• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN ANALISIS DAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DENGAN CONNECTED TEACHING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN ANALISIS DAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DENGAN CONNECTED TEACHING."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN ANALISIS DAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

DENGAN CONNECTED TEACHING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Pungguri Ayu Nega Sarsanti 0902287

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN ANALISIS DAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

DENGAN CONNECTED TEACHING

Oleh

Pungguri Ayu Nega Sarsanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Pungguri Ayu Nega Sarsanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

PUNGGURI AYU NEGA SARSANTI

PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN ANALISIS DAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

DENGAN CONNECTED TEACHING

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si NIP. 196512301992021001

Pembimbing II

Dra. Ammi Syulasmi, M.Si NIP.195408281986122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penguasaan Konsep, Kemampuan Analisis Dan Komunikasi Siswa Pada Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Dengan Connected Teaching” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya

apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2013 Yang membuat pernyataan,

Pungguri Ayu Nega Sarsanti

(5)

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

KATA PENGANTAR

Penulisan laporan hasil penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir untuk

menyelesaikan pendidikan jenjang S1 program studi Pendidikan Biologi dan

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penelitian ini

dilakukan karena melihat kenyataan di lapangan serta dari hasil studi internasional

yang menunjukkan kemampuan siswa Indonesia dalam menganalisis masih dalam

kategori rendah dan kemampuan komunikasi yang jarang di ukur baik dalam

proses pembelajaran maupun saat evaluasi. Dengan pembelajaran menggunakan

pendekatan connected, pembahasan materi pelajaran lebih komprehensif . Adanya

penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengetahuan khususnya kepada

guru tentang strategi baru dalam proses pembelajaran, khususnya untuk

meningkatkan kemampuan analisis dan komunikasi siswa.

Bandung, September 2013

(6)

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Sub'hanahuwa

Ta'ala, karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “ Kemampuan Analisis Dan Komunikasi Siswa Pada Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Dengan Connected Teaching” . Dalam penulisan skripsi

ini penulis mengalami berbagai rintangan, tetapi dengan adanya motivasi,

bimbingan, dorongan dan do’a dari semua pihak skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr.rer.nat Adi Rahmat, M. Si selaku pembimbing satu yang dengan

penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi

kepada penulis dalam proses bimbingan skripsi.

2. Ibu Dra. Ammi Syulasmi, M.Si selaku pembimbing dua yang dengan penuh

keikhlasan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan

motivasi kepada penulis dalam proses bimbingan skripsi.

3. Bapak Dr. H. Riandi, M.Si dan Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed sebagai ketua dan

sekretaris jurusan Pendidikan Biologi yang telah membantu administrasi dan

kelancaran kepada penulis selama kuliah dan proses bimbingan skripsi. Serta

Ibu Dr. Siti Sriyati, M.Si sebagai ketua program studi Pendidikan Biologi yang

juga telah membantu dalam administrasi demi kelancaran dalam menyelesaikan

penulisan skripsi.

4. Ibu Dr. Hj. Widi Purwianingsih, M.Si sebagai pembimbing akademik yang

telah memberikan motivasi dan bimbingan selama perkuliahan.

5. Ibu Dra. Heni Hernawati selaku Wakasek Kurikulum SMA PGII 1 Bandung

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

6. Ibu Dra. Ida Rosyidah selaku guru mata pelajaran Biologi di SMA PGII 1

Bandung yang telah membantu dalam kelancaran penelitian.

(7)

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

8. Bapak dan Ibu serta adik tercinta yang senantiasa memberikan dorongan baik

secara moril maupun materiil kepada penulis. Memberikan do’a demi

kelancaran segalanya.

9. Teman-teman angkatan 2009 baik dari prodi Pendidikan Biologi maupun prodi

Biologi dan khususnya Bio Bee, yang telah memberikan dorongan dan

semangat selama perkuliahan serta penulisan skripsi.

10.Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu, baik secara langsung mapun tidak langsung dalam menyelesaikan

penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akhir kata

peneliti barharap semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi peneliti dan

umumnya bagi pembaca atau semua pihak yang berkepentingan.

Bandung, September 2013

Pungguri Ayu Nega Sarsanti

(8)

i Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN ANALISIS DAN KOMUNIKASI SISWA PADA PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DENGAN

CONNECTED TEACHING

ABSTRAK

Hasil studi TIMSS dan PISA pada beberapa tahun terakhir menunjukkan siswa Indonesia pada jenjang SMP masih memiliki kemampuan yang rendah dalam menganalisis dan akan mempengaruhi perkembangan kemampuan analisis pada jenjang SMA. Salah satu penyebab rendahnya pencapaian kemampuan analisis siswa dikarenakan kurangnya pembelajaran yang tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari serta dengan disiplin ilmu yang lain sehingga pembahasan materi tidak komprehensif. Pendekatan connected merupakan strategi pembelajaran yang dapat menghubungkan antar konsep dalam satu lingkup bidang IPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penguasaan konsep, kemampuan analisis dan komunikasi tertulis siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan connected. Selain itu, tujuan lain dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara penguasaan konsep, kemampuan analisis serta kemampuan komunikasi tertulis. Penelitian ini merupakan penelitian weak

eksperimen yang menggunakan desain one group pretest-posttest. Adapun yang

menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA PGII 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013, sebanyak 36 orang siswa. Penguasaan konsep di ukur dengan menggunakan soal pilihan ganda, sedangkan kemampuan analisis dan komunikasi tertulis siswa di ukur dengan menggunakan soal essay. Data yang diuji secara statistik adalah nilai N-gain. Uji prasyarat dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis dan korelasi. Hasil one sample t-test penguasaan konsep t=2.82, kemampuan analisis t= -0.573 dan kemampuan komunikasi t= -2.546 dengan

α=0.05 dapat diambil kesimpulan peningkatan yang terjadi termasuk dalam kategori sedang untuk penguasaan konsep dan kemampuan analisis. Hasil uji korelasi menunjukkan angka r=0,420/kategori cukup (penguasaan konsep-analisis), r=0,280/kategori rendah (penguasaan konsep-komunikasi) dan r=0,867/kategori sangat tinggi (analisis-komunikasi). Berdasarkan uji korelasi diketahui terdapat hubungan yang sangat tinggi antara kemampuan analisis dan komunikasi.

(9)

i Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

MASTERY OF CONCEPTS, ANALYTICAL AND COMMUNICATION SKILLS OF STUDENTS IN LEARNING ENVIRONMENT POLLUTION

WITH CONNECTED TEACHING

ABSTRACT

Results of TIMSS and PISA studies in recent years show Indonesian students at the junior high school still has a low ability to analyze and will influence the development of analytical skills at the high school level. One cause of low achievement due to the lack of analytical skills of students who are not learning associated with everyday life as well as with other disciplines so that the material is not a comprehensive discussion. Connected learning approach is a strategy that can connect between concepts within the scope of the field of science. This study aims to analyze the mastery of concepts, analytical and written communication skills of students after learning approach connected. In addition, another goal of the study is to examine the relationship between mastery of concepts, analytical skills and written communication skills. This research is weak experimental design using one-group pretest-posttest. As for the research subjects were students of class X SMA PGII 1 Bandung academic year 2012/2013, as many as 36 students. Mastery of concepts is measured by using multiple choice questions, while the analytical and written communication skills of students is measured by using the essay. The data were statistically tested N-gain value. Prerequisite test performed prior to hypothesis testing and correlation. Results of one sample t -test t = 2.82 for mastery of concept , t = -0573 for analytical skills and t = -2546 for communication skills with α = 0.05 can be concluded that the increase occurred in the medium category for mastery of concepts and analytical skills. The test results showed the correlation r = 0.420/ enough category ( mastery of the concept -analysis ), r = 0.280/low category ( mastery of concepts-communication ) and r = 0.867/very high category ( analysis-communication ). Based on the known correlation test is very high there is a relationship between analytical and communication skills.

