• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII MATERI MAKNA PERNIKAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMAN 1 RUNGAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII MATERI MAKNA PERNIKAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMAN 1 RUNGAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII MATERI MAKNA PERNIKAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED

LEARNING DI SMAN 1 RUNGAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Titin Sumarni

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]

ABSTRAK

Pada proses pembelajaran pastilah para guru-guru menggunakan model pembelajaran ketika menyampaikan materi yang dia ajarkan di dalam kelas, guru lebih harus bisa berinovatif dalam penggunaan model tersebut bisa berjalan dengan lancar dan efisien supaya apa yang diinginkan bisa tersampaikan dengan baik.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua Siklus. Tahapan tindakan siklus 1 metode yang dipakai adalah model pembelajaran problem based learning, pada tahapan pemahaman peserta didik dilihat dari hasil tes meningkat dari pada tahapan pra siklus ketika pre tes yaitu siswa yang mendapat nilai tercapai sebanyak 5 orang atau 31 %, nilai cukup tercapai sebanyak 2 orang atau 15 %, nilai kurang baik sebanyak 8 orang atau 54 % dan nilai sangat kurang baik sebanyak 0 orang atau 0%. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa hasil belajar kognitif siklus I nilai rata-rata kelas 72,66 dan yang belum tuntas 7 siswa sedangkan yang tuntas 8 siswa dengan daya serap klasikal 53,3 %. Pada tahapan siklus 2 dengan mengunakan model pembelajaran problem based learning sudah berjalan lebih baik dan terarah sesuai sintak, dan hasil pemahaman peserta didik dilihat dari hasil pos tes sintak 2 lebih meningkat lagi dibandingkan dengan siklus 1 yaitu hasil belajar kognitif siklus I nilai rata-rata kelas 82 dan yang belum tuntas 3 siswa sedangkan yang tuntas 12 siswa dengan daya serap klasikal 80 %.

Tahapan siklus 2 berhasil dengan baik.karena nilai pemahan peserta didik melalui hasil belajar pos tes sangat meningkat dan nilai rata- rata kelas dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 dan peserta didik banyak mendapatkan nilai 80.

Kata Kunci : Pemahaman, Pernikahan, Problem based kearning.

(2)

PENDAHULUAN

Kualitas kehidupaan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa dan Negara dalam menyonsong era globalisasi. Untuk mendukung kemajuan suatu bangsa dan Negara, dunia pendidikan lebih dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga nantinya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan perannya. Pembaharuan pendidikan selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dengan adanya kualitas pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat rakyat Indonesia.

Selama ini pendidikan hanya tampak dari kemampuan peserta didik menghafal fakta-fakta, meskipun banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, akan tetapi pada kenyataannya mereka sering sekali tidak memahami secara mendalam subtansi materi yang dipelajari. Fakta dilapangan menunjukkan metode pembelajaran yang digunakan pada umumnya berpusat pada guru (teacher oriented) yang terlihat dari metode ceramah secara dominan pada setiap materi. Walaupun metode ceramah tidak selamanya buruk, namun tidak semua materi cocok menggunakan metode tersebut. Dalam metode ceramah peserta didik hanya bisa menerima apa yang diberikan oleh guru sehingga siswa menjadi malas bahkan bosan dalam belajar. Akibatnya motivasi peserta didik untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan.

Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran dewasa ini masih memberikan dominasi bagi guru untuk menuntut peserta didik agar belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa belajar. Guru juga menuntut peserta didik untuk menyeesaikan masalah tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah sehingga dalam hal ini guru kurang memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya. Di samping itu, situasi kelas sebagian besar berfokus pada guru (teacher) sebagai sumber utama ilmu pengetahuan, serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar. Oleh karena itu perlunya peningkatan kualitas pembelajaran dengan melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan mengembangkan pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran yang sudah ada.

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, mememahami, mengimani,

(3)

bertakwa, berakhalak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Pendidikan Agama Islam mempunyai peran penting dalam pembentukan pribadi peserta didik.

Pembentukan pribadi yang dimaksud adalah kepribadian muslim dan kemajuan masyarakat serta budaya yang tidak menyimpang dari nilai- nilai ajaran Islam. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Pernikahan dalam Islam sangat erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari.

