• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DIPLOMASI BUDAYA DALAM KEBIJAKAN DIALOG LINTAS AGAMA BILATERAL INDONESIA-SERBIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DIPLOMASI BUDAYA DALAM KEBIJAKAN DIALOG LINTAS AGAMA BILATERAL INDONESIA-SERBIA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

36

BAB III

DIPLOMASI BUDAYA DALAM KEBIJAKAN DIALOG LINTAS AGAMA BILATERAL INDONESIA-SERBIA

3.1 Pengantar

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang hasil penelitian terkait dengan global interreligious dialogue: diplomasi kultural dalam kebijakan dialog agama bilateral Indonesia-Serbia. Diplomasi yang di lakukan Indonesia adalah salah satu cara untuk memastikan terjaminnya kepentingan nasional Indonesia, baik dalam tujuan pembangunan, ekonomi, kesejahteraan rakyat dan untuk pencapaian keadilan sosial untuk rakyat Indonesia. Sesuai pada perkembangan internasional baik level kawasan dan global. Kebijakan politik luar negeri dan diplomasi Indonesia tetap pada pelaksanaan yang bebas aktif, yang semata didasarkan pada sebuah kepentingan nasional.

Pada tingkat bilateral Indonesia terus menjalin persahabatan dengan seluruh negara dibelahan dunia. Dalam kaitannya hubungan peningkatan bilateral terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan dari mekanisme dialog bilateral dengan berbagai negara sahabat. Indonesia terus melakukan pendekatan dalam berbagai isu global seperti halnya, perubahan iklim, krisis keuangan, ekonomi, pelucutan senjata, dialog antaragama, demokrasi, HAM dan kemanusiaan, dan terorisme. Deskripsi dari hasil penelitian ini akan diawali dengan uraian gambaran umum negara Serbia dan Indonesia.

(2)

37

3.2 Gambaran Umum Negara Serbia 3.2.1 Sejarah Negara Serbia

Negara Serbia merupakan kerajaan yang berdiri dibawab pengaruh Byzantium. Serbia dikenal sebagai bangsa yang memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme. Hal tersebut dibuktikan dengan kegigihan melawan pihak-pihak Turki Ottoman yang telah berabad-abad menguasai Serbia hingga berhasil merdeka tahun 1878 dibawah jamina Kongres Berlin1. Selain itu dibuktikan juga dalam beberapa peperangan besar seperti Perang Krim, Perang Balkan, Perang Dunia I dan II, bahkan perang saudara ketika terjadi disintegrasi Yugoslavia.

Peperangan yang terjadi di Balkan selama tahun 1912-1913 menimbulkan malapetaka kemanusiaan yang luar biasa. Dalam peperangan yang terjadi pemenang terbesar dalam Perang Balkan adalah Serbia. Serbia dengan hebatnya mengekspansi wilayah dan penduduknya. Tentunya ekspansi berakhir dengan kekejaman terhadap populasi Muslim. Serbia yang merupakan pemenang utama dalam Perang Balkan yang diperkirakan hanya mengalami kerugian sekitar 36.550 korban jiwa dan 55.000 orang terluka2.

Berdirinya Yugoslavia berawal dari inisiatif bangsa Serbia yang bertekad mempunyai gagasan untuk mempersatukan bangsa Slavia Selatan kedalam kerajaan besar yang dipimpin Serbia. Gagasan ini merupakan salah satu cita-cita Serbia yang disebut sebagai gerakan “Serbia Raya”. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perjalanan sejarah Yugoslavia, karena Serbia menjadi pemimpin

1 Julius Siboro, Sejarah Eropa: Dari Masa Menjelang Perang Dunia Sampai Masa Antar

Belum (Yogyakarta: Ombak,2012), 20.

2

Pebi Sapitri, “Perang Balkan dan Implikasinya terhadap Kehidupan Sosial-Politik Islam di Eropa Tenggara (1876-1914 M)”, Intelektualita: Vol. 06, No. 02 (2017), 229-242.

(3)

38 kerajaan Yugoslavia tahun 1929-19423. Tentu ini sangat berpengaruh ketika terjadi disintegrasi Yugoslavia, Serbia berusaha keras agar Yugoslvia tetap utuh meski persatuaanya harus diubah menjadi nasionalisme etnik Serbia.

Serbia merupakan negara mayoritas penduduknya keturunan dari bangsa Slavia Selatan terbesar diwilayah Balkan. Serbia awalnya merupakan kerajaan resminya Great Serbia yang didirikan oleh Stefan Nemanja tahun 1166-1196, sekaligus mengepalai sebuah kerajaan Serbia4. Kerajaan Serbia saat itu berada dibawah pengaruh Byzantium (Romawi Timur), sehingga Serbia dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Kristen Ortodoks, yang secara mayoritas masyarakat serbia menganut agama Kristen Ortodoks bahkan sosial budaya Serbia sangat erat dengan ajaran Kristen Ortodoks. Abad ke -14 kerajaan Sebia dibawah pemerintahan Stefan Dusan (1331-1346) yang telah mencapai masa kejayaannya sekaligus merupakan kerajaan terkuat di semenanjung Balkan. Wilayah kekuasaannya saat itu Republik Serbia sekarag, Montenegro, Bosnia-Herzegovania, Dalmatia, Makedonia, Albania, Kosovo, dan sebagian wilayah Yunani sekarang5.

Wilayah Balkan memiliki letak geografis yang strategis, sehingga Balkan menjadi kontak pertemuan dari berbagai peradaban dunia dan terjadi benturan antara kepentingan seperti Turki Ottoman, Austria-Hungaria, rusia dan lainnya. Abad ke-14, kerajaan Serbia sedang mengalami masa kejayaan akhirnya dapat

3 Nevil Forbes dan Arnold J. Toynbee, The Balkans: A History of Bulgaria, Serbia,

Greece, Rumania, Turkey (Oxford: Clarendon Press, 1915), 68.

4

Serbian Cultural Profil: Handbook For Aged Care Providers Working With Serbian Resident (Dandenong: Serbian Community Assosiation of Australia, 2010).

5 Syamsul Hadi, Politik Standar Ganda Amerika terhadap Bosnia (Jakarta: FoDIS, 1997),

(4)

39 dikalahkan oleh kekuatan Turki Ottoman dalam pertempuran Kosovo tanggal 18 Juni 13896. Sejak saat itu Turki menguasai kekuasaan di Serbia.

Selama kurang lebih lima ratus tahun dikuasai oleh Turki Ottoman (1371-1878)7, masyarakat Serbia merasa tertindas dan muncul kebencian terhadap Turki Ottoman. Kebencian bertambah karena Turki telah mengislamkan sebagian masyarakat Bosnia-Herzegovania yang masyarakatnya masih satu keturunan dari bangsa Slavia Selatan asal Serbia. Sifat keras yang menjadi ciri khas negara Balkan melekat erat pada etnis Serbia. Sejak Balkan dikuasi oleh Turki Ottoman, Serbia paling gencar untuk melakukan perlawanan. Serbia memiliki semangat nasionalisme yang tinggi untuk menyatukan bangsa Slavia Selatan semenjak diresmikannya Pan Slavisme8. Memori tersebut hadir dalam folklore, sastra lisan, anekdot dan sebagainya yang diwariskan dari generasi ke generasi bangsa Serbia.peristiwa tersebut menggambarkan jelas, bahwa Serbia menyimpan rasa dendam terhadap Bosnia-Herzegovania yang akhirnya hubungan antara masa lalu Serbia dengan Bosnia-Herzegovania sangat erat ketika terjadi disintegarsi Yugoslavia.