Keywords : Mastery of concepts, analytical skills, communication skills,

(10)
(11)

v Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……….... xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 6

C. Tujuan Penelitian……….. 7

D. Batasan Masalah………... 7

E. Manfaat Penelitian……… 8

F. Asumsi……….. 9

G. Hipotesis………... 9

BAB II KEMAMPUAN ANALISIS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA, PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN CONNECTED TEACHING A. Penguasaaan Konsep……… 10

B. Kemampuan Analisis………... 11

C. Kemampuan Komunikasi………. 13

D. Hubungan Antara Penguasaan Konsep, Kemampuan Analisis Dan Komunikasi………... 15

(12)

vi Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

1. Pengertian Pencemaran Lingkungan………... . 16

2. Macam-macam Pencemaran Lingkungan……… 17

3. Analisis Materi Terkoneksi……….. 20

F. Connected Teaching………. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 39

B. Populasi dan Sampel……… 39

C. Metode Penelitian………. 39

D. Desain Penelitian……….. 40

E. Definisi Operasional………. 40

F. Strategi Pembelajaran………... 41

G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya……….. 43

H. Teknik Pengumpulan Data………... 49

I. Analisis Data……… 50

1. Tes Tertulis……….. 50

2. Pengolahan Indeks Nilai N-gain……….. 50

3. Uji Prasyarat……… 51

4. Uji Hipotesis……… 51

5. Uji Korelasi……….. 52

J. Tahapan Penelitian………... 52

K. Alur Penelitian……….. 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 55

1. Hasil Tes Penguasaan Konsep……… 55

2. Hasil Tes Kemampuan Analisis……….. 60

3. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi……… 64

(13)

vii Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

Analisis dan Kemampuan Komunikasi………... 72

B. Pembahasan……….. 74

1. Penguasaan Konsep Siswa………... 74

2. Kemampuan Analisis Siswa……… 78

3. Kemampuan Komunikasi Siswa……….. 81

4. Keefektifan Pendekatan Connected Teaching Berdasarkan Hasil Uji Hipotesis……….. 84

5. Korelasi antara Penguasaan Konsep, Kemampuan Analisis dan Kemampuan Komunikasi……….. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 93

B. Saran………. 94

(14)

viii Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

2.1 Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif……….. 10

2.2 Jenis Pencemar Pada Pencemaran Air………... 21

2.3 Jenis Pencemar Pada Pencemaran Udara………... 25

2.4 Jenis Pencemar Pada Pencemaran Tanah………... 31

2.5 Peta Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang Berorientasi IPA Terpadu……… 37

3.1 Keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Materi Pencemaran Lingkungan………. 42

3.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda………. 45

3.3 Hasil Uji Validitas Butir Soal Essay……….. 45

3.4 Kriteria Reliabilitas……… 46

3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran……… 47

3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda……….. 47

3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Essay………... 47

3.8 Kriteria Daya Pembeda……….. 48

3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda……… 48

3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Essay……….. 48

3.11 Keefektifan Pengecoh Soal Pilihan Ganda………. 49

3.12 Kategori Nilai N-gain………. 51

4.1 Penguasaan Konsep Siswa Berdasarkan Jumlah Siswa Yang Menjawab Benar Pada Pretest dan Posttest………... 56

4.2 Penguasaan Konsep Siswa Berdasarkan Rata-rata Skor Pada Tiap Sub Konsep………. 57

4.3 Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Penguasaan Konsep Berdasarkan Sub Konsep……… 58

(15)

ix Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

Kelompok Atas, Sedang dan Bawah……….. 59 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Penguasaan Konsep Berdasarkan

Kategori Kelompok……… 60

4.7 Kemampuan Analisis Siswa Berdasarkan Rata-rata Skor Pada Tiap

Sub Konsep………. 61

4.8 Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Kemampuan Analisis Berdasarkan Sub

Konsep……… 61

4.9 Kemampuan Analisis Siswa Berdasarkan Rata-rata Skor Tiap

Indikator………. 62

4.10 Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Kemampuan Analisis Berdasarkan

Indikator………. 62

4.11 Kemampuan Analisis Siswa Berdasarkan Kategori Nilai N-gain…….. 63 4.12 Kemampuan Analisis Siswa Berdasarkan Rata-rata Perolehan Nilai

Kelompok Atas, Sedang dan Bawah……….. 63 4.13 Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Kemampuan Analisis Berdasarkan

Kategori Kelompok……….... 64

4.14 Kemampuan Komunikasi Siswa Berdasarkan Rata-rata Skor Pada

Tiap Sub Konsep………... 65

4.15 Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Kemampuan Komunikasi

Berdasarkan Sub Konsep……… 65

4.16 Kemampuan Komunikasi Siswa Berdasarkan Rata-rata Skor Tiap

Indikator………. 66

4.17 Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Kemampuan Komunikasi Berdasarkan

Indikator………. 66

4.18 Kemampuan Komunikasi Siswa Berdasarkan Kategori Nilai N-gain... 67

4.19 Kemampuan Komunikasi Siswa Berdasarkan Rata-rata Perolehan

Nilai Kelompok Atas, Sedang dan Bawah………. 67 4.20 Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Kemampuan Komunikasi Berdasarkan

Kategori Kelompok……… 68

4.21 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Penguasaan Konsep, Kemampuan

(16)

x Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

Analisis dan Kemampuan Komunikasi……….. 70 4.23 Rekapitulasi Hubungan Penguasaan Konsep Dengan Kemampuan

Analisis Siswa……… 73

4.24 Rekapitulasi Hubungan Penguasaan Konsep Dengan Kemampuan

Komunikasi Siswa……….. 73

4.25 Rekapitulasi Hubungan Kemampuan Analisis Dengan Kemampuan

(17)

xi Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

2.1 Diagram Taksonomi Bloom Revisi……… 12

2.2 Bagan Connected Antar Beberapa Mata Pelajaran……… 36

3.1 Bagan Alur Penelitian……… 54

4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Pada Pretest dan Posttest………. 71 4.2 Perbandingan Nilai Rata-rata N-gain Siswa Pada Setiap

Kemampuan Berdasarkan Kategori Kelompok……….. 72 4.3 Segitiga Korelasi Penguasaan Konsep, Kemampuan Analisis dan

(18)

xii Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.Perangkat Pembelajaran

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1……… 102

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2……… 107

A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3……… 112

A.4 Lembar Kerja Siswa 1………. 116

A.5 Lembar Kerja Siswa 2………. 119

A.6 Lembar Kerja Siswa 3………. 121

B.Instrumen Penelitian B.1 Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep……….. 124

B.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Analisis&Komunikasi………. 125

B.3 Soal Penguasaan Konsep………. 126

B.4 Soal Kemampuan Analisis……….. 134

B.5 Soal Kemampuan Komunikasi……… 137

B.6 Rubrik Penilaian……….. 140

B.7 Kunci Jawaban……… 145

C.Analisis Butir Soal C.1 Analisis Butir Soal Penguasaan Konsep………. 149

C.2 Analisis Butir Soal Analisis dan Komunikasi………. 155

D.Data Hasil Penelitian D.1 Hasil Tes Penguasaan Konsep (pretest)……….. 160

D.2 Hasil Tes Penguasaan Konsep (posttest)……… 162

D.3 N-gain Penguasaan Konsep……… 164

(19)

xiii Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

D.5 N-gain Kemampuan Analisis………. 167

D.6 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi (pretest-posttest)………... 168

