• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Peran Komite Audit terhadap efektivitas Audit Internal (Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Peran Komite Audit terhadap efektivitas Audit Internal (Studi Kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

One of the implementation requirements of Good Corporate Governance (GCG) in BUMN and public companies is the existence of the Audit Committee within the organization. Establishment of the Audit Committee shall also apply to the telecommunications filed locate in Indonesia, then the object in this thesis is taken PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk . Effectiveness of Audit Committe will provide protection and lift the nature of internal auditor. Internal Audit is an extension tool from management control ini performing supervision functions. The author uses the quantitative research with data collection techniques consist of questionnaires, documentation, interview, and library research. Objectives of this thesis is to determine how much influence the role of the Audit Committee to the effectiveness of Internal Audit at PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. and the conclusion obatained is the Audit Committee have contributes to the effectiveness of Internal Audit at PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Salah satu persyaratan implementasi Good Corporate Governance (GCG) di BUMN dan perusahaan publik Indonesia adalah keberadaan Komite Audit di dalam organisasi perusahaan. Pembentukan Komite Audit berlaku juga untuk bidang telekomunikasi yang terdapat di Indonesia, maka dalam penelitian ini objek yang diambil yaitu PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Komite Audit yang efektif akan memberi perlindungan bagi akuntan publik yang melakukan kegiatan audit, serta mengangkat hakikat auditor internal. Audit Internal merupakan alat pengendalian perpanjangan tangan manajemen dalam melakukan fungsi pengawasan. Penulis menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yang terdiri atas kuesioner, dokumentasi, wawancara, dan penelitian kepustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara peran Komite Audit terhadap efektivitas Audit Internal yang ada pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan kesimpulan yang diperoleh adalah Komite Audit berperan terhadap efektivitas Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.2 Identifikasi Masalah... ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka... ... 9

2.1.1. Komite Audit... ... 9

2.1.1.1. Pengertian Komite Audit... ... 9

2.1.1.2. Latar Belakang Terbentuknya Komite Audit...11

2.1.1.3. Sifat dan Pembentukan Komite Audit... ... 12

2.1.1.4. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit... ... 17

2.1.1.5. Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Audit kepada Audit Internal... ... 21

2.1.1.6. Audit Committee Charter... ... 24

2.1.1.7. Mengembangkan Komite Audit yang Andal... ... 26

2.1.2. Audit Internal ...26

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.2. Karakteristik Audit Internal...29

2.1.2.3. Tujuan, Wewenang, dan Tanggung Jawab Audit Internal...31

2.1.2.4. Ruang Lingkup Audit Internal ...33

2.1.2.5. Peranan Audit Internal ...35

2.1.2.6. Fungsi Audit Internal ...36

2.1.2.7. Audit Internal di BUMN dan BUMD ...39

2.1.3. Efektivitas Audit Internal ...41

2.1.3.1. Pengertian Efektivitas ...41

2.1.3.2. Pengertian Efektivitas Audit Internal ...42

2.1.3.3. Audit Internal yang Efektif ...43

2.1.3.4. Indikator Efektivitas Audit Internal ...44

2.2. Kerangka Pemikiran ...49

2.3. Pengembangan Hipotesis ...56

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PT Telekomunikasi Indonesi Tbk. ... 57

3.1.1. Sejarah ...57

3.1.2. Visi dan Misi ...59

3.1.3. Struktur Organisasi ...60

3.1.4. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang ...61

3.2. Metode Penelitian ...75

3.2.1. Jenis Penelitian ...75

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ...75

3.2.3. Definisi Operasional Variabel ...77

3.3. Teknik Pengolahan Data ...82

3.3.1. Validitas ...82

3.3.2. Reliabilitas ...84

3.3.3. Analisis Regresi Sederhana...85

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.5. Koefisien Determinasi...87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 88

