• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI..."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ix

HALAMAN SAMPUL DALAM ... i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 5

1.4 Orisinalitas ... 6 1.5 Tujuan Penelitian ... 9 a. Tujuan umum ... 9 b. Tujuan khusus ... 10 1.6 Manfaat Penelitian ... 10 a. Manfaat teoritis... 10

(2)

x b. Manfaat praktis... 11 1.7 Landasan Teoritis ... 11 1.8 Metode Penelitian ... 17 a. Jenis penelitian ... 18 b. Sifat penelitian ... 18 c. Jenis pendekatan ... 18 d. Sumber data ... 19

e. Teknik pengumpulan data ... 20

f. Teknik analisis data ... 21

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA KONTRAK DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA ... 22

2.1 Tenaga kerja ... 22

2.1.1 Pengertian tenaga kerja ... 22

2.1.2 Dasar hukum tenaga kerja ... 23

2.2 Pengusaha ... 24

2.2.1 Pengertian pengusaha ... 24

2.2.2 Sanksi hukum bagi pengusaha yang melanggar membayar umk ... 25

(3)

xi

2.3.2 Jenis pekerja ... 26

2.3.3 Hak dan kewajiban pekerja ... 27

2.4 Perjanjian Kerja ... 29

2.4.1 Pengertian perjanjian kerja ... 29

2.4.2 Syarat sahnya perjanjian kerja ... 32

2.4.3 Jenis perjanjian kerja ... 36

2.5 Upah ... 38

2.5.1 Pengertian upah ... 38

2.5.2 Perlindungan upah ... 39

2.5.3 Sistem pengupahan ... 42

2.6 Upah Minimum Kabupaten/Kota ... 43

2.6.1 Pengertian upah minimum ... 43

2.6.2 Pengertian upah minimum kabupaten/kota ... 44

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PENGUPAHAN PEKERJA KONTRAK DIBAWAH UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENPASAR……….……….………. 45

3.1 Sistem Pengupahan Bagi Pekerja Kontrak... 45

3.2 Perlindungan Hukum Pekerja Kontrak Dalam Pengupahan Dibawah Upah Minimum Kabupaten/Kota ... 55

(4)

xii

BAB IV KENDALA DALAM PENGUPAHAN PEKERJA KONTRAK DIBAWAH UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

DENPASAR... 66

4.1 Perusahaan Melakukan Penundaan Kenaikan Gaji/Upah Sesuai Dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota ... 66

4.2 Faktor Yang Dihadapi Pengusaha Yang Tidak Mampu Membayar Upah Minimum Kabupaten/Kota ... 79

BAB V PENUTUP ... 84 5.1 Kesimpulan ... 84 5.2 Saran-saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Daftar Informan 2. Daftar Responden

3. Tabel Peraturan Gubernur Bali No. 01 Tahun 2016 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota

(5)

xiii

Dalam sistem pengupahan pekerja/buruh bagi melakukan suatu perjanjian kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, ketenagakerjaan melarang pengusaha atau perusahaan melakukan diskriminasi pemberian upah terhadap para pekerja sudah diterapkan oleh pemerintah provinsi atau kabupaten/kota. Maka dari itu pekerja/buruh sebaiknya membuat suatu kesepakatan bekerja kepada pengusaha atau perusahaan agar tidak terjadinya suatu kerugian bagi pihak yang lemah terutama pihak pekerja/buruh yang sering terjadi dirugikan. Seperti yang dituangkan dalam Pasal 4 ayat (4) Permenaker No. 17 Tahun 2005, dikatakan sebagai kesepakatan tertulis ditempuh dan dilakukan melalui proses perundingan bipartit antara pekerja/buruh dengan pengusaha di perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan atas latar belakang masalah diatas , maka saya sebagai selaku penulis tertarik untuk mangangkat suatu bentuk karya ilmiah yang berjudul : “Tanggung Jawab Pengusaha Terhadap Kesejahteraan Pekerja Kontrak Dibawah Upah Minimum Kabupaten/Kota di Denpasar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui perlindungan hukum dalam hal pengupahan pekerja kontrak yang dibawah upah minimum kabupaten/kota dan (2) mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengupahan pekerja kontrak dibawah upah minimum kabupaten/kota. Metode penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris.

