• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah pergeseran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah pergeseran"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

47 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah pergeseran nilai-nilai budaya Huyula dalam bentuk Tiayo pada masyarakat Bulotalangi dalam proses perubahan sosial.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Bulotalangi kec:Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dengan lokasi penelitian di. Desa Bulotalangi ini sebagai salah satu desa dari 5 Desa di Kecamatan Bulango Timur. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah pertama; di lokasi ini belum pernah dilakukan suatu penelitian terhadap perubahan huyula terutama bentuk-bentuknya sehingga menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian.

Kedua; bahwa kehidupan penduduk di desa Bulotalangi Kecamatan Blango Timur makin hari makin berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman seperti perkembangan informasi dan komunikasi, teknologi, transfortasi perkembangan ekonomi, sehingga sangat memungkinkan institusi lama akan berubah dan akan muncul institusi baru.

Ketiga; sebelumnya penduduk desa ini memiliki sifat solidaritas dan memiliki rasa kebersamaan baik dalam kegiatan kekeluargaan maupun da-lam kegiatan-kegiatan yang bersifat kepentingan umum, akan tetapi hal yang demikian ini mulai bergeser atau berubah. Dengan demikian diharap-kan bahwa dengan

(2)

48

mengkaji berbagai masalah yang terjadi di desa ini terutama masalah perubahan budaya huyula dalam bentuk Tiayo dapat terekam dengan baik.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjaring data primer dan data sekunder, maka dilakukan teknik pengumpulan data melalui observasi, dan wawancara secara berstruktur kepada sejumlah informan. Untuk memperoleh data primer ini dilakukan melalui melalui tiga cara yaitu:

Wawancara bebas, yaitu teknik untuk mendapatkan informasi berkenan dengan ide, tanggapan, persepsi dan aspirasi tentang suatu fenomena yang ingin diketahui. Wawancara bebas sifatnya lebih terbuka dan fleksibel, sehingga diharapkan dapat menangkap informasi penting yang berkembang di lapangan dan tidak terduga sebelumnya. Karena penelitian ini merupakan kajian sosiologis-antropologis, maka diperlukan informan kunci yang lebih mengetahui secara mendalam mengenai situasi sosial, gejala-gejala sosial adat istiadat serta norma-norma serta nilai-nilai yang berkaitan dengan penelitian ini.

Pengamatan secara langsung atau observasi.

Hal ini dugunakan untuk mengumpulkan data yang berbentuk tindakan. oleh masyarakat terutama yang berhubungan dengan proses huyula dalam masyarakat.

Pengamatan yang akan dilaksanakan terhadap budaya huyula dalam masyarakat meliputi hal-hal seperti (a) huyula dalam wujud “ambu” yaitu kegiatan masyarakat yang pekerjaan yang berhubungan dengan kepentingan umum seperti kerja bakti dalam memperbaiki kantor desa dan balai desa,

(3)

saluran-49

saluran air serta jalan-jalan desa. (b) huyula dalam wujud “tiayo” yaitu tolong menolong pekerjaan dalam bidang pertanian, membantu orang dalam membuat pundasi rumah, mendirikan rumah,dan menggarap lahan pertanian serta (c) hu-yula dalam wujud “hileya” yaitu tolong menolong antar anggota masyarakat bila ada tetangga yang mengalami musibah seperti kedukaan.

Pada penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah tipe wawancara terbuka dan tak berstruktur. Wawancara terbuka dan tak berstruktur digunakan untuk memahami perilaku kompleks anggota masyarakat tanpa membuat kategorisasi priori (ditentukan sebelumnya) yang dapat membatasi penelitian. Fontona dan Frey (1994 : 366) memandang dengan wawancara tidak berstruktur peneliti dapat menyatu dengan subyek penelitian dan memahami mereka dan budaya mereka secara mendalam.

Dengan melaksanakan wawancara terbuka bermaksud untuk mengajukan pertanyaan kepada informan dan daftar pertanyaan kepada responden. Agar ada kebebasan dari informan memberikan keterangan menurut pengetahuannya dan bagi peneliti sendiri secara bebas mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada masalah dan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.

3.4 Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus, yang menurut Mulyana (2001:201) studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Dalam memperlajari semaksimal mungkin seorang

(4)

50

individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Lebih lanjut menurut Vredenbregt bahwa sifat khas dari studi kasus adalah mampu mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai satu kesatuan yang terintegrasi (1984:38). Tujuan studi kasus menurut Nazir (1985:66) adalah untuk memberikan gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat serta karakter yang khas dari kasus.

1.5 Penentuan Sampel Penelitian

Menurut Koentjaraningrat (1997:89) dalam penelitian dengan pendekatan kualitiatif penentuan besarnya jumlah sampel tidak ada ukuran yang mutlak. Teknik sampling tidak berdasarkan probabilitas, melainkan dipilih dengan tujuan untuk mendeskripsikan suatu gejala sosial atau masalah sosial tertentu berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga disebut sebagai sampling bertujuan (purposive sample). Dengan demikian dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan sampling acak, akan tetapi sampel dipilih berdasarkan kebutuhan penelitian. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Sampel dalam kajian penelitian kualitatif lebih sedikit jumlahnya dan cenderung bersifat purposive. Demikian pula dengan jumlah informan dapat berubah dari pemilihan seorang informan pangkal menjurus pada terpilihnya beberapa informan-informan baru (Miles dan Haberman, 1992:47). Menurut Garna (1999:55) bahwa informan adalah seseorang yang memberi informasi lebih

(5)

51

banyak tentang orang lain dan hal yang berkaitan dengannya dari pada tentang dirinya.

