ABSTRAK
Dalam suasana persaingan yang semakin ketat dan aktivitas perusahaan yang semakin kompleks, setiap perusahaan dituntut untuk menghasilkan laba seoptimal mungkin agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja perusahaan tersebut.
Produktivitas tenaga kerja adalah hal penting dalam menjalankan kegiatan perusahaan karena merupakan sikap mental yang menuju ke arah peningkatan kualitas. Dengan adanya penerapan Malcolm Baldrige yang merupakan salah satu tools untuk peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan dan terus menerus (continously improvement) dengan menggunakan pengukuran dan memberikan feedback mengenai kinerja organisasi secara keseluruhan dalam menyediakan produk dan jasa yang berkualitas, akan sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis perbandingan produktivitas tenaga kerja pada PT.Telkom,Tbk sebelum dan sesudah penerapan Malcolm
Baldrige. Produktivitas perusahaan yang dikaji adalah produktivitas parsial
dengan membandingkan antara jumlah sambungan berbayar dengan jumlah tenaga kerja. Sedangkan metode deskriptif analitik yang mengkhususkan pada studi komparatif digunakan dalam penelitian ini dengan objek penelitian yaitu tingkat produktivitas tenaga kerja pada PT.Telkom,Tbk. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan tingkat produktivitas tenaga kerja sebelum dan sesudah penerapan Malcolm Baldrige.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat produktivitas tenaga kerja sebelum dan sesudah penerapan Malcolm
Baldrige, dimana rata-rata tingkat produktivitas tenaga kerja sesudah
terbentuknya Malcolm Baldrige lebih tinggi secara signifikan daripada tingkat produktivitas tenaga kerja sebelum penerapan Malcolm Baldrige. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat melanjutkan penerapan Malcolm Baldrige sebagai suatu langkah dalam suatu upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Kata kunci : produktivitas, Malcolm Baldrige dan continuously improvement.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian……… 1.2 Identifikasi Masalah………. 1.3 Tujuan Penelitian……….
1.4 Kegunaan Penelitian……… 1.5 Rerangka Pemikiran……….
1.6 Metode Penelitian………. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi Manajemen……….. 2.1.1 Definisi Akuntansi Manajemen………...
2.1.2 Kegunaan Informasi Akuntansi Manajemen………
2.1.3 Sumber-Sumber Data Akuntansi Manajemen………. 2.1.4 Tipe dan Manfaat Informasi Akuntansi Manajemen………...
2.1.5 Pemakai Informasi Akuntansi Manajemen……….. 2.1.6 Manajemen Mutu Terpadu………...
2.2 Malcolm Baldrige………..
2.2.1 Definisi dan Latar Belakang Malcolm Baldrige……….. 2.2.2 Dasar Malcolm Baldrige………..
2.2.2.1 Visionary Leadership………... 2.2.2.2 Customer-Driven Excellence……….. 2.2.2.3 Organizational and Personal Learning………..
2.2.2.4 Valuing Employees and Partners……… 2.2.2.5 Agility……….. 2.2.2.6 Focus on the Future………
2.2.2.7 Managing for Innovation……… 2.2.2.8 Management by Fact………...
2.2.2.9 Public Responsibility and Citizenship………. 2.2.2.10 Focus on Results and Creating Value………... 2.2.2.11 Systems Perspective………..
2.2.3 Tujuan dan maksud dari kriteria yang ada dalam
Malcolm Baldrige………...
2.2.4 Kriteria Malcolm Baldrige yang dibagi dalam kategori
dan item………... 2.2.4.1 Leadership………...
2.2.4.2 Strategic Planning………... 2.2.4.3 Customer and Market Focus………... 2.2.4.4 Measurement, Analysis, and Knowledge………
2.2.4.5 Human Resource Focus……….. 2.2.4.6 Proces Management………
2.2.4.7 Result………... 2.2.5 Criteria For Performance Excellent Frame Work………….. 2.2.5.1 Organizational Profile………
2.2.5.2 System Operations………... 2.2.5.3 System Foundation……….. 2.2.6 Kriteria-kriteria Malcolm Baldrige Sebagai Suatu Sistem….
2.2.8 Karakteristik Kriteria-Kriteria Malcolm Baldrige………….. 2.2.8.1 Fokus pada business results………
2.2.8.2 Tidak bersifat menentukan dan mampu
beradaptasi……….. 2.3 Produktivitas...
