• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Satuan Polisi Pamong Praja yang dahulu kala di kenaI dengan sebutan bailluw pada masa penjajahan belanda dan telah beberapa kali berganti nama menjadi Kepanewon serta Detasemen Polisi Pamong Praja adalah sebuah organisasi yang sangat erat dengan masyarakat, karena domain fungsi utamanya adalah menjaga ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. Istilah Pamong Praja adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa jawa yang mengandung arti filosofis cukup mendalam, yaitu : pamong adalah seseorang yang dipandang, dituakan dan dihormati sehingga memiliki fungsi sebagai pembina masyarakat di wilayahnya, lazimnya seorang pamong adalah orang yang lebih tua, pemuka agama atau pemuka adat. Selanjutnya makna dari kata Praja itu sendiri mengandung arti sebagai orang yang diemong dibina dalam hal ini adalah rakyat. Melihat pengertian diatas dapat kita ambil sebuah defenisi arti dari pamong praja, yaitu petugas atau individu yang dihormati guna membina masyarakat di wilayahnya agar tertib dan tenteram.

Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat dalam suatu wilayah selalu tumbuh dan berkembang, terus mengalami perubahan, hal ini mengakibatkan perlu adanya pengaturan yang lebih baik dari sisi pemerintah untuk dapat mengantisipasi segala macam tantangan yang bermuara pada terancamnya ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di wilayah kerjanya, sehingga Menteri Dalam Negeri pada tanggal 3 Maret 1950 mengeluarkan Surat Keputusan Nomor UR 32/2/21 tentang Perubahan Nama Detasemen Polisi Pamong Praja menjadi Satuan Polisi Pamong Praja yang untuk selanjutnya di peringati menjadi hari jadi Satuan Polisi Pamong Praja dalam setiap tahunnya. Dengan tebitnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dalam rangka penyelenggaraan ketenteraman ketertiban umum serta untuk penegakkan Peraturan Daerah, dibentuklah “Satuan Polisi Pamong Praja” di Provinsi maupun Kabupaten/Kota Administrasi diseluruh Indonesia. Dalam rangka optimalisasi kinerja Satuan Polisi

(2)

Pamong Praja maka diterbitkan peraturan pemerintah yang baru sebagai pedoman bagi Satuan Polisi Pamong Praja yang merupakan landasan hukum tupoksi dalam pelaksanaan tugasnya, yakni PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang “SATUAN POLISI PAMONG PRAJA” (SATPOLPP)

Untuk memenuhi harapan masyarakat upaya perlindungan dan ketertiban, merupakan tantangan tersendiri bagi kelembagaan, khususnya Satuan Polisi Pamong Praja itu sendiri dalam memenuhi tugas pokok dan fungsinya. Di mana perlu didukung oleh kualitas sumber daya optimal, anggaran operasional, dan sarana prasarana Satuan Polisi Pamong Praja yang memadai. Sumber daya manusia, anggaran operasional, dan sarana prasarana aparat memiliki sisi lemah terutama berkenaan dengan kemampuan skill dan manajerial, Ketersediaan sumber daya manusia yang maksimal belum dapat dipenuhi dalam sistem perekrutan aparat.

Belum adanya standar layanan minimal sampai dengan saat ini menyulitkan ruang gerak Satuan Polisi Pamong Praja. Untuk itu perlu adanya peningkatan sumber daya manusia bagi Satuan Polisi Pamong Praja Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia akan mempengaruhi kinerja dari Satuan Polisi Pamong Praja.

Untuk melihat keadaan di lapangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, maka di lakukan pra-survey dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada 20 pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung

(3)

Tabel 1.1.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja No Faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Karyawan

Jumlah (%) Persentase

1 Motivasi 7 35%

2 Tunjangan Kerja 8 40%

3 Lingkungan Kerja 3 15%

4 Stress Kerja 2 10%

Jumlah 20 100%

Sumber : Pegawai Satpol PP (2019)

Berdasarkan pra-survey hasil 20 pegawai dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang tertinggi adalah Tunjangan kerja sebesar 40% dan motivasi 35% maka dari itu perlu menjadi fokus bagi pihak Satpol PP untuk meningkatkan faktor – faktor tersebut

Salah satu upaya pemberdayaan SATPOL P.P. dengan cara Meningkatkan Kinerjanya diantaranya adalah tunjangan. Pemberian tunjangan bagi pegawai negeri sipil merupakan amanat yang disampaikan melalui Peraturan Presiden yakni pada pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 139 tahun 2015 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Presiden No 85 Tahun 2016, menyebutkan bahwa pegawai yang mempunyai jabatan tertentu di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, selain diberikan penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan, diberikan tunjangan setiap bulan.

