8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian5terdahulu merupakan5penelitian yang5telah5dilakukan oleh peneliti sebelumnya5yang mungkin5memiliki5keterkaitan5dengan penelitian yang akan5dilakukan oleh5peneliti. Penelitian5terdahulu juga menjadi5salah satu bahan pertimbangan sehingga dapat5memberi referensi dalam menulis ataupun mengkaji5penelitian5yang akan5dilakukan.
Penelitian oleh5Nadhifah, (2008)5dengan judul5“Analisis5Manajemen Risiko5Kredit Umum5Pedesaan dengan5Bantuan5Simulasi Program5Komputer BRI unit5Ciampea5Bogor”. Adapun hasil penelitiannya adalah agar PT. Bank Rakyat5Indonesia (Persero)5Tbk.5unit Ciampea dapat selalu memegang komitmennya maka5harus mempunyai5sistem kelola risiko5yang baik untuk meminimalisir5kerugian dengan5menerapkan prinsip 5C dan5prinsip kehati- hatian, sehingga5BRI unit Ciampea dapat terus5menyalurkan5kredit kepada Usaha Mikro5Kecil Menengah5(UMKM). Identifikasi5dan analisis5risiko kredit5sangat penting5dan berguna5sebagai salah5satu input5alternatif dalam5perumusan strategi5tata5kelola5risiko kredit.
Penelitian oleh5Niswati, (2008) dengan5judul “Aplikasi5manajemen risiko kredit5pada Bank5Perkreditan5Rakyat (BPR)”. Adapun hasil5penelitiannya adalah selalu5diperlukannya5konsep 5C dalam melakukan5analisis5kredit yang5meliputi Character5(karakter), Capacity5(kemampuan), Capital5(modal), Condition (kondisi), dan Collateral (jaminan).
Penelitian oleh5Prasetya, (2016)5dengan judul5“Efektifitas Pemberian Fasilitas5Kredit5BRIguna pada Pegawai5Negeri dan Pegawai5BUMN di PT. Bank Rakyat Indonesia5(Persero) Tbk. Kantor5Cabang5Rajawali5Surabaya. Adapun hasil penelitiannya5adalah5efektifitas suatu5keadaan yang5menunjukkan5tingkat keberhasilan5atau pencapaian5suatu tujuan yang diukur dengan kualitas, kuantitas, dan waktu,5sesuai dengan5yang telah direncanakan5tingkat5keberhasilan yang dihasilkan oleh5produk kredit5BRIguna PT. Bank5Rakyat5Indonesia5(Persero) Tbk. dengan cara tertentu5sesuai dengan5tujuan pencapaian5menunjukkan sampai seberapa jauh5pencapaian hasil5produk BRIguna5Bank Rakyat Indonesia.
Penelitian oleh5Gultom (2016), dengan judul “Prosedur5Pemberian5Kredit BRIguna5Karya5Payroll BRI di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Pahlawan Surabaya”. Adapun hasil5penelitiannya adalah ketentan5dan persyaratan dalam pengajuan5kredit BRIguna5Karya Payroll dan memberikan5gambaran secara5nyata mengenai5mekanisme5pemberian kredit BRIguna Karya Payroll BRI pada PT.5Bank5Rakyat5Indonesia5(Persero)5Tbk.Kantor Cabang Pahlawan Surabaya.
Adapun relevansi/keterkaitan5penelitian ini dengan penelitian5terdahulu adalah penelitian5fokus untuk mengetahui risik-risiko5yang mungkin terjadi pada Kredit Tanpa Agunan (KTA) bank penerbit5beserta cara mengatasi5risiko tersebut dengan prinsip 5C.
B. Landasan Teori 1. Bank
a. Pengertian Bank
Sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998, Bank adalah5suatu badan5usaha yang menghimpun5dana dari5masyarakat dalam bentuk5simpanan dan menyalurkannya kepada5masyarakat5dalam bentuk kredit5dan/atau bentuk lainnyadalam rangka5meningkatkan taraf5hidup5rakyat5banyak.
