• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.8, No.3 Juni 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN : e-proceeding of Management : Vol.8, No.3 Juni 2021"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI BISNIS DAN KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP TAX

AVOIDANCE

(Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2014-2018)

THE EFFECT OF BUSINESS STRATEGY AND FAMILY OWNERSHIP ON TAX

AVOIDANCE

(Research on Food and Beverage Company Listed on Indonesian Stock Exchange (IDX)

Period 2014-2018)

Skolastica Agnadya Redwita1, Kurnia2 1,2 Universitas Telkom, Bandung

[email protected], [email protected]2

Abstrak

Pajak berperan sebagai sumber pemasukan dalam pembangunan infrastruktur negara. Pajak diperoleh dari sebagian pendapatan yang dimiliki wajib pajak dan bersifat memaksa yang diatur oleh undang-undang perpajakan yang berlaku. Pajak bersifat mengurangi pendapatan yang dimiliki perusahaan, tentunya perusahaan tidak ingin dirugikan dengan adanya kewajiban pajak tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan berkeinginan untuk meminimalisir jumlah pajak yang harus dibayarkan. Salah satu tindakannya adalah dengan melakukan tax avoidance.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bisnis dan kepemilikan keluarga terhadap tax

avoidance, baik secara parsial maupun simultan. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2014-2018 digunakan sebagai objek dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan metode analisis regresi data panel. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Total sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30 unit sampel, yang berasal dari enam perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel dengan periode selama lima tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen strategi bisnis dan kepemilikan keluarga secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen tax avoidance. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa strategi bisnis tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dan kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap tax

avoidance.

Kata kunci: Strategi Bisnis, Kepemilikan Keluarga, Tax Avoidance. Abstract

Tax has an important role to become the source of income for infrastructure development. The tax is obtained from a part of income that owned by taxpayer and is compelled by the applicable taxation law. Tax has a character to reduce the income that the company have. Therefore, the company wants to minimalize the tax that have to be paid. One of the action is tax avoidance.

This research aims to know the influence of business strategy and family ownership to tax avoidance, either partially or simultaneously. Foods and Beverages Company that listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) period

2014-2018, is used as the object for this research. This research is using quntitative method with panel data

regression analysis method. This research uses purposive sampling technique. The total of sample taken in this research were 30 sample units, which derives from six companies that had met consideration, with a period of five years.

The result of this study shows that business strategy and family ownership as independent variable, simultaneously influence tax avoidance as dependent variable. The result of this study also shows that business strategi has a negative effect on tax avoidance and family ownership has a positive effect on tax avoidance.

(2)

1. Pendahuluan

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang diperoleh atau dipungut dari sebagian penghasilan objek pajak sesuai dengan besaran jumlah yang telah ditentukan[13]. Pajak berperan besar sebagai

sumber pemasukan dalam pembangunan infrastruktur negara. Maka dari itu, pajak bersifat memaksa yang diatur oleh undang-undang. Bagi wajib pajak badan, kewajiban membayar pajak dapat mengurangi laba yang diperoleh. Sifat pajak yang dapat mengurangi laba bagi perusahaan tersebut membuat perusahaan berkeinginan untuk meminimalisir

jumlah pajak yang harus dibayarkan. Salah satu tindakannya adalah dengan melakukan tax avoidance[13].

Sistem pemungutan pajak di Indonesia umumnya menggunakan self assessment system, di mana wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri kewajiban pajaknya. Sistem pemungutan pajak tersebut membuat wajib pajak memiliki kesempatan untuk menekan pajak yang dimiliki, salah

satu tindakannya adalah dengan melakukan tax avoidance[3]. Tax avoidance merupakan suatu tindakan penghindaran

pajak yang dibenarkan untuk meminimalisir biaya pajak, karena tindakan tersebut tidak melanggar peraturan

perpajakan dengan memanfaatkan kelemahan pada Undang-Undang maupun peraturan perpajakan yang berlaku[11].

