ABSTRAK
PERBANDINGAN MOLA KER.JA DAN LAMA KERJA [)IAZE,PAM DENGAN PEGAGA!\ (Centella (l!tiatica) SEBAGAI HIP!\OTIK SEDATIF
PADA MENCH
Luke Lompoliu. 2002, Pcmbimbing I: Diana KJ, dr. M.Kes. Pernbirnbing H : Sugiarto Puradisastra, dr. Lata.. belakang: Dalam kehidupan kita, seringkali kita mengalami stres kala menghadapi masalah. SIres ini dapat menyebabkan gangguan-ganggnan tubuh. Kebanyakan terapi stres ini adalah dengan obat hipnolik sedatif yang memiliki etek samping yang berbahaya. .ladi, kira hams mencari terapi altematif yang memiliki keungguhm dibandingkan obat hipnotik sedatif sintetis.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara mula dan lama kerja Diazepam dengan pegagan (Cente/la asiatu.:a) sebagai hipnotik sedatifpada meneit.
Metode: Pene1itian ini menggunakan 12 meneit yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok peI1ama dibelikall Diazepam sebagai kelompok pembanding, kelompok kedua diberikan pegagan dengan dasis berbe.da. Setiap keJampok dibelikan obat seeara oral. Lalu, mula kerja dan lama kerja dari tiap kelompok dial1alisis dengan menggunakan metode A NOVA., dan qji lanjut dengan metode Student-Newman-Keuls.
HasH: Hasil penelitian rnenUl~ukkan bahwa mula kerja pegagan dosis sama dengan dosis manllsia Jebih cepat dibandingkan dengan Diazepam, d,m lama ke~ja dan pegagan semua dosis sama lamanya dengan Diazepam.
Kesimpulan:Mula ke1ja pegagan (Cenlella asiatica) dosis I kab dosis manusia Icbih cepat dibandingkan Diazepam, dan lama kerja pegagan semua dosis adalah sama dengan Diazepam.
Saran: Penehtian ini merupakan perbandingan mula dan lama kerja Diazepam dengan pegagan (Centella asiatica) yang pertu dilanjutkan dengan l~ii etektivitas, uji toksisitas, dan l~jiklinik agar dapat digunakan seeara rasional.
AB5,TRACT
CO;UPARISON BETWEEN ONSET AND DURA TlON OF ACTION OF !J/AZEPA./I,f AND (iOTi) KOLA (Celltella asiatica) AS HYPNOl1C
SEDAJ1VE O;VMICE
Luke Lompoliu, 2002, Tutor I : Diana K. Jasaplltra, dr. M.Kes. Tutor 11. Sugim10 Puradisastra, dr.
Background: 5o'tress is a \VmplOll1 >lhich is occur 'I'rhwl1 we (ire faoflJ.!. problems. Stress can cause manl' phvsical disorders. /'vfost~v, /he therapJ' 0/ the .<;tress1/.\ChJ/JI'lOtlCsedalive agcl1Is, w/1I(,:1Ihave ftICI/'~Fdangerous side elleus So, we have to search alternate thaapy which have the helieI' petformance Thal1 srl1the/tc IWPflOtlCsedative agents.
Ol~iectives: The ohjecTive o/,!his stU(ZVis to know the comparison he/ween onsel and duration (4' action 01 Diazepam and pegagan (Ccntel/a asiatlcl~) as hypnotic sedative agent on mh:e.
1~1etllOd.~: This s/uc(v used J2 mice, Vohich was divided into 2 groups. Fm;l group was given Diazepam as the comparator group, the second group was givcn
pegagan rCente/la a.siatica) in dWercnf dose. Ever..\' group lOok the medicine orally, Then, the Onset of Action and Duration qr Action r!f each group was observed. 111e data was analysed with ANOVA method, proceeded with Student-Nev.'man-Kellls Alethod.
Result~: The results (~fthis stUtZVshowed that Onset (!IAcfion (~lpegag{Jn ('el1lella asiatica) which dose was the same as hUf1/cm dose was .laster lhan Diazepam, and the Duration 01 ActiO/1 of 01/ pegagan (Centella asiatica) dose 1vere in the same length with Diazepam,
Conclusio/l.\': Onsel (~fA clion '?fpegagan ( 'entdla asiatica) ""ilieh dose
was the same as Ina1'lan dose was faster lhan Diazepanl, and the Durmion (~r
Action of all pegagan (C'entella asiatica) dose vrere tn Ihe same length Wilh Diazepam.
