Pariwisata didirikan di seluruh dunia agar menjadi kekuatan dan kegiatan ekonomi yang mampu mendorong perekonomian negara-negara yang memilki potensi tersebut. Menurut (Ali Roziqin, et al 2021), pengembangan dari destinasi wisata dapat digunakan karena merupakan cara yang ampuh untuk pembaharuan di sektor perekonomian yaitu baik di perkotaan maupun pedesaan.
Pengembangan dari pariwisata yang berkelanjutan dapat memberi dampak positif agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Promosi wisata sekarang ini di Indonesia banyak menggunakan model pendekatan Community Based Tourism (CBT) yang cara pendekatan tersebut diterapkan pada pengembangan pariwsata di kawasan pedesaan. Pemanfaatan pariwisata yang diterapkan ialah dengan tetap melestarikan keaslian daerah atau identitas lokal agar tetap lestari dan berkelanjutan.
Seperti pengembangan desa wisata, dimana tren pengembangan wisata tersebut dikarenakan kondisi daerah di pedesaan yang bercampur dengan kemajuan jaman serta banyaknya masyarakat di desa yang nantinya dapat memberi manfaat perekonomian dengan membantu mengurangi angka pegangguran bagi masyarakat sekitar dan membuka lapangan pekerjaan, dengan berjualan atau menyediakan jasa akomodasi untuk wisatawan yang berkunjung.
Pengembangan tersebut sangat bergantung pula akan kesadaran dan dorongan dari masyarakat.
2.2. Teori Pariwisata dan Pengembangan Pariwisata
2.2.1 Pariwisata
Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan rangkaian aktivitas dari perjalanan oleh individu dan juga kelompok yang diakukan dari daerah asalnya menuju daerah yang lain untuk melakukan kegiatan wisata., mencari penghasilan di tempat tujuan.
Pengertian pariwisata dapat dilihat dari berbagai batasan yang pasti. Banyak pakar pariwisata yang menjelaskan arti pariwisata dalam berbagai definisi yang memiliki sudut pandang sendiri, namun daripada itu mempunyai pengertian sama.
Pendapat Soekadijo dalam Narendra, dkk (2019), Pariwisata adalah kegiatan yang berpindah-pindah sementara dengan tujuan di luar tempat tinggal, dan pekerjaan biasa. Pariwisata adalah aktivitas bepergian dari daerah asal untuk membaur bersama kelompok di daerah lain dengan tujuan berwisata dan menghabiskan waktu senggang.
Tanggapan atas definisi diatas memiliki kesimpulan bahwa pariwisata memiliki hubungan erat bersamaan dengan perjalanan wisata, yang mana berpidahnya individu untuk sementara waktu tidak dengan alasan untuk menghasilkan penghasilan. Maka perjalanan wisata diartikan sebagai sebuah perjalanan oleh seorang atau sekelompok agar mereka mendapatkan kepuasan atau memenuhi keinginan agar dapat mengetahui sesuatu yang baru berkaitan dengan kesehatan, kegiatan olahraga, atau berkumpul.
Merujuk pada UU No 10 Tahun 2009 tentang pariwisata, yaitu dimaksud pariwisata merupakan seluruh bagian dari aktivitas wisata yang ditunjang oleh banyak fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh masyakarat, swasta, pemerintah, dan pemerintah daerah.Yoeti Okta (2016) memberikan penjelasan
bahwa sebuah perjalanan dapat dikatakan perjalanan wisata apabila menyangkut hal seperti:
1) Bersifat sementara atau tidak menetap.
2) Bersifat sukarela atau berdasarkan minat pribadi dan tidak ada unsur paksaan.
3) Tidak untuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan upah.
I ketut Suwena (2017) menjelaskan pariwisata yang dimana pariwisata adalah sebuah aktivitas, yang terlihat dalam berbagai macam diantaranya :
a. Menurut letak geografis
1. Pariwisata lokal yaitu wisata dimana aktivitas kegiatannya terbatas di dalam lokasi tertentu. Misal kepariwisataan di Bandung, pariwisata Kabupaten Pacitan.
2. Pariwisata regional merupakan aktivitas pariwisata yang dibangun pada daerah tertentu, lingkup daerah yang dapat berada di kawasan nasional, maupun pada lingkup internasional. seperti wisata di Bali, kepariwisataan Mandalika.