Bertolak dari penggunaan sampel dalam penelitian ini, yakni purposive sampling, maka sebagai pertimbangan untuk memilih informan baik informan pangkal maupun informan pokok adalah aparat desa dan kelompok tani di desa Bulotalangi induk Kecamatan Bulango Timur, serta aparat pemerintah daerah khususnya petugas penyuluh pertanian di Kabupaten Bone Bulango..

Berdasarkan kriteria di atas, maka untuk memeperjelas unsur sampel yang dijadikan informan pangkal dan informan pokok dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: (a) informan pangkal terdiri dari 6 orang, yakni aparat Desa Bulotalangi induk, aparat Kecamatan Bulango Timur dan petugas penyuluhan pertanian di Kabupaten BoneBolango (b) informan pokok terdiri 44 orang petani yang berasal dari beberapa kelompok tani.

3.6 Penentuan Data Yang Digunakan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari para informan yang telah ditetapkan serta guna keperluan pengembangan, maka tidak menutup kemungkinan akan diperluas lagi kepada informan lainnya yangterkait dengan permasalahan penelitian ini. Data primer lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang menyangkut pengaruh yang ditimbulkan oleh masyarakat.

Data sekunder tertuju pada data-data kognitif (the cognitive data) yaitu pengetahuan ilmiah yang berupa data monografi desa, data responden, laporan penelitian, keadaan lingkungan dan peta lokasi penelitian, dan dokumentasi resmi

(6)

52

lainnya, serta data perilaku (behavioral data) berupa aktivitas, perasaan, dan kelakuan para pelaku.

3.7. Pengolahan Data dan Analisis Data

Dalam pengolahan data dan analisis data penelitian ini, digunakan dengan analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif untuk menggambarkan data-data yang diperoleh dari lapangan. Sebelum data yang diperoleh dari lapangan itu diinterpretasikan secara kualitatif. Maka terlebih dahulu data-data disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan prosentase. Selanjutnya data yang telah ada dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh baik melalui observasi maupun wawancara diolah dengan cara mengklasifikasikan data berdasarkan beberapa tema sesuai dengan fokus penelitian. Karena penelitian ini difokuskan pada perubahan budaya Tiayo, maka dengan sendirinya data-data tersebut dikategorikan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan fenomena kehidupan masyarakat.

Proses selanjutnya adalah penyederhanaan data, agar supaya data dan informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk menjelaskan permasalahan penelitian. Pada tahap ini, setelah semua informasi dianggap memadai maka proses analisis dan interpretasi data dapat dilaksanakan.

Proses analisis dapat dilakukan dengan memilah-milah data berdasarkan jenis informasi yang diperoleh di lapangan, kemudian melihat substansi

(7)

53

informasinya dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar dalam melakukan analisis dan interpretasi data tidak terjadi kekeliruan.

Tahap selanjutnya, agar mendapatkan keakurasian data yang dianalisa, perlu mengadakan diskusi dengan subyek penelitian. Dapat juga membentuk kelompok-kelompok diskusi dengan teman sejawat dan pihak-pihak lain yang dianggap memahami permasalahan penelitian.

Tahap terakhir adalah penggambaran secara luas dari tema-tema yang ditemukan melalui analisa tema pada akhirnya digunakan untuk menyusun laporan penelitian lebih lanjut, dengan tetap memperhatikan interaksi dari perspektif emiketik atau sebaliknya anatar etikemik, dengan bahan-bahan pusataka yang secara teoritis berhubungan dengan tema-tema yang telah disusun agar supaya penelitian ini dapat mendekati apa yang diharapkan.

3.8. Informan Penelitian

Unit analisis dalam penelitian adalah masyarakat di desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Selanjutnya untuk menentukan siapa yang dapat dijadikan informan, maka terlebih dahulu dipahami apa yang dimaksud dengan informan.

Informan merupakan sumber informasi, secara harfiah mereka menjadi guru bagi penulis. Selanjutnya James P Spradley (1997:38-41) menyatakan: “Penelitian ilmu sosial yang menggunakan subyek biasanya mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk menguji hipotesis, bekerja dengan menggunakan subyek dimulai dengan ide-ide yang telah ditetapkan sebelumnya, bekerja dengan informan dimulai dengan ketidaktahuan.

(8)

54

Sedangkan responden adalah siapa saja yang menjawab daftar pertanyaan penelitian atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh seorang peneliti”.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

Pada proses utama, komputasi menggunakan metode Template Matching dan Hamming Distance, pola wajah akan dilatih untuk mendapatkan sebuah matriks bobot, yang selanjutnya

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Prasasti mempunyai sifat resmi sebagai suatu keputusan atau perintah yang diturunkan oleh seorang raja atau penguasa, sehingga dalam penulisannya ada aturan- aturan penulisan

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan formula es krim nabati terbaik berdasarkan uji sensoris (warna, flavor, tekstur, dan overall), mengetahui karakteristik

selection and a case studi for istanbul. Hospital side selection using fuzzy ahp and its derivatives. Sistem Pendukung Keputusan Model Fuzzy AHP Dalam Pemilihan Kualitas