• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRESSOR DAN KOPING MAHASISWA PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRESSOR DAN KOPING MAHASISWA PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

6

STRESSOR DAN KOPING MAHASISWA

PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Yemima Dayfiventy*, Rika Endah Nurhidayah**

*Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU

**Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Phone/Fax : 081376735591 Email: dayfiventy@gmail.com

Abstrak

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara menerapkan sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada mahasiswa pendidikan sarjana tahun ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusannya sesuai kompetensi praktik keperawatan. Tuntutan dan sistem pembelajaran tersebut dapat menjadi stressor yang memicu timbulnya stres pada mahasiswa dan usaha aktif yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasinya disebut dengan koping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stressor dan koping mahasiswa pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU. Desain penelitian adalah deskriptif eksploratif dengan pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Besar sampel yang digunakan sebanyak 66 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuesioner

stressor mahasiswa dan pertanyaan terbuka mengenai koping yang digunakan mahasiswa.

Pengumpulan data berlangsung pada bulan Mei sampai Juni 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stressor utama yang dikeluhakan mahasiswa KBK adalah mempersiapkan ujian blok, jadwal kuliah yang padat, kelas yang penuh, mengikuti ujian skill lab, dan ujian tertulis. Koping yang dipilih adalah escape avoidance yaitu mendengarkan musik, tidur, dan jalan-jalan. Instansi pendidikan keperawatan perlu mengadakan unit konseling untuk membantu mahasiswa yang bermasalah dalam pendidikan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan di kelas. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang menyebabkan stres pada mahasiswa pembelajaran KBK.

Kata Kunci: Stressor, Koping, Mahasiswa, KBK PENDAHULUAN

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sebagai salah satu instansi pendidikan yang bergerak dalam bidang kesehatan, telah membenahi sistem pembelajarannya dengan mulai menerapkan sistem pembelajaran KBK pada mahasiswa pendidikan sarjana sejak tahun ajaran 2010/2011. Pelaksanaan KBK bertujuan agar kualitas lulusan dapat menunjukkan hasil yang lebih baik lagi sesuai dengan kompetensi praktik keperawatan yang diharapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dan tuntutan pasar serta pengguna jasa keperawatan (Fathi, Nurhidayah, & Arruum, 2011).

Mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak terlepas dari tuntutan dan masalah akademik, begitu juga mahasiswa dengan sistem pembelajaran KBK. Tuntutan dapat berasal dari sistem pembelajaran yang dijalani yaitu Problem Based Learning (PBL) yaitu proses pembelajaran yang berdasarkan masalah, sehingga mahasiswa dituntut untuk memiliki pengetahuan, mahir memecahkan masalah dan menganalisis strategi pemecahan masalah (Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008). Selain itu, Calaguas (2011) menyatakan masalah yang sering dialami mahasiswa adalah berkaitan dengan pendaftaran dan penerimaan perkuliahan, mata pelajaran,

(2)

7 dosen, teman sekelas, jadwal kuliah,

kondisi ruang kelas, keuangan, dan yang berkaitan dengan harapan. Masalah dan tuntutan tersebut dapat menjadi stressor yang memicu timbulnya stres pada mahasiswa.

Sarafino (2006) mendefinisikan stres sebagai kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungannya yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya dari sistem-sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang. Sedangkan stres akademik merupakan stres yang disebabkan oleh stressor akademik, yaitu yang bersumber dari proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan kegiatan belajar (Wulandari, 2011). Usaha aktif untuk mengatasi tuntutan yang membuat stres (stressor) disebut dengan koping (Wade dan Travis, 2007). Koping diklasifikasi menjadi dua bagian, yaitu berfokus pada masalah, yaitu dengan mencari sumber penyelesaian masalah melalui seeking

informational support, confrontive coping, planful problem solving dan

koping berfokus pada emosi, yaitu mengontrol respon emosional terhadap situasi yang menimbulkan masalah melalui seeking social emotional support,

distancing, escape avoidance, self control, accepting responcibility dan, positive reappraisal (Safaria & Saputra, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran

stressor dan koping mahasiswa pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui secara luas

stressor dan koping mahasiswa pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan Universitas Sumetera Utara. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan USU tahun ajaran 2010 dan 2011, yaitu sebanyak 264 orang yang

terbagi atas 4 kelas berdasarkan jalur masuk, yaitu jalur PMP, UMB, SNMPTN, dan Mandiri. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan stratified

random sampling dengan proporsi sampel

yang diambil adalah 25% dari tiap kelas yang ada di populasi, sehingga sampel yang didapat sebanyak 66 orang.

