• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan berdasarkan konteks lokalitas budaya serat Jangka Jayabaya yang brasal dari local knowledge masyarakat setempat dan analisis permasalahan pembelajaran yang menunjukkan rendahnya kemampuan eksplanasi mahasiswa semester 3 membutuhkan sebuah model pembelajaran inovatif merangsang daya nalar kritis. Berdasarkan teori konstruktivisme, mahasiswa mampu mengkonstruksi kemampuan secara mandiri melalui scalfolding untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Sebagaimana taxonomi bloom mengidentifikasi bahwa perubahan sikap dalam belajar menyangkut aspek kognitif, afektfi, dan psikomotor, maka pembelajaran yang bermakna adalah bagaimana mahasiswa merasa memiliki pengetahuan tersebut sehingga bermanfaat untuk dirinya secara pribadi dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Maka eksplanasi sejarah akan dapat tercipta melalui pembelajaran yang merangsang High Order Thingking Skill yang dalam taxonomi bloom ada pada tingkatan analisis, sintesis dan mencipta. Pemilihan subyek mahasiswa pendidikan sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebagaimana peranan guru sebagai agen of change maka diharapkan dalam upaya peningkatan kemampuan eksplanasi sejarah mahasiswa, kelak sebagai guru mereka mampu memberikan pemahaman terhadap mahasiswa mengenai kemampuan eksplanasi sejarah yang ideal.

B. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018.

Yang berlangsung selama 8 bulan dihitung pada bulan Desember 2017 sampai dengan bulan Juli 2018. Adapun tahapan pelaksanaan penelitian secara umum dapat dilihat berdasarkan rekapitulasi jadwal kegiatan penelitian sebagai berikut :

commit to user 65 commit to user

(2)

N o

Tahap Kegiatan

Rincian Kegiatan Bulan

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1. Tahap

Pendefinisian (define)

Pengajuan Judul Analisis

kebutuhan pembelajaran Penyusunan Proposal penelitian

Seminar proposal 2. Tahap

perancangan (design)

Perancangan draf model

pembelajaran Perancangan instrumnen penelitian 3. Tahap

Pengembang an

(develop)

Validasi Ahli beserta revisi

Uji coba kelas kecil beserta revisi

Uji coba kelas besar beserta revisi 4. Tahap

penyebaran (dessimenate )

Uji efektifitas model

pembelajaran Analisis Data Penyusunan laporan hasil penelitian Merancang dan memuat artikel hasil penelitian dalam seminar nasional/Internasi onal*

Merancang dan memuat artikel hasil penelitian dalam jurnal nasional/internasi onal*

commit to user commit to user

(3)

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian pengembangan menurut Sugiyono adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012). Tujuan penelitian pengembangan khususnya dalam bidang pendidikan ialah memcahkan masalah pada suatu tempat tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Penelitian pengembangan secara luas diharapkan akan mampu menyelesaikan permasalahan pendidikan sejenis pada lokasi lain yang memiliki karakteristik yang sama.

Penelitian pengembangan juga disembut dengan mix metode, yakni penelitian gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif merupakan bentuk studi pendahuluan untuk menganalisis dan mendefinisikan masalah yang ada dilapangan. Sedangkan tahap perangcangan desain pengembangan, pelaksanaan dan uji efektifitas merupakan rangkaian penelitian kuantitatif.

Dalam Penelitian ini bermaksud untuk menghasilkan model pembelajaran berbasis Serat Jangka Jayabaya melalui pendekatan postkolonial humanitarian untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi mahasiswa Pendidikan Sekarah FKIP UNS. Produk yang dihasilkan berupa model pembelajaran diharapkan dapat dijadikan sebagai inovasi proses pembelajaran dikelas sehingga mampu meningkatkan kemampuan eksplanasi sejarah mahasiswa. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa sintak pembelajaran, hand-out, serta lembar penilaian dalam mata kuliah Sejarah Indonesia Baru.

D. Prosedur Pengembangan

Terdapat beberapa tahapan dalam penelitian pengambangan. Tahapan penelitian pengembangan menurut Thiagarajan dkk terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.

