• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

518

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V

ABDUL KUSNUN Email: abdulkusnun1112@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan yang dihadapi siswa kelas V SDN Kantan Muara 1, Kec.

Pandih Batu Kab. Pulang Pisau dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dalam materi Quran Surah At-Tin adalah rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini disebabkan dalam proses belajar guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Metode yang digunakan oleh guru ini sifatnya konvensional yakni berpusat kepada guru saja sehingga siswa kurang berperan aktif dalam pebelajaran. Dilihat dari keadaan diatas maka dapat diketahui bahwa metode yang digunakan masih kurang baik sehingga aktifitas guru lebih banyak dari siswanya. Berdasarkan masalah tersebut peneliti akan menerapkan metode pembelajaran Make a Match untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan rumusan masalah penelitian:

“Bagaimana penerapan metode make a match dalam meningkatkan motivasi belajar PAI pada materi Q.S At-Tin peserta didik kelas V SDN Kantan Muara 1 Kecamatan Pandih Batu”?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif, sedangkan teknik pengambilan data adalah observasi, tes, dokumentasi dan angket. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kantan Muara 1, sedangkan objek penelitian ini adalah aktivitas guru dan siswa kelas V dalam pembelajaran.

Analisis data dalam penelitiaan ini menggunakan prosentase siswa menjawab benar pada tes menjawab soal, aktivitas belajar dan interaksi sikap belajar siswa, sedangkan indikator keberhasilan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah perolehan hasil Motivasi Belajar Tinggi (MBT), dengan masing-masing hasil prosentase komulatif rata-rata mencapai kriteria 80 – 100%.

Hasil penelitian Tindakan ini menunjukkan bahwa, penerapan metode make a match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Kantan Muara 1, hal ini terlihat dari Hasil Prosentase Komulatif siswa menjawab benar, aktivitas dan interaksi sikap belajar pada siklus I dan siklus II sebesar 87,66%, hal ini masuk pada kategori Motivasi Belajar Tinggi (MBT). Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan: (1) Meningkatnya prosentase siswa menjawab benar pada tes menjawab soal; (2) Meningkatnya aktivitas belajar siswa; dan (3)

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

519

Meningkatnya interaksi sikap belajar siswa pada materi Qur’an Surah at-Tin kelas V.

Kata Kunci : Motivasi Belajar, Metode Make A Match.

PENDAHULUAN

Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran / kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

(pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan).

Dalam pasal 5 ayat (7) disebutkan bahwa pendidikan agama diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, mendorong kreativitas dan kemandirian, serta menumbuhkan motivasi untuk hidup sukses. Lebih lanjut, dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mencetak generasi yang berkualitas adalah senantiasa melakukan perbaikan dalam kinerjanya yakni berusaha menekan segala kesulitan belajar dan berbagai permasalahan lain yang dialami oleh peserta didik. Dengan kata lain guru harus dapat menciptakan motivasi belajar melalui metode pembelajaran yang digunakan. Terkait dengan motivasi belajar ini di dalam al-Quran surah al- Mujadalah ayat 11, Allah swt berfirman:

ت ََٰجَرَد َمۡلِعۡلٱ ْاوُتوُأ َنيِذهلٱ َو ۡمُكنِم ْاوُنَماَء َنيِذهلٱ ُ هللَّٱ ِعَف ۡرَي Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

(QS. Al-Mujadalah: 11)1

Ayat di atas secara kontekstual menunjukkan bahwa Allah swt memberikan motivasi kepada hambaNya untuk meningkatkan iman dan ilmu pengetahuannya melalui proses belajar. Senada dengan peningkatan motivasi

1 Kemenag, al-Quran Terjemah

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

520

ini, dalam hadis Riwayat Muslim Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ْز ِجْعَت َل َو ِهللَّاِب ْنِعَتْسا َو َكُعَفْنَي اَم ىَلَع ْص ِرْحا

“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat).” (HR. Muslim no. 2664).2

Hadis di atas menjelaskan bahwa motivasi sangat dianjurkan untuk hal yang bermanfaat termasuk dalam hal pelaksanakan kegiatan pembelajaran.

