• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Mengkampanyekan Pengenalan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Sejak Dini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Mengkampanyekan Pengenalan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Sejak Dini."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Universitas Kristen Maranatha ix

2.1.5.2 Problem yang Terkait Mengenai ADHD………15

2.1.6 ADHD Pada Anak Perempuan……….…….17

2.1.7 Menangani ADHD………....18

2.1.7.1 Pengobatan………..18

2.1.7.2 Terapi perilaku………19

2.1.8 Tip Meningkatkan Mutu Komunikasi………...…20

2.1.8.1 Tip untuk keluarga dengan anak ADHD………...21

2.1.8.2 Manajemen Perilaku untuk Anak ADHD………....23

2.1.8.3 Bila si ADHD tantrum………...24

2.1.8.4 Anak ADHD juga punya bakat……….……...25

2.2 KOMUNIKASI……….…..….26

2.2.1 Macam – Macam Komunikasi……….……..….27

2.2.2 Menganalisa Lingkungan dengan SWOT……….……..28

2.3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL……….…...…….28

2.3.1 Tahapan Membuat Desain Komunikasi Visual……….….……..29

2.4 Komunikasi Massa………..….…30

2.5 Kampanye……….….…..30

2.5.1 Perencanaan Kampanye……….…...32

2.5.2 Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Kampanye……….33

2.5.3 Kampanye Sosial……….….…..….….34

2.6 Segmentasi, Targeting, dan Positioning………...…...36

BAB III PEMBAHASAN……….…...…..37

3.1 Data dan Fakta………..…...….37

(3)

Universitas Kristen Maranatha x

3.1.2 Kuesioner/Angket……….…….…53

3.1.3 Tinjauan Proyek/Persoaalan Sejenis……….….…60

3.2. Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarka Data dan Fakta………...61

3.2.1 Segmentasi, Targeting, dan Positioning……….…....62

3.2.2 SWOT ……….…….…..66

4.4.2 Perangcangan Pada Media Cetak…………...………...77

(4)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR TABEL

Tabel.1. Skema Perencaaan………..…..4

Tabel.2. Jenis Kelamin Responden………..……….………53

Tabel.3. Usia Responden…………..………54

Tabel.4. Pekerjaan Responden………..………54

Tabel.5. Responden yang Memiliki Anak Dibawah 12 Tahun………...55

Tabel.6. Responden yang Mengenal Istilah ADHD…..………...55

Tabel.7. Responden yang Mengetahui ADHD………..……...56

Tabel.8. Kecemasan Responden Tehadap ADHD………..….……….57

Tabel.9. Pendapat Responden Sebab ADHD………..….………57

Tabel.10. Pendapat Responden Menganai Anak ADHD………...…….58

Tabel.11. Media Informasi Kesehatan yang didapat Responden………..……..59

(5)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1. Logo Yayasan Suryakanti……….……38

Gambar.2. Beberapa contoh poster ADHD……….……61

Gambar 3. Logo ADHD ……….………...……….73

Gambar 4. Warna Logo ADHD ……….……....……….75

Gambar 5. Poster Pengenalan ……….………77

Gambar 6. Sulit konsentrasi……….…………...……….…79

Gambar 12. Iklan Donatur Koran ……….……….86

Gambar 13. Iklan Event Koran ……….……….87

Gambar 14. Iklan Majalah ……….….………...87

Gambar 15. Brosur……….………...89

Gambar 16. Booklet ……….……….90

Gambar 17. Merchandise ………...91

Gambar 18. Mobil Ads……….………..92

Gambar 19. Umbul-umbul……….……….93

Gambar 20. Spanduk...……….……….94

(6)

Universitas Kristen Maranatha xiii

Gambar 22 Uniform SPG……….………95

Gambar 23. X-Banner………96

Gambar 24. Balon Udara…………...……….………97

Gambar 25. Stand……….………..…97

Gambar 26. Ambient Toilet………98

Gambar 27. Ambient Merespon………..………98

Gambar.28. Ambient figure Anak Kecil………...99

Gambar.29. Ambient Hiperaktif………100

Gambar.30. Ambient Lift………..100

(7)

1 Universitas Kristen Maranatha

belajar adalah ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). ADHD merupakan

suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurangnya perhatian, aktivitas

berlebihan dan perilaku impulsif yang tidak sesuai dengan umurnya atau merupakan

kelainan psikiatrik dan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak. Angka

kejadian ADHD di seluruh dunia diperkirakan mencapai hingga lebih dari 5 %.

Dimana dilaporkan lebih banyak terdapat pada laki-laki dibandingkan dengan

wanita. Di Amerika penelitian menunjukan kejadian ADHD mencapai hingga 7 %

dan di Negara berkembang seperti Indonesia hal ini juga banyak dialami oleh

anak-anak. ADHD dapat berlanjut sampai masa remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia

sekolah, ADHD berupa gangguan akademik dan interaksi sosial dengan teman.