Menurut Kasmir (2014 : 24) secara sederhana5bank diartikan5sebagai lembaga5keuangan yang kegiatannya5menghimpun dana5dari5masyarakat dalam bentuk5simpanan kemudian5menyalurkan kembali kepada masyarakat, serta memberi5jasa-jasa5bank lainnya.
b. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi5utama5bank pada umumnya adalah5menghimpun dana dari5masyarakat untuk5berbagai5tujuan atau5sebagai financial intermediary. Menurut Sigit5Triandaru dan5Santoso (2006 : 9), fungsi bank
terdiri dari :
1) Agent Of Trust (Jasa Keuangan Kepercayaan)
Dasar5utama dari kegiatan5perbankan adalah5kepercayaan (trust), baik dalam hal5menghimpun dana5maupun penyaluran5dana. Masyarakat akan berkerjasama5dengan bank apabila5memiliki5kepercayaan antara masyarakat5dan5pihak perusahaan. Masyarakat5percaya bahwa5uangnya akan dikelola5dengan baik, bank5tidak akan bangkrut5dan pada saat uang
yang telah dijadikan5simpanan tersebut dapat ditarik5kembali dari bank.
Pihak bank sendiri5akan menempatkan atau5menyalurkan5dananya pada debitur atau5masyarakat apabila5dilandasi dengan unsur5kepercayaan.
2) Agent Of Development (Jasa Untuk Pembangunan)
Kegiatan5perekonomian masyarakat di5sektor5moneter dan sektor riil5tidak dapat dipisahkan. Kedua5sektor tersebut selalu5berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor5riil tidak akan5dapat5berkerja5dengan baik apabila sektor5moneter5tidak5berkerja dengan baik, kegiatan5bank berupa5menghimpun dan menyalurkan5dana sangat5diperlukan bagi lancarnya5kegiatan5perekonomian di sektor5riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan5masyarakat5melakukan kegiatan5investasi, distribusi, dan konsumsi5barang5dan5jasa. Kelancaran kegiatan tersebut tidak lain adalah kegitan pembangunan5perekonomian suatu5masyarakat.
3) Agent Of Service (Jasa pelayanan)
Disamping melakukan kegiatan5penghimpunan dan5penyaluran dana, bank juga5memberikan penawaran5jasa5perbankan yang lain kepada masyarakat5secara umum. Jasa ini antara lain5dapat5berupa5jasa pengiriman uang, penitipan5barang berharga, pemberian5jaminan bank, dan penyelesaian5tagihan.
2. Kredit
a. Pengertian Kredit
Muljono5(2001:9) Kredit5mempunyai5arti5yang beraneka5ragam, dimulai5dari5kata5“Kredit”5yang5berasal5dari5bahasa5Yunani5“Credere”
5yang berarti “kepercayaan”5atau dalam bahasa latin5 “Creditum”5 yang
berarti kepercayaan5akan5kebenaran dalam5praktik sehari-hari. Sedangkan pengertian5yang lebih mapan untuk kegiatan5perbankan di5Indonesia, pengertian5kredit ini telah dirumuskan5dalam Bab 1, Pasal 1 Ayat512 Undang - Undang5Nomor 7 Tahun 1992 tentang5Perbankan5yang merumuskan sebagai berikut: “Kredit5adalah penyediaan5uang atau5tagihan yang5dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan5persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam 5antara bank 5dengan pihak 5lain yang5 mewajibkan pihak meminjam5untuk melunasi5utangnya setelah5jangka waktu5tertentu dengan jumlah5bunga, imbalan5atau5pembagian hasil5keuntungan”.
b. Unsur-Unsur5Kredit
Unsur-unsur5kredit yang5ditulis oleh5Ismail5(2011:94)5sebagai5berikut, yaitu:
1) Kreditur
Merupakan pihak5yang memberikan5pinjaman5kepada pihak5yang membutuhkan5 pinjaman5 berupa5uang. Pihak5yang menjadi5kreditur biasanya5perusahaan atau5instansi5ataupun perorangan.
2) Debitur
Merupakan pihak yang5membutuhkan5dana atau pihak5peminjam dana.