Adapun untuk menciptakan motivasi tersebut diperlukan sebuah metode yang tepat, sehingga dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Merujuk pada observasi terhadap pada peserta didik kelas V SDN Kantan Muara 1, tanggal 19 Juli 2021 lalu menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar yang kurang maksimal dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Hal ini disebabkan peserta didik merasa jenuh dan kurang bersemangat dengan cara pemgajaran guru yang senantiasa mempertahankan model pembelajaran yang konvensional, yakni dengan ceramah, mendengarkan dan mencatat serta mengerjakan tugas belaka. Pola ini menyebabkan peserta didik kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran tersebut, sehingga dari penilaian sikap tentang motivasi belajar (MB) menunjukkan tingkat motivasi belajar Rendah.

Di sisi lain, pembelajaran yang berpusat pada guru, suasana kelas yang kaku, media pembelajaran yang kurang mendukung, pengorganisasian siswa yang belum optimal dan penggunaan mono methode merupakan faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang multi approach dan strategi belajar mengajar yang variatif. Pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan berbagai kecerdasan yang dimilikinya (Gardner menyebutnya dengan istilah multiple intelligences (kecerdasan majemuk).

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dihadapi guru PAI adalah bagaimana menciptakan model-model pembelajaran yang variatif, menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa dapat mandiri dan mencapai ketuntasan dalam belajar. Permasalahan inilah yang mendorong penulis untuk memodifikasi berbagai model dan teknik pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi, karakteristik siswa dan disesuaikan dengan kemampuan guru.

Salah satu model pembelajaran inovatif yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning) make a macth. Metode Make a Match merupakan salah satu

2 Sahih Muslim, no 2664

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

521

yang menyenangkan dan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik baik pada dimensi kognitif maupun fisik, karena terdapat unsur permainan di dalam proses pembelajarannya yakni dengan menggunakan media kartu.

Model pembelajaran ini sesuai dengan karakteristik siswa SD, bahwasanya siswa akan merasakan kegembiraan dalam belajar, menghilangkan kejenuhan, sekaligus belajar berbagi dan bekerja sama dengan siswa lainnya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Materi Qur’an Surah At-Tin pada Peserta Didik Kelas V SDN Kantan Muara 1 Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, apakah penerapan metode make a match pada materi Q.S At-Tin dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas V SDN Kantan Muara 1? Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode make a match pada materi Q.S At-Tin dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas V SDN Kantan Muara 1 Kecamatan Pandih Batu.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang penulis gunakan adalah desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu jenis penelitian yang berupaya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran oleh guru di kelasnya sendiri. (Siswono, 2008).

Berdasarkan definisi Penelitian Tindakan Kelas di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penelitian tindakan kelas harus mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, kemudian dirancang, dan dilaksanakan oleh guru kelas dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas sehingga menjadi guru profesional, dan penelitian ini dilakukan dengan berkolaborasi.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti berkerja sama dengan observator sebagai pengamat dalam proses pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas V SDN Kantan Muara 1. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

522

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif-kuantitatif, sebab dengan pendekatan ini peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh dengan cara mendeskripsikan data dan dengan melakukan prosentase hasil penelitian. Selanjutnya pendekatan kualitatif-kuantitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala- gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu penelitian seperti ini disebut dengan field study (Nazir, 1986:159).

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V yang beragama Islam di SDN Kantan Muara 1 kecamatan Pandih Batu yang berjumlah 20 orang terdiri dari 8 laki-laki dan 12 perempuan.

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar dengan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari 4 jam 1 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti materi memahami materi Q.S Al Kafirun yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru observator untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun model penelitian yang digunakan adalah model Kurt Lewis.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi), ( Parjono,dkk, 2007 : .21 ) . Tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

523

Gambar 3.1. Putaran Siklus Model Kurt Lewis Penjelasan alur di atas adalah:

1. Perencanaan, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Pelaksanaan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

3. Pengamatan, dilakukan dengan mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model demonstrasi .

4. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Teknik pengumpulan data ini berupa observasi, wawancara, dan metode tes.

Data tentang aktivitas belajatr dan interaksi sikap belajar siswa serta kesesuaian skenario dalam proses pembelajaran menggunakan teknik observasi. Metode tes uraian untuk mendapatkan data prosentase siswa yang dapat menjawab benar dan salah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menjawab soal, rubric penskoran, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi interaksi sikap belajar siswa, lembar wawancara.

