• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA

Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman **

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri se Kota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014.

Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif kuantitatif, populasi penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling SMP Negeri se Kota Palangka Raya yang berjumlah 32 guru, dan penelitian ini adalah penelitian populasi, Teknik pengumpulan data menggunakan angket langsung jenis tertutup. Analisis data menggunakan rumus persentase.

Hasil penelitian menunjukan bahwa evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri se Kota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 yang meliputi layanan kepada peserta didik, layanan kepada guru mata pelajaran, layanan kepada kepala sekolah, serta layanan kepada orang tua peserta didik sebagai berikut : (1) 16 jenis program layanan bimbingan dan konseling atau (59,26%) program terlaksana sangat baik, (2) 8 jenis program bimbingan dan konseling atau (29,63%) program terlaksana dengan baik, (3) 1 jenis program layanan bimbingan dan konseling atau (3,70%) program terlaksana dengan cukup, dan (4) 2 jenis program bimbingan dan konseling atau (7,41%) program terlaksana dengan kurang.

Kata Kunci : Evaluasi, Bimbingan dan Konseling PENDAHULUAN

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses layanan yang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan mengentaskan masalah yang dialami oleh peserta didik. Dalam penyelenggaraannya, bimbingan dan konseling dilakukan oleh seorang ahli atau biasa disebut konselor (guru bimbingan dan konseling). Di sekolah, peran guru bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu peserta didik, baik peningkatan potensi maupun menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapinya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi konselor yang memiliki kesejajaran dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar,

tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktor”. Sebagaimana halnya kegiatan-kegiatan pendidikan yang lain disekolah seperti kegiatan belajar mengajar pada waktu-waktu tertentu harus dievaluasi untuk mengetahui apakah tujuan dari kegiatan itu tercapai. Demikian pula hal dalam kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah secara berkala harus dievaluasi.

Layanan-layanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling haruslah tepat guna baik yang secara individu, kelompok, maupun klasikal. Dalam pelaksanaan layanan didukung oleh program yang disusun sebagai dasar pelaksanaan layanan. Program bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen atau prosedur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

(2)

Dalam evaluasi pelaksanaan program di dalamnya terdapat suatu penilaian terhadap kegiatan dan layanan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif suatu kegiatan dan untuk menyusun layanan dikemudian hari.

Program bimbingan dan konseling direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu; untuk mengetahui sampai seberapa jauh tujuan-tujuan itu tercapai, dibutuhkan usaha tersendiri mengumpulkan data yang dapat memberikan indikasi tentang hal itu dan menafsirkan data yang telah terkumpul. Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.

Moh.Surya dan Rochman Natawidjaja (Tohirin 2007: 347) menyatakan bahwa : “Evaluasi juga bisa bermakna upaya menelaah atau menganalisis program layanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program secara khusus dan program pendidikan di sekolah secara umum”. Hasil penelitian Setiawan (2012) tentang Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Se-Kabupaten Semarang menyimpulkan bahwa rata-rata

konselor telah baik dalam

menyelenggarakan program BK, ditinjau dari perencanaan program, proses program dan hasil program.

Sedangkan Nana Sudjana (Tohirin, 2007:347) menyatakan bahwa Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Kemudian W.S Winkel (Dewa Ketut Skardi, 2008:249) Evaluasi program bimbingn adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri

demi peningkatan mutu program

bimbingan. Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E Nila Kusmawati (2008:96) menyatakan bahwa Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

Demikian dapat dikatakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan satu kegiatan yang sangat penting, karena berdasarkan hasil evaluasi itulah dapat diambil suatu kesimpulan apakah kegiatan yang telah dilakukan itu dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efesien atau tidak, kegiatan itu perlu diteruskan atau tidak dan sebagainya. Badrujaman (2011:19) menyatakan bahwa tujuan evaluasi program bimbingan dan konseling ada dua, yaitu : (1) untuk memperbaiki

praktik penyelenggaraan program

bimbingan dan konseling itu sendiri, (2) merupakan alat untuk meningkatkan akuntabilitas program bimbingan dan konseling di mata stakeholder, seperti guru, kepala sekolah, oang tua, dan terutama peserta didik. Sedangkan Sukardi (2007) menyatakan bahwa secara umum evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling bertujuan untuk (1) mengetahui

(3)

kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling, (2) mengetahui tingkat efesiensi dan efektivitas strategi pelaksanaa program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Dengan demikian bahwa evaluasi program bimbingan dan konseling perlu dilakukan, sehingga diharapkan agar guru bimbingan dan konseling memiliki

pemahaman mengenai berbagai

permasalahan dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. Lebih lanjut dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling, dituntut kepada pihak yang terlibat untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling secara optimal.

Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri se Kota Palangka Raya,

menunjukkan belum terlaksananya

pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah tersebut, kurangnya guru dibidang bimbingan dan konseling, rendahnya pengetahuan tentang pelaksanaan evaluasi, dalam pelaksanaan

program layanan tersebut hanya

melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling dan pelaporan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling tersebut kepada kepala sekolah, sehingga pelaksanaan evaluasi program tidak berjalan dengan efektif karena tidak sesuai dengan program yang dibuat.

Berkenaan dengan fenomena tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam layanan kepada peserta didik, layanan kepada guru mata pelajaran, layanan kepada

kepala sekolah, dan layanan kepada orang tua peserta didik di SMP Negeri se Kota Palangka Raya.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri se Kota Palangka Raya, yang terdiri dari 10 SMP Negeri, dengan populasi 32 orang guru bimbingan dan konseling. Populasi tersebut sekaligus menjadi sampel. Adapun variabel penelitian ini adalah evaluasi program bimbingan konseling dengan indikator; layanan kepada peserta didik, layanan kepada guru, layanan kepada kepala sekolah dan layanan kepada orang tua pesarta didik. Teknik pengumpulan data berupa angket. Angket yang dijadikan

instrumen dalam penelitian ini

mengadaptasi dari Sukardi (2007). Teknik analisis data yang digunakan menggunakan rumus persentase (Soejoeti (1996) dengan kriteria pengolahan hasil data yang diperoleh berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (2003 : 57) yaitu persentase 81-100% kategori sangat baik, 61-80% kategori baik, 41-60% kategori cukup, 21-40% kategori kurang, dan 0-20 kategori kurang baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri Sekota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014, yang diperoleh dari hasil sebagai berikut :

1. Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada peserta didik.

(4)

Tabel 1

Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam evaluasi program layanan kepada peserta didik

No. Item

Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada peserta didik

Jawaban Ya Persentase % Kategori 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Memberikan informasi tentang

menyesuaikan diri di

lingkungan baru.

Peserta didik perlu diberikan informasi mengenai bidang bimbingan belajar.

Melakukan diskusi kelompok tentang kejadian-kejadian sosial di masyarakat yang aktual.

Perlu dibentuk kelompok-kelompok belajar bagi peserta didik di sekolah.

Konseling dilaksanakan untuk membantu peserta didik secara pribadi guna mengenal lebih dalam diri dan lingkungannya sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat.

Perlu dilakukan tes minat bakat bagi peserta didik.

Bimbingan karir perlu

diberikan dengan tujuan

supaya peserta didik

mengetahui jejang karir yang dipilihnya setelah lulus.

Untuk mengembangkan

keterampilan peserta didik perlu diberikan bantuan untuk

pemilihan kegiatan ekstrakurikuler. 32 32 25 32 32 31 32 28 100 100 78,12 100 100 96,87 100 87,5 Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik

(5)

9. Perlu memberikan konseling individual pada peserta didik

dalam rangka membantu

menyelesaikan permasalahan yang dialami.

32 100 Sangat baik

Dari tabel 1 di atas dijelaskan sebagai berikut:

1) Guru bimbingan dan konseling

memberikan informasi tentang

menyesuaikan diri di lingkungan baru, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.

2) Peserta didik perlu diberikan informasi mengenai bidang bimbingan belajar, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.

3) Melakukan diskusi kelompok tentang kejadian-kejadian sosial di masyarakat yang aktual, terdapat 25 atau 78,12% dan termasuk kategori baik.

4) Guru bimbingan dan konseling membantu membentuk kelompok-kelompok belajar bagi peserta didik di sekolah, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.

5) Guru bimbingan dan konseling

melaksanakan konseling untuk

membantu peserta didik secara pribadi guna mengenal lebih dalam diri dan

lingkungannya sehingga mampu

mengambil keputusan yang tepat, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.

6) Guru bimbingan dan konseling perlu melakukan tes minat bakat bagi peserta

didik, terdapat 31 atau 96,87% dan termasuk kategori sangat baik.

7) Guru bimbingan dan konseling memberikan bimbingan karir dengan tujuan supaya peserta didik mengetahui jejang karir yang dipilihnya setelah lulus, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.