Hasil penelitian ini adalah perlindungan hukum terhadap karyawan mengenai upah kerja Kota Denpasar akan dimediasi oleh pihak Dinas Ketenagakerjaan Kota Denpasar, dimana akan terjadi pengecekan ke perusahaan jika terbukti memang terdapat permasalahan pembayaran upah dibawah UMK Kota Denpasar. Tindakan tersebut sesuai ketetapan Undang – Undang karena setiap pekerja/buruh berhak atas penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan dalam pengupahan yang dapat melindungi pekerja/buruh.

Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Kenaikan ini salah satunya disebabkan adanya penyesuaian, pengubahan dan penambahan kebutuhan hidup layak (KHL). Beberapa faktor utama yang menjadi kendala perusahaan tidak dapat membayarkan gaji karyawan sesuai UMK antara lain: keuangan perusahaan yang buruk, sistem penggajian perusahaan yang tidak transaparan dan kurangnya kesadaran dari para karyawan mengenai hukum tenaga kerja.

(6)

xiv

ABSTRACT

In the system of remuneration of workers / laborers to carry out a labor agreement pursuant to Act No. 13 of 2003, prohibits employment entrepreneurs or companies to discriminate against workers wages have been adopted by the provincial or district / city. Thus the workers / laborers should make a deal work to entrepreneurs or companies to avoid the occurrence of a loss to the weaker party, especially the workers / laborers are often disadvantaged. As set forth in Article 4 paragraph (4) of Manpower Regulation No. 17 of 2005, said to be a written agreement be reached and executed through a bipartite negotiations between workers / laborers with employers in the company concerned.

Based on the background of this problem, so I am as interested as the author took away a form of scientific paper entitled: "Against Employers Responsibility Contract Workers Welfare Minimum Wage Under Regency / City in Denpasar". The purpose of this study was to determine the legal protection in terms of wage contract workers under the minimum wage district / city and knowing the obstacles encountered in wages of contract workers below the minimum wage districts / cities. This research method is empirical juridical

The results of this study is the legal protection of the employees regarding wages Denpasar will be mediated by the Department of Employment Denpasar, where there will be checking into the company if it is proved there was indeed a problem of wage payment under the UMK Denpasar. Such actions according to provisions of Law - Law for each worker / laborer is entitled to the income that meets a decent living for humanity, the government has set up a remuneration policy which can protect workers / laborers.

Minimum Wages District / City (UMK) always increase every year. This increase is due to an adjustment, alteration and addition of decent living needs (KHL). Some of the main factors that constrain the company can not pay the salaries of employees in accordance UMK among others: poor corporate finance, payroll systems that do not transaparan and lack of awareness of employees regarding labor laws.

(7)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbagai perkembangan industri di Kota Denpasar mempengaruhi pola produksi dan distribusi masyarakat, hal ini membawakan dampak berbagai positif ataupun negatif pada perekonomian di masyarakat Kota Denpasar dengan kaitannya dengan kenaikan kebutuhan hidup masyarakat. Maka dalam itu perusahan banyak sekali berbagai perusahaan menawarkan pekerjaannya tetapi perusahaan harus patuh membayar upah kepada pekerja atau buruh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Upah atau gaji merupakan hasil yang diterima berupa uang sebagai imbalan yang dilakukan pekerja/buruh atas jasa atau tenaga yang diberikan kepada perusahan. Dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaa, “pengertian dari Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.” Dalam ketenagakerjaan dahulu dikenal dengan hukum perburuhan yang merupakan terjemahan dari bahasa arbeidsrechts. Dari terjemahan tersebut terdapat pendapat dari para ahli tentang pengertian hukum perburuhan. Menurut Molenaar memberikan pendapat mengenai arbeidsrechts adalah bagian dari hukum yang berlaku pada pokoknya mengatur hubungan antara buruh dengan majikan antara

