ABSTRAK
Pada dasarnya melakukan pengiriman data tanpa melakukan pengamanan pada konten dari data yang dikirim, dapat menyebabkan adanya penyadapan pada jalur pengirimannya. Data penting yang berformat .txt mudah sekali untuk disadap dan data berformat .doc dapat disandikan menggunakan password namun fitur tersebut memiliki kelemahan yaitu adanya aplikasi yang dapat digunakan untuk membobol file yang telah terenkripsi. Untuk itulah peranan teknologi keamanan informasi benar - benar dibutuhkan. Salah satu teknik untuk pengamanan data adalah dengan menggunakan algoritma penyandian data.
Algoritma One Time Pad merupakan algoritma sederhana dan unbreakable dikarenakan algoritma One Time Pad memiliki barisan kunci acak yang ditambahkan ke pesan plaintext yang tidak acak untuk menghasilkan chipertext yang seluruhnya acak. Kunci acak tersebut dibangkitkan menggunakan metode pembangkit bilangan acak antara lain Mersenne Twister. Mersenne Twister menghasilkan bilangan acak yang memiliki distribusi yang sangat bagus, pembangkitan bilangan yang sangat cepat dan menggunakan memori yang efisien.
Pada tugas akhir ini penulis mencari tahu presentase keberhasilan implementasi algoritma One Time Pad untuk mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen dalam bentuk .txt,.doc.
Hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 10 pengujian memperlihatkan bahwa presentase keberhasilan implementasi algoritma One Time Pad untuk mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen dalam bentuk .txt,.doc adalah 100% serta lama proses enkripsi dekripsi didasarkan pada randomnya kunci acak yang digunakan dalam proses tersebut.
ABSTRACT
Basically perform data transmission without providing security on the content of the data sent, may cause tapping on shipping lanes. Important data format easy to be tapped .txt and .doc formatted data can be encrypted using a password but the feature has the disadvantage of their application that can be used to break into files that have been encrypted. For that role of information security technology really - really needed. One technique for data security is to use the data encryption algorithms.
One Time Pad algorithm is an algorithm because the algorithm is simple and unbreakable One Time Pad has rows of random keys that are added to the plaintext message that is not random to produce ciphertext which is entirely random. Random key is generated using a random number generator, among others Mersenne Twister. Mersenne Twister random number which has resulted in a very good distribution, generation numbers are very fast and uses memory efficiently.
In this thesis the author to find out the percentage of successful implementation of One Time Pad algorithm to encrypt and decrypt the document file in the form of .txt, .doc.
Results of research conducted as many as 10 test showed that the percentage of successful implementation of One Time Pad algorithm to encrypt and decrypt the document file in the form of .txt, .doc is 100% and the long process of encryption decryption randomnya based on random keys that are used in the process.
i
IMPLEMENTASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI
DOKUMEN MENGGUNAKAN ALGORITMA ONE
TIME PAD DENGAN PEMBANGKIT BILANGAN
ACAK MERSENNE TWISTER
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
Oleh:
Fidelis Asterina Surya Prasetya
105314021
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
IMPLEMENTATION CONVENTIONAL
ENCRYPTION ALGORITHM USING ONE TIME PAD
WITH THE MERSENNE TWISTER RANDOM
NUMBER GENERATOR
A Thesis
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering Study Program
By:
Fidelis Asterina Surya Prasetya
105314021
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
HALAMAN MOTTO
ABSTRAK
Pada dasarnya melakukan pengiriman data tanpa melakukan pengamanan pada konten dari data yang dikirim, dapat menyebabkan adanya penyadapan pada jalur pengirimannya. Data penting yang berformat .txt mudah sekali untuk disadap dan data berformat .doc dapat disandikan menggunakan password namun fitur tersebut memiliki kelemahan yaitu adanya aplikasi yang dapat digunakan untuk membobol file yang telah terenkripsi. Untuk itulah peranan teknologi keamanan informasi benar - benar dibutuhkan. Salah satu teknik untuk pengamanan data adalah dengan menggunakan algoritma penyandian data.
Algoritma One Time Pad merupakan algoritma sederhana dan unbreakable dikarenakan algoritma One Time Pad memiliki barisan kunci acak yang ditambahkan ke pesan plaintext yang tidak acak untuk menghasilkan chipertext yang seluruhnya acak. Kunci acak tersebut dibangkitkan menggunakan metode pembangkit bilangan acak antara lain Mersenne Twister. Mersenne Twister menghasilkan bilangan acak yang memiliki distribusi yang sangat bagus, pembangkitan bilangan yang sangat cepat dan menggunakan memori yang efisien.
Pada tugas akhir ini penulis mencari tahu presentase keberhasilan implementasi algoritma One Time Pad untuk mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen dalam bentuk .txt,.doc.
Hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 10 pengujian memperlihatkan bahwa presentase keberhasilan implementasi algoritma One Time Pad untuk mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen dalam bentuk .txt,.doc adalah 100% serta lama proses enkripsi dekripsi didasarkan pada randomnya kunci acak yang digunakan dalam proses tersebut.
ABSTRACT
Basically perform data transmission without providing security on the content of the data sent, may cause tapping on shipping lanes. Important data format easy to be tapped .txt and .doc formatted data can be encrypted using a password but the feature has the disadvantage of their application that can be used to break into files that have been encrypted. For that role of information security technology really - really needed. One technique for data security is to use the data encryption algorithms.
One Time Pad algorithm is an algorithm because the algorithm is simple and unbreakable One Time Pad has rows of random keys that are added to the plaintext message that is not random to produce ciphertext which is entirely random. Random key is generated using a random number generator, among others Mersenne Twister. Mersenne Twister random number which has resulted in a very good distribution, generation numbers are very fast and uses memory efficiently.
In this thesis the author to find out the percentage of successful implementation of One Time Pad algorithm to encrypt and decrypt the document file in the form of .txt, .doc.
Results of research conducted as many as 10 test showed that the percentage of successful implementation of One Time Pad algorithm to encrypt and decrypt the document file in the form of .txt, .doc is 100% and the long process of encryption decryption randomnya based on random keys that are used in the process.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir dengan judul “Implementasi Enkripsi dan Dekripsi Dokumen Menggunakan Algoritma One Time Pad Dengan Pembangkit Bilangan Acak Mersenne Twister” dengan baik. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana komputer program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan, semangat, motivasi dan bantuan dalam bentuk apapun yang telah diberikan oleh banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria, telah memberkati serta membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi.
3. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
4. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan kesabaran, waktu, kebaikan, dan motivasi.
5. Bapak Bambang Soelistijanto, Ph.D dan Bapak Eko Hari Permadi,S.Si., M.Kom selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang telah diberikan. 6. Ibu Agnes Maria Polina S.Kom., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
8. Kedua orang tua tercinta YB. Suryadi dan Tri Yuli Prasetyaningsih. Terimakasih untuk setiap doa, kasih sayang, perhatian, dan dukungan yang selalu diberikan kepada saya.
9. Adik tersayang Balissa Rosarina Surya Prasetya. Terimakasih untuk dukungan yang selalu diberikan kepada saya.
10. Engelbert Eric dan Felisitas Brillianti. Terimakasih untuk segala bantuan yang selalu diberikan kepada saya.
11. Kristoforus Sugiarto Adji Soenarso, S.Farm, Apt. Terimakasih untuk segala dukungan dan bantuan yang selalu diberikan.
12. Verena Pratita Adji, Felisitas Brillianti, Ria Riska Topurmera, dan Yustina Ayu. Terimakasih untuk persahabatan serta dukungan kalian. 13. Seluruh teman-teman kuliah Teknik Informatika 2010 (HMPS).
Terimakasih untuk kebersamaan kita selama menjalani masa perkuliahan.
14. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penelitian tugas akhir ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga penelitian tugas akhir ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 18 Januari 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Kriptografi ... 5
2.2 Komponen Kriptografi ... 6
2.3 Kunci Simetris dan Asimetris ... 7
2.4 Algoritma One Time Pad ... 8
2.4.1 Proses Enkripsi dan Dekripsi ... 8
2.5 Pembangkit Bilangan Acak ... 9
2.6 Pembangkit Bilangan Acak Semu ... 9
2.7 Mersenne Twister ... 11
3.1 Enkripsi Pada One Time Pad ... 13
3.1.1 Kebutuhan Input ... 13
3.1.2 Kebutuhan Proses ... 13
3.1.3 Kebutuhan Output ... 13
3.2 Dekripsi Pada One Time Pad ... 13
3.2.1 Kebutuhan Input ... 13
3.2.2 Kebutuhan Proses ... 13
3.2.3 Kebutuhan Output ... 14
3.3 Diagram Alir Sistem ... 14
3.3.1 Diagram Alir Enkripsi ... 14
3.3.2 Diagram Alir Dekripsi ... 15
3.4 Analisis Algoritma One Time Pad ... 16
3.4.1 Algoritma Enkripsi ... 16
3.4.2 Algoritma Dekripsi ... 18
3.4.3 Algoritma Mersenne Twister ... 20
3.5 Perancangan Antar Muka ... 21
3.5.1 Tampilan Halaman Awal ... 21
3.5.2 Tampilan Halaman Enkripsi ... 21
3.5.3 Tampilan Halaman Dekripsi ... 22
3.6 Rancangan Input Dokumen ... 23
3.6.1 Berformat .txt ... 23
3.6.2 Berformat .doc ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
4.1 Implementasi Antar Muka ... 25
4.1.1 Implementasi Halaman Awal ... 25
4.1.2 Implementasi Halaman Enkripsi ... 26
4.1.3 Implementasi Halaman Dekripsi ... 28
4.2 Hasil Pengujian ... 34
4.3 Pembahasan ... 38
4.3.1 Enkripsi ... 38
4.4 Analisa ... 42
4.5 Kelebihan Algoritma One Time Pad ... 44
4.6 Kekurangan Algoritma One Time Pad ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 45
5.1 Kesimpulan ... 45
5.2 Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Enkripsi Dekeripsi Sederhana ... 5
Gambar 2.2 Enkripsi dan Dekripsi dengan Kunci Publik ... 8
Gambar 2.3 Skema PNRG ... 11
Gambar 3.1 Diagram Alir Enkripsi... 15
Gambar 3.2 Diagram Alir Dekripsi ... 16
Gambar 3.3 Algoritma Enkripsi ... 17
Gambar 3.4 Algoritma Dekripsi ... 19
Gambar 3.5 Tampilan Halaman Awal ... 21
Gambar 3.6 Tampilan Halaman Enkripsi... 22
Gambar 3.7 Tampilan Halaman Dekripsi ... 23
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Awal ... 25
Gambar 4.2 Kotak Dialog saat Memilih Dokumen ... 26
Gambar 4.3 Tampilan Isi Dokumen dan Kunci Acak... 27
Gambar 4.4 Tampilan Hasil Enkripsi dan Lama Proses ... 27
Gambar 4.5 Tampilan Save Dialog... 28
Gambar 4.6 Pesan Ketika Proses Penyimpanan Hasil Enkripsi Berhasil Dilakukan ... 28
Gambar 4.7 Kotak Dialog saat Memilih Dokumen ... 29
Gambar 4.8 Tampilan Isi Ciphertext dan Kunci Acak yang Tersimpan ... 30
Gambar 4.9 Tampilan Hasil Dekripsi dan Lama Proses ... 30
Gambar 4.10 Tampilan Save Dialog ... 31
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kandidat Plaintext berformat .txt ... 33
Tabel 4.2 Kandidat Kunci untuk Plaintext berformat .txt ... 34
Tabel 4.3 Kandidat Plaintext berformat .doc ... 34
Tabel 4.4 Kandidat Kunci untuk Plaintext berformat .doc ... 35
Tabel 4.5 Ciphertext Proses Enkripsi berformat .txt ... 36
Tabel 4.6 Ciphertext Proses Enkripsi berformat .doc ... 36
Tabel 4.7 Proses Enkripsi ... 37
Tabel 4.8 Proses Dekripsi... 39
Tabel 4.9 Keberhasilan Enkripsi Dekripsi Berformat .txt... 41
Tabel 4.10 Keberhasilan Enkripsi Dekripsi Berformat .doc ... 41
Tabel 4.11 Lama Proses Enkripsi ... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan memberikan banyak sekali keuntungan. Selain itu ada juga aspek – aspek dari sisi negatif dari kemajuan sistem informasi tersebut. Pada dasarnya melakukan pengiriman data tanpa melakukan pengamanan pada konten dari data yang dikirim, dapat menyebabkan adanya penyadapan pada jalur pengirimannya.
Data penting yang berformat .txt seperti berkas teks biasa, skrip, kode sumber program (source code program), berkas konfigurasi atau gambar (ASCII art) mudah sekali untuk disadap ketika proses pengiriman dikarenakan tidak adanya sistem untuk penyandian berkas tersebut. Untuk data berformat .doc dapat disandikan menggunakan password karena Miscrosoft Word memiliki fitur enkripsi. Namun fitur enkripsi Ms Word tersebut memiliki kelemahan yaitu adanya aplikasi yang dapat digunakan untuk membobol file yang telah terenkripsi.
Untuk itulah peranan teknologi keamanan informasi benar - benar dibutuhkan. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah menyandikan (mengenkripsi) informasi atau data rahasia yang akan dikirim, sehingga pihak yang tidak berkepentingan tidak dapat membaca informasi tersebut, pihak tersebut sulit bahkan tidak dapat memahami isi informasi tersebut.
Salah satu teknik untuk pengamanan data adalah dengan menggunakan algoritma penyandian data. Algoritma penyandian data saat ini semakin banyak jumlahnya, sejalan dengan berkembangnya ilmu yang mempelajari penyandian data tersebut. Ilmu ini biasa disebut Kriptografi.
2
terenkripsi). Kemudian ciphertext akan didekripsi dengan kunci yang sama menjadi plaintext kembali. Proses ini disebut dekripsi.
Metode kriptografi yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu Algoritma One Time Pad. Algoritma One Time Pad merupakan algoritma sederhana dan unbreakable yang sampai saat ini dinyatakan aman karena masih belum ada serangan yang benar-benar dapat mematahkan algoritma ini. Hal ini dikarenakan algoritma One Time Pad memiliki barisan kunci acak yang ditambahkan ke pesan plaintext yang tidak acak untuk menghasilkan chipertext yang seluruhnya acak. Beberapa barisan kunci yang digunakan untuk mendeskripsi ciphertext mungkin menghasilkan plaintext yang mempunyai makna. Kunci acak tersebut dibangkitkan menggunakan metode pembangkit bilangan acak Mersenne Twister, Mersenne Twister menghasilkan bilangan acak yang memiliki distribusi yang sangat bagus, pembangkitan bilangan yang sangat cepat dan menggunakan memori yang efisien.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Berapa presentase keberhasilan pengujian implementasi algoritma One
Time Pad dalam mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen (.txt,.doc)?
1.3 Tujuan
3 1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Program ini dibuat untuk pemakaian single user.
2. Program diimplementasikan untuk mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen .txt dan .doc.
3. Program hanya bisa disimpan dalam berkas dokumen .txtdan .doc. 4. Tidak membahas manajemen kunci.
1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Studi Literatur
Mengenal prinsip enkripsi dan dekripsi sebagai pengetahuan dasar untuk memecahkan masalah.
Mengenal dan memahami Algoritma One Time Pad dan proses kerjanya.
Mengenal dan memahami metode Mersenne Twister dan proses kerjanya.