Tahap I: Define

Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat- syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu commit to user commit to user

(4)

analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives). Tahap define dalam tahapan ini merupakan studi pendahuluan untuk menganalisis perangkat pembelajaran, proses pembelajaran Sejarah Indonesia Baru, model pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik, penggunaan manuskrip jawa dalam pembelajaran Sejarah Indonesia Baru, menganalisis kemampuan eksplanasi sejarah mahasiswa dan analisis kebutuhan pembelajaran di program studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS.

Tahap II: design

Perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar tes (criterion-test construction), (2) pemilihan media atau model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang dipilih.

Tahap III: develop

Pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing).

Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk akhir perangkat pembelajaran setelah melalui revisi berdasarkan masukan para pakar ahli/praktisi dan data hasil ujicoba.

Tahap IV: dessimenate

Diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Produsen dan distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk yang tepat. Menurut Thiagarajan dkk, (1974: 9), “the terminal stages of final packaging, diffusion, and adoption are most important although most frequently overlooked.”Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk commit to user commit to user

(5)

mengetahui efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran.

Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para pengguna produk.

E. Implementasi tahap penelitian Tahap 1 : Define

Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).

a. Pada tahap analisis ujung depan (front-end analysis),

Penelitian melakukan langkah awal untuk menganalisis permasalahan yang ada dilapangan. Bagaimanakah pembelajaran Sejarah Indonesia Madya yang selama ini dilaksanakan di Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNS, meliputi proses pembelajaran, ketersediaan perangkat pembelajaran, penggunaan model pembelajaran, penggunaan manuskrip jawa dalam pembelajaran.

Dalam analisis perangkat pembelajaran peneliti menganalisis kelengkapan dokumen perangkat pembelajaran beserta hasil belajar berupa silabus dan materi pembelajaran, observasi proses pembelajaran, wawancara dan kuesioner baik kepada mahasiswa maupun tenaga pendidik / Tenaga pendidik pengampu mata kuliah.

Hal ini dilakukan guna menentukan permasalahan pembelajaran khususnya mahasiswa untuk digunakan dalam perencanaan draf produk. Tehnik yang dilakukan dalam analisis ujung depan menggunakan tehnik wawancara, observasi dan kuisioner.

b. Tahap analisis siswa (learner analysis),

Langkah ini dilakukan untuk menelaah mahasiswa. Dilakukan identifikasi terhadap karakteristik mahasiswa yang sesuai dengan rancangan dan pengembangan pembelajaran. Maka dilakukan commit to user commit to user

(6)

observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.

Hal yang diamati dalam tahap ini adalah latar belakang kultural mahasiswa, keaktifan dalam pembelajaran serta daya nalar kritis mahasiswa. Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, pedoman wawancara serta pedoman observasi dengan alat bantu seperti kamera, alat perekam dan alat tulis. Analisis hasil observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan eksplanasi sejarah mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNS serta bagaimana latar belakang sosiokultural mahasiswa agar produk yang akan dikembangkan sesuai dengan karakteristik mahasiswa.

c. Tahap analisis tugas (task analysis),

Tugas-tugas yang telah diberikan atau sedang akan digunakan guru dalam proses pembelajaran dianalisis apakah sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran. Analisis tugas mencakup konstruksi bahasa, konten materi dan tujuan pencapaian tugas. Analisis tugas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana guru mampu mengembangkan tugas yang diberikan untuk peseta didik. Apakah telah sesuai dengan taraf high order thinking skill. Karena pada taraf mahasiswa hal ini merupakan suatu titik penting tingkat intelektual yang harus diperhatikan oleh guru. Analisis tugas mengindikasikan sejauh mana pembelajaran mampu mendorong tingkat eksplanasi mahasiswa.

d. Tahap analisis konsep (concept analysis) 1) Materi pembelajaran

Beberapa hal yang dilaksanakan ialah analisis konsep ialah studi pustaka guna mengeksplorasi konsep materi dalam mata kuliah Sejarah Indonesia Madya. Yaitu pembabakan mulai dari awal islamisasi, masuknya bangsa Barat ke Nusantara, Penaklukan kerajaan islam nusantara oleh pemerintah kolonial, sampai dengan berbagai resistensi dengan ideologi keagamaan sebagai awal nasionalisme.