D.7 N-gain Kemampuan Komunikasi……… 170

E.Hasil Uji Statistika Data Penelitian E.1 Uji Normalitas………... 172

E.2 Uji Hipotesis……… 174

E.3 Uji Korelasi………. 176

E.4 Uji Normalitas (tiap bagian)……… 177

E.5 Uji One Sample T-test (tiap bagian)……… 181

F.Perizinan dan Judgment F.1 Surat Ijin Penelitian………. 187

F.2 Surat Bukti Penelitian……….. 188

F.3 Surat Ijin Uji Instrumen………... 189

F.4 Surat Judgment 1………. 190

F.5 Surat Judgment 2………. 191

F.6 Surat Judgment 3………. 192

F.7 Surat Judgment 4………. 193

F.8 Surat Judgment 5………. 194

Riwayat Hidup……….. 195

(20)

xiv Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

(21)

1 Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pelajaran (Permendiknas

No.23 Tahun 2006) pada tingkat SMA, salah satu tujuan dari mata pelajaran

biologi adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk menganalisis

masalah-masalah kompleks. Selain itu, dalam prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum 2013, salah satu dari prinsip tersebut adalah kurikulum

dikembangkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar

memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan. Dalam

penelitian Sudargo et al. (2010: 3) menyebutkan bahwa pembelajaran biologi

SMA lebih mengembangkan kemampuan kognitif pada jenjang C1, C2, dan

C3, sementara jenjang C4, C5 dan C6 jarang dikembangkan dilihat dari

pengembangan soal evaluasi. Sama halnya saat peneliti melakukan program

latihan profesi (PLP) di sekolah menengah, diketahui bahwa soal-soal evaluasi

kognitif dalam pembelajaran biologi lebih mengutamakan soal-soal pada

jenjang C1, C2 dan C3, sedangkan soal pada jenjang C4 jarang diberikan. Dari

beberapa pernyataan yang telah dikemukakan, dapat diprediksikan bahwa

peserta didik akan memiliki kemampuan kognitif hanya pada jenjang ingatan,

pemahaman serta aplikasi, sedangkan pada jenjang analisis, evaluasi dan

mencipta tidak dikembangkan.

Selain itu, implementasi pelaksanaan pembelajaran di lapangan

khususnya bidang IPA pada umumnya masih menggunakan pendekatan

teacher centered. Pembelajaran seperti itu akan mengakibatkan lemahnya

penguasaan konsep serta minimnya penguasaan konsep yang masuk ke dalam

ingatan jangka panjang (Budiani, 2012: 2). Hal ini tentu akan mempengaruhi

kemampuan siswa pada tingkat yang lebih tinggi, seperti menalar, berpikir

(22)

2

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

salah satu bentuk hasil belajar siswa, memang harus diukur setelah proses

pembelajaran.

Hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMSS) tahun 2007 menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat

rendah dalam kemampuan 1) memahami informasi yang komplek 2) teori,

analisis dan pemecahan masalah 3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan

masalah dan 4) melakukan investigasi. Selain itu, hasil studi Program for

International Student Assessment (PISA) tahun 2009 menunjukkan peringkat

Indonesia yang menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Kemampuan

proses dalam studi PISA salah satunya didefinisikan kemampuan seseorang

dalam menafsirkan (interpret) yang melibatkan kemampuan dalam komunikasi,

penalaran dan argumentasi.Soal-soal dalam studi PISA lebih banyak mengukur

kemampuan menalar, memecahkan masalah dan berargumentasi daripada

soal-soal yang mengukur kemampuan teknis baku yang berkaitan dengan ingatan

semata. Berdasarkan fakta dan data yang telah diuraikan tersebut, dapat diambil

kesimpulan bagaimana pentingnya mengembangkan kemampuan peserta didik

dalam menalar dan menganalisis. Rendahnya kemampuan analisis siswa sejak

dibangku SMP sesuai dengan hasil studi TIMSS dan PISA, juga akan

mempengaruhi perkembangan kemampuan analisis pada masa SMA. Atas

dasar soal-soal dan kemampuan proses dalam studi PISA, menunjukkan pula

bagaimana pentingnya mengembangkan kemampuan komunikasi. Kemampuan

komunikasi juga merupakan keterampilan proses sains (Rustaman et al., 2005).

Melihat kenyataan di lapangan bahwa kemampuan komunikasi siswa

dalam pembelajaran sering tidak dinilai, ini akan mengakibatkan kemampuan

komunikasi yang dimiliki peserta didik tidak diketahui dan dikembangkan

dalam pembelajaran. Tanpa komunikasi, orang tidak akan mendapatkan

informasi, sampai ada pendapat yang menyatakan “Bila ingin menguasai dunia, kuasailah informasi”. Pernyataan tersebut menunjukkan bagaimana pentingnya untuk mengembangkan kemampuan komunikasi. Terdapat dua jenis

komunikasi, yakni komunikasi lisan dan tertulis. Segenap unsur yang tertuang

(23)

3

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

komunikasi lisan. Sebelum menulis, diperlukan kemampuan mengharmonikan

berbagai aspek tulisan, yaitu memproses pengetahuan tentang topik yang akan

dituliskan, menuangkan pengetahuan secara runtut serta menyajikan sesuai

dengan aturan penulisan (Churiyah, 2010: 42).

Penjelasan paragraf diatas mengisyaratkan bahwa sebelum

mengembangkan kemampuan komunikasi tertulis, peserta didik diharapkan

dapat memproses pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, arti dari

memproses pengetahuan disini dapat diartikan bahwa peserta didik harus

mampu memahami dan menganalisis suatu pengetahuan sebelum dijadikan

informasi berupa tulisan. Selain itu, untuk dapat mengembangkan kemampuan

komunikasi, maka siswa harus memiliki bahan yang akan dikomunikasikan.

Kemampuan komunikasi yang baik pada siswa akan tercapai apabila siswa

mampu memahami dan menganalisis bahan yang dikomunikasikan tersebut.

Sehingga bisa dikatakan antara kemampuan komunikasi khususnya komunikasi

tertulis dan kemampuan analisis ini akan saling berhubungan. Selain itu,

penguasaan konsep siswa yang menjadi kemampuan dasar juga akan

mempengaruhi kemampuan analisis serta komunikasi siswa. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini juga akan sedikit dibahas mengenai hubungan antara

penguasaan konsep, kemampuan analisis serta komunikasi.

Diperlukan suatu strategi dalam pembelajaran agar dapat mengukur

kemampuan analisis dan komunikasi siswa, khususnya komunikasi tertulis.

Pembelajaran sains khususnya biologi sangat berkaitan erat dengan kehidupan

sehari-hari. Selain itu, materi-materi dalam biologi tidak dapat berdiri

sendiri-sendiri (parsial) melainkan berhubungan satu sama lain. Ilmu biologi juga

sangat berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain. Akan lebih bermakna jika

pembelajaran dalam biologi disangkut pautkan dengan fenomena sehari-hari

serta dihubungkan dengan disiplin ilmu yang lain. Sehingga memungkinkan

menarik siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Ausubel (Joyce dan Weil,

1972: 12) mengemukakan konsep-konsep IPA yang diberikan hendaknya

(24)

4

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

keterkaitan dengan berbagai peristiwa yang telah dialaminya, sesuai dengan

minat siswa dan saling keterhubungan dengan masa depan kelak bagi siswa.