8) Untuk mengembangkan keterampilan peserta didik perlu diberikan bantuan oleh guru bimbingan dan konseling

untuk pemilihan kegiatan

ekstrakurikuler, terdapat 28 atau 87,5% dan termasuk kategori sangat baik. 9) Guru bimbingan dan konseling

memberikan konseling individual pada peserta didik dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi program layanan kepada peserta didik dikategorikan sangat baik.

2. Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada guru mata pelajaran.

(6)

Tabel 2

Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam evaluasi program layanan kepada guru mata pelajaran

No. Item

Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada guru mata pelajaran

Jawaban Ya Persentase % Kategori 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Perlu membagikan angket kepada guru Mata pelajaran untuk mengetahui perilaku peserta didik dalam kelas. Guru bimbingan dan konseling memberikan bantuan kepada guru mata pelajaran dalam mengidentifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik. Memberikan informasi kepada guru mata pelajaran terhadap peserta didik yang lemah

dalam memahami materi

pelajaran.

Membantu dalam mendekatkan peserta didik yang sulit mengikuti materi pelajaran. Membantu guru mata pelajaran

melaksanakan pelayanan

bimbingan, khususnya di kelas

yang menjadi tanggung

jawabnya.

Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dalam rangka program pengajaran remedial dan pengayaan.

Menjadi agen referal (alih tangan kasus) bagi guru mata pelajaran. 25 29 24 32 26 21 31 78,12 90,62 75 100 81,25 65,62 96,87 Baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik

(7)

Dari tabel 2 tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Guru bimbingan dan konseling perlu membagikan angket kepada guru mata pelajaran untuk mengetahui perilaku peserta didik dalam kelas, terdapat 25 atau 78,12% termasuk kategori baik. 2) Guru bimbingan dan konseling

memberikan bantuan kepada guru mata pelajaran dalam mengidentifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik, terdapat 29 atau 90,62% dan termasuk kategori sangat baik.

3) Guru bimbingan dan konseling memberikan informasi kepada guru mata pelajaran terhadap peserta didik yang lemah dalam memahami materi pelajaran terdapat 24 atau 75% dan termasuk kategori baik.

4) Guru bimbingan dan konseling membantu guru mata pelajaran dalam mendekatkan peserta didik yang sulit mengikuti materi pelajaran, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.

5) Membantu guru mata pelajaran melaksanakan pelayanan bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, terdapat 26 atau 81,25% dan termasuk kategori baik. 6) Guru bimbingan dan konseling

bekerjasama dengan guru mata pelajaran dalam rangka program pengajaran remedial dan pengayaan, terdapat 21 atau 65,62% dan termasuk kategori baik.

7) Guru bimbingan dan konseling menjadi agen referal (alih tangan kasus) bagi guru mata pelajaran, terdapat 31 atau 96,87% dan termasuk kategori sangat baik.

Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi program layanan kepada peserta didik dikategorikan baik.

3. Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada kepala sekolah

Tabel 3

Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam evaluasi program layanan kepada kepala sekolah

No. Item

Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada kepala sekolah

Jawaban Ya Persentase % Kategori 17. 18.

Membuat laporan tiap akhir semester kepada kepala sekolah terhadap pelaksanaan

program bimbingan dan

konseling.

Membuat jadwal pertemuan dengan kepala sekolah setiap bulan tentang perkembangan

31 11 96,87 34,37 Sangat baik Kurang

(8)

19.

20.

21.

pelaksanaan layanan-layanan yang telah diberikan.

Guna kelanjutan program bimbingan dan konseling perlu dibuat angket penilaian program

bimbingan dan konseling yang

diberikan kepada kepala sekolah

untuk menilainya.

Mempertanggung jawabkan

pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.

Berpartisipasi dalam kegiatan

pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran di sekolah. 12 31 32 37,5 96,87 100 Kurang Sangat baik Sangat baik

Dari tabel 3 di atas, dijelaskan sebagai berikut :

1) Guru bimbingan dan konseling membuat laporan tiap akhir semester kepada kepala sekolah terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling, terdapat 31 atau 96,87% dan termasuk kategori sangat baik.

2) Guru bimbingan dan konseling membuat jadwal pertemuan dengan kepala sekolah setiap bulan tentang perkembangan pelaksanaan layanan-layanan yang telah diberikan, terdapat 11 atau 34,37% dan termasuk kategori kurang.