Berbagai informasi tersebut didapatkan melalui eksplorasi dari commit to user commit to user

(7)

berbagai referensi yang mendukung seperti artikel jurnal ilmiah, prosding seminar baik nasional maupun internasional, buku serta berbagai penelitian terdahulu.

2) Nilai Humanis Serat Jangka Jayabaya

Pengumpulan data terkait nilai humanis Serat Jangka Jayabaya dilakukan melalui studi literatur yakni eksplorasi buku-buku yang membahas tentang Serat Jangka Jayabaya, buku terjemahan Serat Jangka Jayabaya, koleksi Serat Jangka Jayabaya Perpustakaan Pusat UNS, sumber sejarah otentik Serat Jangka Jayabaya koleksi Museum Radyapustaka. Dalam pemaknaan naskah-naskah jawa kuno, tidak cukup penerjemahan dalam lingkup bahasa saja. Maka dilakukan wawancara tentang makna isi Serat Jangka Jayabaya kepada beberapa narasumber seperti Bapak Totok Yasmiran selaku penerjemah naskah jawa Museum Radyapustaka. Selain itu berbagai diskusi dilakukan guna memperoleh pemahaman lebih dalam tentang serat Jangka Jayabaya melalui kajian diskusi Rumah Budaya Kratonan dan beberapa diskusi lain diluar forum.

e. Tahapan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives)

Adapun pelaksanaan perumusan tujuan pembelajaran ialah setelah terkumpulnya hasil analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis. Maka berbagai data tersebut akan mengerucut pada tujuan pembelajaran apa yang hendak ditingkatkan melalui proses pembelajaran.

f. Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian pendahuluan dilakukan sebelum peneliti terjun langsung kelapangan, seperti yang ungkapkan Nasution (dalam Sugiyono, 2013: 245) analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan commit to user commit to user

(8)

setelah selesai pengumpulan data pada periode tertentu. Dalam pengolahan data penelitian pendahuluan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis model dari Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013:246-247) aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Analisis ini dilakukan sejak awal pengumpulan data hingga diperoleh data hasil penelitian yang lengkap. Intrumen penelitian dan mekanisme analisis yang menggambarkan keterkaitan antar tahapan dapat dilihat pada bagan berikut ini:

1) Penentuan sampling

Pada tahapan define yang berisikan tentang analisis permasalahan pembelajaran, diperlukan penentuan sampling agar data yang didapat representatif. Dalam penelitian ini subyek atau mahasiswa semester 3 yang memiliki masalah terkait rendahnya kemampuan eksplanasi sejarah akan dipilih dengan metode purposive Sampling. Metode ini digunakan karena kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel yakni kemampuan eksplanasi sejarah yang rendah. Hal ini dilakukan berdasarkan kriteria pengambilan sampling Menurut Sugiyono (2012), yang menjelaskan bahwa purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian. Adapun Besaran atau ukuran sampel dengan tingkat kesalahan 5% (0,05) dilakukan untuk meminimalisir peluang kesalahan. Dalam menentukan jumlah sample representatif digunakan formula Slovin dengan rumus sebagai berikut: commit to user commit to user

(9)

Formula Slovin (dalam Ridu wan, 2005:65)

n: jumlah sampel N: jumlah populasi

e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)

2) Instrument Penelitian

Tahapan perumusan permasalahan atau tujuan pembelajaran ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2013: 222) dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Supaya lebih memudahkan peneliti dalam serta untuk menjamin kelengkapan catatan lapangan, peneliti juga bisa mengumpulkan dokumen-dokumen. Dokumen ini bisa berupa dokumen publik (seperti koran, makalah, laporan kantor) atau dokumen privat (seperti buku harian, diary, surat, atau e-mail) Menurut Sugiyono (2014: 308), pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai seting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setingnya, data dikumpulkan dengan seting alamiah (natural setting), sedangkan bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan juga sumber skunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada tahap pertama ini tergantung pada peneliti sebagai alat instrument data. Dengan demikian untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data digunakan alat bantu berupa kuisioner, pedoman wawancara, catatan lapangan, alat perekam dan kamera. commit to user commit to user