3) Kepercayaan (Trust)
Bank memberikan5kepercayaan kepada5pihak yang menerima pinjaman5(debitur) bahwa5debitur akan memenuhi5kewajibannya untuk membayar5pinjamannya5sesuai5dengan5jangka5waktu5tertentu5 yang5 diperjanjikan.
4) Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu5kontrak5perjanjian atau5kesepakatan yang 5dilakukan antara 5bank5(kreditur) 5dengan5pihak5peminjam5 (debitur).
5) Risiko
Risiko adalah5kemungkinan5kerugian yang akan5timbul atas penyaluran5kepada5debitur.
6) Jangka5Waktu
Jangka5waktu merupakan5lamanya waktu5yang diperlukan5oleh debitur5untuk5membayar pinjamannya5kreditur.
7) Balas Jasa
Yang dimaksud balas5jasa atau juga bisa disebut5imbalan5tersebut adalah5bunga, sementara di dalam bank5syariah terdapat5beberapa macam5imbalan tergantung5pada5akadnya.
c. Jenis Kredit
Jenis kredit yang5diutarakan oleh5Ismail5(2011:99)5dibedakan menjadi beberapa5jenis5antara lain:
1) Kredit5Dilihat5dari5Tujuan5Penggunaan
Dilihat dari5tujuan5penggunaan5kredit, dibagi5menjadi 3 yaitu kredit5 investasi, kredit5 modal5 kerja, dan5 komsutif. Perbedaan5 dari ketiga5 kredit5 tersebut disebabkan5 karena5tujuan 5penggunaannya.
Perbedaannya5berpengaruh pada cara5angsuran5dan5jangka5waktunya.
2) Kredit5Dilihat5dari5Jangka5Waktunya
Sesuai dengan5jangka5waktunya kredit5dibagi menjadi 3 yaitu kredit jangka pendek, menengah, dan panjang.
3) Kredit5Dilihat5dari Cara5Penarikannya
Kredit dilihat5dari cara5penarikan, maupun pembayaran5kembali dibagi menjadi 3 jenis yaitu kredit5sekaligus,5bertahap,5rekening5koran.
4) Kredit5Dilihat5dari5Sektor5Usaha
Dilihat 5dari sektor5usahanya, kredit5dapat 5dibagi 5menjadi sektor5industri, sektor5perdagangan, sektor5pertanian, peternakan, perkebunan, sektor5jasa, dan sektor5perumahan.
5) Kredit5Dilihat5dari5Segi5Jaminan
Dilihat dari segi5jaminan, kredit5ini dibagi menjadi5menjadi 2 yaitu Kredit5dengan5Agunan (Scured Loan), dan Kredit5Tanpa5Agunan (Unsecured5Loan).
6) Kredit5Dilihat5dari5Jumlahnya
Jenis5kredit ini5terdiri5dari kredit5UMKM5(Usaha5Mikro5Kecil Menengah), Kredit5UKM (Usaha Kecil dan Menengah), Kredit Korporasi. Biasanya kredit5ini dilihat5berapa5jumlah yang dibutuhkan debitur.
d. Prinsip-prinsip Kredit
Prinsip5dasar5pemberian5kredit ada 5 menurut5Ismail5(2011:112), yaitu:
1) Character (Karakter)
Character5menggambarkan watak5dan5kepribadian calon5debitur.
Bank perlu5analisis5terhadap karakter5calon debitur, tujuannya adalah
untuk menegetahui5bahwa5calon debitur5mempunyai keinginan untuk memenuhi5kewajiban membayar5pinjamannya5sampai dengan5lunas.
2) Capacity (Kemampuan)
Analisis 5terhadap5 capacity ini ditunjukan 5untuk melihat kemampuan5calon debitur5dalam memenuhi5kewajibannya sesuai jangka5waktu5kredit. Kemampuan keuangan5debitur5sangat penting karena merupakan5sumber utama5pembayaran kembali5kredit5yang diberikan5oleh5bank.