Setelah bangsa Slavia Selatan tergabung dalam kerajaan Yugoslavia sifat keras mereka tidak pernah luntur. Terlihat dari eksistensi Serbia yang besar dalam federasi, dibangun bersama negara Slavia Selatan. Serbia menerapkan sistem sentarlisasi dalam pemerintahan kerajaan. Berdirinya kerajaan Yugoslavia,

6

Lord Eversley, The Turkish Empire (Pakistan: Khasmir Barat Lahore, 1958), 21.

7 R.G.D. Laffan , The Serbs: The Guardians Of The Gate (New York: Dorset Press,

1989), 21.

8 Marwati Djoened Poesponegoro, Tokoh dan Persitiwa Dalam Sejarah Eropa 1815-1845

(Jakarta: Erlangga, 1982), 190. Gerakan Pan Slavisme diresmikan sejak 1848. Gerekan tersebut untuk mempersatukan bangsa Slavia serta menjunjung tinggi kebudayaan Slavia. Gerakan tersebut diupayakan oleh Rusia, Polandia, dan Serbia. Serbia mendapat pengaruh Pan Slavisme dari Rusia yang dimana hendak meluaskan pengaruhnya di Balkan.

(5)

40 ditandai dengan percekcokan antara Kroasia dan Serbia9. Sesuai dengan karakter bangsa Serbia yang memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme yang tinggi, Serbia terus berusaha memberontak untuk lepas dari Turki. Pasca melakukan perlawanan, Serbia berhasil merdeka tahun 1878 dibawah jaminan Kongres Berlin, Serbia secara resmi menjadi kerajaan pada tanggal 6 Maret 188210.

Tahta kerajaan Yugoslavia saat itu dipegang oleh Aleksander Karadjorjevic, yang menerapkan sistem sentarlisasi konstitusi kerajaan. Rupanya konstitusi tidak disetujui oleh Kroasia, terutama Partai Tani Kroasia11. Kroasia lebih menginginkan otonomi yang lebih longgar dalam sebuah kosntitusi kerajaan. Keinginan tersebut kemudian ditolak Serbia dengan berbagai alasan. Perbedaan pendapat kedua negara tersebut terjadi antara Kroasia dan Slovenia dengan Serbia dan Montenegro yang didukung oleh Muslim Bosnia. Pertikaian Serbia-Kroasia memuncak saat pembunuhan tiga pimpinan Partai Tani Kroasia tanggal 20 Juni 192812.

Kekuatan yang menguasai Yugoslavia sejak tahun 1942, memanfaatkan perselisihan. Bosnia dimasukkan dalam negara Kroasia dan Islam dinyatakan menjadi agama resmi Kroasia13. Kroasia disukung oleh fasis membentuk Ustasha14 dan kaum Muslim Bosnia dalam organisasi tersebut. Fasis mendirikan

9 Tjipta Lesmana, Runtuhnya Kekuasaan Komunis (Jakarta: Erwin-Rika Press, 1992),

190.

10

Tjipta Lesmana, Runtuhnya..., 192.

11

Tjipta Lesmana, Runtuhnya..., 194. Partai Tani Kroasia merupakan partai oposisi di Kroasia yang didirikan tahun 1904.

12 Tjipta Lesmana, Runtuhnya..., 195.

13 Dafri, Konflik Etnik Pasca Perang Dingin: Studi Kasus Yugoslavia (Yogyakarta: UGM

Press, 1996), 24.

14 Noel Malcolm, Bosnia A Short History (London: Papermac, 1996), 321. Ustasha adalah

gerakan teroris dan nasionalis ekstrim yang dipimpin Ante Pavelic serta menjadi kekuatan dalam NDH.

(6)

41 Negara Independen Kroasia15 yang diresmikan tanggal 10 April 194116. Pembantaian yang dilakukan oleh Ustasha terhadap etnis Serbia bukanlah satu-satunya konflik etnis yang terjadi di Yugoslavia. Kerusuhan etnis terjadi antara minoritas etnis Serbia dengan etnis Albania di Kosovo17.

Kosovo adalah bagian dari Repubik Serbia, namun mayoritas penduduk Kosovo etnis Albania. Etnis Albania di Kosovo mulai memiliki keberannian untuk memusuhi etnis Serbia semenjak Aleksander Rankovic18 tidak lagi mengayomi etnis Serbia di Kosovo. Hal ini semakin menajam dengan diskriminasi politik yng terus dialami etnis Serbia. Serbia tidak terima adanya pencabutan birokraat Serbia di Kosovo oleh orang keturunan Albania. April 1981, demonstrasi atnis Albania memprotes kebijakan ekonomi Beograd yanng diwarnai dengan anti Serbia19.

Kerusuhan Kosovo adalah masalah yang perlu diwaspadai, karena hal ini memberikan dampak terhadap kelangsungan politik Yugoslavia. Dimana situasi Yugoslavia semakin tidak stabil dengan munculnya Slobodan Milosevic20.

15 Noel Malcolm, Bosnia..., 320. Negara Independent Kroasia adalah negara boneka

bentukan Jerman wilayahnya Kroasia dan Bosnia sejak 1941-1945.

16 Tjipta Lesmana, Runtuhnya..., 196. 17

Tito memperkecil wilayah Serbia dengan membentuk dua provinsi otonom yaitu Vojvodina dan kosovo. Tindakan ini merupakan jalan keluar yang dialmbil terkait keinginan Serbia untuk menggabungkan wilayah Bosnia yang dihuni etnis Serbia dalam wilayah Republik Serbia.

18

Milovan Djilas, Percakapan Dengan Stalin (Bandung: Kiwari,1963), 275. Aleksander Rankovic merupakan pemimpin Partai Komunis Yugoslavia tahun 1927. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, Direktur Militer, serta polisi Rahasia. Ia dianggap sebagai orang yang kekuasaannya langsung dibawah Tito. Tahun 1966, Rankovis dipecat oleh Tito dari jabatan wakil presiden karena menentang kebijakan liberalisme yang dijalankan.

19 Syamsul Hadi, Politik Standar Ganda Amerika Serikat Terhadap Bosnia (Jakarta:

FoDis, 1997), 36.

20 Tim Narasi, The Mass Killers Of The Twentieth Century, dalam Febiola Reza Wijaya,

Pembunuhan-Pembunuhan Masal Abad XX (Yogyakarta: Narasi, 2006), 139-140. Slobodan Milosevic lahir tanggal 20 Agustus 1941 di Pozaverac, sebelah barat Belgrade atau sekarang Beograd, Serbia, Yugoslavia. Ia terpilih menjadi pemimpin Liga komunis Serbia 1986 dan presiden serbia 8 Mei 1989.

(7)

42 Permasalahn yang dilanda Kosovo ini dimanfaatkan Milosevic untuk mengambil keuntungan dalam mencapai karir politiknya.

Sebagai ketua Liga komunis Serbia Sepetember 1987, Milosevic menggunakan retorika nasionalisme etnis Serbia utuk memobilisasi pendukungnya sehingga dapat menggeser para pejabat yang moderat dalam menangani masalah Kosovo. Milosevic bejanji akan memenuhi harapan sosial dan kebangsaan etnis Serbia dengan jaminan terhadap integritas Serbia sebuah bangsa yang mampu mensejahterahkan perekonomian rakyat21.

