• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Loyalty Programs pada Value Perception, Program Loyalty, dan Brand Loyalty: Involvement sebagai Variabel Moderasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Loyalty Programs pada Value Perception, Program Loyalty, dan Brand Loyalty: Involvement sebagai Variabel Moderasi."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pihak manajemen bisnis perlu menghadapi tantangan dan peluang agar eksistensi bisnis dapat bertahan dan berkembang. Khususnya di bidang pemasaran, salah satu cara yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis adalah memahami penerapan loyalty programs sebagai salah satu cara memenangkan hati pelanggan agar pelanggan semakin loyal pada produk perusahaan.

Fenemona yang terjadi dalam pemahaman dan penerapan loyalty programs adalah seringkali loyalty programs hanya dianggap sebagai alat promosi jangka pendek (Yi & Jeon, 2003). Sedangkan makna yang lebih dalam mengenai loyalty programs adalah sebuah program pemasaran yang dirancang untuk membangun loyalitas pelanggan dengan memberikan insentif kepada pelanggan yang menguntungkan (Yi & Jeon, 2003). Dalam hal ini, tujuan utama loyalty programs adalah untuk mempertahankan hubungan pelanggan dengan perusahaan sehingga tingkat penjualan, margin, dan keuntungan dapat terjaga. Hal ini didukung oleh Bolton, Kannan & Bramlett (2000) yang mengemukakan bahwa tujuan loyalty programs untuk menetapkan tingginya tingkat retensi pelanggan dalam segmen menguntungkan dengan menyediakan kepuasan dan nilai lebih kepada pelanggan tertentu.

Berdasarkan peluang dan tantangan loyalty programs dalam menghadapi persaingan maka peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung loyalty programs pada value perception, program loyalty, brand loyalty, dan involvement sebagai variabel moderasi. Dalam hal ini, loyalty programs dibagi berdasarkan type of reward (immediate dan delayed) dan type of timing (direct dan indirect). Penelitian ini merupakan penelitian true experiment completely randomized factorial design dengan menggunakan 8 skenario sebagai treatment. Jenis partisipan yang digunakan adalah between subject yaitu mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung Jurusan Manajemen. Adapun kriteria partisipan adalah belum pernah memiliki pengalamanan tentang loyalty programs yang diusulkan dalam scenario dan partisipan menggunakan produk untuk dirinya sendiri. Produk yang digunakan sebagai high involvement adalah provider internet dan low involvement adalah permen. Metode analisis data yang digunakan adalah analysis of variance (Anova) dan path analysis (analisis jalur).

Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode Anova, kondisi high involvement menunjukkan hanya pengaruh langsung type of reward (direct) dan type of timming (immediately) pada value perception. Sedangakan kondisi low involvement: pengaruh langsung type of reward dan pengaruh interaksi type of reward (indirect) dan type of timming (immediately) pada value perception. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa dengan menggunakan path analysis: kondisi high involvement dan low involvement menunjukkan pengaruh langsung value perception pada brand loyalty lebih besar daripada pengaruh tidak langsung yang dimediasi oleh program loyalty.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Penelitian 1

1.2. Rumusan Masalah 5

1.3. Tujuan Penelitian 7

1.4. Kegunaan Penelitian 9

1.5. Rerangka Pemikiran 10

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS 11

2.1. Perilaku Konsumen 11

2.2. Proses Keputusan Pembelian 16

2.3. Customer Relationship Management 23

(3)