1.5.2 Analisis Sistem
Membuat gambaran mengenai data dan proses serta kebutuhan sistem yang diperlukan dalam mengimplementasikan program.
1.5.3 Perancangan Sistem
Perancangan meliputi : desain form – form yang digunakan beserta tombol – tombol yang digunakan pada setiap form.
1.5.4 Pembuatan Program
Tahap ini adalah penerapan desain ke dalam bentuk program dengan memanfaatkan bahasa pemrograman yang ada, yaitu Java.
1.5.5 Uji Coba Program
4 1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB III LANDASAN TEORI
Berisi tentang pengertian kriptografi, algoritma kriptografi, algoritma One Time Pad dan pembangkit bilangan acak dengan metode Mersenne Twister.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Berisi tentang perancangan sistem berupa diagram alir enkripsi dan dekripsi menggunakan Algoritma One Time Pad. Bab ini juga beriai tentang rancangan desain user interface, serta dukungan hardware dan software terhadap program yang telah dibuat. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
Berisi tentang cara kerja untuk melakukan enkripsi dekripsi dokumen menggunakan algoritma One Time Pad.
BAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kriptografi
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Crypto dan Graphia yang berarti penulisan rahasia (www.criptography.com). Kriptografi (cryptography) berarti ilmu dan seni penyimpanan pesan, data, atau informasi secara aman sehingga informasi tersebut tidak dapat diketahui pihak yang tidak sah.
Kriptografi mentransformasikan data asli (plaintext) ke dalam bentuk data sandi (ciphertext) yang tidak dapat dikenali untuk menjaga kerahasiaan data. Ciphertext inilah yang kemudian dikirimkan oleh pengirim (sender) kepada penerima (receiver). Setelah sampai di penerima, ciphertext tersebut ditransformasikan kembali ke dalam bentuk plaintext agar dikenali. Proses transformasi dari plaintext menjadi ciphertext disebut enkripsi (encryption), sedangkan proses mentransformasikan kembali ciphertext menjadi plaintext disebut proses dekripsi (decryption) (Iswanti, 2003).
Kriptografi menggunakan suatu algoritma (cipher) dan kunci (key) untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Cipher adalah fungsi matematika yang digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi, sedangkan kunci merupakan sederetan bit yang diperlukan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Plaintext Enkripsi Ciphertext Dekripsi Plaintext
Kunci
Gambar 2.1 Enkripsi Dekripsi Sederhana
Secara umum, enkripsi dan dekripsi dapat diterangkan sebagai berikut : EK (M) = C (Proses Enkripsi)
6
Pada proses enkripsi, pesan M akan disandikan dengan kunci K sehingga menghasilkan pesan C. Untuk proses dekripsi, pesan C akan diuraikan dengan menggunakan kunci K sehingga akan menghasilkan pesan M yang sama seperti sebelumnya (Iswanti, 2003).
Pesan yang diamankan bergantung pada kunci yang digunakan, dan bukan pada algoritma yang digunakan. Oleh karena itu, walaupun algoritma- algoritma yang digunakan tersebut dapat dipublikasikan, namun selama kunci yang dipakai tidak diketahui, maka pesan pesan tetap tidak bisa dibaca (Kurniawan, 2004).
2.2 Komponen Kriptografi
Pada dasarnya, kriptografi terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut (Amelia, 2007) :
1. Algoritma, merupakan himpunan aturan matematis yang digunakan dalam enkripsi dan dekripsi.
2. Enkripsi, adalah transformasi data ke dalam bentuk yang tidak dapat terbaca tanpa sebuah kunci tertentu.
3. Dekripsi, merupakan kebalikan dari enkripsi, yaitu transformasi data terenkripsi kembali ke bentuknya semula.
4. Kunci (Key), digunakan pada saat melakukan enkripsi dan dekripsi. Pada kriptografi modern, keamanan enkripsi tergantung pada kunci, dan tidak tergantung kepada algoritmanya apakah dilihat orang lain atau tidak.
5. Pesan asli (Plaintext), disebut juga dengan clear-text, merupakan teks asli yang akan diproses menggunakan algoritma kriptografi tertentu untuk menjadi ciphertext.
6. Ciphertext, merupakan pesan yang telah melalui proses enkripsi yang merupakan himpunan karakter acak.
7. Kriptologi, merupakan studi tentang kriptografi dan kriptanalisis. 8. Kriptanalisis (Cryptanalysist), merupakan aksi memecahkan
7
menemukan kelemahan dari suatu algoritma kriptografi sehingga akhirnya dapat ditemukan kunci atau teks asli.
9. Kriptosistem, adalah perangkat keras atau implementasi perangkat lunak kriptografi yang diperlukan dalam mentransformasi sebuah pesan asli menjadi ciphertext dan juga sebaliknya.
2.3 Kunci Simetris dan Asimetris
Berdasarkan kunci yang dipakai, algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Kunci Tunggal (Symmetric Algorithm)
Algoritma simetris (konvensial) adalah algoritma yang menggunakan satu kunci yang sama untuk proses enkripsi dan dekripsi. Jika misalkan A ingin mengirim pesan kepada B, maka pesan tersebut akan dienkrip dengan menggunakan suatu kunci. Jika B menerima pesan tersebut, maka B harus mendeskrip pesan dengan menggunakan kunci yang sama dengan kunci yang digunakan oleh A. Keuntungan algoritma simetris yaitu memiliki kecepatan proses enkripsi dan dekripsi, daripada menggunakan kunci publik. Kelemahan kunci simeris yaitu kunci yang digunakan hanya satu, sehingga jika kunci disergap ditengah jalan atau sudah ditebak orang lain, maka sistem ini sudah tidak aman lagi (Raharjo, 2004).
b. Kunci Publik (Public Key Algorithms)
8
diketahui oleh pihak yang sah (Raharjo, 2002). Contohnya RSA, Elgamal, Diffie-Hellman.
Plaintext Enkripsi Ciphertext Dekripsi Plaintext
Kunci Publik Kunci Privat
Gambar 2.2 Enkripsi dan Dekripsi dengan Kunci Publik
2.4 Algoritma One Time Pad
One Time Pad adalah saah satu metode kriptografi dengan algoritma jenis simetri. Metode ktiptografi ini ditemukan pada tahun 1917 oleh Major Yoseph Mouborgne dan Gilbert Vernam pada perang dunia ke dua. Metode ini telah diklaim sebagai satu - satunya algoritma kriptografi sempurna yang tidak dapat dipecahkan. Suatu algoritma dikatakan aman, apabila tidak ada cara untuk menemukan plaintext-nya. Sampai saat ini, hanya algoritma One Time Pad (OTP) yang dinyatakan tidak dapat dipecahkan meskipun diberikan sumber daya yang tidak terbatas (Febryan, 2014).
2.4.1 Proses Enkripsi dan Dekripsi
Prinsip enkripsi pada algoritma ini adalah dengan mengkombinasikan masing-masing karakter pada plaintext dengan satu karakter pada kunci. Oleh karena itu, panjang kunci harus sama dengan panjang plaintext. Enkripsi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan modulo 256 (menggunakan kode ASCII 8 bit) dari satu karakter plaintext dengan satu karakter kunci OTP (Bilqis. 2012):
ci = (pi + ki) mod 256 (2.1)
9
dkarakter ciphertext menjadi karakter-karakter plaintext dengan persamaan:
pi = (ci – ki) mod 256 (2.2)
2.5 Pembangkit Bilangan Acak
Pembangkit Bilangan Acak atau Random Number Generator (RNG) adalah suatu peralatan komputasional yang dirancang untuk menghasilkan suatu urutan nilai tersebut dapat dianggap sebagai suatu keadaan acak (random). RNG ini tidak dapat diterapkan dalam prakteknya. Bilangan acak yang dihasilkan oleh komputer sekalipun tidak benar – benar acak dan kebanyakan bilangan acak yang diterapkan dalam kriptograsi juga tidak benar – benar acak, tetapi hanya berupa acak semu. Ini berarti bahwa bilangan acak yang dihasilkan itu dapat ditebak susunan atau urutan nilainya. Dalam kriptografi, bilangan acak sering dibangkitkan dengan menggunakan pembangkit bilangan acak semu atau Pseudo Random Number Generator (PRNG) (Bilqis,2012).