Atas dasar hal tersebut, pembelajaran IPA hendaknya disajikan secara

utuh dan tidak terkotak-kotak. Menurut Masriyah (2009) pembelajaran yang

disajikan terpisah-pisah atau terkotak-kotak memungkinkan adanya tumpang

tindih dan pengulangan, sehingga membutuhkan waktu dan energi yang lebih

banyak. Pembelajaran terpadu merupakan salah satu desain pembelajaran yang

dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran

ini merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan

konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Puskur, 2006: 1). Komponen

konten dalam studi PISA dimaknai sebagai materi yang dipelajari salah satunya

meliputi perubahan dan keterkaitan (change anda relationship). Penjelasan

tersebut menunjukkan bahwa materi-materi dalam pembelajaran, khususnya

pelajaran IPA, hendaknya dikaitkan dengan materi-materi lain. Berdasarkan

hasil observasi, peneliti menemukan banyak digunakan soal-soal IPA terpadu

pada soal-soal tes masuk ke perguruan tinggi, dimana mata pelajaran

matematika, kimia, biologi dan fisika saling terkait dalam soal dan

pertanyaannya.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan connected teaching untuk

mengukur kemampuan kemampuan analisis serta komunikasi siswa, khususnya

komunikasi tertulis. Connected teaching sebenarnya adalah model

pembelajaran, tetapi karena sintak atau langkah-langkah pembelajarannya

masih belum terlalu dimengerti, maka connected disini dianggap sebagai

pendekatan sehingga langkah-langkah pembelajarannya dikembangkan sendiri

seperti pada pembelajaran pada umumnya. Model connected merupakan salah

satu dari sekian banyak jenis dari pendekatan terintegrasi (Integrated

Approach), namun salah satu alasan peneliti menggunakan connected karena

pada penggunaan IPA terpadu model connected memiliki karakterisitik yang

mendukung dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya yaitu “bermakna”

(25)

5

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

Rahayu (2013) mengungkapkan dengan adanya penerapan pembelajaran IPA

terpadu model connected, siswa dapat mengaitkan antar konsep dalam

kehidupan sehari-hari. Senada dengan yang diungkapkan oleh Sriyati (2008)

bahwa dengan model pembelajaran connected siswa lebih mudah menemukan

keterkaitan karena masih dalam lingkup satu bidang studi. Berdasarkan

penyataan tersebut, maka peneliti menghubungkan materi dengan fenomena

dalam kehidupan sehari-hari siswa serta membahas materi yang akan diajarkan

secara komprehensif dengan menghubungkan materi tersebut dengan ilmu lain

tetapi masih dalam satu lingkup bidang studi. Dalam penelitian Munir et al. (

2012: 112) menyimpulkan penerapan kurikulum terpadu connected dapat

diterapkan untuk meningkatkan keterampilan dalam menulis. Hal ini menjadi

salah satu bukti bahwa pendekatan connected teaching dapat meningkatkan

keterampilan berkomunikasi, terutama kemampuan berkomunikasi secara

tertulis.

Selain itu, menurut Masriyah (2009) keterpaduan bidang kajian dapat

mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas tinggi karena adanya

tuntutan untuk memahami keterkaitan antara satu materi dengan materi yang

lain. Karena menggunakan connected teaching, maka disini peneliti mencoba

memilih materi yang sesuai pada proses pembelajaran. Materi yang sesuai yaitu

materi yang memiliki keterkaitan yang kaya dengan konsep lain. Akan lebih

menarik jika materi yang dibahas sangat berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari siswa serta materi sesuai dengan fenomena/isu-isu yang sedang

terjadi dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu materi yang akan dijadikan

bahan penelitian disini yaitu tentang pencemaran lingkungan. Penulis memilih

konsep pencemaran lingkungan karena materi tentang pencemaran erat

kaitannya dengan kondisi lingkungan saat ini, sehingga siswa tidak akan

merasa asing dengan materi yang dipilih penulis.

Materi pencemaran lingkungan disini perlu diajarkan karena mengingat

adanya ketentuan Pasal 33, Pasal 41, dan Pasal 56 Undang-undang Nomor 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pada

(26)

6

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

tahu penyebab serta prosesnya sehingga akan sulit untuk menemukan solusi

dalam memecahkan permasalahan pada pencemaran lingkungan. Untuk

mengetahui proses yang terjadi pada pencemaran lingkungan tidak bisa hanya

dijelaskan secara biologis saja melainkan ada serangkaian proses reaksi kimia

yang terjadi di alam sehingga lingkungan berubah. Dengan demikian penulis

ingin mengkoneksikan materi biologi yakni disini pencemaran lingkungan

dengan materi kimia khususnya tentang unsur dan senyawa berbahaya,

sehingga pembahasan materi akan lebih komprehensif dan meningkatkan

pemahaman siswa. Selain itu dengan strategi pembelajaran yang demikian akan

dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka peneliti

merumuskan judul penelitian ini, yaitu “Penguasaan Konsep, Kemampuan Analisis dan Komunikasi Siswa pada Pembelajaran Pencemaran Lingkungan

dengan Connected Teaching.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana penguasaan konsep, kemampuan analisis

dan komunikasi siswa pada pembelajaran pencemaran lingkungan dengan

connected teaching?”

Sesuai dengan rumusan masalah, maka dibuat pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana penguasaan konsep siswa pada pembelajaran pencemaran

lingkungan dengan connected teaching ?

2. Bagaimana kemampuan analisis siswa pada pembelajaran pencemaran

lingkungan dengan connected teaching ?

3. Bagaimana kemampuan komunikasi tertulis siswa pada pembelajaran

pencemaran lingkungan dengan connected teaching ?

4. Berapa besar hubungan antara penguasaan konsep, kemampuan analisis

dan kemampuan komunikasi tertulis siswa pada pembelajaran pencemaran

(27)

7

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah, “Untuk menganalisis penguasaan konsep, kemampuan

analisis dan komunikasi siswa pada pembelajaran pencemaran lingkungan

dengan connected teaching

D. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian yan dilakukan, maka peneliti

membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Pembelajaran/penyajian materi dikelas dilakukan dengan pendekatan

interdisciplinary connected teaching, yang menghubungkan konsep biologi

khususnya materi pencemaran lingkungan dengan konsep kimia khususnya

materi unsur dan senyawa berbahaya serta dampaknya.

2. Konsep yang diajarkan yaitu konsep pencemaran lingkungan, khususnya

jenis pencemaran, proses serta dampak yang ditimbulkan dari pencemaran

tersebut.

3. Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini yaitu penguasaan

konsep pada domain kognitif pada jenjang C1, C2 dan C3 sebagai tolak ukur

dalam mengukur kemampuan analisis siswa pada jenjang kognitif C4.

4. Kemampuan analisis yang diukur dalam penelitian ini yaitu kemampuan

kognitif pada jenjang C4 menurut Taksonomi Bloom revisi yang meliputi

indikator differentiating, organizing dan attributing (Anderson et al., 2001).

5. Kemampuan komunikasi yang diukur dalam penelitian ini yaitu kemampuan

komunikasi tertulis, diambil dari indikator kemampuan proses sains yang

khusus untuk kemampuan berkomunikasi tertulis, yaitu kemampuan

(28)

8

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

E. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai kemampuan analisis dan komunikasi pada

pembelajaran pencemaran lingkungan dengan connected teaching ini , dapat

memberikan manfaat, yaitu:

1. Bagi guru diharapkan:

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pembelajaran

dengan menghubungkan mata pelajaran biologi dengan mata pelajaran lain

khususnya pada materi pencemaran lingkungan dengan demikian proses

pembelajaran akan lebih komprehensif.

b. Sebagai gambaran dalam menilai kemampuan analisis dan komunikasi

siswa pada konsep pencemaran lingkungan.

c. Sebagai masukan dalam memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang

berkaitan dengan pembelajaran kognitif.