3) Capital (Modal)
Capital atau modal5yang perlu disertakan5dalam objek5kredit perlu
dilakukan5analisis5yang lebih5mendalam. Modal merupakan5jumlah modal yang5dimiliki oleh calon5debitur atau berapa5banyak dana yang diikut5sertakan dalam5proyek yang5dibiayai oleh calon5debitur.
4) Collateral (Jaminan)
Collateral5merupakan jaminan/agunan5yang5diberikan oleh calon
debitur atas kredit5yang diajukan. Agunan5merupakan sumber pembayaran5kedua, artinya apabila5debitur tersebut5tidak dapat membayar5angsurannya dan termasuk5dalam kredit macet,5maka bank dapat5melakukan5eksekusi5terhadap5agunan.
5) Condition (Kondisi)
Condition5of5Economy merupakan5analisis terhadap5kondisi perekonomian. Bank perlu5mempertimbangkan5sektor5usaha calon debitur5dikaitkan dengan kondisi5ekonomi, apakah kondisi5ekonomi
tersebut akan5berpengaruh pada usaha5calon5debitur dimasa5yang akan5datang.
e. Faktor-Faktor5Perencanaan5Kredit
Ada5beberapa 5faktor5perencanaan 5kredit 5menurut5Muljono (2001), yaitu:
1) Kegiatan5ekonomi5secara5makro.
2) Pasar5modal yang bisa5menampung5kredit (dana) yang5ditawarkan kepada5masyarakat.
3) Kemampuan5organisasi dan5manajemen5bank.
4) Kemampuan5bank dalam5memperoleh sumber-sumber5dana5dengan biaya yang5rasional.
5) Situasi5sosial5politik suatu5negara.
6) Peraturan-peraturan5moneter5yang berlaku.
7) Berbagai macam5 subsitusi dari sumber 5dana yang 5dipasarkan5masyarakat.
8) Mekanisme5 dan5sarana 5pemasaran 5dana 5yang 5ada di dalam masyarakat.
f. Manfaat5Perkreditan
Manfaat5perkreditan5menurut Muljono5(2001)5dibagi sebagai berikut,5yaitu:
1) Manfaat5Perkreditan5Ditinjau dari Sudut5Kepentingan5Debitur
Seperti5telah diketahui setiap jenis5usaha akan memerlukan berbagai faktor5produksi antara lain:
(a) Man yang5berati5tenaga5kerja
(b) Method yang5berarti bahan5baku, bahan5penolong.
(c) Material yang berati5teknologi, sistem5prosedur5kerja perangkat5lunak/software lainnya5dan5seterunya
(d) Machine yang5 berarti5peralatan - peralatan,5mesin - mesin, perangkat5keras5(hardware)5lainnya.
(e) Money yang5berarti modal/dana5untuk mebiayai5usahanya (f) Management yang5berarti keperluan5adanya organisasi dan
sarana lainnya untuk5pengelolaan suatu5usaha dan5seterusnya.
(g) Market yang5berarti suatu5pasar yang dapat menampung5hasil produknya5dan seterusnya.
2) Manfaat5Perkreditan5Ditinjau dari Sudut5Kepentingan5Perbankan Salah satu kegiatan5dari perbankan yaitu menerima/mengumpulkan dana5dari masyarakat dalam berbagai5bentuk, kemudian5disalurkan kembali ke masyarakat5dalam berbagai5bentuk5perkreditan. Dalam melaksanakan fungsinya5sebagai perantara5keuangan ini (Financial Intermidiary) bank5akan5memperoleh5berbagai5manfaat antara lain :
(a) Memperoleh5pendapatan bunga5kredit yaitu selisih antara bunga kredit5yang5diterimanya dari para5debitur, dikurangi5dengan biaya untuk memperoleh5dana dari5masyarakat dan5dikurangi
lagi dengan biaya-biaya untuk overhead5dalam mengelola5kredit tersebut.
(b) Untuk menjaga5solvabilitas5usahanya. Seperti telah5dimaklumi bahwa struktur5sumber-sumber5dana dari perbankan5sebagian besar adalah5bersumber dari5deposant, para5girant dan5dari para5nasabahnya5yang5lain.
