pada PT. Sai Senja Transport 55

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA

PT. SAI SENJA TRANSPORT 62

4.1 Akibat hukum apabila terjadi wanprestasi oleh pihak penyewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada

PT. Sai Senja Transport di Kota Denpasar 69

4.2 Penyelesaian wanprestasi pihak penyewa dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada PT. Sai Senja Transport di Kota Denpasar 69

(3)

xi BAB V PENUTUP 73 5.1 Kesimpulan 73 5.2 Saran-saran 74 DAFTAR PUSTAKA 75 DAFTAR RESPONDEN LAMPIRAN

(4)

xii

ABSTRAK

Tulisan ini berjudul “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Pada PT. Sai Senja Transport Di Kota Denpasar”. Dimana dalam penulisan ini memiliki tujuan untuk mengetahui mengenai proses pelaksanaan dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada PT. Sai Senja Transport dan pertanggung jawaban serta akibat hukum apabila terjadi wanprestasi dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada PT. Sai Senja Transport. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu menggunakan metode penelitian Yuridis Empiris , yaitu melakukan penelitian terhadap suatu permasalahan yang ada lalu ditinjau dari segi hukumnya dan kemudian dihubungkan dengan praktek penerapannya di masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perjanjian sewa menyewa mobil dalam pelaksanaannya menimbulkan hak dan kewajiban yang mengikat para pihak. Hak dan kewajiban para pihak dilaksanakan berdasarkan ketentuan dalam perjanjian yang disepakati. Mengenai adanya wanprestasi yang dilakukan pihak penyewa menimbulkan akibat hukum berupa penggantian kerugian atau sanksi yang diberikan kepada pihak yang menyebabkan terjadinya wanprestasi. Upaya penyelesaian sengketa wanprestasi dalam perjanjian sewa menyewa mobil yaitu melalui jalur non litigasi, namun apabila tidak dapat di selesaikan dengan cara tersebut maka akan ditempuh penyelesaian melalui jalur litigasi atau pengadilan.

(5)

xiii ABSTRACT

The title of paper is "Completion of Default In Car Lease Agreement On PT. Sai Senja Transport in Denpasar City ". Where in this paper has the purpose to find out about the process of implementation in a car lease agreement with PT. Sai Senja Transport and accountability as well as the legal consequences in case of default in the car lease agreement with PT. Sai Senja Transport. The method used in this writing that uses Juridical Empirical research methods, which is doing research on an issue that is last in terms of the law and then linked with the practice of its application in society

Based on the results of research on a car lease agreement in its implementation with rights and obligations that bind the parties. The rights and obligations of the parties held under the provisions of the treaty agreed. Regarding the default committed tenant legal consequences in the form of restitution or sanctions given to the party that caused the default. Mediation in the breach in the car lease agreement is through non-litigation, but if it can not be solved in this way it will be pursued through the settlement of litigation or court.

(6)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, sarana transportasi sangat diperlukan untuk menunjang aktifitas, terutama dalam mempermudah usaha maupun aktifitas lainnya. Pada dasarnya manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhannya, karena keterbatasan kemampuan yang berbeda-beda tidak sedikit orang yang lebih cenderung memilih jasa penyewaan mobil untuk mempercepat sistem kerja guna mempersingkat waktu dengan hasil yang maksimal. Provinsi Bali yang menjadi salah satu tujuan wisata oleh wisatawan lokal maupun asing pastilah tidak luput dari permasalahan transportasi, untuk mempermudah perjalanan para wisatawan tersebut, diperlukan adanya suatu sarana penunjang yaitu sarana di bidang transportasi. Saat ini seperti di Kota Denpasar sekarang sangat mudah ditemukan tempat penyewaan mobil dimana banyaknya peminat penyewaan mobil di Kota Denpasar menjadi alasan banyaknya orang yang membuka jasa penyewaan yang menyediakan jasa transportasi mobil dengan harga sewa yang bervariasi, sehingga para wisatawan dapat memilih harga sewa yang sesuai dan terjangkau.