Pada awalnya (Federal People’s Republic of Yugoslavia – FPRY) terdiri dari 6 negara bagian yaitu Serbia, Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovania, Montenegro dan Makedonia. Setelah hubungan Yugoslavia dan Uni Soviet memburuk, Tito kemudian diangkat menjadi presiden seumur hidup22. Tito mengganti nama Yugoslavia menjadi Negara Republik Federasi Sosialis Yugoslavia (Socialist Federal Republic of Yugoslavia – SFRY) pada 7 April 1963-1991, kemudian menjadi Republik Federasi Yugoslavia (Federal Republic of Yugoslavia – FRY) pada tahun 1992-2002. Pada tahun 2003-2006, FRY berganti nama menjadi Uni Serbia dan Montenegro. Pada tanggal 21 Mei 2006, Uni Serbia dan Montenegro secara resmi pisah dan menjadi Republik Serbia dan Republik Montenegro23. Dalam hal ini kemudian Republik Serbia yang beribukotaan Beograd mewarisi hak dan kewajiban hukum internasional dari negara Yugoslavia.

Sepeninggal Tito, seiring dengan runtuhnya adidaya Uni Soviet, Yugoslavia tidak mampu untuk mempertahankan diri sebagai negara federal,

21 Walgito, Kejatuhan Kekuasaan rezim Milosevic (Yogyakarta: UGM Press, 2001), 36. 22

Soelistyati Ismail Gani, Disintegrasi di Yugoslavia dan Faktor Penyebabnya (Yogyakarta: FISIPOL UGM, 1993), 8 .

23 Dimana tanggal 4 Februari 2003 menjadi Serbia dan Montenegro, dan pada 3 Juni 2006

(8)

43 sehingga Republik Yugoslavia bubar dan terpecah menjadi enam negara baru. Serbia dengan penduduk sekitar 7,3 juta; Bosnia 4,2 juta; Kroasia 4 juta; Montenegro 600.000; Slovenia 2 juta; dan Makedonia 2 juta. Warga Serbia mayoritas memeluk agama Kristen Ortodoks, Kroasia memeluk Roman Khatolik, dan Bosnia memeluk Islam. Selebihnya terpencar di tiga negara lainnya24.

3.2.3 Letak Geografis dan Kependudukan25

Dari segi wilayah, Serbia merupakan salah satu negara yang terletak di bagian Selatan benua Eropa. Secara geografis terletak di antara 41°-47° LU dan 18°-23° BT, Serbia berbatasan dengan Hungaria di Utara; Romania dan Bulgaria di Timur; Makedonia dan Albania di Selatan serta Montenegro, Kroasia dan Bosnia-Herzegovina di sebelah Barat. Ibu kota Serbia adalah Beograd. Luas wilayah Serbia sebesar 77.474 km2. Dengan jumlah penduduk negara Serbia berjumlah 7.076.372 jiwa26 (tahun 2016) dan 7.078.110 jiwa (tahun 2018).

3.2.4 Komoditas Ekspor Dan Impor Serbia dan RI-Serbia27

Berdasarkan klasifikasi Standard International Trade Classification (SITC), komoditas ekspor penting Serbia tahun 2015 adalah kelompok jalan kendaraan (USD 1.568,6 juta), mesin dan peralatan listrik (USD 1.031,4 juta),

24

A Lesson Learned from Yugoslavia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Diambil dari https://www.uinjkt.ac.id>...>Artikel, (diakses pada tanggal 24 Oktober 2019, 02:15).

25

Hasil wawancara dengan bapak bapak Arief Ilham Ramadhan. Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beograd, Republik Serbia. Diambil dari https://kemlu.go.id/portal/id/belgrade/id/pages/background_negara_serbia_dan-hubungan_ bilateral. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2019, 09:15).

26 Data Biro Statistik Serbia tahun 2016 dan 2018. 27

Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Beograd, Republik Serbia. Diambil dari

https://kemlu.go.id/portal/id/belgrade/id/pages/ background_negara_serbia_dan-hubungan_ bilateral. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2019, 09:15).

(9)

44 buah dan sayuran (USD 764,0 juta), sereal dan produk lain (USD 639,6 juta), dan logam, besi (USD 563,1 juta) yang secara bersama-sama mewakili 34.1% nilai keseluruhan ekspor. Sementara produk yang diimpor Serbia dari luar negeri pada tahun 2015, terutama berupa kelompok infranstruktur (USD 1.206,9 juta), minyak (USD 719,2 juta), listrik, mesin dan peralatan (USD 538,0 juta), gas alam (USD 518,7 juta) dan alat medis dan farmasi (USD 521,3 juta) yang secara bersama-sama mewakili 22.6% dari keseluruhan nilai impor.

Komoditas ekspor utama RI-Serbia yaitu karet alam, kertas, minyak kelapa sawit dan produk turunnya, produk perikanan, kelapa dan produk turunanya, alas kaki, kertas. Sedangkan impor produk makanan olahan, peralatan untuk analisa kimia dan fisika, peralatan terapis mekanis, alat pemanas, kayu produk kebersihan dari bahan karet , pressure switch atau perpindahan tekanan (2016, Development Agency of Serbia-RAS/Agen Pengembangan Serbia-RAS)28. Nilai perdagangan bilateral29 USD 15.324 Juta (ekspor USD 6.201 juta; impor USD 9.120 juta), sedangkan30 USD 28.106 Juta (ekspor USD 2.808 juta; impor USD 25.298 juta).

3.2.5 Sistem Politik dan Pemerintahan31 3.2.5.1. Konstitusi

Konstitusi Republik Serbia yang saat ini berlaku disetujui oleh Majeliis Nasional Republik Serbia pada tanggal 30 September 2006 dan

28

Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Beograd, Republik Serbia. Diambil dari

https://kemlu.go.id/portal/id/belgrade/id/pages/ background_negara _serbia_dan-hubungan_bilateral. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2019, 11:05).

29

Data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2015.

30 Data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2016.

31 Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar (diakses pada

(10)

45 disahkan melalui referendum pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2006. Teks pembukaannya menganggap Provinsi Kosovo dan Metohija sebagai bagian kesatuan dari wilayah Serbia yang diberikan status otonomi substansial. Konstitusi tersebut mengatakan Serbia sebagai negara merdeka dan menjamin Hak Asasi Manusia, termasuk hak-hak minoritas dan melarang hukuman mati dan kloning manusia. Konstitusi ini menjamin perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual. Kewajiban Republik Serbia adalah ubtuk membantu dan mempromosikan perkembangan ilmu pengetahuan budaya dan seni.

3.2.5.2. Eksekutif32

Pemerintah Serbia berbentuk Republik dimana kabinet dikepalai oleh Perdana Menteri selaku kepala pemerintahan, sedangkan Presiden bertindak sebagai kepala negara. Pemerintahan Serbia terdiri dari perdana menteri, wakil perdana menteri dan menteri-menteri. Kandidat perdana menteri harus mempresentasikan program-programnya dan mengajukan daftar menteri-menteri dalam pemerintahannya ke Majelis Nasional. Wakil Perdana Menteri I bertanggungjawab dalam bidang pertahanan, keamanan dan perlawanan terhada kejahatan dan korupsi.

Presiden dipilih melalui pemilihan langsung untuk lima tahun masa jabatan (dapat dipilih untuk periode kedua), sedangkan Perdana Menteri ditunjuk oleh Presiden dengan persetujuan Majelis Nasional. Presiden Serbia saat ini adalah Alexsander Vucic yang menjabat sejak 31 Mei 2017.

(11)

46 Perdana Menteri Serbia saat ini, Ana Brnabic, mulai menjabat sejak 29 Juni 2017.

3.2.5.3. Legislatif 33

Majelis Nasional Serbia (MNS) adalah badan perwakilan tertinggi dan pemegang kekuasaan legislatif di Republik Serbia. MNS menganut sistem unikameral dan beranggotakkan 250 orang. Anggota MNS dipilih melalui pemilihan langsung untuk masa jabatan 4 tahun. MNS berwenang mengesahkan dan mengamandemen konstitusi, meratifikasi kontrak internasional, mendeklarasikan perang dan damai serta menetapkan keadaan darurat perang atau darurat sipil, mengesahkan undang-undang otonom dan memberikan amnesti.

