Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun pelajaran 2013/2014)
(Skripsi)
Oleh Ervin Hidayat
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun pelajaran 2013/2014)
(Skripsi)
Oleh Ervin Hidayat
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ii ABSTRAK
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN
(
Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 PringsewuTahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh
ERVIN HIDAYAT
Kemampuan berpikir kritis (KBK) merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat
tinggi yang harus dimiliki oleh siswa sekolah menengah. Namun, guru yang
hanya memberikan latihan mengerjakan soal-soal pada buku paket akan
menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa kurang berkembang. Hal ini
dikarenakan kemampuan berpikir siswa hanya menekankan pada aspek
pengetahuan dan pemahaman materi saja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis `siswa
pada konsep pencemaran lingkungan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif
iii
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir
kritis dengan kriteria sedang (70,46). Terlihat juga bahwa hasil dari rata-rata
persentase penilaian LKS memiliki kriteria sangat tinggi (85,70%) dan kriteria
rendah (58,27%) pada penilaian poster, serta kriteria tinggi (76,31%) pada nilai
tes tertulis. Dengan demikian, siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu memiliki
kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep pencemaran lingkungan dengan
kategori sedang.
GenapSMP Negeri 3 Pringsewu Tahun pelajaran 2013/2014)
Oleh Ervin Hidayat
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
020
z
I08002sU.0ll6t
dIN
'pd'I
I
,'pd.S
,3unudru141.I
BflU
lury
'{4{-*F
YdIh[
uDlrprpued uesf unle) 'z
IOO Z Z0866I. OT€OEL,I
dIN
IS'ru
6'15'5,11uu,!pnurur4
selln{ec
-uusiuiii
rpnlg ruer8o:6
B.^AsrseqBIA[ >lo{od .oN
e.,!\srffiqeI^I etueN{ Burqrurqruad rsrtuox .I
mfilJ.gANgI^'i
ue{lplpuod
nru[
uep rmrun8ayYdII,{
ueTpipuodr8oyorg u€{rprpued
TEOVZOETOI
rn?rfl
._...-Prrlrrt
ulAJS
&
tOZtt tOZ uuru[e1e4unqu1
n,res8urr4 g gra8e;141,t1g duua3 rorsoruosIJA
sBIeX B^rsrsupudyldglsag
1pn1g)NYONOXJNIT
NYUYI^]gSNtrd dtrSNOX YQYd
V. A\SISue>lrprpued nuql uep uenm8ey
se{qed
u€{ag
'Zpemorg'IAl
i8uuqunqls
UoIJB{'sro
: Eurqunqure6 u€{nfl Ifn8usasrrelaJ)las
'pd'I{
''pd'S'8unud.ru14i'I
BltUlul6
:I
TS'ru
.'IS'S
'puu,t1pnuurd
:erue)
r[n8ue4un1 'I
NYXTTYSflSNf}ll
4-
j,-+l:d.
ffi
-
cnnIcocaKI
ct c
,a--D
n{,avz}f.t}t
wdN
lu,{uprH
ulil3
,&Nffi
w"M*rMp{N\fu/os r. r. szmrcvover c
o ffi
ri*4-ri
ue{Elu^ueur8uutr
r' +I
ftQ{!l-L!II{ y1g7sqsnSy'8undulu1
rEpuEB'e,{uqnuedss qu,tre I Eun8Suegeq uu4u e.{es e{errl'se1e1p
u,{es
uuele.iu:x
utul€p uer€uoq{?pr10{
"pB l}{nqrel rrsr{ uCIrpnuts{lp
{€lo{
uiedurel "lrqeci
'u>yulsnd rugup nr€lep uu{}nqesrp uep qe{seu
ueir!
noerp sqnual e;€ros 8uu,{ rluncel 'ule[Bue;c rialo u€Igq,]o]rp nae slln]]p q?u.r];
Eued iudepusd nele e,fte1 ledep:ol4epr1u8nru,{es uenqrleguad Bueluedes
u;;
FBup uurun5-rad n]€ns rp uueuuliesal releE qalo;odwour
rnlun
ue4nlerp qeu:aj 8ue,t ud.rel lrdep:e1{Eprl mr rsdr-r4s Lrrulep u.&{qeq uuryelefuaur e,r{es rur u€a3u?cvdlr{
ue{rppuad
:r3o;org
uultprpuad
:'EO'ZOEIOI:
leduprg ul,u--f .U?SruX':
rpnlg tue-6or;
e^rs rsuq8tr^J
{o{od
rorlo\\
3iUE.\
:rur {&r?Q rp uu8ur;- epuegeq
iue,i
Penulis dilahirkan di Pringsewu, Kecamatan Pringsewu,
Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada tanggal 18
Agustus 1991, yang merupakan anak terakhir dari dua belas
bersaudara pasangan Bapak Sastro Dimejo dan Ibu
Musinem. Nomor HP 085769757414.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Sidoharjo Kec. Pringsewu,
Kab. Pringsewu (1998-2004), SMP Negeri 3 Pringsewu Kec. Pringsewu, Kab.
Pringsewu (2004-2007), SMA Negeri 1 Pringsewu Kec. Pringsewu, Kab.
Pringsewu (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Lampung.
Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1
Pesisir Tengah dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan Terintegrasi di
Kabupaten Pesisir Barat (Tahun 2013), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah M uhammad SAW…
K upersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
M amak dan bapakku , yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah
ku menuju kesuksesan dan kebahagian…
M bakku Noviana Sari, yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, dan do’a tulus untuk keberhasilanku…
M amas dan mbakku, yang selalu mendo’akan, memotivasi ku dan menyayangiku…
Ja d i k a n l a h sa ba r d a n sh ol a t seba ga i
p en ol on gm u (Qs. A l -B a qa r a h : 4 5)
K i t a t i d a k bi sa m en j a d i bi j a k sa n a d en ga n
k ebi j a k sa n a a n or a n g l a i n ,
t a p i k i t a bi sa ber p en get a h u a n d en ga n
p en get a h u a n or a n g l a i n
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN
(
Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahunpelajaran 2013/2014)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran
xii
penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII.1, VII.2, VII.3, VII.4 dan
VII.5 SMPN 3 Pringsewu atas kerjasama yang baik selama penelitian;
8. Rekan seperjuangan penelitian Gadis Pratiwi dan Nindy Profithasari atas
semangat kebersamaan dan kerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini;
9. Sahabat selama di kampus Aji, Taufik, Febri, Putu, Destya, Nia, Prima, Ayu,
Novita, Olba, Ariska, Ochi, Destra, Hanni, Arinta, Zora, Eli, Yuli dan semua
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas kebersamaan yang diberikan.