Seseorang yang membutuhkan jasa transportasi dapat menyewa mobil di tempat penyewaan mobil, dimana terlebih dahulu dibuatlah perjanjian tertulis antara kedua belah pihak, yaitu antara penyewa dan yang menyewakan, dalam hal ini adalah perjanjian sewa menyewa mobil.

Pada dasarnya sewa-menyewa hanya dapat terjadi apabila ada kata sepakat antara pihak yang menyewakan (pemilik barang) dengan penyewa yaitu dengan ditanda-tangani Surat Perjanjian Sewa, dengan adanya kata sepakat artinya kedua belah pihak telah se-iya sekata

(7)

untuk mengikatkan diri. Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.1

Menurut Subekti yang dimaksud dengan sewa menyewa adalah: “Suatu perjanjian dengan mana pihak yang satunya mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya”.2Dari peristiwa

ini timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan.

Salah satu penyedia jasa penyewaan mobil di Kota Denpasar adalah PT. Sai Senja Transport, PT. Sai Senja Transport yang beralamat di Jalan Tukad Pancoran IV Blok K No. 8 Denpasar merupakan badan usaha hukum yang bergerak dibidang penyedia jasa transportasi mobil yang beroperasi di daerah Kota Denpasar. Penyewa yang ingin menyewa mobil dapat menggunakan mobil yang disediakan oleh PT. Sai Senja Transport setelah dipenuhinya beberapa prosedur yang telah ditetapkan oleh PT. Sai Senja Transport, langkah pertama adalah pengecekan kondisi mobil yang akan disewa yang dilakukan oleh pihak penyewa apakah mobil layak untuk dipakai. Hal ini didasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak dalam perjanjian yang disepakati yang menyatakan bahwa mobil layak untuk dipakai. Langkah kedua selanjutnya adalah, kedua belah pihak menandatangani perjanjian secara tertulis dimana perjanjian tersebut mengatur ketentuan seperti, jangka waktu penyewaan, syarat-syarat sebagai penyewa, hak dan kewajiban sebagai penyewa, dan selanjutnya dilakukan proses pembayaran serta penyerahan mobil kepada penyewa.

1R. Subekti, 1995, Aneka Perjanjian (selanjutnya disebut R. Subekti I), Cetakan ke-10, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung, h.164.

(8)

Kesepakatan antara kedua belah pihak yang tertuang dalam bentuk perjanjian tertulis dicatat dan dibukukan oleh pihak PT. Sai Senja Transport dengan tujuan agar mempermudah menghubungi atau menemui pihak penyewa bilamana terjadi hal-hal yang tidak terduga seperti adanya pelanggaran atas perjanjian atau wanprestasi, dari uraian ini dapat diketahui bahwa serah terima mobil antara penyewa dan pemberi sewa terjadi setelah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak.

Kesepakatan dalam sebuah perjanjian sangatlah penting, dimana dalam perjanjian yang disepakati kedua belah pihak tersebut, pihak pemberi sewa hanya memberikan hak pakai dengan melakukan pemungutan biaya atas pemakain barang yang disewakan. Dalam hal ini, hak milik atas barang tetap pada pemberi sewa bukan pada pihak penyewa dimana pihak penyewa hanya mendapatkan hak pakai atas kesepakatan yang telah disepakati bersama.3

Perjanjian sewa menyewa adalah suatu perjanjian konsensual yaitu perjanjian yang terjadi karena adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUH Perdata) perjanjian ini sudah mempunyai kekuatan mengikat (Pasal 1338). Didalam KUH Perdata dibedakan mengenai jenis perjanjian sewa menyewa, yaitu perjanjian sewa menyewa secara tertulis dan perjanjian sewa menyewa secara lisan :

1. jika sewa dibuat dengan tulisan, maka sewa itu berakhir demi hukum, apabila waktu yang ditentukan telah lampau, tanpa diperlukannya sesuatu pemberhentian untuk itu. 2. jika sewa tidak dibuat dengan tulisan, maka sewa itu tidak berakhir pada waktu yang

ditentukan, melainkan jika pihak lain memberitahukan bahwa ia hendak menghentikan

3Wirjono Prodjodikoro, 1986, Pokok-Pokok Hukum Perdata(selanjutnya disebut Wirjono Prodjodikoro

(9)

sewanya, dengan mengindahkan tenggang-tenggang waktu yang diharuskan menurut kebiasaan setempat.

