• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Certainty Factor dalam Mendeteksi Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan Metode Certainty Factor dalam Mendeteksi Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Pada Anak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

363 363

Penerapan Metode Certainty Factor dalam Mendeteksi Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Pada Anak

Safrizal1, Lili Tanti2, Deni Adhar3, Bob Subhan Riza4, Juli Iriani5

1,2,3,4,5Universitas Potensi Utama

JL. KL. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3-A, Tanjung Mulia, Tj. Mulia, Medan, 20241, Indonesia rizalsyl75@gmail.com 1, lilitanti82@gmail.com 2, adhardeny@gmail.com 3,

bob.potensi@gmail.com 4, juliiriani179@gmail.com 5

ABSTRAK

Gangguan ADHD ditandai dengan ketidakmampuan anak memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang sedang dihadapinya, sehingga waktu perhatiannya menjadi sangat singkat.

Anak dengan gangguan ADHD mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, kesulitan untuk bisa duduk diam dan juga perhatiannya yang sering teralihkan oleh sesuatu yang lain.

Kondisi gangguan ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik yaitu gangguan pada anak yang muncul pada usia dini dengan ciri tidak mampu untuk memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif bahkan cenderung tidak bisa diam. Salah satu cara untuk mengatasi masalah- masalah dalam diagnosa gangguan penyakit ADHD adalah dengan menerapkan Sistem Pakar yaitu salah satu ilmu pengetahuan bidang komputer yang mampu menyimpan pengetahuan dan kaidah yang bersumber dari pakar. Salah satu metode yang digunakan dalam Sistem Pakar adalah Certainty Factor. Metode Certainty Factor merupakan metode untuk menentukan atau membuktikan apakah sebuah fakta itu pasti atau tidak pasti dalam bentuk matrik. Metode ini sangat cocok untuk menentukan sesuatu yang belum pasti.

Kata Kunci: Sistem Pakar, ADHD, Metode Certainty Factor

ABSTRACT

ADHD disorder causes the child's inability to pay attention to something he is facing, so that his attention is timely. Children with ADHD have difficulty concentrating, have difficulty sitting still and are often distracted by something else. This disorder condition is also referred to as hyperkinetic, which is a disorder in children that appears at an early age with the characteristics of being unable to explain attention, hyperactivity and impulsivity and even tends not to be silent. One way to overcome problems in diagnosing ADHD is to apply the Expert System, which is one of the fields of computer science that is able to store knowledge and knowledge sourced from experts. One of the methods used in the Expert System is Certainty Factor. The Certainty Factor method is a method for determining or proving whether a fact is certain or uncertain in the form of a matrix. This method is very suitable for determining something that is not certain.

(2)

Keywords: Expert System, ADHD, Certainty Factor Method

1. PENDAHULUAN

Salah satu jenis penyakit yang terdapat di lingkungan masyarakat adalah gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak juga remaja [1].

Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan kelainan yang sering terjadi pada ada yang mengakibatkan adanya kelainan tingkah laku yang bersifat heterogen dengan indikasi sulit untuk konsentrasi atau fokus pada suatu permasalahan yang dapat menimbulkan gangguan secara akademis maupun sosial budaya [2][3][4].

Gangguan ADHD ditandai dengan ketidakmampuan anak untuk dapat memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang sedang dihadapinya, sehingga waktu perhatiannya menjadi sangat singkat.

Beberapa anak sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, kesulitan untuk bisa duduk diam dan juga perhatiannya yang sering teralihkan oleh sesuatu yang lain.

Kondisi gangguan ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik [5] Gangguan hiperkinetik merupakan gangguan pada anak yang muncul pada usia dini yaitu sebelum anak tersebut berusia 7 tahun dengan ciri tidak mampu untuk memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif [6] bahkan cenderung tidak bisa diam [7]. Gangguan ADHD pada anak ini akan mengganggu komunikasi interpesonal anak tersebut karena adanya hambatan berpikir untuk dapat mengintegrasikan audio dan visual [8] [9]

Kurangnya informasi dan edukasi, orang tua sering menganggap bahwa ini adalah perilaku anak yang wajar karena masih dalam tahap pertumbuhan [10]. Beberapa orang tua juga menganggap hal ini juga

bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan anak sehingga anak tersebut perlu adanya penyesuaian [11]. Namun semua itu bisa saja merupakan indikasi bahwa anak tersebut mengalami gangguan ADHD.