(c) Dengan5demikian5kredit5akan5membantu5memasarkan5jasa- jasa55 perbankan5lainnya.55Dalam55melaksanakan55kegiatan usahanya5seorang5pengusaha5 5akan5memerlukan55berbagai5 jenis5kebutuhan5akan5jasa-jasa5di5bidang5keuangan dengan aneka rupa yang sangat banyak.
(d) Pemberian5kredit untuk mempertahankan5dan5mengembangkan usahanya. Pemberian5kredit dalam rangka5mempertahankan dan mengembangkan5usaha suatu bank, mempunyai peranan yang penting5mengingat perkreditan5merupakan kegiatan5perbankan yang paling besar5proposinya.
(e) Pemberian55kredit55untuk55merebut55pasar55dalam55industri perbankan.55Berhubung555saat555ini55keseimbangan55antara penawaran5dana5 dan55permintaan5dana55masih5belum55ada keseimbangan55 yang55baik,55maka55fasilitas55kredit5sering digunakan55oleh5bank5sebagai5 perangsang55dalam55merebut nasabah5bank lain5dengan pemberian5kredit yang5lebih5besar jumlahnya5dan5dengan5suku5bunga5yang lebih5rendah.
(f) Dengan5pemberian5kredit55akan55memungkinkan55perbankan untuk mendidik5para55stafnya55untuk55mengenal55kegiatan- kegiatan5industri5yang5lain5secara5mendetail.
3) Manfaat5Perkreditan5Ditinjau5dari5Sudut5Kepentingan5Pemerintah (a) Perkreditan55dapat5digunakan55sebagai55alat 5untuk5memacu
pertumbuhan5ekonomi5baik55secara umum55maupun untuk pertumbuhan55sektor-sektor55ekonomi55tertentu. Pertumbuhan ekonomi55ini dapat dibentuk5melalui5mekanisme5penambahan kapasitas5produksi5yang baru sama5sekali apabila5sebelumnya belum5ada, atau5penggantian5kapasitas yang sudah5ketinggalan zaman5dengan5suatu5kapasitas yang5baru55dengan5teknologi yang modern, ataupun5dalam5bentuk5peningkatan5kapasitas dari fasilitas5produktif5yang5telah5tersedia.
(b) Sebagai55alat55untuk55menegendalikan55kegiatan 55moneter.
Pemberian5kredit5yang5berlebih5lebihan5 dari55suatu55sistem perbankan akan bersifat55“inflator”, hal ini mudah untuk5dimengerti5karena dengan5adanya pemberian55kredit akan55menaikkan55tingkat55likuiditas dari55anggota55suatu sistem5perekonomian, terutama pemberian kredit yang5diajukan untuk5keperluan-keperluan konsumtif5dari rumah tangga maupun untuk5membelanjai defisit dari suatu5anggaran5pendapatan5dan5belanja negara.
(c) Perkreditan sebagai5alat untuk menciptakan lapangan usaha/kegiatan. Faktor5produksi yang diperlukan5bagi suatu usaha adalah5dana/modal. Tetapi ternyata5dengan tersedianya dana/modal yang5mecukupi hampir semua5faktor-faktor produksi5yang5lain dapat5dibelinya juga.
1. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Kepentingan Masyarakat Luas (a) Kelancaran5dari proses5perkreditan diharapkan akan diperoleh
adanya5pertumbuhan5ekonomi yang bagus dan membuka lapangan usaha lapangan5kerja5baru, sehingga akan menimbulkan kenaikan tingkat5pendapatan dan5pemerataan pendapatan5masyarakat.
(b) Beberapa golongan5profesional seperti5konsultan, akuntan publik, notaries, assests5appraisal dan lain-lain akan menikmati manfaat dalam proses pemberian5kredit oleh5bank kepada nasabahnya, karena5ikut5pula terlibat5didalamnya.
(c) Masyarakat pengusaha5akan5sangat5berkepentingan untuk memperoleh faktor-faktor5produksi dengan5cara/prosedur yang mudah cepat serta5dengan biaya yang relatif5murah.