Analisis data penelitian dilakukan dengan cara kualitatif menggunakan prosedur reduksi, penyajian, dan simpulan.

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

524

Indikator keberhasilan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah perolehan hasil Motivasi Belajar Tinggi (MBT), dengan masing-masing hasil prosentase komulatif rata-rata mencapai 80 – 100% dari tiga indikator aspek penelitian, yaitu:

1. Prosentase menjawab benar pada tes menjawab soal, 2. Prosentase aktifitas belajar siswa, dan

3. Prosentase interaksi sikap belajar.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat yang mengklasifikasikan Kriteria Motivasi menjadi :

1. Motivasi Tinggi : 80 – 100%

2. Motivasi Sedang : 70 – 79%

3. Motivasi Rendah : 0 – 69% (Hidayat, 2009).

HASIL PENELITIAN

Dengan penerapan model Make a Match diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, dengan dilakukan 2 siklus diharapkan adanya perubahan dari setiap siklus.

Siklus I Perencanaan

Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan menyusun pembuatan instrumen penelitian yakni (1) tes tulis; (2) rubrik penskoran; (3) lembar observasi aktivitas, motivasi belajar, interaksi siswa; (4) Merekonstruksi perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Make a Match. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan :

Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match, pembelajaran ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 13 Juni 2022 dalam satu pembelajaran yang diikuti oleh 20 siswa.

Pertemuan pertama dilakukan hari Senin tanggal 13 Juni 2022. Dalam pertemuan tersebut dikumpulkan data mengenai motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Make a Match. Peneliti juga memperoleh data tentang proses aktivitas, dan interaksi sikap belajar siswa serta kesesuaian skenario dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi.

Pengamatan

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

525

Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui motivasi belajar siswa.

Pada pelaksanaan tes mengerjakan soal diperoleh persentase pemahaman materi dari 20 siswa adalah kesalahan menjawab 30% dan siswa yang dapat menjawab dengan benar mencapai 70%. Hasil observasi aktivitas belajar siswa, motivasi belajar dan interaksi siswa selama proses pembelajaran, diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa mencapai 71% dari persentase maksimal yang diharapkan, dan interaksi sikap belajar siswa mencapai 72% dari persentase maksimal yang diharapkan.

Refleksi

Berdasarkan hasil analisis dari pengamatan pada siklus I didapatkan hasil sebagai berikut.

Persentase kesalahan siswa dalam menjawab soal masing-masing memiliki persentase lebih dari 20%, harusnya persentase kesalahan menjawab siswa kurang dari 20%. Akan tetapi hasil ini lebuh baik dari sebelum menggunakan model pembelajaran Make a Match.

Persentase siswa dapat menjawab dengan benar mencapai 70% , hasil ini lebih baik dari sebelum menggunakan model pembelajran Make a Match. Akan tetapi hasil ini belum mencapai 80% siswa dapat menjawab dengan benar.

Aktivitas belajar dan Interaksi sikap belajar siswa tergolong baik karena 71% siswa tergolong aktif dan 72% tergolong interaktif, dengan demikian motivasi belajar siswa masih dibawah 80%. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, hal ini disebabkan karena siswa masih melakukan penyesuaian dengan model pembelajaran Make a Match dan masih belum memahami seperti apa model Make a Match tersebut.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti ada beberapa siswa yang kurang aktif karena kurangnya motivasi belajar, pembagian kelompok yang tidak merata, dan terganggu oleh beberapa siswa lain yang ada dikelas tersebut. Dalam kelompok tersebut siswa memiliki kemampuan rata-rata, tidak ada yang menonjol sehingga motivasi belajar siswa kurang. Mengacu pada refleksi tersebut perlu dilanjutkan siklus II.

Siklus II Perencanaan

Sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I maka dilakukan revisi pada pertemuan selanjutnya Senin tanggal 20 Juni 2022 yakni dengan meningkatkan

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

526

kreatifitas guru untuk membuat media yang lebih menarik serta menoptimalkan kegiatan pembelajaran.

