• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) BERBASIS LITERASI SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI SISWA

KELAS X SMAN 3 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh:

WILASTRI HURUN’IN E1M 013 058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)

2

Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) BERBASIS LITERASI SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI SISWA

KELAS X SMAN 3 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh:

WILASTRI HURUN’IN E1M 013 058

Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II,

(Dr. Aliefman Hakim, S.Si., M.Si)

NIP. 19810327 200501 1 003

(Drs. Sukib, M.Si) NIP. 19650307 199403 1 002

(3)

3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) BERBASIS LITERASI SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 3 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017

Wilastri Hurun’in NIM. E1M013058

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Email: hwilastri@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) berbasis literasi sains terhadap hasil belajar kimia materi pokok reaksi oksidasi-reduksi siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Mataram tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini merupakan quasy eksperimen dalam bentuk nonequivalent control group design posttest only. Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas X MIA SMAN 3 Mataram. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu dengan metode purposive sampling. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain berbasis literasi sains sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t. Hasil uji statistik uji-t thitung pada taraf signifikan 5% menunjukkan thitung

(3,37) < ttabel(2,02) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) berbasis literasi sains terhadap hasil belajar kimia materi pokok reaksi oksidasi dan reduksi siswa kelas X SMAN 3 Mataram tahun ajaran 2016/2017.

Kata kunci: model pembelajaran POE, literasi sains, hasil belajar, dan materi reaksi oksidasi-reduksi.

(4)

4

THE EFFECTS OF PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN LEARNING MODEL BASED ON SCIENCE LITERACY ON THE RESULTS OF CHEMISTRY LEARNING ON OXIDATION AND REDUCTION REACTION TOPIC OF

CLASS X SMAN NEGERI 3 MATARAM ACADEMIC YEAR 2016/2017

Wilastri Hurun’in NIM. E1M013058

Chemistry Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Mataram University

Email: hwilastri@yahoo.com

ABSTRACT

This study was aimed to investigate the effects implementation of predict-observe-explain learning model based on science literacy on chemistry learning achievement on the lessons of oxidation-reduction reaction of class X SMA Negeri 3 Mataram year of 2016/2017. This study is a quasi-experimental type and using posttest only nonequvalent control group design. The study population was students of class Xth grade of SMAN 3 Mataram. The sampling was performed by purporsive sampling. Class X MIA 1 was selected as the experimental class which was given the treatment in the form of implementation of predict-observe-explain learning model based on science literacy and class X MIA 2 as the control class which was using conventional learning model. The hypothesis test using t-test resulted in t count 3,37 > t table 2,02, so Ha was accepted and and H0 was rejected.

This means that the implementation of predict-observe-explain (POE) learning base on science literacy could improve the results of chemistry learning on oxidation and reduction reactions topic in students in Xth grade of SMAN 3

Mataram academic year 2015/2016.

Keywords: predict-observe-explain learning model, science litercy, learning results and concepts in oxidation-reduction

(5)

5 PENDAHULUAN

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi serta perubahan energi yang menyertai perubahan energi tersebut (Syukri, 1999). Menurut Pandley dalam Suyanti (2010) banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Hasil penelitian dari Nurdiawati (2015) menunjukkan bahwa pembelajaran kimia pada siswa masih kerap mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran kimia khususnya yang berhubungan dengan rumus dan hitungan. Guru langsung membahas hal-hal yang bersifat teoritis, sehingga siswa kesulitan untuk membayangkannya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar guru mengajarkan ilmu kimia secara monoton.

Berdasarkan hasil observasi di sekolah, guru kesulitan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan K-13 sehingga guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional yang didominasi oleh metode ceramah. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru kimia di SMAN 3 Mataram menunjukkan bahwa nilai rata-rata ujian tengah semester (UTS) SMA Negeri 3 Mataram siswa kelas X MIA masih belum mencapai nilai KKM (75).

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena cara mengajar guru yang kurang inovatif dan kreatif sehingga menyebabkan minat siswa untuk belajar masih tergolong rendah. Walaupun di sekolah tersebut sudah menggunakan K-13, guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru (teacher center).

Uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan sudah tidak efektif lagi, sehingga perlu adanya pembaharuan yaitu dibutuhkan sebuah strategi serta model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat mengubah siswa menjadi lebih aktif dan responsif dalam mempelajari ilmu kimia. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE). Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) merupakan model pembelajaran yang dimana guru menggali pemahaman siswa dengan cara meminta mereka untuk melakukan 3 tugas utama, yaitu

(6)

6

memprediksi, mengamati, dan menjelaskan (Ma’rifatun, 2014). Menurut Widyaningrum (2013) model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dapat digunakan untuk menggali pengetahuan awal siswa, memberikan kesempatan kepada siswa mengenai kemampuan berpikir siswa, mengkondisikan siswa untuk melakukan diskusi, memotivasi siswa untuk mengeksplorasi konsep yang dimiliki dan membangkitkan siswa untuk melakukan investigasi (Lebdiana, 2015).

Penelitian tentang hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) sudah pernah dilakukan, diantaranya penelitian oleh Rohmah (2014) yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) berbantuan LKS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X ATPH SMK Negeri 1 Kuripan Tahun Ajaran 2013/2014 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian yang relevan juga sudah dilakukan oleh Arif (2015) yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dengan Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Asam dan Basa Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dengan metode praktikum memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa.

Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) yang dianjurkan berbasis literasi sains. Pembelajaran literasi sains merupakan pembelajaran yang relevan untuk mengembangkan kemampuan literasi sains yang sesuai dengan proses dan produk kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Fakta hasil observasi menunjukkan jarang sekali guru memberikan kerelevansian antara materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga menyebabkan rendahnya kebermaknaan pembelajaran bagi siswa. Kebermaknaan dalam pembelajaran sains bagi siswa dapat diperoleh jika siswa memiliki kemampuan literasi sains yang baik. Penelitian yang relevan tentang literasi sains, diantaranya penelitian oleh Fibonacci yang berjudul (2014) Development Fun-Chem Learning Materials Integrated Socio-Science Issues to Increase Students Scientific Literacy

(7)

7

menunjukkan bahwa penggunaan dari materi pengajaran Fun-Chem yang terintegrasi dengan sosio-sains memberikan respon positif oleh siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) Berbasis Literasi Sains Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi Siswa Kelas X MIA SMAN 3 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan quasy eksperimental atau eksperimen semu. Jenis penelitian ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasy eksperimental digunakan karena pada kenyataannnya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2013). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nonequivalent control group design posttest only (Tim Putlisjaknov, 2008). Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Mataram dengan jumlah populasi siswa kelas X sebanyak 379 orang. Sampel dalam penelitian ini yakni siswa kelas X MIA 1 (39 siswa) yang merupakan kelas eksperimen dan X MIA 2 (39 siswa) yang merupakan kelas kontrol. Tehnik pengambilan sampelnya yaitu purposive sampling (Sugiyono, 2013), yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan yaitu pertimbangan dari guru kimia kelas X di SMAN 3 Mataram.

Pemberian perlakuan dimulai pada awal bulan Februari 2017 dan berakhir pada akhir bulan Februari 2017. Penelitian dilakukan pada dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas lainnya sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini, dalam pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain berbasis literasi sains. Penerapan model dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan selama 3 jam pelajaran (3 x 45 menit), diakhir penelitian dilakukan posttest dengan soal pilihan ganda untuk menguji pemahaman siswa.

(8)

8

Analisis data menggunakan Aiken’s V untuk mengetahui validitas isi soal posttest, rumus korelasi poin biserial untuk mengetahui validitas empiris dan rumus KR-20 untuk mengetahui reliabilitas instrumen serta statistik uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian normalitas dilakukan dengan rumus chi-kuadrat dan uji homogenitas menggunakan rumus uji-F.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fokus penelitian yang dilakukan peneliti yaitu untuk mengukur hasil belajar pada ranah koognitif siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 2 SMAN 3 Mataram. Penggunaan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) berbasis literasi sains diyakini tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok reaksi oksidasi dan reduksi. posttest akan diberikan pada akhir proses pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menerima materi.