2.3.1 Definisi Produktivitas... 2.3.2 Definisi Produktivitas Tenaga Kerja...
2.3.3 Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja... 37
2.3.4 Manfaat Pengukuran Produktivitas...
2.3.5 Unsur-unsur Produktivitas Tenaga Kerja... 2.3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga
Kerja... 2.3.7 Manfaat Peningkatan Produktivitas... 2.4 Hubungan Malcolm Baldrige terhadap Produktivitas Tenaga
Kerja...
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian………... 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan……….
3.1.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan……….. 3.1.3 Visi, Misi dan Sasaran Perusahaan………. 3.1.4 Bidang Usaha Perusahaan………...
3.1.5 Pengurusan dan Pengawasan………..
3.1.5.1 Umum………..
3.1.5.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas……… 3.1.5.2.1 Struktur Organisasi……….. 3.1.5.2.2 Uraian Tugas………
3.1.6 Pengelolaan Sumber Daya Manusia………... 3.2 Metode Penelitian………
3.2.1 Operasional Variabel………... 63
3.2.2 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis……….
3.2.2.1 Rancangan Analisis………. 3.2.2.2 Rancangan Pengujian Hipotesis………..
3.2.2.2.1 Penetapan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif……….. 3.2.2.2.2 Pemilihan Tes Statistik dan
Perhitungannya………. 3.2.2.2.3 Penetapan Tingkat Signifikansi…………...
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian……… 4.1.1 Kegiatan Operasi Perusahaan………. 4.1.1.1 Telepon Tetap Kabel………...
4.1.1.2 Telepon Tetap Nirkabel……….. 4.1.1.3 Selular……….
4.1.1.4 Data dan Internet………. 4.1.1.5 Network dan Interkoneksi………... 4.1.1.5.1 Network………
4.1.1.5.2 Interkoneksi……….. 4.1.2 Hasil Perhitungan………
4.1.2.1 Pengukuran Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja…... 91
4.1.2.2 Perhitungan Statistik dan Pengujian Hipotesis……...
4.2 Pembahasan……….. 4.2.1 Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Sebelum Penerapan
Malcolm Baldrige………... 4.2.2 Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Sesudah Penerapan
Malcolm Baldrige………...
4.2.3 Tingkat Perbedaan antara Produktivitas Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Penerapan Malcolm Baldrige………..
4.3 Hubungan Malcolm Baldrige Terhadap Peningkatan
Produktivitas Tenaga Kerja………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……….. 5.2 Saran……….
DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN
106
109
109
110
111
112
117 118
120
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipe Informasi Akuntansi Manajemen dan Manfaatnya…………... Tabel 2.2 Criteria for Performance………...
Tabel 3.1 Operasional Variabel………. Tabel 4.1 Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja………..
Tabel 4.2 Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Sebelum Penerapan
Malcolm Baldrige………..
Tabel 4.3 Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Sesudah Penerapan
Malcolm Baldrige………...
Tabel 4.4 Perhitungan Statistik Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja
Sebelum Penerapan Malcolm Baldrige……….. Tabel 4.5 Perhitungan Statistik Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja
Sesudah Penerapan Malcolm Baldrige………..
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Statistik Selisih Rata-rata………..
21 38
90 105
105
106
107
107
109
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Faktor yang Mendorong Penggunaan Teknologi Informasi Maju dan Persyaratan untuk Menjadi
World Class Company……… Gambar 2.2 : Baldrige Business Criteria for Performance
Excellence Framework……….
Gambar 2.3 : Kriteria Baldrige sebagai suatu sistem……… Gambar 3.1 : Struktur Bisnis Telkom………
26
47 51 77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Perusahaan
Lampiran 2 : Keputusan Direksi PT.Telkom,Tbk tentang Penerapan Sistem Pengelolaan Bisnis Ekselen
Lampiran 3 : Laporan Keuangan PT.Telkom,Tbk tahun 1996 - 2005 Lampiran 4 : Hasil Assessment IQA-2005
Lampiran 5 : Tabel Distribusi T
Lampiran 6 : Surat Pernyataan dari Perusahaan PT.Telkom,Tbk
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi dewasa ini kita telah dan akan menghadapi arti
perdagangan internasional bebas sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay yang berlaku sejak Januari 1995, AFTA yang berlaku pada tahun 2003 dan APEC yang akan berlaku pada tahun 2010. Dengan ekonomi tersebut, ekspor Indonesia
harus dapat bersaing dalam pasar internasional sedangkan produk dalam negeri kita harus mampu bersaing dengan produk luar negeri di negara kita sendiri.