4.1.1. Peran Komite Audit terhadap Efektivitas Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. ... 88

4.1.2. Karakteristik Responden ... 90

4.2 Deskriptif Frekuensi Tanggapan Responden ... 91

4.2.1. Peran Komite Audit (X) ... 91

4.2.2. Ringkasan Data Tanggapan Responden dari variabel X (Peran Komite Audit) ... 93

4.2.3. Efektivitas Audit Internal (Y) ... 95

4.2.4. Ringkasan Data Tanggapan Responden dari variabel Y (Efektivitas Audit Internal) ... 98

4.3 Analisa Data dan Hasil Penelitian ... 100

4.3.1. Analisis Uji Regresi Sederhana ... 100

4.3.2. Analisis Uji Hipotesis ... 101

4.3.3. Koefisien Determinasi ... 102

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 104

5.3 Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

LAMPIRAN ... 111

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 54

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 56

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 60

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Internal Audit

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian & Referensi yang berkaitan dengan Pengaruh Peran

Komite Audit terhadap Efektivitas Audit Internal ... 54

Tabel 3.1 Variabel Independen Penelitian (X) dan Penjabarannya ke dalam Indikator dan Sub Indikator ... 78

Tabel 3.2 Variabel Dependen Penelitian (Y) dan Penjabarannya ke dalam Indikator dan Sub Indikator ... 80

Tabel 3.3 Hasil Validitas Variabel Peran Komite Audit ... 82

Tabel 3.4 Hasil Validitas Variabel Efektivitas Audit Internal ... 83

Tabel 3.5 KMO and Bartlett’s Test ... 83

Tabel 3.6 Hasil Reliabilitas Variabel Peran Komite Audit dan Efektivitas Audit Internal ... 85

Tabel 4.1 Daftar Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 90

Tabel 4.2 Daftar Responden Berdasarkan Usia ... 90

Tabel 4.3 Daftar Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 90

Tabel 4.4 Daftar Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja... 91

Tabel 4.5 Skor Total Tanggapan Responden terhadap Peran Komite Audit (X) ... 92

Tabel 4.6 Ringkasan Skor Total Tanggapan Responden terhadap Peran Komite Audit (X) ... 94

Tabel 4.7 Skor Total Tanggapan Responden terhadap Efektivitas Audit Internal (Y) ... 96

Tabel 4.8 Ringkasan Skor Total Tanggapan Responden terhadap Efektivitas Audit Internal (Y) ... 99

Tabel 4.9 Koefisien Regresi Sederhana ... 100

Tabel 4.10 Koefisien Regresi ... 101

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner... ... 112

Lampiran B Hasil Kuesioner Variabel X (Peran Komite Audit) ... 118

Lampiran C Hasil Kuesioner Variabel Y (Efektivitas Audit Internal) ... 119

Lampiran D Hasil Data SPSS-Uji Validitas ... 120

Lampiran E Hasil Data SPSS-Uji Reliabilitas Variabel X ... 121

Lampiran F Hasil Data SPSS-Uji Reliabilitas Variabel Y ... 122

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu pelaku ekonomi

dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetisi

global dunia usaha yang semakin berat. Misi BUMN sebagai sumber penerimaan

negara, stabilisator, dinamisator, dan motivator pembangunan dituntut untuk

memainkan peranan yang besar dalam pembangunan nasional (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2003). Begitu pula peran BUMN sebagai unit

usaha diharapkan senantiasa meningkatkan efektivitas dan efisiensi sehingga menjadi

unit usaha yang sehat (Nurdita, 2007: 1).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini telah banyak beralih ke

dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) baik yang sudah go public maupun

tidak/belum go public, kepemilikan satuan usahanya terbagi dalam saham-saham

yang dimiliki oleh para pemegang saham. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

merupakan kekuasaan tertinggi dalam Perseroan Terbatas (PT) dan diselenggarakan

sebagai tempat berkumpulnya para pemilik untuk membahas dan mengambil

keputusan atas masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan (Kinerja Kementrian

BUMN). Bagi perusahaan yang sudah go public, dimana para pemegang sahamnya

tersebar di berbagai daerah bahkan di luar negeri sangat tidak praktis untuk

(10)

PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha sebagian tugas dan wewenang RUPS dilimpahkan kepada Dewan Komisaris

sehingga memungkinkan keberadaan Dewan Komisaris akan lebih terlibat langsung

dalam pengelolaan perusahaan bersama Dewan Direksi perusahaan. Dewan

Komisaris pada umumnya terdiri atas beberapa orang dengan latar belakang

pendidikan dan atau pengalaman yang berbeda-beda. Dengan sebagian besar

kewenangan RUPS dilimpahkan kepada Dewan Komisaris, maka tidaklah mungkin

dipikirkan dan ditangani sendiri oleh Dewan Komisaris. Dengan demikian

diperlukan suatu unit independen yang dinamakan Komite Audit (Nurdita, 2007: 3).

Menurut Tugiman (1995: 8), pengertian Komite Audit adalah sebagai berikut:

“Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang

lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.”

Salah satu persyaratan implementasi Good Corporate Governance (GCG) di

BUMN dan perusahaan publik Indonesia adalah keberadaan Komite Audit di dalam

(11)

PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

Nomor : KEP-133/M-PBUMN/1999 tanggal 8 Maret 1999 tentang pembentukan komite audit bagi BUMN (Effendi, 2005: 51-57).

Pembentukan Komite Audit berlaku juga untuk bidang telekomunikasi yang

terdapat di Indonesia. Komite Audit menjalankan tugas berdasarkan mandat Audit

Committee Charter (yang telah diamandemen dengan Keputus`an Dewan Komisaris

No.20KEP/DK/2006 tanggal 11 September 2006). Audit Committee Charter

dievaluasi secara berkala dan apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk

memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan Bapepam-LK dan SEC serta

peraturan terkait lainnya. Selama tahun 2010, perusahaan tidak melakukan perubahan

atas Audit Committee Charter tersebut. Komite Audit dapat menunjuk konsultan

independen atau penasehat profesional untuk membantu pelaksanaan tugasnya.

Selain itu, Komite Audit juga menerima dan menangani pengaduan. Peraturan

Bapepam-LK tentang Komite Audit mensyaratkan bahwa Komite Audit sedikitnya

terdiri dari tiga orang anggota, satu diantaranya adalah Komisaris Independen yang

bertindak sebagai ketua, sementara dua anggota lainnya harus merupakan pihak yang

independen, minimal salah satu diantaranya harus memiliki keahlian (dalam konteks

Item 16A dari Form 20-F) dalam bidang akuntansi dan/atau keuangan (PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk, 2010).

Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Audit mempunyai fungsi membantu

Dewan Komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, (ii)

menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan

terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan

(12)

PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas (Buletin Reinfokus, 2003).

Kewenangan Komite Audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu

Dewan Komisaris, sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas

rekomendasi kepada Dewan Komisaris), kecuali untuk hal spesifik yang telah

memperoleh hak kuasa eksplisit dari Dewan Komisaris, misalnya mengevaluasi dan

menentukan komposisi auditor eksternal, dan memimpin suatu investigasi khusus.

Peran dan tanggung jawab Komite Audit akan dituangkan dalam Charter Komite

Audit yang secara umum dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, yaitu financial

reporting, corporate governance, dan risk and control management. (Buletin

Reinfokus, 2003) Keberadaan komite audit diharapkan mampu meningkatkan

kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu mengoptimalkan mekanisme

checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk memberikan perlindungan

yang optimum kepada para pemegang saham dan stakeholder lainnya (IKAI, 2004).

Summer (1991) berpendapat bahwa komite audit di banyak perusahaan belum

melakukan tugasnya dengan baik. Menurut Summer, banyak Komite Audit yang

hanya sekedar melakukan tugas-tugas rutin. Penyebabnya diduga bukan saja karena

banyak diantara mereka tidak memiliki kompetensi dan independensi yang memadai,

tetapi juga karena banyak yang belum memahami peran pokoknya. Summer

berpendapat bahwa sesungguhnya adanya Komite Audit yang efektif akan memberi

perlindungan bagi akuntan publik yang melakukan kegiatan audit, serta mengangkat

(13)

PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha Dewan Komisaris dengan Komite Audit berfungsi sebagai arbritrase diantara

para manajer dan bertindak sebagai pelaku utama dalam menjembatani para manajer

dengan para pemilik (residual claims) (Fama & Jensen, 1983). Ditinjau dari

kacamata perusahaan, bukti empiris menunjukkan bahwa banyak dari mereka telah

merasakan manfaat Komite Audit dalam meningkatkan independensi auditor

eksternal sehingga Komite Audit dapat mempertinggi nilai ekonomis dari penugasan

auditor eksternal karena independensinya lebih terjamin dan juga kualitas kerjanya

akan lebih baik. Dari literatur Fama & Jensen (1983), Aram & Cowen (1983), dan

Apostolou & Strawser (1990) dapat diperoleh kesimpulan bahwa keberadaan Komite

Audit juga telah ikut memperkuat peranan auditor internal , khususnya karena

mereka dituntut untuk berkomunikasi langsung dan melaporkan kagiatannya pada

komite tersebut.

Dikatakan dalam Keputusan Menteri BUMN (KEP-103/MBU/2002) bahwa

pelaksanaan Komite Audit di suatu perusahaan akan meningkatkan efektivitas suatu

fungsi unit audit internal (Effendi, 2005: 51-57). Jasa yang diberikan oleh auditor

internal adalah memberi banyak masukan bagi auditee yang diperiksanya, pihak

manajemen, Dewan Direksi, Komite Audit, dan bahkan untuk auditor eksternal

apabila tugasnya dilaksanakan secara efektif (Ratliff, et al., 1996). Peran auditor

internal dalam suatu organisasi dapat dilihat pada laporan survey Harvard University

seperti yang dikemukakan Chamber (1981:10) dalam majalah Internal Audit No. 3

tahun 1997, yaitu:

(14)

PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha keuangan, namun telah banyak ke bidang operasional antara lain produksi, penjualan, distribusi, personalia, dsb.”

Perusahaan membutuhkan suatu sistem manajemen yang mengarah pada

pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, biasanya perusahaan memiliki manajemen

yang bertanggung jawab untuk melakukan pengendalian atas perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, pnempatan staf, dan pengendalian atas

aktivitas-aktivitasnya. Fungsi ini dibantu oleh audit internal yang merupakan alat

pengendalian perpanjangan tangan manajemen dalam melakukan fungsi pengawasan

sehingga membantu manajemen untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam

rangka mencapai tujuan organisasi (Holmes dan Burns, 1993).

Lebih lagi perkembangan saat ini telah menempatkan fungsi audit internal

pada posisi yang lebih penting daripada sebelumya, dimana ada pergeseran peran

audit internal dari suatu fungsi yang bertugas memberikan penilaian dan pengawasan

yang independen dalam organisasi untuk manajemen perusahaan menjadi suatu

fungsi yang dapat memberikan masukan-masukan (kegiatan konsultasi) operasional

strategis sehingga tujuan perusahaan mudah untuk dicapai (Ratliff, et al., 1996).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap bagaimana hubungan dan pengaruh peran Komite Audit yang ada

pada perusahaan telekomunikasi terhadap efektivitas audit internal. Dengan demikian,

penulis mengambil judul untuk penelitian ini sebagai berikut:

“Pengaruh Peran Komite Audit terhadap Efektivitas Audit Internal

(15)

PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang diangkat

dari penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh antara peran Komite Audit

dengan efektivitas Audit Internal?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.2. Maksud Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis kemukakan di atas, maksud

dilakukannya penelitian dalam skripsi ini adalah untuk memperoleh informasi yang

cukup dalam rangka memperoleh jawaban mengenai masalah di atas.

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah mengetahui

seberapa besar pengaruh antara peran Komite Audit terhadap efektivitas Audit

Internal.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

sebagai berikut:

a. Bagi regulator, sebagai wacana pentingnya pengawasan terhadap

mekanisme Good Corporate Governance oleh Komite Audit.

b. Bagi manajemen, sebagai wacana tentang pentingnya peran Komite

(16)

PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha c. Bagi kalangan akademis dan pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan

penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian

(17)