MNS memiliki hak untuk memilih pemerintah, menunjuk dan memberhentikan pejabat tinggi badan peradilan, Gubernur Bank Nasional Serbia dan anggota dewan gubernur, serta pejabat negara lainnya yang ditetapkan oleh hukum. Ketua MNS saat ini adalah Ms. Maja Gojkovic (Serbian Progressive Party) yang dilantik pada tanggal 23 April 2014 untuk masa jabatan selama 4 tahun dan terpilih kembali sesudah pemilu legislatif yang dipercepat pada tanggal 24 April 2016.

3.2.5.4. Yudikatif34

Pengadilan Tinggi Kasasi merupakan pengadilan tertinggi di Republik Serbia yang beranggotakan lebih dari 60 hakim. Pengadilan

33 Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar (diakses pada

tanggal 5 Oktober 2019, 8:11).

(12)

47 tertinggi lain di Serbia adalah Mahkamah Konstitusi yang beranggotakn 15 hakim. Hakim Agung diajukan oleh High Court Council (HJC)-lembaga yang beranggotakan Menteri Kehakiman, anggota parlemen ex-officio, dan praktisi hukum yang dipilih oleh MNS. Mahkamah Konstitusi beranggotakan 15 hakim yang tunjuk oleh MNS, Presiden, dan Pengadilan Tinggi Kasasi. Hakim-hakim kedua badan tersebut ditunjuk untuk masa jabatan tetap oleh HCJ.

3.2.6 Perkembangan Negera Serbia

Situasi sosial dan budaya masyarakat di Serbia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (akhir 2012-2017)35, masih dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain penyelesaian Isu Kosovo (dialog Beograd-Pristina), krisis perekonomian Serbia, proses Integrasi Serbia menuju keanggotaan UE, liberalisme perdagangan dan reformasi di segala bidang. Di bidang keagamaan36, pemerintah Serbia senantiasa berupaya untuk menunjukkan solidaritas dan terus berusaha menerapkan toleransi diantara umat beragama. Dampak krisis ekonomi juga menyebabkan menurunnya kualitas kehidupan masyarakat Serbia secara umum. Semakin terbatasnya kemampuan keuangan negara, telah mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan efiensi anggaran di berbagai sektor termasuk pemotongan gaji dan pensiun.

Di bidang kesehatan, secara umum kondisi fasilitas kesehatan di Serbia masih tetap dipertahankan dengan baik oleh pemerintah Serbia, walaupun masih

35 Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Beograd, Republik Serbia. Diambil dari

https://kemlu.go.id/portal/id/belgrade/id/pages/ background_negara_serbia_dan-hubungan_ bilateral. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2019, 09:15).

(13)

48 terkendala oleh keterbatsan keuangan negara. Dalam konteks riset kesehatan dan farmasi, Serbia masih terus berkembang dan mempertahankan kualitas hasil risetnya di dunia kedokteran dan farmasi. Dalam bidang pendidikan37, pemerintah Serbia terus berusaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas atau mutu pendidikannya. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan standar pendidikan yang ditentukan oleh Uni Eropa. Reformasi di bidang pendidikan terus dilakukan, khusunya untuk jenjang perguruan tinggi.

Serbia terus berupaya meningkatkan komintmennya terhadap perlindungan hak asasi manusia. Pemerintah Serbia telah mengadopsi program Strategi Pencegahan daan perlindungan dari Diskriminasi untuk periode 2013-2018 pada tanggal 27 Juni 201338. Berdasarkan program tersebut, terdapat strategi bagi sembilan kelompok sosial rentan yang dinilai masih mengalami diskriminasi, yakni kelompok wanita, anak, LGBT, cacat, lanjut usia, pengungsi, migran internal dan kelompok migran dengan gangguan kesehatan yang dapat menjadi dasar bagi terjadinya diskriminasi, juga masyarakat dan kelompok keagamaan minoritas. Pemberitaan media massa internasional mengenai kondisi HAM di Serbia dinilai masih tidak seimbang dan cenderung digunakan sebagai alat propaganda. Dalam liingkup informasi, media massa Serbia masih didominasi oleh isu-isu politik, khususnya mengenai status Kosovo.

Privatisasi media massa dan pers di Serbia memberikan kebebasan, namun dituntut juga independensi media seperti yang disyaratkan oleh pihak UE39. Untuk menciptakan independensi media, Pemerintah Serbia telah mengadopsi program

37

Hasil wawancara dengan bapak Arief Ilham Ramadhan merupakan bagian Fungsinal Diplomat Muda, Direktorat Diplomasi Publik, 4 September 2019, 09.25 WIB.

38 Data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 39 Data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

(14)

49 Media tahun 2011-2016 pada tanggal 29 September 2011. Berdasarkan strategi media yang baru, negara, pemerintah daerah, institusi negara atau pemerintah maupun perorangan yang secara langsung maupun tidak langsung bekerja pada pemerintah Serbia, tidak diperbolehkan menjadi pemilik media. Berdasarkan program ini, kepemilikan sebuah media harus bersifat transparan dan sumber modal yang digunakan untuk pembelian sebuah media harus dilaksanakn secara transparan.

Peluang pengembangan sektor pariwisata Serbia cukup besar mengingat letak strategis Serbia yang berada di crossroad kawasan Balkan40. Kondisi ini menjadikan Serbia sebagai salah satu destinasi wisata alternatif yang potensial. Perlintasan sungai Danube dan Sava memberikan peluang besar bagi pengembangan wisata sungai di Serbia. Salah satu proyek mercusuar pengembangan sektor pariwisata Serbia yang diusung oleh pemerintahan PM Vucic adalah “Belgrade City on Water Projects”. Proyek tersebut merupakan proyek kerjasama jangka panjang antara pemerintah Serbia dengan konsorsium investor Ini Emirat Arab. Proyek tersebut hingga saat ini masih terus dipersiapkan pelaksanaannya. Tujuan ahir proyek ini adalah untuk menjadikan Beograd menjadi salah s atu pusat bisnis dan investasi, serta pariwisata yang bergengsi di kawasan.

3.3 Gambaran Umum Hubungan Bilateral Indonesia-Serbia41

Sejarah mencatat bahwa hubungan diplomatik Indonesia-Serbia terjalin sejak tanggal 4 November 1954, dimana Serbia pada masa itu masih tergabung

40 Data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

41 Hasil wawancara dengan bapak Arief Ilham Ramadhan merupakan bagian Fungsinal

(15)

50 dalam Republik Federasi Rakyat Yugoslavia (Federal People’s Republic of Yugoslavia-FPRY), dibawah kepemimpinan Presiden Josiph Broz Tito tanggal 29 November 1945 dan mengubah bentuk pemerintahan Yugoslavia yang tadinya kerajaan menjadi republik yang berhaluan komunis. FPRY memberikan pengakuan resmi atas berdirinya negara Republik Indonesia pada tanggal 1 Februari 1950.

Pada tanggal 10 Februari 1956, pemerintah Republik Indonesia membuka Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beograd, sedangkan FPRY kantor perwakilannya di Jakarta pada Februari 1955 pada level Charge d’Affaires. Dengan pecahnya Yugoslavia, Republik Serbia yang beribukotakan Beograd mewarisi hak dan kewajiban hukum internasional dari negara Yugoslavia. Serbia memiliki posisi strategis di kawasan Eropa dan memiliki potensi besar di bidang perekonomian khususnya sektor pertanian. Skill SDM yang terampil dan relatif murah untuk kawasan Eropa menjadikan Serbia sebagai tempat yang menarik pengembangan kerja sama bisnis atau perdagangan dan investasi.

