• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING Penerapan Strategi Pembelajaran Intelligence Mapping Presentation Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Wonoboyo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING Penerapan Strategi Pembelajaran Intelligence Mapping Presentation Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Wonoboyo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II WONOBOYO KECAMATAN

WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1

Oleh:

BETTY FITRIA DEWI A510100034

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II WONOBOYO KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2013/2014

Betty F itria Dewi, A510100034, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, F akultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2014, 146 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui strategi Intelligence Mapping Presentation. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subyek penelitian yang berperan sebagai pemberi tindakan adalah peneliti yang bertindak sebagai guru kelas V, dan yang berperan sebagai penerima tindakan adalah siswa kelas VA SD Negeri II Wonoboyo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Obyek penelitian ini adalah partisipasi belajar dan hasil belajar siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menjamin validitas data, digunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif model interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan partisipasi belajar siswa kelas VA SD Negeri II Wonoboyo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Hal ini dapat ditunjukkan dari rata-rata prosentase partisipasi belajar siswa sebelum tindakan dilaksanakan yaitu 55%. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I terjadi peningkatan menjadi 63,75% dan dilanjutkan dengan tindakan siklus II partisipasi belajar siswa mengalami kenaikan secara signifikan menjadi 75%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Siswa yang mencapai KKM > 65 sebelum tindakan adalah 50% setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 70% dan siklus II adalah 80%. Secara keseluruhan dengan menggunakan strategi Intelligence Mapping Presentation dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di kelas VA SD Negeri II Wonoboyo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2013/2014.

(5)

PENDAHULUAN

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.

Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa.

Di dalam tujuan pembelajaran harus mencangkup tiga ranah perubahan, yang mana ketiga ranah tersebut meliputi, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Agar pembelajaran efektif dan efisien, semua unsur-unsur pembelajaran yang ada harus berjalan sebagaimana fungsinya. Akan tetapi ada unsur-unsur pembelajaran kurang berjalan efektif, sehingga berdampak pada sistem pembelajaran dan hasil belajar kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi pendidikan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan diajarkannya IPS di setiap jenjang pendidikan. Sejak mulai Sekolah Dasar (SD) bahkan Taman Kanak-Kanak (TK) sampai jenjang Perguruan Tinggi (PT), IPS selalu diajarkan. Fakta ini diperkuat dengan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN).

(6)

kelompok 20%. Partisipasi belajar yang rendah berdampak pada hasil belajar siswa rendah yang belum memenuhi KKM.

Permasalahan di atas menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri II Wonoboyo masih perlu diperbaiki. Strategi pembelajaran aktif yang tepat merupakan suatu cara yang menarik dan dapat memicu keaktifan yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar, terutama dalam pembelajaran IPS.

Strategi pembelajaran aktif yang dipilih pada penelitian ini adalah Intelligence Mapping Presentation. Strategi pembelajaran Intelligence Mapping Presentation adalah strategi pembelajaran yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk memberikan presentasi materi pelajaran kepada teman-temannya. Strategi ini juga membuat peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Partisipasi siswa dalam pembelajaran yang ditingkatkan melalui penerapan strategi Intelligence Mapping Presentation adalah partisipasi mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan, membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan, menyampaikan materi di depan kelas, dan mengerjakan soal yang telah diberikan guru.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran Intelligence Mapping Presentation untuk meningkatkan partisipasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Wonoboyo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri.

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

(7)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Pebruari 2014.

B. Subyek Penelitian

Di dalam penelitian ini yang berperan sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri II Wonoboyo sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui empat tahap utama sebagai berikut : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Empat tahap kegiatan ini disebut satu siklus pemecahan masalah.

D. Jenis Penelitian

Di dalam penelitian menggunanakan jenis penelitian tindakan. Jenis penelitian ini banyak macamnya, akan tetapi disini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2012: 45) menyebutkan bahwa Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (Kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam siklus.