Meningkatnya perhatian umum untuk mencapai daya saing dalam era globalisasi, era industri, era teknologi atau era informasi dewasa ini telah mendorong organisasi untuk lebih mengusahakan perbaikan kualitas dan
produktivitas outputnya, baik dibidang produk maupun dibidang jasa.
Menurut Budhi Cahyono, kondisi saat ini merupakan era kualitas yang
ditandai oleh adanya tuntutan kualitas yang lebih baik. Hal ini dialami oleh industri manufaktur maupun jasa. Era kualitas juga muncul karena adanya tuntutan dari berbagai pihak, misalnya konsumen yang selalu menginginkan
produk-produk yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Konsumen sering kali mengabaikan asal produk dan lebih mementingkan
kemampuan produk dalam memenuhi seleranya. Tingkat persaingan antar perusahaan juga mengkondisikan perusahaan yang ingin tetap eksis untuk selalu meningkatkan kualitas produknya, terutama pada kondisi saat ini yang mengarah
1
Bab I Pendahuluan 2
pada persaingan yang bersifat hypercompetition. Berbagai perubahan teknologi dan sistem informasi juga berdampak pada semakin meningkatnya kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas lebih tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen secara tepat waktu dan tepat kualitas.
Fenomena ini telah mempengaruhi keberadaan perusahaan yang masih ingin bertahan untuk selalu memperbaiki kualitas produk dan jasa (Jurnal Bisnis dan Ekonomi, edisi September, 2000).
Untuk mencapai perbaikan tersebut dibutuhkan kemampuan manajemen perusahaan yang dapat diandalkan untuk mengatur dan mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki. Salah satu sumber daya perusahaan yang terpenting dan
berkaitan langsung dengan operasi perusahaan adalah sumber daya manusia, yaitu sebagai tenaga kerja penggerak sumber daya lainnya. Dengan demikian, untuk
mendukung perkembangan perusahaan sangat tergantung dalam usaha memanfaatkan modal, keahlian, teknologi, serta target pasar yang akan dimasuki, didukung oleh peningkatan sumber daya manusia yang dimiliki secara efektif dan
efisien.
Dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi dalam persaingan, dimasa
persaingan kini telah bergeser dari produk atau jasa yang murah dengan mutu yang rendah akan ditinggalkan konsumen. Produk yang bisa menerobos pangsa pasar adalah produk atau jasa yang mempunyai mutu fungsi dengan harga yang
optimal sehingga output yang dihasilkan akan mempunyai keunggulan komparatif dengan para pesaing dan akan memuaskan konsumen. Akan tetapi pada
kenyataannya tidak mudah untuk mencapai keunggulan komparatif ini apabila
Bab I Pendahuluan 3
tidak didukung oleh tenaga kerja yang memiliki kemauan untuk bekerja dan didukung kemampuan dalam bekerjanya. Apabila tenaga kerja yang dimilikinya
adalah tenaga kerja yang produktif, maka produktivitas perusahaan akan terpenuhi.
Sampai saat ini tenaga kerjalah yang lazim dijadikan faktor pengukur produktivitas itu. Hal ini disebabkan, pertama, besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau
jasa. Kedua, masukan pada sumber daya manusia lebih mudah dihitung daripada masukan pada faktor-faktor lain seperti modal.
Perusahaan pada umumnya berusaha untuk menyesuaikan kualitas produk
atau jasa yang dihasilkannya terhadap kepuasaan pelanggan. Untuk itu, standar kualitas harus dikembangkan guna memberi arti bagi pengukuran kualitas dan
produktivitasnya.