Serbia juga memiliki jaringan perdagangan yang luas dengan berbagai negara termasuk dalam rangka EFTA, UE, Rusia, Turki, Kazakhstan, Balarus, dan Amerika Serikat. Oleh karenanya, Serbia dapat menjadi salah satu hubungan penting komoditas ekspor Indonesia di kawasan Eropa Tengan dan Timur. Dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Serbia, Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Serbia telah menandatangani MoU Pembentukan Konsultasi Bilateral Indonesia-Serbia pada tanggal 27 Maret 200842. Sebagai tindak lanjut MoU tersebut, maka pada tanggal 10-13 Juni 2009

(16)

51 telah dilaksanakan pertemuan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) antara Indonesia-Serbia dilakukan.

3.4 Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (ISBID)43

ISBID merupakan komitmen bersama bilateral kedua negara. ISBID merupakan inisiatif dari Pemerintah Indonesia sebagai salah satu bagian dari soft power diplomacy untuk selalu menjaga harmoni, dan perdamaian dalam rangka menciptakan kemakmuran bagi komunitas global. Catatan pelaksanaan Dialog Lintas Agama (DLA) kedua negara yaitu44:

DLA ke-1 yang dilaksanakn di Beograd, 6-10 April 2011, “Building Collaborative Communities: Strengthening Civil Society and Inter-religious Cooperation for Development”.

DLA ke-2, Jakarta dan Malang, 19-24 November 2012. “Managing Cultural and Religious Diversity”.

Gambar 1.1

Second Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (Foto: kemenag.go.id)

43

Hasil wawancara dengan bapak Arief Ilham Ramadhan merupakan bagian Fungsinal Diplomat Muda, Direktorat Diplomasi Publik dan Data Kementerian Luar Negeri, 4 September 2019, 09.25 WIB.

(17)

52 Pada pertemuan ISBID ke dua ini membahas tentang mengelola keberagaman agama dan budaya. Delegasi Republik Indonesia dan Serbia bersama mengakui bahwa dialog antarumat beragama perlu dilakukan utnuk tercipta sebuah keharmonisan. Dalam dialog tersebut kedua negara ingin merefleksikan keinginan ke dua negara untuk hidup rukun, toleran dan damai. Kegiatan dialog yang dilakukan ini merupakan implementasi dari tujuan negara Indonesia sebagai tercantum dalam konstitusi. Kegiatan ini untuk memperkuat pemahaman keagaman yang menjunjung tinggi toleransi45.

DLA ke-3, Beograd, 9-12 November 2015, “Youth in Intercultural and Interfaith Dialogue: Perspective, Oppurtunities and Challenges”.

Gambar 1.2

Third Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (Foto: Izak Lattu)

Dialog Lintas Agama ke tiga ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan saling tukar pengalaman kedua negara, terutama peningkatan pemuda dalam mengelola keberagaman budaya dan agama. Dalam pertemuan ini membahas berbagai cara, upaya dalam

45 Bilateral Interfaith Dialogue RI-Serbia. Di ambil dari www.tabloiddiplomasi.org

(18)

53 menanggulangi radikalisme, ekstrimisme serta xenophobia dan menjalin kerja sama dalam bidang dialog lintas agama46.

Kemudian rencana DLA ke-4, Yogyakarta, 23-24 Oktober 2019, “Sustaining Peace and Harmony: Engaging Women, Youth, and Media”.

Gambar 1.3

Fourth Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (Foto: kemenlu.go.id)

Kedua negara sama-sama negara yang plural dengan berbagai agama yang hidup secara berdampingan. Kedua negara ingin berbagai pengalaman dan juga memberikan pandangan bagaimana merawat keberagaman. Dialog lintas agama merupakan bagian dari soft public diplomacy. Dalam pertemuannya juga Dicky Setiawan47 pakar lintas agama mengatakan betapa pentingnya interfaith (lintas agama) sebagai bentuk dari public diplomacy. Forum ISBID menghasilkan beberapa perjanjian untuk memajukan dan meningkatkan kerja sama di berbagai sektor, media, pemuda serta partisipasi perempuan dan kontribusi terhadap perdamaian. Kedua belah pihak sepakat bahwa pluralisme atau multikulturalisme harus

46 Tabloid Diplomasi. The Third Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue. Diambil

dari www.tabloiddiplomasi.org (diakses pada tanggal 10 November 2019, 16:21).

47 Munasih Sahana, RRI News Portal. Dialog Lintas Agama Indonesia-Serbia

Berlangsung di Yogyakarta. Diambil dari https:/m.rri.co.id (diakses pada tanggal 24 Oktober 2019, 03:21).

(19)

54 tumbuh dari ruang lingkup seperti keluarga, struktural, atau formal melalui pendidikan48. Karena Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia dan tentu mempunyai kepentingan untuk mengutamakan toleransi, pluralisme, dsb.

3.4.1. Politik49

Hubungan diplomatik dan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Serbia telah memasuki usia 65 tahun. Kedua negara mendeklarasikan pembukaan hubungan diplomatik pada tanggal 4 November 1954, yang telah membuka babak baru hubungan kedua bangsa dan negara, dimana Serbia pada masa itu masih bergabung dalam republik Federasi Rakyat Yugoslavia (FPRY), dibawah kepemimpinan Presiden Josiph Broz Tito. Sejarah terbentuknya hubungan diplomatik kedua negara, diawali dengan pengakuan resmi FPRY atas berdirinya negara Republik Indonesia, yang disampaikan pada tanggal 1 Februari 1950 melalui telegram resmi Perdana Menteri FPRY Edward Kardelj, kepada Perdana Menteri atau Menlu Indonesia Mohammad Hatta. Setelah itu, kedua negara sepakat untuk mmebuka hubungan diplomatik. Kesepakatan ini diumumkan melalui pernyataan resmi kedua negara tanggal 4 November 1954 di Jakarta dan Beograd. Pada tanggal 10 Juli 1956, Pemerintah Indonensia membuka Kedutaan Besar di Beograd dan menunjuk Dr. Soedarsono sebagai Dubes

48

Data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

49 Buku Diplomasi Indonesia 2011. Hubungan Bilateral dengan Negara Mitra di

Berbagai Kawasan Dunia Kawasan Eropa Tengah dan Timur). Diambil dari https://ex.kemlu.go.id (diakses pada tanggal 3 November 2018, 19:57), 174.

(20)

55 Indonesia pertama50. Di lain pihak, Pemerintah FPRY membuka kantor perwakilan di Jakarta pada bulan Februari 1955 dengan level Charge d’Affaires. Pada tahun 1957 FPRY menunjuk seorang Duta Besar yang pertama untuk Indonesia, Dr. Stane Pavic.

Dalam sejarahnya, Indonesia dan Yugoslavia merupakan dua negara yang memainkan peranan penting dan menjadi salah satu dari lima negara yaitu Ghana, Indonesia, India, Mesir dan Yugoslavia adalah pendiri Gerakan Non Blok (GNB) pada tahun 1961, yang dilhami oleh hasil Konferensi Asia Afrika atau KAA berupa “Dasasila Bandung”51 pada tahun 1955, di Bandung. Keeratan hubungan kedua negara ditandai dalam KTT I GNB52 di Beograd pada tanggal 1 September 1961. Serbia merupakan salah satu mitra penting Indonesia di kawasan Balkan Barat (Eropa Tenggara) dan tetap memberikan komitmen dan dukungan penuhnya atas kedaulatan NKRI. Sebaliknya, Indonesia merupakan salah satu mitra penting Serbia, tidak saja dalam kerangka GNB, namun juga Indonesia sebagai mitra kerja bilateral dan salah satu pintu masuk penting bagi pengembangan kerjasama bilateralnya di kawasan Asia Tenggara. Indonesia dan Serbia mempunyai hubungan kerjasama yang erat dalam

50 Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Beograd, Republik Serbia. Diambil dari

https://kemlu.go.id/portal/id/belgrade/id/pages/ background_negara _serbia_dan-hubungan_bilateral. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2019, 09:15).