Analisa data yang digunakan adalah

metode statistik deskriptif dengan

hasil disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan untuk data demografi dan stressor mahasiswa, begitu juga pengolahan data hasil wawancara terstruktur mengenai koping mahasiswa. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakteristik Demografi

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik f % Usia 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 2 18 30 15 1 3,0 27,3 45,5 22,7 1,5 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 9 57 13,6 86,4 Angka-tan 2010 2011 32 34 48,5 51,5 Agama Islam Katolik Protestan 27 2 37 40,9 3,0 56,1 Tempat Tinggal Rumah Orangtua Rumah kost Rumah saudara 13 46 7 3,9 69,7 10,6 Jalur Masuk PTN PMP SNMPTN UMB MANDIRI 10 33 14 9 15,2 50,0 4,2 13,6

(3)

8 Mayoritas mahasiswa yang menjadi

responden berusia 19 tahun (45,5%), berjenis kelamin perempuan (86,4%), beragama Kristen Protestan (56,1%) dan mayoritas mahasiswa tinggal di rumah kost (69,7%).

Stressor Mahasiswa KBK

Tabel 2. Stressor Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU

Stressor f % Mempersiapkan ujian 50 15,2 Jadwal kuliah yang padat 47 14,2 Kelas yang terlalu penuh 41 12,4

Ujian skill lab 35 10,6

Ujian tertulis 22 6,7

Waktu kosong yang

terlalu sedikit 20 6,1

Kelas yang ribut 17 5,2

Pengeluaran yang besar 16 4,9 Metode pengajaran

dosen 14 4,2

Harapan orang tua yang

besar 13 3,9

Khawatir terhadap masa

depan 12 3,6

Ventilasi kelas yang

buruk 11 3,4

Harapan diri yang besar 10 3,0 Berpartisipasi dalam

diskusi kelas 7 2,1

Berbicara di kelas 3 0,9

Pertanyaan lisan dari

dosen 2 0,6

Dosen yang perfectionist 2 0,6 Permasalahan dengan

dosen 2 0,6

Persaingan dengan

teman sekelas 2 0,6

Berdebat dengan teman

sekelas 1 0,3

Pencahayaan kelas yang

kurang 1 0,3

Kelas yang kotor 1 0,3

Masalah pribadi 1 0,3

Tingkah laku teman

sekelas 0 0

Faktor utama yang menyebabkan stres pada mahasiswa pembelajaran KBK adalah mempersiapkan ujian (15,2%),

jadwal kuliah yang padat (14,2%), kondisi kelas yang terlalu penuh (12,4%), ujian

skill lab (10,6%), dan ujian tertulis

(6,7%). Dari hasil penelitian didapat bahwa stressor terkait tingkah laku teman (0%) tidak pernah dialami oleh mahasiswa.

Alasan Stressor Mahasiswa KBK Mahasiswa memiliki alasan tersendiri terhadap hal-hal yang menyebabkan mereka berada dalam kondisi stres saat mengikuti pembelajaran KBK. Berikut ini adalah tabel yang menyajikan alasan sepuluh penyebab stres yang paling banyak dirasakan mahasiswa berdasarkan hasil wawancara.

Tabel 3. Alasan Stressor Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Alasan Stressor f % Mempersiapkan ujian a. Materi perkuliahan yang banyak

b. Bahan kuliah yang belum didapat c. Waktu persiapan

ujian yang singkat d. Waktu perkuliahan yang singkat e. Khawatir menghadapi ujian 19 14 9 4 4 38,0 28,0 18,0 8,0 8,0 Jadwal kuliah yang

padat

a. Perkuliahan tidak sesuai dengan jadwal b. Perkuliahan dari

pagi sampai sore c. Tidak bisa mengikuti

kegiatan di luar perkuliahan 35 9 3 74,5 19,1 6,4

Kelas yang terlalu penuh a. Terlalu banyak

mahasiswa

b. Ruangan kelas ribut

39 2

95,1 4,9 Ujian skill lab

a. Berhadapan dengan dosen b. Prosedur harus dihapal dan dilakukan dalam 20 10 57,1 28,6

(4)