Berdasarkan artikel yang terdapat pada harian Kompas, 10 Desember 2000, berbagai perusahaan yang menerapkan program total quality ternyata tidak
seluruhnya berhasil, dalam arti dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Permasalahan utamanya bukan terletak pada ketidakefektifan program, namun
lebih terbentur pada pengaplikasian prinsip-prinsip total quality yang kurang tepat. Pendekatan total quality merupakan suatu sistem yang terstruktur, satu set peralatan, tehnik dan filosofi yang didesain untuk menciptakan budaya organisasi
yang terfokus pada konsumen, partisipasi karyawan dan perbaikan secara terus menerus untuk mempertemukan dan memenuhi harapan konsumen. Perbaikan
kualitas untuk meningkatkan keuntungan dilakukan dengan mengurangi cost dan
Bab I Pendahuluan 4
meningkatkan pendapatan, sehingga biaya-biaya yang tidak perlu harus diminimalisasi. Pada saat yang sama produk atau jasa dengan kualitas yang tinggi
akan meningkatkan loyalitas dan antusiasme konsumen. Kegagalan program total
quality dapat dikelompokkan dalam tiga aspek, yaitu:
1. Kegagalan Strategis
Aspek strategis yang memandang keinginan jangka panjang atau mencapai target perusahaan yang dianjurkan. Realisasi visi organisasi sangat
dipengaruhi oleh kemauan perusahaan dalam merubah paradigma lama menuju paradigma baru. Visi perusahaan tidak dapat disamakan dengan mimpi atau khayalan, namun harus dapat dipraktekkan, direalisasi dan
direfleksikan untuk mencapai keunggulan dimasa datang. Suatu visi akan memberi petunjuk kemana perusahaan akan diarahkan dan rencana-rencana
aksinya serta struktur organisasi dan sistem yang dibutuhkan untuk mewujudkan aksi. Kurangnya memahami visi dan gagalnya menerapkan kualitas sebagai bagian dari perencanaan strategik menyebabkan tujuan dan
berbagai prioritas kegiatan sering tidak dipahami. Untuk mencapai sukses
total quality, organisasi membutuhkan perubahan dalam cara pikir dan
menciptakan budaya continuous improvement. 2. Kegagalan Manajerial dan Organisasi
Sebagian besar program total quality gagal, tidak disebabkan oleh aspek
teknis, namun lebih disebabkan oleh aspek manajerial. Kurangnya komitmen manajemen puncak merupakan hal yang berpengaruh terhadap kegagalan
program. Manajemen kurang mengkomunikasikan filosofi perusahaan kepada
Bab I Pendahuluan 5
karyawan melalui tindakan dan metode yang menekankan bahwa semua karyawan dan aktivitas difokuskan pada perbaikan terus-menerus (continuous
improvement). Disamping itu perlu keterlibatan kualitas dalam seluruh aspek
aktivitas organisasi.
3. Kegagalan Program
Program total quality dimaksudkan untuk mencapai kepuasan konsumen melalui perbaikan terus menerus (continuous improvement). Kurangnya
pemahaman tentang kepuasan konsumen sulit untuk menciptakan pembentukan loyalitas konsumen. Pemahaman tentang kepuasan berbeda untuk masing-masing perusahaan. Program total quality difokuskan pada
pemahaman harapan konsumen dan pengembangan program untuk mewujudkannya. (Kumpulan Artikel Kompas, www.kcm.co.id)
Dalam hal ini, diperlukan suatu sistem manajemen mutu yang merupakan suatu metode untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi tenaga kerja sehingga akan mengubah mental agar memiliki kesadaran untuk mengetahui
pentingnya mutu produk atau jasa dan mampu memecahkan masalah secara terpadu. Hermawan Kartajaya (2000:218) menyatakan bahwa manajemen mutu
yang dikembangkan dalam Malcolm Baldrige diarahkan untuk mencapai tujuan
total quality. Dalam rangka mewujudkan standar quality excellence tersebut,
diperlukan adanya kesesuaian dengan semua sektor produk dan jasa pada semua
skala organisasi dan penyederhanaan dalam penggunaan, serta kemampuan untuk menghubungkan sistem manajemen mutu pada semua proses di organisasi. Selain
itu juga, orientasi yang lebih besar terhadap continuous improvement dan
Bab I Pendahuluan 6
customer satisfaction (kepuasan pelanggan) serta kompabilitas dengan sistem
manajemen yang lain.
Penerapan Malcolm Baldrige ini telah diyakini memberikan dampak yang positif bagi kinerja perusahaan karena terjadinya proses continuous improvement
dalam sistem kerja, sistem koordinasi dan sistem pembentukan budaya kerja yang lebih baik. M.N.Nasution (2005:324) menyatakan bahwa menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh The National Institute of Standard and Technology (NIST)
di Amerika Serikat pada tahun 1990 ditemukan fakta bahwa perolehan Malcolm
Baldrige telah memicu terjadinya beberapa dokumentasi, peningkatan proses,
hubungan kerja yang lebih baik, fokus terhadap konsumen, mengurangi scrap
product, peningkatan produktivitas, peningkatan kepuasan pelanggan dan
peningkatan penjualan serta peningkatan pangsa pasar.