51

Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termaut dalam piagam PBB. Menghormati kedaulatan serta integritas teritorial semua bangsa. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa besar maupun kecil. Diambil dari https://disdik.jabarprov.go.id (diakses pada tanggal 15 November 2019, 18:49).

52 Gerakan Non-Blok (GNB) Konfrensi Asia-Afrika (KAA) di bandung tahun 1955

merupakan proses awal dari lahirnya GNB. GNB berdiri saat diselenggarakan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) I GNB di Beograd, Yugoslavia 1-6 September 1961. Diambil dari Gerakan Non Blok, Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia https://kemlu.go.id (diakses pada tanggal 16 November 2019, 18:58).

(21)

56 konteks multilateral, khususnya kerjasama saling dukung untuk kepentingan kedua negara diberbagai forum internasional.

Komitmen kedua negara untuk lebih fokus dalam mendorong dan memperluas hubungan kerjasama bilateralnya, telah diwujudkan dengan terbentuknya tiga kesepakatan di bidang ekonomi pada tahun 2011, yang terdiri dari Persetujuan Penghindaran Pajak Barganda (P3B) pada tanggal 6 September 2011 dan Persetujuan Peningkatan dan Perlindungan Timbal Balik Penanaman Modal (P4M)53. Selain itu, kedua negara sepakat mendorong kerjasama di bidang militer/pertahanan dengan terbentuknya MoU kerja sama di bidang partahanan, pada tanggal 13 September 2011. Posisi strategis dan peran penting Serbia di kawasan Balkan yang berada diantara kawasan Eropa Tengah dan Timur kawasan Barat (UE) menjadi daya tarik bagi kepentingan Indonesia54. Selain itu, Serbia menjadi titik perhatian utama dan penting bagi kalangan negara-negara berpengaruh, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia dan Tiongkok. Dalam hal ini, keberadaan posisi Serbia sebagai sahabat Indonesia di kawasan Balkan menjadi cukup signifikan, dan dapat dimanfaatkan Indonesia secara tepat dan strategis untuk kepentingan nasional Indonesia.

Selain melalui pelaksanaan Forum Konsultasi Bilateral (FKB), hubungan bilateral Indonesia dan Serbia mencapai puncak baru melalui pelaksanaan kunjungan kenegaraan Presedin Serbia ke Indonesia pada

53

Pemberlakuan perjanjian P3B antara Republik Indonesia dan Republik Serbia. Kementrian Keuangan, Direktorat Jendral Pajak. Diambil dari https://www.pajak.go.id (diakses pada tanggal 14 November 2019, 18:20).

54 Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Beograd, Republik Serbia. Diambil dari

https://kemlu.go.id/portal/id/belgrade/id/pages/ background_negara _serbia_dan-hubungan_bilateral. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2019, 09:15). Dan Hasil wawancara dengan Bapak Dikmas merupakan bagian Fungsional Diplomat Pertama, Direktoraat Diplomasi Publik.

(22)

57 tanggal 27 April 2016. Hasil kunjungan kenegaraan tersebut, antara lain disepakatinya Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas dan Nota Kesepahaman Program Kerjasama bidang Pendidikan. Dalam konteks kerjasama politik kerjasama politik diforum internasional, kedua negara tetap memberikan komitmennya dalam peningkatan kerjasama saling dukung di berbagai fora/organisasi internasional yang menjadi kepentingan masing-masing negara.

3.4.2. Ekonomi55

Serbia adalah negara tujuan investasi yang memberikan kemudahan dan insentif baik di tingkat pusat maupun daerah, seperti kemudahan adminitratif, pemebrian insentif atas setiap tenaga kerja yang dipekerjakan, berian tax holiday hingga 10 tahun, maupun pemberian lahan untuk pembangunan industri dan berbagai infrastruktur dasar yang tersedia di kawasan-kawasan industri (industrial esatte) seperti jaringan listrik, sluran air, saluran pembuangan, jaringan telepon dan infranstruktur jalan. Serbia juga memiliki berbagai potensi seperti industri dasar, pertanian dan industri pertanian srta SDM yang terdidik dan bersaing di pasar tenaga kerja. Kemampuan industri dasar Serbia diwarisi sejak zaman Yugoslavia yang saat itu mencapai swasembada. Sektor pertanian adalah sektor unggulan Serbia yang didukung dengan faktor lahan dan cuaca yang mendukung serta fasilitas penelitian dan pengembangan yang maju dan memiliki reputasi internasional.

(23)

58 Neraca pedagangan Indonesia-Serbia tahun 201656 mencapai USD 28.106.000 dengan ekspor Indonesia ke Serbia mencapai USD 2.808.000 sementara impor Indonesia dari Serbia mencapai USD 25.298.00057. Komoditas ekspor utama Indonesia adalah tuna, cakalang, bonito atlantik (Sarda Spp), disiapkan atau diawetkan, utuh atau sebagian, tetapi tidak dicincang (USD 385.000); pelat, lembaran, film, foil dan strip plastik, plastik seluler (USD 334.000); rambut palsu, janggut palsu, alis dan bulu mata, Sakelar dan sejenisnya (USD 214.000); sweater, pullover, kaus rompi dan barang semacam itu dari bahan tekstil (USD 146.000); alas kaki dengan sol luar dari karet, plastik atau kulit komposisi dan bagian atasnya dari kulit (USD 95.000), dan lain-lain.

Komoditas impor58 utama Indonesia adalah bomb, granat, torpeda, ranjau, rudal, dan amunisi perang dan bagian yang serupa (USD 19.026.000); persiapan makanan (USD 266.000); instrumen dan peralatan untuk medis, bedah ilmu kedokteran hewan (USD 113.000); artikel higienis atau farmasi (USD 55.000); terapi ozon, oksigen, terapi aerosol, respirasi buatan atau alat bantu pernapasan terapi lainnya (USD 36.000) dan lain-lain.

Perkembangan investasi Indonesia di Serbia masih terbatas, namun terus berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan arus investasi Indonesia antara lain59:

56 Data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 57 Data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 58

Data Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

59 Portal Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Beograd, Republik Serbia. Diambil dari

(24)

_serbia_dan-59 a. Indo Serbia Food (milik Salim Group) yang berdiri sejak tahun 2010, bergerak di bidang impor, distribusi dan penjualan produk mie instan “indomie” untuk Serbia, Makedonia, Bulgaria dan Rumania. b. Proyek perkebunan budidaya jamur Delta Danube (milik Sali

Group)yang diresmikan pada tanggal 15 April 2016.

c. Pabrik mie instan yang dikelola oleh Indo Adriatic Industri (milik Salim Group) di kota Indjija yang diresmikan pada tanggal 2 September 2016. Di lain pihak, hingga saat ini belum terdapat investasi yang berarti dari Serbia ke Indonesia.

Jumlah wisatawan60 asal Serbia dan Montenegro ke Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah wisatawan Serbia dan Montenegro ke Indonesia pada tahun 2010 mencapai 1.093, meningkat hingga 1.215 (tahun 2011), pada tahun 2012 meningkat 1.319, di tahun 2013 meningkat 2.242 dan pada tahun 2015 meningkat dengan 2.451. Wisatawan Serbia umumnya menyukai destinasi yang menawarkan keindahan alam, budaya, sejarah dan wisata kuliner.