Permasalahan yang dihadapi siswa ketika mempelajari bab pernikahan siswa dihadapkan pada masalah kesulitan dalam menghafalkan istilah- istilah yang asing yang jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesulitan lainnya yang dihadapi siswa yaitu dalam memahami perundang- undangan yang berlaku di Indonesia, karena banyaknya pasal dan ayat yang dipelajari. Serta banyak nya kasus-kasus perceraian dan perselingkuhan yang dilihat tidak hanya didunia nyata tetapi juga didunia maya seperti televisi dan lain sebagainya. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam terutama materi Pernikahan dalam Islam sehingga sehingga tidak meyajikan materi yang bersifat abstrak, tetapi juga harus melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning sehingga diharapkan siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya beberapa kajian yang mendalam tentang apa dan bagaimana Pembelajaran Berbasis Masalah /Problem Based Learning ini selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada para guru tentang Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah.

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang

bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.

Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Di SMA Negeri 1 Rungan, pemahaman siswa kelas XII pada materi ajar Munakahat, sub materi Makna pernikahan sangat rendah dilihat hasil tes dengan rata-rata nilai di bawah

KKM. Hal

ini disebabkan metode yang diterapkan guru tidak sesuai dengan tujuan.

Makna pernikahan merupakan salah satu materi yang diajarkan pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam, khususnya di kelas XII. Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bertemu, berkumpul. Menurut istilah nikah ialah suatu

(4)

ikatan

lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu

rumah tangga melalui aqad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam.

Menurut

UU No : 1 tahun 1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME. Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia, yang berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT.

Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani rokhaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlainan jenis, teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, yang dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga.

Berdasarkan hasil observasi, diperoleh permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya pemahaman dalam belajar Pendidikan Agama Islam bagi siswa SMAN 1 Rungan. Guru menggunakan metode yang kurang bervariasi dan siswa kurang dilibatkan secara aktif melakukan eksplorasi dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran menyebabkan kurangnya pemahaman dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sehingga mengakibatkan siswa cenderung menjadi pasif dalam belajar, kurang menghargai guru, dan kurang memahami materi yang disampaikan.

Proses evaluasi pemaduan model pembelajaran Problem Based Learning mendorong kemampuan peserta didik berfikir krits dalam memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang nantinya akan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Keberhasilan inilah yang nantinya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa melibatkan ketrampilan terintegrasi dengan menggunakan masalah yang konteks dan nyata. Hal ini sesuai dengan standart kompetensi yang tidak hanya menekankan pada produk sebgai hasil belajar, tetapi juga menekankan pada proses belajar. Berbicara tentang model-model pembelajaran yang sangat beragam, memang saat ini banyak lembaga pendidikan atau sekolah dituntut untuk merevisi metode pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

Pembelajaran ini merupakan pengembangan pengajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kompetensi yang dimaksud adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

(5)

kebiasaan berfikir dan bertindak secara terus-menerus dan konsisten sehingga menjadi kompeten.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pembelajaran kooperatif model Problem Based Learning (PBL) pada siswa. Penelitian ini bersifat deskriptif karena hanya mendeskripsikan tentang keadaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pendekatan kualitatif ini bersifat naturalistik karena penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami. Pengambilan data atau penjaringan fenomena dilakukan dari keadaan yang sewajarnya ini dikenal dengan sebutan “pengambilan data secara alami dan natural.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama “ (Arikunto, dkk, 2009 : 3). Penelitian ini dilakukan di dalam konteks kelas yang bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran di kelas sehingga dapat meningkatkan ketrampilan proses dan hasil belajar siswa. Perencanaan tindakan kelas yang dipakai yaitu modus siklus dilakukan secara berulang- ulang dan berkelanjutan, artinya dalam setiap kegaiatan belajar mengajar peneliti terus mengamati dan meneliti aktivitas yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Dalam perencanaan penelitian ini kami menggunakan sistem refleksi spiral diri yang dimulai dengan rencana tindakan pengamatan atau releksi sesuai model tersebut maka kegiatannya:

1. Observasi dan wawancara.

2. Identifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Melakukan metode yang sesuai 4. Melaksanakan tindakan kelas

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan menggunakan dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN

Pengamatan Siklus I dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran sesuai dengan RPP

(6)

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan hasil belajar melalui ranah kognitif dan ranah keterampilan.

Refleksi merupakan tahap mengkaji dan melihat hasil tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi perlu dilakukan perbaikan rencana awal, perbaikan yang perlu dilakukan antara lain:

1) Guru kurang memberikan motivasi yang lebih pada siswa untuk lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.

2) Guru terlalu lama menjelaskan materi sehingga membuat pembelajaran yang berikutnya yaitu tahap mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang dan tahap melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan menjadi kurang maksimal.

3) Terdapat beberapa siswa yang masih bingung dalam mengeksplorasi ide mereka menentukan masalah yang sering dihadapi di kehidupan sehari – hari dan dipadukan dengan permasalahan yang diberikan oleh Guru.

