• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DENGAN SISWA PEREMPUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERBANDINGAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DENGAN SISWA PEREMPUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DENGAN SISWA PEREMPUAN

COMPARISON OF ACHIEVEMENT MOTIVATION BETWEEN MALE AND FEMALE STUDENTS

Oleh:

La Ode Abdul Jabar Universitas Halu Oleo Email:abduljabarlaode@gmail.com Kata Kunci:

Motivasi Berprestasi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbandingan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan di SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini adalah penelitian komparatif.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat pada tahun ajaran 2019/2020 berjumlah lima kelas dengan jumlah siswa 130 orang, sedangkan sampel penelitian diambil teknik proposional random sampling sebesar 25% yaitu sejumlah 34 orang. Metode pengumpulan data menggunakan angket berprestasi antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Metode analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistic inferensial. Hasil penelitian menunjukan bahwa thitung -,689 < ttabel = 2,042 yang berarti bahwa terdapat perbedaan motivasi berprestasi siswa perempuan dengan motivasi berprestasi siswa laki-laki pada SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat.

Keywords:

Achievement Motivation

ABSTRACT

The purposes of this research were to find out the comparison of achievement motivation between male students and female students at SMP Negeri 1 Barangka, West Muna Regency. This research is comparative research.

Population of this research is all students of class VIII at SMP Negeri 1 Barangka, West Muna Regency with 130 students. Research samples was taken by using a proportional random sampling method, 25% of the population or 34 students. Data collection using achievement motivation questionnaire. Data analysis techniques used descriptive statistical and inferential analysis. The results showed that the tcount was 0.689 < ttable = 2.042 which means there is a significant difference in achievement motivation between male students and female students at SMP Negeri 1 Barangka, West Muna Regency.

(2)

Pendahuluan

Secara etimologi motivasi berprestasi terdiri dari 2 kata yaitu motivasi dan berprestasi. Motivasi berasal dari kata motive atau motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Sedangkan berprestasi berasal dari kata dasar prestasi yang dalam Bahasa Belanda yaitu prestatie, yang berarti hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dilakukan. Jadi jika digabungkan maka motivasi berprestasi adalah dorongan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai suatu hasil terbaik yang diinginkan. Misalnya motivasi siswa dalam belajar.

Dalam belajar, setiap siswa hendaknya memiliki motivasi, karena dengan adanya motivasi akan mendorong siswa untuk maju dan berprestasi. Dalam bidang pembelajaran untuk mencapai hasil yang terbaik dan optimal, maka motivasi yang timbul biasa disebut motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan hal yang terpenting dalam proses belajar karena bertujuan untuk mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran motivasi berprestasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku siswa, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku dalam belajar.

Motivasi berprestasi merupakan keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi diri sendiri.

Siswa yang memiliki motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan dapat menjadi sikap dan perilaku permanen pada diri individu. Motivasi berprestasi dapat menjadi faktor pendorong seorang individu dalam menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai suatu kesuksesan. Dengan demikian, siswa yang motivasi berprestasinya tinggi ada kemungkinan meraih prestasi belajar yang tinggi dan begitu juga sebaliknya. Akan tetapi, pada kenyataannya ada siswa yang motivasi berprestasinya rendah memunyai prestasi belajar yang tinggi.

Banyak faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi pada siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Fernald (Rola, 2006: 5-7) bahwa motivasi berprestasi pada diri individu dipengaruhi oleh setidaknya 4 faktor yaitu: 1) pengaruh keluarga dan kebudayaan (family and cultural influences), 2) peranan dari konsep diri (role of self concept), 3) pengaruh dari peran jenis kelamin (Influence of Sex Roles), dan 4) pengakuan dan prestasi (Recognition and Achievement). Berdasarkan pendapat Fernald tersebut, salah satu yang memengaruhi motivasi berprestasi yaitu pengaruh dari peran jenis kelamin.