Fenomena yang menunjukkan indikasi adanya tindakan tax avoidance dalam perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dapat dimunculkan dengan proksi Effective Tax Rate (ETR). Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, persentase 25% menunjukkan pembayaran pajak dibayarkan dengan tepat jumlah, sehingga perusahaan dapat dikatakan diindikasikan melakukan tindakan tax avoidance jika ETR bernilai di bawah 25%. Selama tahun 2014-2018, perusahaan yang dindikasikan melakukan tax avoidance berdasarkan indikator ETR adalah MYOR (tahun 2014-2016), ULTJ (tahun 2014 dan 2016), SKBM (tahun 2014, 2017 dan 2018), dan SKLT (tahun 2016-2018).

Berdasarkan penelusuran pustaka pada penelitian terdahulu, terutama terkait strategi bisnis dan kepemilikan keluarga sebagai faktor yang dapat mempengaruhi tax avoidance, masih terdapat inkonsistensi pada hasil penelitian. Maka dari itu, dapat dikatakan relevan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh strategi bisnis dan kepemilikan keluarga secara simultan terhadap tax avoidance serta untuk mengetahui pengaruh strategi bisnis maupun kepemilikan keluarga secara parsial terhadap tax avoidance.

2. Dasar Teori dan Metode Penelitian 2.1 Dasar Teori

2.1.1 Tax Avoidance

Tax avoidance merupakan suatu tindakan penghindaran pajak yang dibenarkan untuk meminimalisir biaya

pajak, karena tindakan tersebut tidak melanggar peraturan perpajakan dengan memanfaatkan kelemahan pada Undang-Undang maupun peraturan perpajakan yang berlaku[11]

.

Indikator tax avoidance yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ETR, karena indikator ini dapat menggambarkan penghindaran pajak yang bersumber dari dampak beda temporer. Selain itu, perubahaan beban pajak dapat digambarkan secara menyeluruh oleh ETR, karena indikator ini mewakili pajak kini dan pajak tangguhan[14]. Indikator tax avoidance ETR dapat dijabarkan dengan

rumus[2]:

𝐸𝑇𝑅 =

𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (1)

2.1.2 Strategi Bisnis

Strategi bisnis merupakan suatu tindakan di mana manajemen ataupun shareholders mempengaruhi keputusan

yang diambil, demi cepat atau lambatnya pertumbuhan bisnis perusahaan[1]

.

Terdapat empat jenis perbedaan strategi

bisnis perusahaan yang ada, yaitu prospector, defender, analyzer, dan reactor[5]. Namun, terdapat dua jenis strategi

bisnis yang berada pada titik ekstrim dan saling bertolak belakang, yaitu strategi defender dan strategi prospector[15].

Indikator strategi bisnis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan variabel dummy dengan memberikan nilai 1 untuk sampel dengan strategi prospector dan nilai 0 untuk sampel dengan strategi defender. Strategi defender dan strategi prospector yang dimaksud ditentukan berdasarkan hasil penjumlahan kuintil dari keempat pengukuran yang ada, yaitu kemampuan produksi dan distribusi barang dan jasa secara efisien, tingkat pertumbuhan perusahaan, pemasaran, dan intensitas aset tetap[7].

Strategi bisnis dapat mempengaruhi tindakan penghindaran pajak. Perusahaan dengan strategi prospector lebih cenderung melakukan tindakan tax avoidance dibandingkan perusahaan dengan strategi defender, karena biaya yang digunakan untuk aktivitas penghindaran pajak lebih besar dibanding manfaat dari aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan[16]. Hal tersebut mencerminkan bahwa strategi bisnis memiliki pengaruh positif terhadap tax avoidance, terutama pada perusahaan dengan strategi prospector.

(3)

2.1.3 Kepemilikan Keluarga

Perusahaan dapat dikatakan perusahaan dengan kepemilikan keluarga jika pemegang saham mayoritas masih

berada di dalam satu keluarga yang sama[9]. Perusahaan keluarga merupakan perusahaan yang dimiliki oleh keluarga

seutuhnya, di mana keluarga merupakan pihak yang memiliki wewenang dalam pembuatan serta pengambilan

kebijakan perusahaan[8]. Kepemilikan keluarga dapat dihitung berdasarkan pada persentase kepemilikan perusahaan

baik dari individu maupun kumpulan individu yang berada di dalam satu keluarga dengan kepemilikan secara langsung atau bertingkat[6].

