iv ABSTRAK
EFEK ANTI BAKTERI SEREH (Cymbopogon citratus)
TERHADAP Escherichia coli, Staphylococcus aureus, DAN Streptococcus pyogenes
Amy Zeruya, 2007, Pembimbing I: Johan Lucianus, dr.,M.Si Pembimbing II: Hartini Tiono, dr.
Sereh (Cymbopogon citratus), dapat disebut juga lemon grass, citronella grass atau fever grass. Sebagai tanaman obat, khasiat, dan manfaat sereh sudah banyak diketahui oleh masyarakat. Sereh dimanfaatkan sebagai penghangat badan, , obat kumur, anti demam, pencegah muntah, mengobati sakit gigi, gangguan berkemih, radang lambung, radang usus. Bakteri yang digunakan untuk mengetahui efek antibakteri sereh adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes yang sering menyebabkan penyakit.
Untuk mengetahui efek antibakteri sereh terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes, dilakukan penelitian secara deskriptif eksperimental laboratorik. Metode yang digunakan adalah metode difusi modifikasi Kirby-Bauer untuk mengetahui besarnya diameter daerah hambat yang terbentuk.
Hasil yang didapat dari penelitian menunjukkan perasan batang sereh, infusa batang sereh, infusa daun sereh, dan minyak sereh tidak menunjukkan daerah hambat terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes.
Kesimpulannya perasan batang sereh, infusa batang sereh, infusa daun sereh dan minyak sereh pada penelitian ini belum terbukti mempunyai efek antibakteri terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes.
v ABSTRACT
Lemon Grass (Cymbopogon citratus) Effect On Escherichia coli, Staphylococcus aureus, And Streptococcus pyogenes
Amy Zeruya, 2007, 1st tutor : Johan Lucianus, dr., M.Si 2nd tutor : Hartini Tiono, dr.
Lemon grass (Cymbopogon citratus) known as citronella grass and fever grass for its use as herbal medicine. Lemon grass has been used as body warmer, gargle, antipyretic, antiemetic, dental analgetic, gastritis, and enteritis. There are some bacteria which could be used to know antibacterial effect of lemon grass. They are Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Streptococcus pyogenes.
Antibacterial effect of lemon grass on Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Streptococcus pyogenes could be proved by descriptive experimental laboratoric research by Kirby Bauer modificated diffusion to know the inhibitory zone.
This research reveals that infussion of lemon grass blade, leaves, and oil didn’t show inhibitory zone diameter on Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Streptococcus pyogenes.
It could be concluded that infusion of lemon grass blade, leaves, and oil hadn’t been proven as antibacterial to Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes.
viii
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian
4.1.1. Daya Antibakteri Perasan Batang Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus
pyogenes...27
4.1.2. Daya Antibakteri Infusa Batang Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes...27
4.1.3. Daya Antibakteri Infusa Daun Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes...28
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1. Daya Antibakteri Perasan Batang Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes...27
Tabel 4.1.2. Daya Antibakteri Infusa Batang Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes...27
Tabel 4.1.3. Daya Antibakteri Infusa Daun Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes...28
Tabel 4.1.4. Daya Antibakteri Minyak Sereh Terhadap Escherichia coli,
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Logo Jamu...5
Gambar 2.2.Logo Obat Bahan Alam...6
Gambar 2.3.Logo Fitofarmaka...6
Gambar 2.4.Tanaman Sereh...8
Gambar 2.5. Struktur Kimia Minyak Sereh...9
Gambar 2.6. Escherichia coli dengan pewarnaan gram...10
Gambar 2.7. Staphylococcus aureus dengan pewarnaan gram...12
Gambar 2.8. Streptococcus pyogenes dengan pewarnaan gram...17
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Daya Antibakteri Perasan Batang Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes...34
Gambar 2. Daya Antibakteri Infusa Batang Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes...35
Gambar 3. Daya Antibakteri Infusa Daun Sereh Terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes...36
Gambar 4. Daya Antibakteri Minyak Sereh Terhadap Escherichia coli,
35
Lampiran
1. Efek antibakteri perasan batang sereh terhadap E.coli, S.aureus, dan S.pyogenes
Escherichia coli Staphylococcus aureus
36
2. Efek antibakteri infusa batang sereh terhadap E.coli, S.aureus, dan S.pyogenes
Escherichia coli Staphylococcus aureus
Streptococcus pyogenes
37
3. Efek antibakteri infusa daun sereh terhadap E.coli, S.aureus, dan S.pyogenes
Escherichia coli Staphylococcus aureus
Streptococcus pyogenes
38
4. Efek antibakteri minyak sereh terhadap E.coli, S.aureus, dan S.pyogenes
Escherichia coli Staphylococcus aureus
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Pengobatan tradisional telah digunakan oleh masyarakat Indonesia secara turun
temurun. Indonesia memiliki kurang lebih 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies
diantaranya termasuk tumbuhan berkhasiat. Namun baru 180 spesies yang sudah
dimanfaatkan sebagai jamu tradisional (Elin, 2003).