(8)

E. Perbedaan dan Persamaan Variabel Penelitian

No Tahun Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6

1 2011 Restu √ √

2 2012 Selvi √ √

3 2011 Dian √ √

4 2012 Idawati √ √

5 2013 Betty (Peneliti) √ √

Keterangan:

X1 : Teknik/Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

X2 : Strategi Pembelajaran Intelligence Mapping Presentation X3 : Kemampuan Penguasaan Kosakata

X4 : Kemampuan Menulis Narasi X5 : Hasil Belajar

X6 : Partisipasi Belajar F. Validasi Data

Sebelum kegiatan analisis data dilakukan checking data terlebih dahulu untuk mengetahui keabsahan data. Teknik yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah triangulasi.

Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

1. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini untuk menguji kredibilitas data tentang pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri, maka pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dari guru kelas V dan siswa kelas V, kemudian dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

(9)

G. Teknik Analisis Data

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses pembelajaran. Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2012: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisi data, yaitu data reduction, data display, dan coclusion drawing/ verification.

H. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data yang utama adalah orang yang menerima tindakan yaitu siswa kelas V SD Negeri II Wonoboyo. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode pengumpulan data yang terdiri dari:

1. Observasi

Margono (dalam Rubiyanto: 75) Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap subjek atau berlangsungnya penelitian tindakan kelas.

Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam proses pembelajaran IPS. Disamping itu juga untuk mengobservasi tindak mengajar guru dengan menggunakan strategi pembelajaran Intelligence Mapping Presentation pada mata pelajaran IPS. 2. Wawancara

Rubiyanto (2009: 73) mengatakan bahwa, wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan dan responden menjawab secara lisan pula.

(10)

3. Tes

Menurut Kunandar (2012 : 186), tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan seluruh aspek dalam diri seseorang.

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar setiap siklus pada siswa kelas VA SD Negeri II Wonoboyo.

I. Instrumen Penelitian

Berdasarkan pemaparan tentang partisipasi belajar, maka untuk mengukur partisipasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS maka diperlukan intrumen yang disusun berdasarkan teknik pengumpulan datanya.

a. Observasi

Instrumen yang digunakan berdasarkan pedoman observasi, yang meliputi: 1) Pengamatan terhadap guru yang mengajar IPS sebelum tindakan. 2) Tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran IPS sebelum tindakan 3) Partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS sebelum tindakan.

4) Pengamatan terhadap guru menerapkan strategi pembelajaran Intelligence Mapping Presentationpada mata pelajaran IPS.

5) Partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS. b. Wawancara

Instrumen yang digunakan berdasarkan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan dengan Ibu Ch. Nanik Rahayu,S.Pd.SD. selaku Guru kelas VA dan siswa kelas VA SD, secara garis besar meliputi:

1) Siswa dalam menguasai materi ajar 2) Hasil belajar siswa sebelum tindakan 3) Kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran

4) Permasalahan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 5) Masalah yang berkaitan dengan administrasi kelas

(11)

Tes yang digunakan merupakan tes tertulis, dengan jenis pilihan ganda (multiple choice items) dengan soal materi Perjuangan Melawan Penjajah yang ditentukan sesuai dengan karakter strategi pembelajaran Intelligence Mapping Presentation.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Latar Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan ini berada di kelas V SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri.

1. Data Siswa

SD Negeri II Wonoboyo terdiri dari 7 kelas. Dari data siswa tersebut peneliti mengambil sampel kelas V A yang berjumlah 20 orang. 2. Data Guru

Dari data tahun ajaran 2013/2014, SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama bapak Mahmud Yunus, S. Pd. dimana sekolah ini memiliki 9 orang guru, terdiri dari 7 guru PNS dan 2 guru Wiyata Bakti. Untuk karyawan terdapat 2 karyawan yaitu sebagai penjaga dan petugas perpustakaan.

B. Refleksi Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VA dan observasi proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS, siswa kelas VA SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri masih terlihat sebagai berikut :

1. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah.