Pelaksanaan

Pertemuan kedua dilakukan pada hari Senin tanggal 20 Juni 2022 selama satu pembelajaran. Dalam pertemuan tersebut dikumpulkan data mengenai motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran Make a Match. Diperoleh juga data tentang motivasi aktivitas belajar, dan interaksi sikap belajar siswa serta kesesuaian skenario dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Pengamatan

Hasil tes untuk mengetahui siswa menjawab salah dan jawaban benar.

Dari 20 siswa yang menjawab salah diperoleh persentase sebanyak 10%. Masing- masing siswa memiliki persentase menjawab salah yaitu dibawah 20%. Dari hasil tes tersebut dianalisis motivasi belajar siswa berdasarkan kategori jawaban yang benar, salah, dan tidak menjawab. Didapatkan bahwa motivasi belajar siswa mencapai 90% menjawab benar. Hasil ini menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari tes pada siklus I. Berikut ini adalah tabel hasil rekapitulasi siswa menjawab benar pada tes menjawab soal.

Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Menjawab Benar pada Tes Menjawab Soal

No. Nomor Soal Prosentase Siswa Menjawab Benar

(%)

Siklus I Siklus II

1 1 75% 90%

2 2 70% 95%

3 3 60% 85%

4 4 80% 100%

5 5 65% 80%

Jumlah dalam % 70% 90%

Adapun Hasil observasi aktivitas belajar, motivasi belajar dan interaksi siswa selama proses pembelajaran pada siklus II, diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa mencapai 85%, sedangkan interaksi sikap belajar siswa mencapai 88%, yang selengkapnya dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

527

No Aspek Yang Diamati

Prosentase (%) Rata-rata SIKLUS 1 SIKLUS 2 (%)

1. Membawa Peralatan Tulis 85% 90% 87,50%

2. Semangat Belajar dengan Make a Match 80% 95% 87,50%

3. Partisipasi dengan pasangan/kelompok 70% 85% 77,50%

4. Respon Terhadap Penjelasan Guru 70% 85% 77,50%

5. Inisiatif Bertanya 60% 75% 67,50%

6. Mengerjakan Soal 75% 85% 80,00%

7. Menanggapi Pertanyaan/Feedback 50% 75% 62,50%

8. Penyerahan Tugas Tepat Waktu 75% 85% 80,00%

9. Penggunaan Media/alat peraga 70% 85% 77,50%

10. Praktik Menjodohkan Kartu potongan QS. At- Tin

75% 90% 82,50%

Jumlah maksimal 1000 1000

Nilai perolehan 710 850

Rata-rata 71 85

Prosentase 71% 85%

Skor Keterangan

80 --- 100 Motivasi Belajar Tinggi (MBT)

70 --- 79 Motivasi Belajar Sedang (MBS)

00 --- 69 Motivasi Belajar Rendah (MBR)

Keterangan :

Responden siswa berjumlah 20 anak

Selanjutnya di bawah ini kami sajikan tabel prosentase hasil obsdervasi Interaksi Sikap Belajar pada siklus I dan Siklus II.

Tabel 3. Hasil Observasi Interaksi Sikap Belajar

No. Aspek yang diamati Prosentase (%)

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

528

Siklus I

Siklus II

Rata-Rata (%) 1 Saya selalu senang belajar PAI dan BP dengan

metode Make a Match.

73% 100% 87,50%

2 Ketika mendapatkan tugas dari sekolah pada mapel PAI dan BP, saya membaca buku pelajaran terlebih dahulu

78% 75% 87,50%

3 Saya selalu mengerjakan tugas PAI dan BP yang diberikan oleh guru

70% 88% 77,50%

4 Saya mengikuti pelajaran PAI dan BP dengan antusias ketika guru menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang menarik