3. Pariwisata nasional merupakan aktivitas wisata yang di jalankan di sebuah negara, yang mana individu disana terdiri dari banyak golongan, baik warga negara asli, atau warga negara lain yang tinggal pada negara tersebut.
4. Pariwisata regional – internasional adalah aktivitas pariwisata untuk pengembangan di wilayah internasional, namun tidak melebihi dua atau empat negara. Contoh seperti keparwisiataan pada daerah negara Asia Tenggara.
5. Pariwisata Internasional merupakan aktivitas pariwisata dimana terdapat pengembangan pariwisata untuk berbagai negara di dunia.
b. Menurut tujuan perjalanan
1. Business tourism merupakan kegiatan wisata yang wisatawannya datang dengan tujuan dinas, berdagang atau berhbungan mengenai pekerjaan, seminar, kongres, dan lainnya.
2. Vacational tourism adalah bentuk kegiatan wisata yang dilakukan oleh individu - individu dengan melakukan aktivitas wisata seperti orang-orang di dalam hari libur, atau mengambil cuti.
3. Educational tourism yaitu wisata dimana wisatawan yang datang mempunyai tujuan untuk mengetahu atau mempelajari tentang sebuah bidang keilmuan tertentu.
4. Familiarization tourism adalah aktivitas yang memiliki tujuan untuk mengetahui suatu tempat atau lokasi yang tentang pekerjaan yang dimilliki.
5. Scientific tourism merupakan aktivitas wisata yang memiliki tujuan agar mendapatkan penyelidikan terhadap suatu ilmu pengetahuan tertentu.
c. Menurut waktu berkunjung
1. Seasonal tourism merupakan bentuk pariwisata dimana aktivitas kegiatan dilakukan di musim tertentu. Contoh tourism on winter, tourism on summer.
2. Occasional tourism adalah pariwiasta yang perjalanan dari wisatawan dihubungkan dengan suatu kejadian (occasion) atau even tertentu. Seperti hari raya Galungan dan Nyepi di Bali, dan Sekaten pada daerah Surakarta.
d. Menurut Objeknya
1. Cultural tourism adalah aktivitas wisata yang dilakukan wisatawan agar mendapatkan pesona seni atau budaya di dalam daerah atau tempat tertentu.
2. Recuperational tourism yaitu aktivitas wisata oleh wisatawan agar dapat menyembuhkan suatu penyakit yang dialami. Misalnya berendam di pemanian air panas Cangar.
3. Commercial tourism adalah aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan untuk melakukan perdagangan baik menarik wisatawan lokal atau luar negeri.
4. Sport tourism adalah aktivitas wisata yang dilakukan wisatawan agar dapat melihat kegiatan keolahragaan di daerah atau negara tertentu.
5. Political tourism adalah kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan agar dapat melihat sebuah periwistiwa atau sejaraj di sebuah negara yang berhubungan dengan peringatan tertentu.
Misalnya peringatan hari kemerdekaan, perayaan hari besar agama di negara tertentu.
2.2.2. Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata merupakan bentuk kegiatan dengan tujuan untuk memajukan daerah atau tempat yang perlu diperbaiki dengan memelihara dan juga menciptakan hal baru di dalamnya. Penyelenggaraan dari pengembangan daerah pariwisata tersebut agar memiliki daya tarik wisata yang lebih khususnya di bagi bangsa Indonesia agar dapat diketahui oleh masyarakat dalam atau luar, serta dapat dimanfaatkan potensinya secara maksimal dengan tetap menjaga kelestarian agar terhindar dari kerusakan- kerusakan alam. Dengan upaya pengembangan tersebut, maka daya tarik pariwisata dapat lebih baik.
Menurut Mulyadi (2010), pengembangan pariwisata dalam negeri telah digunakan agar dapat menanamkan jiwa nasionalisme,, dapat mengibarkan semangat kebangsaan juga nilai luhur, meningkatkan kualitas kebudayaan, memperkenalkan sejarah kepada masyarakat, meningkatkan minat remaja- remaja dalam menikmati keindahan alam yang ada di negara Indonesia.
Peningkatan atas kesadaran pariwisata di masyarakat dengan melalui pembinaan dan penyuluhan terhadap kelompok-kelompok pegiat kebudayaan, industri kerajinan, dan memperkenlkan budaya suatu daerah agar lebih dikenal oleh masyarakat lain.