Menurut Sadili Samsudin dalam bukunya tentang Manajemen Sumber Daya Manusia (2016) bahwa salah satu fungsi diberikannya tunjangan adalah agar pegawai terdorong dan termotivasi untuk dapat bekerja lebih baik dan tujuan diberikannya tunjangan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

Walaupun tunjangan sudah diberikan pegawai belum menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap pekerjaannya dan bahkan cenderung tetap. Pegawai belum menyadari tugas dan kewajibannya dengan baik.

(4)

Salah satu penyebab buruknya kinerja pegawai negeri sipil ini sering dikaitkan dengan rendahnya gaji yang mereka terima. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Dewi Casmiwati (Ambar TS, 2011:229) bahwa:”Seringkali permasalahan besarnya kompensasi terangkat ke permukaan ketika orang berbicara mengenai korupsi atau tindakan penyelewengan kewenangan yang bersifat finansial lain seperti mark up dana proyek pembangunan, penyunatan dana pembangunan dan lain sebagainya. Sebagian dari mereka berargumen bahwa tindakan penyelewengan kewenangan tersebut terjadi karena kompensasi yang diterima PNS berikut pejabat publiknya terlalu kecil, tidak sebanding dengan tuntutan hidup. Keadaan ini dipandang sebagai prakondisi PNS dan Pejabat Publik lainnya mencari uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup melalu korupsi.

Selain itu, kompensasi sering dikaitkan dengan etos kerja PNS. Gaji yang rendah membawa dampak pada kinerja PNS yang buruk...‟

Kebijakan tunjangan yang merupakan bagian dari kebijakan reformasi birokrasi bertujuan untuk memperbaiki sistem penggajian PNS yang selama ini tidak berdasarkan kinerja. Diharapkan dengan diberlakukannya kebijakan tunjangan dapat meningkatkan kinerja PNS. Tunjangan diberikan kepada kementerian, lembaga dan pemerintah daerah berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi yang dilakukan oleh KPRBN (Komisi Penilai Reformasi Birokrasi Nasional). Komisi inilah yang memberikan rekomendasi dan persetujuan pemberian tunjangan dan pemberian tambahan/pengurangan anggaran tunjangan.

Penelitian tentang berbagai variabel-variabel Tunjangan Kerja telah banyak dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Murty dan Hudiwinarsih (2012) juga meneliti tentang pengaruh tunjangan terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi pada perusahaan manufaktur di Surabaya dengan hasil yang menyatakan bahwa tunjangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

(5)

Selain itu salah satu faktor pendukung terciptanya kinerja pegawai yang tinggi adalah pemberian motivasi terhadap karyawan. Motivasi yang tepat akan memacu daya penggerak untuk menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Selain itu motivasi dapat menjadi penyebab maupun mendukung prilaku seseorang sehingga orang tersebut berkeinginan untuk berkerja keras dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal.

Dikaitkan dengan motivasi, motivasi dapat tumbuh secara sendiri dan juga melalui perantara atau bantuan orang lain, dalam hal ini adalah motivasi yang di timbulkan oleh seorang pemimpin. Dari penjelasan diatas dapat simpulkan bahwa seorang pemimpin juga turut berpengaruh terhadap motivasi yang dimiliki oleh para pegawai/bawahan. Motivasi terbentuk dari sikap (attitute) karyawan/pegawai dalam mengahadapi situasi kerja (situation). Apabila telah memiliki motivasi yang baik maka situasi kerja yang muncul akan posifit dan menimbulkan mental yang baik terhadap para pegawai, sikap mental pegawai yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Selanjutnya motivasi pada dasarnya merupakan sebuah sinergi yang mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dan memberikan segala kemampuan dan keterampilan. Kemampuan dan keterampilan pegawai tidak ada artinya apabila mereka bekerja tidak dilandasi motivasi yang kuat untuk mencapai hasil kerja yang optimal.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Susitianingrum, dkk (2015) telah meneliti motivasi kerja terhadap kinerja karyawan yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “ PENGARUH TUNJANGAN KINERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BANDUNG. “

(6)

1.2. Identifikasi Masalah, Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan tidak lepas dari kinerja organisasi itu sendiri, dan kinerja organisasi tidak lepas dari kinerja anggotanya. Oleh sebab itu, kinerja anggota merupakan suatu ukuran dari tercapainya tujuan organisasi itu sendiri. Satpol PP sebagai organisasi publik dengan jumlah anggota yang cukup banyak, tentu memerlukan pengelolaan sumber daya manusia yang tepat agar mampu memberikan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik pula, strategi Satpol PP yang bersentuhan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Kemampuan sebuah organisasi dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki akan mempengaruhi kinerja organisasi itu sendiri, terutama mengenai pengelolaan sumber daya manusia.

