OPNI
r:*=,"r:;l*=''0"
,ro*r*
.**^o
236)
"KEDAulATi:Niill$liiiiiiiiiiiiiiii;
Pancasila
dalam
Disintegrasi
Moral
hERINGATAN
Hari Lahir
PancasilaPmhrr,
1m, pertu cqaorKan meorare-I
fleksi, bagaimunubungru
Indonesia saatini
menggunakan Pancasilauntuk
hidup berbangsa dan bernegara. Meski reformasi su-dah berlangsung hampir dua dasawarsa.ternya-.ta masih terjadi krisis dan disintegrasi moral dan mental. Dalam kondisi yang serba kebablasan tersebut, maka Pancasila
tidak terhindar
dari berbagi gugatan, sinisme, serta pelecehan terha-dapkredibilitas
sebagai dasar negara dan pan-dangan hidup bangsa.Dalam rangka untuk mempertahankan kehi-dupan bangsa dan negara, rakyat terpanggil un-tuk membela dan merevitalisasi Pancasila yang sedang berada
di
ambang bahayaitu.
Dalam konteks merevitalisasi Pancasila sebagai dasar negara menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis, seluruh lapisan masyarakat harus menyadari bahwa tanpa suatu platform dalam format dasar negara atau ideologi maka suatu bangsa akan mustahil untuk mempertahankan survivalnya dalam menghadapi berbagai tan-tangan dan ancaman.HasratPolitik
Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna bahwa Pancasila harus
kita
letakkan dalam keutulian dengan Pembukaan, dan dieksplorasikan sebagai paradigma dalam dimensi-dimensi yang melekat padanya. Yaitu dalam artibahwa nilai-nilai yangterkandung di dalamnyadikonlritisasikan
secara praktis da-lam kehidupan sehari-hari. Untuk menunjukkan kondisi objektif yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, merupakan wujudaktuali-sasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang demokratis tetapi tetap dalam kesatuan dan per-satuan.
Hasrat politik untuk bersatu tidak diimposisi dari atas, akan tetapi merupakan pergerakan ke-masyarakatan.
Di
mana semua kelompok ma-syarakat bangsa yang majemuk iniikut
sertase-cara aktif. Dalamkaitanitu, dalam sanubari ma-syarakat perlu terus ditumbuhkan keyakinan bahwa bangsa
ini
hanya bisa disatukan dengan Pancasila itu. Oleh karenaitu,
setiap kelompokatau individu perlu
ditanamkan
rasa
mauffi..ffie,rd,,ty
aberkorban demi bangsa dan negara.
Jiwa dan semangat Pancasila lahlr dari perte-miran hasrat dan kehendak
politik
pergerakan masyarakat dan dari kesadaran pada pendiri ne-gara ini. Di dalamnya, semua orang dan semua kelompok masyarakat yang majemukitu
mem-peroleh
tempat
dan
atas
semangat
yang demikian itulah, wajib kita perjuangkan agarse-mua lapisan masyarakat semakin memperoleh tbmpat dalam penrmahan Republik.
Penetapan Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan negara bukanlah pekerjaan yang sederhana. Proses pengesahannya melalui jalan yang parrjang, penuh perdebatan yang berbobot. Juga rasa tanggungjawab yang besar terhadap nasib bangsa
dan
negaradi
kemudianhari,
tetapi
juga
penuh dengan rasa.persaudaraan yang akrab.Kiranya
perlu disadari pula bahwa kebhin-nekaan maupun kesatuan-kesatuan Indonesia adalah suatu kenyataan dan suatu persoalan. Walaupun proses integrasi bangsa terus ber-jalan, namun potensi-potensi yang disintegratif belum hilaug, bahkan amat mungkin tidak per-nah akan hilang. Halitu
sebagai konsekuensi ki-ta mendasarkan-diri pada Pancasila. Sebab,Pan-casila dengan karakter utamanya
yanginklusif
dan non-diskriminatif, tidak melihat kebhinne-kaan dan kesatuan-persatuan sebagai suatu per-lawanan, melainkan merangkul kedua-duanya.Pancasila amat menekankan kesatuan-per-satuan, tetapi tanpa mematikan atau melenyap-kan kebhinnekaan. Di pihak lain, Pancasila me-nerima serta menghargai kebhinnekaan, tetapi dalam batas tidak membahayakan atau meng-hancurkan kesatuan-persatuan. Kebhinnekaan dalam kesatuan-persatuan, dan kesatuan-per-satuan dalam kebhinnekaan
Jenuh
Dalam konstelasi masyarakat Indonesia,
me-milih
kesatuan-persatuan dengan mematikan kebhinnekaan hanya akan menghasilkankon-flik-konflik
yangmungkin diketahui di
mana awatnya. tapi tak pernah dapat diduga di mana atau bagaimana akan berakhir. Sebaliknya, me-milih kebhinnekaan dengan mengabaikan kesa-tuan-persatuan ibarat melepasbermacam-ma-cam binatang buas dalam satu kandang,
sehing-ga akan saling menerkam.
Rakyat sudah
jenuh
dengan pengkotak-ko-takan yang mencetuskan konflik-konflik horizon-tal. Rakyat mengharapkan agar para pemimpin negeriini
benar-benar
mampu memperbaiki keadaan. Janganlah kepentinganrakyat
dino-morduakan atau diadudomba untuk ambisi pri-badi atau golongan. Itulah disintegrasi moral.Pancasila berada dalam disintegrasi moral. Paclahal tantangan bangsa
ini
semakin kom-pleks.Itulah
sebabnya, Pancasila Sebagai dasardan falsafah negara harus kitajaga dan kita
per-tahankan
dengan segala cara. Sebab, bagai-manapun juga tanpa Pancasila negeriini
akanpecah berkeping-keping. tr -
g
*)
Drs A Kard.iyot Wihanya.n to MM; Dosen[Jniu ersitas Sanata Dharma Yogy akarta. o
q
o
F
Z
rC
6
o
-o
.?
u