Sementara pada anak dan remaja dan dewasa juga menimbulkan masalah yang

serius. Anak ADHD sering dianggap anak nakal, malas, ceroboh, dan lain-lain.

Padahal terapi yang tepat akan menghilangkan gejala pada anak ADHD. Biasanya

gejala hiperaktif-impulsif mulai terlihat sebelum umur 7 tahun. Gejala terjadi di dua

situasi berbeda atau lebih, misal di sekolah dan di rumah dan masih banyak gejala

lainnya. Bila ditangani dengan baik, anak ADHD bisa menjadi lebih baik. Namun,

(8)

2 Universitas Kristen Maranatha

minuman beralkohol, rokok, dan narkoba pada usia muda.

ADHD kini mulai banyak terjangkit pada anak-anak namun tidak diketahui

oleh orang tua, dalam hal ini peran orangtua sangat diperlukan dalam melihat

perkembanganya. Kurangnya dampingan orangtua membuat anak tumbuh dengan

tidak normal secara psikologis, dan hal ini disebabkan juga karena kurangnya

informasi secara umum dan berkualitas yang diberikan ditujukan pada masyarakat

sehingga anak ADHD terlambat untuk diobati dan terbawa hingga dewasa.

Mengenali gejala ADHD ini berguna untuk mencegah anak mengalami

gangguan baik secara psikologis maupun pendidikannya. Oleh karena itu ilmu

Desain Komunikasi Visual ini dapat berguna untuk memberikan informasi secara

umum dan efektif sehingga mudah dipahami oleh masyarakat umum, khususnya

pada orangtua yang memiliki anak kecil, sehingga kedepanya anak ADHD pun

berkurang dan dapat diobati sejak dini dengan memberikan informasi sejak dini.

Permasalahnya adalah Indonesia yang merupakan negara berkembang kasus

seperti ini kurang di ketahui oleh masyarakat karena kurangnya media informasi

mengenai kesehatan inilah banyak kasus-kasus dalam bidang kesehatan yang terjadi

di indonesia. Banyak dari orangtua yang tidak mengerti bagaimana gejala sampai

cara penyembuhannya, serta yang paling penting adalah anak yang terkena ADHD

juga memerlukan penanganan khusus dan benar agar cepat membaik dari

(9)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijabarkan di atas, penulis

akan menguraikan masalah apa saja yang perlu di bahas:

- Bagaimana memberikan informasi yang efektif dan berkualitas akan ADHD?

- Bagaimana mengenali gejala anak ADHD dan cara menanganinya?

1.3 Tujuan Perancangan

Memberikan informasi yang efektif dan berkualitas seputar ADHD sehingga

jumlah penderita anak dengan ADHD dapat berkurang dan dapat dicegah sejak dini,

sehingga dapat memberikan informasi yang berguna dan menjadi hal yang diketahui

masyarakat secara luas dan terutama keluarga yang mempunyai anak usia kecil.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dengan

beberapa metode yaitu studi literatur sebagai acuan mencari teori dan ilmu yang

mendukung tugas akhir, wawancara pada pihak-pihak yang berhubungan dengan

topik yang penulis pilih, kuesioner dan juga observasi tidak langsung agar penulis

dapat lebih mengenali situasi dan kondisi dari topik yang penulis angkat. Terakhir,

penulis menggunakan teknik pengumpulan dalam bentuk angket untuk menguatkan

data dan fakta yang dibutuhkan.

Setelah proses penelitian dilakukan, penulis merancang sebuah desain visual

yang berdasar pada hasil pengumpulan data serta observasi yang penulis lakukan.

Perancangan yang dibuat bertujuan untuk mengkampenyakan gejala ADHD

(10)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.5 Perancanaan

(11)

102 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam pembuatan kampanye pengenalan ADHD di Kota Bandung setiap

bagiannya haruslah jelas, misalnya data lengkap, penentuan target jelas serta pesan

yang ingin disampaikan pada khalayak juga harus sangat jelas apalagi dengan

pembatasan target audience menengah hingga menengah keatas.

Untuk memberikan informasi yang efektif dan berkualitas akan ADHD

perlulah data yang akurat dan memahami cara pandang target terhadap masalah yang

terjadi, sehingga bentuk visual yang efektif dan tepat sasaran dengan fakta yang ada.

Serta pemilihan media yang tepat dan dekat dengan target audience .