Prestasi yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak para wanita belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara para pria. Isu pebedaan gender dan maskulinitas pada perempuan, sehingga menimbulkan stereotip negatif dan menyebabkan perempuan merasa enggan dan malu untuk berkompetisi di antara laki-laki karena dianggap lemah. Jika merujuk pendapat-pendapat tersebut, lalu dibandingkan dengan kondisi di masyarakat misalnya dapat dilihat bahwa banyak jabatan maupun karir yang didominasi oleh kalangan pria. Misalnya anggota DPR RI di pusat, dari 575 kursi di DPR sebanyak 118 atau 21% diisi oleh perempuan sedangkan 457 atau 79%

diisi oleh laki-laki (https://tirto.id/). Begitu pula jika dilihat dari sejumlah pekerjaan yang ada dimasyarakat kebanyakan diisi oleh laki-laki walaupun perkembangan terakhir menunjukkan jika jumlah pekerja perempuan menunjukkan peningkatan pada berbagai jenis pekerjaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah salah satu wali kelas VIII.a di SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat diperoleh informasi bahwa siswa yang berprestasi di kelasnya dan masuk 10 besar didominasi oleh siswa laki-laki, sedangkan informasi dari wali kelas VIII.b bahwa siswa yang masuk 10 besar didominasi oleh siswa perempuan. Selanjutnya, hasil wawancara dengan guru BK di SMP Negeri 1 Barangka menjelaskan bahwa siswa-siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS dan Pramuka kebanyakan diikuti oleh siswa laki-laki namunpun demikian siswa perempuan juga banyak yang mengikutinya.

Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa dan siswi di SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat tersebut merupakan suatu bentuk kebutuhan akan berprestasi, tetapi terdapat perbedaan antara motivasi berprestasi siswa dan siswi. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa terdapat berbagai perbedaan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam hal motivasi berprestasi. Padahal produktivitas seseorang dalam hal ini siswa sangat ditentukan oleh kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Terdapat 3 dorongan yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi kebutuhannya, yaitu: 1) need for achievement, yaitu kebutuhan

(3)

masalah, 2) need for affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain, dan 3) need for power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain (Mc Clelland dalam Sukadji, dkk, 2001: 40). Berdasarkan uraian di atas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan motivasi berprestasi siswa laki-laki dengan siswa perempuan di SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat.

Definisi Motivasi Berprestasi

Mangkunegaran (2005: 55) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi didefinisikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi tertentu. Teori ini bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Dari penelitiannya dapat disimpulkan terdapatnya hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi. Artinya, karyawan yang memunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi berprestasinya juga rendah. Selanjutnya, Santrock (2003: 103) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan. Motivasi berprestasi adalah cara seseorang untuk berusaha dengan baik untuk prestasinya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berprestasi merupakan hasil belajar yang diperoleh dari pengalaman emosional yang berupa suatu dorongan yang berhubungan dengan bagaimana seseorang melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, lebih efisien atau lebih sempurna bila dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri.

Ciri-ciri Motivasi Berprestasi

Johnson, Schwitzgebel & Kalb (Djaali, 2008: 125) menyatakan juga karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, yaitu:

1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggungjawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.

2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar risikonya.

3. Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaaannya.

4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Tidak tergugah untuk sekadar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.

Selanjutnya, McClelland (Wijono, 2010: 26) mengemukakan beberapa ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi, yaitu:

1. Pemilihan tingkat kesulitan tugas.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan menengah, sedangkan individu dengan motivasi berprestasi rendah cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi atau rendah.

2. Ketahanan atau ketekunan (persistence) dalam mengerjakan tugas

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan lebih bertahan atau tekun dalam mengerjakan berbagai tugas, tidak mudah menyerah ketika mengalami kegagalan dan cenderung untuk terus

(4)

mencoba menyelesaikan tugas, sementara individu dengan motivasi berprestasi rendah cenderung memiliki ketekunan yang rendah.

3. Harapan terhadap umpan balik (feedback)

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi selalu mengharapkan umpan balik (feedback) atau tugas yang sudah dilakukan, bersifat konkret atau nyata mengenai seberapa baik hasil kerja yang telah dilakukan.

4. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kinerjanya

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki tanggung jawab pribadi atas pekerjaan yang dilakukan.

5. Kemampuan dalam melakukan inovasi (innovativeness)

Inovatif dapat diartikan mampu melakukan sesuatu lebih baik dengan cara berbeda dari biasanya.

Fungsi Motivasi Berprestasi

Shaleh dan Nisa (2006: 66) menjelaskan, fungsi motivasi berprestasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu:

1. Menggerakkan; dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.

2. Mengarahkan; berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.

3. Menopang; artinya motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi Berprestasi

Fernald (Rola, 2006: 5-7) mengatakan terdapat 4 faktor yang berpengaruh terhadap motivasi berprestasi bagi seseorang yaitu:

1. Pengaruh keluarga dan kebudayaan (family and cultural influences)

Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, ekonomi dalam keluarga, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam suatu keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan motivasi berprestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu negara seperti cerita rakyat sering mengandung tema-tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat warga negaranya.

2. Peranan dari konsep diri (role of self concept)

Konsep diri merupakan bagaimana seseorang berpikir mengenai dirnya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam bertingkah laku.

3. Pengaruh dari peran jenis kelamin (Influence of Sex Roles)

Prestasi yang tinggi biasanya di identikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak para wanita belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara para pria. Kemudian Horner (Santrock, 2003) juga menyatakan bahwa pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan (fear of success) yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep fear of success masih diperdebatkan.

4. Pengakuan dan Prestasi (Recognition and Achievement)

Individu akan termotivasi untuk bekerja keras jika dirinya merasa dipedulikan oleh orang lain.

Definisi Gender

Kata gender jika ditinjau secara terminology merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa Inggris. Kata gender ini jika dilihat posisinya dari struktrur bahasa (gramatika) adalah bentuk nominal (noun) yang merujuk pada arti jenis kelamin, seks atau disebut dengan al-jins dalam bahasa Arab (Rasyid, 2012: 43). Puspitawati (2013: 1) mengemukakan perbedaan peran gender ini sangat

(5)

melekat pada manusia perempuan dan laki-laki untuk membangun gambaran relasi gender yang dinamis dan tepat serta cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. Perbedaan konsep gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat.

Selanjutnya, Muthoharo, Budiyono, dan Puji Nugraheni (2014: 104) berpendapat bahwa anak laki-laki memunyai kemampuan lebih baik sedangkan anak perempuan mahir dalam mengerjakan tugas-tugas membaca dan menulis. Perempuan dideskripsikan sebagai makhluk yang emosional, berwatak pengasuh, mudah menyerah, komunikatif, mudah bergaul dan lemah dalam ilmu matematika, subjektif, pasif dan mudah dipengaruhi. Sedangkan anak laki-laki dideskripsikan sebagai makluk yang rasional, mandiri, agresif, dominan, berorientasi pada prestasi, dan aktif.

Gender dalam Motivasi Berprestasi

Gender merujuk pada konsep laki-laki dan perempuan berdasarkan dimensi sosial budaya dan psikologi. Gender dibedakan dari jenis kelamin (sex), yang melibatkan dimensi biologis dari perempuan atau laki-laki. Peran gender adalah harapan sosial yang menentukan bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya berpikir, bertindak, dan merasakan (Santrock, 2009: 217). Lippa (Santrock, 2009: 98) menjelaskan bahwa salah satu penyebab perbedaan antara laki-laki dan perempuan terletak pada kromosom seks mereka. Dia menambahkan bahwa laki-laki dan perempuan melalui tahap perkembangan fetus yang berbeda, memiliki perbedaan hormon seks pada tahap kritis dalam perkembangan. Menurutnya, hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan otak laki-laki dan perempuan dalam struktur dan dalam latar belakang fungsinya.

Metode Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/ 2020. Penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan yaitu sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jadi penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu (Nazir, 2005: 58).

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII pada SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat pada tahun ajaran 2019/ 2020 berjumlah lima kelas dengan jumlah siswa 130 orang. Sedangkan sampel penelitian diambil dengan teknik Proporsional Random Sampling.