2. Bagi siswa diharapkan:

a. Dapat meningkatkan motivasi siswa pada proses pembelajaran khususnya

pada konsep pencemaran lingkungan karena menggunakan connected

teaching dan proses pembelajaran dikaitkan dengan fenomena di

kehidupan sehari-hari.

b. Selain motivasi, juga akan mengembangkan kemampuan kognitif siswa

dalam jenjang yang lebih tinggi, yaitu kemampuan menganalisis dan

berkomunikasi.

c. Setelah belajar konsep pencemaran lingkungan, dapat meningkatkan

kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitarnya.

3. Bagi pembaca atau peneliti lain:

a. Sebagai informasi yang memberikan gambaran dengan connected teaching

pada pembelajaran akan meningkatkan motivasi siswa dalam proses

pembelajaran, meningkatkan kemampuan kognitif serta pembelajaran akan

lebih komprehensif.

b. Sebagai data tambahan atau referensi untuk melaksanakan penelitian

(29)

9

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

F. Asumsi

1. Pendekatan pembelajaran terpadu dapat mengembangkan kemampuan nalar

dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkungan

dan pengalaman dalam kehidupannya (Dewey, 1902).

2. Model pembelajaran terpadu yaitu tipe connected pada bidang studi IPA

dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir rasional

(Astuti, 2011: 15).

3.Penerapan kurikulum terpadu tipe connected dapat meningkatkan

keterampilan menulis (Munir et al, 2012: 112).

G. Hipotesis

Dalam penelitian ini, ditentukan hipotesis dengan mengacu pada asumsi

diatas. Hipotesis yang dimaksud adalah: “Terdapat peningkatan penguasaan

konsep, kemampuan analisis dan komunikasi yang mencapai kategori sedang

pada kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan

(30)

39 Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGII 1 Bandung. Subjek penelitian

adalah siswa SMA kelas X tahun ajaran 2012/2013 yang belum menerima

pembelajaran tentang pencemaran lingkungan. Kelas yang dijadikan penelitian

hanya 1 kelas dengan jumlah siswa 36 orang. Pemilihan tingkat kelas, yakni

kelas X dipilih terkait materi pembelajaran peneliti yakni pencemaran

lingkungan.

B.Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA PGII I Bandung. Sampel

adalah bagian dari populasi yang dapat dianggap mewakili populasi tersebut.

Untuk teknik sampling peneliti menggunakan non-probability sampling yakni

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Dalam

penelitian ini sampel yang di ambil adalah kelas dengan siswa yang memiliki

kemampuan lebih tinggi dibandingkan siswa pada kelas lainnya, dilihat dari

nilai rata-rata kelas dan berdasarkan rekomendasi dari guru. Sebanyak 7 kelas

dari kelas X, yang terpilih adalah kelas X-3.

C.Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan metode ekperimental lemah (weak

experimental), karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu

kelas. Sampel merupakan kelompok eksperimental yakni kelompok yang

(31)

40

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

D.Desain Penelitian

Desain penelitian eksperimen yang dipilih adalah the one-group

pretest-posttest design dengan pola sebagai berikut:

Group Pretest Independent Variable Posttest

Experiment T1 X T2

Keterangan:

T1 : Variabel terikat sebelum dilakukannya treatment

T2 : Variabel terikat setelah dilakukannya treatment

X : Variabel bebas (treatment) berupa pembelajaran dengan

connected teaching

E.Definisi Operasional

Agar menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah yang digunakan

sebagai variabel penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang istilah yang

digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan operasional. Istilah

tersebut yaitu:

1. Penguasaan Konsep yang dimaksud disini adalah skor atau nilai siswa dalam

menjawab soal-soal pilihan ganda yang mengukur kemampuan kognitif pada

jenjang C1,C2 dan C3.

2. Kemampuan komunikasi yang dimaksud disini adalah skor atau nilai siswa

dalam menjawab soal-soal test tertulis pada kemampuan komunikasi tertulis,

diambil dari indikator kemampuan proses sains yang khusus untuk

kemampuan berkomunikasi tertulis, yaitu kemampuan membaca gambar,

bagan, tabel dan grafik.

3. Kemampuan analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor atau

nilai siswa dalam menjawab soal-soal test tertulis pada kemampuan analisis

meliputi kemampuan menguraikan (differentiating), mengorganisasikan

(32)

41

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

(organizing) , dan menemukan pesan tersirat (attributing) (Anderson et al.,

2001). Dalam setiap indikator kemampuan analisis ini digunakan kata kerja

operasional yang telah ditentukan. Kata kerja untuk indikator differentiating

antara lain membedakan, menemukan, mengklasifikasikan,

mengkategorikan, menarik kesimpulan, dan menguraikan. Kata kerja untuk

indikator organizing antara lain menganalisis, membedakan, menemukan,

dan menarik kesimpulan. Sedangkan untuk indikator attributing, kata kerja

operasional yang digunakan adalah menganalisis, membandingkan,

membedakan, dan menarik kesimpulan.

4. Pembelajaran dengan pendekatan connected disini yaitu pembelajaran

dengan menghubungkan materi biologi yakni pencemaran lingkungan

dengan materi kimia yakni sifat unsur dan senyawa serta dampaknya.

F.Strategi Pembelajaran

Dalam penelitian ini kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak tiga

kali pertemuan, dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 40 menit.

Pertemuan pertama dan kedua dipergunakan untuk mengajarkan materi

pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran secara umum antara lain

pencemaran udara, tanah, air dan limbah B3 dengan memperlihatkan beberapa

gambar pencemaran pada slide power point lalu siswa diberi pertanyaan arahan

pada slide tersebut mengenai jenis pencemaran, penyebab pencemaran, dampak

serta proses yang terjadi. Dalam proses pembelajaran, digunakan metode

diskusi kelas dengan mengadopsi teori belajar operant conditioning. Jadi,

setiap siswa yang berperan aktif dalam diskusi kelas akan mendapatkan reward.

Selanjutnya pertemuan ketiga dipergunakan untuk kegiatan praktikum tentang

pencemaran air. Dalam kegiatan praktikum ini, siswa membuktikan

pencemaran air oleh detergen akan menganggu proses respirasi pada ikan.

Semua kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan connected teaching.

Adapun untuk pemberian pretest dan posttest dilakukan diluar jam pelajaran.

Berikut merupakan tahap pelaksanaan dalam proses pembelajaran dengan

(33)

42

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

1. Penyajian materi, guru menyajikan materi-materi yang akan dibahas dalam

pembelajaran. Materi yang akan disajikan disini yaitu pencemaran

lingkungan meliputi jenis pencemaran, bahan-bahan yang menyebabkan

pencemaran, proses yang terjadi (secara biologis maupun kimiawi) serta

dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran.