Recommemlatum,,,: This stu(~V was comparison test between onset and duration (?l action (~l Diazepam and pegagan (Centella asialica) y.'hich is important to be continued by etrectivi~\' test, toxicilY lest, and clinical test, so il can be used rationa/~.\',
OAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ii
SURA T PERNY ATAAN iii
;\BSTRAK iv
A BSjl~A('T v
PRAKA TA vi
DAFTA.R ISJ vii
DAFTAR GRAFIK ix
DAFT AR TABEL x
DAFTA.R GA!v1BAR .... ... xi
DAFTAR LA1v1PJRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi \1asaJah 2
1.3. Maksud dan Tujuan ... 2
1.4. Kegunaan Penelitian 3
1.4.1. Kegunaan A1ademis 3
1.4.2. KebYlmaanPraktis 3
1.5. Kerangka Pemikiran, Premis, dan Hipotesis 3
1.5.1. Kerangka Pemikiran 3
1.5.2. Premis-premis 3
1.5.3. Hipotesis 4
1.6. Metode Penelitian 4.
1.7. Lokasi dan Waktll 4
DAB II TIN,JAUA~ PUSTAKA.
2.1. Obat tradisional 5
2.2. Stres 5
2.2.1. Sakil kepala 5
2.2.2. Gastritis ... ... 5
2.2.3. l-lipet1ensi. 6
2.2.4. Insolnnia
'
6
2.3. Hipnotik Sedatif 6
2.3.1. Pengertiall Hipnotik sedatif 6
2.4. Pegagan 7
2.4.1. Taksonomi 9
2.4.2. KandtUlgan Kimiawi dan Khasiatnya 9
2.4.2 .1. Asiatikosida 9
2.4.2.2. SapOllin " 10
2.4.2.3. Madecassosidc , ,." 10
2.5. Kontrol Pembanding 1 J 2.5.1. StI1lktur kimia Kontrol Pembanding ] I
2.5.2. Fannakodinamik Benzodiazepin l1
2.5.2.1. Terhadap SSP ]2
2.5.2.1.1. Mekanisme pada SSP 12
2.5.2.2. Terhadap Kardiovaskular 13
2.5.2.3. Terhadap Saluran Cerna 13
BAB HI. BAHAN DAN '-1ETODE PENELfTIAN
3.1. Alat dan Bahan 14
3.2. Metode Penelitian 14
3.2.1. Desain Penelitian 14
3.2.2. Variabel Penelitian 15
3.2.3. fv1etode penarik3J1sample 15
3.2.4. Prosedur Kelja 16
3.2.5. !\.1etode Analisis 16
BAB IV. HASIL DANPEMBAHASAN
4.1. Hasil 17
4.2. Pembahas3Jl 18
4.3. Uji Hipotesis 19
BAB V. KESIMPLTLAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 20
5.2. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
LAtv1PIR1\N 22
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Perbandingan OOA dan DOA obat 18
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Mula Kerja Pegagan Dibandingkan Diazepam 17 TabeI4.2. Lama Kerja Pegagan Dibandingkan Diazepam 17 Tabel 4.3. Perbandingan Mula dan Lama Kerja Berbagai Bahan Uji
dengan p<O,05 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.2.1. Daun pegagan
8
Gambar2.2.2. Pegagan
8
Gambar2.4. StrukturKimia Diazepam
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Gbat 22
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik dengan ANOVA dan Uji Lanjut Student-Newman - Keuls untuk Mula Kerja Bahan Uji 23 Lampiran 3 Hasil Perhitungan Statistik dengan ANOVA dan Uji Lanjut
Student-Newman - Keuls untuk Lama Kerja Bahan Uji 24
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 25
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Oalam kehidupan kita, seringkali kita menemukan rintangan atau
masalah-masalah yang dapat membuat diri kita berada dalam keadaan stres yang jika
dibiarkan berlarut-Iarut akan timbul bermacam-macam gangguan tubuh, misalnya
ansietas, insomnia, sakit kepala, gastritis, dan hipertensi.
Terapi
dari
gangguan
tubuh
tersebut
kebanyakan
adalah
dengan
menggunakan obat-obatan golongan hipnotik sedatif yang memiliki efek samping
antara lain menimbulkan ketergantungan obat dan menimbulkan sindroma putus
obat jika penggunaannya dihentikan secara tiba-tiba setelah penggunaan dalam
jangka waktu yang panjang.
Masyarakat Indonesia lazim menggunakan obat tradisional atau yang lebih
dikenal dengan istilah jamu dengan memanfaatkan kekayaan alam yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral, sebagai suatu kenyataan yang secara
turun-temurun telah digunakan berdasarkan pengalaman.
Melihat efek samping yang dimiliki oleh obat golongan hipnotik sedatif
digabungkan
dengan pengalaman
masyarakat Indonesia menggunakan
obat
tradisional secara empiris, kita bisa mencari alternatif pengobatan dimana efek
sampingnya diharapkan minimal atau bahkan tidak ada.
Obat tradisional dari bahan tumbuhan di Indonesia dikenal pula sebagai
Tumbuhan Obat Asli Indonesia.
Salah
satu Tumbuhan
Obat
Asli Indonesia yang dikonsumsi
oleh
masyarakat adalah pegagan (Centella asiatica). Pegagan merupakan tanaman
herba yang tumbuh liar di seluruh Indonesia dan daerah beriklim tropis pada
umumnya dari dataran rendah hingga ketinggian 2500 meter diatas permukaan air
laut.