Penetapan jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Arikunto (2002: 112) yang mengatakan bahwa jika jumlah subyek penelitian kurang dari 100, maka sebaiknya diambil semuanya, dan jika jumlah subyeknya lebih dari 100, maka sampel penelitian ini diambil 10-15% atau 20-25% sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Berdasarkan hal pendapat tersebut, maka sampel yang diambil sebesar 25% dari populasi atau berjumlah 34 orang siswa. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik angket. Angket yang digunakan adalah angket motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Deskripsi Data Motivasi Berprestasi Siswa Perempuan

Data motivasi berprestasi siswa laki-laki diukur menggunakan angket yang terdiri dari 51 butir pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 4. Adapun distribusi frekuensi data motivasi berprestasi siswa laki-laki dapat dilihat pada tabel berikut:

(6)

Tabel 1

Distribusi frekuensi motivasi berprestasi siswa laki-laki Kategori Interval Frekuensi (%) Sangat Tinggi 165 - 204 0 0,0

Tinggi 127 - 164 14 73,7

Rendah 89 - 126 5 26,3

Sangat Rendah 51 - 88 0 0,0

Jumlah 19 100

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa frekuensi data motivasi berprestasi siswa laki-laki terdapat pada interval 51–88 sebanyak 0 (0%) siswa berkategori sangat rendah, interval 89–

126 sebanyak 5 (26,3%) siswa berkategori rendah, interval 127–164 sebanyak 14 (73,7%) siswa berkategori tinggi dan interval 165–204 sebanyak 0 (0%) yang berkategori sangat tinggi. Sedangkan skor rata-rata motivasi berprestasi siswa laki-laki adalah sebesar 135, yang berarti pada kategori sedang.

Deskripsi Data Motivasi Berprestasi Siswa Perempuan

Data motivasi berprestasi siswa perempuan diukur menggunakan angket yang terdiri dari 51 butir pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 4. Adapun distribusi frekuensi data motivasi berprestasi siswa perempuan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Distribusi frekuensi motivasi berprestasi siswa perempuan Kategori Interval Frekuensi (%) Sangat Tinggi 165 - 204 0 0,0

Tinggi 127 - 164 12 63,2

Rendah 89 - 126 7 36,8

Sangat Rendah 51 - 88 0 0,0

Jumlah 19 100

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa frekuensi data motivasi berprestasi siswa perempuan terdapat pada interval 51–88 sebanyak 0 (0%) siswa berkategori sangat rendah, interval 89–126 sebanyak 7 (36,8%) siswa berkategori rendah, interval 127–164 sebanyak 12 (63,2%) siswa berkategori tinggi dan interval 165–204 sebanyak 0 (0%) yang berkategori sangat tinggi. Sedangkan skor rata-rata motivasi berprestasi siswa perempuan adalah sebesar 132, yang berarti pada kategori sedang.

Uji Hipotesis

Uji prasyarat analisis uji t yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa data tersebut berditribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis penelitian yaitu “ada perbedaan signifikan motivasi berprestasi antara siswa perempuan dan siswa laki-laki pada SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat”. Pengujian hipotesis ini menggunakan rumus uji t dengan menggunakan SPSS Version 17.0 seperti pada tabel 5 berikut:

(7)

Tabel 3

Nilai Koefisien Korelasi

Berdasarkan tabel 3 di atas nilai thitung -,689 pada DF 32. DF pada uji t adalah N-2, yaitu pada kasus ini 34 - 2 = 32. Nilai thitung ini dibandingkan dengan nilai ttabel pada DF 32 dan probabilitas 0,05.

Pada tabel di atas diketahui thitung = 0,689 < ttabel =2,042, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat.

