• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA

Tentang

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

DISUSUN OLEH KELOMPOK X :

1. MERI NELVIA 2. AHMAD RESKI 3. LITRA PUSPITA HSB

DOSEN PEMBIMBING

GETRI ARDENIS, MH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM UMAR BIN KHATTAB

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSIYYAH

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw

Makalah ini berisikan tentang Hak dan Kewajiban Suami Istri.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kepada kita semua

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Ujung Gading, 10 Desember 2017 Penyusun

( )

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... iii

BAB II PEMBAHASAN

A. Hak dan Kewajiban Suami Istri ...1 1. Kewajiban Suami ...3 2. Kewajiban Istri ...7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...8

DAFTAR PUSTAKA

(4)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam memandang hubungan antara suami dan istri bukan hanya sekedar

kebutuhan semata, tetapi lebih dari itu Islam telah telah mengatur dengan

jelas bagaimana sebuah hubungan agar harmonis dan tetap berlandaskan pada

tujuan hubungan tersebut, yakni hubungan yang dibangun atas dasar cinta

kepada Allah Swt.

Oleh karena itu untuk mewujudkan keluarga yang diliputi oleh

ketenangan, diselimuti cinta kasih dan jalinan yang diberkahi, Islam telah

mengajarkan kepada Sang Nabi bagaimana jalinan antara suami dan istri ini

bias sejalan, dapat seia dan sekata.

Maka, melalui makalah ini insyaAllah penulis akan mengupas beberapa

yang berkaitan tentang hak dan kewajiban antara seorang suami dengan istri.

Hak yang didasarkan pada kesadaran bukan sekedar kebutuhan, dan

kewajiban yang didasari pada kasih saying dan bukan hanya menjalankan

tugas belaka. Dan Islam telah menjadikan hubungan antara suami istri ini

begitu indah jika kita mampu mengejawantahkannya dalam biduk rumah

tangga.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hak dan Kewajiban Suami Istri

Perkawinan adalah perbuatan hukum yang mengikat antara seorang pria dengan seorang wanita (Suami dan istri) yang mengandung nilai ibadah kepada Allah di satu pihak dan pihak lainnya mengandung aspek keperdataan yang menimbulkan hak dan kewajiban antara suami dan istri. Oleh karena itu, antara hak dan kewajiban merupakan hubungan timbal balik antara suami dengan istrinya. Hal itu diatur oleh Pasal 30 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (selanjutnya disebut Undang-Undang Perkawinan) dan Pasal 77 sampai dengan Pasal 84 Kompilasi Hukum Islam (Selanjutnya disebut KHI). 1

Pasal 30 Undang-Undang Perkawinan menyatakan : Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Selain itu, Pasal 77 ayat (1) KHI berbunyi : suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Ketentuan tersebut berdasarkan Firman Allah dalam Surah Ar-Ruum (30) ayat 21 sebagai berikut.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

1 http://abanfalahyes.blogspot.co.id/2015/06/makalah-hak-kewajiban-suami-istri-dan.html diakses pada Hari Sabtu 9 Desember 2017

(6)

Masalah hak dan kewajiban suami dan istri seperti yang diatur Pasal 31 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan berbunyi :

1. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup dalam masyarakat.

2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum 3. Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.

Ketentuan Pasal 31 diatas diatur juga dalam KHI pada Pasal 79. Selanjutnya Pasal 32 Undang-Undang Perkawinan menetukan :

1. Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

2. Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentaukan oleh suami istri bersama.

Pasal 33 Undang-Undang Perkawinan menyatakan bahwa suami istri wajib saling mencintai, hormat-menghormati, setia, dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain. Dalam KHI diatur dalam Pasal 77 ayat (2), (3), (4), yang diungkapkan sebagai berikut.2

1. Suami istri wajib saling mencintai, hormat-menghormati, setia, dan memberi bantuan lahir dan batin yang satu dengan yang lain

2. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani, maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya.

3. Suami istri wajib memelihara kehormatannya.

Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan Agama. Pasal 34 UU Perkawinan menegaskan :

(7)

1. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 2. Istri wajib mengatur urusan rumah tanga sebaik-baiknya.

Adapun ayat (3) isi dan bunyinya sama dengan ayat (5) Pasal 77 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.

Pengaturan ketentuan hak dan kewajiban suami istri dalam kompilasi lebih sistematis dibanding dalam Undang-Undang Perkawinan. Hal ini tentu dapat dimaklumi, karena kompilasi dirumuskan belakangan, setelah 17 tahun sejak Undang-Undang Perkawinan di keluarkan. Sementara dalam Undang-Undang Perkawinan pengaturan hak suami dan istri lebih bersifat umum. Dibawah ini akan dikutip ketentuan-ketentuan yang lebih rinci dari Kompilasi Hukum Islam. 3

Pasal 79

1. Suami adalah kepala keluarga, dan istri ibu rumah tangga.

2. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehiduan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

3. Masing masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

1. Kewajiban Suami

a. Kewajiban Suami yang Mempunyai Seorang Istri

Kewajiban suami yang mempunyai seorang istri berbeda dari kewajiban suami yang mempunyai istri lebih dari seorang. Kewajiban suami yang mempunyai seorang istri diatur oleh Pasal 80 dan 81 KHI yang diungkapkan sebagai berikut.

1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan ruamh tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan ruamh tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami istri bersama.

3 Ibid h. 52

(8)

2. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

3. Suami wajib memberi pendidikan agama kepada istrinya dan memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa. 4

4. Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung : a. Nafkah, kiswah, dan tempat kediaman bagi istri

b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan biaya pengobatan bagi istri dan anak.

c. Biaya pendidikan bagi anak.

5. Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat (4) huruf a dan b diatas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari istrinya.

6. Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b. 7. Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur

apabila istri nusyuz. Pasal 81

1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan anak-anaknya atau bekas istri yang masih dalam iddah

2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri selama dalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah talaq atau iddah wafat.

3) Tempat kediaman disediakan untuk melindung istri dan anak-anaknya dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tentram. Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat menyimpan harta kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur alat-alat rumah tangga.

(9)

4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuan serta disesuaikan dengan keaadaan lingkungan tempat tinggalnya, baik berupa alat perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang lainnya.

Kewajiban suami tersebut merupakan hak istri yang harus diperoleh dari suami berdasarkan kemampuannya. Hal itu, bersumber dari firman allah swt surah at-thalaq (65) ayat 6 sebagai berikut : bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.5

b. Kewajiban Suami yang Beristri Lebih dari Seorang

5 Ibid h. 54

(10)

lebih dari seorang adalah sebagai berikut :

1) Suami yang mempunyai istri lebih dari seorang, berkewajiban memberi tempat tinggal dan biaya hidup kepada masing-masing istri secara seimbang, menurut besar kecilnya pendapatan seorang suami.

2) Suami yang mempunyai istri lebih dari seorang, berkewajiban memberi tempat tinggal dan biaya hidup kepada masing-masing istri secara seimbang, kecuali jika ada perjanjian perkawinan.

3) Dalam hal para istri rela dan ikhlas, suami dapat menempatkan istrinya dalam satu tempat kediaman.

Berdasarkan ketentuan diatas, dapat dipahmi bahwa kewajiban suami kepada istri-istrinya adalah berperilaku seimbang, sepadan, dan selaras atau dalam bahasa alqur-an disebut adil. Hal ini bersumber dari firman Allah daslam surah an-nisaa’ (4) sebagai berikut : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.6

6 Ibid h. 54

(11)

2. Kewajiban Istri

Selain suami yang merupakan hak istri, maka hak suami pun ada yang merupakan kewajiban istri. Hal itu diatur dalam pasal 34 undang-undang perkawinan secara umum dan secara rinci (khusus) diatur dalam pasal 83 dan 84 KHI. 7

1) Kewajiban utama bagi seorang istri adalah berbakti lahir batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibernarkan oleh hukuk islam.

2) Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari.

Pasall 84 KHI

1. Istri dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali alasan yang sah.

2. Selama istri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya tersebut pada pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.

3. Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali sesudah istri tidak nusyuz.

4. Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dari istri harus di dasarkan atas bukti yang sah.

Kalau seorang istri nusyuz, maka teknis pelaksanaan berpedoman kepada firman Allah dalam al-qur’an surah an-nisaa’ (4) ayat 34 mempunyai garis hukum sebagai berikut :

1. Suami memberi nasihat secara baik kepada istrinya yang nusyuz . hal itu berarti suami memerluka kearifan dan mawas diri yang mampu mempengaruhi istrinya untuk tidak nusyuz 2. Suami berpisah tidur dengan istrinya agar sang istri berpikir

untuk mengubah perilakunya yang nusyuz.

3. Suami memukul istrinya yang nusyuz dengan pukulan yang bersifat mendidik.

7 Ibid h. 55

(12)

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari uraian penulisan makalah tersebut dapat kami simpulkan bahwa Hak dan kewajiban Istri yaitu Hak hak istri yang menjadi kewajiban suami dapat dibagi dua : hak-hak kebendaan, yaitu mahar (mas kawin) dan nafkah, hak hak bukan kebendaan, misalnya berbuat adil diantara para istri (dalam perkawinan poligami), tidak berbuat yang merugikan istri dan sebagainya. Hak dan kewajiban suami yaitu Hak-hak suami dapat disebutkan pada pokoknya ialah hak ditaati mengenai hal-hal yang menyangkut hidup perkawinan dan hak memberi pelajaran kepada istri dengan cara yang baik dan layak dengan kedkan suami istri.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

http://abanfalahyes.blogspot.co.id/2015/06/makalah-hak-kewajiban-suami-istri-dan.html

Ketentuan Pasal 32 Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan diatur dalam Pasal 78 KHI

Referensi

Dokumen terkait

Alternatif kebijakan pengembangan berupa penambahan jumlah unit pembudidayaan rumput laut dari jumlah sekarang yaitu 6 unit menjadi 23,67 (24) unit selama 20 tahun,

2) Perempuan yang tidak boleh dipinang, baik secara sindiran apalagi dengan terus terang, yaitu perempuan dalam status istri orang lain atau masih dalam iddah raj’I karna

Pertanyaan - pertanyaan yang diajukan memiliki indikator dalam mengukur masing - masing variabel, indikator tersebut juga mewakili dari masing - masing pertanyaan,

Dalam penelitian ini, pengkategorian otomatis artikel ilmiah dilakukan dengan menggunakan kernel graph yang diterapkan pada graph bipartite antara dokumen artikel

Berdasarkan kepada hasil estimasi maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa terdapat kaitan antara produktifitas (kelahiran pertama), prestasi peternak penerima

Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan berbagai macam dan dosis pupuk kandang ayam, sapi dan kambing pada tanaman bawang merah, untuk

Dari semua ordo dalam kelas Polypodiophyta, ordo Polypodiales mempunyai bentuk dan susunan sori yang sangat beragam seperti berbentuk garis pada tepi daun,

Dengan demikian kinerja yang dilaksanakan oleh guru akan membawa dampak yang berarti dalam pembelajaran dan akhirnya akan mencapai hasil sesuai dengan yang