Berdasarkan undang-undang nomor 10 Tahuu 2009 dijelaskan yaitu, pariwisata adalah elemen dari penyusunan nasional dan dilaksanakan dengan terstruktur, presisten, dan konsekuen pada nilai-nilai kelestarian dan norma di masyarkat. Bagian kelestarian flora dan fauna, serta warisan prasejarah, juga budaya dan seni yang dipunyai oleh negara Indonesia adalah modal dari pembangunan dan pengembangan pariwisata supaya mampu mendorong kesejahteraan dan kemajuan bangsa, dimana sesuai cita-cita pembukaan Undang – Undang Dasar Neagar Republik Indonesia Tauhn 1945. Nilai-nilai kepribadian bangsa yang mengarah pada kemajuan zaman, dengan menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, norma serta ketertiban umum untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan agar dapat mewujudkan wawasan nusantara.
Asas perikehidupan dan keseimbangan alam merupakan upaya penyelenggaraan pariwisata tidak hanya memberikan manfaat secara ekonomi, namun dapat meningkatkan kehidupan sosial dan mempererat hubungan antar manusia sebagai upaya peningkatan kehidupan berbangsa yang merupakan bagian dari masyarakat dunia. Pengembangan kepariwisataan yang dimaksud sebagai bentuk daya tarik wisata yang dimiliki bangsa Indonesia.
Komponen 4A
Perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan untuk menuju Daerah Tujuan Wisata (DTW) memprioritaskan kerpeluan dan juga jasa yang harus dipersiapkan mulai dari kedatangan wisatawan hingga mereka balik menuju daerah asalnya. kegiatan pariwisata tersebut berkaitan erat dalam kegiatan individu di setiap harinya. Kita membutuhkan kebutuhan seperti makan dan mnium, lalu beristirahat di tempat yang layak. Pun demikian dengan wisatawan yang membutuhkan hal sama tersebut. Maka, untuk memenuhi kebutuhan diatas, dalam tempat wisata perlu disediakan sebagai penunjang dengan dukungan komponen utama yang didapati dengan sebutan
“Komponen 4A” yakni, a) Atraksi (actraction), b) Faslitas (amenities), c) Pendukung (acces), d) Pelayanan Tambahan (ancillary service). Penjelasan dari komponen tersebut dijelaskan seperti :
1) Atraksi (Attraction)
Atraksi adalah elemen nan penting agar menarik pengunjung.
Terdapat banyak argument tentang wisatawan untuk datang ke daerah wisata. kebanyakan mereka ingin memandang keindahan alam, menengok aktivitas dari masyarakat sekitar, melihat adat yang khas, dan juga mendalami sejarah yang ada di tempat itu. Yang utamanya, pengunjung yang berkunjung agar menikmati sesuatu nan baru, yang belum ditemukan di kehidupan sehari-hari mereka.
Atraksi juga disebut sebagai daya tarik dan objek pariwisata yang menjadi primadona pengunjung. Dalam tempat dan daerah bisa dikatakan tujuan pariwisata jika memiliki keadaan yang baik, maka terdapat suatu proses pengembangan menuju atraksi pariwisata. Yang akan membentuk atraksi pariwisata adalah sumber kepariwisataan (tourism resource). Daya tarik wisata (attraction) memiliki modal atraksi untuk dapat menarik wisatawan untuk berkunjung, yakni :
a) Daya tarik wisata alam (natural resources); adalah atraksi dengan basis kendahan, keunikan yang sudah ada atau tersaji
dari alam itu sendiri, bagaikan pegunungan beserta keindahan flora dan fauna, laut dengan aneka kekayaan ikan, terumbu karang, sungai dengan kedasyatan debit airnya, pantai dengan pasir putih juga pemandangan sunset, sunrise, coban atau air terjun beserta pemandangan ketinggiannya.
b) Daya tarik wisata budaya; daya tarik tersebut bisa dimanfaatkan sebagai karya atau hasil ciptaaan oleh manusia, hal tersbut dikembangkan dan diwujudkan seperti dalam bentuk warisan sejarah, warisan adat, juga nilai adat dan sejarah yang hingga sekarang masih tetap ada pada kehidupan masyarakat seperti upacara adat, pertunjukan seni sastra, patung, dan rupa. Selain itu terdapat daya tarik lainya yang dimiliki masyarakat di suatu daerah. Daya tarik pariwisata budaya di Indonesia seperti : Situs (peninggalan budaya bercorak bangunan, objek, wilayah, desain bangunan), mseum, kawasan dari kota lama, dan festival seni.
