Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA SD
Oleh Lukmannudin
1104666
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh keterampilan proses sains yang rendah di kelas VA salah satu SD Negeri di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Hal ini ditandai dengan kurangnya siswa diberikan kesempatan mengembangkan kemampuan keterampilan proses sains, khususnya aspek mengamati, memprediksi, dan mengkomunikasikan. Guru cenderung menggunakan model konvensional dalam melakukan pembelajaran IPA di kelas. Minimnya mengembangkan keterampilan proses sains tersebut menghambat proses pemahaman konsep IPA pada diri siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses sains dengan menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE). Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengadaptasi model PTK Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Subjek penelitian adalah kelas VA. Penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terdiri dari beberapa tahap yaitu, Prediction (memprediksi), Observation (mengobservasi), dan Explaination (menjelaskan). Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata setiap siklusnya meningkat. Perolehan nilai tersebut meliputi aspek mengamati pada siklus I sebesar 3,11 atau 77,75% berkategori terampil, siklus II sebesar 3,5 atau 87,5% berkategori terampil. Aspek memprediksi pada siklus I sebesar 2,84 atau 71% berkategori cukup terampil, siklus II sebesar 3,3 atau 82,5% berkategori terampil. Aspek mengkomunikasikan pada siklus I sebesar 3,03 atau 75,75% berkategori terampil, siklus II 3,42 atau 85,5% berkategori terampil. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada kelas VA disalah satu SD Negeri Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Maka dari itu, diharapkan model pembelajaran tersebut bisa dijadikan inovasi dan alternatif dalam pembelajaran yang dapat guru lakukan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
(POE) INCREASE IN THE PROCESS OF SCIENCE STUDENT SKILLS SD
By
Lukmannudin
1104666
ABSTRACT
This study was motivated by the low science process skills in class VA one Sukajadi Elementary School in District of Bandung. It is characterized by a lack of students are given the opportunity to develop the ability of science process skills, especially aspects observe, predict, and communicate. Teachers tend to use conventional model of doing science teaching in the classroom. The lack expands the science process skills hinder the process of understanding the concept of science in students. The purpose of this research is to improve the science process skills by applying the learning model Predict-Observe-Explain (POE). The method used is a Class Action Research (CAR) by adapting models CAR Kemmis and Mc Taggart. The study consisted of two cycles. Data collection technique used observation sheets. VA research subject is class. Application of learning models Predict-Observe-Explain (POE) consists of several phases, Prediction, Observation, and Explaination. The results showed the average value of each cycle increases. The acquisition value includes the aspects observed in the first cycle at 3.11 or 77.75% of skilled category, the second cycle of 3.5 or 87.5% skilled category. Aspects of predicting the first cycle of 2.84 or 71% categorized quite skilled, second cycle of 3.3 or 82.5% skilled category. Aspects of communicating in the first cycle amounted to 3.03 or 75.75% of skilled category, Cycle II 3.42 or 85.5% skilled category. Based on these results it can be concluded that the application of learning models Predict-Observe-Explain (POE) can enhance science process skills of students in the class VA at one elementary school Sukajadi District of Bandung. Therefore, it is expected that the learning model can be used as an alternative in innovation and learning that teachers can do to improve students' science process skills.
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan IPA merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dapat
mengembangkan daya nalar, analisis, sehingga hampir semua persoalan yang
berkaitan dengan alam dapat dimengerti. Sains atau pembelajaran IPA memiliki
karakteristik dekat dengan lingkungan, maka dari itu sangat penting mengarahkan
siswa untuk mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Djojosoediro (2011, hlm. 6) menyatakan hakikat IPA meliputi empat unsur
utama yaitu: 1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang dapat menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; 2) proses: prosedur pemecahan
masalah melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan; 3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; 4) aplikasi:
penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Jadi,
dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi siswa
mengembangkan dan menumbuhkan motivasi, inovasi, serta kreativitas sehingga
siswa mampu menghadapi masa depan yang penuh tantangan melalui pemahaman
konsep sains pada umumnya, sehingga salah satu produk yang diharapkan adalah
pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran sains.
Penerapan model konvensional dalam suatu kelas akan menjadikan kelas
pasif dan kegiatan pembelajaran menjadi tidak bermakna. Hal tersebut terjadi
karena siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide ataupun
mengaplikasikannya dalam bentuk demostrasi. Minimnya kesempatan dalam
menuangkan gagasan akan sangat menghambat proses pemahaman konsep IPA
pada diri siswa itu sendiri.