Shiland (1999) mendefinisikaan model pembelajaran predict-observe-explain (POE) sebagai model yang memungkinkan individu untuk membuat pandangan mereka secara eksplisit, melalui penjelasan. Alasan di balik prediksi dan pengamatan mereka (Smith, 2010). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran POE berbasis literasi sains. Alasan peneliti menggunakan model POE dipadukan dengan literasi sains dikarenakan adanya sinkronisasi antara tahapan pada model pembelajaran POE dengan tahapan pembelajaran literasi sains. Hasil posttest pada kelas eksperimen (dengan penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain) diperoleh nilai rata–rata kelas sebesar 61,63 dengan nilai tertinggi sebesar 87,5. Sementara untuk hasil posttest pada kelas kontrol (model konvensional) diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 52,19 dengan nilai tertinggi sebesar 81,2. Data nilai rata-rata dan nilai tertinggi dapat dilihat pada grafik 5.1.

(9)

9

Gambar 5.1 Nilai Rata-Rata dan Nilai Tertinggi Hasil Posttest pada Kelas Eksperimen (Model Predict-Observe-Explain Berbasis Literasi Sains) dan Kelas Kontrol (Model Konvensional).

Berdasarkan grafik di atas, terlihat perbedaan yang cukup jauh nilai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dilihat dari segi rata-rata dan nilai tertinggi siswa, kelas eksperimen jauh lebih unggul daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung =

3,37, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,021. Nilai thitung

dikonfirmasikan dengan nilai ttabel, hasil yang diperoleh adalah thitung > ttabel

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik

penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain berbasis literasi sains memberikan pengaruh yang signifikan pada hasil belajar kimia siswa.

Hal ini didukung oleh pendapat Joyce (2006) dalam Nuraini (2014) mengatakan bahwa model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) merupakan model yang mampu merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi dan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik, karena siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati dan mempraktikkan langsung kegiatan yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Adanya aspek literasi sains pada model pembelajaran POE ini dapat membuat siswa semakin antusias dikarenakan pada materi yang dipelajari dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari serta mampu menggunakan konsep sains

39 61,63 87,5 39 52,19 81,2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Jumlah Siswa Nilai Rata-rata Nilai tertinggi

KELAS EKSPERIMEN (X MIA 1)

KELAS KONTROL ( X MIA 2 )

(10)

10

untuk menjelaskan fenomena/ isu-isu global/ pertanyaan-pertanyaan ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil observasi pada kelas eksperimen yang tercatat oleh observer menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen lebih menunjukkan antusiasme yang lebih tinggi, interaksi siswa dalam bentuk bertanya, cukup aktif sehingga situasi pembelajaran menjadi sangat menarik, partisipasi siswa pada kelas eksperimen cukup tinggi karena siswa ikut terlibat langsung dalam mengamati fenomena yang ada, tidak hanya sekedar memahami materi saja. Hal tersebut terjadi karena pada model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) sintak pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen dalam penelitian ini mampu meningkatkan keaktifan siswa. Menurut Gunstone (1990) bahwa kegiatan POE melibatkan siswa memprediksi apa yang akan terjadi dalam situasi tertentu, menjelaskan alasan tentang prediksi mereka, mengamati sistem di mana mereka sebelumnya membuat prediksi, dan menjelaskan setiap perbedaan antara prediksi dan pengamatan mereka (Smith, 2010). Penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dibantu dengan LKS (lembar kerja siswa) yang berisi petunjuk yang jelas agar mampu menuntun siswa untuk mengaitkan peristiwa yang diamati dengan konsep yang relevan.

Hasil observasi pada kelas kontrol yang tercatat oleh observer menunjukkan bahwa antusias siswa pada kelas kontrol sedikit lebih rendah dibanding kelas eksperimen, interaksi siswa dalam bentuk pertanyaan masih mendominasi pada siswa tertentu saja, responsif siswa kurang dibandingkan kelas eksperimen karena tidak ada hal yang membuat siswa tertarik disebabkan siswa hanya mendengarkan penjelasan materi, tidak melihat langsung kerelevansian materi dengan lingkungan sekitar secara konkret sehingga siswa cepat merasa bosan. Hal ini sejalan dengan pendapat Brist (2012) yang menyatakan bahwa rendahnya tingkat kimia literasi pada siswa proses belajar dipengaruhi oleh tidak menarik dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, tidak kontekstual, dan tidak menyebabkan keterampilan kognitif yang lebih baik yang tinggi (Fibonacci, 2014).

Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dengan dengan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada pertemuan I-IV, diawali dengan pemberian

(11)

11

apersepsi dan sedikit pengenalan materi kepada siswa kemudian dilanjutkan sesuai dengan sintaks pembelajaran POE. Tahap awal pembelajaran ini yaitu tahap predict. Rata-rata tiap kelompok sudah menjawab dengan benar dan memberikan alasan yang tepat terkait pertanyaan prediksi yang terdapat pada LKS.

Tahap kedua dari pembelajaran ini yaitu observe. Pada tahap ini, siswa mulai antusias dikarenakan pada tahap ini siswa melakukan percobaan untuk membuktikan jawaban prediksi siswa terkait permasalahan yang diberikan. Praktikum yang dilakukan sangat relevan dengan permasalahan yang sering kita jumpai sehari-hari sehingga membuat siswa aktif bertanya pada saat praktikum dan pengetahuan yang diperoleh dapat lebih bermakna. Rata-rata siswa tampak senang karena pada pembelajaran sebelumnya tidak pernah melaksanakan praktikum. Tiap kelompok bekerja sama dalam melakukan pengamatan dan menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan pengamatan yang mereka lakukan. Setelah melakukan praktikum sederhana, siswa diberikan kesempatan berdiskusi bersama anggota kelompok mereka untuk menemukan konsep yang relevan dengan hasil pengamatan mereka, mengisi analisis data serta mencari jawaban pada poin pertanyaan yang diberikan pada LKS. Adanya lembar kerja siswa (LKS) sangat membantu siswa dalam pelaksanaan diskusi, hal ini karena dalam LKS terdapat langkah-langkah sederhana untuk membantu siswa menemukan konsep yang sebenarnya. Siswa awalnya tidak mampu untuk fokus dalam proses diskusi, beberapa kelompok tidak membagi tugas, namun seiring dengan pembiasaan yang dilakukan, siswa menjadi terbiasa berdiskusi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Beberapa kelompok sudah menjawab analisis data serta pertanyaan-pertanyaan dengan benar, namun sebagian kelompok juga masih bingung dengan pertanyaan yang tertera sehingga menyebabkan beberapa jawaban mereka ada yang kurang tepat dan masih keliru. Biasanya terjadi pada pertemuan diawal karena belum terbiasa dengan sintak pembelajaran yang baru.

Tahap akhir pada pembelajaran ini yaitu explain. Pada tahap ini siswa diminta menjelaskan hasil pengamatan, dan memberikan kesimpulan terhadap materi sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan. Perwakilan kelompok maju

(12)

12

untuk menjelaskan terkait hasil pengamatan mereka apakah sesuai atau tidak dengan prediksi sebelumnya. Poin kesimpulan yang tertera pada LKS, rata-rata tiap kelompok sudah menjawab dengan benar namun untuk poin soal pada tahap ini beberapa kelompok sudah menjawab dengan benar namun jawaban beberapa kelompok kurang tepat dan masih keliru.

Pembelajaran pada kelas kontrol juga dilakukan dengan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS). Pembelajaran dikelas kontrol berjalan dengan cukup baik, namun tidak sebaik pada kelas eksperimen. Selama proses pembelajaran, pada pertemuan pertama diawali percobaan praktikum sama halnya dengan kelas eksperimen. Pada tahap ini, antusias siswa pada kelas kontrol tidak kalah dengan kelas eksperimen. Siswa sangat aktif bertanya terkait praktikum yang dilakukan. Siswa bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk menulis hasil pengamatan sesuai dengan hasil pengamatan mereka.

Setelah melakukan praktikum sederhana, siswa diberikan kesempatan berdiskusi bersama anggota kelompok mereka terkait analisis data serta mencari jawaban pada poin pertanyaan yang diberikan pada LKS. Penyusunan LKS yang digunakan pada kelas kontrol tidak menggunakan sintak POE, sehingga siswa lebih banyak bertanya pada guru terkait pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Pada kelas kontrol juga masih mengalami masalah yang sama dengan kelas eksperimen, yaitu pada saat pengerjaan LKS. Awalnya beberapa siswa tidak ikut berdikusi dan mengerjakan hal-hal lain diluar kegiatan pembelajaran dan 1 sampai 2 orang saja yang bekerja, karena itu guru mengawasi setiap kelompok agar semua anggota bekerja sama dengan baik sehingga siswa lebih fokus untuk berdiskusi.