Tentunya ini menjadi sesuatu yang serius jika tidak mengenal gejala awal sejak dini.

Tentunya akan berdampak pada masalah perilaku sosial, kognitif, akademik, dan emosional serta akan terjadinya keterlambatan dalam mengaktualisasikan potensi kecerdasan yang tentunya bisa mempengaruhi masa depan anak.[12][13]

Beberapa orang tua sering berkonsultasi dengan pakar seperti dokter. Namun masalah yang dihadapi cukup sulit mengingat jenis gangguan ini mirip dengan autisme [14]. Tidak ada sebuah tes khusus dalam menentukan gangguan ADHD.

Proses pengenalan dilakukan hanya dari prilaku seorang anak. Beberapa pakar tentunya memiliki parameter yang berbeda- beda untuk menentukan hasil diagnosa.

Dengan pemberian nilai parameter yang berbeda tersebut, maka pengambilan keputusan terhadap diagnosa penyakit ADHD juga bisa berbeda meskipun untuk seorang anak yang sama.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah-masalah dalam diagnosa gangguan penyakit ADHD adalah dengan menerapkan Sistem Pakar. Sistem Pakar merupakan salah satu ilmu pengetahuan bidang komputer yang mampu menyimpan pengetahuan dan kaidah yang bersumber dari pakar yang khusus. Dengan bantuan sistem pakar, maka masyarakat yang awam yang kurang paham dengan pengetahuan yang dimaksud akan dapat lebih mudah dalam menjawab pertanyaan sehingga akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan

(3)

365 365 yang biasanya dilakukan oleh seorang

pakar.

2. METODOLOGI 2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan salah satu aplikasi bidang komputer yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang biasa dilakukan oleh seorang pakar [15].

Adapaun yang dimaksud pakar disini adalah orang-orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah. Sebagai contoh seorang pakar adalah Dokter. Dokter dianggap memiliki keahlian khusus dalam menanangani penyakit yang tentunya tidak sembarang orang mampu menangani penyakit yang diderita oelh pasien. Tidak semua orang dapat mengambil keputusan terhadap penanganan penyakit tersebut. Sistem pakar mencoba membantu dalam pemecahan masalah yang biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang pakar

2.2 Metode Certainty Factor

Salah satu metode yang digunakan dalam Sistem Pakar adalah Certainty Factor. Metode Certainty Factor merupakan metode untuk menentukan atau membuktikan apakah sebuah fakta itu pasti atau tidak pasti dalam bentuk matrik.

Metode ini sangat cocok untuk menentukan sesuatu yang belum pasti.

Metode certainty factor yang akan diterapkan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah metode dengan rumus certainty factor sebagai berikut:

CF[H,E] = CF[H] * CF[E] ... (1) Di mana, penjelasan dari persamaan (1)

adalah sebagai berikut:

CF[E] : Certainty Factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence E

CF[H] : Certainty Factor hipotesa dengan asumsi evidence diketahui

dengan pasti, yaitu ketika CF[H,e] = 1

CF[H,E] : Certainty Factor hipotesa yang dipengaruhi oleh evidence e

diketahui dengan pasti.

Certainty Factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similarly concluded rules):

CFcombine1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * (1 − CF[H,E]1) ... (2) CFcombine[H,E]old,3 = CF[H,E]old + CF[H,E]3 * (1 − CF[H,E]old) ... (3) Di mana, penjelasan dari persamaan (2) dan (3) adalah sebagai berikut:

CFcombine1,2 : Faktor kepastian kombinasi dari CF[H,E]1 dan

CF[H,E]2

CF[H,E]1 : Ukuran kepercayaan hipotesis H, jika diberikan evidence E1 pertama (antara 0 dan 1)

CF[H,E]2 : Ukuran kepercayaan hipotesis H, jika diberikan evidence E2 pertama (antara 0 dan 1)

CFcombineCF[H,E]old,3 : Faktor kepastian kombinasi paralel dari CF[H,E] old dan CF[H,E]3.

