• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini berbicara tentang Sumber Daya Manusia (SDM) tidak bisa dipukul rata, karena SDM kali ini terbagi dalam beberapa generasi. Seperti yang dapat diketahui beberapa generasi sudah diperkenalkan dalam beberapa literatur. Untuk Tahun kelahiran 1965-1980 termasuk dalam generasi X (Schoch, 2012). Generasi ini dimulai setelah berakhirnya generasi Baby Boomer, di zaman generasi X sudah tidak terjadi perang, dan pada generasi X juga biasa dikenal dengan generasi modern. Generasi modern ini ditandai dengan awal munculnya teknologi PC (Personal Computer), video games, TV kabel dan internet. Generasi X merupakan kelompok yang berusaha dalam hal suatu pekerjaan dan tanggung jawab kepada keluarganya (Keepnews et al., 2010). Tahun kelahiran 1981 – 1994 termasuk dalam generasi Y (Hillman, 2013) pada generasi Generasi Y atau yang sering disebut generasi millenial atau milenium ini muncul secara bersamaan dengan era teknologi yang sudah semakin canggih. Kelompok ini adalah salah satu generasi yang paling mengerti dalam hal teknologi dalm suatu organisasi (Schoch, 2012). Dengan adanya peristiwa-peristiwa latar belakang kehidupan manusia yang sudah ada dalam rentan waktu tertentu, hal ini dapat menimbulkan prespektif yang berbeda dalam setiap generasi (Inglehart, 2007). Jikalau suatu organisasi ingin lancar dalam melaksanakan pekerjaanya, perlunya memahami prespektif yang dimiliki dalam setiap generasi sehingga dapat mengarahkan dan memimpin karyawannya sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya.

Supaya dapat memahami prespektif yang dimiliki setiap generasi, pertama akan melihat perspektif yang dimiliki oleh karyawan generasi X. Jika dilihat dari keloyalitasan, karyawan generasi X memiliki tingkat keloyalitasan yang tinggi daripada karyawan generasi Y (Kodatt, 2009). Karyawan generasi X lebih menyukai komunikasi yang lebih konvensional dengan cara bertatap

(2)

2

muka, dibandingkan menggunakan teknologi. Karyawan generasi X menyukai tipe kepemimpinan yang otoritatif, karena karyawan generasi X merupakan kelompok generasi yang lebih mementingkan diri sendiri. (Clare, 2009)

Jika ditinjau dalam hal keterampilan, karyawan generasi X mempunyai ketrampilan dalam mempelajari pengetahuan yang baru dan mampu untuk mengevaluasi diri sendiri, tidak egois dalam hal pekerjaan, mempunyai motivasi bekerja yang cukup tinggi, memliki sifat mandiri saat dalam hal bekerja, dan memiliki loyalitas yang cukup tinggi dalam suatu perusahaan ( Ahmad Nurizki Rifaie, 2014). Lalu jika dilihat dari makna dalam hal suatu pekerjaan, karyawan generasi X tidak terlalu memaknai pekerjaanya, karena pekerjaan hanyalah merupakan suatu kewajiban untuk menjalani kehidupan.

Namun jika di tinjau dalam sisi kekreativitasan, seseorang karyawan generasi X adalah karyawan yang kurang kreatif. Karena karyawan generasi X lebih senang dalam melalukan pekerjaan dengan pola yang sudah ada.

Beralih dengan karyawan generasi Y, karyawan generasi Y adalah kelompok yang pemalas dan tidak loyal dalam suatu pekerjaan atau terhadap organisasi (Weingarten, 2009). Karyawan generasi Y menyukai seorang pemimpin yang dapat melibatkan bawahannya dan mampu terbuka terhadap karyawannya. Karyawan generasi Y juga cukup selektif dalam hal menentukan pilihan pekerjaannya. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih mulai dirasakan oleh karyawan generasi Y, karyawan generasi Y lahir dalam era globalisasi dan sangat mudah untuk mengakses informasi daripada generasi-generasi sebelumnya (Ahmad Nurizki Rifaie, 2014). Sehingga karyawan generasi Y lebih menyukai tipe komunikasi yang menggunakan teknologi modern. Selain dapat dengan mudah dalam mendapatkan akses terhadap informasi karyawan generasi Y juga dapat dengan mudah terhubung satu sama lain di seluruh dunia. Walaupun karyawan generasi Y dianggap terlalu tergantung dengan teknologi, namun karyawan generasi Y juga tak segan bekerja berjam-jam apabila diberi akses teknologi yang dapat memudahkan dalam pekerjaan tersebut. Karyawan

(3)

3

generasi Y adalah karyawan yang kreatif dan memiliki motivasi yang tinggi.