v Universitas Kristen Maranatha 2.5. Program Loyalitas (Loyalty Program) 30

2.6. Loyalitas Brand (Brand Loyalty) 32

2.7. Kategori-kategori loyalitas 36

2.8. Aspek-aspek loyalitas Konsumen 39

2.9. Pengembangan Hipotesis 43

2.10. Model Penelitian 51

BAB III METODE PENELITIAN 52

3.1 Desain Penelitian 52

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 55

3.3 Metode Pengambilan Sampel 56

3.4 Metode Pengumpulan Data 57

3.5. Definisi Operasional 58

3.5.1 Operasional Variabel 59

3.6. Uji Pendahuluan 60

3.6.1. Uji Validitas 63

3.6.2. Hasil Uji Validitas 64

3.6.3 Uji Reliabilitas 67

3.6.4.Hasil Uji Reliabilitas 64

3.6.5 Uji Outlier 70

3.6.6. Uji Normalitas 72

3.6.7. Hasil Uji Normalitas 73

3.6.8. Uji Multikolinieritas 74

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

3.6.10. Uji Heteroskedastisitas 76

3.6.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas 77

3.6.12. Metode Analisis Data 78

3.6.13. Analysis of Variance (ANOVA) 78

3.6.14. Path Analysis 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 83 4.1 Karakteristik Responden 83

4.1.1 Hasil Pengujian Hipotesis1a-c 89 4.1.2 Hasil Pengujian Hipotesis 1d-f 92 4.1.3 Hasil Pengujian Hipotesis 2a-c 95 4.1.4. Hasil Pengujian Hipotesis 2d-f 101 4.1.5 Pembahasan 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 109 5.2 Saran 110

DAFTAR PUSTAKA 111

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Between Subject 55

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.9 Hasil pengujian homogenitas test high Involvement 1a-c 90

Tabel 4.10 Hasil pengujian hipotesis 1a-c 91

Tabel 4.11 Hasil pengujian homogenitas test high Involvement 1d-f 93

Tabel 4.12 Hasil pengujian hipotesis 1d-f 94

Tabel 4.13 Hasil pengujian regresi sederhana hip:2a High Inv 96 Tabel 4.14 Hasil pengujian kesesuaian model regresi Hip 2a High Inv 97 Tabel 4.15 Hasil perhitungan R Square Hip 2a High Inv 97 Tabel 4.16 Hasil pengujian regresi berganda Hip 2b High Inv 98 Tabel 4.17 Hasil pengujian kesesuaian model regresi hip 2b high inv 99 Tabel 4.18 Hasil perhitungan R. Square Hip 2b High Inv 100

Tabel 4.19 Hasil pengujian regresi sederhana 102

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Model of Customer Behavior 12

Gambar 2. Stimuli-Response Model of Buyer Behavior 14 Gambar 3. Simple Model of Consumer Decision Making Process 18

Gambar 4. Model Cognitif Learning 21

Gambar 5. Response Hierarki Model 22

Gambar 6. Individual Customer Loyalty Model 26

Gambar 7. Piramida I Brand Loyalty 33

Gambar 8. Piramida 2 Brand Loyalty 36

Gambar 9. Model of Loyalty 37

Gambar 10. Rerangka Model Dasar dan Path Yang Dihipotesiskan 51

Gambar 11. Model penelitian Path Analysis 100

(8)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Jurnal Utama LAMPIRAN 2. Kuesioner

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsumen adalah aset yang berharga bagi perusahaan sehingga perusahaan perlu mengelola asetnya menjadi sesuatu yang menguntungkan. Salah satu cara mengelola konsumen menjadi aset yang menguntungkan adalah mempertahankan konsumen dan menjadikan konsumen sebagai konsumen yang loyal. Hal ini disebabkan karena

cost mencari konsumen baru lebih tinggi daripada mempertahankan konsumen lama. Selain masalah cost, saat ini setiap pemain pasar semakin cerdik berlomba-lomba mendapatkan dan mempertahankan konsumen dengan berbagai strategi pemasaran yang luar biasa. Dengan berbagai strategi tersebut, perusahaan berharap konsumen akan puas dan bertahan pada produk perusahaan tertentu walaupun rasa puas tesebut belum seutuhnya mencerminkan loyalitas. Loyalitas sangat terkait dengan konsep hubungan. Dengan demikian sebagai pelaku bisnis, pihak manajemen perusahaan khususnya di bidang pemasaran memikirkan cara dan strategi untuk memenangkan hati pelanggan agar pelanggan semakin loyal pada produk perusahaan dan perusahaan dapat memenangkan persaingan.