(8)

2

buruh dengan buruh dan antara buruh dengan penguasa1. Iman Soepomo memberikan batasan pengertian hukum perburuhan adalah suatu himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah2. Dalam hal perkembangan hukum perburuhan di indonesia, pemerintah (Depnaker) pada waktu kongres Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) II tahun 1985 istilah dari buruh telah diganti menjadi pekerja dikarenakan istilah buruh kurang sesuai, buruh lebih cenderung pada golongan yang terbawah atau yang selalu berada dipihak lain yaitu majikan. Dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 1 angka (4) memberikan suatu penjelasan mengenai pengertian dari pekerja atau buruh adalah “setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apa pun”.

Adapun pengertian dari perusahaan yang diatur dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 1 angka (6) yakni :

a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang

perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain

b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

1

Iman Soepomo, 1985, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, h.1 2

(9)

3

Bagi perusahaan dilarang membayar upah/gajinya kepada pekerja atau buruh dibawah Upah Minimum Kabupaten/Kota ( UMK ) yang sudah diatur oleh Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan atau disebut dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Pasal 89 yang berbunyi :

1. upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat terdiri atas :

a. upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota; b. upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau

kabupaten/kota.

2. upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak.

3. minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota.

4. komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri. Dalam sistem pengupahan pekerja/buruh bagi melakukan suatu perjanjian kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, ketenagakerjaan melarang pengusaha atau perusahaan melakukan diskriminasi pemberian upah terhadap para pekerja sudah diterapkan oleh pemerintah provinsi atau kabupaten/kota.

Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-01/Men/1999 Tentang Upah Minimum Pasal 14 Ayat (1) menyatakan : Bagi pekerja yang berstatus tetap, tidak tetap dan dalam masa percobaan,upah diberikan oleh pengusaha serendah-rendahnya sebesar upah minimum. Maka dari itu perusahaan harus sesuai dengan kondisi keuangan atau perekonomian untuk menentukan upah diberikan kepada pekerja atau buruh. UMK atau dikenal dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota sering menjadi sorotan terhadap aspeknya ketenagakerjaan seperti Upah Minimum

(10)

4

Kabupaten/Kota yang sering ditetapkan sangat berbeda dengan dikenyataanya, sering kali perusahaan memberikan upahnya dibawah minimum sesuai dengan aturan yang ditentukan sehingga pekerja/buruh sering mendapatkan kerugian kesejahteraan bagi pekerja. Seperti pekerja yang bekerja sebagai satpam ataupun yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun atau lebih sering kali mendapatkan upah atau gaji ya tidak sesuai dengan upah yang disepakati oleh pengusaha atau perusahaan sehingga pekerja/buruh bekerja kurang bergairah melakukan semua tugas dari pekerjaannya.

Adapun faktor yang mendukung dan melatar belakangi terjadinya kemiskinan, lemahnya strukur sosial dan ekonomi, kurangnya kesempatan bekerja, kejahatan yang terorganisir, kekerasan terhadap orang-orang yang memiliki status sosial yang dianggap rendah, diskriminasi terhadap orang-orang yang memiliki tingkat perekonomian yang kurang, kurang kewaspadaan korban untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, kurangnya pendidikan yang bersifat menyeluruh, yang terutama meliputi pendidikan dalam ilmu pengetahuan,pendidikan moral, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan.

Maka dari itu pekerja/buruh sebaik ya membuat suatu kesepakatan bekerja kepada pengusaha atau perusahaan agar tidak terjadinya suatu kerugian bagi pihak yang lemah terutama pihak pekerja/buruh yang sering terjadi dirugikan. Seperti yang dituangkan dalam Pasal 4 ayat (4) Permenaker No. 17 Tahun 2005, dikatakan sebagai kesepakatan tertulis ditempuh dan dilakukan melalui proses perundingan bipartit antara pekerja/buruh dengan pengusaha di perusahaan yang bersangkutan.