2) Fasilitas (Amenities)
Pengertian dari layanan adalah wujud infrastruktur atau alat yang disediakan kepada pengunjung disaat berwisata. Hal tersebut sangat penting dalam DTW karena setiap pengunjung membutuhkannya yang semacam: tempat menginap (akomodasi), tempat makan atau warung makan, jasa transportasi, lalu infrastruktur
a) Usaha Penginapan
Akomodasi merupakan wadah untuk pengunjung agar dapat beristirahat atau menginap sementara waktu di tempat pariwisata yang dituju. Sarana akomodasi yang nyaman adalah ditunjang dengan keadaan tidak kotor, rapi, berserta penyajian yang bagus, biaya yang pantas dengan penyajian yang ada, lalu lokasi yang tidak sulit dijangkau dari tempat pariwisata. bagian dari akomodasi sendiri terdari berbagai macam seperti :
a. Hotel
Hotel adalah tempat bermalam dimana memiliki banyak sarana serta service hidangan, jasa pribadi untuk keperluan dari kamar berbagai kelas, jasa titip dan juga membawa barang wisatawan, memiliki usaha pencuci pakaiann (laundry), selain itu hotel juga menyediakan layanan tambahan seperti sarana olahraga (kolam renang, gymnastic, lapangan tenis, billiard, dan lain-lain), sarana bermain untuk anak. Klasifikasi dari hotel bisa ditonton dari letak, total kamar, tingkatan, dan tempat penunjang lain untuk kegiatan tamu hotel pada saat menginap.
kategorisasi tersebut memiliki simbiol yaitu (*), yang berurutan dari hotel dengan bintang satu lalu yang paling mewah ialah hotel bintang lima. Dengan banyaknya bintang yang dimiliki maka akan semakin banyak fasilittas dan layanan yang dimiliki hotel tersebut.
b. Vila
Vila adalah penginapan atau rumah pribadi yang digunakan (sewa) untuk menginap. Tamu yang menyewa akan dapat menggunakan rumah dan pemilik dari rumah tersebut tidak berada dalam vila tersebut c. Homestay
Homestay adalah bentuk penginapan popular pada daerah kota dan juga daerah pedesaan di Indonesia, di dalam homestay menyediakan layanan berupa penyewaan rumah tinggal sebagai tempat menginap, juga makanan dan minuman Berbeda dengan Vila, homestay yang disewa oleh tamu akan berdampingan atau berdiam bersama pemilik tersebut. keuntungan dalam homestay ialah tamu akan mendapat kesempatan berkenalan dengan anggota keluarga dan dapat
mengetahui tentan alam dan budaya yang ada di lingkungan tersebut yang terpenting jika pemilik mempunyai wawasan dari hal itu.
d. Guest house
Guest house merupakan bentuk penginapan nan memiliki bangunan menyerupai rumah biasa, namun berbeda dengan vila maupun homestay, di dalam guest house tersebut mempunyai sarana utama seperti kamar lalu hidangan, dengan tidak ada sarana yang lain.
e. Perkemahan
berbeda dari penginapan yang lain, kamp adalah bentuk penginapan dengan berada di alam terbuka, atau pengunjung dapat bermalam dengan tidur di dalam tenda.
b) Usaha Makanan dan Minuman
Hidangan adalah bagian penting bagi wisatawan pada saat berada di daerah tujuan wisata. Usaha tersebut diantaranya restoran, café, dan warung. Pengunjung sulit jika belum menemukan sarana tersebut di tempat wisata. Dengan adanya usaha tersebut, wisatawan dapat memenuhi kebutuhan makanan atau minuman.