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

2 Universitas Kristen Maranatha Fenemona yang terjadi mengenai pemahaman dan penerapan loyalty programs adalah seringkali loyalty programs hanya dianggap sebagai alat promosi jangka pendek (Yi & Jeon, 2003). Hal ini didukung oleh O'Brien & Jones (1995) dalam Yi & Jeon (2003) yang mengatakan loyalty programs sering disalahartikan dan salah dalam penerapannya. Loyalty programs hanya dianggap sebagai cara perusahaan memberikan reward kepada konsumen yaitu sebagai promosi jangka pendek berupa hadiah.

Sedangkan makna yang lebih mendalam mengenai loyalty programs adalah sebuah program pemasaran yang dirancang untuk membangun loyalitas pelanggan dengan memberikan insentif kepada pelanggan yang menguntungkan (Yi & Jeon, 2003). Tujuan utama loyalty programs adalah mempertahankan hubungan pelanggan dengan perusahaan. Dengan mempertahankan hubungan berarti perusahaan menjaga tingkat penjualan, margin, dan keuntungan.

Bolton, Kannan & Bramlett (2000) dalam Yi & Jeon (2003) mengemukakan bahwa tujuan loyalty programs adalah untuk menetapkan tingginya tingkat retensi pelanggan dalam segmen menguntungkan dengan menyediakan kepuasan dan nilai lebih kepada pelanggan tertentu.

Partch (1994) juga mengemukakan bahwa loyalty programs meningkatkan biaya operasional dan menambah biaya penyelenggara program jika semua perusahaan dipaksa untuk menawarkan loyalty programs seperti program promosi jangka pendek.

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

3 Universitas Kristen Maranatha operasional. Namun pakar lain berpendapat bahwa loyalty programs ini tidak efektif dan dapat meningkatkan biaya operasional. Pernyataan ini didukung oleh Dowling & Uncles’s (1997:74) dalam Yi & Jeon (2003) yang menyatakan bahwa loyalty

programs tidak mungkin mengubah perilaku pelanggan secara fundamental, terutama dalam mendirikan pasar yang kompetitif. Sebaliknya, peneliti lain menegaskan bahwa loyalty programs dapat meningkatkan brand loyalty dengan menciptakan

switching cost dan meningkatkan keuntungan operasional dengan menghindari harga kompetisi (Caminal & Matutes, 1990; Kim, Shi, & Srinivasan, 2001; Klemperer, 1987) dalam Yi & Jeon (2003).

Berdasarkan pemahaman loyalty programs maka salah satu penelitian yang menguji loyalty programs sebagai program yang mendorong terciptanya konsumen loyal adalah penelitian yang dilakukan oleh Yi & Jeon (2003). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk menguji pengaruh loyalty programs pada value perception, program loyalty, dan brand loyalty. Penelitian ini juga menggunakan konsumen involvement sebagai variabel moderasi.

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

4 Universitas Kristen Maranatha ditawarkan. Indirect merujuk kepada insentif yang tidak relevan dengan produk yang diberikan. Immediate (reward diberikan secara langsung) dan delayed (reward diberikan tidak secara langsung).

Loyalty programs sendiri sering disalah artikan pada pelaksanaanya oleh para pemasar, misalnya dalam penelitian O'Brien dan Jones (1995) dalam Yi & Jeon (2003) mendefinisikan loyalty programs yaitu hanya bagaimana perusahaan memberikan reward kepada konsumen sebagai promosi jangka pendek berupa hadiah.

Menurut O’Brien & Jones (1995) dalam Yi & Jeon (2003), value perception

dari loyalty programs adalah sebuah loyalty programs sebaiknya dipersepsikan bernilai oleh konsumen. Lima dimensi value perception dari loyalty programs adalah

cash value, relevance, aspirational value, redemption choice, dan convenience. Menurut Yi & Jeon (2003), program loyalty adalah konsumen yang lebih tertarik pada loyalitas program daripada loyalitas merek, dan konsumen yang loyal terhadap program dapat dibuktikan melalui konsumen yang selalu menggunakan merek tersebut pada saat terdapat program-program tertentu.

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

5 Universitas Kristen Maranatha

brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang.

Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk dalam kategori ini berarti merek tersebut memiliki brand equity yang kuat.

Menurut Yi & Jeon (2003:234), involvement adalah proses pencarian informasi ketika akan memutuskan untuk melakukan pembelian. Dengan kata lain, informasi dianggap penting atau tidak penting sebelum melakukan pembelian.