Karakteristik perusahaan keluarga adalah pemilik perusahaan merasa lebih memiliki kesempatan untuk melakukan tax avoidance dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga. Jika semakin tinggi kepemilikan keluarga pada perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tindakan tax avoidance yang akan dilakukan oleh perusahaan tersebut[10]. Hal tersebut mencerminkan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap tax avoidance.

H2: Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Data diolah penulis (2020)

Keterangan:

: Pengaruh secara parsial : Pengaruh secara simultan 2.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling yang berarti teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jumlah perusahaan yang memenuhi pertimbangan adalah sebanyak enam perusahaan dalam periode penelitian lima tahun, sehingga total sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 30 sampel. Teknik analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Persamaan analisis regresi data panel yang dapat dirumuskan di dalam penelitian ini adalah:

TA= a + β1(SB) + β2(KK) + e (2) Keterangan: TA = Tax avoidance a = Konstanta β1, β2 = Koefisien regresi SB = Strategi bisnis KK = Kepemilikan keluarga e = Error term

(4)

3. Pembahasan

3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 1 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif dengan Skala Rasio

Variabel N Minimum Maksimum Mean Standar

Deviasi

Tax avoidance 30 0,160751 0,348719 0,259926 0,048713

Kepemilikan keluarga 30 0,115900 0,805300 0,372133 0,230062

Sumber: Hasil output EViews 10, data yang telah diolah (2020)

Data yang ditunjukkan dalam tabel 1 menunjukkan hasil pengujian statistik deskriptif dengan skala rasio, yaitu variabel tax avoidance dan kepemilikan keluarga pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Tabel tersebut menunjukan bahwa mean pada variabel tax avoidance dan kepemilikan keluarga lebih besar daripada nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel tax avoidance dan kepemilikan keluarga memiliki data yang berkelompok atau tidak bervariasi. Kemudian, statistik deskriptif dengan skala rasio untuk variabel strategi bisnis dapat dijabarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Strategi Bisnis

No Kode Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018 1. ICBP 1 1 1 1 0 2. INDF 0 0 0 0 0 3. MYOR 0 0 0 0 0 4. SKBM 1 1 0 0 0 5. SKLT 1 1 0 1 1 6. ULTJ 1 1 1 0 0

Pada tabel 2 di atas terdapat hasil pengujian statistik deskriptif dengan skala nominal, yaitu variabel independen strategi bisnis pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Berdasarkan tabel 2, ditunjukkan bahwa total sampel dengan nilai 1 (strategi prospector) adalah sebanyak 13 sampel, sedangkan total sampel dengan nilai 0 (strategi defender) adalah sebanyak 17 sampel. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah sampel dengan strategi defender lebih banyak dibandingkan dengan strategi prospector.

3.2 Uji Asumsi Klasik 3.2.1 Uji Multikolinearitas

Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas

SB KK

SB 1.000000 0.095421

KK 0.095421 1.000000

Sumber: Hasil output EViews 10 (2020)

Tabel 3 menunjukkan hasil uji multikolinearitas, dari hasil uji tersebut diketahui bahwa setiap variabel bebas tidak memiliki hubungan multikolinearitas karena tidak ada koefisien korelasi diatas 0,90.

3.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.179943 Prob. F(2,19) 0.8367

Obs*R-squared 0.408963 Prob. Chi-Square(2) 0.8151

Scaled explained SS 0.122460 Prob. Chi-Square(2) 0.9406

Sumber: Hasil output EViews 10 (2020)

Tabel 4 menunjukkan hasil dari uji heteroskedastisitas, dari hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa probabilitasnya adalah 0,8151lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

(5)

3.3 Analisis Regresi Data Panel

Berdasarkan Uji Chow dan Uji Hausman yang telah dilakukan, model yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FEM). Model FEM dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel 5 berikut:

Tabel 5 Fixed Effect Model

Sumber: Hasil output EViews 10 (2020)

Berdasarkan tabel 5, hasil estimasi regresi data panel dapat dirumuskan bahwa persamaan regresi data panel adalah sebagai berikut:

TA = 5,195868 – 0,013058 SB - 13,24870KK (3)

Persamaan regresi di atas dapat diartikan sebagai berikut:

1) Nilai konstanta sebesar 5,195868 menunjukkan bahwa jika variabel independen pada regresi, yaitu strategi bisnis dan kepemilikan keluarga, bernilai nol (0) atau konstan, maka tax avoidance akan bernilai sebesar 5,195868. 2) Nilai koefisien regresi strategi bisnis sebesar -0,013058 menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada

strategi bisnis sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain bernilai nol (0) atau konstan, maka tax avoidance akan mengalami penurunan sebesar 0,013058 satuan.