Makanan dan minuman memiliki pengaruh yang khas bagi pengunjung. Potensi pengunjung yang berminat dengan mengicipi olahan hidangan disana, namun tak jarang juga pengunjung berkunjung ke daerah pariwisata cuma agar bisa merasakan kelezatan hidangan khas daerah tersebut yang mana dengan hal itu berpotensi untuk mengenalkan olahan makanan lokal ke wisatawan luar daerah. Yang harus diperhatikan dari olahan hidangan ialah variasi juga jenis makanan dan minuman yang diberikan, kualitas dari olahan, dan kebersihan makanan dan minuman tersebut.
c) Transportasi dan Infrastruktur
Wisatawan membutuhkan bentuk transportasi baik transportasi darat, laut, udara agar sampai ke tujuan pariwisata tersebut. Seperti agar mencapai pulau Nusa Penida, wisatawan harus menaiki pesawat untuk turun di Pulau Bali, dilanjutkan perjalanan darat untuk menuju daerah penyebrangan dan diteruskan menaiki kapal agar sampai ke Nusa Penida.
Tersedianya alat tranportasi merupakan faktir penting dari kegiatan wisata.
Kompoonen penting lain ialah infrastruktur dimana penunjang tersebut sangat memperlancar dan mendukung proses aktivitas wisata yang ada seperti : jalan, fasilitas air yang bersih, listrik, pengelolaan limbah. Tetapi tidak semua tempat mempunyai materi tersebut. Infrastruktur erat kaitannya dengan sarana dan prasarana. Mengingat hubungan dari keduanya jelas pembangunan prasarana perlu diutamakan ketimbang sarana.
Prasarana sendiri diberikan bersamaan untuk membangun sarana pariwisata, ibarat prasarana pada daerah Nusa Dua.
Prasarana umum merupakan fasilitas yang digunakan oleh masyarakat umum atau wisatawan seperti jalan dan pembangunan atau tranportasi. Sarana dari angkutan transportasi yang menggunakan jalan juga bagian dari prasarana perhubungan lain.
3) Aksesibilitas (Acces)
Akses seperti pintu utama atau jalan masuk penting menuju lokasi tujuan pariwisata adalah komponen diperlukan di aktivitas pariwisata.
Terminal, stasiun, bandara, dan seluruh bagian bentuk transportasi merupakan bagian dari akses utama pada daerah wisata. Selain itu, akses diidentifikasikan sebagai upaya untuk mendapatkan kemudahan dalam bergerak dari satu daerah menuju daerah yang lain. Jika tidak ada
kemudahan akses, maka tidak ada pariwisata itu sendiri. Terdapat faktor – faktor yang terkait dengan transferibilitas, seperti :
a) Konektivitas antar daerah yang terbentuk dengan baik.
Konekvitias tersebut memiliki kaitan dengan perjalanan wisata dengan motif dari kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan. Jika di daerah wisata terdapat wisatawan yang memiliki motif untuk melakukan perjalanan tertentu untuk mencapai daerah tersebut sedangkan di daerah lain memiliki atraksi yang lain, maka wisatawan akan menuju daerah yang lain untuk menikmati atraksi wisata yang berada di daerah berbeda. Konektivitas tersebut sebagai komplemen atau pelengkap antar daerah.
b) Tidak ada penghambat atau halangan yang merintangi wisatawan saat melakukan perjalanan
c) Tersedianya sarana angkutan atau transportasi lokal (seperti ojek lokal, atau angkutan umum ke daerah lain)
4) Pelayanan tambahan (ancillary service)
Pelayanan tambahan maupun layanan tambahan perlu diberikan bagi pemerintah daerah atau di tempat pariwisata, baik untuk pelaku wisata maupun wisatawan itu sendiri. Pelayanan yang dimaksud seperti: layanan penjualan, pembentukan bangunan (listrik, telepon, jalan, rel), serta segala macam aktivitas yang ada di tempat daerah tujuan pariwisata.
Kita tahu wisatawan membutuhkan penjelasan pada Tourism Information Center (TIC), yang seperti keterangan atau secara tulisan dicetak yaitu brosurm leaflet, poster, bacaan, dll. Upaya yang lain seperti pemandu wisata. pemandu sendiri harus memahami informasi tentang lokasi pariwisata tempat ia bekerja. Pengetahuan mengenai pelayanan harus ditekankan, karena prawusaji bukan sekedar menyajikan keterangan kepada wisatawan, namun mereka kemudian
bisa menghimbau wisatawan agar memandang budaya setempat lalu menjaga kelestarian alam. Jasa pemandu wisata tergantung di lokasi pariwisata, bertambah jauh tempat wisata, maka pramusaji tersebut akan berkurang atau tidak ada. Walau begitu wisatawan dapat memaklumi hal tersebut karena mereka sudah mempersiapkan dengan kondisi yang ada di lapangan sendi