3) Guna kelanjutan program bimbingan dan konseling guru bimbingan dan konseling perlu membuat angket penilaian program bimbingan dan konseling yang diberikan kepada kepala sekolah untuk menilainya, terdapat 12

atau 37,5% dan termasuk kategori kurang.

4) Guru bimbingan dan konseling mempertanggung jawabkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah, terdapat 31 atau 97,87% dan termasuk kategori sangat baik.

5) Guru bimbingan dan konseling berpartisipasi dalam kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran di sekolah, terdapat 32 atau 100% dan termasuk kategori sangat baik.

Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi program layanan kepada peserta didik dikategorikan sangat baik.

4. Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada orang tua peserta didik.

(9)

5.

Tabel 4

Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam evaluasi program layanan kepada orang tua peserta didik

No. Item

Evaluasi program bimbingan dan konseling dengan layanan kepada orang tua peserta didik

Jawaban Ya Persentase % Kategori 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Memberi angket pada orang tua untuk mengetahui berbagai hal tentang kebiasaan- kebiasaan anak dirumah

Bekerjasama dengan orang tua

mendukung kelancaran

program layanan bimbingan dan konseling yang diberikan untuk peserta didik di sekolah. Memberikan informasi kepada orang tua dalam pemilihan jurusan di sekolah lanjutan untuk anaknya sesuai dengan minat dan bakatnya.

Melakukan kunjungan rumah bagi peserta didik yang mengalami masalah serius untuk mengetahui kehidupan peserta didik di keluarga. Mengundang orang tua dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh sekolah.

Mensosialisasikan atau

memberikan pemahaman

kepada orang tua tentang peran bimbingan dan konseling dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik.

18 21 20 31 22 23 56,25 65,62 62,5 96,87 68,75 71,87 Cukup Baik Baik Sangat baik Baik Baik

Dari tabel 4 di atas, dijelaskan sebagai berikut :

1) Guru bimbingan dan konseling memberikan angket pada orang tua untuk mengetahui berbagai hal tentang

(10)

kebiasaan- kebiasaan anak dirumah, terdapat 18 atau 56,25% dan termasuk kategori cukup.

2) Guru bimbingan dan konseling bekerjasama dengan orang tua guna mendukung kelancaran program layanan bimbingan dan konseling yang diberikan untuk peserta didik di sekolah, terdapat 21 atau 65,62% dan termasuk kategori baik.

3) Guru bimbingan dan konseling memberikan informasi kepada orang tua dalam pemilihan jurusan di sekolah lanjutan untuk anaknya sesuai dengan minat dan bakatnya, terdapat 20 atau 62,5% dan termasuk kategori baik. 4) Guru bimbingan dan konseling

melakukan kunjungan rumah bagi peserta didik yang mengalami masalah

serius dan untuk mengetahui

kegiatannya di keluarga, terdapat 31 atau 96,87% dan termasuk kategori sangat baik.

5) Guru bimbingan dan konseling mengundang orang tua dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh sekolah, terdapat 22 atau 68,75% dan termasuk kategori baik.

6) Guru bimbingan dan konseling mensosialisasikan atau memberikan pemahaman kepada orang tua tentang peran bimbingan dan konseling dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik, terdapat 23 atau 71,87% dan termasuk kategori baik.

Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi program layanan kepada peserta didik dikategorikan baik.

Dari keseluruhan indikator yang dievaluasi dalam pelaksaan program bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama se Kota Palangka Raya, disimpulkan sebagai berikut:

1) 9 jenis program layanan kepada peserta didik, 8 jenis program terlaksana dengan sangat baik atau 88,89%, dan 1 jenis program terlaksana dengan baik atau 11,11%. 2) 7 jenis program layanan kepada guru

mata pelajaran, 4 jenis program terlaksana dengan sangat baik atau 57,15%, dan 3 jenis program terlaksana dengan baik atau 42,85%. 3) 5 jenis program layanan kepada

kepala sekolah, 3 jenis program terlaksana dengan sangat baik atau 60%, dan 2 jenis program terlaksana dengan kurang atau 40%.