10. Sahabat terbaikku Dimas, Taufik, Irul, Deka, Jefri, Angga, dan Yuda atas
persahabatan yang diberikan; serta keluarga besar Okta Dwi Pramita atas rasa
kekeluargaannya.
11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2010, kakak dan adik tingkat
Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;
12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kritis ... 10
B. Konsep Pencemaran Lingkungan... 16
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 21
B. Populasi dan Subjek Penelitian... 21
C. Desain Penelitian ... 21
D. Prosedur penelitian... 22
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 23
F. Teknik Analisis Data ... 26
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
B. Pembahasan ... 35
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 58
xiv
1. Silabus ... 64
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 67
3. Lembar Kerja Siswa ... 75
4. Soal Tes Tertulis ... 81
5. Data Hasil Penelitian ... 93
Tabel Halaman
1. Kemampuan dan indikator berpikir kritis... 13
2. Lembar penilaian LKS KBK siswa... 24
3. Lembar penilaian poster KBK siswa... 25
4. Kriteria persentase KBK siswa... 28
5. Kemampuan berpikir kritis siswa ... 29
6. Kriteria kemampuan berpikir kritis siswa ... 31
7. Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Penilaian LKS ... 33
8. Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Penilaian Poster ... 33
9. Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Tes Tertulis... 34
10. Kemampuan Berpikir Kritis siswa ... 34
11. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.1 ... 93
12. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.2... 94
13. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.3... 95
14. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.4 ... 96
xvi
17. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas
VII.2 ... 99
18. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.3 ... 100
19. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.4 ... 101
20. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.5 ... 102
21. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.1 ... 103
22. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.2 ... 104
23. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.3 ... 105
24. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.4 ... 106
25. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.5 ... 107
26. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.1... 108
27. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.2 ... 109
28. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.3 ... 110
29. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.4 ... 111
Gambar Halaman 1. Contoh jawaban LKS yang mampu berhipotesis dengan baik (LKS
No. D5) ... 36
2. Contoh jawaban LKS yang kurang mampu berhipotesis dengan baik (LKS No. D5)... 37 3. Contoh jawaban LKS yang mampu merumuskan masalah dengan
baik (LKS No. A)... 38
4. Contoh jawaban LKS yang kurang mampu merumuskan masalah
dengan baik (LKS No. A)... 39 5. Contoh jawaban LKS yang mampu memberikan solusi dengan baik
(LKS No. D4)... 39
6. Contoh jawaban LKS yang kurang mampu memberikan solusi
dengan baik (LKS No. D4).... 40 7. Contoh jawaban LKS yang mampu memberikan alasan dengan baik
(LKS No. D3)... 41
8. Contoh jawaban LKS yang kurang mampu memberikan solusi
dengan baik (LKS No. D3) ... 42
9. Contoh poster yang dibuat oleh siswa yang mampu menunjukan
aspek KBK siswa.... 45 10. Contoh poster yang dibuat oleh siswa yang kurang mampu
menunjukan aspek KBK siswa ... 46
11. Contoh jawaban siswa yang merumuskan masalah dengan benar (tes tertulis No. 1b).... 48 12. Contoh jawaban siswa yang kurang mampu merumuskan masalah
dengan benar (tes tertulis No. 1b)... 49 13. Contoh jawaban siswa yang mampu berhipotesis dengan benar (tes
xviii
15. Contoh jawaban siswa yang mampu memberikan alasan dengan baik
(tes tertulis No. 1a) ... 51
16. Contoh jawaban siswa yang kurang mampu memberikan alasan dengan baik (tes tertulis No. 1a) ... 52
17. Contoh jawaban siswa yang mampu memberikan solusi dengan baik (tes tertulis No. 2c) ... 53
18. Contoh jawaban siswa yang kurang mampu memberikan solusi dengan baik (tes tertulis No. 2c) ... 54
19. Kegiatan awal... 113
20. Kegiatan praktikum (LKS) ... 113
21. Presentasi poster 1... 113
22. Presentasi poster 2... 113
23. Mengerjakan tes tertulis 1... 113
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan
pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan di Indonesia selalu berkembang
mengikuti kemajuan zaman agar bangsa Indonesia tidak semakin tertinggal dari
negara lain. Perkembangan pendidikan semakin menuntut peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk menghadapi kehidupan
bermasyarakat. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:1).
sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimum.
Proses untuk mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh
seorang anak yaitu melalui proses belajar. Menurut Sardiman (2012: 20) Belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Dengan demikian maka setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam memperoleh pendidikan untuk kehidupan dimasa
mendatang.
Untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan dan
sikap secara utuh telah diatur dalam kurikulum. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai
sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut.
Salah satu Mata pelajaran dalam kurikulum yaitu IPA.
Biologi merupakan ilmu alam yang membutuhkan pengembangan kemampuan
berpikir kritis, induktif dan deduktif untuk memahami konsep dan prinsip ilmu
alam. Dengan demikian pembelajaran biologi diharapkan tidak hanya menganut
sistem konsep dan materi saja namun perlu menekankan pada kemampuan
khusus yang berguna untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan nyata.
Salah satu keterampilan berpikir yang diperlukan peserta didik untuk dapat
memecahkan masalah adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi atau berpikir
kritis dan penting untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran Biologi.
Biologi merupakan ilmu IPA yang mempelajari tentang alam dan kehidupan
diantaranya yaitu materi pokok dampak pencemaran bagi kehidupan yang sangat
dekat dengan kehidupan peserta didik. Dalam kurikulum 2013, materi pokok ini
terdapat pada jenjang SMP dan merupakan Kompetensi Inti (KI) 3 yaitu
memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata. Materi ini merupakan Kompetensi Dasar
(KD) 3.9 yaitu mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk
hidup. Jadi, peserta didik diharapkan mampu mendeskripsikan pencemaran dan
mengidentifikasi jenis-jenis pencemaran serta menjelaskan dampaknya bagi
kehidupan.
Misalnya mendeskripsikan suatu benda yaitu dengan menyebutkan ciri-cirinya
seperti bentuk, warna, ukuran, jumlah, kegunaan, dan lainnya. Pada materi ini,
peserta didik diharapkan mampu mendeskripsikan suatu peristiwa yang terjadi
dilingkungan yaitu pencemaran dan dampaknya bagi kehidupan.
Mendeskripsikan pencemaran yaitu memaparkan pengertian pencemaran, apa
yang menyebabkan, bentuk atau macamnya, bagaimana terjadinya, tempat
terjadinya, dan akibat terjadinya pencemaran.