Metode certainty factor ini hanya bisa mengolah 2 bobot dalam sekali

(4)

perhitungan. Untuk bobot yang lebih dari 2 banyaknya, untuk melakukan perhitungan tidak terjadi masalah apabila bobot yang dihitung teracak, artinya tidak ada aturan untuk mengkombinasikan bobotnya.[16]

Misalkan Pasien yang divonis mengidap penyakit jantung adalah pasien yang memiliki bobot mendekati +1 dengan keluhan-keluhan yang dimiliki mengarah kepada penyakit jantung. Sedangkan pasien yang mempunyai bobot mendekati -1 adalah pasien yang dianggap tidak mengidap penyakit jantung, serta pasien yang memiliki bobot sama dengan 0 diagnosisnya tidak diketahui atau unknown atau bisa disebut dengan netral.

2.3 ADHD

Salah satu masalah yang dianggap sulit untuk ditangani pada anak-anak adalah aktivitas anak yang berlebihan yang sering membuat orang tua atau guru disekolah kewalahan. Fenomena aktivitas berlebihan anak secara umum tidak terlalu menjadi masalah bagi perkembangan anak, bila aktivitas tersebut dianggap wajar meskipun menyulitkan orang tua. Perilaku lain yang dianggap bermasalah pada anak adalah sulit menaruh perhatian atau sulit berkonsentrasi. Perilaku tersebut sering disebut dengan attention deficit atau inatensi. Kesulitan untuk memperhatikan dan perilaku berlebihan di istillahkan sebagai ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)[2]

Meski gangguan ini ditemukan pada anak-anak, namun ADHD tidak bisa dianggap karena dalam jangka panjang berefek pada masalah sekunder yang merugikan anak dan lingkungan sekitarnya.

Rief (2008) menyatakan 1-5 anak dengan ADHD sering mengalami kecelakaan

karena terlalu banyak lari dan memanjat, di kombinasi dengan perilaku impulsif dan kurang perhatian terhadap bahaya dan peringatan.

Aini Mahabbati (2013) menyatakan, ADHD atau GPPH merupakan suatu istilah psikiatrik yang dipakai untuk menyebut gangguan hiperaktivitas dan inatensi pada anak.

Manifestasi dari gangguan ini adalah:

1. Inatensi, yaitu perilaku hilang atau beralihnya perhatian dan kesulitan mengorganisasi tugas-tugas.

2. Hiperaktif-impulsive, yaitu perilaku yang tidak terkendali, dan sikap impulsive atau terburu-buru yang berlebihan [17]

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan (knowledge base). Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dan merupakan inti dari sistem pakar yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas dua (2) elemen dasar yaitu fakta dan aturan dan mesin inferensi.

Basis pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar ini akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan solusi yang diperoleh dari hasil analisis. Hasil yang diperoleh setelah pengguna melakukan interaksi dengan sistem pakar yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem pakar. Basis pengetahuan yang di gunakan didalam sistem pakar ini terdiri dari : prilaku-prilaku pada anak dan derajat/

(5)

367 367 tingkat keyakinan yang diberikan oleh

pakar. Tabel keputusan untuk prilaku- prilaku yang terjadi pada anak adalah seperti ditunjukkan oleh tabel III.1 dibawah ini:

Tabel 3.1 Keputusan Prilaku Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity

Disorder) Pada Anak

Id Pril aku

Nama Prilaku Inatentif, Hiperakti f implusif (Combine

)

Hiper aktif / Implu

sif

Inatent if

P00 1

Sulit untuk disiplin

P00 2

Memiliki sedikit teman

P00 3

Menghindari atau tidak menyukai kegiatan yang membutuhkan usaha

berkesinambung an, contohnya mengerjakan tugas

P00 4

Banyak merasa khawatir dan takut

P00 5

Menjawab tanpa berfikir, sementara pertanyaan belum selesai

P00 6

Lebih sering mondar-mandir dan sulit bermain dengan tenang

P00 7

Bicara berlebihan

P00 8

Sering menghentak- hentakkan kaki ketika duduk diam

P00 9

Mengalami kesulitan menunggu gilirannya (tidak sabaran)

P01 0

Sering mengambil

mainan temannya dengan paksa P01

1

Reaktif, atau sering merespon kembali apa yang dilakukan kepadanya

P01 2

Sering bertindak kasar dengan teman sebayanya

P01 3

Memiliki sikap menantang dan membangkang

P01 4

Sering melanggar peraturan, bahkan peratuan yang sederhana

P01 5

Mudah merasa terganggu, mudah marah

P01 6

Mainan sering tertinggal

P01

7

Mudah beralih perhatian (terutama rangsangan suara)