Menurut De Vito (Samatowa, 2011, hlm. 104) pembelajaran IPA yang baik
harus mengkaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa harus
diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide
2
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungannya, membangun keterampilan (skills) yang diperlukan, dan
menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan
untuk dipelajari. Maka dari itu pembelajaran IPA erat kaitannya dengan
menyajikan pembelajaran yang menutut siswa membangun pengetahuan sendiri
dengan cara mengamati atau melakukan pembuktian konsep yang didapatnya,
salah satunya merekonstruksi pengetahuan melalui keterampilan proses sains.
Demikian pula yang terjadi salah satu SD di Kecamatan Sukajadi ini,
pembelajaran IPA hanya sebatas menghafal konsep-konsep tanpa disertai
pemahaman dan mengungkapan ide atau bahkan melakukan eksperimen tentang
konsep yang mereka dapatkan. Selain itu, dalam proses pembelajaran yang
dilakukan belum sepenuhnya melakukan pembelajaran secara aktif dan kreatif
dalam melibatkan siswa sehingga pembelajaran IPA hanya terpaku pada buku teks
sebagai salah satu sumber belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan siswa tidak
dapat mengembangkan keterampilan proses sains. Khususnya pada aspek
mengamati, memprediksi, dan mengkomunikasikan.
Pada aspek mengamati siswa kurang diberikan kesempatan untuk
melakukan sebuah percobaan atau eksperimen. Pada aspek memprediksi juga
siswa kurang diberikan kesempatan mengemukakan ide dan gagasan tentang
konsep yang mereka miliki sebelumnya serta menyampaikan hasil pemikirannya
baik secara lisan maupun tulis sehingga keterampilan proses sains aspek
mengomunikasikan pun menjadi kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
pre-test yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah, 87,5% masih
belum menguasai kemampuan keterampilan proses sains.
Pengembangan pemahaman konsep IPA dapat dilakukan dengan
mengembangkan model tertentu dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman konsep siswa. Model ini
melatih kemampuan siswa dalam membuat dugaan (hipotesis) dan
membuktikannya melalui observasi dari ekperimen (praktikum) yang dilakukan
siswa dan menjelaskan hasil dari observasi tersebut kepada orang lain. Model
pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) bertujuan untuk mengajarkan siswa
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ini dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional adalah keaktifan siswa dalam menggali
informasi, dan pola interaksi yang baik antar siswa maupun dengan guru dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlulah dilakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di kelas V salah satu SD di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
dengan judul penelitian “Penerapan Model Predict-Observe-Explain (POE) dalam
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SD”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan upaya bagaimana meningkatkan keterampilan
proses sains siswa kelas V di salah satu SD Kecamatan Sukajadi, dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
Predict-Observe-Explain (POE) pada mata pelajaran IPA tema 9
Lingkungan Sahabat Kita kelas V di salah satu SD Kecamatan Sukajadi?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains setelah menggunakan
model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) pada pelajaran IPA
tema 9 Lingkungan Sahabat Kita kelas V di salah satu SD Kecamatan
Sukajadi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul yang telah penulis utarakan diatas, penelitian ini
mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatkan
keterampilan proses sains siswa dalam pelajaran IPA tentang tema 9 Lingkungan
Sahabat Kita kelas V di salah satu SD kecamatan Sukajadi dengan menggunakan
model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).
4
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA tema 9 Lingkungan
Sahabat Kita melalui penerapan model pembelajaran
Predict-Observe-Explain (POE).
2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan keterampilan proses sains
setelah menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain
(POE) pada pembelajaran IPA tema 9 Lingkungan Sahabat Kita.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan
diatas, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Menjadi referensi hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan
model Predict-Observe-Explain dalam meningkatkan keterampilan proses
sains kepada kelas V tema 9 Lingkungan Sahabat Kita dalam pelajaran Ilmu
Pengetahun Alam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam
memilih model pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi aktif
dan menarik, membuat siswa senang dalam kegiatan belajar
terutama dalam pembelajaran IPA.