Tunjangan kinerja yang diberikan kepada anggota Satpol PP sebagai sebuah kompensasi diharapkan akan berpengaruh besar untuk peningkatan kinerja anggota Satpol PP. Hal ini seperti hasil penelitian Saleh dan Darwis (2015) yang menyatakan bahwa tunjangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individu. Hasil penelitian ini pula menggambarkan bahwa tunjangan merupakan suatu hal yang dapat memberikan solusi bagi perbaikan kinerja anggota.

Bagaimana organisasi tersebut mampu meningkatkan motivasi anggota melalui berbagai faktor seperti peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja, pemberian kompensasi yang menganut azas keadilan, sistem dan prosedur kerja yang tepat, hingga kemampuan manajerial seorang pemimpin turut mempengaruhi kinerja organisasi.

1.2.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang massalah dan identifikasi masalah terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung. Penelitian ini dibatasi oleh variabel bebas berupa Tunjangan kinerja dan motivasi yang dilakukan oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung terhadap variabel terikat berupa kinerja anggota Satuan Polisi Pamong Praja

(7)

Bandung. Data kinerja diperoleh dari survey yang diberikan kepada seluruh anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung.

1.2.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan judul penelitian di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Tunjangan kinerja, motivasi dan kinerja anggota-anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung

2. Bagaimana pengaruh Tunjangan kinerja terhadap kinerja anggota-anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung

3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja anggota-anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung

4. Bagaimana pengaruh Tunjangan kinerja, motivasi secara simultan terhadap kinerja anggota-anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Tunjangan kinerja, motivasi dan kinerja anggota- anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung

2. Untuk mengetahui pengaruh Tunjangan kinerja terhadap kinerja anggota- anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja anggota-anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung

4. Untuk mengetahui pengaruh Tunjangan kinerja dan motivasi secara simultan terhadap kinerja anggota-anggota Satuan Polisi Pamong Praja Bandung

(8)

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Bagi Pemda

Skripsi ini di harapkan memberikan masukan dan imformasi sebagai bahan pertimbangan pihak Pemda dalam mengambil keputusan penting di masa yang akan datang.

1.4.2 Kegunaan Bidang Akademik

Skripsi ini diharapkan dapat menambah khasanah teori dan pengembangan ilmu kesatuan khususnya berkaitan dengan kinerja anggota dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain.yang hendak mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.4.3 Kegunaan Bagi Penulis

Skripsi ini dapat memberikan tambahan pengetahuan yang bermanfaat yang berkaitan dengan fungsi SATPOL PP dalam menjalankan tugasnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, kerangka pemikiran, hubungan antar variabel dan hipotesis.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, dan pengukuran variabel, instrumen penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengambilan data, instrumen penelitian serta teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini.

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini mebahas mengenai objek penelitian, metode penelitian, meliputi analisis data yang berisikan tentang rancangan analisis dan pembahasan masalah penelitian mengenai Pengaruh Tunjangan kinerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Satpol PP Kota Bandung.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran-saran, sebagai masukan bagi perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai Program Kerja yang ingin dicapai selama Tahun 2014 dengan memperhatikan

Dengan ini penulis menyatakan bahwa penulisan hukum yang berjudul “Kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Melakukan Penertiban Atas Pelanggaran Peraturan Daerah

(5) Uang lelah untuk kegiatan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Anggota Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e,

2 Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Demak memuat indikasi daftar program yang akan dilaksanakan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi secara

Sedangkan sosiologis dalam penelitian ini yaitu penegakan hukum yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Gresik yang bertugas menegakkan Peraturan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis membatasi masalah untuk diteliti hanya pada Peran Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL-PP) Kota

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kutai Timur dalam kurun waktu akan semakin meningkatnya gannguan Kantrantibmas, dimana perlu peningkatan usaha dalam menjaga

Luwuk Praja news- Dalam rangka peningkatan sumber daya aparatur satuan polisi pamong praja, pada hari Rabu, 27/07/2016 bertempat dikantor Satuan Polisi Pamong