2.6 Pembangkit Bilangan Acak Semu
Pembangkit Bilangan Acak Semu atau Pseudo Random Number Generator (PRNG) merupakan suatu algoritma yang menghasilkan suatu urutan nilai dimana elemen – elemennya bergantung pada setiap nilai yang dihasilkan. Output dari PRNG tidak betul – betul acak, tetapi hanya mirip dengan properti dari nilai acak. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya. (Douglas, 1995) menyimpulkan dari beberapa algoritma untuk membangkitkan bilanga acak semu, tidak ada yang benar – benar dapat menghasilkan bilangan acak secara sempurna dalam arti benar – benar acak dan tanpa ada perulangan selama pembangkit yang digunakan adalah komputer yang memiliki sifat deterministik dan bilangan benar – benar acak hanya dapat dihasilkan oleh perangkat keras (hardware).
10
1. Dapat diulang. Sekumpulan (barisan) bilangan yang sama harus bisa diperoleh (diulang) dengan menggunakan seed yang sama, hal ini kadang – kadang diperlukan untuk pemeriksaan dan penelusuran program (debugging).
2. Keacakan. Barisan bilangan harus memenuhi syarat keacakan secara seragam (uniform) yang dapat diuji melalui uji statistika.
3. Periode panjang. Karena pada dasarnya bilangan acak itu merupakan barisan berulang dengan berbagai periode, maka periode pengulangan harus sangat besar atau lama melebihi banyaknya bilangan acak yang diperlukan.
Tidak peka seed. Sekalipun barisan bilangannya bergantung pada seed tetapi sifat keacakan dan periodisasi sedapat mungkin tidak bergantung pada seed-nya.
Secara umum, sebuah PRNG didefinisikan sebagai algoritma kriptografi yang digunakan untuk menghasilkan bilangan secara acak. Pengertian acak sendiri adalah bilangan yang dihasilkan dalam setiap waktu tidaklah sama. Sebuah PRNG memiliki sebuah kondisi awal K yang rahasia. Saat digunakan, PNRG harus membangkitkan output acak yang tidak dapat diidentifikasi oleh kriptanalis yang tidak tahu dan tidak dapat menebak kondisi awal K. Dalam hal ini, PRNG memiliki kesamaan dengan cipher aliran. Akan tetapi, sebuah PRNG harus mampu mengubah kondisi awalnya dengan memproses input sehingga tidak dapat diprediksi oleh kriptanalis. Umumnya PRNG memiliki kondisi awal yang tidak sengaja dapat ditebak oleh kriptanalis dan harus mengalami banyak proses sebelum kondisinya aman dan rahasia. Patut dipahami bahwa sebuah input untuk PRNG mrmiliki informasi rahasia yang tidak diketahui oleh kriptanalis. Input –
11
Kebanyakan algoritma dari PRNG ditujukan untuk mengahasilkan suatu sampel yang secara seragam terdistribusi. PRNG ini sering digunakan dalam kriptografo pada proses pembentukan kunci dari metode kriptografi. Tingkat kerumitan dari PRNG menentukan tingkat keamanan dari metode kriptografi. Semakin rumit PRNG yang digunakan maka semakin tinggi tingkat keamanan dari metode kriptografi (Richard A, 2005).
PRNG
Bilangan acak semu
Input seed rahasia
Gambar 2.3 Skema Dasar PRNG
Semua deretan bilangan acak yang dibangkitkan dari rumus matematika, serumit apapun, dianggap sebagai deret acak semu, karena dapat diulang pembangkitnya. Sementara itu, banyak produk software yang dinyataan sebagai produk yang aman karena menggunakan bilangan acak semacam OTP (One Time Pad). Namun karena OTP ini dibangkitkan dari bilangan acak semu, maka keamanan yang diperoleh juga semu.
2.7 Mersenne Twister
Mersenne Twister merupakan suatu pseudo random number generator yang dikembangkan pada tahun 1997 oleh Makoto Matsumoto dan Takuji Nishimura. Algoritma ini menawarkan generasi yang cepat dari bilangan acak kualitas tinggi, telah dirancang secara khusus untuk mengatasi setiap cacat yang ditemukan pada algoritma terdahulu.
12
a. Dirancang untuk mempunyai suatu periode kolosal 129937 – 1. Periode ini menjelaskan sesuai dengan namanya, suatu Mersenne prime, dan beberapa jaminan atas algoritma bergantung pada penggunaan internal dari Mersenne prime.
b. Mersenne Twister mempunyai suatu equidistribution dimensional high order. Ini berarti secara default, terdapat korelasi serial yang dapat diabaikan anatara nilai suksesif dalam deret output.
c. Algoritma lebih cepat daripda algoritma yang ada tetapi menggunakan generator yang lebih statistikal.
d. Algoritma ini bersifat statistikal secara acak dalam semua bit outputnya.
13
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1Enkripsi pada One Time Pad 3.1.1. Kebutuhan Input :
1. Beberapa kalimat atau teks panjang sebagai plaintext. 2. Menggunakan beberapa huruf atau simbol acak sebagai key.
3.1.2 Kebutuhan Proses :
1. Proses enkripsi sebuah plaintext dengan key menggunakan tabel ASCII yang sudah ada.
2. Kemudian sesuaikan setiap huruf pada plaintext dengan huruf atau simbol yang menjadi key, yaitu dengan mengubah menjadi bilangan desimal yang kemudian dijumlahkan lalu dimodulo 256.
3.1.3 Kebutuhan Output :
Hasil penjumlahan yang telah dimodulo 256 kemudian diubah kembali menjadi huruf atau simbol. Hasil tersebut merupakan output dari enkripsi One Time Pad yang menjadi ciphertext.
3.2 Dekripsi pada One Time Pad 3.2.1 Kebutuhan Input :
1. Beberapa kalimat atau teks panjang sebagai ciphertext
2. Menggunakan beberapa huruf atau simbol acak yang sama dengan yang digunakan untuk enkripsi.
3.2.2 Kebutuhan Proses :
1. Proses dekripsi sebuah ciphertext dengan key yang sama menggunakan tabel ASCII yang sudah ada.
14 3.2.3 Kebutuhan Output :
Hasil pengurangan yang telah dimodulo 256 kemudian diubah kembali menjadi huruf atau simbol. Hasil tersebut merupakan output dari dekripsi One Time Pad yang menjadi plaintext kembali
3.3 Diagram Alir Sistem
3.3.1 Diagram Alir Sistem Enkripsi
15
Cari plaintext Mulai
Masukkan kunci random
Enkripsi
Ciphertext
Simpan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Enkripsi
3.3.2 Diagram Alir Sistem Dekripsi
16
Cari ciphertext Mulai
Masukkan kunci random
Dekripsi
Plaintext
Simpan
Selesai
Gambar 3.2 Diagram Alir Dekripsi
3.4 Analisis Algoritma One Time Pad 3.4.1 Algoritma Enkripsi
17
diproses dengan data[i] = (im[i] + ik[i])%256 jika i < message.length maka akan dilakukan looping dan jika tidak maka return.
Start Insialisasi im
Insialisasi ik
i = 0
data[i] = (im[i] + ik[i])%256
i < message.length
End
Ya
Tidak
Return Insialisasi data
18 3.4.2 Algoritma Dekripsi
19
Start
Insialisasi im
Insialisasi ik
i = 0
data[i] = (im[i] - ik[i])%256
i < message.length
Return
End
Ya
Tidak
Inisialisasi data
20
3.4.3 Algoritma Mersenne Twister ( Archana Jagannatam)
Berikut adalah agoritma untuk kelas Mersenne Twister : 1. Step 0
Tentukan bitmask untuk upper dan lower bits
U ← ,
2. Step 1
Tentukan array x dengan nilai bukan 0 x[0], x[1], ..., x[n-1] 3. Step 2
Hitung ( ), dimana the upper bits digabungkan dengan the
lower bits x[i+1]
y ← (x[i] AND u) OR (x[(i +1)mod n] AND ll)
4. Step 3
Hitung langkah selanjutnya 5. Step 4
Kali x[i] dengan mengganti matrik T untuk persamaan distribusi yang lebih baik
y ← x[i]
y ← y ⊕ ( y >> u)
y ← y ⊕ (( y << s) & b)
y ← y ⊕ (( y << t) & c)
z ← y ⊕ ( y >> l) output y
6. Step 5
Tambahkan i dengan 1
i ← (i +1)mod n
7. Step 6
21 3.5 Perancangan Antarmuka
3.5.1 Tampilan Halaman Awal
Halaman awal pada Gambar 3.1 adalah tampilan pertama saat sistem dijalankan. Pada halaman ini terdapat button Enkripsi dan Dekripsi. Jika user menekan button Enkripsi, maka sistem akan menampilkan halaman selanjutnya, yaitu Halaman Enkripsi. Dan jika user menekan button Dekripsi, maka sistem akan menampilkan halaman selanjutnya, yaitu Halaman Dekripsi.
Gambar 3.5 Tampilan Halaman Awal
3.5.2 Tampilan Halaman Enkripsi
Halaman Enkripsi pada Gambar 3.2 adalah tampilan untuk proses
enkripsi. Pada halaman ini terdapat button “Browse” yang digunakan untuk
mencari dokumen untuk dienkripsi. Button “Genarate Key” digunakan untuk menampilkan kunci acak, lalu button “Proses” yang digunakan untuk menampilkan hasil enkripsi serta lamanya proses enkripsi. Button
22
Gambar 3.6 Tampilan Halaman Enkripsi
3.5.3 Tampilan Halaman Dekripsi
Halaman Dekripsi pada Gambar 3.3 adalah tampilan untuk proses
dekripsi. Pada halaman ini terdapat button “Browse” yang digunakan untuk
mencari dokumen untuk didekripsi. Button “Genarate Key” digunakan untuk menampilkan kunci acak, lalu button “Proses” yang digunakan untuk
menampilkan hasil dekripsi serta lamanya proses dekripsi. Button
23
Gambar 3.7 Tampilan Halaman Dekripsi
3.6 Perancangan Input Dokumen 3.6.1 Berformat .txt
Berikut kandidat plaintext untuk dokumen yang berformat .txt dan .doc dimana nanti akan menggunakan kunci acak yang berbeda :
1. Engkau selalu hadir dalam setiap langkah ku
2. I want him to be the only man that I’ll love for the rest of my life 3. Fidelis Asterina
4. File_output_stream = new FileOutputstream(f) 5. key[i] = (char) (key[i] - 72);
24
7. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan algoritma One Time Pad untuk mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen (.txt,.doc) dan Mersenne Twister sebagai pembangkit kunci.
8. MersenneTwisterFast other = (MersenneTwisterFast) o; 9. for (int x = 0; x < mt.length; x++) {
10.Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
3.6.2 Berformat .doc
Berikut kandidat plaintext untuk dokumen yang berformat .doc : 1. Give him the best of me till the day that i die
2. JOptionPane.showMessageDialog(this, "Penyimpanan Hasil Dekripsi Telah Berhasil Disimpan!! di " + filename);
3. Allah Bapa sungguh besar kasih Mu,, Engkau selalu hadir dalam setiap langkah ku,,
4. Universitas Sanata Dharma 5. for (;k!=0; k--){
6. Algoritma penyandian 7. Algortima
8. FileWriter outFile = new FileWriter(f);
PrintWriter out = new PrintWriter(outFile, true); 9. THIS PLAINTEXT
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Antarmuka
Implementasi program ini dilakukan dengan menggunakan NetBeans IDE 6.9.1 pada komputer dengan spesifikasi processor Intel Core i3 2,27 GHz,RAM 4.00 GB, dan hardisk 320 GB. Program ini dibuat sesuai dengan perancangan yang dibuat pada bab sebelumnya. Dan program ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.
4.1.1. Implementasi Halaman Awal
Halaman awal adalah tampilan yang pertama kali keluar pada saat program dijalankan. Pada halaman ini terdapat tombol “Enkripsi” dan “Dekripsi”. Jika user ingin menggunakan program untuk mengenkripsi dokumen, maka user harus menekan tombol “Enkripsi”. Dan jika user
ingin menggunakan program untuk mendekripsi dokumen, maka user
harus menekan tombol “Dekripsi”.
26 4.1.2 Implementasi Halaman Enkripsi
Halaman enkripsi akan muncul setelah user menekan tombol
“Enkripsi”. Pada halaman enkripsi ini terdapat tombol “Browse”, tombol “Generate Key”, tombol “Proses”, tombol “Simpan”,tpmbol “Kembali”, text area “plainArea”, text area “enkripKey”, text area “hasilEnkrip”, dan text area “LamaEnkrip”.
Jika user ingin mengenkripsi dokumen maka user menekan tombol
“Browse” untuk mencari dokumen yang akan dienkripsi seperti di bawah ini.
Gambar 4.2 Kotak Dialog saat memilih Dokumen
27
Gambar 4.3 Tampilan Isi Dokumen dan Kunci Acak
Kemudian user melakukan proses enkripsi dengan menekan tombol
“Proses” maka hasil dari proses akan muncul serta lamanya proses tersebut dilakukan.
28
Selanjutnya user dapat menyimpan hasil enkripsi dengan menekan
tombol “Simpan”. Hasil enkripsi dapat disimpan dengan format .txt dan .doc.
Gambar 4.5 Tampilan Save Dialog
Setelah selesai menyimpan, jika dokumen berhasil disimpan akan muncul pesan "Penyimpanan Hasil Enkripsi dan Key Telah Berhasil Disimpan!! di ...". Titik-titik tersebut berisi direktori tempat dokumen disimpan.
Gambar 4.6 Pesan Ketika Proses Penyimpanan Hasil Enkripsi Berhasil Dilakukan
4.1.3 Implementasi Halaman Dekripsi
Halaman dekripsi akan muncul setelah user menekan tombol
29
“cipherArea”, text area “dekripKey”, text area “hasilDekripsi”, dan text area “LamaDekripsi”. Jika user ingin mendekripsi dokumen maka user menekan tombol “Browse” untuk mencari dokumen yang akan didekripsi seperti di
bawah ini.
Gambar 4.7 Kotak Dialog saat memilih Dokumen
30
Gambar 4.8 Tampilan Isi Ciphertext dan Kunci Acak yang Tersimpan
Kemudian user melakukan proses dekripsi dengan menekan tombol
“Proses” maka hasil dari proses akan muncul serta lamanya proses tersebut dilakukan.
31
Selanjutnya user dapat menyimpan hasil dekripsi dengan menekan
tombol “Simpan”. Hasil enkripsi dapat disimpan dengan format .txt dan .doc.
Gambar 4.10 Tampilan Save Dialog
Setelah selesai menyimpan, jika dokumen berhasil disimpan akan muncul pesan "Penyimpanan Hasil Dekripsi Telah Berhasil Disimpan!! di ..." Titik-titik tersebut berisi direktori tempat dokumen disimpan.
32
Berikut listing program beberapa proses yang terdapat pada tombol - tombol di Form Tampilan :
1. Tombol Generate Key
Berikut baris – baris perintah untuk menampilkan kunci secara acak, dimana kelas Mersenne Twister sudah ada :
2. Proses Enkripsi
33 4.2 Hasil Pengujian
Berikut ini adalah kandidat plaintext berformat .txt yang akan dienkripsi : Tabel 4.1 Kandidat Plaintext berformat .txt
No Plaintext
1 Engkau selalu hadir dalam setiap langkah ku
2 I want him to be the only man that I’ll love for the rest of my life
3 Fidelis Asterina
4 File_output_stream = new FileOutputstream(f)
5 key[i] = (char) (key[i] - 72);
6 private static final int MATRIX_A = 0x9908b0df;
7 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan algoritma One
Time Pad untuk mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen (.txt,.doc) dan Mersenne Twister sebagai pembangkit kunci.
8 MersenneTwisterFast other = (MersenneTwisterFast) o;
9 for (int x = 0; x < mt.length; x++) {
10 Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
public static String decrypt(String message, String key) { if (message.length() != key.length()) {
error("Lengths must be equal"); }
int[] im = charArrayToInt(message.toCharArray()); int[] ik = charArrayToInt(key.toCharArray()); int[] data = new int[message.length()];
for (int i = 0; i < message.length(); i++) { data[i] = (im[i] - ik[i])%256;
}
34
Berikut ini adalah kandidat kunci untuk plaintetx berformat .txt yang mana panjang kunci sama dengan panjang plaintext :
Tabel 4.2 Kandidat Kunci untuk Plaintext berformat .txt
No Kunci
1 ofnPZo[\MG6qV[P<f;h_FbieiOy>SyMHeKgUfEi@\6l
2 TybGYUiKD<JcmjV[slqcJo]rR`oZ;78oQo:Ooc8oabrer8T`_buhQ599QM
D<Y\ie8z=L
3 ]_IU8Ug6VnX7d7W
4 5i85KP=z;SprP]ETktbFm8<SMqhecZOOIW_9<ccOTfr5 5 P[dig7`<[aZQQWAUM]`^Xr3;kW4v34
6 9>X4LH\yyrKG[XZW]Qf[NgX3hvc6eZ^kwzex\rvrYcRM93
7 rW[YVsX:6]uY5s[VtxaxmcSWuOtj`[bvNsmAJjlPGHVsCa@Ze]KiUj^q
FP8JYaKEhEMbiP\=P8zmN7kXiM3aP@whS[HsWWr:sHxN6Fm[6tJQI 3m3Y78VeL`pbfpD6Pj:n_xsmMAu_r_z_y^9CzSzmGkts^zJZ`i5VT_PiD YdE[UsxfmwGO8oHOF;W@5
8 RdQYwh\e[z9?xxtm`X_XZ:wsriiZ6xjkxi4ty>;sTpn_;_R\dzkg 9 emTls^Zv4M@gvuy_XSrg^Oq[TE7sdN:xbvK:R
10 bKHR7vqqXy]e4`4p89c4IzmwfVORSxr5jbW;KZ;8goNQ
Berikut ini adalah kandidat plaintext berformat .doc yang akan dienkripsi : Tabel 4.3 Kandidat Plaintext berformat .doc
No Plaintext
1 Give him the best of me till the day that i die
2 JOptionPane.showMessageDialog(this, "Penyimpanan Hasil Dekripsi
Telah Berhasil Disimpan!! di " + filename);
3 Allah Bapa sungguh besar kasih Mu,, Engkau selalu hadir dalam setiap
langkah ku,,
35 5 for (;k!=0; k--){
6 Algoritma penyandian
7 Algoritma
8 FileWriter outFile = new FileWriter(f);
PrintWriter out = new PrintWriter(outFile, true);
9 THIS PLAINTEXT
10 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Berikut ini adalah kandidat kunci untuk plaintetx berformat .doc yang mana panjang kunci sama dengan panjang plaintext :
Tabel 4.4 Kandidat Kunci untuk Plaintext berformat .doc
No Kunci
1 wrV5l5AvrRIybaR;iR]vFnOBlYC;_sdgy\t7QC:3ivhKurYkx7dzP 2 6zSZe><kSUwRpDA6Fqdxp`k\e5gpyZUN;t_fZ54tZ\TTU3[:IPGOx[UL
w8BbS``TxV:K_Vy_b4d`SJqIqt`NdMLs3fKyYgUJW?kY`POHrYv:=Bd
3 ZyHIoUlQc4rVIIE3Z`ruP7Huo\LgURJ_KH]gV6i6mPN\7`[OhJgLbW7A
vWCV<y^^\:HCd_@VJO9WZIlM^X\3Y
4 NlF>WeBv6P]b4O6dMH3Y\x_TYWgU@ 5 5TQEk]hNLM^5kGrAv]Ui^oOa@
6 V8?oqOBVdZLasvsuCOqv`bvWIHp
7 9_m\7W8abn9Fk4Ev
8 zn>sze6>nZW\f?mPwTvkbKxh?]an9dBy4B[WZnriLs^WFKLoPR:KHIT
T^;8M:QRK8Zf4TkmqvLUNbCuvXnZwtvzjvy_vVT
9 :XPi9s4b:VuVbv`:rQ
36
Berikut ini adalah hasil dari proses enkripsi dari plaintext berformat .txt : Tabel 4.5 Ciphertext Proses Enkripsi berformat .txt
No Ciphertext
1 ´ÔÕ»»ä{ϲ³ÝË{¸Ê¤ÚªÃÕÆÖoì£Ç⮸· ÈÃͰʨ|¡á
2 Ù¨Çɳ-©j×ܸÀàÙÈjÞËÞËÜ»©W¬×²ãZϤÍÑèÊÃÒÖÝÍq§¬Åm³¢yÉâ¤ã£± 3 £È-º¤¾ÚVáÌÖ ÅÓ
4 Ò¤ª¿²î«ÈäÑÃÑ·¹ÌᦡÊm·ÑÑÈ©ÄùÌÓ°ÕÈ°ÁØ^ 5 »ÀÝÄÐy{½¹²ÉjuuÈÅ׳Û[wk¨\o
6 ©°Áª-¼Áì欻Ļz½Æ¿ÇÇnÐƧä·£¶Ê¸¢ê¯ «´}
7 ÆÌÅηáxªËÚÅçÄ·âÊæÖ´»Ö»ÕÒÐÐêÃÞ®¯ ØÓ¹´¸ÂØ°Æ®ÎÆдԶØ~Ò²·§
¼ÂÕ¸¦»Ç¤ÅªµXÊβWàÆݽ¥åϸɳåÀÇ壬ټV³ÒÉٵò£àyÈÐ-ÓÆÕÛ ¹£µØZìëáyoÙÎÕÃÚÌYßÅíÒµÙÙ²ñ³ÍÔΧvÇIJʫºÍe˺àÚÇÛÞ²¸¬³Ä´ÀnU
8 ÉÃÌÜÖÊʯ ñ¢²ìÝæ³ÁËÓxÉ®ßØä¦z^ ÅÏÝë΢âÞ²ÜÇäÓÑÀÅÐÚ¢
9 ËÜÆÇÈêTÅ`¤¥´Ðs®ËÃǹ³çÌZð¡tZÍ
10 ¤¬¼³ª×ßÅÚÐÆ Á϶ÝÜÔ»»»ÇáÓ£ËŤk»Óж
Berikut ini adalah hasil dari proses enkripsi dari plaintext berformat .doc : Tabel 4.6 Ciphertext Proses Enkripsi berformat .doc
No Ciphertext
1 ¾Û̪ãƱÞ÷®ÝrÌÜfÛ´b௠§çÌÌÀÕ°q·¢ÝÑkÙÛ¾xDnZ
2 ÉÃÎÎ-ª»´ÃÜ㬰-Ö×ëÑÇÐ ÎÓßàɶ¤ç|âÓÅÁĶ¡¼¨i¨ÂáÇuÜ£´ËÃÓÉtÌ»¦¬
Çv»ÄÔÅÓ¼¶ÚçɻԮºT¯ âyuuw¥ÔÅž°µ×±GGOn
3 å´ª×u®²Óɾ·¬ÏÈ×µª©çÇ-Ú¾ºj¬Àt¤Ð¡ÎÅnÏ̼»ÝjÏ-ÆÀ©aÚ¸¯ ·©ÑÃУ
©³Ë¡Ä±º¿z´áyef@c
4 £Ú¯ ´¼×µßª±Ð°¤ÅÁ©SÄÙÑÁºdqbJ 5 ÃÃe¹lnU¬£~Ù|YnJ
6 ¤¦Þ㸶ÃÅz¼ÆáïÔ㧸ÒäodSUz
7 zËÔË©À¬ÎÃFPx>R
8 ÀתØÑײÓÌwËÛ³³¹ã¹¨¹Ýß_£ÊÚ»´â¨§ÍÀ-vVÃÐÀ´¿£á¹Æ½h¸ÉÈ~xX»ÈrªÃ
37 akan diubah menjadi bilangan desimal yang kemudian dijumlahkan dengan kunci acak yang juga diubah menjadi bilangan desimal setelah itu dimodulo 256. Kemudian hasil penjumlahan tersebut diubah ke huruf atau simbol. Pengubahan dari huruf atau simbol menjadi bilangan desimal atau sebaliknya ini menggunakan tabel ASCII (lampiran).