70% 90% 77,50%

5 Saya selalu berusaha mencari jawaban dari setiap soal yang diberikan oleh guru.

71% 90% 67,50%

6 Saya sangat senang setiap kali ada tugas dari sekolah tentang mapel PAI dan BP .

73% 86% 80,00%

7 Ketika jam pelajaran PAI dan BP merasa tidak tepat waktu

75% 96% 62,50%

8 Saya lebih suka mengerjakan tugas dan soal mapel PAI dan BP secara berpasangan atau berkelompok.

71% 92% 80,00%

9 Saya selalu berusaha mencari bahan dan jawaban tentang mapel PAI dan BP dari sumber dan orang lain

71% 75% 77,50%

10 Ketika mengerjakan soal PAI dan BP, saya selalu mengerjakannya dengan sungguh- sungguh.

70% 88% 82,50%

Jumlah Nilai perolehan 720 880

Jumlah maksimal 1000 1000

Rata-rata 72 88

Prosentase 72% 88%

Keterangan

1. Jawablah pernyataan diatas dengan memberikan nilai skor

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

529 SSS (Sangat Setuju Sekali) = 5 SS (Sangat Setuju) = 4 S (Setuju) = 3 TS (Tidak Setuju) = 2 STS (Sangat Tidak Setuju) = 1

Skor Keterangan

80 --- 100 Motivasi Belajar Tinggi (MBT)

70 --- 79 Motivasi Belajar Sedang (MBS)

00 --- 69 Motivasi Belajar Rendah (MBR)

Refleksi

Pada siklus I dan II siswa dapat menjawab benar, aktivitas belajar dan interaksi sikap belajar mengalami peningkatan, yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Prosentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan II

Siklus II pada tabel diatas sesuai indikator keberhasilan, yang masing- masing telah mencapai kriteria motivasi 80 – 100% dengan rincian deskripsi berikut:

(1) Siswa dapat menjawab benar mencapai 90%. (2) Pembelajaran dengan menggunakan metode Make a Match pada aspek aktivitas Belajar sebesar 85% sedangkan pada aspek interaksi sikap belajar mencapai 88%, dengan hasil prosentase komulatif ketiga aspek tesebut sebesar 87,66%.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian di atas dapat dikatakan bahwa praktik pembelajaran dengan menggunakan metode Make a Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan kategori Motivasi Belajar Tinggi (MBT). Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat (2009), bahwa prosentase Motivasi Belajar Tinggi (MBT) berkisar antara 80 – 100%.

No. Indikator yang diteliti Siklus I Siklus II Peningkatan

1 Menjawab Benar 70 % 90 % 20%

2 Aktivitas Belajar 71 % 85 % 14%

3 Interaksi sikap belajar 72 % 88 % 16%

Prosentase Komulatif/ Rata- Rata

71% 87,66% 16,66%

(13)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

530

Beberapa siswa mengalami penyesuaian dengan model pembelajaran Make a Match karena kurangnya kreatifitas guru. Namun permasalahan tersebut tidak nampak pada siklus berikutnya. Sehingga setiap siklus I dan II mengalami kenaikan kecuali kesalahan siswa dalam menjawab memang memiliki hipotesis tindakan menurun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini juga didukung hasil penelitian oleh Amalina, N.F (2013) Pada kelas dengan pembelajaran Make a Match sesuai dengan teori, model tersebut mengandung unsur game sehingga dapat memicu keterkaitan siswa dalam pembelajaran. Dengan keterkaitan siswa tersebut motivasi belajar siswa menjadi tinggi.

Gaya belajar yang digunakan siswa sangat bervariasi, terdapat gaya belajar visual, audio, dan kinestetik. Gaya belajar kinestetik hampir mirip dengan model Make a Match karena gaya belajar kinestetik merupakan siswa belajar dengan menggerakkan anggota badan untuk mencari fokus terhadap materi yang dipahami oleh siswa, seperti halnya model Make a Match yang mencari pasangan untuk memahami suatu topik atau materi dengan cara berkelompok sebagaimana pendapat Amir (2015) Subjek kinestetik melakukannya dengan menggerak- gerakkan anggota badan dan pensil meski tidak menulis untuk menentukan fokus permasalahan.

Hasil penelitian di atas juga relevan dengan hasil Penelitian Tindakan Kelas sebelumnya sebagai berikut:

Khofiyah, dalam penelitiannya yang mengangkat tentang Implementasi Model Make a Match untuk Motivasi Belajar peserta didik dalam Pembelajaran PAI di SMP N 01 Kesesi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa model pembelajaran make a match dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi sholat sunah pada siswa kelas IX C semester genap SMP I Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2014 – 2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IX C SMP I Kesesi Kabupaten Pekalongan. Hasil dari penelitian adalah bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX C semester genap SMP 1 Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2014-2015. Penelitian ini terdapat persamaan dalam mengupas tentang dampak metode Make a Match terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, namun penelitian ini kurang menjelaskan tentang dimensi kognisi dan afeksi siswa.