(10)

3) Analisis data

Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan, arsip-arsip dokumen yang digunakan dan foto. Langkah selanjutnya adalah mendiskusikan data yakni menyeleksi, memfokuskan serta mentransformasikan data mentah supaya lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti. Dari data yang ada dikelompokan menjadi tiga, yaitu; (1) data wawancara (2) data ke arsipan dan (3) data kelas. Pengolahan data dimulai dengan mengumpulkan dan mengamati data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan cara pengamatan (observasi), wawancara, angket dan analisis dokumen (RPP,Silabus, materi, tugas dan bahan-bahan bacaan yang relevan dengan fokus penelitian), yang kemudian melakukan reduksi data. Reduksi data meliputi proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, mentransformasikan data mentah yang diperoleh agar lebih mudah untuk dipahami. Selanjutnya dilakukan penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis sehingga maknanya menjadi lebih mudah untuk dipahami.

Kemudian dari sajian data tersebut dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi

Tahap II: design

Perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a. Pertama, Penyusunan standar tes (criterion-test construction).

Tes dalam hal ini merupakan salah satu bentuk instrumen pengujian terhadap kemampuan eksplanasi mahasiswa. Tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau atribut psikologik tertentu yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang di anggap benar (Asmawi Zainul & Noehl Nasution, 1995: 3). Tes merupakan salah satu instrument untuk mengukur hasil belajar mahasiswa. Kualitas hasil pengukuran sangat ditentukan oleh kualitas alat ukur atau tes yang digunakan. Standar tes berisi indikator-commit to user commit to user

(11)

indikator ketercapaian yang ingin diuji oleh peneliti. Dalam menguji kemampuan kognitif mahasiswa, peneliti menggunakan tes uraian dengan jawaban panjang yang terdiri dari 10 butir. Sedangkan untuk mengukur kemampuan afektif diberikan tes berupa kuisioner dengan jawaban terbuka dan tertutup (campuran) sebanyak 20 butir. Pengukuran tes psikomotor dilakukan melalui tes uraian sebanyak 5 butir. penyusunan standar tes yang disusun tersebut merupakan pre-test dan post-test yang digunakan untuk menguji kemampuan eksplanasi mahasiswa dan membandingkan hasil ketercapaian belajar sebelum dan sesudah dilaksanakannya model pembelajaran yang dipilih.

b. pemilihan format (format selection)

Kedua, pemilihan media atau model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, serta membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang dipilih merupakan serangkaian tahapan yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan adalah model pembelajaran sejarah berbasis serta jayabaya melalui pendekatan poskolonial humanitarian yang digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan eksplanasi mahasiswa. Desain awal yang dikembangkan berupa kerangka konseptual model, sintaks pembelajaran, perangkat pembelajaran, hand out sebagai materi pembelajaran, serta perangkat penilaian kemampuan eksplanasi sejarah. sintaks pembelajaran merupakan perpaduan antara kerangka pembelajaran poskolonial humanitarian, discovery learning serta konsep rekonstruksi Serat Jangka Jayabaya. Proses pelaksanaan sintaks pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada SAP dan SILABUS yang digunakan oleh prodi pendidikan sejarah FKIP UNS. Penyusunan RPP dilakukan oleh meneliti mengarah kepada produk pengembangan model untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi sejarah mahasiswa. Penyusunan rubrik penilaian dilakukan berdasarkan taxonomi bloom menyangkut aspek kognitif, afektif serta psikomotor dengan beberapa indikator ketercapaian kompetensi yang commit to user commit to user

(12)

dipilih. Untuk menyusun pengukuran kemampuan eksplanasi peneliti terlebih dulu melakukan rekonstruksi konsep Serat Jangka Jayabaya dan pengenalan tentang kajian intertekstual, poskolonialisme serta paradigma humanitarian kepada mahasiswa. Sehingga konsep continuity dan discontinuity sejarah dipahami oleh mahasiswa dalam melakukan eksplanasi sejarah. pengukuran kemampuan eksplanasi sejarah merujuk kepada penjelasan sejarah menurut kuntowijoyo sebagai sebuah kausalitas.