Dengan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah dengan adanya penerapan Malcolm Baldrige, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya. Untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga
kerja sebelum dan sesudah penerapan Malcolm Baldrige, dan mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya dengan melihat
perbandingan tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan, hal ini tertuang dalam judul penelitian :
“Analisis Perbandingan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerapan Malcolm Baldrige”
Bab I Pendahuluan 7
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sebelum penerapan
Malcolm Baldrige?
2. Bagaimana tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sesudah penerapan
Malcolm Baldrige?
3. Bagaimana analisis perbandingan tingkat produktivitas tenaga kerja
perusahaan sebelum dan sesudah penerapan Malcolm Baldrige?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sebelum dan sesudah
menerapkan Malcolm Baldrige.
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sebelum
penerapan Malcolm Baldrige.
2. Untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sesudah
penerapan Malcolm Baldrige.
3. Untuk mengetahui analisis perbandingan tingkat produktivitas tenaga kerja
perusahaan sebelum dan sesudah penerapan Malcolm Baldrige.
Bab I Pendahuluan 8
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkaitan dengan masalah ini. Beberapa pihak yang dapat mengambil manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penulis
Hasil penelitian ini akan memberi tambahan wawasan pengetahuan penulis tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih
jelas mengenai permasalahan tersebut. 2. Perusahaan
Dapat menjadi referensi bagi perusahaan untuk membandingkan bagaimana
tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan Malcolm Baldrige.
3. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.
1.5 Kerangka Pemikiran
Perubahan paradigma dalam memandang kebutuhan konsumen dengan menekankan pada matrik kompetisi yang semakin ketat merupakan cara yang
paling mudah untuk mempertahankan performance perusahaan. Kinerja perusahaan bukan hanya merupakan fungsi perubahan kondisi eksternal semata
namun merupakan sinergi dari perubahan internal dan eksternal. Oleh karena itu
Bab I Pendahuluan 9
akan lebih bijaksana jika sebuah perusahaan senantiasa terus melakukan pembenahan internal tanpa harus menunggu tuntutan ataupun perubahan dari
pihak luar (eksternal).
Dalam era global saat ini, setiap perubahan dituntut untuk semakin efisien, semakin baik dan memiliki keunikan dari para kompetitornya. Agar
tuntutan tersebut tercapai maka perusahaan harus senantiasa melakukan restrukturisasi usaha, reenginering dan continuous improvement. Dengan
demikian dibutuhkan sebuah pedoman sistem kerja yang baku atau manajemen mutu yang menjamin proses continuous improvement yang berdaya guna dan berhasil guna.
Salah satu sistem manajemen tersebut adalah Malcolm Baldrige. Malcolm
Baldrige merupakan salah satu sistem manajemen didalam organisasi yang
keberhasilannya akan ditentukan oleh sub sistem didalamnya. Sebagai suatu sistem, dengan sendirinya pula akan dipengaruhi oleh sistem lain diluar sistem
Malcolm Baldrige, yang kemudian dalam definisinya akan terlihat bahwa
Malcolm Baldrige memang diterapkan guna mengantisipasi sistem didalam dan
diluar manajemen, yaitu pemakai output pada proses berikutnya dan pelanggan
akhir.
M.N. Nasution (2005:324) menjelaskan bahwa Malcolm Baldrige
memfokuskan pada sistem manajemen mutu terpadu dan menghasilkan perbaikan sistem mutu. Malcolm Baldrige digunakan untuk menilai dan mengakui sistem mutu yang efektif dengan menciptakan suatu proses pengujian yang komprehensif
Bab I Pendahuluan 10
dan kumpulan kriteria mutu berdasarkan komentar dan pengamatan ahli di seluruh negara.
Menurut Badan Standardisasi Nasional (www.bsn.co.id) penerapan
Malcolm Baldrige terdiri dari 7 komponen yang semuanya berorientasi
menuju pada
“performance excellence” yang secara garis besar yaitu: 1) Leadership
2) Strategic Planning
3) Customer and Market Focus 4) Information and Analysis
5) Human Resource Focus 6) Process Management
7) Business Result
Manajemen mutu yang dikembangkan dalam Malcolm Baldridge diarahkan untuk mencapai tujuan total quality sehingga akan terwujud customer
satisfaction dan continuous improvement. Kualitas dikatakan berhasil apabila
sumber-sumber daya pendukung dapat tertransformasikan dalam proses sehingga
outputnya memenuhi kebutuhan dan memuaskan harapan pelanggan atau dikatakan kualitas yang tinggi adalah kunci untuk kebanggaan, produktivitas dan kemampulabaan.