Selain itu, peserta didik mampu mendeskripsikan dampak pencemaran bagi
kehidupan yaitu bagaimana dampak pencemaran bagi kehidupan, macam-macam
dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan, kehidupan apa saja yang terkena
dampak pencemaran dan usaha pencegahan dampak pencemaran. Dalam
kehidupan nyata banyak peristiwa ataupun permasalahan yang terjadi
dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pencemaran. Dengan adanya
masalah yang diangkat dari kehidupan sekitar peserta didik, diharapkan peserta
didik mampu berpikir secara kritis untuk mencegah bahkan mengatasi
muncul dalam proses pembelajaran disekolah maupun dalam kehidupan
sehari-hari.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi yang
dilakukan lebih dominan kepada aspek pengetahuan dan pemahaman konsep.
Dalam proses pembelajaran, nampaknya belum banyak guru yang menciptakan
kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses berpikir
kritis. Hal ini terlihat dari kegiatan guru dan siswa pada saat kegiatan
belajar-mengajar. Guru menjelaskan apa-apa yang telah disiapkan dan memberikan soal
latihan yang bersifat rutin dan prosedural. Siswa hanya mencatat atau menyalin
dan cenderung menghafal konsep dengan tanpa makna dan pengertian.
Hal ini juga sejalan dengan pendapat Sari (2012: 1) dalam penelitiannya yang
mengatakan bahwa proses pembelajaran IPA di SMP masih menekankan pada
aspek pengetahuan dan pemahaman materi. Guru selama ini lebih banyak
memberikan latihan mengerjakan soal-soal pada buku paket. Dalam
pembelajaran di kelas pun dapat terlihat saat diberikan pertanyaan, hanya
beberapa peserta didik saja yang menjawab pertanyaan dari guru dan jawabannya
pun masih sebatas ingatan dan pemahaman saja. Kemudian pertanyaan yang
dibuat peserta didik juga belum menunjukan pertanyaan-pertanyaan kritis
berkaitan dengan materi yang dipelajari.
dalam pembelajaran biologi sangat besar peranannya dalam meningkatkan
proses, hasil belajar, dan bekal dimasa depan. Oleh karena itu pembelajaran
disekolah sebaiknya melatih peserta didik untuk menggali kemampuan dan
keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara
kritis.
Hasil penelitian Wiradana (2012: 16) menyebutkan bahwa terdapat interaksi
antara strategi konflik kognitif dengan kemampuan berpikir kritis terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang mengikuti strategi
pembelajaran dan memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi akan memiliki
prestasi belajar yang tinggi. Sedangkan siswa yang mengikuti strategi belajar
namun memiliki kemampuan berpikir kritis rendah akan memiliki prestasi belajar
yang rendah. Dengan demikian, maka kemampuan berpikir kritis dan strategi
pembelajaran yang digunakan terdapat interaksi positif terhadap prestasi belajar
siswa.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Wulandari, Dkk (2011: 22-23) menyatakan:
“ Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelompok mahasiswa
yang berkemampuan berpikir kritis tinggi dibandingkan dengan kelompok
mahasiswa yang berkemampuan kritis rendah. Diperoleh hasil bahwa rata-rata
hasil belajar kelompok mahasiswa yang berkemampuan berpikir kritis tinggi
lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelompok mahasiswa yang
berkemampuan berpikir kritis rendah. Secara statistik dapat dinyatakan terdapat
pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar.”
belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA. Dengan demikian hasil belajar peserta
didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi akan lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik yang memiliki kemampuan
berpikir kritis rendah.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada
Konsep Pencemaran Lingkungan (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII
Semester Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep pencemaran
lingkungan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir
kritis siswa pada konsep pencemaran lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman terutama dalam bidang
pendidikan yang berguna untuk dijadikan bekal penulis sebagai calon guru
biologi.
2. Bagi guru
Memberikan informasi kepada guru mengenai seberapa besar kemampuan
berpikir kritis peserta didik pada konsep pencemaran lingkungan.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah dalam
upaya meningkatkan pembelajaran yang lebih efektif berdasarkan kemampuan
berpikir kritis.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahan dan memperjelas masalah yang akan dibahas maka
peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan merumuskan masalah, berhipotesis, memberikan alasan, dan
memberikan solusi.
3. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII1-VII5 semester genap
SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Sugiarto
(dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) mengategorikan proses berpikir kompleks
atau berpikir tingkat tinggi ke dalam empat kelompok yang meliputi pemecahan
masalah (
problem solving
), pengambilan keputusan (
decision making
), berpikir
kritis (
critical thinking
), dan berpikir kreatif (
creative thinking
). Kemampuan
berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan karena dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat selalu dihadapkan berbagai permasalahan sehingga perlu pemikiran
yang kritis untuk menyelesaikannya.
Pengertian yang lain diberikan oleh Suryanti dkk(dalam Amri dan Ahmadi,
2010:62) yaitu berpikir kritis merupakan proses yang bertujuan untuk membuat
keputusan yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita
kerjakan.
Selain itu masih banyak lagi pendapat para ahli tentang berpikir kritis, diantaranya
adalah Johnson (2007: 183) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah
proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisa asumsi,
dan melakukan penelitian. Disamping itu Eggen dan Kauchak (dalam
Muhfahroyin 2009:1) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah: 1) sebuah
keinginan untuk mendapatkan informasi, 2) sebuah kecenderungan untuk mencari
bukti, 3) keinginan untuk mengetahui kedua sisi dari seluruh permasalahan, 4)
sikap dari keterbukaan pikiran, 5) kecenderungan untuk tidak mengeluarkan
pendapat (menyatakan penilaian), 7) menghargai pendapat orang lain, 8) toleran
terhadap keambiguan.
Menurut Dressel (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 63) terdapat beberapa
kemampuan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis yaitu
kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi yang penting untuk
menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyeleksi
hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan menentukan
kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan. Kemampuan dalam memahami berbagai
hal juga dijelaskan oleh Diestler (dalam Muhfahroyin 2009:1) yaitu bahwa
dengan berpikir kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan
perbedaan nilai, memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi,
mampu mengenali kesalahan, mampu menggunakan bahasa dalam berargumen,
menyadari dan mengendalikan egosentris dan emosi, dan responsif terhadap
pandangan yang berbeda.