Elsa Aliyah, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui penerapan pendekatan CTL. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Islam

(14)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

531

Bogor. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah angket motivasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar PAI siswa di kelas VII SMP Islam Miftahul Huda Bogor. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa angket motivasi belajar sebanyak 22 item. Dari hasil pengukuran motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 82,29 motivasi belajar pada kategori sedang, sedangkan pada siklus II diperoleh skor rata-rata sebesar 85,63 motivasi belajar pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan motivasi belajar PAI siswa setelah diterapkannya pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Penelitian ini sama dengan yang diteliti penulis yaitu tentang peningkatan motivasi belajar PAI dan Budi Pekerti, namun perbedaannya adalah metode yang digunakan yaitu CTL, sedangkan penulis menggunakan metode Make a Match.

Novi Kurniawati dalam penelitian Pengaruh Metode Make a Match untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SDN Rejowinangun Utara 1 Magelang. Skripsi, Magelang: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang, 2017. Hasil analisis dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata siswa pada siklusnya yaitu pada pra siklus 57,7, dilanjut siklus I 66,62, dan siklus II 71,6. Presentase yang mencapai KKM pada pra siklus 33%, siklus I 54,16%, dan siklus II 79,16%. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode make a macth dalam meningkatakan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dinyatakan berhasil. Dengan demikian dapat di katakan bahwa penggunaan metode pembelajaran make a match dapat meningkatkan prestasi PAI belajar siswa kelas VI di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Magelang. Penelitian ini terfokus pada dimensi kognisi siswa, sedangkan penulis berusaha meyoroti dampak perubahan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Kantan Muara 1 Kecamatan Pandih Batu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Membaca Qur’an Surah At-Tin. Hal ini terlihat dari Hasil Prosentase Komulatif siswa menjawab benar, aktivitas belajar dan inetraksi sikap belajar pada siklus I dan siklus II sebesar 87,66%, sehingga masuk pada kategori Motivasi Belajar Tinggi (MBT).

Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan: (1) Meningkatnya prosentase siswa menjawab benar pada tes menjawab soal; (2) Meningkatnya aktivitas belajar siswa; dan (3) Meningkatnya interaksi sikap belajar siswa.

(15)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

532 DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Amalia, N.F. (2013). Keefektifan Model Kooperatif Tipe Make a Match dan model CPS Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Motivasi Belajar, artikel dalam jurnal Kreano, ISSN: 2086-2334. hal 156.

Amir, M. F. (2015). Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya Belajar. Jurnal Math Educator Nusantara 1 (2), hal 159-169

Amir, M. F., & , Sartika, S. B. (2017). Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan.

Sidoarjo: UMSIDA press

Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Elsa Aliyah, 2015. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa di Kelas VII SMP Islam Miftahul Huda Bogor, Bogor.

Hidayat, A.A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas

SebagaiPengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Khanifatul, Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, Hal. 15 Khofiyah, 2015. Implementasi Model Make a Match untuk Motivasi Belajar peserta

didik dalam Pembelajaran PAI di SMP N 01 Kesesi, Pekalongan.

Novi Kurniawati, 2017. Pengaruh Metode Make a Match untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SDN Rejowinangun Utara 1 Magelang. Skripsi, Magelang: Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Magelang, Magelang.

Ramayulis.2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.

Rusman. (2014). MODEL-MODEL PEMBELAJARAN. Jakarta: Rajawali Pers

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dapat dibuktikan melalui diterimanya tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kecerdasan

Kajian ini dijalankan untuk meninjau masalah-masalah yang sering dihadapi oleh guru-guru Pendidikan Seni Visual semasa proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah..

The concrete must be poured in the slabs formworks in vertical and not in horizontal layers since, in case concreting has to be stopped for a long period of time, when it is

Memiliki bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait dengan penelitian Research and Development khususnya dalam upaya untuk mengembangkan media pembelajaran ICT

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

[r]

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh harapan Pelanggan, Kualitas

Pengelolaan upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan skala nasional.. Registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan