• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DANKETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA SUBKONSEP PENCEMARAN AIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DANKETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA SUBKONSEP PENCEMARAN AIR."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Abstrak ... Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Tabel ... Daftar Gambar ... Daftar Lampiran ...

i ii v vii viii ix

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Batasan Masalah ... D. Tujuan ... E. Manfaat Penelitian ... 1. Manfaat Teoritis ... 2. Manfaat Praktis ... 3. Bagi Peneliti Lain ... F. Asumsi ... G. Hipotesis Penelitian ...

1 1 4 5 6 7 7 7 8 8 9

BAB II MODEL PEMBELAJARAN POE, PENGUASAAN

KONSEP, DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA SUBKONSEP PENCEMARAN AIR ...

A. Model Predict-Observe-Explain (POE) ... B. Penguasaan Konsep Siswa ... C. Keterampilan berpikir kritis ... D. Tinjauan Materi Pencemaran Air ...

10

10 14 15 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Definisi Operasional ... B. Metode Penelitian ... C. Desain Penelitian ... D. Lokasi Penelitian ... E. Subyek Penelitian ... F. Instrumen Penelitian ... G. Prosedur Penelitian ... H. Alur Penelitian ...

30 30 31 32 32 33 34 37 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...

45

(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...

73

73 74

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN...

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Prosedur berpikir kritis menurut Ennis (Costa, 1985) ... 19

3.1 Kisi-kisi soal tes penguasaan konsep... 34

3.2 Kisi-kisi instrumen soal keterampilan berpikir kritis... 35

3.3 Aspek pengelompokkan kriteria angket... 37

3.4 Kategori keterampilan berpikir kritis siswa... 42

3.5 Interpretasi nilai N-gain... 43

4.1 Hasil data statistik tes awal dan tes akhir penguasaan konsep... 46

4.2 Rekapitulasi skor siswa pada penguasaan konsep... 46

4.3 Keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan model POE... 47

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Gambar alur penelitian ... 44 4.1 Respon siswa terhadap pembelajaran pada model pembelajaran POE

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 79

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 ... 80

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 ... 86

B. INSTRUMEN PENELITIAN ... 92

B.1 Kisi-kisi Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 93

B.2 Naskah Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 101

B.3 Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep ... 105

B.4 Naskah Soal Tes Penguasaan Konsep ... 110

B.5 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 115

B.6 Naskah Angket ... 126

B.7 Naskah Wawancara ... 127

C. HASIL ANALISIS HASIL UJI COBA INSTRUMEN ... 129

C.1 Validitas Soal Uraian ... 130

C.2 Reliabilitas Soal Uraian ... 130

C.3 Daya Pembeda Soal Uraian ... 131

C.4 Tingkat Kesukaran Soal Uraian ... 131

C.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Uraian ... 132

C.6 Validitas Soal Pilihan Ganda ... 132

C.7 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 133

C.8 Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda ... 134

C.9 Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda ... 135

C.10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Pilihan Ganda ... 136

D. HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN ... 138

D.1 Tes Awal Keterampilan Berpikir Kritis ... 139

D.2 Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kritis ... 141

D.3 Hasil Analisis Data N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis ... 143 D.4 Rata-rata persentase kemunculan setiap sub-indikator

keterampilan berpikir kritis...

(6)

D.5 Tes Awal Penguasaan Konsep ... 145

D.6 Tes Akhir Penguasaan Konsep ... 147

D.7 Hasil Analisis Data N-Gain Penguasaan Konsep ... 149

D.8 Hasil Analaisis Data Angket POE ... 150

D.9 Hasil Wawancara ... 151

E. SURAT PERIZINAN PENELITIAN ... 156

E.1 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 157

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejauh ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh pandangan

bahwa pengetahuan sebagai kerangka fakta-fakta yang harus dihafal.

Pembelajaran masih berfokus kepada guru yang dijadikan sebagai sumber

pengetahuan, dan ceramah menjadi pilihan utama strategi dalam mengajar

(Depdiknas, 2003).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) dinyatakan bahwa pembelajaran IPA

sebaiknya dilaksanakan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir sebagai salah

satu aspek penting kecakapan hidup. Downey (Trianto, 2007) menyatakan bahwa

inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan untuk memecahkan masalah.

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang harus

dimiliki siswa, karena dengan berpikir kritis seseorang akan mudah untuk

mengolah informasi yang ditemukannya dan digunakan untuk memecahkan

permasalahan. Hassoubah (2004) menyatakan bahwa berpikir kritis dapat

menjauhkan seseorang dari keputusan keliru, dan tergesa-gesa.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Ernawati (2007), ditemukan

bahwa keterampilan berpikir kritis siswa SMP berada pada kategori jelek yaitu

antara 32-34%. Selain keterampilan berpikir kritis, penguasaan konsep sains pun

(8)

Study (TIMSS) Tahun 2007, mencatat bahwa Indonesia berada pada urutan ke 36 dari 58 Negara untuk kemampuan sains tingkat SMP (TIMSS, 2007). Menurut

Liliasari (2002), rendahnya penguasaan konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

disebabkan oleh penggunaan pola pikir yang rendah pada pembentukan sistem

konseptual IPA. Belum adanya peningkatan mutu pendidikan IPA berhubungan

dengan belum terpecahkannya masalah-masalah dalam pembelajaran IPA,

diantaranya pendidikan sains belum berorientasi pada proses sains, pengajaran

masih banyak dicurahkan melalui ceramah, tanya jawab, atau diskusi tanpa

didasarkan pada hasil kerja praktek (Liliasari, 2002). Penerapan metode

pembelajaran yang berorientasi hanya pada produk pengetahuan, kurang

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, siswa pasif menerima pelajaran,

sehingga kurang memahami dan menguasai konsep yang diajarkan. Euler (dalam

Chanchaichaovivat, et al. 2009: 424) mengatakan bahwa keseimbangan antara teori dan praktek tampaknya dapat meningkatkan pemahaman konsep, namun

pembelajaran pada saat ini tampaknya hanya mendukung sebuah teori dan

cenderung mengabaikan pengalaman praktis.

Dari uraian diatas jelaslah perlu dikembangkan pola pembelajaran yang

sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan

penguasaan konsep siswa. Pembelajaran tersebut harus melibatkan pengalaman

langsung siswa, misalnya dapat berupa kegiatan memprediksi terhadap pola-pola

apa yang mungkin dapat diamati, kegiatan pengamatan atau observasi, serta

kegiatan yang dapat melatih retorika siswa yaitu mengkomunikasikan atau

(9)

sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan melatih siswa untuk

berpikir kritis.

Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat menjembatani

permasalahan di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran POE.

Model pembelajaran POE adalah model pembelajaran dengan urutan proses

membangun pengetahuan dengan terlebih dahulu meramalkan solusi dari

permasalahan, lalu melakukan eksperimen untuk membuktikan ramalan,

kemudian menjelaskan hasil eksperimen (White & Gunstone, 1992 dalam Liew,

2004). Model pembelajaran POE memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengkonstruksi pengetahuan sendiri, melakukan pengamatan terhadap fenomena

yang terjadi, serta mengkomunikasikan pemikiran dan hasil diskusinya, sehingga

siswa lebih memahami dan menguasai konsep yang diajarkan.

Dengan adanya kegiatan ini, siswa dituntut untuk bersikap aktif dan

mengeluarkan sebanyak-banyaknya informasi yang mereka ketahui dan pada

akhirnya mereka merekonstruksi dan mengkombinasikan pengetahuan awal

mereka dengan pengetahuan yang baru mereka dapatkan (White & Gunstone,

1992 dalam Liew, 2004). Pembentukan atau rekonstruksi pengetahuan siswa ini

akan menghasilkan suatu pemahaman dalam diri siswa tersebut. Siswa dapat

mengenal, mengetahui, dan menggunakan pengetahuannya melalui pembelajaran

tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Adisendjaya (2008) menyatakan bahwa kebanyakan siswa SMP adalah

pemikir konkrit, sehingga akan sulit untuk menggunakan inkuiri pada konsep

(10)

semakin mudah dipelajari melalui inkuiri. Zohar et al. (1994) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui kajian yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari. Pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air

merupakan konsep yang tepat untuk dipelajari melalui model POE pada tingkat

SMP untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, karena konsep ini

dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan mudah untuk diamati.

Penelitian tentang berpikir kritis dengan pembelajaran model POE pada

siswa SMP sudah dilakukan sebelumnya, yaitu dilakukan oleh Novitasari (2010)

yang melakukan penelitian tentang keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep

sistem ekskresi yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa

berada dalam kategori kurang. Sejauh ini, belum ada penelitian yang meneliti

mengenai kemampuan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran POE

pada subkonsep pencemaran air, karena itulah peneliti tertarik mengkaji mengenai

“Penerapan Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada

Subkonsep Pencemaran Air”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan model POE

(11)

Adapun rumusan di atas dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana penguasaan konsep siswa pada subkonsep pencemaran air

sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran POE dan bagaimana

peningkatannya?

2. Bagaimana keterampilan berpikir kritis siswa pada subkonsep pencemaran

air sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran POE dan bagaimana

peningkatannya?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran POE

(Predict-Observe-Explain) pada subkonsep pencemaran air ?

4. Bagaimana tanggapan guru terhadap penerapan model pembelajaran POE

(Predict-Observe-Explain) pada subkonsep pencemaran air ?

C. Batasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini lebih terarah pada ruang lingkup yang

akan diteliti, maka dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 12

Bandung.

2. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model POE

menurut White & Gunstone (1992), dimulai dengan penyajian masalah,

dimana peserta didik diajak untuk memberikan dugaan sementara terhadap

kemungkinan yang terjadi, dilanjutkan dengan observasi atau pengamatan

(12)

melakukan percobaan untuk dapat menemukan kebenaran dari prediksi awal

dalam bentuk penjelasan (White & Gunstone 1992, dalam Wu-Tsai, 2005).

3. Penguasaan konsep yang diukur pada penelitian ini adalah penguasaan

konsep secara kognitif yaitu penguasaan konsep yang diperoleh dari skor

pretest dan postest berupa soal pilihan ganda (C1-C2) yang memuat materi tentang pencemaran air.

4. Keterampilan berpikir kritis yang diukur oleh peneliti adalah membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi, memfokuskan pertanyaan, menganalisis

argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan

tantangan, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. mengidentifikasi

asumsi, memutuskan suatu tindakan, dan berinteraksi dengan orang lain.

Kesepuluh sub-indikator tersebut dikembangkan oleh Ennis, 1985.

5. Penguasaan dan keterampilan berpikir kritis tersebut dibatasi pada pokok

bahasan materi pencemaran air

D. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh gambaran hasil penerapan model pembelajaran POE

(13)

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan bernilai jika dapat memberikan manfaat bagi sebagian

pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan dunia pendidikan mengenai penerapan model

pembelajaran POE.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan oleh para guru

dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan mengenai model

pembelajaran, sehingga model pembelajaran POE ini dapat dijadikan

alternatif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan

berpikir kritis siswa.

c. Penelitian ini diharapkan dapat membuka paradigma baru dalam

mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

menerapkan model pembelajaran POE demi tercapainya ketuntasan

belajar siswa.

b. Bagi guru Biologi diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

pemilihan model pembelajaran yang baik agar proses pembelajaran

akan menjadi menarik dan tidak monoton.

c. Bagi siswa diharapkan dapat memberikan suatu pengalaman belajar

(14)

3. Bagi Peneliti lain

a. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan model pembelajaran POE

yang disertai dengan kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan ketika akan melakukan

penelitian yang relevan.

b. Sebagai bahan perbandingan untuk meneliti masalah yang berkaitan

dengan penelitian ini.

F. Asumsi

Asumsi dasar merupakan suatu acuan pada segala pandangan dalam

menghadapi masalah, hal ini terjadi karena anggapan dasar merupakan pemikiran

yang tidak pernah diragukan kebenarannya, dalam penulisan dan pembahasan ini

penulis bertolak pada asumsi:

1. Pandangan konstruktivisme sosial yang dikolaborasikan dengan model POE

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan ide pemikiran,

berargumen, dan berdebat mengenai pendapat sains (Kearney et al., 2004). 2. Model POE dipandang sebagai model pembelajaran yang berorientasi pada

konstruktivis yang mendukung pembelajaran konseptual (White and

Gunstone, 1992, dalam Liew, 2004).

3. Model POE dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam

mengeksplorasi konsep yang mereka miliki dan membangkitkan siswa

(15)

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan beberapa defenisi operasional

sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

pembelajaran POE, dimana dalam kegiatannya siswa dibagi ke dalam

kelompok yang masing-masing beranggotakan 6 orang siswa. Setiap

kelompok diberikan LKS sebagai panduan dalam pelaksanaan praktikum.

Dalam pembelajaran ini, siswa dituntut untuk melakukan tiga tugas utama

dimulai dengan penyajian masalah, dimana peserta didik diajak untuk

memberikan dugaan sementara terhadap kemungkinan yang terjadi,

dilanjutkan dengan observasi atau pengamatan langsung terhadap suatu

masalah dan kemudian dibuktikan dengan melakukan percobaan untuk

dapat menemukan kebenaran dari prediksi awal dalam bentuk penjelasan

(White & Gunstone 1992, dalam Wu-Tsai, 2005).

2. Penguasaan konsep yang dimaksud diperoleh dari nilai skor tes awal dan tes

akhirberupa soal pilihan ganda (C1-C2) berjumlah 15 yang telah diuji coba

dengan kriteria validasi baik menurut Arikunto (2006) yang memuat materi

tentang pencemaran air. Soal penguasaan konsep ini diberikan sebelum dan

setelah penerapan modelpembelajaran POE.

(17)

3. Keterampilan berpikir kritis yang dimaksud adalah gambaran menyeluruh

berdasarkan 10 dari 12 indikator keterampilan berpikir kritis siswa untuk

memecahkan masalah yang disajikan dalam bentuk soal uraian yang

dikembangkan oleh penulis dan telah diuji coba validitasnya. Indikatornya

meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan

menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan,

mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi, membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan mempertimbangkan nilai

keputusan, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi,

mengidentifikasi asumsi, memutuskan suatu tindakan, berinteraksi dengan

orang lain (Ennis, 1985).

B. Metode Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model POE,

sedangkan yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan

konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pre-experimental design atau weak experiment. Metode penelitian ini tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding

(18)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group Pretest Postest Design berupa rancangan eksperimen yang menggunakan satu kelompok tunggal atau tidak ada kontrol (Arikunto, 2006: 83). Pada desain penelitian ini terdapat tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah

diberi perlakuan, sehingga dapat diketahui perbandingan sebelum dan setelah

diberi perlakuan (Sugiyono, 2010: 110-111). Perbedaan (gain) antara tes awal dan tes akhir diasumsikan merupakan efek dari perlakuan dan selama pembelajaran

dilakukan observasi.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah dalam bentuk bagan sebagai

berikut:

Desain Penelitian

Keterangan: O1 : Tes awal O2 : Tes akhir

X : Simbol perlakuan dengan model pembelajaran POE (Predict Observe-Explain)

D. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMPN 12 Bandung yang beralamat di Jalan

Setiabudhi Bandung. Peneliti memilih sekolah tersebut karena model

pembelajaran yang akan diteliti belum pernah digunakan oleh guru biologi di

(19)

dengan fasilitas alat untuk kegiatan praktikum yang cukup lengkap, sehingga

dapat mendukung kegiatan penelitian ini.

E. Subyek Penelitian

Penelitian ini melibatkan sejumlah informasi tentang proses dan hasil

belajar yang diperoleh siswa sebagai akibat adanya penerapan model

pembelajaran POE pada pembelajaran materi pencemaran air. Dalam penelitian

ini, subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 12 Bandung pada semester

genap tahun ajaran 2011/2012. Agar informasi yang diperoleh sesuai sasaran

penelitian, maka ditetapkan syarat menjadi anggota sampel adalah mengikuti

pretest, perlakuan dan posttest. Apabila salah satu syarat ini tidak diikuti,

dinyatakan gugur sebagai sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Cluster Random Sampling, yang memungkinkan setiap kelompok berpeluang untuk menjadi sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2010:

121) teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti

atau sumber data sangat luas. Dari kelas yang berjumlah 10 kelas, sampel yang

diambil sebanyak satu kelas yaitu VII I sebanyak 40 siswa. Namun data yang

dapat diolah hanya 30 siswa, karena ada beberapa siswa yang tidak mengikuti tes

(20)

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes Penguasaan Konsep

Tes penguasaan konsep berupa tes awal dan tes akhir dilakukan untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep siswa yaitu berupa tes tertulis dalam

bentuk soal pilihan ganda. Tes ini diberikan pada saat tes awal dan tes akhir

berlangsung. Pada ranah kognitif, mencakup aspek kemampuan mengingat (C1)

dan memahami (C2). Adapaun kisi-kisi soal tes penguasaan konsep pada

msing-masing jenjang C1-C2 dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Penguasaan Konsep

Indikator Jenjang Kognitif

C1 C2

1. Membedakan air yang tercemar dan air yang

tidak tercemar dari sifat fisik dan kimianya. 15 3,7 2. Menjelaskan sumber-sumber pencemaran air 4 1,6, 3. Menganalisis akibat yang ditimbulkan dari

pencemaran air bagi makhluk hidup 5, 14

8,9,10,12, 14 4. Menjelaskan upaya untuk mencegah terjadinya

pencemaran air 2,11, 13,

2. Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa pada

subkonsep pencemaran air dengan 12 indikator keterampilan berpikir kritis yang

meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan

menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan,

mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, mengobservasi dan

(21)

hasil deduksi, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat

dan mempertimbangkan nilai keputusan, mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi asumsi, memutuskan suatu

tindakan, berinteraksi dengan orang lain (Ennis, 1985). Dari 12 indikator, yang

digunakan dalam tes keterampilan berpikir kritis adalah 10 indikator. Tes dalam

penelitian ini dilaksanakan dua kali yaitu sebelum pembelajaran dan setelah

pembelajaran.

Tes yang digunakan berupa soal uraian dengan jumlah 10 soal dengan skor

maksimal 44. Kisi-kisi instrumen soal berdasarkan indikator keterampilan berpikir

kritis dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan Berpikir

Kritis

Sub-keterampilan

Berpikir Kritis Penjelasan

No. Soal Elementary clarification (memberikan penjelasan sederhana) 1. Memfokuskan pertanyaan Mengidentifikasi dan

merumuskan pertanyaan 2

2. Menganalisis argumen

Mengidentifikasi alasan (sebab)

yang dinyatakan (implisit) 10 3. Bertanya dan

menjawab

pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan

Menjawab pertanyaan mengapa

9

Basic Support (membangun keterampilan dasar)

4. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

Menggunakan teknologi yang kompeten

3

Inference (membuat inferensi)

5. Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

Kondisi yang logis

(22)

Keterampilan Berpikir

Kritis

Sub-keterampilan

Berpikir Kritis Penjelasan

No. Soal

6. Membuat induksi dan

mempertimbang-kan hasil induksi

Membuat generalisasi: kekhususan data pembatasan terhadap alasan; pengambilan contoh, tabel, grafik

4 Advance clariffication (memberikan penjelasan lebih lanjut) 7. Mendefinisikan istilah dan mempertimbang-kan definisi

Strategi definisi (tindakan mengidentifikasi persamaan)

5

8. Mengidentifikasi asumsi

Penalaran secara implisit

6 Strategy and tactics (mengatur strategi dan taktik)

9. Memutuskan suatu tindakan

Menyeleksi kriteria untuk

membuat solusi 7

10. Berinteraksi dengan orang lain

Memberi label

8

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran sebagai panduan

siswa melakukan praktikum pencemaran air. Lembar kerja berisi langkah-langkah

yang disusun berdasarkan tahapan model pembelajaran POE, serta lembar isian

yang harus dikerjakan dan diisi oleh siswa. Setiap siswa memperoleh

masing-masing satu LKS yang harus diisi selama pembelajaran berlangsung.

4. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari resfonden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang dia ketahui (Arikunto, 2006: 151). Angket ini digunakan untuk

mengetahui ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran dan materi,

(23)

pembelajaran. Angket didistribusikan setelah pembelajaran berlangsung dan

menggunakan pertanyaan terbuka yang tujuannya agar siswa lebih bebas

memberikan pendapatnya. Adapun kisi-kisi angket yang digunakan dapat dilihat

pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Aspek Pengelompokan Kriteria Angket

No Kriteria Nomor Pernyataan

1 Ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran dan materi

1,2,3,7,9

2 Tanggapan pada saat proses pembelajaran 4,6,8 3 Penilaian terhadap model pembelajaran 5, 10

5. Wawancara

Wawancara disebut juga kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang

dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(Arikunto, 2006: 155). Wawancara dalam pengertian ini digunakan untuk

mengetahui respon guru mata pelajaran terhadap model pembelajaran yang

diterapkan. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon (Sugiyono, 2010: 194).

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan, tahapan

tersebut adalah:

1. Tahap Persiapan

(24)

a. Merumuskan masalah

Mengumpulkan data dan studi literatur tentang model pembelajaran

POE dan konsep pencemaran yaitu mengenai pencemaran air.

b. Menyusun proposal penelitian

Proposal penelitian yang disusun ini memuat tentang masalah yang

akan dikaji, variabel yang akan diukur, sumber data, dan metode

penelitian yang akan digunakan.

c. Mengikuti seminar proposal

Seminar proposal ini bertujuan untuk memaparkan isi proposal untuk

memperoleh masukan tentang rencana penelitian.

d. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang dibuat berupa soal tes objektif untuk

mengetahui penguasaan konsep siswa terhadap materi pencemaran air

dengan model pembelajaran POE.

e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai

pedoman untuk melaksanakan pembelajaran.

f. Penguatan dan uji coba instrumen

Soal yang akan dijadikan instrumen penelitian sebelumnya diberi

penguatan oleh dosen ahli untuk diketahui jenjang kognitifnya.

g. Melakukan analisis hasil uji coba instrumen penelitian.

h. Menguji validitas butir soal

1) Menguji reliabilitas butir soal

(25)

3) Daya pembeda butir soal

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan Tes Awal (pretest)

Pelaksanaan bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa

tentang materi pencemaran air. Tes ini dilakukan di awal

pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat. Kelas tersebut diberikan perlakuan

dengan menerapkan model pembelajaran POE pada materi

pencemaran air.

c. Pelaksanaan Tes Akhir (posttest)

Tes akhir dilakukan setelah pembelajaran selesai. Tes akhir ini

dilaksanakan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan

penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa setelah mendapat

pembelajaran dengan model POE.

d. Memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran POE.

e. Melakukan wawancara terhadap guru Biologi yang mengikuti

berlangsungnya proses pembelajaran dengan model pembelajaran

POE.

3. Tahap Akhir

(26)

a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh

b. Mengolah data penelitian

c. Menganalisis dan membahas hasil penelitian

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

e. Memberi saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang

memadai.

4. Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data dengan menggunakan instrumen

yang telah dibuat, terlebih dahulu dilakukan judgement oleh dosen ahli kemudian dilakukan uji coba instrumen. Uji coba dilakukan pada kelas yang sudah

mendapatkan materi yang akan diteliti. Uji coba dilakukan untuk melihat

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen yang

digunakan. Untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda setiap butir soal yang diujicobakan digunakan software ANATES Pilihan Ganda dan Essay versi 4,0.

5. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul. Kemudian

dilakukan uji statistik untuk data yang bersifat kuantitatif. Analisis data dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

(27)

1) Memberikan tes awal soal penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis pada siswa untuk mengukur kemampuan awal siswa

2) Memberikan perlakuan model pembelajaran POE (predict-observe-explain) pada siswa

3) Memberikan tes akhir (soal yang sama dengan tes awal) pada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan model

pembelajaran POE (predict-observe-explain)

4) Hasil tes awaldan tes akhirsiswa merupakan data primer yang diberikan di dalam kelas (pada waktu pembelajaran berlangsung).

5) Data angket diberikan pada siswa setelah kegiatan pembelajaran. Wawancara dilakukan pada guru dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kedua

data tersebut digunakan sebagai data sekunder.

b. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini kemudian dikumpulkan dan

selanjutnya diolah dengan cara sebagai berikut:

1. Pengolahan Data Tes

a. Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Soal keterampilan berpikir kritis yang merupakan soal uraian dengan

jumlah soal lima butir akan diolah dengan cara sebagai berikut:

1) Soal diperiksa dan diberikan skor pada setiap butir soal

2) Menghitung total skor yang didapat oleh setiap siswa

3) Data diolah untuk melihat angka persentase keterampilan berpikir

(28)

Keterangan :

NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

(Purwanto, 2009: 102)

4) Pengkategorian, dilakukan untuk menentukan kategori keterampilan

berpikir kritis tiap indikator digunakan kriteria pada Tabel 3.4 berikut

ini:

Tabel 3.4 Kategori Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

No Penguasaan (%) Klasifikasi

1. 81 - 100% Sangat tinggi

2. 61 - 80% Tinggi

3. 41 - 60% Sedang

4. 21 - 40% Rendah

5. 0 – 20% Sangat rendah

(Syah, 2004)

b. Tes Penguasaan Konsep

Setelah data tes penguasaan konsep terkumpul, maka dilakukan

pemberian skor. Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan

metode right only yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor tiap siswa ditentukan

dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Setelah dilakukan

penskoran data, data yang terkumpul akan dianalisis. NP =

R

(29)

c. Menghitung Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain termornalisasi dimaksudkan untuk mengetahui

kategori peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep

siswa. Untuk memperoleh nilai gain ternormalisasi digunakan rumus yang

dikembangkan oleh Hake (1999) yaitu:

Nilai N-gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada

Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Intrepretasi Nilai N-gain

Kategori perolehan N-gain Keterangan

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Cukup

0,61 – 0,80 Tinggi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

(Meltzer, dalam Ernawati)

2. Pengolahan Data Angket Siswa

Angket digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa

terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan model POE. Angket yang dibuat memuat pernyataan dengan 2 pilihan jawaban yaitu “Ya” atau

“Tidak”. Data yang diperoleh dari jawaban angket siswa kemudian

dianalisis dan dihitung jumlah jawaban siswa dari tiap respons. Data angket

diolah dalam bentuk persentase dengan rumus:

∑ Siswa pada item tersebut N – gain =

Skor tes akhir – Skor tes awal

(30)

H. Alur Penelitian

Bagan 3.1 Alur Penelitian

3.1. Gambar Alur Penelitian

Merumuskan masalah

Pengumpulan data dan kajian pustaka

Menyusun proposal penelitian, seminar proposal dan revisi proposal

Menyusun instrumen penelitian dan RPP pembelajaran

Melakukan judgement instrumen penelitian

Revisi instrumen

Tes awal

Penerapan

pembelajaran dengan model POE

Tes akhir dan pemberian angket pada kelompok eksperimen

Pengumpulan data

Pengolahan data dan analisis data

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

pemggunaan model POE dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan N-gain didapatkan nilai N-gain penguasaan konsep

sebesar 0,42 dengan kategori cukup sehingga dapat disimpulkan bahwa

penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dengan kategori cukup.

Selain penguasaan konsep, keterampilan berpikir kritis pun mengalami

peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran POE. Berdasarkan hasil

perhitungan N-gain didapatkan nilai N-gain sebesar 0,55, sehingga dapat

disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan

dengan kategori cukup.

Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa respon positif siswa terhadap

pembelajaran dengan model POE adalah sebesar 83,33% dan siswa yang

memberikan respon negatif adalah sebesar 16,67%. Artinya bahwa penerapan

model POE dalam pembelajaran, dinilai menarik dan dapat membantu siswa

dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa

pada subkonsep pencemaran air.

Tanggapan guru terhadap model pembelajaran POE dapat dilihat dari

hasil wawancara. Hal ini dapat terlihat dari hasil data wawancara yang

menunjukkan bahwa hampir semua pertanyaan yang diajukan direspon secara

(32)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikemukakan rekomendasi sebagai

berikut:

1. Perlu dipertimbangkan dalam pemilihan materi jika guru menerapkan model

POE dalam kegiatan pembelajaran, karena tidak semua materi cocok

diterapkan dalam model pembelajaran ini. Sebaiknya diterapkan pada materi

yang dapat menggali kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan

Selain itu, jika guru menerapkan model pembelajaran POE dalam kegiatan

pembelajaran, maka tahapan-tahapan yang terdapat pada model

pembelajaran POE harus terpenuhi serta dilakukan sesuai sintaksnya.

2. Model POE ini merupakan model yang membutuhkan fasilitas pembelajaran

yang cukup memadai dikarenakan pembelajarannya dapat berupa praktikum

atau demonstrasi.

3. Tahapan-tahapan POE dalam lembar kerja siswa (LKS) sebaiknya dengan

jelas, sehingga mudah dipahami oleh siswa.

4. Instrumen yang digunakan sebaiknya tidak terlalu banyak dan disesuaikan

dengan waktu untuk mengerjakan soal tersebut, sehingga waktu yang

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y. H. (2008). Handout Pembelajaran Sains untuk Pendidikan Dasar. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi IV). Jakarta: Rineka Cipta.

________ (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ennis, R.H. (1985). “At Outline of Goals for A Critical Thingking Curriculum”. In Developing Mind: A Resource book for Teaching Thingking. Virginia: ASCD Publication

_________(1996). Critical Thinking. United Stades of America: Prentice-Hall, Inc

Ernawati. (2007). Profil Keterampilan berpikir kritis Siswa SMP melaui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada Materi Pencemaran Air. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Falmer. (2010). POE and Practical work. [Online]. Tersedia: http://www.aare.edu.au/01pap/mth01583.htm [juli 2012]

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Gelveb, D. R. & Stewart, B. R. (2001). Developing Critical Thinking Skills of Teach Prep Student Using Applied Communications. Tersedia. [online]:

http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JOTS/Summer-Fall-2001/pdf/geiven.pdf [ 5 Juli 2012]

Hake, R. (1999). Analizyng Change/Gain Score. [online]. Tersedia: http://lists.asu.edu [22 Februari 2011]

(34)

Hassoubah, Z. I. (2004). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis Disertai Ilustrasi dan Latihan. Bandung : Nuansa

Indrawati & Setiawan, W. (2009). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA.

Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC

Joyce, C. (2006). Predict, Observe, Explain. [online]. Tersedia : http//arb.nzcer.org.nz/strategies/poe.php [22 Februari 2012]

Joyce, B., Marsha W & Emily C. (2009). Models of Teaching edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kearney, M., David F., Shelly Y., & Maijan G. (2004). Student and Teacher Perception of the Use of Multimedia Supported Predict-Observe-Explain. dalam Research in Science Education 34: 427-453

Kearney. (2010). POE Strategy. [Online]. Tersedia : http://arb.nzcer.org.nz/strategies/poe.php [19 Februari 2010]

Liew, C. W. (2004). The Effectiveness of Predict, Observe, Explain Technique in

Diagnosing Studens’ Understanding of Science and Identifying Their

Level of Achievement. [online]. Tersedia:

http://adt.curtin.edu.au/theses/available/adt-WCU20050228.145638/unrestricted/01Front.pdf [8 februari 2012].

Liliasari (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Strategi Kognitif Mahasiswa Calon Guru dalam Menerapkan Berfikir Konseptual Tingkat Tinggi (Studi Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif). Laporan Penelitian Hibah Bersaing IX Perguruan Tinggi. UPI Bandung

Luckie, D. B., Maleszewski, J.J., Loznak, S. D., & Krha, M. (2004). Infusion of Collaborative Inquiry Troughout a Biology Curriculum Increases FStudent Learning: a Four-Year Study of “Team and Steam”. Tersedia: http://advan.physiology.org/cgi/content/full/28/4/199 [29 Juli 2012]

(35)

Martini, R. (2009). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle Pada Subkonsep Pencemaran Air. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Mulyana, T. (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMA Jurusan IPA melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Induktif-Deduktif. Tesis PPS UPI Bandung. tidak diterbitkan

Novitasari, A. (2010). Pengaruh Stretegi POE terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA pada Konsep Ekosistem. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Potts & Bonnie. (1994). Strategies for Teaching Critical Thinking. ERIC/AE Digest. [online]. Tersedia: http://www.ericdigests.org/1996-1critical.htm [27 Januari 2012]

Purwanto, N. (2009). Pinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ratnawulan, A. (2005). Himpunan Materi Perkuliahan Pengetahuan Lingkungan. FPMIPA UPI Bandung.

Rosyanda, D. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan). Jakarta: Prenada Media.

Rustaman, N. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FPMIPA-UPI

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2008). Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suriasumantri, J. (2003). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka.

(36)

TIMSS, (2007). Highlights from The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) National Center for Education Statistics (NCES) U.S. DEPARTMENT OF EDUCATION [Online] tersedia: http://nces.ed.gov/pubs2009/2009001.pdf[3 Oktober 2011]

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Beorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trowbridge, L. W., Bybee, R.W. & Sund. R. B. (1973). Becoming a Secondary Scholl Science Teacher. Toronto: A Bell & Howell Co.

Wahyudhi, R. A. (2011). Beberapa Pengembangan dari Model Pembelajaran

Kooperatif. [online]. Tersedia:

http://yudhiart.blogspot.com/2011/01/beberapa-pengembangan-dari-model.html [30 Juli 2012]

Wardhana, W. A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Wu, Yin-Tien Tsai & Chin-Chung. (2005). “Effect of Constructivist-oriented On

Elementary School Student’ Cognitive Structures”. Journal of Biological Education. 39, (3), 113-119.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Penguasaan Konsep
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 3.3 Aspek Pengelompokan Kriteria Angket
Tabel 3.4 Kategori Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Predict-Observe- Explain (POE) dapat meningkatkan keterampilan proses sains

Sehingga teknik pembelajaran Predict Observe Explain (POE) ini sangatlah tepat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik karena menuntut banyak

Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Penerapan Model POE (Predict, Observe, Explain) Guna Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Alternatif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Predict Observe Explain (POE) dapat meningkatkan pemahaman konsep

PENERAPAN PRAKTIKUM BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN-EXPLORE (POEE) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA MATERI PENCEMARAN AIR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian yang relevan juga sudah dilakukan oleh Arif (2015) yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dengan Metode

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran POE ( Predict, Observe, Explain ) dalam meningkatkan kemampuan keterampilan pemecahan

di atas hasil observasi aktivitas mengajar guru pada pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain ( POE ) pada siklus I pertemuan 1 dapat