2. Connecting, guru mengaitkan materi biologi dengan materi kimia sesuai

dengan SK dan KD yang berkaitan satu sama lain. Dalam tahap ini guru

dapat menggunakan media pembelajaran untuk membantu dalam proses

pembelajaran. Berikut merupakan keterkaitan SK dan KD pada materi yang

[image:33.595.124.508.207.602.2]

sedang dibahas:

Tabel 3.1 Keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Materi Pencemaran Lingkungan

Biologi Kimia

Standar Kompetensi 4 (kelas X) Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Standar Kompetensi 3 (kelas XII) Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam

Kompetensi Dasar 4.2

Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan

Kompetensi Dasar 3.3

Menjelaskan manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pembentukan konsep, pada tahap ini guru memberikan penguatan kepada

siswa secara komprehensif terkait materi yang sedang dibahas agar dapat

membantu siswa dalam membentuk sebuah konsep dalam pikirannya. Disini

(34)

43

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

G.Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Instrumen penelitian yang digunakan dengan rincian sebagai berikut:

1. Tes tertulis, tes tulis disini sebagai instrumen utama diberikan pada saat

pretest dan posttest. Pada tes tertulis ini digunakan soal-soal untuk

mengukur penguasaan konsep, kemampuan analisis dan kemampuan

komunikasi tertulis. Untuk mengukur penguasaan konsep, digunakan soal

pilihan ganda dengan jumlah soal 20 butir, sedangkan untuk mengukur

kemampuan analisis dan komunikasi digunakan soal essay dengan jumlah

soal 5 butir dan pada setiap nomor soal, point a untuk kemampuan analisis

dan point b untuk kemampuan komunikasi ataupun sebaliknya. Kecuali pada

soal nomor 4 bercabang lagi menjadi 3 point yakni a, b dan c. Untuk

soal-soal penguasaan konsep berisi soal-soal-soal-soal untuk mengukur kemampuan pada

jenjang kognitif C1, C2 dan C3. Soal-soal analisis dibuat berdasarkan

indikator kemampuan analisis pada jenjang C4 taksonomi Bloom revisi yang

meliputi differentiating, organizing dan attributing dengan pilihan kata kerja

operasioanl tertentu. Pada soal-soal komunikasi tertulis digunakan soal-soal

yang mengacu pada indikator kemampuan komunikasi tertulis yaitu

kemampuan membaca gambar, bagan, tabel dan grafik.

2. Rubrik penilaian sebagai instrumen tambahan menjadi dasar untuk

memberikan penilaian pada soal essay. Rubrik ini dikembangkan

berdasarkan jumlah soal pada soal essay baik untuk soal analisis maupun

soal komunikasi tertulis. Rubrik dibuat dengan skala 1 sampai 4 dan pada

setiap point soal juga diperhitungkan jumlah key word yang muncul. Setiap

key word yang muncul diberi skor 1. Oleh karena pada penilaian soal essay

disini menggunakan rubrik, maka dibuat terlebih dahulu kunci jawabannya.

Sebuah instrumen yang digunakan sebagai alat pengukur dapat

dikatakan baik dan layak digunakan apabila memenuhi persyaratan tes yaitu

memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai. Namun dalam penelitian ini

akan dilakukan uji kelayakan instrumen hanya pada soal-soal tertulis, baik soal

pilihan ganda maupun soal essay. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil

(35)

44

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013 a. Validitas

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut tepat mengukur apa yang

hendak diukur. Diungkapkan oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan

(Arikunto, 2009: 64) “A test is valid if it measure what it purpose to

measure” yang artinya bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Selain itu sebuah tes dikatakan valid

apabila hasilnya sesuai dengan kriteria, artinya memiliki kesejajaran antara

hasil tes dengan criteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui

kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh

Pearson (Arikunto, 2009: 69-75). Berikut ini rumus korelasi product

moment:

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

= skor jawaban tes

= skor total tes

= jumlah

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas kemudian

akan diperoleh angka koefisien korelasi dengan tafsiran sebagai berikut :

- Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : Sangat tinggi

- Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : Tinggi

- Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : Cukup

- Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : Rendah

- Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : Sangat rendah

Dalam perhitungan validitas butir soal, peneliti menggunakan program

ANATES versi 4.0.9 untuk soal pilihan ganda dan ANATES versi 4.0.5 untuk

soal essay . Hasil perhitungan validitas butir soal yang akan digunakan

(36)

45

[image:36.595.167.494.138.205.2]

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda

Kriteria

validitas No soal Jumlah Keterangan

Cukup 2,5,9,10,14,16,18,19 8 Digunakan

Rendah 7,11,12,17 4 Digunakan

Sangat rendah 1,3,4,6,8,13,15,20 8 Diperbaiki

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Butir Soal Essay

Kriteria

validitas No soal Jumlah Keterangan

Tinggi 3,4,5 3 Digunakan

Cukup 1,2 2 Digunakan

b. Reliabilitas

Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap dan tidak berubah-ubah meskipun diujikan

berkali-kali (Arikunto, 2009:86). Menurut Scarvia B. Anderson dan

kawan-kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan

reliabilitas ini penting. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid,

sebaliknya sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Untuk menguji

reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2009) sebagai

berikut:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

n = Jumlah butir soal

∑ (b) = varians skor sebuah butir soal

(t) = varians total

[image:36.595.117.511.214.688.2]
(37)

46

[image:37.595.198.475.137.219.2]

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Koefisien reliabilitas Tafsiran

0,80-1,00 Sangat tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

Dalam menghitung reliabilitas butir soal, peneliti menggunakan program

ANATES versi 4.0.9 untuk soal pilihan ganda dan ANATES versi 4.0.5 untuk

soal essay. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diperoleh nilai

reliabilitas sebesar 0,61 untuk soal pilihan ganda dan 0,62 untuk soal essay.

Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas soal yang digunakan sebagai salah

satu intrumen dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi.

c. Tingkat Kesukaran

Analisis butir soal lainnya yang dilakukan untuk menguji instrumen yaitu

tingkat kesukaran. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau

tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009: 207). Tingkat kesukaran dapat dihitung

dengan menggunakan rumus berikut (Sudjana, 1995):

Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran

SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang dianalisis

SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soai yang dianalisis

IA = Jumlah skor ideal kelompok atas pada butir soal yang dianalisis

IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah pada butir soal yang dianalisis

Hasil perhitungan yang telah diperoleh selanjutnya masukkan ke dalam

[image:37.595.120.511.225.715.2]

kategori, adapun pengkategorian tingkat kesukaran dapat dilihat berdasarkan

tabel berikut ini:

(38)

47

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

Tingkat Kesukaran Tafsiran

86-100 Sangat mudah

71-85 Mudah

31-70 Sedang

16-30 Sukar

0-15 Sangat Sukar

Sama halnya dengan mengukur validitas dan reliabilitas soal, untuk

mengukur tingkat kesukaran butir soal peneliti menggunakan program

ANATES versi 4.0.9 untuk soal pilihan ganda dan ANATES versi 4.0.5 untuk

soal essay. Dari hasil perhitungan analisis butir soal, di peroleh tingkat

[image:38.595.194.466.126.208.2]

kesukaran soal sebagai berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda

Tafsiran No soal Jumlah Keterangan

Sangat mudah 1,2,3,6,12,13,19 7 Diperbaiki

Mudah 4,8,11,17,18 5 Digunakan

Sedang 5,7,9,10,14,16 6 Digunakan

Sukar 15,20 2 Digunakan

Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Essay

Tafsiran No soal Jumlah Keterangan

Sedang 3,4,5 3 Digunakan

Sukar 1,2 5 Digunakan

d. Daya Pembeda

Proses analisis butir soal berikutnya yakni daya pembeda. Daya pembeda

soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang

pandai dengan siswa yang bodoh (Arikunto, 2009: 211). Untuk menganalisis

butir soal mengenai daya pembeda dapat menggunakan rumus berikut ini

(Sudjana,1995):

Keterangan:

[image:38.595.119.511.225.660.2]
(39)