Maka eksplanasi sejarah dipahami bukan hanya sebagai narasi dengan monokausal tetapi lebih mengarah kepada multikausalitas peristiwa sejarah. Berikut ini gambaran mengenai draf awal model pembelajaraan sejarah berbasis humanisme Serat Jangka Jayabaya dengan pendekatan poskolonial :

commit to user commit to user

(13)

MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS SERAT JANGKA JAYABAYA PENDEKATAN POSKOLONIAL HUMANITARIAN, DISCOVERY LEARNING

FASE 1 APERSEPSI A. STIMULATION

Merespon dan memberikan tanggapan mengenai materi yang telah dipelajari pada semester lalu (Sejarah Indonesia Madya I) terkait dengan topik baru yang akan dipelajar

B. PROBLEM STATEMENT Merespon dan memberikan tanggapan terhadap permasalahan kontemporer terkait \dampak globalisasi

P E N D A H U L U A N

TENAGA PENDIDIK MAHASISWA

FASE 1 APERSEPSI A. STIMULATION

Menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dan Capaian Pembelajaran Mata kuliah (CPMK)

B. PROBLEM STATEMENT

Memberikan pertanyaan kepada mahasiswa mengenai permasalahan kebangsaan terkait arus globalisasi dan mengaitkan dengan permasalahan abad 19 pada masa kerajaan Islam di Nusantara ditengah kolonialisme bangsa Barat

FASE 2 INFORMASI

C. DATA COLLECTION

Menyampaikan materi pembelajaran tentang Gerakan Perlawanan Keagamaan Abad Ke-19

Pemberian handout rekonstruksi Serat Jangka Jayabaya sebagai sumber sejarah terkait materi

Membentuk kelompok menjadi 3 bagian, membagi kasus dan menyampaikan konsep poskolonial dan humanitarian dalam eksplanasisejarah

FASE 3 TRANSFORMASI D. DATA PROCESSING

Mengamati, memberikan scalfolding &

coaching serta menilai aktivitas mahasiswa FASE 4 PENYAJIAN HASIL DISKUSI

E. VERIFICATION

Memberikan penguatan terhadap hasil temuan mahasiswa dalam proses

pembelajaran serta pembangunan nilai-nilai humanitarian dalam Serat Jangka Jayabaya sebagi bagian dari proses rekonstruksi Serat Jangka Jayabaya melalui pendekatan poskolonial

FASE 2 INFORMASI

C. DATA COLLECTION

Memperhatikan penjelasan materi pembelajaran dan menerima handout materi sebagai bahan pengamatan

Membentuk kelompok dan menyiapkan diskusi kelompok

Mengumpulkan sumber-sumber belajar lain yang relefan dengan materi yang terdapat pada handout

FASE 3 TRANSFORMASI D. DATA PROCESSING Mendiskusikan dan menganalisis nilai humanis dari rekonstruksi Serat Jangka Jayabaya serta berbagai sumber

pendukung sebagai bagian dari nalar kritis terhadap solusi permasalaahan

kontemporer

FASE 4 PENYAJIAN HASIL DISKUSI E. VERIFICATION

Menyajikan hasil temuan dalam bentuk eksplanasi sejarah dengan pendekatan poskolonial pada lembar kerja dan

mempresentasikannya dalam forum kelas

Mendiskusikan hasil presentasi dengan memberikan kritik maupun saran yang relevan

INTI

commit to user commit to user

(14)