9 waktu singkat

c. Perbedaan penilaian saat belajar dan ujian d. Takut gagal 2 3 5,7 8,6 Alasan Stressor f % Ujian tertulis

a. Soal yang banyak, tidak terprediksi, dan jawabannya menjebak b. Kesulitan untuk menghapal c. Bahan ujian terlambat didapat d. Waktu ujian singkat

dan khawatir gagal ujian 12 3 2 5 54,6 13,6 9,1 22,7

Waktu kosong yang sedikit

a. Perkuliahan

berlangsung setiap hari

b. Kegiatan di luar kampus tidak dapat terjadwal dengan baik c. Jadwal kuliah berganti-ganti 15 3 2 75,0 15,0 10,0 Kelas yang ribut

a. Suasana kelas ribut sekali sehingga tidak konsentrasi belajar b. Suara dosen ketika

mengajar tidak kedegaran c. Banyak perempuan 12 3 2 70,6 17,6 11,8 Pengeluaran yang besar

a. Pembelian buku BRP b. Untuk membeli makanan di kampus c. Fotokopi bahan perkuliahan dan membeli buku d. Membeli peralatan skill lab 10 2 3 1 62,5 12,5 18,7 6,3 Metode pengajaran

dosen (metode ceramah) a. Membosankan

karena hanya membaca slide b. Slide berbahasa

Inggris dan kurang 10 4 71,4 28,6 menarik Alasan Stressor f %

Harapan orang tua yang besar

a. Anak mendapat IP tinggi dan sukses setelah tamat

b. Khawatir tidak dapat membahagiakan orang tua 11 2 84,6 15,4

Mayoritas alasan mahasiswa yang mengalami stres saat menghadapi ujian adalah karena materi perkuliahan yang banyak 38%, sedangkan alasan utama

stressor terkait jadwal kuliah yang padat

adalah karena perkuliahan yang tidak berlangsung sesuai dengan jadwal 74,5%. Koping Mahasiswa KBK

Berikut ini adalah tabel yang menyajikan koping mahasiswa saat menghadapi stressor selama mengikuti perkuliahan KBK yang didapat melalui hasil wawancara.

Tabel 4. Koping Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Koping f % Mendengarkan musik 10 15,1 Tidur 7 10,6 Jalan-jalan 7 10,6 Menenangkan diri 6 9,0 Makan 5 7,5

Bermain bersama teman 4 6,1

Belajar 4 6,1

Bercerita dengan teman 4 6,1

Menyendiri 3 4,5

Menjalanani saja 3 4,5

Olahraga 2 3,1

Membaca buku cerita 2 3,1 Mencari referensi pelajaran 2 3,1 Berdoa 2 3,1 Menyanyi 1 1,5 Menghayal 1 1,5 Tidak memperdulikan masalah 1 1,5

(5)

10

Berpikir positif 1 1,5

Berdiskusi dengan dosen 1 1,5 Mayoritas koping yang digunakan oleh mahasiswa KBK adalah dengan mendengarkan musik 15,1%.

Keefektifan Koping Mahasiswa

Tabel 5. Keefektifan Fungsi Koping Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU Keefektifan koping F % Stres teratasi 43 65,2 Stres berkurang 23 34,8 Stres tidak teratasi 0 0 Mayoritas mahasiswa mengatakan koping yang digunakan dapat mengatasi stres yang mereka alami saat perkuliahan. Pembahasan

Stressor Mahasiswa Pembelajaran

KBK Fakultas Keperawatan USU Hasil penelitian menunjukkan bahwa stressor utama yang dialami oleh mahasiswa pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU adalah mempersiapkan ujian blok (15,2%). Penyebab utamanya dikarenakan materi perkuliahan yang banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sestia (2011) yang mengatakan para siswa mengalami stres akademik pada tiap semester dengan sumber stres yang tinggi akibat dari belajar sebelum ujian dan dari begitu banyak materi yang harus dikuasai dalam waktu singkat.

Stressor kedua adalah terkait jadwal perkuliahan yang padat (14,2%) karena banyaknya jam ganti perkuliahan menjelang ujian, sehingga menyebabkan jadwal perkuliahan mahasiswa menjadi padat dan berantakan. Calaguas (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa

stressor terkait jadwal perkuliahan merupakan salah satu dari lima penyebab stres yang sering dialami mahasiswa.

Stressor terkait kelas yang terlalu

penuh (12,4%) dikarenakan jumlah mahasiswa yang banyak dalam satu kelas sehingga membuat kelas tidak kondusif saat mengikuti pelajaran. Salah satu unsur

yang mempengaruhi iklim kelas yang efektif adalah lingkungan fisik kelas. Kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga individu-individu yang ada di kelas dapat saling melihat saat aktivitas belajar terjadi dan tempat duduk harus diatur untuk meningkatkan perhatian saat aktivitas belajar berlangsung.