Tabel 1. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis
Kemampuan
Berpikir Kritis
Sub Kemampuan
Berpikir Kritis
Aspek
1. Memberikan
penjelasan dasar
1. Memfokuskan
pertanyaan
a. Mengidentifikasi atau
memformulasikan
suatu masalah
b. Mengidentifikasi atau
memformulasikan
kriteria jawaban yang
mungkin
c. Menjaga pikiran
terhadap situasi yang
sedang dihadapi
2. Menganalisis
argumen
a. Mengidentifikasi
kesimpulan
b. Mengidentifikasi
alasan yang
dinyatakan
c. Mengidentifikasi
alasan yang tidak
dinyatakan
d. Mencari persamaan
dan perbedaan
e. Mengidentifikasi dan
menangani
ketidakrelevanan
f.
Mencari struktur dari
sebuah pendapat/
argumen
g. Meringkas
3. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
klarifikasi dan
pertanyaan yang
menantang
a. Mengapa?
b. Apa yang menjadi
alasan utama?
c. Apa yang kamu
maksud dengan?
d. Apa yang menjadi
contoh?
e. Apa yang bukan
contoh?
Kemampuan
Berpikir Kritis
Sub Kemampuan
Berpikir Kritis
Aspek
g. Apa yang menjadikan
perbedaannya?
h. Apa faktanya?
i.
Apakah ini yang
kamu katakan?
j.
Apalagi yang akan
kamu katakan tentang
itu?
2. Membangun
keterampilan
dasar
4. Mempertimbangkan
apakah sumber
dapat dipercaya
atau tidak
a. Keahlian
b. Mengurangi konflik
interest
c. Kesepakatan antar
sumber
d. Reputasi
e. Menggunakan
prosedur yang ada
f.
Mengetahui resiko
g. Keterampilan
memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati-hati
5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
a. Mengurangi
praduga/menyangka
b. mempersingkat waktu
antara observasi
dengan laporan
c. Laporan dilakukan
oleh pengamat sendiri
d. Mencatat hal-hal yang
sangat diperlukan
e. Penguatan
f.
Kemungkinan dalam
penguatan
g. Kondisi akses yang
baik
h. Kompeten dalam
menggunakan
teknologi
Kemampuan
Berpikir Kritis
Sub Kemampuan
Berpikir Kritis
Aspek
3. Menyimpulkan
6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan
deduksi
a. Kelas logika
b. Mengkondisikan
logika
c. Menginterpretasikan
pernyataan
7. Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
a. Menggeneralisasi
b. Berhipotesis
8. Membuat dan
mengkaji nilai-nilai
hasil pertimbangan
a. Latar belakang fakta
b. Konsekuensi
c. Mengaplikasikan
konsep
(prinsip-prinsip, hukum dan
asas)
d. Mempertimbangkan
alternatif
e. Menyeimbangkan,
menimbang dan
memutuskan
4. Membuat
penjelasan lebih
lanjut
9. Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
definisi
Ada 3 dimensi:
a. Bentuk: sinonim,
klarifikasi, rentang,
ekspresi yang sama,
operasional, contoh
dan noncontoh
b. Strategi definisi
c. Konten (isi)
10. Mengidentifikasi
asumsi
a. Alasan yang tidak
dinyatakan
b. Asumsi yang
diperlukan:
rekonstruksi argumen
5. Strategi dan
taktik
11. Memutuskan suatu
tindakan
a. Mendefinisikan
masalah
Kemampuan
Berpikir Kritis
Sub Kemampuan
Berpikir Kritis
Aspek
c. Merumuskan
alternatif-alternatif
untuk solusi
d. Memutuskan hal-hal
yang akan dilakukan
e. Me-
review
f.
Memonitor
implementasi
12. Berinteraksi dengan
orang lain
a. Memberi label
b. Strategi logis
c. Strategi retorik
d. Mempresentasikan
suatu posisi, baik
lisan atau tulisan
(Ennis, 2011: 2-4)
B. Konsep Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan kurikulum 2013, konsep pencemaran lingkungan merupakan
Kompetensi Inti (KI) 3 yaitu memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Materi ini merupakan
Kompetensi Dasar (KD) 3.9 yaitu mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya
bagi makhluk hidup.
Menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 ayat (7) menyebutkan bahwa
“Pencemaran lingkungan merupakan masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya” (Pujianto, 2008 : 287). Jika suatu lingkungan yang didalamnya
terdapat benda ataupun makhluk hidup yang dimasukkan atau masuk melalui
proses alami dan tidak semestinya berada pada lingkungan tersebut sehingga
mengganggu bahkan merusak lingkungan tersebut maka dapat dikatakan
lingkungan tersebut telah tercemar.
Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat-zat atau komponen lain ke
dalam lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi akibat kegiatan manusia atau proses alami.
Sesuatu yang menyebabkan polusi (pencemaran) disebut polutan. Polutan dapat
berupa bahan kimia, debu, mahluk hidup atau yang dihasilkan mahluk hidup,
panas, suara, dan radiasi ataupun lainnya yang masuk kedalam lingkungan.
Dengan adanya polutan dapat menyebabkan penurunan fungsi lingkungan bahkan
merusak lingkungan . Akibatnya, kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya
menjadi terganggu sehingga semua aktivitas makhluk hidup tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Pencemaran lingkungan juga dapat menyebabkan
kerusakan suatu ekosistem dan berakibat punahnya suatu organisme tertentu.
tidak murni lagi. Sehingga lingkungan atau ekosistem tersebut keadaannya tidak
seimbang akibat adanya polutan yang masuk kedalam lingkungan tersebut.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena adanya zat polutan yang masuk ke
lingkungan tersebut. Zat polutan ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Pencemaran lingkungan berdasarkan sifat zat pencemar (polutan) dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok yaitu pencemaran kimiawi, pencemaran fisik dan
pencemaran biologis. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan
oleh zat-zat kimia misalnya jenis logam berat yang terdapat pada limbah pabrik
seperti raksa dan timbal. Limbah adalah sisa proses produksi. Pencemaran fisik
adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat cair, padat atau gas. Zat cair yang
menyebabkan pencemaran misalnya limbah pabrik, limbah rumah tangga dan
limbah rumah sakit. Zat padat yang menyebabkan pencemaran misalnya sampah,
sedangkan gas yang menyebabkan pencemaran misalnya asap dari pabrik.
Pencemaran biologis adalah pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme penyebab penyakit misalnya sumur atau sumber air yang
digunakan sehari-hari tercemar kuman penyebab penyakit (Saktiyono, 2007 :
156).
Menurut Daroji dan Haryati (2009 : 177-182) pencemaran lingkungan
berdasarkan lingkungan yang tercemar dibedakan menjadi tiga yaitu pencemaran
air dan tanah, pencemaran udara dan pencemaran suara.