Seperti halnya perjanjian pada umumnya, di dalam perjanjian sewa menyewa juga memberlakukan ketentuan umum mengenai syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu :

1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya; 2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. suatu pokok persoalan tertentu;

4. suatu sebab yang tidak terlarang.

Syarat nomor 1 atau kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya akibat perjanjian dan syarat nomor 2 atau kecapakan para pihak untuk membuat suatu perikatan disebut sebagai syarat subjektif, yaitu syarat untuk subjek hukum atau orangnya.4 Sedangkan syarat nomor 3 atau mengenai pokok persoalan tertentu dan syarat nomor 4 atau sebab yang tidak terlarang disebut sebagai syarat objektif, yaitu syarat objek hukum atau bendanya.5

Dalam sebuah kesepakatan sebuah perjanjian pastinya kedua belah pihak yang berjanji ingin adanya prestasi dalam kesepakatannya, tetapi tidak jarang juga dalam pemenuhan prestasi tersebut terjadi kelalaian yang menyebabkan terjadi peristiwa hukum berupa tidak terpenuhinya prestasi oleh salah satu pihak yang disebut wanprestasi. Prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie” yang berarti ketepatan janji untuk membayar atau memenuhi janji untuk membayar, sedangkan wanprestasi /ingkar janji, berasal dari bahasa Belanda yang artinya prestasi yang

4CST Kansil dan Christine S.T Kansil, 1985, Modul Hukum Perdata Termasuk Asas-Asas Hukum

Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, h. 223.

(10)

buruk. Wanprestasi terjadi apabila dalam suatu perjanjian salah satu pihak tidak melakukan kewajibannya, baik karena alpa atau kelalaian kelalaian atau kealpaan.6

Permasalahan-permasalahan tersebut muncul antara lain apabila terjadi kehilangan-kehilangan atau penyalahgunaan. Hal kehilangan-kehilangan disini dapat terjadi pada bagian-bagian tertentu atau seluruhnya dari keberadaan kendaraan yang disewa oleh si penyewa dan penyalahgunaan ini dapat terjadi apabila penyewa menggunakan sebagai jaminan utang dan di dalam praktek juga sering terjadi apabila kendaraan/mobil tersebut tidak dikembalikan sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan. Hal ini tentu mengakibatkan kerugian bagi pihak yang menyewakan, baik itu kerugian waktu maupun kerugian tentang barang yang disewakan.

Menurut penjelasan Ibu Putu Swandari direktur PT. Sai Senja Transport disebutkan bahwa yang dimaksudkan wanprestasi oleh PT. Sai Senja Transport dapat terjadi apabiladalam perjanjian terjadi :

1. tidak melakukan apa yang seharusnya disanggupi, seperti tidak memberitahukan kepada pihak PT. Sai Senja Transport 2 (dua) jam sebelum masa sewa berakhir terkait dengan konfirmasi pengembalian mobil atau terkait dengan perpanjangan masa sewa mobil sebagaimana diatur dalam perjanjian yang telah disepakati;

2. mengembalikan kembali mobil yang disewa namun tidak tepat waktu atau terlambat sebagaimana tenggang waktu yang telah disepakati bersama;

3. melakukan kelalaian dalam menjaga mobil ketika sedang disewa yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada kondisi mobil, baik kerusakan ringan maupun kerusakan berat;

(11)

4. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan, seperti memindah tangankan hak sewa mobil kepada pihak lain yang tidak tercantum dalam perjanjian serta menjadikan mobil yang disewa menjadi sebuah jaminan tertentu. (wawancara, tanggal 09 Oktober 2016)

Wanprestasi didalam pelaksanaan perjanjian sebagaimana disebutkan diatas merupakan hambatan didalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa yang pada umumnya terjadi karena adanya kelalain atau kealpaan dari pihak penyewa, meskipun pada peristiwa tertentu ini dapat terjadi karena adanya keadaan yang terpaksa yang menyebabkan terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh pihak penyewa dalam pelakasanaan perjanjian sewa menyewa tersebut.

Dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa ini menimbulkan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak, secara tidak langsung perjanjian ini menuntut agar kedua belah pihak dalam pelaksanaannya terikat terhadap apa yang telah disepakati. Secara umum, hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil antara kedua belah pihak yaitu pihak penyewa dengan pihak pemberi sewa adalah wanprestasi oleh penyewa. Seperti keterlambatan pengembalian mobil yang telah ditentukan waktu pengambilannya dalam kesepakatan yang telah dibuat, serta dipindahtangankanya hak pakai terhadap mobil sewaan oleh penyewa karena mobil yang disewa menjadi barang yang digadaikan kepada pihak ketiga oleh penyewa.

Berdasarkan berbagai uraian yang telah disebutkan , penulis ingin mengusulkan sebuah penelitian dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmih / skripsi yang berjudul “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Pada PT. Sai Senja Transport Di Kota Denpasar”.

(12)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti tersebut diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan terhadap perjanjian sewa menyewa mobil pada PT. Sai Senja Transport di Kota Denpasar ?

2. Bagaimanakah penyelesaian apabila dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada PT. Sai Senja Transport terjadi wanprestasi oleh pihak penyewa ?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Agar penelitian ini tidak menimbulkan penafsiran yang terlalu luas dan untuk lebih terarahnya dalam melakukan penelitian ini diperlukan pembatasan ruang lingkup penelitian, adapun ruang lingkup dalam penulisan ini adalah hanya untuk mengetahui proses pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil dan upaya-upaya apa yang ditempuh terhadap mobil yang disewa apabila kemudian terjadi wanprestasi.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Dalam rangka menumbuhkan semangat anti plagiat dalam pembuatan skripsi maupun karya ilmiah lainnya, maka mahasiswa diwajibkan untuk mampu menunjukan keaslian / orisinalitas dari penelitian yang dibuat, maka dari pada itu penulis mencantumkan beberapa karya ilmiah yang berhubungan dengan penelitian yang dibuat. Adapun dalam penelitian ini, penulis mencantumkan 2 (dua) skripsi yang berkaitan dengan “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Pada PT. Sai Senja Transport Di Kota Denpasar”

(13)

Tabel 1.1

Daftar Penelitian Sejenis

No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah

1. Tanggung Jawab Penyewa Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Kendaraan Roda Empat di Kota Denpasar

I.G.A. Ayu Mirah Novia Sari (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana) Tahun 2009

1. Bagaimanakah tanggung jawab penyewa apabila pihak penyewa wanprestasi dalam perjanjian sewa menyewa kendaraan roda empat di Kota Denpasar ?

2. Bagaimanakah upaya

penyelesaian wanprestasi dakam perjanjian sewa menyewa kendaraan roda empat di Kota Denpasar ?

(14)

2. Pertanggung Jawaban Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Antara Penyewa dengan CV Citra Sarana Rent Cardi Kota Pekanbaru

Gita Herliana (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Riau Pekanbaru) Tahun 2010 1. Bagaimanakah mengenai ketentuan hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan sewa menyewa mobil pada CV Citra Sarana Rent Car ?

2. Bagaimanakah ketentuan mengenai penyelesaian sengketa dalam wanprestasi oleh penyewa dalam pelaksanaan sewa menyewa mobil pada CV Citra Sarana Rent Car ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hal yang penting untuk menentukan suatu hasil. Demikian pula halnya dengan setiap penulisan karya ilmiah, haruslah menunjukan tujuan yang dapat dipertanggung jawabkan, dengan demikian tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Tujuan umum

1. Untuk mengetahui pelaksanaan terhadap perjanjian sewa menyewa mobil pada rent car di Kota Denpasar.

2. Untuk mengetahui pertanggung jawaban penyewa mobil apabila dalam perjanjian sewa menyewa mobil terjadi wanprestasi.

(15)

1.5.2 Tujuan khusus

1. Untuk memahami mengenai proses pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil khususnya pada PT. Sai Senja Transport di Kota Denpasar.