48

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang dianalisis

SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang dianalisis

IA = jumlah skor ideal butir soal yang dianalisis

Adapun pengkategorian daya pembeda dapat dilihat berdasarkan tabel

[image:39.595.119.511.238.661.2]

berikut ini:

Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda

Koefisien daya pembeda Tafsiran

0,70-1,00 Sangat Baik

0,40-0,70 Baik

0,20-0,40 Cukup

0,00-0,20 Kurang

Dalam mengukur daya pembeda soal, peneliti juga menggunakan program

ANATES versi 4.0.9 untuk soal pilihan ganda dan ANATES versi 4.0.5 untuk

soal essay. Berdasarkan hasil perhitungan analisis butir soal, daya pembeda

dari soal pilihan ganda maupun soal essay adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda

Kriteria daya

pembeda No soal Jumlah

Sangat baik 5,9,10, 3

Baik 12,14,16,18,19 5

Cukup 2,4,11,17 4

Kurang 1,3,6,7,8,13,15,20 8

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Essay

Kriteria daya

pembeda No soal Jumlah

Cukup 3,5 2

Kurang 1,2,4 3

e. Uji Keefektifan Pengecoh (Distraktor)

Uji keefektifan pengecoh atau uji kualitas pengecoh diperlukan agar dapat

(40)

49

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

Pengecoh dikatakan berfungsi baik jika lebih banyak menarik perhatian

siswa dengan kemampuan menguasai bahan ajar yang rendah. Sebaliknya

pengecoh dikatakan tidak berfungsi baik jika tidak ada satupun subjek yang

memilih pengecoh tersebut atau lebih banyak menarik perhatian siswa

dengan kemampuan menguasai bahan ajar yang tinggi (Sriyati, 2010).

Dalam penelitian ini, yang diuji keefektifan pengecoh adalah soal pada test

[image:40.595.116.510.229.635.2]

penguasaan konsep, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.11 Keefektifan Pengecoh Soal Pilihan Ganda

No.soal Kunci Berfungsi

Tidak

berfungsi Keputusan

1 b d a,c,e option diganti

2 a d b,c,e option diganti

3 b - a,c,d,e soal diganti

4 b d a,c,e option diganti

5 c b,d,e a option diganti

6 c - a,b,d,e soal diganti

7 d a,e b,c option diganti

8 e c a,b,d option diganti

9 c a,d b,e option diganti

10 d a,b,c,e - soal digunakan

11 b a,d,e c option diganti

12 c a,b,d e option diganti

13 d e a,b,c option diganti

14 e a,b,d c option diganti

15 b a,d c,e option diganti

16 d b a,c,e option diganti

17 c e a,bd option diganti

18 d b,e a,c option diganti

19 c d,e a,b option diganti

20 c b,d a,e option diganti

H.Teknik Pengumpulan Data

Baik soal pilihan ganda untuk mengukur penguasaan konsep maupun

soal essay untuk mengukur kemampuan analisis dan komunikasi, pengumpulan

data dilakukan dua kali yakni pada saat pretest dan posttest yang dilakukan

(41)

50

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

I. Analisis Data 1. Tes tertulis

a. Soal penguasaan konsep

Soal penguasaan konsep disajikan dalam soal pilihan ganda. Soal-soal

tersebut digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada

jenjang kognitif C1, C2 dan C3. Soal ini diberikan pada pretest maupun

posttest. Adapun langkah-langkah analisis data tes pilihan ganda yakni

sebagai berikut:

1) Memberi skor 1 pada soal yang dijawab benar kemudian

dijumlahkan seluruh jawaban benar tersebut.

2) Skor yang sudah diperoleh kemudian diubah menjadi nilai dengan

cara: skor x 5.

b. Soal analisis

Berbeda halnya dengan soal analisis yang disajikan dalam bentuk essay.

Soal-soal analisis digunakan untuk mengetahui kemampuan analisis

siswa yang meliputi indikator analisis unsur (differentiating), analisis

prinsip terorganisasi (organizing) dan analisis hubungan (attributing).

Analisis data untuk soal analisis ini sama dengan analisis data pada soal

pilihan ganda, hanya saja untuk penskoran soal analisis ini

menggunakan rubrik penilaian. Skor yang sudah diperoleh kemudian

diubah menjadi nilai dengan skala 100.

c. Soal komunikasi tertulis

Sama halnya dengan soal analisis, soal komunikasi tertulis juga

disajikan dalam bentuk soal essay. Soal-soal komunikasi tertulis ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa yang

meliputi indikator membaca gambar, bagan, tabel dan grafik. Untuk

analisis data soal kemampuan komunikasi tertulis ini sama halnya

dengan analisis data pada soal kemampuan analisis.

2. Pengolahan indeks nilai N-gain

Pada penelitian ini, soal-soal penguasaan konsep maupun soal analisis dan

(42)

51

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

digunakan nilai N-gain untuk mengetahui sejauh mana peningkatan setelah

diberikan perlakuan. Menurut Hake (1999), gain ternormalisasi dihitung

dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

T1 = Skor tes awal (pretest)

T2 = Skor tes akhir (posttest)

Is = Skor maksimal tes awal/tes akhir

[image:42.595.118.512.170.726.2]

Adapun pengkategorian nilai gain ternormalisasi dapat dilihat berdasarkan

tabel berikut ini:

Tabel 3.12 Kategori Nilai N-gain

N-gain Kategori

g≥0,7 Tinggi 0,3≤g<0,7 Sedang

g<0,3 Rendah

3. Uji Prasyarat

Uji prasyarat ini dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji prasyarat

disini dilakukan untuk menguji data nilai gain ternormalisasi, sebelum

dilakukan uji hipotesis dan uji korelasi. Dalam uji prasyarat ini

menggunakan uji normalitas yang digunakan untuk melihat apakah data

berdistribusi normal dengan menggunakan uji one sample kolmogorov

smirnov. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji prasyarat homogenitas

karena hanya menggunakan satu sampel penelitian dan dalam uji hipotesis

maupun uji korelasi hanya berasumsi bahwa data berdistribusi normal.

Dalam analisis uji prasyarat disini, peneliti menggunakan program PASW

Statistics 18.0 (SPSS 18).

4. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat, baru dilakukan uji hipotesis. Untuk

(43)

52

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

penguasaan konsep, kemampuan analisis dan kemampuan komunikasi.

Karena yang digunakan adalah nilai N-gain, maka uji hipotesis ini

menggunakan uji one sample t-test berdasarkan bunyi hipotesis yang

dibuat. Sama halnya dengan uji prasyarat (normalitas), pada uji hipotesis ini

peneliti juga menggunakan program PASW Statistics 18.0 (SPSS 18).

5. Uji Korelasi

Selanjutnya setelah dilakukan uji prasyarat dan uji hipotesis, maka

dilakukan uji korelasi antara penguasaan konsep, kemampuan analisis dan

kemampuan komunikasi. Dalam uji korelasi ini menggunakan uji korelasi

pearson, karena data berdistribusi normal. Pada uji korelasi ini peneliti

menggunakan nilai gain ternormalisasi dari penguasaan konsep,

kemampuan analisis serta kemampuan komunikasi. Pertama, mencari

korelasi antara penguasaan konsep dengan kemampuan analisis, kedua

korelasi antara penguasaan konsep dengan kemampuan komunikasi dan

ketiga korelasi antara kemampuan analisis dan kemampuan komunikasi.

Sama halnya dengan uji statistik sebelumnya, pada uji korelasi ini penulis

menggunakan program PASW Statistics 18.0 (SPSS 18).