P01 8

Cenderung tidak mendengarkan ketika seseorang berbicara

P01 9

Sulit mengikuti petunjuk guru dan orang tua

P02 0

Sulit

menyelesaikan tugas / kegiatan yang diberikan guru atau orang tua

P02 1

Seringkali lupa dengan kebiasaan dan kegiatan sehari- hari

P02 2

Selalu bergerak, seperti berjalan atau memanjat

P02 3

Sering menggeliat

P02

4

Selalu ingin memegang benda yang dilihat

(6)

Tabel nilai kepastian dari seorang pakar untuk prilaku gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak dapat ditunjukkan oleh tabel III.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Nilai Kepastian (Certainty Factor) Untuk Prilaku Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

pada anak

Id Prilaku

Nama Prilaku Nilai

CF

P001 Sulit untuk disiplin 0,8

P002 Memiliki sedikit teman 0,8

P003 Menghindari atau tidak menyukai kegiatan yang membutuhkan usaha berkesinambungan, contohnya mengerjakan tugas

1,0

P004 Banyak merasa khawatir dan takut 0,6 P005 Menjawab tanpa berfikir, sementara

pertanyaan belum selesai

0,8 P006 Lebih sering mondar-mandir dan sulit

bermain dengan tenang

0,8

P007 Bicara berlebihan 0,8

P008 Sering menghentak-hentakkan kaki ketika duduk diam

0,8 P009 Mengalami kesulitan menunggu

gilirannya (tidak sabaran)

1,0 P010 Sering mengambil mainan temannya

dengan paksa

1,0 P011 Reaktif, atau sering merespon kembali

apa yang dilakukan kepadanya

0,8 P012 Sering bertindak kasar dengan teman

sebayanya

0,8 P013 Memiliki sikap menantang dan

membangkang

0,8 P014 Sering melanggar peraturan, bahkan

peratuan yang sederhana

0,8 P015 Mudah merasa terganggu, mudah

marah

0,8 P016 Mainan sering tertinggal 0,8 P017 Mudah beralih perhatian (terutama

rangsangan suara)

1,0 P018 Cenderung tidak mendengarkan ketika

seseorang berbicara

0,8 P019 Sulit mengikuti petunjuk guru dan

orang tua

0,8 P020 Sulit menyelesaikan tugas / kegiatan

yang diberikan guru atau orang tua

1,0 P021 Seringkali lupa dengan kebiasaan dan

kegiatan sehari-hari

0,8 P022 Selalu bergerak, seperti berjalan atau

memanjat

0,8

P023 Sering menggeliat 0,8

P024 Selalu ingin memegang benda yang 0,8

dilihat

Tabel jenis gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak ditunjukkan oleh tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Jenis Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

pada anak

Id Gangguan Jenis Gangguan

G001 ADHD Combine (Inatentif, Hiperactif / Implusif dan Implusif ) G002 ADHD Hiperactif / Implusif G003 ADHD Inatentif

Berikut ini adalah khasus penerapan metode certainty factor dalam menentukan jenis gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak.

Adapun kaidah pada rule yang berkaitan dengan jenis gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak adalah sebagai berikut :

IF Menghindari atau tidak menyukai kegiatan yang

membutuhkan usaha

berkesinambungan, contohnya mengerjakan tugas

AND Cenderung tidak mendengarkan ketika seseorang berbicara

AND Selalu ingin memegang benda yang dilihat

AND Sulit untuk disiplin AND Memiliki sedikit teman

AND Lebih sering mondar-mandir dan sulit bermain dengan tenang

AND Banyak merasa khawatir dan takut Mengalami kesulitan menunggu gilirannya (tidak sabaran)

AND Sering melanggar peraturan, bahkan peratuan yang sederhana

(7)

369 369 AND Mudah merasa terganggu,

mudah marah

THEN ADHD Combine (Inatentif, Hiperaktif / Implusif)

Dengan menganggap

E1 : ”Menghindari atau tidak menyukai kegiatan yang membutuhkan usaha

berkesinambungan, contohnya mengerjakan tugas”

E2 : ” Cenderung tidak mendengarkan ketika seseorang berbicara”

E3 : ” Selalu ingin memegang benda yang dilihat”

E4 : ” Sulit untuk disiplin”

E5 : ” Memiliki sedikit teman”

E6 : ” Lebih sering mondar-mandir dan sulit bermain dengan tenang”

E7 : ” Banyak merasa khawatir dan takut Mengalami kesulitan menunggu

Gilirannya (tidak sabaran)”