2) Memberi masukan untuk guru tentang pentingnya metode dan
model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan materi yang
diberikan, sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains
siswa yang berakibat prestasi belajar siswa.
b. Bagi siswa
1) Membantu meningkatkan kemampuan memahami konsep
pembelajaran IPA sehingga pengetahuan yang diperoleh
membekas dalam dirinya dan tidak mudah dilupakan.
2) Memberikan pengalaman dan kesan pada siswa terhadap
pembelajaran.
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Bagi LPTK
1) Memberikan informasi tentang pentingnya penggunaan model
pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dalam
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas atau Classroom Action Reasearch. Penelitian Tindakan Kelas ini
merupakan salah satu upaya guru untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.
Menurut Wiriaatmadja (2005, hlm. 13) menjelaskan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas adalah bagaimana seorang guru dapat mengorganisasikan kondisi
praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktet pembelajaran
mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Sedangkan menurut Asrori (2009, hlm.6) Penelitian Tindakan Kelas dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
menggunakan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Tujuan PTK menurut Arikunto (2009, hlm. 60) adalah untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan ini tidak hanya
bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah
mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK
juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan
profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai
persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang
dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian Tindakan Kelas yang diambil adalah model penelitian dari
Kemmis dan Mc. Taggart. Terdapat empat tahapan penelitian pada model
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini
menggambarkan suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau
daur yang berhubungan dengan siklus berikutnya. Penelitian Tindakan Kelas ini
direncanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilakukan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai.
SIKLUS I Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 3.1
23
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SD Negeri yang bertempat di
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Sekolah tersebut berakreditasi A dengan
jumlah siswa 278 yang terdiri dari 8 ruang kelas. Secara umum sekolah tersebut
berdekatan dengan pusat keramaian dan jalan perkotaan.
D. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah peserta didik kelas VA dimana
kelas tersebut berjumlah 34 orang siswa, yang terdiri dari 17 laki-laki dan 17
perempuan. Namun subjek penelitian ini dibatasi, hanya siswa yang hadir di
siklus I dan siklus II saja.
E. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester 2 tahun pembelajaran
2014/2015. Rencana waktu pelaksanaan yaitu 3 bulan yang terdiri atas persiapan,
pelaksanaan, menyusunan laporan.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen yang terdiri dari
sebagai berikut.
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Lembar observasi ini dimaksudkan untuk mengamati dan
mengevaluasi proses pembelajaran dengan model pembelajaran
Predict-Observe-Explain (POE) dalam meningkatkan keterampilan proses sains.
Observer mengamati dan kemudian mencatat aktivitas guru dan siswa
yang muncul dalam pembelajaran.
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar Observasi ini dimaksudkan untuk melihat dan mengukur
kecapaian kemampuan keterampilan proses sains siswa dalam
pembelajaran. Keterampilan yang diukur meliputi: kemampuan
mengamati, kemampuan memprediksi, dan kemampuan
mengkomunikasikan.
2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian
Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan kemudian diolah dan
dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya
penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan.
Menurut Bott dalam Rasyid & Mansur (2009, hlm. 175) tes
merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran, oleh karena itu
pengembangannya harus dilakukan sebelum proses pembelajaran dilakukan.
Tes dalam penelitian ini sebagai pembuktikan dari peningkatan keterampilan
proses sains dengan melakukan tes.
Skor yang diperoleh siswa ketika mengerjakan tes maupun dalam
menghitung skor keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan
S = Nilai yangdiharapkan/dicari
R = jumlah skor dari item
N skor = skor maksimum tes tersebut
(Purwanto, 1985, hlm 167)
Selanjutnya hasil skor evaluasi kemudian ditentukan rata-ratanya dengan
rumus sebagai berikut :
s= �
25
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
X = Rata-rata (mean)
∑ x = Jumlah seluruh skor
N subjek = Banyaknya subjek (Siswa)
(Sudjana, 2011, hlm. 109)
Untuk menghitung skor keterampilan proses sains siswa maka bisa maka bisa
dirumuskan dengan:
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
(Purwanto, 2013, hlm. 102)
Persentase Kategori
> 90% Sangat Terampil
75% - 89% Terampil
55% - 74% Cukup Terampil
31% - 54% Kurang Terampil
< 30% Sangat Kurang Terampil
Tabel 3.1
Interpretasi Keterlaksanaan Keterampilan Proses Sains
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur tindakan pertama, langkah awalnya adalah membuat rencana
kegiatan pembelajaran. Kedua, setelah rencana disusun secara matang barulah
tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, peneliti
mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ada. Keempat,
berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas
tindakan yang telah dilakukan.
Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan
yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar
tindakan yang dilakukan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah
diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat
dipecahkan secara optimal. Rincian prosedur penelitian tindakan kelas ini sebagai
berikut.
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Melakukan observasi di SD yang akan diteliti dan mengidentifikasi
masalah dalam pembelajaran di kelas.
b. Merumuskan masalah dan mencari alteratif solusi dari permasalahan
pembelajaran IPA di Kelas V A dibimbing wali kelas dan dosen
pembimbing.
c. Pemilihan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)
sebagai problem solving dalam pembelajaran IPA tersebut.
d. Memilih materi yang sesuai berdasarkan tema dan KD IPA yang akan
digunakan.
e. Pengajuan proposal penelitian.
f. Revisi proposal penelitian.
g. Pembuatan surat ijin penelitian.
h. Studi pendahuluan sebagai literatur (buku tentang penelitian, materi
IPA, model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE),
keterampilan proses sains, dan berbagai sumber yang mendukung
penelitian), serta bimbingan dan konsultasi dengan dosen pembibing
skripsi dan teman sejawat.
27
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
j. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran
dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain POE.
k. Penyusunan instrumen (lembar observasi, tes keterampilan proses
berdasarkan materi yang diajarkan).
l. Menyiapkan daftar nama-nama kelompok berdasarkan bimbingan
dengan wali kelas.
m. Judgement pembimbing untuk menentukan kelayakan instrumen.
n. Melakukan revisi hasil judgement.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pada tahap ini adalah melakukan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Menurut Arikunto (2010, hlm.18) hal
yang harus diperhatikan dalam tahap ini, peneliti harus menaati apa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, dan tidak
dibuat-buat.
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari dua
siklus. Pada setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyusun RPP pada tema 9 Lingkungan Sahabat Kita sub tema 1
Manusia dan Lingkungan pada pembelajaran 1 yang menggunakan
model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).
2) Menyusun kelompok dalam pembelajaran berdasarkan bimbingan
dari wali kelas didasari oleh kemampuan siswa, hasil belajar, dan
jenis kelamin.
3) Membuat soal evaluasi pembelajaran berdasarkan keterampilan
proses sains.
4) Menyiapkan instrumen penelitian, berupa lembar aktivitas guru
dan siswa dan lembar observasi keterampilan proses sains.
5) Merencanakan media/alat dan bahan penunjang pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran.
2) Mengkondisikan siswa utuk berdoa bersama sesuai dengan
kepercayaan masing-masing.
3) Mengecek kehadiran siswa.
4) Melakukan kegiatan yang memotivasi.
5) Menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
siswa.
Kegiatan Inti
1) Siswa menggali ini informasi tentang peristiwa alam (banjir)
melalui penyajian gambar.
2) Siswa mengemukakaan konsep awal dengan menjawab pertanyaan
guru:
Apa nama peristiwa alam seperti pada gambar?
Menurut kalian kenapa peristiwa alam tersebut terjadi? Apakah peristiwa alam tersebut dapat dicegah?
Bagaimana mencegah peristiwa alam tersebut? Kira-kira apa akibat peristiwa alam tersebut?
3) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6
orang.
4) Siswa diminta membuat jawaban sementara terhadap permasalahan
sebagai berikut: (Predict POE) (Keterampilan Proses Sains:
memprediksi)
Mengapa peristiwa alam seperti banjir dapat terjadi? Apa penyebab terjadinya peristiwa alam seperti banjir?
Apa akibat dampak terjadinya peristiwa alam banjir bagi makhluk hidup dan lingkungan?
5) Siswa dan guru menyiapkan alat dan bahan percobaan.
6) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang prosedur percobaan
dan cara pengumpulan data.
7) Siswa secara berkelompok melakukan percobaan dengan panduan
LKS dan guru membimbing siswa melakukan percobaan (Observe
29
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8) Siswa mendiskusikan hasil percobaan secara berkelompok dan
menjawab pertanyaan yang ada pada LKS.