Peningkatan produksi tidak selalu diikuti oleh peningkatan produktivitas. Produktivitas dalam suatu perusahaan adalah mutlak dibutuhkan. Perusahaan yang
mempunyai produktivitas yang rendah sebagian besar tidak mampu
Bab I Pendahuluan 11
mempertahankan kelangsungan hidupnya karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Hal tersebut
dikemukakan oleh Dewan Produktivitas Nasional pada tahun 1983, yang menyatakan pula bahwa produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik daripada
kemarin.
Adapun pendapat produktivitas secara umum menurut Horngren, Foster, dan Datar (2000:873), bahwa produktivitas merupakan ukuran antara masukan
yang secara aktual dipakai (baik secara fisik ataupun biaya yang digunakan) dan keluaran yang dihasilkan, dimana semakin sedikit masukan yang digunakan untuk
keluaran tertentu atau semakin tinggi keluaran yang dihasilkan untuk masukan tertentu, akan semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya.
International Labor Organization (ILO) mendefinisikan produktivitas
sebagai perbandingan antara hasil (produk output) dengan masukan (bahan input). Secara sistematis dapat ditulis:
Produktivitas = Input Output
Hubungan antara output dan input ini terjadi dalam suatu sistem kerja. Yang dimaksud dengan sistem kerja disini adalah suatu proses interaksi dari beberapa
bahan, mesin, peralatan dan lingkungan fisik sehingga dapat menghasilkan output berupa produk, keuntungan atau nilai tambah dalam jumlah dan kualitas tertentu.
Bab I Pendahuluan 12
Produktivitas dapat dipandang sebagai pemanfaatan secara insentif terhadap sumber-sumber daya yang digunakan seperti tenaga kerja, mesin, modal,
dan sumber daya lainnya, yang apabila diukur secara tepat akan menunjukkan kinerja yang efisien. Oleh karena itu, produktivitas dapat menjadi ukuran efisiensi
tenaga kerja, modal, peralatan , dan waktu.
Dapat disimpulkan bahwa secara garis besar produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input, dimana output berupa barang dan/atau jasa,
sedangkan input dapat berupa mesin, bahan baku, tenaga kerja, market, metode, manajemen, dan modal. Diantara berbagai jenis input yang ada, tenaga kerja merupakan faktor yang akan dibahas didalam penelitian ini. Beberapa parameter
input tenaga kerja untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dapat berupa satuan waktu, jumlah orang, nilai/biaya (rupiah) keahlian.
Menurut Cascio (2003:15) produktivitas berarti:
“Productivity is a measure of the output of good and service relative to the input of the labor, material and equipment. The more productive an industry, the better its competitive position because its unit costs are lower.”
Yang berarti produktivitas adalah pengukuran keluaran (output) berupa barang dan jasa dihubungkan dengan masukan (input) tenaga kerja, material dan peralatan. Semakin produktif suatu industri, semakin baik posisi kompetitifnya
karena biaya per unit produknya lebih rendah.
John R. Schermerhon (2002:16) mendefinisikan produktivitas sebagai
berikut:
“Productivity a summary measure of the quantity and quality of work performance with resource utilization considered. Productivity is ideally
Bab I Pendahuluan 13
achieved through high performance (effectiveness and efficiency) and with a sence of personal satisfaction by people doing the work.”
Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa produktivitas merupakan suatu ukuran dan kuantitas performansi suatu kegiatan dengan memperhatikan
sumber daya yang dimanfaatkan. Definisi tersebut mengandung makna bahwa produktivitas merupakan suatu ukuran kerja yang luas. Produktivitas
mengidentifikasikan keberhasilan atau kegagalan perusahaan memproduksi barang dan jasa yang dihasilkan serta sumber daya yang dimanfaatkan.
John R. Schermerhon (2002:8) menjelaskan bahwa produktivitas memiliki
dua dasar yaitu efektivitas kerja dan efisiensi kerja. Efektivitas kerja adalah ukuran dari tingkat pencapaian tujuan atau target (goal accomplishment).
Efektivitas kerja mengandung pengertian pencapaian target produksi baik kuantitas dan kualitasnya.
