• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PREVALENSI SINDROM MATA KERING ANTARA DAERAH PEDESAAN DAN PERKOTAAN PADA PENDUDUK USIA 50 TAHUN KE ATAS DI BALI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PREVALENSI SINDROM MATA KERING ANTARA DAERAH PEDESAAN DAN PERKOTAAN PADA PENDUDUK USIA 50 TAHUN KE ATAS DI BALI."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PERBEDAAN PREVALENSI SINDROM MATA

KERING ANTARA DAERAH PEDESAAN DAN

PERKOTAAN PADA PENDUDUK

USIA 50 TAHUN KE ATAS DI BALI

NI MADE DWIPAYANI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)
(3)

TESIS

PERBEDAAN PREVALENSI SINDROM MATA

KERING ANTARA DAERAH PEDESAAN DAN

PERKOTAAN PADA PENDUDUK

USIA 50 TAHUN KE ATAS DI BALI

NI MADE DWIPAYANI NIM 1214128201

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(4)

PERBEDAAN PREVALENSI SINDROM MATA

KERING ANTARA DAERAH PEDESAAN DAN

PERKOTAAN PADA PENDUDUK

USIA 50 TAHUN KE ATAS DI BALI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI MADE DWIPAYANI NIM 1214128201

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(5)

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 17 Oktober 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No: 5081/UN14.4/HK/2016, Tanggal 13 Oktober 2016

Ketua : Prof. dr. Niti Susila K, SpM(K) Sekretaris : dr. Ariesanti Tri Handayani, Sp.M(K)

Anggota : 1. Dr.dr.Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc., Sp.GK 1. 2. dr. Wayan Gede Jayanegara, Sp.M(K)

(6)
(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah-Nya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini tidak mungkin dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, izinkan penulis dengan setulus hati menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Magister Pascasarjana dan Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 Bagian Ilmu Kesehatan Mata di Universitas Udayana.

(8)

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. Putu Budhiastra, Sp.M(K) dan Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr. A.A.A. Sukartini Djelantik, Sp.M(K) yang telah memberikan kesempatan mengikuti program pendidikan spesialisasi dan memberikan bimbingan selama menjalani pendidikan spesialisasi. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada Prof. dr. Niti Susila K, SpM(K) sebagai pembimbing I dan dr. Ariesanti Tri Handayani, Sp.M(K) selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan petunjuk dan pengarahan sejak awal penulisan sampai dapat menyelesaikan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK, dr. Wayan Gede Jayanegara, Sp.M.(K), DR.dr.AA.Mas Putrawati, SpM(K) selaku penguji yang selalu memberikan saran, masukan, bimbingan dan koreksi hingga terselesaikannya tesis ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh Konsulen Ilmu Kesehatan Mata serta dosen Pascasarjana Program Studi Ilmu Biomedik Combined Degree atas segala bimbingannya, seluruh teman sejawat residen di Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

(9)

bekal pendidikan, motivasi dan semangat kepada penulis selama ini. Akhirnya kepada suami tercinta Gde Wira Manuara, ST serta ananda tersayang Putu Reinaya Prabha Kirana, atas dorongan semangat dan pengertian selama penulis menyelesaikan pendidikan dan penelitian ini.

Semoga tesis ini memberikan manfaat dan sumbangan yang berguna bagi perkembangan pelayanan kesehatan mata serta bagi pendidikan Ilmu Kesehatan Mata. Terakhir, semoga Sang Hyang Widhi Wasa – Tuhan Yang Maha Esa, selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Denpasar, 17 Oktober 2016

(10)

ABSTRAK

PERBEDAAN PREVALENSI SINDROM MATA KERING ANTARA DAERAH PEDESAAN DAN PERKOTAAN PADA PENDUDUK

USIA 50 TAHUN KEATAS DI BALI

Sindrom mata kering merupakan masalah mata yang paling sering dikeluhkan dimana prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia, peningkatan polusi dan pemanasan global. Prevalensi sesungguhnya di populasi tidak diketahui dan data mengenai SMK di Indonesia khususnya Bali belum ada. Penelitian mengenai hubungan SMK dengan wilayah juga belum banyak diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan prevalensi dan tipe SMK antara daerah pedesaan dan perkotaan penduduk usia 50 tahun keatas di Bali.

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada penduduk usia 50 tahun ke atas di Bali pada November 2015. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuisioner, pemeriksaan schirmer dan skor kelenjar meibom. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi square. Nilai p kurang dari 0,05 dianggap bermakna.

Selama penelitian didapatkan 450 subyek, 225 di daerah pedesaan dan 225 di perkotaan. Prevalensi SMK didapatkan 76% di pedesaan dan 72,4% di perkotaan namun tidak berbeda bermakna (p=0,389). Tipe SMK yang paling sering diderita subyek di pedesaan dan perkotaan adalah tipe ATD+ETD. Prevalensi SMK di pedesaan dan perkotaan tidak berbeda bermakna karena masing-masing memiliki faktor risiko yang menonjol dimana di pedesaan sebagian besar subyek bekerja di luar ruangan sedangkan di perkotaan polusi udara lebih tinggi.

Prevalensi SMK pada penduduk usia 50 tahun keatas di daerah pedesaan maupun perkotaan di Bali tinggi, dimana prevalensi di daerah pedesaan lebih tinggi namun tidak bermakna secara statistik. Perlu diadakan program penjaringan dan penanganan dini dari SMK di tingkat pelayanan kesehatan primer (puskesmas) terutama pada penduduk usia 50 tahun keatas di Bali.