9) Perwakilan kelompok menyajikan hasil percobaan di depan kelas
(Explain POE)
10)Siswa dibimbing guru membuat kesimpulan dari hasil percobaan.
11)Salah satu siswa membacakan teks “Mengapa Jakarta Setiap Tahun
Banjir?”, siswa lain menyimak.
12)Siswa mencari informasi dari isi teks dengan menggunakan peta
pikiran atau mind map.
13)Siswa mengamati sekumpulan data tentang luas lahan rumah.
14)Siswa mengurutkan data sesuai luas lahan dari yang terkecil
sampai yang terbesar.
15)Siswa memperhatikan guru bagaimana cara menghitung rata-rata
data sehingga menemukan rumus yang tepat.
16)Siswa membuat diagram batang dengan benar melalui bimbingan
dan contoh dari guru.
17)Siswa melakukan latihan tentang mengurutkan, menghitung
rata-rata, serta membuat diagram batang sekumpulan data dengan
mandiri melalui soal yang diberikan guru.
Kegiatan Penutup
1) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil
belajar.
2) Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
3) Guru memberikan lembar kerja siswa.
4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat tentang pembelajaran yang telah diikuti.
5) Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru dibantu beberapa observer
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, meliputi:
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Lembar observasi keterampilan proses sains siswa.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan cara mengkaji secara keseluruhan
tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan.
Kemudian dari hasil itu dilakukan analisis dan dievaluasi dengan maksud
menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan siklus II dilakukan setelah melakukan refleksi dari hasil
observasi pada siklus I. Rencana siklus II sama halnya dengan siklus I
yaitu:
1) Menyusun RPP pada tema 9 Lingkungan Sahabat Kita sub tema 2
Manusia dan Lingkungan pada pembelajaran 1 yang menggunakan
model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).
2) Menyusun kelompok yang berbeda dengan pada siklus I.
3) Membuat soal evaluasi pembelajaran berdasarkan keterampilan
proses sains.
4) Menyiapkan instrumen penelitian, berupa lembar aktivitas guru
dan siswa dan lembar observasi keterampilan proses sains.
5) Merencanakan media/alat dan bahan penunjang pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Peneliti melakukan pembelajaran pada siklus II sama halnya dengan
siklus I, namun pada siklus ini peneliti menyampaikan pembelajaran pada
subtema 2 pembelajaran 1. Mata pelajaran IPA dari pembelajaran ini
adalah tanah longsor. Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
kesiapan yang baru, hasil dari refeleksi di siklus I.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati sejauh mana
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan disiklus sebelumnya. Oleh karena itu,
observer pada siklus ini adalah observer di siklus I. Sehingga observer
mengetahui perkembangan siswa di siklus ini.
31
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah melakukan proses pembelajaran dan mengamati hasil
observasi, peneliti melakukan refleksi pada siklus II.
3. Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap akhir penelitian, peneliti melakukan beberapa hal meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
b. Menentukan peningkatan keterampilan proses sains.
c. Menarik kesimpulan.
d. Menyusun laporan penelitian.
H. Rencana Pengolahdan dan Uji Keabsahan Data
Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2010, hlm. 337) bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian
data tersebut, maka data teroganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah dipahami. Sedangkan dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Verifikasi atau penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
Lukmannudin, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Suhardjo, dan Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, M. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima.
Djojosoediro, W. (2010). Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Bandung: UPI Press.
Liew, C. & Treagust, D., F. (2004). The Effectiveness of Predict-Observe-Explain Tasks in Diagnosing Stundent’s Understanding of Science and Identifying Their Level of Achievement. Jurnal: The American Educational Research
Association, I (42), hlm. 1-22.
Maryanto dan Purwanto (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 5 Untuk SD/MI Kelas 5. Jakata: Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional.
Nuryani, R. (2005) Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Prabawa, K. A., Suami, N. K., Margunayasa, I. G. (2013). Pengaruh Model
Pembelajaran Predict-Observe-Explain Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN di Desa Ringdikit. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Pendidikan Ganesha.
Purwanto, N. (2013). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.
Rasyid, H. & Mansur. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sudiadnyani, P., Sudana, D. N., Garminah, N. N. (2013). Pengaruh Model
Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas IV SD di Kelurahan Banyuasri. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Warsono, & Hariyanto. (2013). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widodo, S., Wiryaastuti, S., Maraaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.