E8 : ” Sering melanggar peraturan, bahkan peratuan yang sederhana”

E9 : ” Mudah merasa terganggu, mudah marah”

Adapun logika metode certainty factor pada sisi diagnosa sistem, seorang pakar mendiaknosa dengan memberikan pilihan penilaian yang masing-masing memiliki bobot prilaku dapat dilihat pada tabel III.4, sebagai berikut :

Tabel III.4 Bobot Penilaian Pakar

NO Keterangan Nilai Pakar

1 Sangat Pasti 1

2 Hampir Pasti 0,8

3 Kemungkinan Besar 0,6

4 Mungkin 0,4

5 Tidak Pasti 0,2

Langkah pertama adalah pakar menetukan nilai CF untuk masing-masing prilaku gangguan ADHD pada anak, dengan menganggap

CFpakar (Menghindari atau tidak menyukai kegiatan yang membutuhkan usaha berkesinambungan, contohnya mengerjakan tugas) = 1

CFpakar (Cenderung tidak mendengarkan ketika seseorang berbicara) = 0,8

CFpakar (Selalu ingin memegang benda yang dilihat) = 0,8

CFpakar (Sulit untuk disiplin) = 0,8 CFpakar (Memiliki sedikit teman) = 0,8 CFpakar (Lebih sering mondar-mandir dan sulit bermain dengan tenang) = 0,8

CFpakar (Banyak merasa khawatir dan takut Mengalami kesulitan menunggu Gilirannya (tidak sabaran)) = 1

CFpakar (Sering melanggar peraturan, bahkan peratuan yang sederhana) = 0,8 CFpakar (Mudah merasa terganggu, mudah marah) = 0,8

Kemudian dilanjutkan dengan penentuan nilai bobot user. Misalkan user memilih jawaban sebagai berikut :

CFuser Apakah anak anda sering menghindari atau tidak menyukai kegiatan

yang membutuhkan usaha

berkesinambungan, contohnya mengerjakan tugas? Ya = 0,5

CFuser Apakah anak anda cenderung tidak mendengarkan ketika seseorang berbicara?

Tidak = 0

CFuser Apakah anak anda selalu ingin memegang benda yang dilihat? Ya = 0,5

(8)

CFuser Apakah anak anda sulit untuk disiplin? Ya = 0,5

CFuser Apakah anak anda memiliki sedikit teman? Tidak = 0

CFuser Apakah anak anda lebih sering mondar-mandir dan sulit bermain dengan tenang? Ya = 0,5

CFuser Apakah anak anda banyak merasa khawatir dan takut mengalami kesulitan menunggu gilirannya (tidak sabaran)? Ya = 0,5

CFuser Apakah anak anda sering melanggar peraturan, bahkan peratuan yang sederhana? Ya = 0,5

CFuser Apakah anak anda mudah merasa terganggu, mudah marah? Tidak = 0

Langkah kedua, kaidah-kaidah tersebut kemudian dihitung nilai CF nya dengan mengalikan CFpakar dengan CFuser menjadi :

CF[H,E]1 = CF[H] * CF[E] = 0,5 * 1 = 0,5

CF[H,E]2 = CF[H] * CF[E] = 0 * 0,8 = 0 CF[H,E]3 = CF[H] * CF[E] = 0,5 * 0,8 = 0,4

CF[H,E]4 = CF[H] * CF[E] = 0,5 * 0,8 = 0,4

CF[H,E]5 = CF[H] * CF[E] = 0 * 0,8 = 0 CF[H,E]6 = CF[H] * CF[E] = 0,5 * 0,8 = 0,4

CF[H,E]7 = CF[H] * CF[E] = 0,5 * 1 = 0,5

CF[H,E]8 = CF[H] * CF[E] = 0,5 * 0,8 = 0,4

CF[H,E]9 = CF[H] * CF[E] = 0 * 0,8 = 0

Langkah yang terakhir adalah mengkombinasikan nilai CF dari masing- masing kaidah. Berikut adalah kombinasikan CF[H,E]1 dengan CF[H,E]2

:

CFcombine1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * (1 − CF[H,E]1) = 0,5 + 0 * (1- 0,5) = 0,5 old1