(11)

ABSTRACT

DRY EYE SYNDROME PREVALENCE DIFFERENCE BETWEEN RURAL AND URBAN AREA ON POPULATION

50 YEARS AND OLDER IN BALI

Dry eye syndrome is the most frequently complained eye problem and its prevalence increased with aged, pollution and global warming. Its actual prevalence in population is unknown and its data in Indonesia especially in Bali not available yet. There are few research of the relation between dry eye syndrome and territory. This study is performed to find the prevalence difference of dry eye syndrome between rural and urban areas in population of aged 50 years and over in Bali.

This research is a crossectional study among people aged 50 years and over in Bali at November 2015. Data was collected through interviewing by questionnaire, schirmer test and meibomian gland score. Bivariate analysis performed with Chi square test. Value of p less than 0.05 was considered significant.

There were 450 subjects, which 225 in rural area and 225 in urban area. Dry eye syndrome prevalence is achieved 76% on rural area and 72,4% on urban area but not significantly different (p=0,389). The most type of dry eye syndrome in rural and urban area were ATD+ETD. There were no differences of prevalence dry eye syndrome between rural and urban area because each area has dominant risk factor. In rural area most of the subject work outdoor and in urban area the air pollution was high.

(12)

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG……….. xvi

(13)

2.1.1.2 Lapisan Lipid Air Mata ... 2.2.3.1 Definisi Disfungsi Kelenjar Meibom... 2.2.3.2 Patogenesis Disfungsi Kelenjar Meibom... 2.2.3.3 Diagnosis Disfungsi Kelenjar Meibom... 16

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Sebaran Sampel Penelitian Berdasarkan Kluster Pedesaan dan Perkotaan... 36 5.1

5.2.1

Karakteristik Penduduk Usia 50 tahun ke atas di Bali di Daerah Pedesaan dan Perkotaan...………..………... Perbedaan Prevalensi Sindrom Mata Kering di Daerah Pedesaan dan Perkotaan...

46

48 5.2.2 Perbedaan Tipe Sindrom Mata Kering di Daerah Pedesaan dan

Perkotaan... 48 5.2.3

5.2.4

Keluhan Sindrom Mata Kering Berdasarkan Tipe SMK pada Penduduk Usia 50 tahun keatas di Bali... Keluhan Sindrom Mata Kering yang Melakukan Pemeriksaan Mata pada Penduduk Usia 50 tahun keatas di Bali...

49

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Lapisan Air Mata Manusia... 9 2.2

2.3

Morfologi Kelenjar Meibom...………..………... Derajat Disfungsi Kelenjar Meibom...

12 21 2.4 Kuisioner Sindrom Mata Kering... 23 2.5

2.6

Peta Wilayah Provinsi Bali... Indikator Desa Perkotaan dan Pedesaan...

26 28 3.1 Bagan Konsep Penelitian... 31 4.1 Skema Rancangan Penelitian... 33 4.2 Skema Hubungan Antar Variabel... 37 4.3

4.4

Interpretasi Uji Kappa... Skema Alur Penelitian...

(17)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN

APR : Adjusted Prevalence Ratio ATD : Aqueous Tear Deficiency

BPLHD : Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah BPS : Badan Pusat Statistik

DKM : Disfungsi Kelenjar Meibom ETD : Evaporative Tear Dysfunction HRT : Hormone Replacement Therapy

IWMGD : The International Workshop on Meibomian GlandDysfunction KNHAES : Korea National Health and Nutrition Examination Survey NO2 : Nitrogen Dioxide

OSDI : Ocular Surface Disease Index PM10 : Particulate Matter < 10 mikrometer RP : Ratio Prevalen

SMK : Sindrom Mata Kering SO4 : Sulfur Dioxide TBUT : Tear Break Up Time VDT : Visual Display Terminal

LAMBANG

≥ : lebih besar sama dengan > : lebih besar dari

˂ : kurang dari

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Kelaikan Etik... 70

Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian... 71

Lampiran 3 : Penjelasan Penelitian ... 72

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent) ... 74

Lampiran 5 : Kuisioner Penelitian ... 75

Lampiran 6 : Kuisioner Sindrom Mata Kering... 76

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan makna ragam gerak yang terkandung pada tari Jepin Pisau dan menggambarkan struktur

Hasil analisis statistik sidik ragam terhadap kadar gula reduksi menunjukkan bahwa permen yang dihasilkan berbeda nyata pada taraf 5% kemudian dilanjutkan dengan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa yang berprestasi tinggi memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pembelajaran matematika dan mampu bernalar secara

Perhitungan kapasitas lapang teoritis sampai siap tanam (ha/jam) pada lahan basah... Perhitungan kapasitas lapang teoritis sampai siap tanam (ha/jam) pada

Prosedur yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Melakukan observasi awal melalui wawancara dengan guru biologi kelas XI di SMA N 11 Semarang; (2)

ELC ini melakukan pengendalian daya yang mengalir ke dummy load (ballast) dengan mengatur tegangannya melalui pengatur- an sudut penyalaan Triac fasa-tiga (Gambar

Program apa saja yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani tebu rakyat, khususnya di wilayah kerja

Başka bir deyişle, muhasebe meslek mensupları, mükelleflerinin KSS’nin sadece ekonomik boyutuna yüksek düzeyde önem verdiklerini; yasal, ahlaki ve hayırseverlik