Pencemaran air dapat terjadi di sungai, bendungan, danau, rawa, laut, dan
sumur. Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau
komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah industri, limbah
rumah tangga, dan limbah pertanian. Dampak yang ditimbulkan dari
pencemaran air antara lain terancamnya kehidupan organisme air, kebanjiran,
sumber penyakit seperti diare dan muntaber. Pencemaran tanah terutama
disebabkan oleh pembuangan sampah organik maupun anorganik yang berasal
dari industri, rumah tangga, serta kegiatan pertanian dan peternakan.
Dampak
dari pencemaran tanah antara lain membunuh organisme pengurai dalam
tanah sehingga mengganggu proses penguraian senyawa organik akibatnya
tanah menjadi kurang subur dan dapat mengganggu kesehatan manusia seperti
kerusakan ginjal, hati, otak, dan kanker.
2) Pencemaran udara
Udara merupakan bagian dari atmosfer yang berisi oksigen, karbondioksida,
uap air, dan gas-gas lain yang dibutuhkan oleh mahluk hidup. Udara dikatakan
tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh asap buangan industri, transportasi,
CO
2hasil pembakaran, SO, SO
2, CFC, CO, dan asap rokok. Akibat yang
ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain penyakit pernapasan atau
terganggunya kesehatan lainnya, SO dan SO
2yang bereaksi dengan air hujan
3) Pencemaran suara
Pencemaran suara adalah suara bising yang terus menerus dan berpotensi
mengganggu merusak sistem pendengaran. Pencemaran suara biasanya terjadi
ditempat umum atau keramaian seperti jalan raya atau perlintasan kereta api,
pabrik. Suara yang dikategorikan menimbulkan kebisingan berkekuatan di
atas 50 dB.
Kebisingan dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
a. Kebisingan kontinyu
: suara mesin
b. Kebisingan terputus
: arus lalu lintas
c. Kebisingan impulsif
: tembakan, ledakan, bom
d. Kebisingan impulsif berulang: mesin tempa
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 3
Pringsewu.
B. Populasi dan Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Negeri 3 Pringsewu
tahun pelajaran 2013/2014. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VII di
SMP Negeri 3 Pringsewu. Subjek dari penelitian ditentukan dengan teknik
purposive sampling
. Menurut Sugiyono (2001:61) menyatakan bahwa sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Berdasarkan teknik tersebut, kelas yang diambil sebagai subjek penelitian adalah
VII.1, VII.2, VII.3, VII.4 dan VII.5 di SMP Negeri 3 Pringsewu tahun pelajaran
2013/2014.
C. Desain Penelitian
Menurut Furchan (2004:447), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian
dilakukan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Menurut
Nazir (2003: 56) metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok atau suatu daerah.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:
1) Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah tempat
diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian serta
melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian.
2) Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
a. Mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru
mata pelajaran IPA.
b. Melakukan observasi dengan cara merekam dan mengamati kegiatan
belajar mengajar.
c. Memberikan soal tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis kepada
peserta didik setelah proses pembelajaran konsep pencemaran lingkungan
berakhir.
d. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik .
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
Jenis data dari penelitian ini yaitu berupa data kualitatif yang diperoleh dari
deskripsi kemampuan berpikir kritis peserta didik pada konsep pencemaran
lingkungan yang diperoleh dari lembar observasi, data nilai tes tertulis dan
dokumentasi.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap
LKS dan Poster yang dibuat oleh siswa pada konsep pencemaran
[image:43.612.168.526.263.397.2]lingkungan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan pada tabel 2 dan
tabel 3.
Tabel 2. Lembar penilaian LKS KBK siswa
No Nama
siswa
Skor KBK Siswa
Jumlah Nilai
1 2 3 4
No. soal No. soal No. soal No. soal
1 2 3 dst.
Jumlah skor Skor maksimum
Persentase Kriteria
Keterangan kriteria penilaian KBK siswa:
1. Merumuskan masalah :
0) Tidak merumuskan masalah
1) Kurang mampu merumuskan masalah
2) Mampu merumuskan masalah namun kurang sesuai dengan
permasalahan
3) Mampu merumuskan masalah sesuai dengan permasalahan
2. Berhipotesis :
0) Tidak berhipotesis
1) Kurang mampu berhipotesis
2) Mampu berhipotesis namun kurang sesuai dengan permasalahan
3) Mampu berhipotesis sesuai permasalahan
3. Memberikan alasan :
0) Tidak memberikan alasan
1) Kurang mampu memberikan alasan
2) Mampu memberikan alasan namun kurang sesuai dengan
permasalahan
4. Memberikan solusi :
0) Tidak memberikan solusi
1) Kurang mampu memberikan solusi
2) Mampu memberikan solusi namun kurang sesuai dengan
permasalahan
[image:44.612.164.442.220.356.2]3) Mampu memberikan solusi sesuai dengan permasalahan
(dimodifikasi dari Ennis, 2011: 2-4)
Tabel 3. Lembar penilaian poster KBK siswa
No Nama
siswa
Skor KBK Siswa
Jumlah Nilai
A 1
2 3 dst.
Jumlah skor Skor maksimum
Persentase Kriteria
Keterangan kriteria penilaian kemampuan berpikir kritis siswa:
A. Memberikan Solusi :
0) Tidak memberikan cara atau solusi dari permasalahan
1) Kurang mampu memberikan cara atau solusi untuk berperan dalam
mencegah atau mengatasi pencemaran lingkungan
2) Mampu memberikan beberapa cara atau solusi untuk berperan dalam
mencegah atau mengatasi pencemaran lingkungan dan sesuai dengan
permasalahan
3) Mampu memberikan banyak cara atau solusi untuk berperan dalam
mencegah atau mengatasi pencemaran lingkungan dan sesuai dengan
permasalahan
b. Tes Tertulis
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis
kepada subjek penelitian setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang
murid atau sekelompok murid.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendukung data dari hasil tes dan observasi.
Data dari hasil dokumentasi dapat berupa silabus dan RPP guru, daftar nilai
peserta didik serta foto atau video yang menggambarkan suasana
pelaksanaan pembelajaran konsep pencemaran lingkungan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Data-data yang diperoleh dideskripsikan tanpa memberikan perlakuan
khusus terhadap subjek penelitian dan dilaporkan sesuai dengan apa adanya.
Hasil deskripsi data diperoleh dari nilai observasi dan nilai tes tertulis. Analisis
data yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:
1. Observasi
a). Analisis penilaian KBK LKS
1). Menentukan nilai kemampuan berpikir kritis setiap siswa dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
S
1= Nilai KBK LKS yang diharapkan (dicari);
R
1= Jumlah skor KBK LKS yang diperoleh;
N
1= Jumlah skor KBK LKS maksimum(18)
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112)
2). Menentukan persentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam satu
kelas dengan menggunakan rumus:
R
NP = X 100%
SM
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari
R = jumlah skor yang didapat
SM = skor maksimum
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102)
3). Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria
pada Tabel 4.