(11)

5

Dari perundingan bipartit itu kemudian melahirkan suatu kesepakatan yang selanjutnya kesepakatan tersebut dituangkan secara tertulis dalam Perjanjian Kerja yang dikenal dengan singkatan (PK), Peraturan Perusahaan (PP), atau Perjanjian Kerja Bersama/Kesepakatan Kerja Bersama (PKB/KKB).

Jadi berdasarkan atas latar belakang masalah diatas , maka saya sebagai selaku penulis tertarik untuk mangangkat suatu bentuk karya ilmiah yang berjudul : Tanggung Jawab Pengusaha Terhadap Kesejahteraan Pekerja Kontrak Dibawah Upah Minimum Kabupaten/Kota di Denpasar

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan suatu permasalahan hukum ke dalam suatu rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimanakah perlindungan hukum dalam hal pengupahan pekerja kontrak dibawah upah minimum kabupaten/kota di denpasar ?

2. Apakah kendala yang dihadapi dalam pengupahan pekerja kontrak dibawah upah minimum kabupaten/kota di denpasar ?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Untuk mengingatkan begitu luasnya suatu permasalahan yang dikemukakan maka dibutuhkan adanya pembahasan mengenai pembahasan-pembahasan yang dibatasi dengan ruang lingkup masalah yang terurai dalam pembahasan permasalahan pertama mengenai tentang upaya penerapan hukum terhadap perbuatan pekerja yang

(12)

6

bekerja dibawah upah minimum dan pembahasan permasalahan kedua mengenai tentang kendala yang dihadapi dalam pengupahan pekerja kontrak dibawah upah minimum.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Berdasarkan hasil dari penulisan penelitian ditemukan suatu pemikiran dan pemaparan asli dari suatu penulis demi orisinalitas penelitian yang dibuat dan dikembangkan sendiri oleh penulisnya. Walaupun adanya pembahasan yang menyerupai dari judul penelitian yang saya buat tapi dalam seginya pembahasannya berbeda. Peneliti akan menampilkan 3 skripsi pembahasannya berbeda antara lain : Tabel 1.1. Daftar Penelitian Yang Sejenis.

No. Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah 1. Penerapan Upah Minimum Kabupaten/Kota Bagi Pekerja Kontrak Pada Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar Made Ayundari, Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar Tahun 2012 1. Bagaimanakah pelaksanaan upah minimum kabupaten/kota dikota denpasar khususnya di perusahaan daerah parkir denpasar ? 2. Apa akibat hukum

(13)

7 2. 3. Penyertaan Tenaga Kerja Oleh Perusahaan Dalam Program Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) Penyelenggaraan Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Yang Melakukan Pekerjaan Diluar

A.A. Bagus Adi Paramartha, Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar Tahun 2009

A.A Agung Cynthia Tungga Dewi, Fakultas Hukum Universitas Udayana Tahun 2014 tidak terpenuhi pembayaran upah minimum kabupaten/ kota di perusahaan daerah parkir denpasar? 1. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi tenaga kerja dalam suatu perusahaan ? 2. Bagaimanakah sanksi hukum perusahaan yang tidak menyertakan tenaga kerjanya dalam program ASTEK? 1. Bagaimanakah pelaksanaan penyelenggaraan program pemberian

(14)

8

Hubungan Kerja Di Denpasar

jaminan sosial tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diluar hubungan kerja didenpasar ?

2. Apa sajakah kendala dalam pelaksanaan penyelenggaraan program pemberian jaminan sosial tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diluar hubungan kerja didenpasar?

Tabel 1.2. Daftar Penelitian Penulis

No. Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah 1. Tanggung Jawab

Kesejahteraan Pengupahan Tenaga Kerja

Made Vera Anglila Dewi, Fakultas Hukum Universitas Udayana Tahun

1. Bagaimanakah perlindungan hukum dalam hal pengupahan pekerja kontrak

(15)

9 Dibawah Upah Minimum Regional. 2015 dibawah upah minimum kabupaten/kota di denpasar ?

2. Apakah kendala yang dihadapi dalam pengupahan pekerja kontrak dibawah upah minimum kabupaten / kota di denpasar ?

1.5 Tujuan Penelitian a. Tujuan umum

Adapun tujuan umum dari penulis yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perlindungan hukum dalam hal pengupahan pekerja kontrak yang dibawah upah minimum kabupaten/kota.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengupahan pekerja kontrak dibawah upah minimum kabupaten/kota.