Dengan adanya Undang–undang Kesehatan no. 23 tahun 1992 yang mengatur tentang
penggalian, penelitian, pengkajian, dan pengembangan serta pembudidayaan tanaman
obat, maka penggunaan obat tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah bila
dimanfaatkan dalam upaya kesehatan.
Sereh (Cymbopogon citratus), disebut juga lemon grass, citronella grass atau fever grass merupakan salah satu tanaman obat. Sebagai tanaman obat, khasiat sereh sudah
banyak diketahui oleh masyarakat. Sereh dimanfaatkan sebagai penghangat badan,
peluruh keringat, obat kumur, anti demam, pencegah muntah, mengobati sakit gigi,
gangguan berkemih, radang lambung, radang usus(Arief, 2006), penolak nyamuk dalam semprotan atau lilin, aromaterapi, disinfektan rumah tangga, sabun, dan sereh juga
sebagai penghasil minyak (http:// www.mardi.my/herbal.doc, 2007).
Escherichia coli (E. coli) dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, diare, sepsis, dan meningitis. Pada infeksi saluran kemih, E. coli merupakan penyebab paling banyak, dengan gejala klinik gangguan berkemih dan kencing berdarah. Bakteri ini juga
dihubungkan dengan infeksi saluran pernafasan bagian atas (Brooks dkk, 2001). E.coli
umumnya menyebabkan diare yang terjadi di seluruh dunia. E.coli diklasifikasikan berdasarkan karakteristik dari virulensinya dan tiap kelompok menyebabkan penyakit
dengan mekanisme yang berbeda. Klasifikasi E.coli yaitu Enterophatogenic E.coli
(EPEC), Enterohemorrhagic E.coli (EHEC), Enteroinvasive E.coli (EIEC), dan
EnteroagregativeE. coli (EAEC).
Penyebaran infeksi melalui kontak telah dianggap sebagai faktor penting di rumah
2
Universitas Kristen Maranatha
daerah dengan risiko infeksi Staphylococcus paling tinggi adalah ruang perawatan bayi, unit perawatan intensif, ruang operasi, dan ruang kemoterapi kanker. Masuknya
Staphylococcus aureus (S.aureus) patogen ke daerah tersebut dapat mengakibatkan terjadi penyakit klinis yang serius (Brooks dkk, 2001).
Streptococcus adalah bakteri gram positif berbentuk kokus yang dengan susunan seperti rantai selama masa pertumbuhannya dan kebanyakan bersifat fakultatif anaerob.
Panjang dari rangkaian ini sangat beragam dan disebabkan faktor lingkungan. Pada umur
biakan tertentu dan bila bakteri mati, Streptococcus akan kehilangan sifat gram positif dan kemudian berubah menjadi gram negatif. Bakteri ini tersebar sebagai flora normal
maupun patogen pada manusia. Streptococcus pyogenes (S. pyogenes) termasuk antigen
grup A dan bersifat hemolitik β. S. pyogenes adalah bakteri patogen utama pada manusia
dikaitkan dengan invasi lokal atau sistemik dan gangguan immunologi pasca infeksi oleh
streptococcus. S. pyogenes secara tipikal memproduksi hemolitik β dalam jumlah besar di
sekeliling koloni dan biasanya sensitif terhadap basitrasin ( Brooks dkk,2001).
Untuk membuktikan adanya manfaat antibakteri sereh yang diketahui masyarakat,
maka dilakukan penelitian tanaman sereh dalam bentuk perasan batang sereh, infusa
batang sereh, infusa daun sereh, dan minyak sereh terhadap bakteri-bakteri yang sering
menyebabkan penyakit seperti E. coli, S. aureus, dan S. pyogenes.
1.2Identifikasi masalah
1.2.1 Apakah perasan batang sereh, infusa batang sereh, infusa daun sereh, dan minyak
sereh mempunyai efek anti bakteri terhadap E. coli, S. aureus, dan. S. pyogenes. 1.2.2 Berapa Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) perasan batang sereh, infusa batang
3
Universitas Kristen Maranatha 1.3Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah melakukan uji efek anti bakteri perasan batang sereh,
infusa batang sereh, infusa daun sereh, dan minyak sereh terhadap E. coli, S. aureus, dan S. pyogenes.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)
dari perasan batang sereh, infusa batang sereh, infusa daun sereh, dan minyak sereh
terhadap E. coli, S. aureus, dan S. pyogenes.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis adalah menambah wawasan tentang obat tradisional
Manfaat praktis adalah sebagai data ilmiah mengenai daya anti bakteri dari perasan
batang sereh, infusa batang sereh, infusa daun sereh, dan minyak sereh dalam upaya
penggunaan antibakteri yang lebih praktis.