R
1S
1= x 100
Tabel 4. Kriteria persentase KBK siswa
Persentase (%)
Kriteria
86 – 100
Sangat Tinggi
76 – 85
Tinggi
60 – 75
Sedang
55 – 59
Rendah
≤
54
Sangat Rendah
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 103)
b). Analisis penilaian KBK Poster
1). Menentukan nilai kemampuan berpikir kritis setiap siswa dengan
menggunakan rumus:
Keterangan:
S
2= Nilai KBK poster yang diharapkan (dicari);
R
2= Jumlah skor KBK poster yang diperoleh;
N
2= Jumlah skor KBK poster maksimum(3)
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).
2). Menentukan persentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam satu
kelas dengan menggunakan rumus:
R
NP = X 100%
SM
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari
R = jumlah skor yang didapat
SM = skor maksimum
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102)
3). Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria
pada Tabel 4.
R
2S
2= x 100
2. Tes tertulis
[image:48.612.177.488.275.491.2]Menghitung skor tes tertulis kemampuan berpikir kritis yang telah dikerjakan
oleh siswa. Hasil pekerjaan siswa pada tes masing-masing diberi skor sesuai
dengan pedoman atau rubrik kemampuan berpikir kritis. Untuk melihat
kemampuan berpikir kritis siswa digunakan tabel seperti berikut:
Tabel 5. Kemampuan berpikir kritis siswa
No Nama siswa
Aspek KBK yang
Diamati Jumlah Nilai
1 2 3 4
1 2 3 dst
Jumlah skor skor Maksimum Persentase Kriteria
Keterangan Aspek KBK:
1) merumuskan masalah; 2) berhipotesis;
3) memberikan alasan; 4) memberikan solusi (dimodifikasi dari
Festiana, 2011: 29)
Kemudian data dianalisis sehingga didapat nilai dan persentase yang dicari.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis
menggunakan rumus:
R
3S
3= x 100
Keterangan:
S
3= Nilai KBK yang diharapkan (dicari);
R
3= Jumlah skor KBK yang diperoleh;
N
3= Jumlah skor KBK maksimum(19)
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).
2. Menentukan persentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam satu
kelas dengan menggunakan rumus:
R
NP = X 100%
SM
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari
R = jumlah skor yang didapat
SM = skor maksimum
(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102)
3. Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria pada
Tabel 4.
Kemudian setelah diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap siswa dari
nilai LKS, nilai poster dan nilai tes tertulis, peneliti menentukan kriteria KBK
siswa dengan menggabungkan nilai KBK yang diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
KBK = Nilai Akhir Kemampuan Berpikir Kritis
S
1= Nilai KBK lembar observasi LKS
S
2= Nilai KBK lembar observasi poster
S
3= Nilai KBK tes tertulis
( Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2013: 14)
KBK =
S1 + S2 + S3Dengan demikian maka akan diperoleh nilai akhir kemampuan berpikir kritis
siswa dari nilai gabungan tersebut. Selanjutnya nilai yang diperoleh
[image:50.612.201.402.208.308.2]diinterpretasikan berdasarkan kriteria kemampuan berpikir kritis pada tabel 6.
Tabel 6. Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis
Interval
Kriteria
86 – 100
Sangat Tinggi
76 – 85
Tinggi
60 – 75
Sedang
55 – 59
Rendah
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu memiliki kemampuan berpikir kritis
Sedang pada konsep pencemaran lingkungan.
2. Kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri 3 Pringsewu berdasarkan
penilaian LKS memiliki kriteria sangat tinggi, penilaian poster memiliki
kriteria rendah, dan tes tertulis memiliki kriteria tinggi.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebaiknya guru
menggunakan model pembelajaran yang mampu memunculkan kemampuan
berpikir kritis siswa misalnya PBL, TPS, atau Inkuiri.
3. Soal evaluasi kemampuan berpikir kritis hendaknya dibuat oleh guru mata
pelajaran dan dibuat setelah proses pembelajaran sehingga mampu
DAFTAR PUSTAKA
Afrizon, R. 2012.
Peningkatan Perilaku Berkarakter Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTsN Model Padang Pada Mata Pelajaran
IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction
.
Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika 1 (2012)
. Universitas Negeri Padang.
Padang.
Amri, dan Ahmadi. 2010.
Konstruksi Pengembangan Pembelajaran
. Prestasi
Pustaka. Jakarta.
Arikunto, S. 2010.
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan
. PT Bumi Aksara. Jakarta.
BSNP. 2006.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus
SMA/MA
. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Daroji dan Haryati. 2009.
Jelajah Fakta Biologi 1
. PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. Jakarta.
Depdiknas. 2003.
Pendidikan menurut undang-undang.
Jakarta.
Ennis, Robert H. 2011.
The Nature of Critical Thinking:An Outline of Critical
Thinking Dispositions and Abilities.
Diakses dari
http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriticalT
hinking_51711_000.pdf Pada 18 Desember 2013, 20: 15 WIB.
Furchan, A. 2004.
Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.
Pustaka belajar.
Yogyakarta.
Festiana, Ike. 2011.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Pembelajaran Fisika Berorientasi pada Keterampilan
Generik Sains.
Unila. Bandar lampung.
Ihsan, Fuad. 2008.
Dasar-Dasar Kependidikan
. Renika Cipta. Jakarta.
Johnson, E.B. 2007.
Contextual Teaching Learning
. Mizan Learning Center
Kemendikbud. 2013.
Buku 2 Penilaian Portofolio
. Diakses dari
http://aula.unair.ac.id/file.php/1/SERDOS_2013/Asesor_Serdos_2014/buku_
ii_penilaian_portofolio_serdos_tahun_2013.pd. pada 21 April 2014, 15:57
WIB.
Muhfahroyin. 2009.
Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think
Critically is a Key Skill for Academic Success.
Diakses dari
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570. Pada 27 November 2013,
19:22 WIB.
Nazir, M. 2003.
Metode Penelitian
. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pujianto, S. 2008.
Menjelajah Dunia Biologi 1
. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Jakarta.
Purwanto, N. 2008.
Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran
. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Saktiyono. 2007.
IPA Biologi SMP dan MTs
. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Sanjaya, W. 2008.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
.
Penerbit Kencana. Jakarta.
Sardiman, A. M. 2012.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
. Rajawali Pers.
Jakarta.
Sari, D. D. 2012.
Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada
Pembelajaran IPA Kelas VII SMP Negeri 5 Sleman
. Diakses dari
http://eprints.uni.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf. Pada 1
Maret 2014, 12:27 WIB.
Sugiyono. 2001.
Statistika untuk Penelitian.
Alfabet. Bandung.
Tim Penyusun. 1989.
Kamus Besar Bahasa Indonesia .
Pusat Bahasa. Jakarta.
Trianto. 2009.
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Prenada Media.
Jakarta.
Wiradana, I Wayan Gde. 2012.
Pengaruh Strategi Konflik Kognitif dan Berpikir
Kritis terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VII SMP Negeri 1 Nusa Penida
.
Diakses dari
http://share.pdfonline.com/27a1960402f84075a00a5b241ddc9e15/BERPIKI
R%20KRITIS%203.pdf . pada 11 Februari 2014, 15:05 WIB.
Wulandari, Nadiah. Sjarkawi. Dan M. Darmis. 2011.
Pengaruh Problem Based
Learning dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa
. Tekno Pedagogi Vol. 1. Diakses dari
64
Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 3 Pringsewu
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/Semester
: VII (Tujuh)/ Genap
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Kompetensi Inti
:
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
3.9 Mendeskripsikan
pencemaran dan
dampaknya bagi
makhluk hidup
Pencemaran dan
Dampak
Pencemaran
bagi Kehidupan
Mengamati :
Mengamati gambar atau
tayangan tentang peristiwa
pencemaran lingkungan
(udara, air, tanah) dan
dampaknya bagi
Tugas
Buatlah tulisan tentang upaya
yang dapat dilakukan
sehari-hari untuk mencegah
terjadinya pencemaran
5 JP
Buku paket,
Lembar kerja
Praktikum
65
Menanyakan apakah yang
dimaksud dengan
pencemaran?
Menanyakan bahan/zat
apa saja yang dapat
menyebabkan pencemaran
udara, air, dan tanah ?
Menanyakan
bagaimanakah bahan/zat
tersebut dihasilkan ?
Menanyakan pakah efek
bahan/zat tersebut bagi
lingkungan?
Eksperimen/eksplorasi :
Mendata berbagai jenis
zat/bahan yang dapat
menyebabkan pencemaran
lingkungan.
Mengsosiasi :
Mengolah
data
yang
diperoleh ke dalam bentuk
tabel.
Mengelompokkan
bahan/zat pencemar
berdasarkan lingkungan
Ceklist lembar pengamatan
kegiatan eksplor
Portofolio
Laporan tertulis kelompok dan
hasil penugasan.
Tes
Tes tertulis bentuk uraian
dan/atau pilihan ganda
Contoh soal PG :
Kegiatan industri dapat
menimbulkan panas yang
umumnya berasal dari gerakan
mesin. Jika air hasil industri
tersebut dibuang ke perairan
maka suhu perairan menjadi
panas. Panasnya suhu perairan
dapat berakibat …………
a. kandungan oksigen di pera
iran menjadi rendah
b. kandungan zat organik
diperairan berkurang
c. kandungan zat anorganik
[image:57.792.57.752.113.543.2]66
Komunikasi :
Diskusi kelompok untuk
membahas hasil eksplorasi
dan pengelompokkan
bahan pencemar
berdasarkan lingkungan
yang dicemari.
Menyampaikan hasil
eksplorasi di depan kelas.
Menyampaikan informasi
lebih jauh tentang
pencemaran lingkungan.
Pringsewu, 7 Mei 2014
Mengetahui,
Kepala SMPN 3 Pringsewu
Guru Mata Pelajaran
Suprapto, M.Pd
Isti Maryani, Amd. Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMPN 3 Pringsewu Mata Pelajaran : IPA
Kelas/semester : VII/2
Materi Pokok : Dampak Pencemaran bagi Kehidupan Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (5 JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1. Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang aspek fisik
dan kimiawi, kehidupan
dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
1.1.1 Menjaga kelestarian
lingkungan (biotik dan
abiotik) sebagai ciptaan Tuhan
merupakan wujud pengamalan
lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
2.3. Menunjukkan perilaku
bijaksana dan
bertanggungjawab dalam
aktivitas sehari-hari
sebagai wujud
implementasi sikap dalam
memilih penggunaan alat
dan bahan untuk menjaga
kesehatan diri dan
lingkungan
2.3.1 Menunjukkan sikap peduli
terhadap kesehatan diri sendiri
dan lingkungan
4. 3.9. Mendeskripsikan
pencemaran dan
dampaknya bagi makhluk
hidup
3.9.1 Menjelaskan pencemaran
3.9.2 Membedakan jenis-jenis
pencemaran
3.9.3 Menjelaskan dampak
pencemaran pada makhluk
hidup
3.9.4 Menjelaskan upaya pencegahan
dan penanggulangan terjadinya
dampak pencemaran pada
makhluk hidup
5. 4.12. Menyajikan hasil
observasi terhadap
interaksi makhluk hidup
dengan lingkungan
sekitarnya
4.12.1 Melakukan penyelidikan
untuk mengetahui pengaruh
pencemaran terhadap
lingkungan
4.12.2 Mengomunikasikan hasil
penyelidikan tentang
pengaruh pencemaran
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1) Selama proses pembelajaran, peserta didik mampu menjaga lingkungan
belajar agar tetap bersih.
2) Disajikan suatu kasus otentik, peserta didik mampu mengidentifikasi jenis
pencemaran.
3) Peserta didik mampu menyebutkan ciri-ciri pencemaran.
4) Peserta didik mampu merumuskan masalah sesuai dengan kasus yang
diberikan.
5) Peserta didik mampu merumuskan hipotesis dari permasalahan tersebut.
6) Setelah merumuskan hipotesis, peserta didik mampu menguji hipotesis
melalui kegiatan eksperimen.
7) Peserta didik mampu melakukan kegiatan eksperimen.
8) Dalam melakukan kegiatan eksperimen, peserta didik mampu bekerja
sama.
9) Peserta didik mampu menyimpulkan hasil eksperimen sesuai dengan
hipotesis yang telah dirumuskan.
10) Peserta didik mampu mempresentasikan hasil eksperimen sebelumnya
secara lisan atau tertulis.
Pertemuan 2
1) Peserta didik mampu menjelaskan dampak pencemaran.
2) Peserta didik mampu memberi contoh lingkungan yang tercemar.
3) Peserta didik mampu menampilkan poster yang telah dibuat di rumah yang
berisi ajakan kepada masyarakat dalam upaya mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan.
4) Peserta didik mampu memberikan komentar terhadap poster yang
5) Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas.