Tahap III: develop

Pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian atau validasi ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing). Peneliti selanjutnya mengajukan draf model untuk divalidasi oleh tim ahli Atau pakar untuk menguji kelayakan model sebelum dapat diimplementasikan. Validitas draf model dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kerungangan draf model sehingga dapat dilakukan revisi guna penyempurnaan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Kesesuaian uji validitas ditekankan pada konten Serat Jangka Jayabaya dan kesesuaiannya dengan materi pembelajaran

a. Validasi Ahli

Validasi ini juga bertujuan untuk melihat kelayakan atau tidak layaknya draf model yang digunakan untuk diimplementasikan di lapangan. Adapun validasi pengembangan model dibagi menjadi beberapa bagian yakni penilaian ahli pengembangan model dan RPP, ahli pengembangan soal, kuisioner dan pedoman penilaian serta ahli pengembangan materi pembelajaran. Validitas desain model dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada agar dapat direvisi sebelum desain model di implementasikan dalam proses pembelajaran.

Sehingga model yang dikembangkan akan menjadi maksimal sesuai dengan tinjauan tujuan pembelajaran yang dilakukan dan kebutuhan pembelajaran di universitas.Validitas dilakukan dengan menggunakan skala Likert rentang 1 sampai 5. Data yang diperoleh dari lembar validasi tentang tanggapan dari tim ahli atau pakar diubah menjadi data interval sebagai berikut:

FASE 5 EVALUASI

F. GENERALIZATION

Memberikan refleksi pembelajaran

Peenguatan materi, penyampaian kesimpulan dan evaluasi pembelajaran

FASE 5 EVALUASI

Menyimpulkan materi dan evaluasi pembelajaran

PENUTUP

commit to user commit to user

(15)

Selanjutnya skor dikonversi menjadi nilai pada skala lima dengan acuan tabel yang dikutip dari Titin (2013: 44) dalam Oda Judithia (2012:

74) sebagai berikut:

Tabel 2. Skala Likert

Tabel. 2 Konversi Skor ke Nilai pada Skala lima Keterangan:

x‟i = rerata ideal = 1/2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) SBi = simpangan baku = 1/6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal) X = skor aktual

Berdasarkan rumusan konvensi nilai diatas, dapat diperoleh gambaran untuk dapat mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif.

Dibawah ini pedoman pengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif (dalam Titin, 2013: 44).

Tabel. 3 interval skor

Nilai Data Kuantitatif Data Kualitatif

A X > 4,21 Sangat Baik

B 3,40 < X ≤ 4,21 Baik

C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik D 1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik

E X ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik

b. Revisi Draf Model

Revisi draf model yang dikembangkan dilakukan berdasarkan catatan-catatan atau saran-saran yang diberikan oleh tim ahli atau tim pakar agar pengembangan model menjadi lebih baik. Dari revisi draf model pembelajaran kemudian akan diperoleh model hipotetik.

c. Uji coba

Interval Skor Nilai Kategori

X>x- + 1,80 SBi A Sangat Baik

x‟i+ 0,06 SBi< X ≤ x‟i + 0,06 SBi B Baik x‟i- 0,06 SBi< X ≤ x‟i + 0,06 SBi C Cukup Baik x‟i+ 0,06 SBi< X ≤ x‟i - 0,06 SBi D Kurang Baik

X ≤ x- - 1,80 SBi E Sangat Kurang

Baik

commit to user commit to user

(16)

Uji coba model pembelajaran dilakukan pada kelompok terbatas atau kecil, yakni dilakukan pada 10 mahasiswa. Subyek yang dipilih dalam uji coba model pembelajaran adalah hamasiswa semester 6 pendidikan sejarah FKIP UNS yang telah selesai menempuh mata kuliah sejarah Indonesia madya II. Hal ini dilakukan untuk melihat respon mahasiswa terhadap penilaian dalam kuisioner tentang pengembangan model, apakah telah sesuai digunakan untuk penelitian lebih lanjut terkait sintaks pembelajaran, soal dan materi. Sedangkan dalam uji coba kelompok besar dilaksanakan melalui implementasi pada mahasiswa semester 6 sebanyak 1 kelas atau 30 anak. Dalam uji coba kelompok besar akan dilakukan observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran. Apakah telah dapat berjalan sebagaimana mestinya atau terjadi beberapa kendala. Beberapa kekurangan terkait keterlaksanaan sintaks kemudian dijadikan sebagai dasar revisi model pembelajaran sebelum diuji cobakan kembali pada kelas yang sama. Uji coba tersebut dilakukan secara terus-menerus sampai produk dinyatakan layak untuk diimplementasikan dan diuji keefektifan.

d. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian pengembangan (R&D) ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi, tanggapan dari mahasiswa berdasarkan kuisioner yang digunakan untuk menyusun draf model yang akan dikembangkan, serta komentar dan masukan dari tim ahli atau pakar untuk penyempurnaan model yang akan dikembangkan. Data validitas desain model untuk melihat ketepatan, kejelasan dan kegunaan model yang dianalisis dengan statistik. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari penilaian kompetensi mahasiswa dalam penulisan essay tentang eksplanasi sejarah.

e. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam proses pengumpulan data penelitian ini meliputi lembar observasi, pedoman wawancara, kuisioner, dan analisis dokumen yang digunakan untuk studi pendahuluan dalam mencari informasi dilapangan, lembar observasi yang digunakan untuk mencatat kegiatan commit to user commit to user

(17)

pembelajaran yang berlangsung. Proses wawancara dilakukan kepada informan baik mahasiswa atau Tenaga pendidik mengenai pembelajaran yang dilakukan dan kuisioner untuak melihat pendapat yang dituangkan dalam sikap tentang proses pembelajaran dalam data kualitatif. Untuk melihat keabsahan data yang diperoleh akan dilakukan dengan metode triangulasi. Triangulasi menurut Sugiyono (2012: 330) merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan metode triangulasi peneliti mengumpulkan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Penelitian menggunakan kuisioner, observasi dan wawancara untuk sumber daya yang sama secara serentak.Lembar validasi digunakan untuk mengukur kelayakan model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk data ketrampilan menulis sejarah wanita pada mahasiswa dilakukan dengan tes melihat hasil tulisan mahasiswa. Dengan demikian data yang dikumpulkan meliputi data awal (kondisi awal), data hasil wawancara, data kuisioner, data dari tim ahli atau pakar serta data tes prestasi.

f. Teknik Analisis Data

Pengelolaan data dari hasil penelitian dilakukan dengan analisis, yang meliputi: (a) pengumpulan data, (b) reduksi data, (c) sajian data, (d) verifikasi atau proses menarik kesimpulan. Proses analisis dilakukan secara terus menerus dari awal pengumpulan data sampai dengan benar- benar memperoleh hasil penelitian yang baik. Proses analisis terjadi secara interaktif, mengacu pada komponen yang berlangsung cukup lama sehingga akan diperoleh hasil penjelasan yang benar-benar tuntas dan mendalam. Mekanisme analisis keterkaitan antara tahap satu dengan tahap berikutnya dapat dilihat dari gambar berikut.

Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi Data

Kesimpulan/Verifikasi

commit to user commit to user

(18)

Tahap III: dessimenate a. uji efektifitas model

Tahap efektivitas model bertujuan untuk mengimplementasikan desain model yang telah dirancang dan telah direvisi melalui tahap eksperimen dengan kelompok kelas yang diberi perlakuan dan kelas kontrol. Hasil eksperimen akan diperoleh data terkait eksplanasi sejarag mahasiswa dengan model pembelajaran Sejarah Indonesia Madya berbasis humanisme serat Jangka Jayabaya. Pola desain eksperimen yang digunakan adalah Non- equivalent contol group design (Sugiyono, 2015: 79) yakni pemberian kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) pre-test dan post-test berupa kuisioner dan essay. Dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran yang hendak diuji. Sedangkan kelompok kontrol tanpa perlakuan atau diajar melalui model yang biasanya digunakan oleh Tenaga pendidik. Selanjutnya dilakukan perbandingan perbedaan nilai rata-rata antara dua kelas tersebut. Analisis kualitatif yang digunakan untuk menilai peningkatan kemampuan eksplanasi sejarah sebelum dan sesuah perlakuan dilakukan uji beda nilai pre-test dengan post-test kelompok eksperimen.