104 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini menghasilkan nilai signifikan untuk peran Komite Audit

terhadap efektivitas Audit Internal adalah 0.009, nilai signifikan ini lebih kecil

daripada tingkat signifikansinya (0.05) sehingga H0 ditolak dan Ha yang menyatakan

bahwa peran Komite Audit berpengaruh terhadap efektivitas Audit Internal PT

Telekomunikasi, Tbk. diterima. Hal ini dikarenakan Komite Audit selalu

memantau/memonitor setiap proses yang dilakukan oleh Audit Internal, baik dalam

hal program kerja, fungsi, perencanaan, maupun hasil. Sehingga Audit Internal PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dapat menunjukkan profesionalismenya, tanggap

dalam menjawab pertanyaan dari tiap masalah, serta memiliki pengetahuan yang

memadai dan telah mampu menghasilkan temuan yang didukung dengan bukti-bukti

reliable yang dapat dijadikan sebagai informasi yang berharga bagi auditee dan

rekomendasi yang diberikan Audit Internal dapat meningkatkan pengendalian intern,

efektivitas, dan efisien dari tiap auditee.

5.2. Saran

 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang merupakan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) sudah sepantasnya mematuhi salah satu persyaratan Good

(18)

SIMPULAN DAN SARAN 105

Universitas Kristen Maranatha organisasi perusahaannya. Komite Audit yang ada sudah baik dan sebaiknya

dipertahankan, jangan sampai Komite Audit melupakan tugas dan fungsinya

sehingga mempengaruhi kinerja pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan

Komite Audit, seperti dalam penelitian ini adalah pihak Audit Internal.

 Untuk penelitian berikutnya mengenai pengaruh peran Komite Audit

terhadap efektivitas Audit Internal dapat menggunakan faktor pengganti atau

tambahan untuk mengetahui efektivitas Audit Internal selain peran Komite

Audit yang pengaruhnya hanya 11,5% seperti faktor respon dari objek yang

diperiksa, pengembangan personil, evaluasi dari auditor eksternal, umpan

(19)

106

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Alijoyo, Antonius. 2003. Keberadaan dan Peran Komite Audit Dalam Rangka Implementasi GCG. Seminar Nasional GCG-FKSPI BUMN/BUMD Wilayah Jawa Timur, 7 Mei 2003, hal. 6.

Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2003. Management Control System 11 edition. America: McGraw-Hill/Irwin.

Anggarani, Tifani Vota. 2010. Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Financial Distress. Semarang: Universitas Diponegoro.

Apostolou, B. Harper dan J. R. Strawser. 1990. Reliance on internal audit departments. Managerial Auditing J. 5(3): 3 - 9.

Aram, John D. dan Scott S. Cowen. 1983. National Association of Accountants. Information for Corporate Directors: The Role of the Board in the Management Process. Michigan: National Association of Accountants.

Arens, Alvin A. dan James K. Loebbecke. 2000. Auditing An Integrated Approach. Sydney: Prentice Hall.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2009. Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi, Edisi 12. Erlangga.

Azwar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Brink, Victor Zinn dan Herbert Witt. 1982. Modern Internal Auditing: Continuing Professional Education. Michigan: Wiley

Boynton, William C. dan Walter G. Kell. 2001. Modern Auditing, Study Guide. America: Wiley.

Buletin Reinfokus, PT Reasuransi Internasional Indonesia. 2003. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit Dalam Rangka Implementasi GCG, 24 Juni 2003 diakses dari http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi24/peranan.htm pada tanggal 22 Maret 2011.

Cashin, James A. 1988. Cashin’s Handbook for Auditors. United States of America.

(20)

107

Universitas Kristen Maranatha Courtemanche, Gil. 1985. The New Internal Auditing. United States of America: John Willey & Sons, Inc.

Davies, Susan dan Colin Parker. 1995. Auditing Handbook. Sydney: Prentice Hall.

Effendi, Muh. Arief. 2005. Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Jurnal ilmiah Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Departemen Keuangan R.I., hal. 51-57.

Effendy, Sofyan dan Masri Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Fama, Eugene F. dan Jensen, Michael C. 1983. Separation of Ownership And Control. Journal of Law and Economics, Vol. 26, No. 2, June. Chicago: The University of Chicago Press.

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2002. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Forum for Corporate Governance in Indonesia.

Ghozali, H. Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Herwidayatmo. 2004. Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal.