3) Nilai koefisien regresi kepemilikan keluarga sebesar -13,24870 menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada kepemilikan keluarga sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain bernilai nol (0) atau konstan, maka

tax avoidance akan mengalami penurunan sebesar 13,24870 satuan.

3.4 Pengujian Hipotesis

3.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan tabel 5, nilai Adjusted R-squared yang dimiliki model fixed effect dalam penelitian ini adalah sebesar 0,613524 atau sebesar 61,35%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel independen strategi bisnis dan kepemilikan keluarga mampu menjelaskan 61,35% dalam menjelaskan variabel dependen tax avoidance dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel independen lain di luar penelitian ini.

(6)

3.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Berdasarkan tabel 5, nilai Prob (F-statistic) sebesar 0,000110 < 0,05. Nilai tersebut dapat membuktikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini, yaitu strategi bisnis dan kepemilikan keluarga secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018.

3.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Berdasarkan tabel 5, nilai probabilitas strategi bisnis sebesar 0,4073 > 0,05. Nilai tersebut dapat membuktikan bahwa variabel independen strategi bisnis dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara parsial terhadap tax

avoidance. Sedangkan, nilai probabilitas kepemilikan keluarga sebesar 0,0083 < 0,05. Nilai tersebut dapat

membuktikan bahwa variabel independen kepemilikan keluarga dalam penelitian ini berpengaruh secara parsial terhadap tax avoidance.

3.5 Pembahasan

3.5.1 Pengaruh Strategi Bisnis dan Kepemilikan Keluarga terhadap Tax Avoidance

Berdasarkan tabel 5 nilai Prob (F-statistic) sebesar 0.000110 < 0,05. Nilai tersebut dapat membuktikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini, yaitu strategi bisnis dan kepemilikan keluarga secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018. Nilai Adjusted R-squared yang dimiliki model fixed effect dalam penelitian ini adalah sebesar 0,613524 atau sebesar 61,35%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel independen strategi bisnis dan kepemilikan keluarga mampu menjelaskan variabel dependen tax avoidance sebesar 61,35% dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel independen lain di luar penelitian ini.

3.5.1 Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Tax Avoidance

Berdasarkan tabel 5 probabilitas strategi bisnis memiliki nilai sebesar 0,4073. Nilai tersebut berada di atas taraf signifikansi sebesar 0,05. Maka, berdasarkan nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel independen strategi bisnis dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara parsial terhadap tax avoidance pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018.

Tabel 6 Perbandingan Strategi Bisnis dengan ETR

ETR >25% Persentase ETR <25% Persentase Total Sampel dengan

strategi defender 11 65% 6 35% 17

Sampel dengan

strategi prospector 8 62% 5 38% 13

Total 19 11 30

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sampel dengan strategi defender lebih banyak jumlahnya dibandingkan sampel dengan strategi prospector. Jumlah sampel dengan strategi defender sebanyak 17 sampel, sedangkan jumlah sampel dengan strategi prospector sebanyak 13 sampel. Selain itu, baik sampel dengan strategi

defender maupun strategi prospector dalam penelitian ini menunjukkan lebih banyak yang diindikasikan tidak

melakukan tax avoidance. Perusahaan dengan strategi prospector lebih cenderung melakukan tindakan tax avoidance dibandingkan perusahaan dengan strategi defender, karena biaya yang digunakan untuk aktivitas penghindaran pajak lebih besar dibanding manfaat dari aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan[16]. Namun, berdasarkan tabel 6

menunjukkan bahwa perusahaan dengan strategi defender lebih banyak yang diindikasikan melakukan tindakan tax

avoidance dibandingkan perusahaan dengan strategi prospector. Maka hasil penelitian yang menyebutkan bahwa strategi bisnis tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dapat dikatakan relevan. Hasil pengujian H1, yaitu strategi

bisnis tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, sejalan dengan penelitian Windyasari et al. (2019) serta Wardhani dan Khoiriyah (2018).