(d) Para pengelola5pasar5modal maka kebijakan5perkreditan terutama5kebijakan5tentang suku5bunga kredit5akan sangat bermanfaat dalam5penyusunan5perencanaan kegiatannya karena merupakan produk substitusi satu sama lainnya.
(e) Para supplier5bahan5baku/barang jadi untuk para relasi usahanya akan merasa5lebih5terjamin pembayarannya5karena bank menyediakan5“non cash loan” yang berupa5“Bank Garansi”,
“Letter of Credit” dan lain-lain.
(f) Semakin banyaknya perusahaan dan5proyek yang dibuka5karena memperoleh5fasilitas kredit sudah5tentu akan menyerap5banyak tenaga kerja5baru.
(g) Kolektabilitas Kredit Menurut5Ismail5(2011:122) Kolektabilitas kredit5dijadikan5menjadi dua5golongan, yaitu kredit performing dan5non-performing.
3. Kredit Tanpa Agunan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Kepanjen
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Kepanjen terdapat kredit tanpa agunan atau bisa disebut KTA. Agunan yang dijaminkan adalah SK atau Surat Keputusan. Surat Keputusan adalah sebuah surat atau ketetapan yang dibuat oleh badan atau perusahaan tertentu dalam bentuk tertulis dengan berdasarkan dari peraturan perundang-undangan yang mengatur dan bersifat konkret, individual dan final.
Salah satu Kredit Tanpa Agunan (KTA) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Kepanjen adalah Kredit BRIguna. Kredit BRIguna adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur/debitur dengan pembayaran berasal dari sumber penghasilan tetap fixed income (gaji atau uang
pensiun). Kredit ini dapat digunakan untuk pembiayaan keperluan produktif dan non produktif misalnya :
a. Pembelian barang bergerak / tidak bergerak.
b. Perbaikan rumah.
c. Keperluan kuliah / sekolah.
d. Pengobatan.
e. Pernikahan, dan lain-lain.
Kredit Briguna dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kredit Briguna Karya
Kredit Briguna Karya adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur/ debitur dengan sumber pepembayaran (Repayment) berasal dari sumber penghasilan tetap atau fixed income (gaji). Kredit ini di khusukan hanya untuk pegawai tetap dan pegawai yang memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Berlaku untuk instansi pemerintahan dan perusahaan swasta
b. Kredit Briguna Purna
Kredit Briguna Purna adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur/ debitur dengan sumber pembayaran (Repayment) berasal dari sumber penghasilan tetap atau fixed income (uang pensiun). Kredit ini diberikan kepada seseorang yang memliki penghasilan setiap bulannya dari hasil pensiun suami maupun istri. Berlaku untuk taspen dan asabri.
c. Kredit Briguna Umum
Kredit Briguna Umum adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur/ debitur dengan sumber pembayaran (Repayment) berasal dari sumber penghasilan tetap atau fixed income (gaji) dengan jangka waktu sejak pegawai aktif sampai dengan masa pensiunan.
4. Risiko Kredit Tanpa Agunan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Kepanjen
Kredit pada umumya menggunakan agunan seperti Surat Hak Milik (SHM), Surat Kendaraan, dan lainnya. Pada Kredit briguna ini tidak menggunakan agunan tersebut, melainkan menggunakan Surat Keterangan (SK). Surat Keterangan (SK) merupakan sebuah surat keputusan atau ketetapan yang dibuat oleh badan atau perusahaan tertentu dalam bentuk tertulis dengan berdasarkan dari peraturan perundang-undangan yang mengatur. Risiko kredit yang dialami oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. adalah debitur tidak melunasi tanggungannya pada perushaan dikarenakan berbagai hal. Seperti, pengurangan karyawan (PHK), meninggal dunia, dan lain sebagainya. Untuk debitur yang meninggal dunia dapat mengklaim asuransi jiwa dengan nilai mencapai Rp.
500.000.000,. sehingga tanggungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dapat dicover oleh asuransi jiwa tersebut.