Holmes, Arthur W. dan Burns, David C. 1993. Auditing: Norma dan Prosedur Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Komite Audit Indonesia. 2004. Komite Audit, diakses dari http://komiteaudit.org/komite.htm pada tanggal 25 Agustus 2011.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

(21)

108

Universitas Kristen Maranatha Jogiyanto, H. M. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Jusuf, Amir Abadi. 1999. Auditing: Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat.

Jusuf, H. Husain. 2010. Modul Pengolahan Data Hasil Penelitian dengan SPSS, hal. 7.

Kasyful, Anwar. 2003. Komite Audit, Pengawasan dan Pengendalian Perusahaan. Media Akuntansi. Edisi ke-32, April 2003, hal. 48-51.

Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002

Komite Nasional Good Corporate Governance Governance. 2002. Pedoman Pembentukan Komite Audit, 30 Mei 2002 diakses dari

http://www.scribd.com/doc/59683139/Pedoman-Pembentukan-Komite-Audit-Yang-Efektif-Knkcg pada November 2011.

Kosasih, Ruchyat. 1985. Auditing Prinsip dan Prosedur Buku 1. Surabaya: Palapa.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal. Jakarta: Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal.

Manao, Hekinus. 1997. Peran Komite Audit Dalam Pengelolaan Perusahaan: Ulasah Historis, Teori, Praktis, dan Perspektif diakses dari http://www.ikafelangga.or.id/e-tutor pada 28 Oktober 2011.

Messier, William F., Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt. 2005. Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach with ACL CD and OLC Card. America: McGraw-Hill/Irwin.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur. Bandung: Pustaka Setia.

Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1 Ed. 6. Jakarta: Salemba Empat.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nugroho, Bhuono Agung .2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.

(22)

109

Universitas Kristen Maranatha PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 2010. Komite Audit Perusahaan, diakses dari

http://www.telkom.co.id/hubungan-investor/tata-kelola-perusahaan/laporan-komite-audit/ pada tanggal 19 Agustus 2011.

Ratliff, Richard R., Wallace, James K., Mc Farland, dan William E. 1996. Internal Auditing: Principles and Techniques. Florida: The Institute of Internal Auditors Altamonte Springs.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, dan James H. Scheiner. 2006. Internal Audit. Institute of Internal Auditors.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Summer. 1991. Firm Size and Dividend Announcement Effect. Journal of Accounting, Auditing, and Finance.

Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana. 2006. Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta:Kencana.

Surat Edaran BAPEPAM Nomor SE-03/PM/2002

Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge. 2005. Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat), cetakan pertama. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.

Syukur, M. 2008. Peranan Audit Internal Dalam Maningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan. Bandung: Universitas Widyatama.

Taylor, Donald H. dan G. William Glezen. 1994. Auditing Integrated Concept & Procedures, 6 sub Edition. United States: John Wiley & Sons Inc.

Tugiman, Hiro. 1995. Sekilas: Komite audit. Bandung: PT. Eresco.

Tugiman, Hiro. 1997. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius.

(23)

110

Universitas Kristen Maranatha Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Auditing Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyempitan lebar saluran terhadap besarnya energi yang dihasilkan pada kedua tipe penyempitan yaitu

yang terkait dengan dibubuhi cap lunas pada dokumen tersebut.. 4) Oleh bagian fungsi – fungsi yang terkait dokumen tersebut disimpan. untuk kemudian

Observasi pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pembimbing dari mahasiswa yang bersangkutan. Dalam kegiatan

Lateral, komunikasi terjadi diantara anggota kelompok kerja yang sama, pada tingkat yang sama, diantara manajer pada tingkat yang sama, atau diantara setiap personil yang yang

The development of foreign culture in every region in Indonesia makes the language of the region increasingly abandoned.One of them is Biak Language from Biak

KAJIAN PRODUKTIFITAS TUMPANG SARI KENTANG (Solanum tuberosum) DAN CAISIM (Brassica juncea L.) DENGAN BEBERAPA. DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DAN

Praktik pengalaman lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan, dalam

Fungsi ini akan mengubah string yang diinputkan menjadi Proper Case (huruf besar untuk huruf awal setiap kata)... Lihatlah tampilan pada layar