Dengan mengadakan kampanye pengenalan ADHD sejak dini inilah

diharapkan audience dapat mengenali istilah, gejala anak ADHD, cara

menanganinya sejak usia dini dan menyadarkan bahwa perilaku hiperaktif berlebihan

serta sulit belajar pada masa perkembangan anak bukan hal yang wajar. Dan

bersamaan dengan kampanye ini diadakan donatur untuk membantu yang kurang

anak ADHD yang memiliki ekonomi kurang mampu.

Pembuatan perancangan kampanye pengenalan ADHD ini memiliki kesulitan karena

peluang terhalang oleh beberapa faktor:

- Pemerintah belum memprioritaskan anak berkebutuhan khusus/ADHD.

(12)

103 Universitas Kristen Maranatha

- Belum banyak yang mengenal istilah ADHD.

- Timbulnya apatisme dikarenakan pengobatan yang lama.

- Perilaku hiperaktif, sulit belajar menjadi hal yang wajar.

Dapat disimpulkan bahwa kampanye ini membutuhkan banyak pengetahuan dan

dukungan masyarakat yang peduli akan perkembangan kesehatan anak. Kepedulian

semacam ini sangat penting diterapkan sejak dini terhadap anak-anak agar mereka

dapat optimal mengembangkan potensinya.

5.2 Kata Penutup

Diharapkan dengan dibuatnya kampanye ADHD ini dapat menyadarkan

orang tua akan kebutuhan anak dan dapat menjawab permasalahan yang ada seperti

ADHD. Akhir kata penulis berharap kiranya karya dan laporan ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

5.3 Saran Penulis

Berdasarkan perancangan karya tugas akhir, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

o Dibutuhkan data yang lengkap dan akurat berdasarkan fakta yang ada

dalam membuat kampanye ADHD sehingga tepat dan efektif, serta

wawancara pada pihak-pihak yang mengerti akan permasalahan ini.

o Keberhasilan kampanye ADHD ini sangat tergantung peran berbagai

(13)

104 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Durianto, Darmadi. Sugianto, Tony Sitinjak. (2004). Startegi Menaklukan Pasar:

melalui riset Ekuitas dan Perilaku Merk. Cet 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Umum.

Kamus Besar Bahasa Indonesia: pusat bahasa. (2008) Edisi 4. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Umum.

Kaseli, Reynald (1998). Membidik Pasar Indonesia: segementasi, targeting,

positioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Kennedy, John E., Soemanagara, Rizky D (2006) Marketing Communication: taktik

dan strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V

Andi Offest.

Venus, Antar. (2004). Managemen Kampanye: Edisi Pertama. Jakarta: PT Grasido.

Priyatna, Andri. (2010). Not A Little Monster!; memahami, mendidik, dan mengasuh

anak hiperaktif, Jakarta: PT Elwx Media Komputindo.

Jendelaanakkku.net

(14)

105 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISTILAH

Mitos : Cerita dari bangsa atau penafsiran.

Medis : Berhubungan dengan bidang kedokteran.

Asosiasi : Persatuan antar rekan usaha.

simtom : Perubahan atau kondisi khusus tubuh yang menunjukan tanda

adanya suatu penyakit atau gejala.

medikasi : Terapi pemberian obat

Impulsif : bertindak secara tiba-tiba menurut suasana hati.

Logo : Huruf atau lambing yang mengandung makna.

Slogan : Perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan

mudah diingat untuk memberikan sesuatu.

Tagline : Sllogan dalam tagline

Logotype : gambar nama, berbentuk tulisan khas yang

mengindentifikasikan suatu nama atau merk.

Segementasi : Pembangian struktur social di unit-unit tertentu.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh dari pemberian intervensi musik terhadap perilaku hiperaktif anak ADHD (Attention-Deficit Hyperactive Disorder) di

Hasil pengamatan awal tersebut juga didukung dengan salah satu artikel Ridwan (2015), yang menyatakan bahwa anaknya yang ADHD termasuk anak yang populer di

Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah H0 (tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Hypotiroid dengan kasus ADHD di Kabupaten Brebes),

Sistem Pakar Mendiagnosa Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Pada Anak Dengan Metode Certainty Factor dalam menentukan gangguan ADHD pada Anak

8 Faktor riwayat lahir prematur juga diduga meningkatkan kejadian ADHD dan hal ini diperkuat beberapa penelitian lain yang melaporkan bahwa 30% anak yang lahir pada

Obat-obatan lain yang dapat diberikan pada terapi anak ADHD yaitu. golongan antidepresan trisiklik, antridepresan SSRI, antidepresan

Pada kriteria ini, anak ADHD paling sedikit mengalami enam atau lebih dari gejala-gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai suatu

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis tertarik untuk memperdalam mengenai karakteristik perilaku anak dengan gangguan ADHD khususnya yang mengalami hambatan dalam komunikasi