Selanjutnya, untuk menguji keefektifan model pembelajaran Sejarah Indonesia Madya berbasis Humanisme Serat Jangka Jaybaya, dilakukan pembandingkan nilai rata-rata post-test kelompok eksperimen dengan post-test kelompok kontrol

b. Instrumen Uji Efektivitas Model

Dalam uji efektivitas model digunakan instrumen berupa tes dan non tes. Tes yang digunakan adalah bentuk essay digunakan untuk mengukur kemampuan psikomotor dan kognitif mahasiswa. Sedangkan instrumen non tes yang digunakan adalah kuisioner digunakan untuk mengukur kemampuan afektif mahasiswa. Kuisioner adalah alat pengumpul data berbentuk skala digunakan karena merupakan seperangkat nilai angka yang ditetapkan pada persepsi yang diberikan untuk mengukur efektifitas suatu model pembelajaran. Sedangkan tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau atribut psikologik tertentu yang setiap butir pertanyaan atau commit to user commit to user

(19)

tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang di anggap benar (Asmawi Zainul & Noehl Nasution, 1995: 3). Tes merupakan salah satu instrument untuk mengukur hasil belajar mahasiswa. Kualitas hasil pengukuran sangat ditentukan oleh kualitas alat ukur atau tes yang digunakan.

Dalam penelitian ini tes hasil belajar dilakukan dengan penugasan pembuatan essay. Langkah-langkah dan ketentuan tes sudah ada dalam hand outyang diberikan pengampu kepada mahasiswa.

c. Analisis Data

Pada tahap pengembangan, penelitian ini menggunakan model yang sudah valid tetapi masih harus di uji cobakan agar efektifitas model diketahui.

Untuk uji coba model yang sudah valid, dalam penelitian ini di implementasikan pada kelas eksperimen. Pembahasan hasil uji efektivitas akan dipaparkan beberapa data hasil uji statistik, sebagai berikut: (1) uji kesetaraan prestasi dan sikap, yaitu membandingkan hasil pre test sikap dan kemampuan kognitif beserta psikomotor mahasiswa terhadap eksplanasi sejarah antara kelas eksperimen dan kelas control untuk melihat kesetaraan kedua kelas (2) uji peningkatan prestasi dan sikap, yaitu membandingkan hasil pre test dan post test kelas eksperimen. Hal tersebut bertujuan untuk melihat peningkatan prestasi kelas eksperimen sebelum dan setelah perlakuan; (3) uji efektifitas model pembelajaran, yaitu membandingkan hasil nilai post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh dari hasil eksperiment di analisis dengan statistik menggunakan uji T. Hal ini untuk membandingkan nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Untuk melihat perbedaan rata-rata dan peningkatan itu bermakna selanjutnya dilakukan uji Paired Sample T Test antara rerata pre test dan post test.

commit to user commit to user

Gambar

Tabel 2. Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

perkembangan kreativitas anak belum berkembang dengan baik. Dari jumlah 18 anak terdapat 9 anak yang kreativitasnya belum berkembang dengan optimal. Hal ini terlihat

[r]

Pemerintah melakukan langkah-langkah untuk melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan masyarakat pedesaan dari dampak melemahnya ekonomi nasional dengan meringankan beban

Metode observasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh suatu data lapangan, yaitu dengan pengamatan atau praktik langsung terhadap pengukuran

 Perubahan dan kesinambungan (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) masyarakat Indonesia pada masa demokrasi liberal dan demokrasi terpimpindalam

Pita tersebut tidak terdapat pada hasil analisis FTIR diatas, sehingga isopulegol yang memiliki gugus –OH tidak terdapat dalam produk reaksi hidrolisis isopulegil asetat

Hiragana juga digunakan untuk menulis partikel, bagian dalam kata kerja dan kata sifat yang dapat berubah pada bahasa Jepang. Sebelum perang dunia kedua Hiragana hanya dipakai

Hal itu menunjukkan bahwa cerita-cerita misteri pada majalah bobo lebih condong pada cerita mistik yang membahas tentang ketakutan, kegelisahan, kecemasan yang