2. Untuk memahami upaya pertanggung jawaban yang dapat dilakukan dalam penyelesaian wanprestasi terhadap mobil yang diperjanjikan dalam perjanjian sewa menyewa khususnya pada PT. Sai Senja Transport di Kota Denpasar.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mahasiswa maupun masyarakat umum mengenai perjanjian sewa menyewa mobil. Diharapkan juga dari hasil penelitian ini dapat diaplikasikan kedepannya oleh masyarakat umum agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak diingingkan dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil.

1.6.2 Manfaat praktis

Tulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyelesaikan permasalahan sejenis mengenai perjaanjian sewa menyewa bagi praktisi hukum, para pengusaha transport, serta masyarakat umum.

1.7 Landasan Teoritis

Pembahasan ini perlu sekiranya dikemukakan suatu landasan teoritis yang menjadi landasan berpikir dan yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas. Perjanjian sewa-menyewa diatur di dalam BAB VII Buku III KUH Perdata yang berjudul “Sewa-Menyewa” yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan Pasal 1600 KUH Perdata.

M. Yahya Harahap menyatakan bahwa sewa menyewa (huur en verhuur) merupakan suatu persetujuan antara pihak yang menyewakan (pada umumnya pemilik barang) dengan

(16)

pihak penyewa. Pihak yang menyewakan menyerahkan suatu barang yang hendak disewa kepada pihak penyewa untuk dinikmati sepenuhnya. Penikmatan berlangsung untuk jangka waktu tertentu dengan pembayaran sejumlah harga sewa yang ditentukan.7 Sewa menyewa adalah suatu penyerahan barang oleh pemilik barang kepada orang lain itu untuk memulai dan memungut hasil dari barang itu dang dengan syarat pembayaran uang sewa oleh pemakai kepada pemilik.8

Jadi dapat disimpulkan bahwa, sewa menyewa merupakan suatu perjanjian yang menyerahkan barang, oleh karena dalam hal sewa menyewa, pihak yang menyewakan diwajibkan menyerahkan barangnya kepada si penyewa, sedangkan pihak yang menyewa diwajibkan membayar harga sewa. Dalam hal ini barang itu diserahkan tidak untuk dimiliki, melainkan hanya untuk dipakai atau dinikmati pengunaannya. Dengan demikian penyerahan tadi hanya bersifat penyerahan kekuasaan belaka atas barang yang disewa tersebut.

Dalam pembuatan penelitian ini digunakan beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini guna menunjang pembahasan permasalahan tersebut, antara lain :

Menurut Subekti : “Meskipun dalam sewa menyewa itu adalah perjanjian konsensuil, namun oleh undang-undang diadakan perbedaan antara sewa tertulis dan sewa lisan”.9 Subekti juga berpendapat bahwa dengan dijualnya barang disewa, maka suatu persewaan yang

7M.Yahya Harahap,1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni Bandung, Bandung, h. 220.

8Marhainis Abdul Hay, 1984, Hukum Perdata Material, Jilid II, cet. 4, Pradnya Paramita, Jakarta, h. 91. 9R. Subekti, 1989, Hukum Perjanjian, (selanjutnya disebut R. Subekti II), cet. IV, PT. Intermasa, Jakarta,

(17)

dibuatnya sebelumnya tidaklah diputuskan, kecuali apabila ia telah diperjanjikan pada waktu menyewakan barangnya tersebut.10

Pasal 1550 KUH Perdata menyatakan tiga macam kewajiban pokok dari pihak yang menyewakan, yaitu :

pertama : untuk menyerahkan (leveran) barangnya kepada si penyewa.

kedua : untuk memelihara barangnya sedemikian rupa, sehingga barangnya dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksud.

ketiga : untuk memberikan hak kepada penyewa untuk menikmati barang yang disewakan itu dengan tentram (rusting genot) selama berlangsunya sewa.11

Sedangkan hak dari pihak yang menyewakan adalah :

pertama : mendapatkan uang sewa harus dibayar oleh pihak penyewa tepat waktunya sesuai dengan perjanjian.

kedua : pihak yang menyewakan berhak untuk menuntut ganti rugi kepada pihak penyewa apabila barang yang diewakan rusak.12

Pasal 1560 KUH Perdata menyebutkan kewajiban pokok dari pihak penyewa memiliki dua kewajiban, yaitu :

Pertama : untuk memakai barang sewaan secara berhati-hati (Alsengoed Huisvader) sesuai dengan tujuan barang itu menurutpersetujuan sewa

10R. Subekti I, op.cit, h.48.