(16)

10

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penulis yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk memahami lebih jauh bagaimana terjadinya perlindungan hukum

dalam hal pengupahan pekerja kontrak yang dibawah upah minimum kabupaten/kota di Denpasar.

2. Untuk mengetahui dan memahami tentang kendala yang dihadapi dalam pengupahan pekerja kontrak dibawah upah minimum kabupaten/kota di Denpasar.

1.6 Manfaat Penelitian

Melalui penulisan ini terdapat adanya manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu secara teoritis dan secara praktis. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis

Dilihat dari segi teoritis, diharapkan hasil penulisan ini dapat dijadikan sumbangan dan manfaat terutama bagi konsep-konsep ahli hukum kitab undang-undang hukum perdata maupun dari bahan-bahan pustakaan yang ada dalam mengidentifikasi, menganalisa dibidang ketenagakerjaan dimasa yang mendatang sangat berperan dan dibutuhkan keberadaanya dalam bidang hukum ekonomi dan bisnis khususnya mengenai kesejahteraan pekerja kontrak terhadap pengupahan dibawah upah minimum kabupaten/kota di denpasar.

(17)

11

b. Manfaat praktis

Dari segi praktis, diharapkan hasil penulisan ini dapat berguna sebagai berikut : Secara praktis hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi masukan tentang pengupahan pekerja kontrak dibawah upah minimum dan penyelesaian masalah-masalah ketenagakerjaan.

1.7 Landasan Teoritis

Adapun beberapa yang diuraikan dalam landasan teori ini untuk menunjang dari pembahasan pokok permasalahan ini. Baik setiap orang melaksanakan pekerjaan guna untuk menghasilkan suatu barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri dapat meliputi setiap bekerja atau orang yang bekerja menerima upahnya atau imbalan atas yang dihasilkannya. Tenaga kerja meliputi pegawai negeri, pekerja formal, pekerja informal dan orang yang belum bekerja atau pengangguran3. Bagi kedudukan dalam tenaga kerja diperlukan adanya suatu kualitas pekerja dan adanya peran dalam pembangunan mutu peningkatan dalam perlindungannya pekerja sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Untuk itulah sangat diperlukan adanya perlindungan terhadap pekerja dimaksudkan untuk menjamin hak - hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan

3

Asri Wijayanti, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika Offset, Jakarta, h.1

(18)

12

tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha4. Maka dari itu diperlukannya perusahaan membuat adanya suatu perjanjian atau kontrak kerja bagi pekerja.

Kontrak atau perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha atau perusahaan secara lisan ataupun tertulis baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban suatu pekerja dan perusahaan. Di dalam hubungan kerja antara perusahaan atau majikan dengan pekerja atau buruh, penguasa lebih senang memilih pekerja dengan status kontrak kerja dari pada dengan pekerja yang tetap. Pada sistem kontrak kerja lebih efisien dibandingkan dengan pekerja yang tetap. Tanggapan dari pengusaha atau majikan terhadap pekerja tetap tidak efisien dikarenakan harus memperhatikan berbagai hal seperti ketentuan yang mengatur kesejahteraan, menaikkan upah atau gaji,tunjangan sosial, hari istirahat atau cuti dan tidak mudah untuk memutuskan hubungan kerja secara sepihak. Sedangkan hubungan kerja secara kontrak kerja itu lebih efisien karena majikan atau perusahaan dapat dengan kehendak hati menetapkan syarat-syarat kerja yang akan disepakati oleh pekerja atau buruh. Seperti disepakatinya hubungan kerja yang akan berlangsung selama beberapa tahun dengan upah dibawah upah minimum untuk jenis pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan atau majikan. Jika diterima kerja di suatu perusahaan maka akan diberikan surat perjanjian atau kontrak kerja. Sebelum menanda-tangani kontrak, baca