3.4.3. Sosial Budaya

Yugoslavia adalah negara terdiri dari beraneka ragam etnis yang merupakan bagian rumpun dari bangsa Slavia Selatan. Lima etnis terbesar yaitu Serbia, Kroasia, Slovenia, Macedonia dan Montenegro. Dari etnis yang mendiami Yugoslavia masing-masing mempunyai proporsi yaitu

hubungan_bilateral. (diakses pada tanggal 4 Oktober 2019, 09:15). Dan Hasil wawancara dengan Bapak Dikmas merupakan bagian Fungsional Diplomat Pertama, Direktoraat Diplomasi Publik.

(25)

60 Serbia (36,6%), Kroasia (19,7%), Bosnia (8,9%), Albania (7,8%), Makedonia (6,0%), Slovenia (7,8%) dan Montenegro (2,5%)61. Setiap etnis emasing-masing menempati wilayah berbeda sesuai dengan perkembangan yang dialami masing-masing etnis tersebut.

Perkembangan etnis Yugoslavia bermula dari migrasi bangsa Slavia. Masyarakat Slavia sekitar 2000 tahun lalu terbentuk di kawasan sebelah selatan Laut Baltik. Daerah asal nenek moyang bangsa Slavia, menurut dari dari data arkeologi terletak pada sebelah timur Jerman dari Sungai Order yag membentang ke timur Pegunungan Carpathian62. Migrasi terjadi secar bertahap. Gerak perpindahan ke selatan ini yang menciptakan sebuatan sebagai Slavia Selatan atau Yugoslavia63.

Persebaran yang terjadi diikuti asimilasi (pembaharuan) kebudayaan yang dibawa bangsa Slavia dengan kebudayaan setempat, sehngga memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Timbul sebuah diversitas (keragaman) kebudayaan etnis dan bahasa antar bangsa Slavia Selatan yang menurunkan beberapa suku bangsa yaitu Serbs, Khovats, Slovens dan Bolgars64. Masing-masing membentuk satu sitem kenegaraan. Itulah etnis-etnis tersebut mendiami wilayah secara geografis terpencar dan mengalami persebaran.

Etnis Serbia yang merupakan kelompok besar, sekitar 55% mendiami Republik Serbia, 15% di Bosnia-Herzegovina, 8% di Kroasia, 13% di Vojvodina, sisanya terpencar di wilayah-wilayah

61 Soelistyati Ismail Gani, Disintegrasi di Yugoslavia dan Faktor Penyebabnya

(Yogyakarta: FISIPOL UGM, 1993), 13-14.

62

A. Fahrurodji , Rusia Baru Menuju Demokrasi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), 7.

63 Soelistyati Ismail Ghani, Disintegrasi di Yugoslavia..., 8. 64 A. Fahrurodji, Rusia Baru..., 8.

(26)

61 lain. Sementara 77% dari etnis Kroasia tinggal di Republik Kroasia, 17% di Bosnia, 2,5% di Kosovo, sisanya tersebar di wilayah lain. Pemencaran etnis berlaku bagi etnis-etnis seperti Bosnia, Macedonia, Albania, Slovenia, Montenegro dan Hungaria. Kemajemukan etnis juga didominasi dengan kemajemukan di bidang agama65.

Lebih dari 30 kelompok agama di Yugoslavia dengan kebebasan beragama yang dijamin oleh Undang-undang. Sensus tahun 1990 di Yugoslavia agama Kristen Ortodoks mencapai 34,6%, Khatolik Roma 26%, Kristen Kripto 11,3%, Islam 10,4% lalu agama-agama lain 17,7%66. Kebanyakan agama Kristen Ortodoks dianut oleh etnis Serbia, Macedonia dan Montenegro. Penduduk Kroasia dan Slovenia menanut agama Khatolik Roma. Islam pada umumnya berada di kawasan bagian selatan seperti Bosnia dan Kosovo.

Etnis Bosnia merupakan keturunan dari etnis Kroasia dan Serbia yang diislamkan oleh Turki. Ada faktor lain yang dimana menyebabkan etnis Bosnia cenderung lebih memilih menjadi Muslim. Pemeluk Khatolik Bosnia dianggap sesat oleh gereja yang dikuasai Serbia dan Kroasia67. Penganut Gereja Bosnia dikenal dengan Bogomil68. Penganut sekte Bogomil sering dianiaya oleh para pengikut Kriten Ortodoks dan Kristen Roma karena menolak konsep Trinitas. Maka itu keimanan mereka lebih dekat dengan Muslim, sehingga ketika Muslim masuk ke Bosnia mereka

65

Syamsul Hadi, Politik Standar Ganda Amerika Serikat Terhadap Bosnia (Jakarta: FoDis, 1997), 31.

66 Soelistyati Ismail Ghani, Disintegrasi di Yugoslavia...,13.

67 Agus Surata dan Tuhana Taufik A, Runtuhnya Negara Bangsa (Yogyakarta: UPN

“Veteran” Yogyakarta Press, 2002), 158.

68

T. Taufiqulhadi, Menembus Sarajevo: Kesaksian Pembersihan Etnik di Bosnia (Jakarta: Puspa Swara, 1994), 138. Bogomil berasal dari dua kata Bog artinya Tuhan dan mili artinya penyayang istilah Bogomil berarti gereja yang menyifatkan Tuhan yag diimani adalah sangat penyayang.

(27)

62 mudah menerima Muslim. Masyarakat muslim Bosnia merupakan muslim Suni, dan beberapa komunitas kecil muslim Syiah berada di negara tersebut.

Bosnia mendapat julukan dengan nama “miniatur Yugoslavia”69, Bosnia adalah republik yang multi etnis dan multi religius seperti Yugoslavia. Muslim merupakan agama dominan di Bosnia-Herzegovina, namun bukan satu-satunya agama yang diakui di Bosnia. Etnis Muslim Bosnia merupakan kaum terpelajar. Sementara etnis Serbia Bosnia bekerja sebagai petani dan tuan rumah. Umat Muslim yang ada di Bosnia membuat sektor perekonomian negara dikuasai oleh Muslim. Sementara etnis Serbia Bosnia lebih mendominasi kepolisisan dan militer. Wanita Muslim Bosnia tidak menggunakan cadar maupun jilbab, dan sementara para pria hampir tidak ada yang menggunakan atribut yang dimana menunjukkan identitas Muslim70. Muslim di Bosnia tidak seperti orang-orang yang pada umumnya berada di Timur Tengah yang identik menggunakan pakaian tertutup.

Kekuasaan Tito sebagai pemimpin federal Yugoslavia berhasil menyatulak seluruh etnis dan agama di Yugoslavia. Kebudayaan yang dihasilkan masing-masing etnis dikembangkam menjadi kebudayaan nasional tanpa harus mematikan kebudayaan lokal etnis yang ada. Kebudayaan lokal Yugoslavia yaitu kebudayaan Serbia, Kroasia, Slovenia, Makedonia, walaupun Modernisasi berlangsung, namun kebanyakan kota

69

Erick Weingartner, “WCC/Cimade Mission to Serbian Territories of Bosnia-Herzegovina”, The Tregedi of Bosnia: Confronting The New World Disorder (Swiss: Unit on Justice, Peace, and Creation World Council of Churches, 1994), 24.

(28)

63 besar dan kecil masih mempertahankan gaya arsitektur asli. Gaya arsitektur Albania yang begitu kental di sebelah barat laut. Gaya Hongaria di bagian utara, serta arsitektur Turki diwilayah selatan. Begitu juga gaya arsitektur Venesia yang berada di wilayah semenanjung pantai.