1.5Kerangka Pemikiran
Indonesia memiliki banyak tanaman yang berkhasiat. Sejak zaman dahulu tanaman
obat sudah digunakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara
penyembuhan penyakit yang dilakukan pada zaman dahulu sebenarnya sangat bermanfaat
dan aman bagi kesehatan (Arief, 2004).
Kandungan kimia yang terdapat dalam sereh adalah geraniol dan citronellol yang diduga memiliki efek antiseptik. Kandungan kimia yang bersifat antiseptik diharapkan
dapat digunakan sebagai antibakteri terhadap E. coli, S. aureus, dan S. pyogenes yang pada penelitian ini bakteri tersebut digunakan sebagai bakteri uji.
Oleh karena itu perlu diketahui efek anti bakteri, konsentrasi hambat minimal,
4
Universitas Kristen Maranatha 1.6Metodologi
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksperimen laboratorik sungguhan yang
dilakukan secara mikrobiologis. Metode yang digunakan adalah metode difusi modifikasi
Kirby Bauer.
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
32 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Perasan batang sereh, infusa batang sereh, infusa daun sereh dan minyak sereh
pada penelitian ini tidak ditemukan efek antibakteri terhadap E. coli, S.
aureus, dan S. pyogenes.
2. Pada penelitian ini tidak didapatkan efek antibakteri terhadap E. coli, S.
aureus, dan S. pyogenes, sehingga tidak dilakukan pengujian Konsentrasi
Hambat Minimal dan Konsentrasi Bunuh Minimal.
5.2 Saran
1. Penelitian lanjutan efek antibakteri tanaman sereh terhadap bakteri lain untuk
mendapatkan data yang lebih banyak.
2. Penelitian lanjutan dengan menggunakan tanaman sereh spesies yang lain.
3. Penelitian lanjutan dengan menggunakan metode yang lain.
4. Penelitian lanjutan untuk mengetahui zat aktif sereh yang mempunyai efek
33 Universitas Kristen Maranatha
Daftar Pustaka
Arief Hariana. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Penebar Swadaya : Jakarta Hlm 73-74.
Barry A.L. dan Thornsberry E. 1991. Manual of Clinical Microbiology. 5th edition.
American Society for Microbiology : Washington DC.
Boyd R.F. 1995. Basic Medical Microbiology. 5th edition. Little Brown and Company
Inc : Boston.
Braunwald E., Fauci A.S., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo D.L.,Jameson J.L. 2001.
Harison’s Principles Of Internal Medicine. 15th edition. McGraw-Hill Medical
Publishing Division. New York. Page 889-890
Brooks Geo. F., Butel Janet S., Morse Stephen A. 2001. Jawetz, Melnick &
Adelberg’s Medical Microbiology. Twenty - second edition. McGraw-Hill
Education (Asia) : USA. Hlm 225-228.
Downing J. 1999. United States Enviromental Protection Agency (EPA).
Elin M. 2003. Tren dan paradigma dunia farmasi industri-klinik-teknologi kesehatan.
Departemen Farmasi FMIPA, Institut Teknologi Bandung.
Forbes B.A., Sahm D.F., Weissfeld A.S. 2002. Staphylococcus, Micrococcus, and
Similar Organisms, In : Karen Fabiano, Sarahlynn Lester, Ellen Wurm. Bailey &
Scott’s Diagnostic Microbiology. 11st edition, Missouri: Mosby,Inc. p.285-6
Joklik W.K., Willet H.P., Amos D.B., Wilfret C.M. 1992. Zinsser Microbiology.
34
Universitas Kristen Maranatha
Mackie and McCartney. 1989. Practical Medical Microbiology. 13th edition.
Churchill Livingstone : New York.
Pelczar M.J., Chan E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerjemah: Hadiutomo
R.S.,dkk. Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta. Hlm 711-730.
Ryan K.J. 1994. Medical Microbiology. 3th edition. Prentice Hall International Inc :
New Jersey.
Santoso S. 1993. Perkembangan obat tradicional dalam ilmu kedokteran di Indonesia
dan upaya pengembangannya sebagai obat alternatif. FKUI : Jakarta
Sherris J. 1990. Medical Microbiology. Second edition. Prentice Hall International
Inc : London. Page 211-214.
Wade A. 1982. Essential Oils and Aromatic Carminatives. The Pharmaceutical Press
: London. Page 674-675.
http://www. bact.wisc.edu
http://www. Mardi.my/herbal.doc, 2007