Contoh : Plaintext :
Universitas Sanata Dharma Kunci :
8@NajlJRkMa3^b`7[xi8_VqoU
38
(110 + 64) mod 256 174 ® (105 + 78) mod 256 183 · (118 + 97) mod 256 215 × (101 + 106) mod 256 207 Ï (114 + 108) mod 256 222 Þ
(115 + 74) mod 256 189 ½ (105 + 82) mod 256 187 » (116 + 107) mod 256 223 ß (97 + 77) mod 256 174 ® (115 + 97) mod 256 212 Ô
(32 + 51) mod 256 83 S (83 + 94) mod 256 177 ± (97 + 98) mod 256 195 Ã (110 + 145) mod 256 255 Î
(97 + 55) mod 256 152 ˜
(116 + 91) mod 256 207 Ï (97 + 55) mod 256 312 Ù (32 + 105) mod 256 137 ‰
(68 + 56) mod 256 124 | (104 + 45) mod 256 149 •
(97 + 86) mod 256 183 · (114 + 113) mod 256 227 ã
(109 + 111) mod 256 220 Ü (97 + 85) mod 256 182 ¶
Setelah proses enkripsi selesai, maka didapatlah ciphertext sebagai berikut :
Ciphertext :
39 4.3.2 Dekripsi
Pada proses dekripsi ini, ciphertext yang berupa huruf atau simbol akan diubah menjadi bilangan desimal yang kemudian dikurangkan dengan kunci acak yang juga diubah menjadi bilangan desimal setelah itu dimodulo 256. Kemudian hasil pengurangan tersebut diubah ke huruf atau simbol. Pengubahan dari huruf atau simbol menjadi bilangan desimal atau sebaliknya ini menggunakan tabel ASCII (lampiran).
Dari proses enkripsi di atas akan didapatkan hasil enkripsi sebagai
40
(207 - 106) mod 256 101 e (222 - 108) mod 256 114 r (189 - 74) mod 256 115 s (187 - 82) mod 256 105 i (223 - 107) mod 256 116 t (174 - 77) mod 256 97 a (212 - 97) mod 256 115 s
(83- 51) mod 256 32 (spasi) (177 - 94) mod 256 83 S (195 - 98) mod 256 97 a
(255 - 145) mod 256 110 n (152 - 55) mod 256 97 a (207 - 91) mod 256 116 t (312 - 55) mod 256 97 a (137 - 105) mod 256 32 (spasi)
(124 - 56) mod 256 68 D (149 - 45) mod 256 104 h (183 - 86) mod 256 97 a
(227 - 113) mod 256 114 r (220 - 111) mod 256 109 m
(182 - 85) mod 256 97 a
Setelah proses dekripsi selesai, maka didapatlah plaintext yang berisi sama dengan plaintext awal sebelum proses enkripsi sebagai berikut : Plaintext :
41 4.4Analisa
Berdasarkan pada hasil pengujian yang dapat dilihat pada halaman lampiran dihasilkan hasil benar dan salah. Hasil dikatakan benar jika ciphertext yang didekripsi menghasilkan plaintext yang sama dengan berkas asli. Dan hasil dikatakan salah jika ciphertext yang didekripsi tidak menghasilkan plaintext yang sama dengan berkas asli atau tidak dapat dilakukan proses dekripsi. Di bawah ini adalah tabel keberhasilan enkripsi dekripsi dokumen:
Tabel 4.9 Keberhasilan Enkripsi Dekripsi Format .txt No Pengujian Hasil Keterangan
1 01.txt Benar -
2 02.txt Benar -
3 03.txt Benar -
4 04.txt Benar -
5 05.txt Benar -
6 06.txt Benar -
7 07.txt Benar -
8 08.txt Benar -
9 09.txt Benar -
10 10.txt Benar -
Tabel 4.10 Keberhasilan Enkripsi Dekripsi Format .doc No Pengujian Hasil Keterangan
1 01.doc Benar -
2 02.doc Benar -
3 03.doc Benar -
4 04.doc Benar -
5 05.doc Benar -
6 06.doc Benar -
7 07.doc Benar -
42
9 09.doc Benar -
10 10.doc Benar -
Dilihat dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa presentasi keberhasilan enkripsi dekripsi dokumen untuk format .txt adalah 100% meski ada beberapa simbol yang tidak terbaca. Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa presentasi keberhasilan enkripsi dekripsi dokumen untuk format .doc adalah 100% karena adanya chipertext dan key yang memiliki panjang yang tidak sama sehingga tidak dapat dilakukan proses dekripsi.
Sehingga dapat dianalisis bahwa program enkripsi dekripsi dokumen dengan algoritma One Time Pad ternyata telah berjalan sesuai dengan algoritma yang ada dan dapat berfungsi dengan baik meski ada beberapa pengujian dimana beberapa huruf / simbol tidak terbaca diprogram saat akan dilakukan proses dekripsi, tetapi hal itu tidak mengganggu proses dekripsi dan isi dokumen hasil dekripsi tetap sama dengan berkas asli sebelum dilakukan proses enkripsi.
Berdasarkan pada hasil pengujian yang dapat dilihat pada halaman lampiran dapat dilihat juga lamanya dari proses enkripsi dan lamanya dari proses dekripsi. Dapat dilihat lamanya proses tidak bergantung pada format berkas namun bergantung pada randomnya key yang didapatkan. Di bawah ini adalah Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 yang merupakan tabel lama proses enkripsi dekripsi dokumen:
Tabel 4.11 Lama Proses Enkripsi
No Nama File Lama proses berformat
.txt .doc
43
8 file8 0,00162997 0,00191756 9 file9 0,00041847 0,00037001 10 file10 0,00024954 0,0003211
Rata - rata 0,00322 0,002206011
Tabel 4.12 Lama Proses Dekripsi
No Nama File Lama proses berformat
.txt .doc
1 file1 0,004684768 0,002998179 2 file2 0,002670282 0,001715574 3 file3 0,002136769 0,001937946 4 file4 0,000336955 0,001612767 5 file5 0,000454256 0,002295283 6 file6 0,005159856 0,001222822 7 file7 0,003030788 0,000376358 8 file8 0,002007693 0,002003617 9 file9 0,003011313 0,000502716 10 file10 0,002533507 0,001274905
Rata - rata 0,002602619 0,001594017
4.5Kelebihan Algoritma One Time Pad
Kelebihan dari menggunakan Algoritma One Time Pad adalah sebagai berikut :
1. Kunci acak yang hanya dapat digunakan sekali saja.
2. Melakukan proses enkripsi dekripsi dengan kunci yang berbeda akan menghasilkan plaintext yang berbeda pula dari berkas asli.