2. Siswa kurang dapat memahami materi yang disampaikan guru karena kurangnya pemahaman tentang materi sejarah dalam mata pelajaran IPS. 3. Rendahnya partisipasi siswa karena siswa hanya duduk dan mendengarkan

penjelasan dari guru.

(12)

Berdasarkan kondisi awal partisipasi belajar siswa pada pembelajaran IPS diketahui bahwa indikator menyampaikan materi pelajaran kepada teman-temannya sebesar 55%, mengajukan pertanyaaan atau menjawab pertanyaan sebesar 60%, memberikan tanggapan dan mengajukan ide sebesar 50%, membuat kesimpulan dari materi baik secara mandiri atau kelompok sebesar 55%.

Rendahnya partisipasi siswa dalam belajar IPS di SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri ini juga berdampak pada hasil belajar mereka. Hal ini disebabkan mereka menganggap IPS sebagai pelajaran yang sulit, banyak hafalannya, dan materinya terlalu banyak.

Sebelum diadakan penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas yaitu 55,5. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 10 siswa dan yang lainnya kurang dari 65 sehingga prosentase hasil belajar adalah 50%.

Sedangkan hasil observasi terhadap guru menunjukkan guru telah mengembangkan pembelajaran agar siswa aktif. Meskipun demikian guru masih banyak menggunakan strategi yang konvensional. Jika guru menggunakan strategi pembelajaran yang lain siswa kurang tertarik karena strategi yang dilakukan oleh guru kurang merespon siswa, sehingga proses pembelajarannya kurang menyenangkan. Selain itu, guru lebih menekankan pada penyelesaian materi dan segi penilaian hasil sedangkan pada penilaian proses belum mendapatkan perhatian penuh, dimana siswa tidak dapat terlibat sepenuhnya dalam proses pembelajaran.

C. Deskripsi Penelitian Siklus

Berdasarkan pengamatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas VA, hasil wawancara tentang pembelajaran yang dilakukan di kelas terutama untuk proses pembelajaran di kelas dipergunakan penelitian untuk mengambil tindakan.

(13)

Jika ternyata permasalahan belum dapat diatasi, perlu dilakukan tindakan selanjutnya sampai masalah dapat teratasi.

D. Pembahasan

Berdasarkan observasi partisipasi belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada pra siklus prosentase indikator aktif berpartisipasi menyampaikan materi kepada teman-temannya sebanyak 55%, mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan sebanyak 60%, memberikan tanggapan dan mengajukan ide sebanyak 50%, membuat kesimpulan dari materi baik secara mandiri atau kelompok sebanyak 55%. Rata-rata prosentase partisipasi belajar siswa pada pra siklus adalah 55%.

Selanjutnya dengan memberi perlakuan terhadap siswa dengan strategi Intelligence Mapping Presentation menunjukkan peningkatan pada siklus I yaitu prosentase indikator aktif berpartisipasi menyampaikan materi kepada teman-temannya sebanyak 65%, mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan sebanyak 70%, memberikan tanggapan dan mengajukan ide sebanyak 60%, membuat kesimpulan dari materi baik secara mengerjakan tes atau soal sebanyak 60%. Rata-rata prosentase partisipasi belajar siswa pada siklus I adalah 63,75%.

Pada pelaksanaan siklus II juga mengalami peningkatan yaitu yaitu prosentase indikator aktif berpartisipasi menyampaikan materi kepada teman-temannya sebanyak 75%, mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan sebanyak 75%, memberikan tanggapan dan mengajukan ide sebanyak 75%, membuat kesimpulan dari materi baik secara mengerjakan tes atau soal sebanyak 75%. Rata-rata prosentase partisipasi belajar siswa pada pra siklus adalah 75%.

Hal ini berarti proses pemahaman siswa terhadap materi perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang semakin meningkat.