4

(19)

13

dan pelajari kontrak kerja terlebih dahulu. Dalam kontrak kerja dapat mengetahui syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban bagi pekerja dan pemberi kerja/pengusaha yang sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia, selain itu kita juga dapat mengetahui status kerja, apakah pekerja merupakan status karyawan tetap atau karyawan kontrak. Maka dari itu perlunya didalam suatu kontrak memiliki dasar hukum yang mengikat antara perusahaan dengan karyawannya atau pekerja. Menurut pendapat Mochtar Kusumaatmadja pengertian Negara Hukum adalah yang berdasarkan hukum, dimana kekuasaan tunduk pada hukum dan semua orang sama dihadapan hukum5.

Wirjono Projodikoro bahwa menggabungkan kata negara dan hukum yaitu suatu negara yang didalam wilayahnya :

1. semua alat-alat perlengkapan dari negara khususnya alat-alat perlengkapan dari pemerintah dalam tindakan - tindakannya baik terhadap para warga negara maupun dalam saling berhubungan masing-masing tidak boleh sewenang - wenang melainkan harus memperhatikan peraturan hukum yang berlaku.

2. semua orang-orang penduduk dalam berhubungan kemasyarakatan harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku6.

Maka dari itu untuk dinyatakan suatu perjanjian kerja dianggap sah atau tidak sahnya maka wajib untuk memperhatikan ketentuan dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yang menyatakan bahwa :

Supaya terjadi persetujuan yang sah maka di perlukannya empat syarat :

5

Dahlan Thalib, 2006, Teori dan Hukum Konstitusi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 8 6

Pan Mohamad Faiz, 2006, Konstitusional dan Hak Asasi Manusia, serial online Sept- Des, URL : http//jurnalhukum.blogspot.com. diakses tanggal17 september 2014

(20)

14

1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya 2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. suatu pokok persoalan tertentu

4. suatu sebab yang tidak terlarang

Sedangkan Pasal 52 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga menegaskan bahwa :

Perjanjian kerja dibuat atas dasar : 1. kesepakatan kedua belah pihak

2. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum 3. adanya pekerjaan yang diperjanjikan

4. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah , menguraikan penjelasannya mengenai upah yakni “suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atau buruh untuk suatu pekerjaan yang telah dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut persetujuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja atau buruh termasuk tunjangan baik buruh itu sendiri maupun keluarganya”.

Adapun penjelasan lain menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 30 menjelaskan pengertian upah adalah “hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk

(21)

15

tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah akan dilakukan”.

Untuk mengetahui tata cara dalam penetapan upah minimum dapat diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 7 Tahun 2013, Pasal 12 tentang upah minimum :

a. gubernur dalam menetapkan UMP memperhatikan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi.

b. gubernur dalam menetapkan UMK memperhatikan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi bupati/walikota.

c. rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan kepada gubernur oleh Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau bupati/walikota, melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

d. rekomendasi bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan saran dan pertimbangan Dewan Pengupahan kabupaten/kota apabila telah terbentuk.

Dalam upah pokok minimum yang sebagaimana diatur Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1996 jo. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1997 tentang upah minimum adalah upah pokok sudah termasuk tunjangan-tunjangan didalamnya yang bersifat tetap.

Ada beberapa jenis upah pokok minimum yakni :

a. upah minimum sektor regional/ upah minimum sub sektor regional

b. upah minimum yang berlaku untuk semua perusahaan pada sektor / sub sektor tertentu didalam daerah tertentu.

c. upah minimum provinsi/ upah minimum regional

d. upah yang berlaku pada semua perusahaan dalam daerah tertentu. Upah minimum regional (UMR)/uapah minimum provinsi (UMP) di tiap daerah besarnya berbeda-beda. Besar UMR/ UMP didasarkan pada indek harga pada konsumen, perluasan kesempatan kerja, uapah pada umumnya berlaku secara regional pada tingkat perkembangan perekonomian regional dan nasional.