Pembahasan

Hasil analisis deskriptif data motivasi berprestasi siswa laki-laki menunjukkan sebanyak 0 (0%) siswa berada pada kategori sangat rendah, sebanyak 5 (26,3%) siswa berada pada berkategori rendah, sebanyak 14 (73,7%) siswa berada pada kategori tinggi dan sebanyak 0 (0%) siswa berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan motivasi berprestasi siswa perempuan menunjukkan sebanyak 0 (0%) siswa berada pada kategori sangat rendah, sebanyak 7 (36,8%) siswa berada pada berkategori rendah, sebanyak 12 (63,2%) siswa berada pada kategori tinggi dan sebanyak 0 (0%) siswa berada pada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan data penelitian motivasi berprestasi pada siswa laki-laki dan siswa perempuan diketahui motivasi berprestasi siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan motivasi berprestasi siswa perempuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Buss (Santrock, 2009: 189) yang menjelaskan bahwa perbedaan gender meluas dan disebabkan oleh masalah adaptif yang dihadapi sepanjang sejarah evolusi. Ia setuju bahwa perbedaan gender merupakan hal yang substansial, tetapi mencapai kesimpulan yang sangat berbeda tentang penyebabnya. Ia menekankan bahwa perbedaan gender terjadi karena kondisi sosial yang telah mengakibatkan perempuan memiliki kekuatan dan pengendalian sumber daya yang lebih sedikit daripada laki-laki. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan yang telah ditemukan melalui berbagai penelitian hanya dapat diasumsikan bahwa hal tersebut terjadi pada kebanyakan atau rata-rata anak laki-laki ataupun perempuan dan tidak dapat dikatakan bahwa perbedaan tersebut berlaku secara mutlak pada semua anak laki -laki ataupun perempuan.

Salah satu hal yang menyebabkan mengapa saat ini laki-laki memiliki motivasi berprestasi lebih tinggi yaitu karena secara sosial dan kebudayaan dewasa ini masih ada pandangan masyarakat yang menganggap dan memiliki pandangan bahwa siswa laki -laki harus lebih baik dari siswa perempuan. Pandangan ini berupa adanya tanggungjawab sosial yang lebih besar pada siswa laki-laki dalam keseharian, sehingga dalam hal motivasi berprestasi maka siswa laki-laki memiliki dorongan sosial yang lebih kuat dibandingkan siswa perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan motivasi berprestasi antara siswa perempuan dan siswa laki-laki pada SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat. Hal ini berdasarkan data penelitian diperoleh nilai thitung =0,689 < ttabel =2,042. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan motivasi berprestasi antara siswa perempuan dan

(8)

siswa laki-laki pada SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Angelia (2010) yang hasil penelitiannya diperoleh informasi ada perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Namun hal ini belum bisa dikatakan motivasi berprestasi perempuan lebih tinggi secara signifikan daripada laki-laki karena memerlukan pengujian lebih dalam lagi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasanah, Zulhelmi dan Azizahwati (2015) dengan judul Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Gender dalam Pembelajaran Fisika dengan Model collaborative Learning di Kelas X Madrasah Aliyah Al-Ihsan Boarding School Kampar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan, siswa laki-laki memiliki motivasi yang lebih tinggi dari pada siswa perempuan.

Siswa laki-laki memiliki motivasi 73,5% yaitu pada kategori tinggi dan siswa perempuan memiliki motivasi 68,1% yaitu pada kategori sedang. Namun setelah diberikan perlakuan berupa model collaborative learning, kedua kelas mengalami penurunan motivasi yaitu 69,3% pada kategori sedang untuk siswa laki-laki dan 61,1% atau pada kategori sedang untuk kelas perempuan. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa siswa laki-laki memiliki motivasi yang lebih tinggi daripada siswa perempuan baik sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan di Madrasah Aliyah Al-Ihsan Boarding School.