4) 6 jenis program layanan kepada orang tua peserta didik, 1 jenis program terlaksana dengan sangat baik atau 16,67%, 4 jenis program terlaksana dengan baik 66,66%, dan 1 program terlaksana dengan cukup atau 16,67%

Ini berararti bahwa pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah tersebut berjalan dengan baik. Hasil penelitian Setiawan (2012) tentang Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Se-Kabupaten Semarang menyimpulkan

bahwa sebagian besar konselor

menunjukkan persentase rata-rata 77% dengan kriteria baik. Adapun untuk observasi diperoleh persentase rata-rata 82% dalam kriteria baik. Sedangkan angket untuk responden siswa menunjukkan persentase rata-rata 69% dalam kriteria baik. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata konselor telah baik dalam menyelenggarakan program BK, ditinjau dari perencanaan program, proses program dan hasil program. Demikian pula penelitian Sukoco (2010) tentang keefektifan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling sekolah menengah

(11)

umum kota Tegal menyimpulkan bahwa hasil evaluasi input memberi gambaran bahwa kesiapan guru BK dengan perolehan skor 108 (32,35%) kategori tinggi, tanggapan persepsi siswa dengan perolehan skor 95 (31,05%) kategori tinggi. Layanan BK dengan perolehan skor 141 (46,08%) dan perilaku siswa memperoleh skor 109 (35,62%) dalam tingkatan cukup. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kesiapan guru BK, tanggapan siswa, layanan BK, dan perilaku siswa layak digunakan sebagai instrumen penelitian”.

Dengan adanya evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dan bermanfaat dalam pelaksaan layanan bimbingan dan konseling sehingga program yang dibuat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak sekolah khususnya bagi guru bimbingan dan konseling.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa secara keseluruhan dari evaluasi program dalam layanan tersebut adalah sebagai berikut :

Program bimbingan dan konseling ada 16 jenis atau (59,26%), program terlaksana dengan kategori sangat baik, ada 8 jenis atau (29,63%), program terlaksana dengan kategori baik, ada 1 jenis atau (3,70%), program terlaksana dengan kategori cukup, dan ada 4 jenis atau (7,41%), program terlaksana dengan kategori kurang.

Dengan demikian bahwa pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah tersebut berjalan dengan sangat baik.

Dari temuan hasil penelitian tersebut, disarankan kepada : (1) Kepala Sekolah untuk melakukan supervisi terhadap evaluasi pelaksanaan program bimbingan konseling yang diprogramkan, (2) Guru

bimbingan dan konseling; dalam

melaksanakan evaluasi terhadap

pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling agar berkelanjutan khususnya pelaksanaan layanan kepada kepala sekolah dan layanan kepada orang tua peserta didik, (3) Guru Bidang Studi dan Wali Kelas untuk meningkatkan kerjasamanya dengan petugas bimbingan dan konseling dan personil sekolah lainnya, guna mendukung evaluasi pelaksanaan program bimbingan

dan konseling di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, A. R. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Se-Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Badrujaman, A. 2011. Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Indeks.

Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003. Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Prayitno, dkk.1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Padang: IPBI

Zanzawi. S. 1996. Metode Statistik. Surabaya : Karunia

Sukardi, D. K..2007. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah .Jakarta: Rineka Cipta

(12)

Stufflebeam, D. L etal. (2000). Educational Evaluation and Decision Making. Itasca , IL: FE Peacock.

Stufflebeam, D. L. (1985). Systematic Evaluation: A Self-Instructional Guidance to Theory and Practice. New York: Kluwer Nijhon Publishing.

Sukoco, (2010). Keefektifan Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum Kota Tegal. Tesis. Semarang :Prodi Bimbingan dan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian temulawak sebagai pakan aditif alami pada ransum terhadap konsumsi bahan kering, pertambahan bobot badan

dengan metode tafsir al-Qur’an seperti ini, menurut Hanafi, seorang Mufasir yang ingin mendekati makna al-Qur’an tidak saja mendeduksi makna dari teks, tapi

Status sistem produksi padi sawah di NTB adalah cukup berkelanjutan dengan nilai indeks 54,53 persen. Dimensi yang memiliki bobot tertinggi adalah dimensi ekologi, diikuti

Komposisi pemberian bahan organik ini didukung oleh Wahyu (2013) yang menyatakan bahwa pemberian berbagai kombinasi bahan organik dengan bahan organik lainnya

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor karakteristik pemerintah daerah yang mempengaruhi Belanja Operasi (Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja

Perta- ma, multimedia Lectora ini sesuai dengan prinsip-prinsip desain pembelajaran dan sesuai dengan silabus model pembelajaran Kurikulum 2013 tematik integratif,

Meningkatkan capacity building and quality management menuju daya saing yang tinggi melalui penerapan “ good governance ” pada tingkat fakultas maupun program studi,

o Untuk Yuni Putri Ningtyas terima kasih sudah memberikan segalanya yang terindah selama bersama ku dan sudah singgah menjadi hidupku.. Maaf aku hanya