11Wirjono Prodjodikoro, 1981, Hukum Perjanjian tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu(selanjutnya

disebut Wirjono Prodjodikoro II), cet. VII,Sumur Bandung, Bandung, h. 53.

(18)

atau jika tidak ada persetujuan mengenai hal itu, sesuai dengan tujuan barang itu menurut persangkaan menyangkut keadaan.

Kedua : untuk membayar uang sewa pada waktu yang telah ditentukan.13 Sedangkan hak dari penyewa adalah :

pertama : penyerahan barang yang disewa harus dalam keadaan terpelihara sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan yang dimaksud.

kedua : adanya jaminan dari pihak yang menyewakan akan tidak adanya cacat dari barang yang disewa.14

Pasal 1552 ayat (1) KUH Perdata menyatakan : “Pihak yang menyewakan harus menanggung, bahwa pada barang yang disewa tiada cacat, yang berakibat menghalangi si penyewa memakai barang, meskipun pihak yang menyewakan, pada waktu persetujuan sewa menyewa itu ditiadakan, tidak tahu adanya cacat itu.”15

Ayat (2) Pasal 1552 menegaskan : “Apabila si penyewa mendapat rugi sebagai akibat dari cacat itu, maka pihak yang menyewakan wajib memberi ganti rugi.”16

Dalam bukunya, Djoko Prakoso dan Bambang Riyadi Lany menulis bahwa jika dilihat dalam Pasal 1553 KUH Perdata dalam sewa menyewa resiko mengenai barang yang dipersewakan dipikul oleh si pemilik barang, yaitu pihak yang menyewakan. Djoko Prakoso dan Bambang Riyadi Lany juga menyebutkan dalam bukunya bahwa “resiko”adalah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak.

13Ibid, h. 54.

14Ibid. 15Ibid, h. 56. 16Ibid.

(19)

Misalnya : barang yang diperjualbelikan musnah di tengah jalan, karena kapal yang mengangkut karam.17

Mengenai resiko lebih jelasnya dapat diketahui dari bagian umum hukum perjanjian yang diatur dalam Buku Ketiga KUH Perdata mengenai perikatan, dalam Pasal 1553 KUH Perdata disebutkan bahwa apabila barang yang disewakan musnah sepenuhnya dalam masa sewa karena suatu kejadian yang tak disengaja, maka persetujuan sewa gugur demi hukum. Dari perkataan “Gugur demi Hukum” ini dapat disimpulkan bahwa masing-masing pihak sudah tidak dapat menuntut suatu apa-apa dari pihak lawannya.

Dalam bukunya, Abdulkadir Muhammad menyebutkan jika tidak dilaksanakannya kewajiban dalam sebuah perjanjian itu dapat menimbulkan berbagai kemungkinan akibat, baik yang berkenaan dengan perjanjiannya sendiri maupun yang berkenaan dengan kewajiban pihak-pihak.18 Untuk meminimalisir akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, terhadap kewajiban-kewajiban para pihak sebaiknya dimuat didalam perjanjian sewa menyewa tersebut sebelum tercapainya kesepakatan. Abdlukadir Muhammad juga mengatakan bahwa perjanjian sewa menyewa dapat dibuat secara tertulis dan daat pula secara tidak tertulis / lisan.19

Menurut Subekti, perbedaan antara sewa menyewa tertulis dengan tidak tertulis lebih menekankan pada waktu yang diperjanjikan, jika dalam sewa menyewa tertulis berakhirnya sewa demi hukum bila waktu yang ditentukan telah lampau, tanpa diperlukannya suatu pemberitahuan untuk itu. Sedangkan dalam sewa menyewa secara tidak terulis / lisan,

17Djoko Prakoso, Bambang Riyadilany, 2000, Dasar Hukum Persetujuan Di Indonesia, PT. Citra Aditya

Bhakti, Bandung, h.68.