3.5.2 Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Tax Avoidance

Berdasarkan tabel 5, nilai probabilitas kepemilikan keluarga sebesar 0,0083. Nilai tersebut berada di bawah taraf signifikansi sebesar 0,05. Maka, berdasarkan nilai tersebut dapat dibuktikan bahwa variabel independen kepemilikan keluarga dalam penelitian ini berpengaruh secara parsial terhadap tax avoidance pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Berdasarkan persamaan regresi data panel, arah antara kepemilikan keluarga dengan tax avoidance memiliki arah negatif atau memiliki arah yang berlawanan dengan tax avoidance. Hal tersebut dapat diartikan bahwa, jika kepemilikan keluarga memiliki arah positif, tax avoidance memiliki arah yang negatif. Begitu pula sebaliknya, jika kepemilikan keluarga memiliki arah

(7)

negatif, tax avoidance memiliki arah yang positif. Meskipun begitu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap indikator yang digunakan.

Tabel 7 Perbandingan Kepemilikan Keluarga dengan ETR ETR >25% ETR <25%

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase Kepemilikan Keluarga >0,372133 10 100% 0 0% 10 Kepemilikan Keluarga <0,372133 9 45% 11 55% 20 Total 19 11 30

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa seluruh sampel atau sebanyak 100% sampel dengan kepemilikan keluarga di atas rata-rata (>0,372133) diindikasikan tidak melakukan tax avoidance atau memiliki nilai ETR di atas 25%. Sedangkan, jumlah sampel yang memiliki kepemilikan keluarga di bawah rata-rata (<0,372133) didominasi oleh sampel yang diindikasikan melakukan tax avoidance. Sehingga dapat disebutkan bahwa, jika semakin tinggi

persentase kepemilikan keluarga, maka akan semakin tinggi juga nilai ETR yang dimiliki. Hasil pengujian H2, yaitu

kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap tax avoidance ini sejalan dengan penelitian Praptidewi dan Sukartha (2016), Ekaputra Tj. et al. (2020), dan Wirdaningsih et al. (2018).

4. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian menggunakan analisis regresi data panel yang telah dilakukan sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa:

a.

Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi simultan (Uji F) menunjukan variabel strategi bisnis dan kepemilikan keluarga berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2018.

b.

Berdasarkan pengujian secara parsial, variabel strategi bisnis tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dan variabel kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap tax avoidance pada makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2014-2019.

REFERENSI

[1] Abdillah, M. Riduan (2019). Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Internet Financial Reporting dan Agency Cost sebagai Variabel Intervening. Dinamika Ekonomi: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 12(1), 1-18, ISSN: 1693-8623.

[2] Amalia, F. A. (2019). Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Penghindaran Pajak: Kepemilikan Institusional sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi & Ekonomi FE. UN PGRI Kediri, 4(2), 14-23, ISSN: 2541-0180.

[3] Damayanti, Dini, Nasir, Azwir, dan Paulus, Sem (2017). Pengaruh Keadilam, Self Assessment System, Diskriminasi, dan Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak dalam Tindakan Penggelapan Pajak (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Pratama Tampan Pekanbaru). JOM Fekon, 4(1), 426-440, ISSN: 2355-6854.

[4] Ekaputra Tj., Rd. Mohd. Raditya, Nazar Mohamad Rafki, Asalam, Ardan Gani, dan Husna, Asmaul (2020). Pengaruh Karakter Eksekutif, Capital Intensity, dan Kepemilikan Keluarga terhadap Tax Avoidance. Jurnal

Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia, 3(2), 27-36, p-ISSN: 2598-5035, e-ISSN: 2684-8244.

[5] Faradiza, S. A. (2019). Dampak Strategi Bisnis terhadap Penghindaran Pajak. Journal of Applied Accounting and

Taxation, 4(1), 107-116, e-ISSN: 2548-9925.