Pertemuan 3 Ulangan Harian
D. Materi Pembelajaran 1. Pertemuan 1
 Pengertian pencemaran
 Jenis-jenis pencemaran lingkungan
 Ciri-ciri lingkungan tercemar
 Eksperimen pengaruh pencemaran terhadap makhluk hidup
2. Pertemuan 2
 Ciri-ciri pencemaran
 Dampak pencemaran lingkungan
 Upaya pencegahan pencemaran lingkungan
E. Metode Pembelajaran 1) Pendekatan Saintifik
2) Pembelajaran Berbasis Masalah
F. Sumber Belajar
1. Wahono, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Buku Siswa. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 192-197. 2. Wahono, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Buku
Guru. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 234-236.
G. Media Pembelajaran  Media
 Video pencemaran lingkungan
 Poster
(disiapkan oleh peserta didik)
 Alat
 Toples atau gelas plastik 4 buah
 Stopwatch
 Gelas ukur 250 ml
 Kertas lakmus, pH Universal
 Alat tulis
 Pipet tetes
 Bahan
 Air
 Ikan lele 4 ekor
 Sabun mandi cair, sabun cuci piring cair, sabun cuci pakaian cair atau deterjen cair
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1 (2 JP)
a. Pendahuluan (10 menit )
1) Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta
didik.
2) Guru meminta peserta didik untuk memeriksa kolong meja
masing-masing dan mengambil sampah yang ditemukan, dan
meletakkan di tempatnya.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Peserta didik mencermati permasalahan otentik yang disajikan
guru (video tentang pencemaran air dan udara).
2) Menanya:
Setelah mencermati permasalahan otentik, peserta didik diminta
untuk memberikan ciri-ciri lingkungan yang tercemar
3) Merumuskan pertanyaan sebagai masalah penelitian.
4) Guru membagi siswa dalam kelompok (4-5 siswa/kelompok)
4) Mengumpulkan data:
Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk merancang
eksperimen berdasarkan hipotesis yang mereka buat (LKS).
5) Setiap kelompok melakukan eksperimen berdasarkan rancangan
yang telah mereka buat.
6) Mengasosiasi:
Peserta didik berdiskusi untuk menganalisis hasil eksperimen
dengan menggunakan LKS dan menyimpulkannya.
7) Mencipta:
Peserta didik menyiapkan laporan hasil eksperimen serta
membuat poster yang berisi ajakan upaya mencegah terjadinya
pencemaran (tugas diselesaikan di rumah).
8) Peserta didik diminta untuk melaporkan hasil eksperimen yang
telah mereka lakukan.
c. Penutup (10 menit)
1) Guru mengingatkan peserta didik untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan dan menyampaikan rubrik penilaian tugas
sehingga peserta didik dapat berusaha untuk memperoleh nilai
maksimum.
2) Peserta didik membersihkan lantai kelas dan membuang sampah
2. Pertemuan 2 (1 JP)
a. Pendahuluan (5 menit )
1) Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar peserta didik.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti (30 menit)
1) Secara berkelompok, peserta didik menyiapkan poster yang telah
dibuat di rumah.
2) Mengomunikasikan:
Masing-masing kelompok menampilkan poster yang mereka buat
pada pertemuan sebelumnya.
3) Peserta didik mendapat umpan balik dari teman maupun guru dari
hasil presentasinya.
4) Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelas.
5) Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap hasil eksperimen serta poster yang telah mereka
buat.
c. Penutup (5 menit)
1) Guru memberi penghargaan untuk kelompok dengan penampilan
terbaik.
2) Peserta didik memastikan kelas dalam keadaan rapi dan bersih.
3. Pertemuan 3 (2 JP)
Ulangan Harian (25 menit)
Mengerjakan soal uraian sejumlah 2 butir soal
Pembahasan/Refleksi (20 menit)
Membahas soal/melakukan refleksi terhadap indikator pencapaian
Perbaikan/Pengayaan (25 menit) Hasil analisis Ulangan Harian:
a. Tuntas secara klasikal
Melaksanakan program pengayaan, sementara peserta didik yang
tidak tuntas mengikuti program perbaikan.
b. Tidak tuntas secara klasikal
Melaksanakan program perbaikan, sementara peserta didik yang
tuntas mengikuti program pengayaan.
I. Penilaian 1. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian: tes tertulis
b. Bentuk Instrumen: soal uraian
2. Keterampilan
a. Teknik Penilaian: observasi
b. Bentuk Instrumen: lembar observasi
Pringsewu, 7 Mei 2014
Mengetahui,
Kepala SMPN 3 Pringsewu Guru Mata Pelajaran
Suprapto, M.Pd Isti Maryani, Amd. Pd
Pengaruh Jenis Sabun terhadap Perilaku Ikan
Tujuan
Siswa mampu menjelaskan dampak pencemaran pada makhluk hidup.
Masalah
Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan adaptif terhadap perubahan
lingkungan di habitatnya. Misalnya, ikan lele dapat hidup pada habitat air dengan
derajat keasaman yang relatif normal dengan nilai pH 7. Perubahan lingkungan
perairan yang dicemari limbah sabun atau deterjen, pH air lingkungan itu akan
meningkat lebih dari 7.
A. Rumusan masalah
Dari pernyataan tersebut, tuliskan sebuah rumusan masalah penelitian.
………
………
………..
Nama anggota kelompok: ...
...
... ... ...
Kelas : ...
B. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tuliskan hipotesis kalian!
...
...
...
...
Alat
 Toples atau gelas plastik 4 buah
 Stopwatch
 Gelas ukur 250 ml
 Kertas lakmus, pH Universal
 Alat tulis
 Pipet tetes
Bahan
 Air
 Ikan lele 4 ekor
 Sabun mandi cair, sabun cuci piring cair, sabun cuci pakaian cair atau
deterjen cair
C. Merancang Langkah-langkah Eksperimen
Rancanglah langkah-langkah yang diperlukan untuk menguji hipotesismu.
Gunakan berbagai alat dan bahan yang sudah disediakan.
...
...
...
...
...
...
...
Melakukan Eksperimen
Setelah merancang langkah-langkah eksperimen, laksanakanlah eksperimen
dengan baik dan benar.
D. Pertanyaan
1. Bagaimanakah perilaku ikan pada tiap perlakuan setelah 2 menit?
...
...
...
...
2. Dari ketiga jenis sabun yang diuji, urutkan jenis sabun yang memiliki
dampak negatif paling berat ke yang paling ringan!
...
...
...
...
3. Apakah semua ikan merespon terhadap perbedaan air dengan cara yang
sama ? Jelaskan!
...
...
...
...
4. Adakah upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
pencemaran yang disebabkan oleh