Involvement dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori yaitu high involvement (aktif mencari informasi karena infromasi dianggap penting sebelum melakukan pembelian) dan low involvement (tidak aktif mencari informasi karena infromasi dianggap tidak penting sebelum melakukan pembelian).

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Loyalty Programs pada Value Perception, Program Loyalty, dan Brand Loyalty: Involvement Sebagai Variabel

Moderasi.

1.2. Rumusan Masalah

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

6 Universitas Kristen Maranatha 1. Dibawah kondisi keterlibatan tinggi (high involvement)

a. Apakah terdapat pengaruh langsung Loyalty Programs (Type of reward) pada Value Perception: High Involvement sebagai variabel moderasi?

b. Apakah terdapat pengaruh langsung Loyalty Programs (Timming of reward) pada Value Perception: High Involvement sebagai variabel moderasi?

c. Apakah terdapat pengaruh interaksi Type of Reward dengan Timming of reward pada Value Perception: High Involvement sebagai variabel moderasi?

Dibawah kondisi keterlibatan rendah (low involvement)

d. Apakah terdapat pengaruh langsung Loyalty Programs (Type of reward) pada Value Perception: low Involvement sebagai variabel moderasi?

e. Apakah terdapat pengaruh langsung Loyalty Programs (Timming of reward) pada Value Perception: low Involvement sebagai variabel moderasi?

f. Apakah terdapat pengaruh interaksi Type of Reward dengan Timming of reward pada Value Perception: low Involvement sebagai variabel moderasi?

2. Dibawah kondisi keterlibatan tinggi (high involvement)

a. Apakah terdapat pengaruh value perception pada program loyalty:

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

7 Universitas Kristen Maranatha b. Apakah terdapat pengaruh value perception dan programloyalty pada

brand loyalty:high involvement sebagai variabel moderasi?

c. Apakah terdapat pengaruh value perception pada brand loyalty:

program loyalty sebagai variabel mediasi dan high involvement

sebagai variabel moderasi?

Dibawah kondisi keterlibatan rendah (low involvement)

d. Apakah terdapat pengaruh value perception pada program loyalty:

low involvement sebagai variabel moderasi?

e. Apakah terdapat pengaruh value perception dan programloyalty pada

brand loyalty: low involvement sebagai variabel moderasi?

f. Apakah terdapat pengaruh value perception pada brand loyalty:

program loyalty sebagai variabel mediasi dan low involvement

sebagai variabel moderasi?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk menguji dan menganalisis:

1. Di bawah kondisi keterlibatan tinggi (high involvement)

a. Pengaruh langsung Loyalty Programs (Type of reward) pada Value Perception: High Involvement sebagai variabel moderasi?

b. Pengaruh langsung Loyalty Programs (Timming of reward) pada

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

8 Universitas Kristen Maranatha c. Pengaruh interaksi Type of Reward dengan Timming of reward pada

Value Perception: High Involvement sebagai variabel moderasi?

Dibawah kondisi keterlibatan rendah (low involvement)

d. Pengaruh langsung Loyalty Programs (Type of reward) pada Value Perception: low Involvement sebagai variabel moderasi?

e. Pengaruh langsung Loyalty Programs (Timming of reward) pada

Value Perception: low Involvement sebagai variabel moderasi?

f. Pengaruh interaksi Type of Reward dengan Timming of reward pada

Value Perception: low Involvement sebagai variabel moderasi?

2. Di bawah kondisi keterlibatan tinggi (high involvement)

a. Pengaruh value perception pada program loyalty: high involvement

sebagai variabel moderasi?

b. Pengaruh value perception dan program loyalty pada brand loyalty: high involvement sebagai variabel moderasi?

c. Pengaruh value perception pada brand loyalty: program loyalty

sebagai variabel mediasi dan high involvement sebagai variabel moderasi?

Dibawah kondisi keterlibatan rendah (low involvement)

d. Pengaruh value perception pada program loyalty: low involvement

sebagai variabel moderasi?

e. Pengaruh value perception dan program loyalty pada brand loyalty:

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

9 Universitas Kristen Maranatha f. Pengaruh value perception pada brand loyalty: program loyalty

sebagai variabel mediasi dan low involvement sebagai variabel moderasi?