Motivasi berprestasi merupakan hasil belajar yang diperoleh dari pengalaman emosional yang berupa suatu dorongan yang berhubungan dengan bagaimana seseorang melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, lebih efisien atau lebih sempurna bila dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri. Motivasi berprestasi menurut Fernald (Rola, 2006: 5-7) dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: 1) Pengaruh keluarga dan kebudayaan (family and cultural influences), 2) Peranan dari konsep diri (role of self concept), 3) Pengaruh dari peran jenis kelamin (Influence of Sex Roles), dan 4) Pengakuan dan Prestasi (Recognition and Achievement). Menurut pendapat Fernald tersebut, salah satu yang memengaruhi motivasi berprestasi yaitu pengaruh dari peran jenis kelamin (Influence of Sex Roles). Prestasi yang tinggi biasanya di identikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak para wanita belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara para pria. Kemudian Horner (Santrock, 2003) juga menyatakan bahwa pada diri perempuan terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan (fear of success) yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep fear of success masih diperdebatkan karena masih dianggap kontroversial.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa skor motivasi berprestasi siswa laki-laki lebih tinggi yaitu sebesar 135 jika dibandingkan skor motivasi berprestasi siswa perempuan yaitu sebesar 132. Hasil penelitian menunjukkan nilai thitung -0,689 < ttabel = 2,042, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan motivasi berprestasi antara siswa perempuan dan siswa laki-laki pada SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat. Hal ini mengindikasikan hipotesis penelitian yang berbunyi ada perbedaan signifikan motivasi berprestasi antara siswa perempuan dan siswa laki-laki pada SMP Negeri 1 Barangka Kabupaten Muna Barat diterima.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk siswa, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan agar selalu meningkatkan motivasi berprestasinya agar memperoleh hasil maksimal khususnya mendapatkan prestasi yang baik di sekolah.

2. Bagi guru BK, agar selalu menunbuhkan motivasi berprestasi kepada siswa dan menjelaskan bahwa baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan memiliki peluang yang sama dalam meraih prestasi belajarnya yaitu dengan menumbuhkan motivasi berprestasi pada diri siswa.

(9)

3. Bagi sekolah, motivasi berprestasi sangat penting bagi siswa baik dalam belajar, menempuh pendidikan maupun dalam meraih prestasi yang diinginkan oleh setiap siswa.

4. Bagi orang tua, motivasi berprestasi juga perlu diberikan oleh orang tua siswa yaitu dengan selalu mendampingi, mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak sehingga dapat meraih prestasi yang diinginkan siswa dan juga orang tua siswa.

Daftar Pustaka

Angelia, H. (2010). Perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 dan Implikasinya terhadap usulan topic-topik bimbingan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasanah, N., Zulhelmi & Azizahwati. (2015). Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Gender dalam Pembelajaran Fisika dengan Model collaborative Learning di Kelas X Madrasah Aliyah Al-Ihsan Boarding School Kampar. Jurnal Online Mahasiswa Universitas Riau, Vol. 2, No. 2.

Mangkunegaran, A. P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rola, F. (2006). Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja. Skripsi.

Universitas Negeri Sumatera Utara.

Santrock J.W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Santrock. John W. (2009). Perkembangan Anak (Edisi Kesebelas). (Terjemahan Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Shaleh, A, R., & Nisa, Y. F. (2006). Psikologi dan Industri: Cetakan Kesatu. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan Jakarta Press.

Sukadji, S., & Evita E. S. (2001). Sukses di perguruan tinggi. Depok: Indonesia University Press.

Wijono, S. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Kencana.

https://tirto.id/isi-kursi-dpr-2019-2024-porsi-perempuan-meningkat-ehHG.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Kendala yang dialami polisi dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban praktek penipuan melalui kartu kredit yaitu : persepsi para penegak

Strategi yang diterapkan oleh Aninda Furniture untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan agar tetap diminati oleh buyer luar negeri adalah menggunakan

Dengan teknologi internet, dapat dibuat informasi melalui desain web yang menarik dan interaktif sehingga informasi yang disampaikan dapat lebih cepat, mudah

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Irigasi Sprinkler untuk Sarana Peningkatan Produksi Sayuran Organik pada Kegiatan

Pada hari ini, Kamis Kamis Kamis tanggal Delapan B Kamis Delapan B Delapan B Delapan Belas elas bulan Oktober elas elas Oktober Oktober Oktober tahun Dua Ribu Dua

[r]

Aplikasi virtual user ini dijadikan sebagai media aplikasi yang dapat membantu dalam proses pengelolaan user untuk proses tambah user, edit user, delete user,

[r]