Pada pertemuan 2,3,4, tingkat keaktifan siswa berkurang dibandingkan dengan pertemuan 1. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran mulai didominasi oleh ceramah. Pada prosesnya diawali dengan apersepsi kemudian menyampaikan materi yang diajarkan. Pada penyampaian apersepsi, ketika ditanya beberapa siswa lumayan aktif memberikan pendapat namun pada saat mulai penjelasan materi siswa mulai kurang fokus, karena hanya mendengarkan saja. Sehingga beberapa siswa di bangku belakang masih tidak memperhatikan guru. Setelah

(13)

13

penjelasan selesai, siswa diminta menjawab pertanyaan pada LKS yang sudah dibagikan.

Adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol juga dipengaruhi oleh perbedaan lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan. LKS predict-observe-explain berbasis literasi sains digunakan pada kelas eksperimen, sementara untuk kelas kontrol hanya menggunakan LKS biasa yang hanya berisikan poin-poin pertanyaan. Pada LKS POE berbasis literasi sains diberikan beberapa narasi yang memuat permasalahan yang berkaitan dengan konsep dalam kehidupan sehari- hari. Dengan adanya narasi tersebut, diharapkan siswa akan lebih tertarik dan menyadari banyak hal dalam kehidupan yang berkaitan dengan pembelajaran kimia khususnya pada materi reaksi redoks.

Berdasarkan paparan di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dikatakan bahwa siswa memahami secara baik materi yang realitasnya terdapat pada lingkungan sekitar serta keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah juga menjadi salah satu faktor untuk membuat siswa menjadi lebih aktif. Bagi Slameto (2003) konteks dalam pembelajaran dikatakan baik apabila terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret. Proses pembelajaran akan lebih hidup bila seseorang belajar melalui keterlibatannya secara aktif dalam proses belajar, yaitu berpikir tentang apa yang dipelajari dapat menjadi penjelasan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dalam situasi nyata.

Proses pembelajaran di dalam kelas dibiasakan untuk memberikan kerelevansian dengan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara untuk menyelesaikannya. Salah satu model yang dapat digunakan untuk membuat siswa aktif dan senang dalam belajar adalah model pembelajaran Predict-Observe-Explain berbasis literasi sains. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Arif (2016) bahwa menunjukkan bahwa model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dengan metode praktikum memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa. Penelitian Kala (2012) juga menunjukkan bahwa POE adalah salah satu teknik yang telah memungkinkan siswa untuk bangkit lagi dipemahaman mereka tanpa cemas. Penelitian ini juga menyarankan bahwa teknik POE dapat mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

(14)

14

Rendahnya hasil belajar kimia siswa pada kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional (metode ceramah) disebabkan beberapa alasan diantaranya, 1) penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran di dalam kelas hanya berpusat pada guru, hal ini akan membuat siswa jenuh karena hanya mendengarkan saja sehingga membuat siswa tidak tertarik dengan materi yang di ajarkan. Hal tersebut membuat siswa menjadi pasif di dalam kelas sehingga konsep yang dipelajari tidak terserap dalam jangka waktu yang lama, 2) siswa pada kelas kontrol sangat tidak kondusif, kelasnya terlalu ribut sehingga menyebabkan guru kewalahan dalam menyampaikan materi secara optimal, 3) pelajaran kimia pada kelas kontrol berada pada jam terakhir sehingga tingkat penyerapan materi oleh siswa sudah menurun disebabkan otak mereka seudah jenuh dengan materi-materi sebelumnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaan Predict-Observe-Explain berbasis literasi sains dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia materi pokok reaksi oksidais dan reduksi siswa kelas X SMAN 3 Mataram tahun ajaran 2016/2017.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penerapan model pembelajaan Predict-Observe-Explain berbasis literasi sains dapat diterapkan oleh guru untuk membiasakan siswa untuk melatih tingkat penalaran siswa dalam hal memprediksikan solusi dari suatu masalah dan meningkatkan kemampuan literasi sains siswa. Selain itu, penggunaan model pembelajaan Predict-Observe-Explain berbasis literasi sains ini dapat diterapkan secara maksimal dengan syarat 3 jam pelajaran kimia untuk kelas X tidak terpotong ataupun berkurang. Peneliti juga berharap model ini dapat dikembangkan kembali pada materi pokok yang berbeda khususnya pada materi yang bisa dikaitkan pada kehidupan sehari-hari.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Arif, N.W. 2015. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dengan Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Asam dan Basa Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Universitas Mataram.