4) Kebanyakan siswa masih pasif dan belum berani mengungkapkan pendapat saat diskusi kelas maupun saat mempresentasikan tugas mereka.

Pada hasil refleksi siklus II, menunjukkan bahwa beberapa kekurangan yang ditemui oleh guru pada siklus I, sudah ada beberapa perbaikan dan peningkatan pada siklus II. Dari hasil proses pembelajaran dan hasil belajar siswa siklus 2, serta menyeleksi pada siklus II. Hal-hal yang sudah dicapai adalah :

1) Siswa lebih berani mengungkapkan pendapat pada menjawab apa yang ditanya oleh guru.

2) Dengan menggunakan LKPD siswa lebih terarah dalam menyelesaikan tugas diskusi secara mandiri.

3) Dilihat dari hasil evaluasi meningkat dari 53,33% menjadi 80%.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus II ini guru perlu melakukan perbaikan lagi supaya hasil belajar bisa lebih maksimal. yaitu dengan memberikan semangat kepada siswa yang kurang berusaha secara maksimal untuk memahami materi yang diajarkan, memberikan metode pembelajaran yang lebih menarik supaya siswa tidak merasa bosan. Memberikan refleksi serta menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum mengerti dari penjelasan yang telah disampaikan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 53,33% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa. Dalam pelaksanaan siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan sehingga dilanjutkan pada siklus II dengan persentase hasil belajar siswa mencapai 80% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa. Dari hasil data yang diperoleh dari siklus I dan II dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based learning pada materi Pernikahan dalam Islam dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Pada siklus I sebesar 53,33%,

(7)

pada siklus II meningkat menjadi 80%, sehingga dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketercapaian kriteria keberhasilan penelitian pemahaman peserta didik telah tercapai.

KESIMPULAN

Deskripsikan kesimpulan hasil penelitian anda di sini. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agana Islam dan Budi Pekerti materi pernikahan dalam Islam kelas XII sudah berjalan lancar. Hal ini ditandai dengan peningkatan keaktifan siswa yang sebelumnya cenderung pasif setelah diterapkan model pembelajaran ini mulai mengalami peningkatan dalam keaktifannya di dalam kelas saat pembelajaran sedang berlangsung.

2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Pernikahan dalam Islam dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setelah diadakan tindakan siklus I dan II. Sebelum diadakan penelitian nilai rata-rata siswa sangat rendah yaitu sebanyak 8 siswa belum tuntas, sedangkan 7 siswa tuntas belajar. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-rata kelas 82 dan daya serap klasikal 80% dan yang belum tuntas 3 orang.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman al-Jaziri, 1986. al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah (Jilid IV), Beirut: Dar al-Fikr.

Al-Imam Taqi al-Din Abi Bakr bin Muhammad al-Husaini al-Damsyiqi alSyafi’i, Kifayah al-Akhyar fi Halli Ghayat al-Ikhtishar, Semarang:

Usaha Keluarga, t.th.

Az-Zuhaili, Wahbah. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid 9, Jakarta: Gema Insan.

Eka Sastrawati dkk, 2011. “Problem Based Learning, Strategi Metakognisi, Dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa” Jurnal Tekno- Pedagogi Vol. 1 No. 2.

Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih. 2012. Kurikulum Dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung: Refika Aditama.

(8)

Nata, Abuddin. 2011. Perspektif Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif(cet 17), dan R&D, Bandung:Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

1) Ada beberapa aktivitas guru dan siswa yang kurang maksimal sehingga perlu ditindak lanjuti. Seperti memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan

Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan dapat mampu mengajukan pendapat ketika guru menjelaskan materi pelajaran yang kurang dimengerti serta bertanggung jawab

Guru dapat memberikan motivasi kepada setiap siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran yang dapat diciptakan dengan guru memberitahukan penilaian siswa tidak

1) Guru kurang memberikan kesempatan untuk siswa menjelaskan materi lebih banyak, sehingga terkesan pembelajaran teacher center. 2) Guru kurang memberikan kesempatan siswa

Persepsi siswa bahwa matematika itu pelajaran yang sulit membuat siswa mudah bosan saat proses pembelajaran matematika. Saat guru menjelaskan materi, siswa sering ramai

Setelah guru menjelaskan materi konsep dan bentuk umum SPLTV dan guru memberikan permasalahan kepada peserta didik, peserta didik dapat menganalisis bentuk

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi konsep badan usaha dan perusahaan dan klasifikasi jenis badan

Uraian materi MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang akan menimbulkan kegiatan belajar dan