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi berupa: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perusahaan mengenai perencanaan loyalty programs dalam meningkatkan brand loyalty, program loyalty, dan menilai value perception konsumen pada program yang digunakan sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan lama.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi secara ilmiah sehingga memperluas wawasan mengenai Pengaruh Loyalty Programs pada

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.Di bawah kondisi keterlibatan tinggi (high involvement)

a. Pengaruh langsung Loyalty Program (Type of reward) pada Value Perception: High Involvement sebagai variabel moderasi?

b. Pengaruh langsung Loyalty Program (Timming of reward) pada Value Perception: High Involvement sebagai variabel moderasi?

c. Pengaruh interaksi Type of Reward dengan Timming of reward pada Value Perception: High Involvement sebagai variabel moderasi?

Dibawah kondisi keterlibatan rendah (low involvement)

d. Pengaruh langsung Loyalty Program (Type of reward) pada Value Perception: low

2.Di bawah kondisi keterlibatan tinggi (high involvement)

a. Pengaruh value perception pada program loyalty: high involvement sebagai variabel moderasi?

b. Pengaruh value perception dan program loyalty pada brand loyalty:high involvement sebagai variabel moderasi?

c. Pengaruh value perception pada brand loyalty: program loyalty sebagai variabel mediasi dan

high involvement sebagai variabel moderasi?

Dibawah kondisi keterlibatan rendah (low involvement)

d. Pengaruh value perception pada program loyalty: low involvement sebagai variabel moderasi? e. Pengaruh value perception dan program loyalty pada brand loyalty: low involvement sebagai

variabel moderasi?

f. Pengaruh value perception pada brand loyalty: program loyalty sebagai variabel mediasi dan

low involvement sebagai variabel moderasi?

Pengaruh Loyalty Programs pada Value Perception,

Program Loyalty, dan Brand Loyalty: Involvement sebagai Variabel Moderasi

 -Jenis Penelitian: Desain Ekperimental

 -Jenis Partisipan : Between Subjek

(19)

112 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David, A., (1991). Manajemen Ekuitas Merek, Terjemahan,Jakarta: Penerbit Utama.

Biong, Harald. 1993. "Satisfaction and Loyalty to Suppliers Within the Grocery Trade." European Journal of Marketing 27 (7): 21. Bloemer, J. M. and H. D. Kasper. 1995. "The Complex Relationship Between Consumer Satisfaction and Brand Loyalty." Journal of Economic Psychology 16:311-329.

Bolton, Ruth N. 1998. "A Dynamic Model of the Duration of the Customer's Relationship With a Continuous Service Provider:

Durianto, Darmadi, Sugiarto, Tony Sitinjak. (2001). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Hallowell, Roger. 1996. "Southwest Airlines: A Case Study Linking Employee Needs Satisfaction and Organizational Capabilities to Competitive Advantage."

Human Resource Management 35 (Winter): 513.

Hair, Anderson, Tatham, & Black. (1998). Multivariate Data Analysis, Fifth Edition.NewJersey: Prentice-Hall International, Inc.

Johnson, Kart. 1999. "Loyalty Marketing: Keeping in Contact With the Right Customers." Direct Marketing 62 (September): 36-42

Jones, O. Thomas and W. Earl Sasser Jr. 1995. "Why Satisfied Customers Defect."

Harvard Business Review 73 (6): 89-99.

Jacoby, Jan B. and Robert W. Chestnut. 1978. Brand Loyalty. New York: John Wiley.

Kivetz, Ran and Itamar Simonson. 2002. "Earning the Right to Indulge: Effort as Determinant of Customer Preferences Toward Frequency Program Reward."

Journal of Marketing Research 39 (May): 155- 170.

(20)

112 Universitas Kristen Maranatha Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane, (2007), Manajemen Pemasaran, Edisi 12,

Terjemahan, PT.Indeks, Jakarta.

Oliver, L. Richard. 1997. Satisfaction: A Behavioral Perspective on the Consumer. New York: McGraw-Hill.