3. Hanya cocok untuk pesan berukuran kecil.
4.6Kekurangan Algoritma One Time Pad
Kekurangan dari menggunakan Algoritma One Time Pad adalah sebagai berikut :
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan sebanyak 10 kali, maka presentase keberhasilan untuk berkas dokumen berformat .txt adalah 100% dimana berkas dokumen asli sama dengan berkas dokumen setelah proses dekripsi. Presentase keberhasilan untuk berkas dokumen berformat .doc adalah 100%. Maka dapat disimpulkan bahwa algoritma One Time Pad dapat mengenkripsi dan mendekripsi berkas dokumen (.txt, .doc) dengan benar. Lamanya proses enkripsi bergantung pada randomnya kunci acak yang digunakan. Dibutuhkan waktu rata – rata 0,00322 detik untuk melakukan proses enkripsi dokumen berformat .txt dan 0,002206011 detik untuk melakukan proses enkripsi dokumen berformat .doc. Untuk proses dekripsi dokumen berformat .txt dibutuhkan waktu rata – rata 0,002602619 detik dan 0,001594017 detik untuk melakukan proses dekripsi dokumen berformat .doc.
5.2 Saran
Dari hasil analisis pada tugas akhir ini, penulis memberikan saran untuk
perbaikan dan pengembangan program lebih lanjut antara lain :
1.Program dapat melakukan enkripsi dekripsi dokumen untuk semua tipe file.
2.Kunci yang tersimpan dapat terhapus otomatis setelah kunci tersebut digunakan.
45
Astutik, Amelia. 2007. Algoritma Enkripsi One Time Pad untuk Sistem Pengamanan Access Database Server. Skripsi. Semarang, Indonesia : Universitas Negeri Semarang.
Bilqis. 2012. Analisis dan Perancangan Aplikasi Pesan Rahasia Menggunakan
Algoritma One TimePad (OTP) Dengan Pembangkit Bilangan Acak Linear Congruential Generator (LCG). Skripsi. Medan, Indonesia : Universitas Sumatera Utara
Iswanti. 2003. Sistem Keamanan Data dengan Metode Public Key Cryptography. Penerbit ITB. Bandung .
Kurniawan, Yusuf. 2004. Kriptografi: Keamanan Internet dan Jaringan Komunikasi. Penerbit Informatika. Bandung.
Raharjo, Budi. 2002. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. PT. Insan Indonesia –Bandung & PT INDOCISC –Jakarta.
Septian, Devi Agung. 2008. Simulasi Proses Pembangkitan Deret Bilangan Acak Semu
Menggunakan Generator Beth Piper Step dan Go (LSFR). Skripsi. Bandung : UNIKOM.
Winaryo, Febryan Christy. 2014. Implementasi Modifikasi Kriptografi One Time Pad (OTP) untuk Pengamanan Data File. Skripsi. Salatiga, Indonesia : Universitas Kristen Satya Wacana.
46
LAMPIRAN 1
Pengujian Program
A. Uji Coba Berkas Dokumen Berformat .txt
1. Pengujian 01 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
2. Pengujian 02 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
3. Pengujian 03 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
4. Pengujian 04 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
5. Pengujian 05 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
6. Pengujian 06 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
7. Pengujian 07 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
8. Pengujian 08 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
9. Pengujian 09 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
10.Pengujian 10 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
B. Uji Coba Berkas Dokumen Berformat .doc
1. Pengujian 01 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
2. Pengujian 02 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
3. Pengujian 03 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
4. Pengujian 04 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
5. Pengujian 05 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
6. Pengujian 06 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
7. Pengujian 07 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
8. Pengujian 08 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
9. Pengujian 09 : Berkas asli
Key
Plaintext, hasil proses dekripsi
10.Pengujian 10 : Berkas asli
Key
LAMPIRAN 2
Listing Program
1. Implementasi Kelas HalamanAwal.java
package skripsiotp;
public class HalamanAwal extends javax.swing.JFrame {
setDefaultCloseOperation(javax.swing.WindowConstants.EXIT_ON_CLOSE);
jButton1.setText("Enkripsi");
jButton1.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() { public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) { jButton1ActionPerformed(evt);
} });
jButton2.setText("Dekripsi");
jButton2.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() { public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) { jLabel4.setText("Universitas Sanata Dharma");
javax.swing.GroupLayout layout = new
.addGap(83, 83, 83)
.addGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING, layout.createSequentialGroup() .addGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING,
private void jButton1ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
import java.util.logging.Logger; import javax.swing.JFileChooser; import javax.swing.JOptionPane;
import javax.swing.filechooser.FileNameExtensionFilter; import org.apache.poi.hwpf.extractor.WordExtractor;
public class HalamanEnkripsi extends javax.swing.JFrame {
jPanel1.setBorder(javax.swing.BorderFactory.createLineBorder(new
jScrollPane1.setViewportView(enkripsiKey);
PlainButton.setText("Browse");
PlainButton.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() { public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jScrollPane2.setViewportView(plainArea);
GenerateKey.setText("Generate Key");
GenerateKey.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() { public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) { GenerateKeyActionPerformed(evt);
} });
prosesEnkripsi.setText("Proses");
prosesEnkripsi.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() { public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jScrollPane3.setViewportView(hasilEnkripsi);
jLabel5.setText("Lama Proses");
jLabel6.setText("detik");
simpanEnkripsi.setText("Simpan");
simpanEnkripsi.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() { public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
simpanEnkripsiActionPerformed(evt); }
});
jButton1.setText("Kembali");
jButton1.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() { public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) { jPanel1Layout.setHorizontalGroup(
jPanel1Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADI NG)
}
long t2 = System.nanoTime();
LamaEnkrip.setText("" + (t2 - t1) * java.lang.Math.pow(10, -9)); }
private void simpanEnkripsiActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
JFileChooser fileChooser = new JFileChooser(new File("E:/"));
fileChooser.setFileFilter(new FileNameExtensionFilter("Microsoft Word (*.doc)", "doc"));
private javax.swing.JButton GenerateKey; private javax.swing.JTextField LamaEnkrip; private javax.swing.JButton PlainButton; private javax.swing.JTextArea enkripsiKey; private javax.swing.JTextArea hasilEnkripsi; private javax.swing.JButton jButton1; private javax.swing.JLabel jLabel1; private javax.swing.JLabel jLabel2; private javax.swing.JLabel jLabel3; private javax.swing.JLabel jLabel4; private javax.swing.JLabel jLabel5; private javax.swing.JLabel jLabel6; private javax.swing.JPanel jPanel1;
private javax.swing.JScrollPane jScrollPane1; private javax.swing.JScrollPane jScrollPane2; private javax.swing.JScrollPane jScrollPane3; private javax.swing.JTextArea plainArea; private javax.swing.JButton prosesEnkripsi; private javax.swing.JButton simpanEnkripsi;
public class HalamanDekripsi extends javax.swing.JFrame {
initComponents();
jPanel1.setBorder(javax.swing.BorderFactory.createLineBorder(new java.awt.Color(0, 0, 0)));
jLabel2.setFont(new java.awt.Font("Times New Roman", 1, 12)); // NOI18N jLabel2.setText("Ciphertext");
dekripsiKey.setColumns(20); dekripsiKey.setRows(5);
jScrollPane1.setViewportView(dekripsiKey);
CipherButton.setText("Browse");