[6] Gaaya, S., Lakhal, N., dan Lakhal, F. (2017). Does Family Ownership Reduce Corporate Tax Avoidance? The Moderating Effect of Audit Quality. Managerial Auditing Journal, 32(7), 731-744, ISSN: 0268-6902. [7] Harianto, R. (2020). Pengaruh Strategi Bisnis, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Utang terhadap

Penghindaran Pajak. Liability, 2(1), 49-69, ISSN: 2686-4320.

[8] Kepramareni, Putu, Yuliastuti, Ida Ayu Nyoman, dan Suarningsih, Wayan Ari (2020). Profitabilitas, Karakter Eksekutif, Kepemilikan Keluarga dan Tax Avoidance Perusahaan. Jurnal Bisnis Terapan, 4(1), 93-105, p-ISSN: 2580-4928, e-p-ISSN: 2597-4157.

(8)

[9] Maharani, Windy, dan Juliarto, Agung (2019). Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Tax Avoidance dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating. Diponegoro Journal of Accounting, 8(4), 1-10, ISSN: 2337-3806.

[10] Optikasari, S., & Trisnawati, R. (2020). Pengaruh Karakteristik Eksekutif, Family Ownership, Profitabilitas dan Real Earning Management terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018). Seminar Nasional dan Call For Paper: “Paradigma

Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0” , 117-132, ISBN: 978-602-51174-9-7.

[11] Pohan, Chairil Anwar (2016). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia.

[12] Praptidewi, L. P., dan Sukartha, I. M. (2016). Pengaruh Karakteristik Eksekutif dan Kepemilikan Keluarga pada Tax Avoidance Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17(1), 426-452, e-ISSN: 2302-8556. [13] Putri, R. K. (2015). Pengaruh Manajemen Keluarga terhadap Penghindaran Pajak. AKRUAL, 7(1) , 60-72,

p-ISSN: 2085-9643, e-p-ISSN: 2502-6380.

[14] Sugitha, I Made Yogi Pradnyana, Supadmi, Ni Luh (2016). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Beban Iklan Pada Tindakan Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17(2), 1311-1341, ISSN: 2302-8556.

[15] Wardani, D. K., & Khoiriyah, D. (2018). Pengaruh Strategi Bisnis dan Karakteristik Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak. Akuntansi Dewantara, 2(1), 25-36, ISSN: 2550-0376.

[16] Windyasari, N. K., Harimurti, F., dan Suharno. (2019). Pengaruh Strategi Bisnis, Karakter Eksekutif, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan SIstem Teknologi Informasi, 15(1) , 82-92, p-ISSN: 1412-310X, e-ISSN: 2656-3797.

[17] Wirdaningsih, Sari, Ria Nelly, dan Rahmawati, Vince (2018). Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak dengan Efektivitas Komisaris Independen dan Kualitas Audit sebagai Pemoderasi.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Sumber: Data diolah penulis (2020)  Keterangan:
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Strategi Bisnis
Tabel 5 Fixed Effect Model
Tabel 6 Perbandingan Strategi Bisnis dengan ETR
+2

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi sosial budaya mempunyai makna bahwa keluarga adalah wahana pertama dan utama dalam pembinaan dan penanaman nilai-nilai luhur budaya yang selama ini menjadi panutan

Daerah hilir Sungai Sringin mempunyai elevasi lahan lebih rendah dari muka air pasang, hal ini mengakibatkan air sungai tidak mampu mengalir secara gravitasi

Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara simultan Elemen Komunikasi dan Media Pembelajaran unikasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Chevron Pacific

Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian yaitu secara parsial, preferensi risiko eksekutif, intensitas aset tetap, dan transfer pricing berpengaruh secara simultan terhadap

Variabel moderator lainnya seperti Gender dan Income tidak terdapat pengaruh pada model UTAUT2 yang telah dimodifikasi (Performance Expectancy, Effort Expectancy,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Efisiensi Operasional terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan sub

Pendapat Goffman (Sabekti et al, 2019) menggambarkan bahwa individu sering melebih- Kedua subjek menggunakan media sosial untuk menunjukkan diri mereka kepada orang

Dalam kajian ini, penyelidik menggunakan kaedah pemerhatian, kajian dokumen, dan temu bual yang berkaitan untuk mengumpulkan sebeberapa banyak data deskriptif bagi