Fibonacci, A. & Sudarmin. 2014. Development Fun-Chem Learning Materials Integrated Socio-Science Issues to Increase Students Scientific Literacy. International Journal of Science and Research (IJSR). University of Semarang, Indonesia. Vol 3. No.11.

Kala, N., Yaman, F. And Ayas, A. 2012. The Effectiveness Of Predict–Observe– Explain Technique In Probing Students’ Understanding About Acid– Base Chemistry: A Case For The Concepts Of Ph, Poh, And Strength. International Journal Of Science And Mathematics Education. National Science Council, Taiwan. 11(555-574).

Lebdiana, R. 2015. Remediasi Miskonsepsi Siswa Melalui Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) Pada Materi Suhu Dan Kalor. Universitas Negeri Malang.

Ma’rifatun, D., Martini, K.S. & Utomo, S.B. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Menggunakan Metode Experimen Dan Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga Kelas Xi Sma Al Islam I Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Journal Pendidikan Kimia (JPK). Universitas Sebelas Maret.Vol.3.No.3.

Nuraini, N., Karyanto, P. & Sudarisman, S. 2014. Pengembangan Model Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) Disertai Roundhouse Diagram Untuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Bioedukasi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.Vol.7.No.1.

Nurdiawati. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R berbantuan Media Praktikum Sederhana terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Rekasi Oksidasi-Reduksi Kelas X MS SMAN 1 NARMADA Tahun Ajaran 2015/2016. Mataram : FKIP Unram.

Rohmah, Y.R. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) berbantuan LKS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X ATPH SMK Negeri 1 Kuripan Tahun Ajaran 2013/2014. Universitas Mataram.

(16)

16

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Raneka Cipta.

Smith, K.C., Edionwe, E., & Michel, B. 2010. Conductimetric Titrations: A Predict-Observe-Explain Activity for General Chemistry. International Journal of American Chemical Society and Division of Chemical Education. Department of Chemistry, University of Texas-Pan American, Edinburg, Texas.Vol.87.No.11

Sugiyono. 2013. Metode penelitian Kuantitatif, Pendekatan Kuantitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta.

Suyanti. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Yudistira.

Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid I. Bandung: ITB

Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Gambar  5.1  Nilai  Rata-Rata  dan  Nilai  Tertinggi  Hasil  Posttest  pada  Kelas  Eksperimen  (Model  Predict-Observe-Explain  Berbasis  Literasi  Sains)  dan  Kelas  Kontrol (Model Konvensional)

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 30 Undang-Undang Perkawinan menyatakan : Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.. Selain

Mengingat nilai yang terkandung pada kapal tenggelam beserta muatannya, berbagai program penelitian sebagai bagian dari pengelolaan tinggalan budaya bawah air telah

(1) Operasi jaringan irigasi tambak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, ditujukan untuk mengatur air di jaringan irigasi tambak sesuai dengan rencana operasi yang

2 Excavator memuat pasir beton hasil galian ke dalam dump truck 3 Dump truck mengangkut batu kali ke lokasi pekerjaan2. I

konsentrasi pemberian larutan pada tekanan-2 bar pada pengamatan persentase kecambah normal telah menunjukkan batas toleran kekeringan yang cukup, sebaliknya

kelompok lain. Untuk analisis kuantitatif berdasarkan tes siklus. Setelah melaksanakan 4 kali pertemuan, selanjutnya diberikan tes sebagai penutup siklus I. Berdasarkan

Abdurrahman Mas’ud, dkk, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm.. Dari definisi diatas, maka pendidikan Islam merupakan transformasi dan

Center Tex dengan jarak satu spasi). 6) Untuk Lembar Cover Judul Dalam tidak diberikan nomor halaman dan tidak dicantumkan dalam Daftar Isi. 7) Informasi yang