CFcombineold1,3= CF[H,E]0ld1 + CF[H,E]3

* (1 − CF[H,E]old1) = 0,5 + 0,4 * (1- 0,5) = 0,7 old2

CFcombineold2,4= CF[H,E] 0ld2 + CF[H,E]4

* (1 − CF[H,E]0ld2) = 0,7 + 0,4 * (1- 0,7) = 0,82 old3

CFcombineold3,5= CF[H,E] 0ld3 + CF[H,E]5

* (1 − CF[H,E]old3) = 0,82 + 0 * (1- 0,82)

= 0,82 old4

CFcombineold4,6= CF[H,E] 0ld4 + CF[H,E]6

* (1 − CF[H,E]old4) = 0,82 + 0,4 * (1- 0,82) = 0,892 old5

CFcombineold5,7= CF[H,E] 0ld5 + CF[H,E]7

* (1 − CF[H,E]old4) = 0,892 + 0,5 * (1- 0,892) = 0,946 old6

CFcombineold6,8= CF[H,E] 0ld6 + CF[H,E]8

* (1 − CF[H,E]old6) = 0, 946 + 0,4 * (1- 0, 946) = 0,9676 old7

CFcombineold7,9= CF[H,E] 0ld7 + CF[H,E]9

* (1 − CF[H,E]old7) = 0,9676 + 0 * (1- 0,9676) = 0,9676 old8

Maka, representase nilai certainty factor : CF[H,E]old8 * 100 % = 0,9676 * 100%

= 96,76%

Hal ini berarti besarnya kepercayaan pakar terhadap kemungkinan gangguan ADHD pada anak dengan Id_Gangguan G001 adalah 0,9676 atau bila dipersentasikan nilainya menjadi 96,76%

(9)

371 371 4. KESIMPULAN

Sistem Pakar Mendiagnosa Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Pada Anak Dengan Metode Certainty Factor dalam menentukan gangguan ADHD pada Anak sangat tepat di dalam penerapannya sehingga dapat diketahui jenis gangguan ADHD yang di derita anak dengan mudah.

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak melalui prilaku- prilaku yang di derita anak yang di inputkan oleh user ke sistem sesuai dengan kondisinya.

5. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat diberikan. Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Sebaiknya sistem ini dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan pakar sehingga informasi menjadi lebih akurat.

2. Selalu mem-backup data agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kehilangan data penting yang disebabkan oleh kerusakan pada prangkat keras.

3. Sebaiknya memiliki Aplikasi Sistem Pakar Mendiagnosa Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Pada Anak Dengan Metode Certainty Factor perlu menggunakan metode lain sehingga hasilnya lebih tepat dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Mahdi and A. K. Al-Juboori,

“Teachers’ attitude toward children with attention-deficit hyperactivity disorder (Adhd) at primary schools in

al-nasiriyah city, iraq,” Indian J.

Forensic Med. Toxicol., vol. 15, no. 1, 2021, doi: 10.37506/ijfmt.v15i1.13622.

[2] Yanofiandi and I. Syarif, “Perubahan Neuroanatomi sebagai Penyebab ADHD,” Maj. Kedokt. Andalas, vol. 33, no. 2, 2009.

[3] E. R. Putra, “Sistem Pakar dengan Menggunakan Metode Dempster Shafer untuk Mendeteksi Jenis Perilaku Abnormal ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada Anak,”

Tugas Akhir Univ. Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2013.

[4] A. C. Sukmajaya, M. I. Lusida,

Soetjipto, and Y. Setiawati, “Systematic review of gut microbiota and attention- deficit hyperactivity disorder (ADHD),”

Annals of General Psychiatry, vol. 20, no. 1. 2021, doi: 10.1186/s12991-021- 00330-w.

[5] M. Wati, “PENGAMATAN POLA SULUR JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA ANAK PENYANDANG ADHD (ATTENTION DEFICIT

HYPERACTIVITY DISORDER) DI KOTA PADANG,” Bioconcetta, vol. 2, no. 1, 2016, doi:

10.22202/bc.2016.v2i1.1298.

[6] M. Alkaff, H. Khatimi, Y. Sari, P.

Darmawan, and R. Primananda,

“Sistem Pakar Berbasis Android untuk Mendeteksi Jenis Perilaku ADHD pada Anak,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu

Komput., vol. 6, no. 2, 2019, doi:

10.25126/jtiik.2019621265.

[7] B. C. Nevianing, E. P. Mandyartha, and B. Nugroho, “DIAGNOSIS

ATTENTION DEFICIT

HYPERACTIVITY DISORDER ( ADHD ) BERDASARKAN DSM-IV MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES,” J. Inform. dan Sist.