J. Tahapan Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi perumusan masalah, lalu dilanjutkan dengan pencarian

literatur yang terkait dengan penelitian seperti penguasaan konsep,

kemampuan analisis, kemampuan komunikasi khususnya komunikasi

tertulis dan model pembelajaran connected. Kemudian rumusan masalah

tersebut disusun menjadi sebuah proposal penelitian dengan dibantu oleh

dosen pembimbing kemudian dipresentasikan saat seminar proposal.

Proposal yang telah diseminarkan berikutnya diperbaiki yang kemudian

disetujui oleh dosen pembimbing dan DBS. Untuk keperluan menjaring

data dilakukan proses penyusunan instrumen, selanjutnya instrumen

tersebut melalui tahap pertimbangan ahli (judgment) kemudian diuji coba,

(44)

53

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dimulai dengan memberikan pretest kepada kelas

eksperimen. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan belajar mengajar tentang

konsep pencemaran lingkungan dengan pendekatan connected teaching.

Namun sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, disusun rencana

pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu serta perangkat kelengkapannya

seperti media, LKS, bahan diskusi dan sebagainya. Dalam pembelajaran,

lebih menekankan keterkaitan antar konsep, yakni konsep biologi dan

konsep kimia pada pembahasan mengenai pencemaran lingkungan, baik

pencemaran udara, air, tanah dan B3. Setelah selesai melaksanakan proses

pembelajaran, siswa diberikan posttest dengan soal yang sama pada saat

pretest.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahap pelaksanaan selanjutnya

dilakukan proses pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan analisis

data dan pembahasan. Terakhir menarik kesimpulan berdasarkan rumusan

masalah dan tujuan penelitian yaitu bagaimana penguasaan konsep,

kemampuan analisis dan kemampuan komunikasi siswa setelah diberi

perlakuan dengan pendekatan connected teaching pada saat pembelajaran.

Selain itu, dalam penelitian ini juga mencari hubungan antara penguasaan

konsep, kemampuan analisis dan kemampuan komunikasi. Untuk

memperjelas tahapan-tahapan penelitian diatas, berikut disajikan bagan alur

(45)

54

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

[image:45.595.117.508.111.745.2]

K. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Perumusan masalah

Studi pustaka

Penyusunan proposal

Revisi proposal Seminar proposal

 Pembuatan instrumen

Judgment instrumen

Uji coba instrumen

Revisi

Instrumen baru Pengukuran penguasaan konsep

melalui tes pilihan ganda kemudian pengukuran kemampuan analisis dan komunikasi melalui tes essay.

Pengolahan data

Analisis

(46)

55

(47)

56

(48)

93

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan connected teaching dapat

meningkatkan penguasaan konsep serta kemampuan analisis pada kategori

sedang (g≥30) berdasarkan nilai N-gain, tetapi tidak untuk kemampuan

komunikasi dimana rata-rata N-gain masih tergolong rendah (g<30). Hasil

perhitungan korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat tinggi

antara kemampuan analisis dan kemampuan komunikasi, dengan koefisien

korelasi sebesar 0,867 dan koefisien determinasi sebesar 0,7517. Nilai tersebut

menyatakan sebesar 75,17% kemampuan komunikasi dipengaruhi oleh

kemampuan analisis. Pada korelasi penguasaan konsep terhadap kemampuan

analisis memiliki koefesien korelasi sebesar 0,420 dan koefesien determinasi

sebesar 0,1764 artinya hanya 17,64% kemampuan analisis dipengaruhi oleh

penguasaan konsep, sedangkan korelasi penguasaan konsep terhadap

kemampuan komunikasi memiliki koefesien korelasi sebesar 0,280 dan

koefesien determinasi 0,0784 artinya hanya 7,84% kemampuan komunikasi

dipengaruhi oleh penguasaan konsep.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan penelitian

yang telah dilakukan ini, yakni sebagai berikut:

1. Rata-rata perolehan nilai penguasaan konsep pada pretest termasuk dalam

kategori kurang yakni 44,86 dan pada posttest termasuk dalam kategori

cukup yakni 68,33, namun nilai tersebut masih lebih rendah dibandingkan

dengan KKM yakni 71 untuk materi pencemaran lingkungan sehingga

disarankan menggunakan model, pendekatan atau metode lainnya yang

(49)

94

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

teaching disini digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan analisis

dan komunikasi bukan untuk penguasaan konsep.

2. Pada penelitian ini data diperoleh dari satu kelompok yang dianggap

memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan kelompok lain dalam satu

populasi, untuk penelitian berikutnya disarankan melakukan penelitian

dengan mengambil sampel pada siswa yang lebih beragam kemampuan

(50)

95

Pungguri Ayu Nega Sarsanti, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ade, N.S. Imas, T. Achmad, S.S. (2005). Heavy Metals Bioaccumulation of Several Bradyrhizobium japonicum Strains. Jurnal Ilmu Hayati. 12, (3), 108-111. [Online]. Tersedia: http// journal. ipb. ac. id/ index. php/ hayati/ article/view/184 [05 Maret 2013]

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R., Airasan, P.W., P.W., Cruikshank, K. A., Mayer, R.E., Pintrich, P.R., Rath, J. & Wittrock, M. C. (2001). A

Taxonomy for Learning, Teaching, And Assesing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley

Longman, Inc. [Online]. Tersedia:

http://www.pearson.ch/1449/9780801319037/Default.aspx?artikel=31903 AW [24 Januari 2013]

Amzani, F. (2012). Pencemaran Tanah dan Cara Penanggulangannya. Makalah Pencemaran Lingkungan, Lampung. [Online]. Tersedia: http://hortikulturapolinela.files.wordpress.com/2012/10/fuad-amzani.pdf [05 Maret 2013]

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Astuti, R.N. (2011). Model Pembelajaran Connected Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa MI/SD.

Jurnal Pembelajaran Sains (Madrasah). 3, (2), 1-17. [Online]. Tersedia:

http://ejournal.uin.malang.ac.id/index.php/tarbiyah/article/download/1811/ pdf [27 Juli 2013]

Bair, E.S. Developing Analytical and Communi

Gambar

Tabel 3.1 Keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Materi Pencemaran Lingkungan
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda
tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tanggapan Guru Terhadap Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains yang Berpeluang dapat Dibangun dari PhET pHS.....

Pembayaran uang kuliah dilakukan di bank BRI / BTN / Mandiri dengan menggunakan Lembar Informasi Pembayaran Registrasi (LIPR).. Mahasiswa memperoleh LIPR setelah melakukan

Serta memenuhi persyaratan akurasi dan presisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode spektrofotometri dengan panjang gelombang berganda dapat digunakan untuk melakukan

penguasaan konsep siswa kelas VII pada pokok bahasan gerak setelah. diterapkan pembelajaran Active Learning dengan demonstrasi

Stuart dan Sundeen (1991) menjelakan beberapa perilaku individu dengan harga diri rendah, yaitu mengkritik diri sendiri dan orang lain, putus asa, kecewa, malu, menarik diri

Perilaku konsumen merupakan hal yang harus diperhatikan oleh seorang penjual,dengan mengetahui perilaku konsumen yang sangat beragam dari perilaku konsumen tersebut maka penjual

2014.Pengaruh suhu awal terhadap infektivitas Spodoptera litura Nuclearpolyhedrosisvirus(SlNPV) JTM 97C untuk mengendalikan CrocidolomiabinotalisZell.(Lepidoptera:Pyralidae)

Pengaruh Penggunaan Media Huruf Timbul terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas pada Anak Low vision Kelas I SD LB di SLB Negeri A Kota Bandung.. Universitas