Karya sastra Yugoslavia memiliki ciri khas yang kuat, namun juga pengaruh sastra Rusia cukup kuat. Umumnya mereka masing-masing etnis menggunakan alfabet yang berlainan. Kroasia menggunakan huruf Romawi, Serbia menggunakan huruf (aksara) Silirik atau Kiril71 dan Bosnia menggunakan huruf Latin72.

Pengembangan hubungan dibidang sosial budaya merupakan salah satu faktor penting dalam mendekatkan dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman budaya kedua negara. Meningkatnya hubungan RI – Serbia sepanjang tahun 2010 ditandai dengan adanya pertemuan antara Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Serbia pada 21 September 2010 di sela-sela SMU PBB ke-65 di New York, yang antara lain menegaskan komitmen untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan memanfaatkan momentum penandatanganan MoU Pembentukan Forum Konsultasi Bilateral sebagai titik tolak peningkatan kerja sama di berbagai bidang. Menteri Luar Negeri Serbia mengharapkan Indonesia

71

Harumurti Kridalaksana, “Aksara dan Ejaan”, dalam “Pesona Bahasa” (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 72.

72 Agus Surata dan Tuhana Taufik A, Runtuhnya Negara Bangsa (Yogyakarta: UPN

(29)

64 dapat memanfaatkan beasiswa yang ditawarkan pemerintahnya untuk negara anggota gerakan non-blok secara maksimal73.

Pada tanggal tahun 2011 telah diselenggarakan Indonesia–Serbia Bilateral Interfaith Dialogue di Beograd. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, kedua negara menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Pendidikan antara UIN Syarif Hidayatullah dengan Universitas Beogad melalui pertukaran mahasiswa dan dosen serta tawaran program kajian Islam bagi tokoh agama Serbia untuk mendapatkan pemahaman tentang Islam moderat di Indonesia oleh UIN Syarif Hidayatullah74.

Peningkatan kerjasama di bidang pendidikan dicapai melalui pelaksanaan program beasiswa “Darmasiswa”75

, Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), dan beasiswa Kemitraan Negara berkembang kepada para pelajar Serbia. Sebelumnya pada tahun 2010, sekitar 10 orang pelajar atau mahasiswa asal Serbia berpartisipasi pada program beasiswa Darmasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Sementara itu, 1 orang pelajar/mahasiswa Indonesia berpartisipasi pada program beasiswa “The World in Serbia” yang diberikan oleh Pemerintah Serbia kepada negara-negara non-blok. Hingga tahun 2017, sebanyak 133 pelajar Serbia telah berpartisipasi dalam program-program beasiswa tersebut.

73

Buku Diplomasi Indonesia 2010. Hubungan Bilateral dengan Negara Mitra di Berbagai Kawasan Dunia (Kawasan Eropa Tengah dan Timur). Diambil dari https://ex.kemlu.go.id (diakses pada tanggal 3 November 2018, 19:57), 57.

74Hasil wawancara dengan bapak Arief Ilham Ramadhan merupakan bagaian Fungsinal

Diplomat Muda, Direktorat Diplomasi Publik dan Data Kementerian Luar Negeri, 4 September 2019, 09.25 WIB.

75Hasil wawancara dengan bapak Dikmas merupakan bagian Fungsional Diplomat

(30)

65 Diplomasi budaya Indonesia-Serbia terjadi ketika sarasehan budaya “Harp On The Mountain”. Dibidang olahraga, kedua negara telah menandatangani perjanjian kerjasama antara Sport Association of Serbia (SAS) dan Komite Nasional Indonesia (KONI) di Beograd, pada tanggal 19 November. Pada tanggal 11-13 Oktober 2015, Menpora Indonesia telah berkunjung ke Beograd, Serbia untuk menandatangani MoU antara Indonesia-Serbia di bidang pemuda dan olahraga. Tahun 2017 Indonesia, atas masukan KBRI Beograd telah memilih pelatih tim nasional polo air Indonesia dari Serbia.

Geliat kerjasama di bidang promosi budaya dan pariwisata direalisasikan dengan peran aktif kedua negara dalam berbagai penyelenggaraan events pariwisata dan sosial budaya, keikutsertaan Indonesia secara konsisten pada International Fair of Tourism76 di kota Beograd, promosi budaya Indonesia perguruan tinggi Serbia, pembinaan kalangan “Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) „Keris” dan kelompok tari tradisional Indonesia serta pelaksanaan “familiarization trip” bagi kalangan trevel agent dan media Serbia. Pada pertengahan tahun 2016, KBRI Beograd telah menyelenggarakan rangkaian promosi terpadu yang terdiri dari pekan kuliner selama dua minggu di hotel Marriot, malam budaya di National Theater, dan Fashion Show di Wisma Duta. Kegiatan serupa juga dilaksankan pada bulan Agustus 2017 sebagai bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-72 RI.

76Hasil wawancara dengan bapak Arief Ilham Ramadhan merupakan bagaian Fungsinal

Diplomat Muda, Direktorat Diplomasi Publik dan Data Kementerian Luar Negeri, 4 September 2019, 09.25 WIB.

(31)
(32)

67

3.5 Kesimpulan

Dialog lintas agama ini dilakukan karena Indonesia punya kesamaan background dengan Serbia. Hubungan bilateral Indonesia-Serbia ini merupakan komitmen bersama antara kedua negara. Pengembangan dalam hubungan sosial budaya ini adalah salah satu faktor dalam mendekatkan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman budaya kedua negara. Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk dan perbedaan agama, namun menjadi negara kesatuan, dinilai bisa dijadikan sebagai contoh bagi negara Serbia untuk membangun sistem kerukunan. Dalam upaya pengembangan hubunagn sosial budaya hal ini telah dilaksanakan, antara lain dengan pembentukan Indonesia Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (ISBID).

Kerjasama dalam bidang budaya dan pariwisata direalisasikan dengan peran aktir antra kedua negara dalam berbagai penyelenggaraan. Keikutsertaan Indonesia pada International Fair of Tourism di kota Beograd, dalam promosi budaya Indonesia di berbagai daerah dan kalangan perguruan tinggi Serbia. Jadi melalui beasiswa ini tidak perlu lagi mengirimkan misi-misi kebudayaan, melalui beasiswa ini adalah salah satu investasi Indonesia. Melalui beasiswa pemuda Indoensia mengajari kepada satu atau dua orang asala Serbia seni tari. Ketika warga Serbia kembali ke negaranya mereka bisa ngajarin ke teman-temannya dan itu yang terjadi di Serbia. Serbia adalah satu contoh sukses dari beasiswa pemerintah Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Penyair bebas berkreasi di ruang alam bawah sadar atau mimpi mereka, sehingga mereka terkadang menulis puisi dalam bentuk larik bebas (tidak terikat

- Setelah selesai menyeterika, selama pengisian atau pengosongan tangki air atau bahkan ketika anda meninggalkan seterika barang sebentar, cabutlah steker penghubung listriknya

Konsep ini memungkinkan suatu metode yang berada pada beberapa kelas yang berbeda dapat memliki perilaku berbeda.. Dengan konsep ini memudahkan untuk menulis suatu kode yang

Wartawan pemaknaan Jurnalistik Islam di Kalangan Wartawan ( Harian Republika) an metode fenomenoli gi dengan pendekatan konstruktivi sme dimaknai sebagai sesuatu

Nugget tanpa penambahan daun kelor (kontrol) memiliki nilai tertinggi yang mengindikasikan bahwa kenampakan nugget mempunyai lapisan tepung roti kering dan

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

Hasil analisa data menunjukkan bahwa dengan penambahan konsentrasi enzim papain yang berbeda mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (P<5%) terhadap semua parameter

Pengujian ini untuk melihat apakah ter- dapat hubungan jangka panjang antara variabel demografi yang terdiri dari profil demografi antara lain tingkat kelahiran,