Inf., vol. 2, no. 1, 2021.

[8] L. Gunawan, “KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA ANAK DENGAN GANGGUAN ATTENTION

(10)

DEFICIT HYPERACTIVITY

DISORDER (ADHD),” Psiko Edukasi, vol. 19, no. 1, 2021.

[9] T. Pujiati and D. M. Yulianti,

“GANGGUAN BERBAHASA PADA ANAK DENGAN CIRI ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY

DISORDER (ADHD),” Dialekt. J.

Bahasa, Sastra, dan Pendidik. Bhs. dan Sastra Indones., vol. 5, no. 1, 2018, doi:

10.15408/dialektika.v5i1.6005.

[10] E. D. Hulaifah, H. Nasution, and H. H.

Anra, “Sistem Pakar Untuk

Menentukan Tipe Gangguan ADHD Pada Anak Dengan Metode Naive Bayes,” JUSTIN (Jurnal Sist. dan Teknol. Informasi), vol. 4, no. 1, 2016.

[11] I. A. D. Putri and I. G. A. P. W.

Budisetyani, “Penyesuaian diri orangtua dengan anak yang mengalami gangguan ADHD ( Attention Deficit

Hyperactivity Disorder ),” J. Psikol.

Udayana, vol. 2, 2020.

[12] A. Mahabbati, “Pendidikan Inklusif untuk Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tunalaras),” Jurnal Pendidikan Khusus, vol. 7, no. 2. 2010.

[13] K. Rubia, “Cognitive neuroscience of

attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) and its clinical translation,”

Frontiers in Human Neuroscience, vol.

12. 2018, doi:

10.3389/fnhum.2018.00100.

[14] N. I. Kurniati, R. R. El Akbar, and P.

Wijaksono, “Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto Pada Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Autisme Pada Anak,”

Innov. Res. Informatics, vol. 1, no. 1, 2019, doi:

10.37058/innovatics.v1i1.676.

[15] F. F. Rohman and A. Fauzijah,

“Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar untuk Menentukan Jenis

Gangguan Perkembangan pada Anak,”

Media Inform., vol. 6, no. 1, 2008, doi:

10.20885/informatika.vol6.iss1.art1.

[16] Y. Yuliana, P. Paradise, and K. Kusrini,

“Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ispa Menggunakan Metode Naive Bayes Classifier Berbasis Web,” CSRID (Computer Sci. Res. Its Dev. Journal), vol. 10, no. 3, 2021, doi:

10.22303/csrid.10.3.2018.127-138.

[17] D. H. Barlow and V. M. Durand, Abnormal psychology: an integrative approach, Sevent Edition. 2015.

Referensi

Dokumen terkait

dia HP adalah segalanya dalam berkomunikasi dan melakukan transaksi. Atminah salah satu Nasabah Bank BNI Syariah Kudus dan menggunakan layanan E-Banking yaitu SMS

Sampai dengan batas akhir Pembuktian Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa tersebut tidak hadir sehingga POKJA menyatakan Paket Pekerjaan Pengadaan Generator Set (Genset,

Sekarang saya ingin meninjau bersama Anda tiga ca- ra atau metode dasar mengenai memperoleh air hi- dup dari reservoir tulisan suci: (1) membaca tulisan suci dari awal hingga

Dengan kata lain, yang dimaksud persepsi seks bebas dalam penelitian ini yaitu menginterpretasikan informasi mengenai hubungan seksual yang dilakukan dengan banyak orang

Membolehkan penyertaan rakyat yang lebih fleksibel dan terbuka di Vietnam dan Laos supaya mereka boleh mengambil bahagian dalam sistem kerajaan tanpa sebarang sekatan sebagai

Jika dirinci per nilai indeks, terbaik pertama adalah indeks perilaku hidup sehat, berikutnya adalah perilaku pe- manfaatan air bersih, perilaku pemanfaatan bahan bakar,

Penulisan hukum (skripsi) ini membahas tentang dasar pertimbangan pemisahan wewenang pengawasan terhadap lembaga keuangan perbankan antara Bank Indonesia dengan

Tujuan penelitian untuk memahami pengetahuan tentang perilaku vandalisme bahan pustaka, memahami motivasi perilaku vandalisme bahan pustaka dan memahami efek perilaku