(22)

16

Pada setiap daerah memiliki penetapan pada upah minimum yang berbeda-beda. Adapun Peraturan Gubernur Bali No. 01 Tahun 2015 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota sebagai berikut :

Table Daftar Peraturan Gubernur Bali No. 01 Tahun 2016 : No. Kabupaten/Kota Tahun 2015

Rp / Bulan Tahun 2016 Rp / Bulan 1. Kabupaten Badung Rp 1.905.000,- Rp 2.124.075,-2. Kota Denpasar Rp 1.800. 000,- Rp 2.007.000,-3. Kabupaten Gianyar Rp 1.707.750,- Rp 1.904.141,-4. Kabupaten Karangasem Rp 1.700.000,- Rp 1.895.500,-5. Kabupaten Jembrana Rp 1.622.500,- Rp 1.809.087,-6. Kabupaten Tabanan Rp 1.706.700,- Rp 1.902.970,-7. Kabupaten Klungkung Rp 1.650.000,- Rp 1.839.750,-8. Kabupaten Buleleng Rp 1.650.000,- Rp 1. 839.750,-9. Kabupaten Bangli Rp 1.622.000,- Rp

(23)

1.808.530,-17

Maka dari itu harus mengetahui berapa upah minimum yang diberikan oleh pemerintah agar majikan atau perusahaan tidak memberikan upah kepada pekerja atau buruh dengan sewenang-wenangnya. Sering kali majikan atau perusahaan enggan menaikkan upah kepada pekerja atau buruh dengan alasan biaya produksi terlalu tinggi. Apabila pengusaha tidak dapat memenuhi ketentuan dari upah minimum yang diatur maka akan terjadi suatu pelanggaran yang akan diterima sesuai dengan Pasal 186 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu : a. barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat

(2) dan ayat (3), Pasal 93, ayat (2), Pasal 137, dan Pasal 138 ayat (1),

dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). b. tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana

pelanggaran. 1.8 Metode Penelitian

Adapun metodologi penelitain yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Menurut pendapat dari Kartini Kartono, metode penelitian adalah cara – cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan guna mencapai tujuan penelitian7. Adapun menurut dengan sifat dari keilmuan ilmu hukum yang bersifat sui generis, penelitian hukum mempunyai karakter yang khusus dari kekhususan sifat tersebut maka penelitian hukum dapat dibedakan menjadi dua yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris.

7

Kartini Kartono, 1995, Metode Pembuatan kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, h.58

(24)

18

Penelitian hukum normatif yaitu suatu penelitian penulisan hukum yang berdasarkan pada terori –teori hukum, literatur – literatur dan perundang – undangangan.

Sedangkan penelitian hukum empiris yaitu suatu penelitian yang melakukan dengan observasi atau penelitian dengan secara langsung terjun kelapangan guna untuk mendapatkan kebenaran yang akurat dalam penulisan skripsi.

a. Jenis penelitian

Jadi dalam hal penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris yaitu metode penelitian yang dipergunakan untuk menemukan kebenaran dengan berpedoman pada data primer dan bertitik tolak pada problema dimasyarakat.

b. Sifat penelitian

Penelitian ini menggunakan sifat deskriptif yaitu penelitian secara umum termasuk pula di dalamnya penelitian ilmu hukum, bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.

c. Jenis pendekatan

Dalam jenis pendekatan penelitian ini adalah pendekatan yang dipergunakan untuk mengkaji permasalahan yang diajukan adalah penggabungan dua pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan (The Statute Approach) dan pendekatan analisis dan konsep hukum (Analytical And Conceptual Approach). Yang disajikan secara konkrit dengan hasil yang diperoleh melalui turun langsung dilapangan maupun melalui penelusuran perpustakaan.

(25)

19

d. Sumber data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder yaitu, sebagai berikut :

1. Data primer

Berdasarkan sumber data primer penelitian ini dipergunakan. Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (Field Research) yang diperoleh langsung dari obyeknya 8. Dari memperoleh data primer melalui turun langsung di lapangan dilakukan dengan cara wawancara (Interview) melalui proses tanya jawab lisan melalui pihak yang terkait dalam permasalahan skripsi ini sehingga memperoleh data lebih mendalam dan akurat.