Partch, K. 1994. Electronic Marketing: Promises to Keep. Supermarket Business 49 (10): 25-32.

Paul Peter, J., dan Olson, J.C., (2007). Consumer Behaviour: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Terjemahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Taylor, S. A. and T. L. Baker. 1994. An Assessment of the Relationship Between

Service Quality and Customer Satisfaction in the Formation of Consumer Purchase Intention. Journal of Retailing 70:163-178.

Uncles, Mark and Gilles Laurent. 1997. Editorial, Special Issue on Loyalty. International Journal of Research in Marketing 14:399-404.

Woodside, A. G., L. L. Frey, and R. T. Daly. 1989. Linking Service Quality, Customer Satisfaction, and Behavioral Intention. Journal of Health Care Marketing 9:5-17.

(21)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

109 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung

loyalty programs pada value perception, program loyalty, brand loyalty, dan

involvement sebagai variabel moderasi. Dalam hal ini, loyalty programs

dibagi berdasarkan type of reward (immediate dan delayed) dan type of timing

(direct dan indirect).

Penelitian ini merupakan penelitian true experiment completely randomized factorial design dengan menggunakan 8 skenario sebagai

treatment. Jenis partisipan yang digunakan adalah between subject yaitu mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung Jurusan Manajemen. Adapun kriteria partisipan adalah belum pernah memiliki pengalamanan tentang loyalty programs yang diusulkan dalam scenario dan partisipan menggunakan produk untuk dirinya sendiri. Produk yang digunakan sebagai

high involvement adalah provider internet dan low involvement adalah permen. Metode analisis data yang digunakan adalah analysis of variance

(Anova) dan path analysis (analisis jalur).

(22)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

110 Universitas Kristen Maranatha

langsung type of reward dan pengaruh interaksi type of reward (indirect) dan

type of timming (immediately) pada value perception. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa dengan menggunakan path analysis: kondisi high involvement dan low involvement menunjukkan pengaruh langsung value perception pada brand loyalty lebih besar daripada pengaruh tidak langsung yang dimediasi oleh program loyalty.

Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yi & Jeon (2003) yang menjelaskan bahwa dibawah kondisi

high involvement, direct reward lebih disukai daripada indirect. Sedangkan dibawah kondisi low involvement, immediate lebih disukai daripada delayed.

5.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengukur program loyalty

setelah pengalaman responden membeli ulang produk. Juga dapat mengukur program loyalty dan brand loyalty berdasarkan 2 (dua) definisi loyalitas dan mengkategorikan loyalty programs berdasarkan target pelanggan.

(23)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

111 Universitas Kristen Maranatha 3. Dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel

kepuasan konsumen (customer satisfaction) guna melengkapi penelitian ini.

4. Penelitian selanjutnya juga dilengkapi dengan variabel karakteristik individu (usia, jenis kelamin, pendidikan).

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya karena tingkat signifikansi yaitu 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antara promotional mix dengan volume penjualan mempunyai hubungan yang

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi pengaruh inflasi, PDRB, rata-rata lama sekolah, dan upah

Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial Berdasarkan tabel menunjukan bahwa variabel Akuntansi Pertanggungjawaban (X2) dengan nilai signifikan

Bahwa Pihak Terkait menolak dengan tegas dalil Pemohon pada poin ini karena menurut Pihak Terkait Mahkamah Konstitusi tidak berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus

Apabila Tanggal Jatuh Tempo, atau tanggal lain yang dinyatakan dalam Syarat dan Ketentuan ini, jatuh pada hari yang bukan merupakan Hari Kerja, maka HSBC akan membayar jumlah DCI

Sedangkan perbedaannya adalah bahwa jika penelitian terdahulu yang pertama bertujuan untuk mengetahui pergeseran pilihan politik masyarakat, penelitian kedua bertujuan untuk

Seperti halnya di MA NU Nurussalam Gebog Kudus sudah menerapakan strategi discovery learning & exposition learning dalam mata pelajaran Fiqih, strategi pembelajaran ini

dalam diagram jaringan kerja berdasarkan data aktivitas, durasi, urutan serta logika ketergantungan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Perhitungan waktu penyelesaian