Akan tetapi, pengertian produktivitas tidak hanya mengacu pada
pencapaian target kuantitas dan kualitas saja, tetapi juga memperhatikan faktor kegunaan sumber daya. Target output (kualitas dan kuantitas) yang tinggi dapat
saja dicapai tetapi dengan penggunaan sumber daya yang boros. Efisiensi kerja adalah ukuran sumber daya yang digunakan sehubungan dengan tingkat pencapaian tujuan. Dengan demikian produktivitas kerja mencakup pengertian
efektivitas kerja dan efisiensi kerja.
Efisiensi merupakan ukuran kehematan penggunaan input atas nilai
masukannya sedangkan efektivitas merupakan ukuran kemampuan untuk mencapai performansi atau sasaran (output) suatu sistem kerja, atas dasar masukan tertentu, maka berarti kegiatan tersebut dilakukan dengan efisiensi yang
Bab I Pendahuluan 14
tinggi. Jadi, suatu kegiatan dikatakan produktif apabila dengan masukan yang hemat bisa mencapai sasaran atau hasil yang banyak dan baik kualitasnya.
Dengan diadopsinya sistem manajemen mutu Malcolm Baldridge oleh
PT. Telkom, Tbk mulai tahun 2001, diharapkan setiap usaha perbaikan kualitas akan membuat proses dan sistem perusahaan menjadi lebih baik. Produktivitas secara keseluruhan akan meningkat karena pemborosan dan inefesiensi akan
berkurang serta mengoptimalkan pemakaian sumber daya secara efektif dan efisien. Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas di segala bidang, khususnya dalam pelayanan, instalasi dan produksi. Peningkatan produktivitas diharapkan
tercapai dengan pelaksanaan standar dalam Malcolm Baldridge dengan maksimal, sehingga perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sesudah menerapkan Malcolm
Baldridge lebih tinggi secara signifikan dari pada tingkat produktivitas tenaga
kerja perusahaan sebelum menerapkan Malcolm Baldridge.”
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis yang mengkhususkan pada studi komparatif. Metode deskriptif analitis yaitu suatu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa di masa
Bab I Pendahuluan 15
sekarang dengan tujuan untuk memberi deskripsi, gambaran lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki. Metode komparatif adalah metode yang membandingkan variabel satu dengan variabel yang lain untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sebelum dan sesudah menerapkan Malcolm Baldrige.
Dalam penyususan skripsi ini, penulis menggunakan tehnik pengumpulan
data, antara lain:
1. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data primer yang secara
langsung melibatkan perusahaan sebagai objek penelitian, dan tehnik-tehnik yang digunakan penulis adalah:
a. Wawancara atau tanya jawab secara informal dengan pihak yang terkait
untuk mendapatkan penjelasan mengenai cara perolehan nilai tambah dan hal-hal yang berhubungan dengan produktivitas dan Malcolm Baldrige. b. Studi dokumentasi, yaitu peninjauan terhadap dokumen perusahaan
dengan mengumpulkan, menelaah dan menganalisis dokumen tersebut
yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang didapatkan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan mulai tahun 1996 sampai dengan tahun 2005.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder melalui
studi kepustakaan dengan cara mempelajari, mengkaji serta menelaah
Bab I Pendahuluan 16
literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sebagai bahan pengetahuan, penambah wawasan, dan kajian yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang berlokasi di Jalan Japati No 1 Bandung, dan pengumpulan data dimulai pada
bulan Mei sampai dengan Juni 2006.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan serta
teori yang mendasari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sebelum penerapan Malcolm
Baldrige mencapai angka rata-rata sebesar 145,072 sst/sdm. Selama periode
yang diteliti, tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan mengalami kenaikan yang relatif lebih kecil dibandingkan peningkatan tingkat
produktivitas tenaga kerja yang terjadi sesudah penerapan Malcolm Baldrige. 2. Tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sesudah penerapan Malcolm
Baldrige mencapai angka rata-rata sebesar 296,7682 sst/sdm. Selama periode
yang diteliti, tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan mengalami kenaikan yang relatif lebih tinggi dibandingkan peningkatan produktivitas
tenaga kerja perusahaan sebelum penerapan Malcolm Baldrige.
3. Tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sesudah penerapan Malcolm
Baldrige lebih tinggi daripada tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan
sebelum penerapan Malcolm Baldrige. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan sebelum penerapan Malcolm
Baldrige. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan tingkat produktivitas tenaga
kerja perusahaan sebelum penerapan Malcolm Baldrige mencapai angka rata-rata sebesar 145,072 sst/sdm, sedangkan tingkat produktivitas tenaga kerja
Bab V Kesimpulan dan Saran 118
perusahaan sesudah penerapan Malcolm Baldrige mencapai angka rata-rata sebesar 296,7682 sst/sdm.
Hasil perhitungan tersebut didukung oleh pengujian hipotesis dan
perhitungan statistik, diperoleh t lebih kecil daripada t , maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat
produktivitas tenaga kerja perusahaan sebelum dan sesudah penerapan Malcom
Baldrige.
hitung tabel
5.2 Saran
Berikut peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran yang diharapkan
akan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Kepada pihak perusahaan
Diharapkan agar dapat melanjutkan pelaksanaan Malcolm Baldrige lebih
baik lagi karena penerapan Malcolm Baldrige mempunyai dampak yang
sangat positif bagi perusahaan. Secara tidak langsung penerapan Malcolm
Baldrige dapat meningkatkan tingkat produktivitas tenaga kerja
perusahaan, sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
keberhasilan perusahaan secara keseluruhan sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu meraih keuntungan yang maksimal.
Perusahaan diharapkan lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan
penerapan Malcolm Baldrige karena setiap tahun penerapan Malcolm
Bab V Kesimpulan dan Saran 119
Baldrige akan semakin berkembang yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan teknologi yang ada.
Perusahaan diharapkan dapat memberikan pengembangan dan pelatihan
mengenai Malcolm Baldrige kepada para tenaga kerja dalam perusahaan
agar mereka semakin mengerti kegunaan dan pelaksanaan dari Malcolm
Baldrige tersebut.
Perusahaan diharapkan menerapkan Malcolm Baldrige ini di seluruh divisi
yang ada sehingga seluruh divisi memiliki suatu standar yang sama-sama dijadikan acuan dan dapat kelihatan jelas peningkatan kinerja di setiap divisi tersebut. Hal ini akan menjadi masukan bagi perusahaan untuk
mengambil langkah-langkah dalam meningkatkan kinerja yang semakin baik.
2. Kepada penulis selanjutnya
Agar dapat meneliti faktor-faktor lain, selain daripada Malcolm Baldrige,
yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan. Dapat menampilkan data perhitungan perbandingan penerapan Malcolm
Baldrige pada setiap periode di perusahaan yang akan dijadikan sebagai
tempat penelitian sehingga dapat terlihat jelas pengaruh penerapan
Malcolm Baldrige terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Mark Graham. (2001). Baldrige Award Winning Quality. United States of America.
Cahyono, Budhi. (2000). Mensiasati Kegagalan Program Kualitas Melalui
Reframing Organization. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Carter, W.K.; Milton F.Usry. (2002). 13th Edition. Cost Accounting. Australia : Dame Thomson Learning.
Cascio, F Wayne. (2003). 6th Edition. Human Resource Management
Productivity, Quality of Work Life, Profits. Boston : McGraw-Hill Irwin.
Gaspersz, Vincent. (2001). Manajemen Kualitas. Jakarta: PT.Gramedia.
Hansen, R.; M. Mowen. (2004). 7th Edition. Management Accounting. Cincinnati, Ohio : South-Western College Publishing.
Hermawan Kartajaya. (2000). Marketing Plus Jalur Sukses Untuk Bisnis Jalur Bisnis Untuk Sukses. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Horngren, C.T.; George R. Foster; Srikant M. Datar. (2000). 10th Edition. Cost
Accounting : A Managerial Emphasis. New Jersey : Prentice-Hall
International, Inc.
Horngren, C.T.; George R. Foster; Srikant M. Datar. (2003). 11th Edition. Cost
Accounting : A Managerial Emphasis. New Jersey : Prentice-Hall
International, Inc.
http://www.baldrige.nist.gov
http://www.bsn.co.id
http://www.kcm.co.id
http://www.quality.nist.gov
Kussriyanto, Bambang. (1999). Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.
Mulyadi, (2001). Edisi 3. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Yogyakarta : Salemba Empat,UGM..
Nasution, M.N. (2005). Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia. Schermerhon, John R. (2002). Management for Productivity. New York: John
Willey and Sons, Inc.
Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju.
Simamora, Henry. (1999). Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.
Sinungan, Muchdarsyah. (2003). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.