2. Data skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui library research yaitu dengan mengkaji bahan-bahan bacaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diperoleh dari buku-buku peraturan perundang-undangan, majalah, artikel serta dokumen-dokumen resmi dari pemerintah9. Berdasarkan dari penelitian kepustakaan dimana bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang kaitannya dengan bahan

8

Amirrudin dan Zaenal Asikin, 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.30

9

Bambang Waluyo, 1996, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Cet II, Sinar Grafika Jakarta, h.14

(26)

20

hukum primer dan dapat membantu memahami dan dapat menganalisis bahan hukum primer, terdiri atas:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-01/Men/1999 Tentang Upah Minimum

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Per-17/Men/VIII/2005 Tentang Komponen Dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Bahan hukum sekunder meliputi dari literatur – literatur tentang ketenagakerjaan, pengaturan upah minimum tenaga kerja kontrak, serta jurnal – jurnal hukum lainnya yang berhubungannya permasalahan dari penelitian ini. Sedangkan bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang member petunjuk, penunjang ataupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Seperti kamus, eniklopedia, indeks kumulatif dan seterusnya10.

e. Teknik pengumpulan data

Teknik dari pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis yaitu : 1. Teknik dokumen

Teknik ini digunakan dengan cara mengumpulkan berdasarkan data yang berdasarkan berbentuk tulisan melalui dengan cara membaca, mempelajari,

10

Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 2006, Penelitian Hukum Normatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.13

(27)

21

memahami data-data yang sesuai dengan hukum dari permasalahan yang dikaji berupa literatur, dokumen dll.

2. Teknik wawancara

Dalam teknik wawancara ini untuk mendapatkannya suatu informasi yang nyata dengan cara tanya jawab kepada informan untuk menunjangnya data-data yang diperoleh melalui dokumen atau memperoleh melalui dilapangan terkait dengan penelitian ini.

f. Teknik pengolahan data dan analisis

Dilakukan interprestasi untuk memahami makna dalam situasi sosial dan dilakukan penafsiran dari penelitian setelah memahami keseluruhan kualitas data. Dalam menganalisis data diperlukan teknik analisis bahan hukum kualitatif yang artinya bahwa keseluruhan data yang terkumpul baik data primer maupun sekunder akan diolah dan dianalisis dengan cara menyusun data secara sistematis, digolongkan dalam pola dan tema dikategorikan dan diklasifikasikan dihubungkan antara satu data dengan data yang lain. Proses analisis itu dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data dilapangan dan berlanjut hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara diskriptif kualitatif dan sistematis.

Gambar

Tabel 1.2. Daftar Penelitian Penulis
Table Daftar Peraturan Gubernur Bali No. 01 Tahun 2016 :  No.   Kabupaten/Kota  Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber- sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

Lembar kerja hasil penyelesaian perhitungan tegangan normal dan tegangan geser Ketepatan hasil penyelesain masalah / tugas 15 1,2,3,4,5 9-11 Menerapkan perangkat lunak

Berdasarkan kandungan fosil Foraminifera planktonik yakni dengan hadirnya Globorotalia acostaensis untuk pertama kalinya pada sampel PS2, di bagian atas Formasi Ledok,

koperasi tersebut di atas di Persidangan Negeri Perak 2021 yang akan diadakan pada 17 Mac 2021 (Rabu). Bersama-sama ini disertakan pengesahan saya sebagai wakil

Abstrak.Air susu ibu adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir.Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik dan utama bagi bayi karena di

Tetapi adsorben zeolit alam perlakuan aktivasi kimia dan fisik mempunyai daya serap gas karbonmonoksida yang lebih rendah daripada adsorben zeolit alam tanpa aktivasi.. Hal

Dari hasil analisis data dari pengujian hipotesis yang dilakukan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Kebijakan Penilaian Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung pada Dinas Penataan Ruang Kota Bandung Tahun 2017”..