(14)

Pada pra siklus hasil belajar dengan melihat jumlah siswa yang telah mencapai KKM > 65 adalah 10 siswa dengan total prosentase adalah 50%.

Selanjutnya dengan memberi perlakuan terhadap siswa dengan strategi Intelligence Mapping Presentation menunjukkan peningkatan pada siklus I dengan melihat jumlah siswa yang telah mencapai KKM > 65 sebanyak 14 siswa dengan total prosentase 70%.

Pada pelaksanaan siklus II juga mengalami peningkatan dengan melihat jumlah siswa yang telah mencapai KKM > 65 sebanyak 16 siswa dengan total prosentase menjadi 80%.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa penggunaan strategi Intelligence Mapping Presentation dapat diterima dengan baik oleh siswa ataupun guru karena dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri pada mata pelajaran IPS materi perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan meningkatnya nilai hasil tes siswa secara signifikan. Sehingga berdasarkan penelitian dan tindakan kelas pada siklus I dan siklus II yang telah dilakukan peneliti membuktikan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima dengan menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Intelligence Mapping Presentation dapat meningkatkan partisipasi belajar IPS dan strategi pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa Kelas VA SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan

(15)

1. Pada pra siklus rata-rata prosentase partisipasi belajar siswa adalah 55%. 2. Setelah dilaksanakan siklus I mengalami kenaikan, rata-rata prosentase

partisipasi siswa siklus I adalah 63,75%.

3. Pada pelaksanaan siklus II partisipasi belajar siswa mengalami kenaikan secara signifikan yaitu rata-rata prosentase partisipasi siswa siklus II menjadi 75 %.

Adapun data mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar (memenuhi KKM > 65) adalah sebagai berikut :

a. Hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri meningkat setelah guru menerapkan strategi Intelligence Mapping Presentation yang dilakukan selama dua siklus. Pada pra siklus dengan melihat jumlah siswa yang telah mencapai KKM > 65 adalah 10 siswa dengan total prosentase adalah 50%.

b. Setelah dilaksanakan siklus I mengalami kenaikan hasil belajar dengan melihat jumlah siswa yang telah mencapai KKM > 65 sebanyak 14 siswa dengan total prosentase 70%.

c. Kenaikan hasil belajar siswa setelah dilaksanakan siklus mengalami kenaikan secara signifikan, dengan melihat jumlah siswa yang telah mencapai KKM > 65 sebanyak 16 siswa dengan total prosentase menjadi 80%.

B. Implikasi

(16)

mengajukan pertanyaan dan dengan demikian siswa menjadi lebih aktif sehingga penguasaan materi dan partisipasi belajar siswa dapat meningkat yang beradampak pada hasil belajar IPS pada siswa kelas VA.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dalam upaya peningkatan partisipasi belajar IPS pada siswa Kelas VA SD Negeri II Wonoboyo Wonogiri melalui strategi pembelajaran Intelligence Mapping Presentation, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah

Diharapkan Kepala Sekolah mengadakan pelatihan dengan penerapan strategi Intelligence Mapping Presentation karena terbukti dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru Kelas VA

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajar IPS. Guru dapat lebih memotivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat lebih aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga dapat tercapai hasil yang maksimal.

3. Bagi Peneliti Berikutnya

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grofindo Persada.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP PGSD UMS.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan prosentase indikator pencapaian minat belajar siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu: dari 16 siswa yang ada,

Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menggunakan analisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai dengan siklus II. Subyek penelitian tindakan

Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menggunakan analisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai dengan siklus II. Subyek penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan,

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan mulai dari pra siklus, tindakan siklus I (pertemuan pertama dan kedua) serta tindakan pada siklus II (pertemuan

Berdasarkan uraian pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II, maka dapat diketahui peningkatan keaktifan Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu pratindakan, siklus I, dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

siklus II perlu dipertahankan hasil tersebut, sehingga pada hasil belajar siklus II dalam pembelajaran menerapkan strategi pembelajaran word square diperoleh hasil