Stressor terkait mengikuti ujian

skill lab (10,6%) pada mahasiswa KBK, karena pada ujian skill lab mahasiswa harus melakukan prosedur tindakan di hadapan dosen penguji seorang diri. Hal ini menimbulkan ketegangan sendiri bagi mahasiswa saat mengikuti ujian tersebut, ditambah lagi ekspresi wajah dosen penguji yang tegang membuat mahasiswa yang mengikuti ujian menjadi tegang juga. Calaguas (2011) dalam penelitiannya menemukan, stressor terkait mata pelajaran yang dialami mahasiswa juga disebabkan kekhawatiran untuk melewati ujian praktikum.

Stressor mengikuti ujian tertulis

(6,7%) atau saat menghadapi ujian multy

disciplinary examination (MDE) disebabkan banyaknya jumlah soal yang diujikan, soal yang tidak dapat diprediksi, kesulitan dalam menghapal materi kuliah yang banyak, rasa takut menghadapi ujian, materi kuliah yang terlambat didapat, waktu ujian yang singkat, dan ujian yang setiap blok diadakan membuat mahasiswa mengalami stres. Menurut Wulandari (2010), dalam situasi ujian, banyak mahasiswa yang menjadi lupa akan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya ketegangan dalam menghadapi ujian, sehingga mahasiswa menjadi lupa. Ketegangan ini muncul karena adanya situasi yang mengancam yang mengakibatkan mahasiswa menjadi cemas serta takut gagal dalam ujian.

Stressor mahasiswa adalah terkait

waktu kosong yang sedikit (6,1%). Mahasiswa mengeluhkan perkuliahan yang berlangsung setiap hari bahkan adanya perkuliahan pada hari Sabtu membuat mahasiswa kurang memiliki waktu untuk berekreasi dan mengikuti kegiatan organisasi di luar kampus.

(6)

11

Stressor ini berkaitan dengan stressor

jadwal kuliah yang padat,.

Stressor kondisi kelas yang ribut

(5,2%) juga berkaitan dengan jumlah mahasiswa yang banyak dalam satu ruangan kelas, sehingga suasana kelas ribut.

Pengeluaran yang besar (4,9%) dikeluhkan sebagai stressor yang sering sekali dialami mahasiswa dengan sistem pembelajaran KBK. Hal ini terkait dengan pembelian buku rancangan pembelajaran (BRP) yang dirasakan mahasiswa kurang bermanfaat dan harganya mahal. Mahasiswa mengatakan bahwa ada dosen yang memberikan jadwal perkuliahan kepada mereka saat memperkenalkan blok baru, sehingga mahasiswa merasa buku BRP jadi kurang bermanfaat.

Stressor karena metode pembelajaran (4,2%) khususnya metode ceramah saat perkuliahan dikeluhkan sebagai metode pembelajaran yang membosankan yang mahasiswa ikuti, karena dosen biasanya hanya mengatakan apa yang tertera di slide presentasi tanpa ada penjelasan yang lebih lagi. Hasil wawancara menyatakan adanya dosen yang kurang membangun interaksi dengan mahasiswa membuat mahasiswa yang duduk di belakang kurang mendapat perhatian dari dosen dan akhirnya melakukan hal lain yang seperti ribut maupun tidur di kelas.

Stressor terkait harapan orang tua (3,9%) disebabkan oleh tuntutan orang tua terhadap keberhasilan masa depan anaknya, anaknya mendapatkan nilai indeks prestasi (IP) yang tinggi, dan juga rasa takut mahasiswa tidak dapat memenuhi harapan orang tua.

Koping Mahasiswa Pembelajaran KBK Fakultas Keperawatan USU

Koping mahasiswa dalam menghadapi keadaan stres selama mengikuti perkuliahan KBK adalah mendengarkan musik, tidur dan jalan-jalan. Koping yang dipilih mahasiswa termasuk ke dalam koping yang berfokus pada emosi, yaitu escape avoidance (Safaria & Saputra, 2009). Koping yang

dipilih merupakan tindakan menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan dimana individu melakukan fantasi andaikan permasalahannya pergi dan mencoba untuk tidak memikirkan tentang masalah dengan menyibukkan diri dengan kegiatan lain,

seperti, mendengarkan

musik,

tidur,

bepergian

bersama

teman, makan, bermain bersama

teman, olahraga, membaca buku

cerita, menulis cerita, menyanyi, dan

mengkhayal.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa selain memilih menggunakan koping escape avoidance, mahasiswa memilih koping self control dan planful

problem solving untuk mengatasi stres

dalam perkuliahan. Koping self control yang dilakukan mahasiswa adalah menenangkan diri dengan cara menyendiri dan tidak menanggapi masalah yang dihadapi. Sedangkan koping yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui planful problem solving adalah dengan cara fokus belajar dan mencari referensi materi perkuliahan dari internet.

Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa 53 mahasiswa (65,2%) menyatakan fungsi koping yang dilakukan dapat mengatasi stress yang dialami, sedangkan 23 mahasiswa (34,8%) lainnya mengatakan mekanisme koping yang dimiliki hanya mampu mengurangi stres mereka. Brannon & Feist (2009) mengatakan koping yang berpusat pada emosi dapat menjadi efektif dalam beberapa situasi, yaitu dalam keadaan stres yang tidak dapat dihindarkan dan usaha untuk mencari jalan keluar untuk membuat perasaan nyaman merupakan pilihan yang tepat. Namun Safaria & Saputra (2009) mengatakan bahwa koping yang berfokus pada emosi tidak mampu mengubah kondisi yang stressful dan Plotnik & Kouyoumdjian (2010) mengatakan, cara mengatasi stres adalah dengan mengubah perilaku dan menekankan pada tindakan penyelesaian masalah. Oleh karena itu, penulis berasumsi bahwa koping yang dipilih oleh mahasiswa tidak mampu

(7)

12 mengatasi masalahnya dan diperlukan

tindakan penyelesaian masalah untuk menghasilkan mekanisme koping yang adaptif.

SIMPULAN DAN SARAN

Semua faktor tersebut dapat menyebabkan stres pada mahasiswa keperawatan yang nantinya dapat berdampak pada jalannya proses pendidikan. Oleh sebab itu mahasiswa perlu memilih koping yang tepat untuk menanggulangi stres. Dari hasil penelitian, koping yang paling banyak dipilih oleh mahasiswa adalah escape

avoidance. Tindakan yang dipilih adalah

mendengarkan musik, tidur, dan jalan-jalan. Saran penelitian ini adalah instansi pendidikan keperawatan perlu mengadakan unit konseling untuk membantu mahasiswa yang bermasalah dalam pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Brannon, L. & Feist, J. (2009). Health

Psychology: An Introduction to Behavior and Health. Diunduh 7

Agustus 2012 dari

http://books.google.co.id

Calaguas, G, M. (2011). College Academic Stress: Difference along Gender Lines. Diunduh 27 Februari

2012 dari http://www.ifrnd.org Direktorat Akademik Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi. (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Diunduh 7 Oktober 2011 dari http://www.unud.ac.id

Fathi, A., Nurhidayah, R.E., & Arruum, D. (2011). Persepsi Mahasiswa

tentang Metode Pembelajaran KBK.

Tidak dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara

Plotnik, R. & Kouyoumdjian, H. (2010).

Introduction to Psychology. (9th

Edition). Diunduh 7 Agustus 2012 dari http://books.google.co.id

Safaria, T. & Saputra, N. (2009).

Manajemen Emosi: Sebuah Panduan

Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta:

bumi Aksara

Sarafino, E. P. (2006). Health psychology

biopsychososial interaction. (5th Edition). USA: John Wiley&Sons, Inc

Sestia, N, L. (2011). Hubungan antara

Persepsi Terhadap Iklim Kelas dengan Stres Akademik pada siswa Kelas 1 dI Kelas Internasional SMPN 1 Medan. Diunduh 2 Januari

2012 http://repository.usu.ac.id Wade, C. & Travis, C. (2008). Psikologi.

Jakarta: Erlangga

Wulandari, L. H. (2011). Gambaran Stres

Di Bidang Akademik Pada Pelajar Sindrom Hurried Child Di Sekolah Chandra Kusuma. Diunduh 4 April

Referensi

Dokumen terkait

Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah diketahui bahwa masih banyak ketidaklengkapan pada formulir informed consent pada tindakan ECT premedikasi khususnya pada kelengkapan catatan

[r]

9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional Belanja Jasa Service Bandar Lampung 7,200,000.00 Pengadaan Langsung Belanja Penggantian Suku Cadang Bandar Lampung

Dengan berkembang pesatnya dunia fotografi maka para fotografer muda semakin meningkat.Aftermoment fotografi sebagai salah satu studio foto yang cukup lama di

Apabila saudara ditunjuk sebagai pemenang, apakah saudara bersedia untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi teknis yang terdapat dalam Dokumen Lelang

Hasil penelitian ini konsisten dengan Merdiyat, Ahmad, dan Putri, 2012 serta Septia, 2015 yang menunjukkan hasil bahwa kebijakan dividentidak berpengaruh signifikan

atau contoh yang baik buat anak-anak panti seperti. menyapa tamu dengan ramah dan

Proses pencarian berupa file digital merupakan hal sangat penting dalam menggunakan teknologi, sehingga ketika seseorang ingin menemukan file yang terdapat pada