2
Indian Pennywort. Gotu Kola. Nama botani dari pegagan adalah Centella asiatica.
Dalam pengobatan tradisional, pegagan dikenal memiliki banyak khasiat, antara lain sebagai diuretik, obat infeksi kulit, obat radang tenggorokan, obat radang saluran pencemaan. Pegagan ini juga memiliki efek hipnotik sedatif, sehingga digunakan juga oleh penderita insomnia, yang mungkin disebabkan stres.
Tujuan dari terapi sedatif adalah untuk menghilangkan ansietas berat sehari-hari tanpa menurunkan sensasi sensoris, responsifitas terhadap lingkungan, atau kewaspadaan di bawah level arnan. (AMA DRUG EVALUATION, 1977)
Seperti telah disebutkan di atas, pegagan sering digunakan oleh masyarakat sebagai penenang. Penelitian ini merupakan pendahuluan dengan maksud menilai ada tidaknya efek hipnotik sedatif pegagan yang diharapkan dapat dijadikan obat altematif dengan efek samping ringan atau tidak ada.
1.2. Identifikasi masalah
1. Apakah mula kerja pegagan (Centella asiatica) sebagai hipnotik sedatif lebih cepat dibandingkan Diazepam ?
2. Apakah lama kerja pegagan (Centella asiatica) sebagai hipnotik sedatif lebih lama dibandingkan Diazepam ?
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui mula kerja pegagan (Centella asiatica) sebagai hipnotik sedatif yang dibandingkan dengan Diazepam.
3
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Akademis
Pengembangan ihnu pengetahuan, yaitu memperluas cakrawala ilmu farmakologi dari tumbuhan obat Indonesia, khususnya pegagan (Centella asiatica) sebagai obat hipnotik sedatif.
1.4.2. Praktis
Pengembangan di bidang pelayanan kesehatan dengan mempelajari altematif penyembuhan dengan pegagan (Centella asiatica) sebagai obat hipnotik sedatif.
1.5. Kerangka Pemikiran, Premis-premis dan Hipotesis 1.5.1. Kerangka Pemikiran
Pegagan (Centella asiatica) yang sering digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia mengandung saponin yang berefek hipnotik sedatif, dengan mekanisme keIja diduga menurunkan tegangan permukaan sehingga metabolisme dan transmisi neural terganggu dan pada akhirnya menimbulkan tidur.
1.5.2. Premis-premis
1. /:j'aponinmemiliki efek hipnotik sedatif. (www.e-naturalhealth.com) 2. Mekanisme Saponin untuk menimbulkan efek hipnotik sedatif diduga
dengan menurunkan tegangan permukaan sehingga penghantaran impuls SSP terhambat. (www.saponins.com)
3. Pegagan (Centella asiatica) mengandung saponin. (www.e-naturalhealth.com)
4
1.5.3. Hipotesis
1. Infus pegagan (Centella asiatica) sebagai hipnotik sedatif lebih baik dilihat dari mula kerja dibandingkan dengan Diazepam.
2. Infus pegagan (Centella asiatica) sebagai hipnotik sedatif lebih baik dilihat dari lama kerja dibandingkan dengan Diazepam.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan hewan coba mencit jantan dewasa (umur 8 minggu), galur Swiss webster, dengan berat badan antara 25
-
30 gram yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 1).Pembanding yang diberi Diazepam sebagai obat standar. 2).Kelompok uji yang diberi pegagan dengan tiga dosis berbeda. Masing-masing kelompok akan dinilai mula kerja dan lama kerjanya untuk menimbulkan tidur pada mencit. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara statistik dengan ANOVA, dilanjutkan dengan metode Student-Newman-Keuls.1.7. Lokasi dan Waktu
20
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Mula kerja pegagan (Cel/tella asiatica) dosis 1 kali dosis manusia lebih cepat dibandingkan Diazepam.
2. Lama kerja pegagan tidak berbeda dibandingkan Diazepam secara statistik.
5.2. Saran
21
DAFTAR
PUST AKA
Albert M.Hutapea., 1993, A1enuju Gaya Hidup Sehat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 89
- 95.
AMA DRUG EVALUATION, 1979, 3nl edition, Massachusets: Publishing Sciences Group inc.
Badan POM., Juni 2001, Penelitian obat tradisional., Infh Obat Tradisional, Suplemen Makanan £Ian Kosmetik, 1-7.
Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Planl.\', 2nd edition, Hampshire: Intercept Ltd, 671 - 677.
Dalimartha S., 2000, Atlas Tumbuhan As/i Indonesia, Edisi I, Jakarta: Trubus Agriwidya,149-156.
http://www.e-naturalhealth.com. 2002. http://www.innvista.com/taxonomy, 2002. http://www.longevityformula.com. 2002.
http://www.powerhouse-supplements.com. 2002. http://www.saponins.com. 2002.
http://www.well.com. 2002.