18Abdulkadir Muhammad, 1992, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan(selanjutnya

disebut Abdulkadir Muhammad I), Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 14.

(20)

berakhirnya sewa itu tidak berakhir pada waktu yang ditentukan, melainkan setelah salah satu pihak memberitahukan kepada pihak lain bahwa ia hendak menghentikan sewanya.20

Dalam pelaksanaanya terkadang dalam pemenuhan prestasi sering terjadi wanprestasi / kelalaian yang dilakukan oleh pihak penyewa.

Subekti dalam bukunya menguraikan bahwa wanprestasi / kelalaian seorang debitur dapat berupa empat jenis, yaitu :

1. debitur tidak mampu melakukan apa yang disanggupi akan yang diperjanjikan; 2. debitur melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana dijanjikan; 3. debitur melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi terlambat dalam pelaksanaanya; 4. debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.21 Mariam Darus Badrulzaman, menyebutkan bahwa dalam perjanjian ada tiga bentuk wanprestasi, yaitu :

1. debitur sama sekali tidak berprestasi; 2. debitur salah berprestasi;

3. debitur terlambat berprestasi.22

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian, dari uraian tersebut maka dipahami bahwa penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan dengan metode ilmiah yang bertujuan untuk menjawab rumusan rumusan

20R. Subekti, 1992, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional (selanjutnya disebut R. Subekti III), PT. Citra

Aditya Bakti, Bandung, h. 31.

21R. Subekti I, op.cit, h. 44.

22Mariam Darus Badrulzaman,2001, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung, h.

(21)

masalah dan mencapai tujuan tujuan dari suatu penelitian guna mendapatkan kebenaran ataupun ketidak beneran suatu masalah yang ada.23 Adapun Sugiyono menyatakan metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.24

1.8.1 Jenis penelitian

Penelitian hukum jika dilihat berdasarkan fokus penelitiannya dibagi menjadi beberapa jenis. Abdulkadir Muhammad membaginya menjadi 3 (tiga) yaitu penelitian hukum normatif, penelitian hukum normatif-empiris, penelitian hukum empiris.25

Ketiga jenis penelitian tersebut dapat menggunakan studi kasus hukum. Dalam hal ini, kasus hukum dikonsepkan sebagai peristiwa hukum dan produk hukum.

Dalam penulisan penelitian ini digunakan jenis penelitian yuridis empiris, jenis penelitian ini merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kebenaran, yaitu dengan melihat peraturan yang ada dengan pelaksanaannya atau kenyataan dalam masyarakat (dasollen dan dassein).26 Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui perjanjian dalam sewa menyewa mobil dan penyelesain terhadap wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil.

23Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, h. 3.

24Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,

Bandung, h.6.

25Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum (selanjutnya disebut Abdulkadir

Muhammad II), cet. I, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung, h. 52.

(22)

1.8.2 Jenis pendekatan

Dalam penulisan penelitian ini, jenis pendekatan yang digunakan adalah : 1. Pendekatan Fakta (The Fact Approach)

Pendekatan ini dilakukan dengan melihat keadaan nyata di wilayah penelitian dilakukan, dimana penelitian ini dilakukan pada PT. Sai Senja Transport di Kota Denpasar.

2. Pendekatan Perundang-undangan (The Statue Approach)

Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan kajian terhadap undang-undang yang terkait dengan permasalahan, selanjutnya dihubungkan dengan fakta di lapangan yang menjadi tempat penelitian.27

1.8.3 Sifat penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah penelitian deskritif, dimana dalam penelitian ini memberikan uraian atau gambaran terhadap peristiwa hukum yang diteliti dengan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.28 Sehingga dalam penelitian ini akan

difokuskan pada penggambaran/pemaparan khususnya mengenai bentuk penyelesaian terhadap wanprestasi mobil yang di gadaikan penyewa pada pihak ketiga.

27Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, h. 97.

28Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas

(23)

1.8.4 Sumber data

Dalam penulisan penelitian ini, adapun data yang didapatkan bersumber dari : 1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari sumber utama di lapangan, data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan baik dari responden maupun informan, dimana data tersebut berasal dari observasi atau pengamatan secara langsung ke tempat kejadian dan melalui teknik wawancara (interview).

Informan bisa di artikan sebagai seseorang atau lebih yang memberikan informasi kepada tentang segala hal yang berkaitan dengan subjek penelitian.29

Responden adalah seseorang atau lebih yang dapat memberikan tanggapan atas pertanyaan yang di ajukan peneliti kepadanya lewat daftar pertanyaan.30 Dalam hal ini

pihak- pihak yang mengetahui atau sebagai responden terkait mengenai bentuk penyelesaian terhadap wanprestasi mobil oleh penyewa pada PT. Sai Senja Transport sebagai pihak pemberi sewa terhadap mobil.

2. Data Sekunder

a) Bahan hukum primer, diperoleh dari Kitab Undang – Undang Hukum Perdata. b) Bahan hukum sekunder, diperoleh dari buku-buku, literatur-literatur, jurnal, artikel,

website, serta data / bahan lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diangkat.

c) Bahan hukum tersier, diperoleh dari Kamus Hukum.

29 Ade Saptomo, 2009, Pokok pokok metodologi Penelitian Hukum Empiris Murni, Jakarta Trisakti,

Jakarta, h.81.

(24)

1.8.5 Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam keberhasilan sebuah penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan alat apa yang digunakan. Menurut Soerjono Soekanto, dalam penelitian lazimnya dikenal tiga jenis pengumpul data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, wawancara atau interview.31

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) teknik observasi, dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap peristiwa yang terjadi pada lokasi penelitian terkait dengan permasalahan yang diteliti.

2) teknik wawancara, dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan informan, pertanyaan itu dirancang secara sistematis guna mendapatkan jawaban-jawaban yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada PT. Sai Senja Transport di Kota Denpasar, dan wawancara dilakukan kepada narasumber Ibu Putu Swandari direktur PT. Sai Senja Transport, Ibu Mayumi Wulan Trisna manager PT. Sai Senja Transport, dan Ibu Vitria Anjarsari selaku pihak penyewa.

1.8.6 Teknik pengolahan dan analisis data

Setelah keseluruhan data telah terkumpul dan dicari kebenarannya dalam hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, baik data primer dan data sekunder, maka

31 Soerjono Soekanto, 1990, Ringkasan Metodelogi Penelitian Hukum Empiris, Cet. Ke-1,

(25)

data tersebut diolah secara kualitatif. Setelah melalui proses pengolahan data, kemudian data tersebut dianalisa dan disajikan secara deskritif analisis. Deskritif adalah pemaparan hal-hal penelitian secara sistematis dan menyeluruh menyangkut fakta yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan analisis artinya fakta yang berhubungan dengan penelitian dianalisis secara cermat sehingga kemudian didapatkan kesimpulan penelitian.32

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah , menguraikan penjelasannya mengenai upah yakni “suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha

Salah satu koperasi yang cukup berkembang di Indonesia adalah Koperasi Simpan Pinjam. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang modalnya berdasarkan hasil dari

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 73 ayat 3 diatur mengenai pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan

Dari hasil analisis data dari pengujian hipotesis yang dilakukan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Understanding the Turbulence of Business Environment in Telecom Industry: Empirical Evidence from Indonesia Memahami Turbulensi Lingkungan Bisnis pada

Kebijakan Penilaian Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung pada Dinas Penataan Ruang Kota Bandung Tahun 2017”..

Berdasarkan kandungan fosil Foraminifera planktonik yakni dengan hadirnya Globorotalia acostaensis untuk pertama kalinya pada sampel PS2, di bagian atas Formasi Ledok,

koperasi tersebut di atas di Persidangan Negeri Perak 2021 yang akan diadakan pada 17 Mac 2021 (Rabu). Bersama-sama ini disertakan pengesahan saya sebagai wakil