Maka dari itu seorang pemimpin harus bisa memanfaatkan hal tersebut agar karyawan generasi Y dapat bekerja dengan maksimal. Dari beberapa penjabaran diatas terdapat beberapa perbedaan prespektif dari karyawan generasi Y maupun generasi X. Supaya mendapatkan hasil yang maksimal dalam suatu pekerjaan, seorang pemimpin Generasi X harus memiliki hubungan kerja yang baik dengan karyawan generasi Y tersebut.

Sejauh ini studi-studi terdahulu sudah banyak membandingkan perbedaan sikap kerja dan perilaku kerja antara karyawan generasi X dan generasi Y. Namun pada kenyataannya di dalam organisasi untuk dalam hal pekerjaan, maka selalu ada pimpinan dan bawahan. Penting juga untuk melihat bahwa bagimana kerjasama yang dilakukan antara seorang pemimpin yang generasinya berbeda dengan bawahannya. Sedangkan studi-studi terdahulu belum ada yang mengarah kepada hal ini, seperti penelitian

“Analisis Pengaruh Ekspertasi Kerja Generasi X Dan Generasi Y Terhadap Efektifitas Strategi Rekrutmen Di PT. Samudera Indonesia” (Alfida, 2013) dan “Strategi Pengelolaan Generasi Y di Industri Perbankan” (Irving Luntungan et al, 2014). Studi-studi yang terdahulu lebih banyak memandang perbedaan dan cara memaksimalkan kinerja sesama karyawan, akan tetapi belum atau jarang sekali penelitian yang membahas bagaimana seorang manajer bekerja sama dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan karyawannya yang berbeda generasi. Seperti penjabaran diatas, terdapat banyak perbedaan-perbedaan prespektif antar karyawan tentunya dalam hubungan antara manajer generasi X dengan karyawan generasi Y, maka akan mungkin juga muncul beberapa masalah. Maka dari itu perbedaan- perbedaan antar manajer generasi X dan karyawan generasi Y penting untuk diteliti. Karena seorang pimpinan harus bisa memimpin dan mengarahkan bawahannya. Jikalau orientasi antara manajer generasi X dan karyawan generasi Y berbeda maka dapat menimbulkan masalah.

Penelitian ini akan dilakukan di PD BPR BKK Ungaran. Dikarenakan PD BPR BKK Ungaran sedang berkembang dan banyak fresh graduated atau

(4)

4

lulusan muda yang kemudian masuk kedalam PD BPR BKK Ungaran. Dan juga terdapat jenjang-jenjang dimana pimpinan sektor perbankan itu tergolong kedalam generasi X. Oleh karena itu, penelitian ini akan diambil di PD BPR BKK Ungaran.

Berdasarkan latar belakang yang diatas, peneliti ingin meneliti tentang Perilaku Kerja Generasi Y Menurut Pimpinan Generasi X di PD BPR BKK Ungaran Jawa Tengah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Perilaku Kerja Generasi Y Menurut Pimpinan Generasi X di PD BPR BKK Ungaran

2. Permasalahan apakah yang dihadapi oleh pimpinan generasi X dalam bekerja dengan karyawan generasi Y ?

3. Bagaimana seorang pimpinan generasi X menyikapi permasalahan- permasalahan dengan karyawan generasi Y ?

1.3 Tujuan Penelitian

1 Untuk menggambarkan Perilaku Kerja Generasi Y Menurut Pimpinan Generasi X di PD BPR BKK Ungaran

2 Untuk menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan generasi X dalam bekerja dengan karyawan generasi Y ?

3 Untuk menjelaskan seorang pimpinan generasi X untuk menyikapi permasalahan-permasalahan hubungan kerja dengan karyawan generasi Y ?

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis

1. Dapat memberikan gambaran empiris, khususnya tentang perilaku kerja seorang pimpinan generasi X yang berpresepsi terhadap karyawan generasi Y dalam hal pekerjaanya.

(5)

5 Manfaat Praktis

1. Memberikan masukan kepada pimpinan generasi X tentang karyawan generasi Y.

2. Memberikan masukan kepada karyawan generasi Y, bagaimana karyawan generasi Y dipandang oleh pimpinan generasi X, sehingga memberikan gambaran dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

(6)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Generasi X

Generasi X muncul setelah berakhirnya generasi Baby Boomer, generasi X muncul pada tahun kelahiran 1965-1980. Tahun generasi X lahir disaat awal dari penggunaan Personal Computer (PC) (Schoch, 2012). Fokus dari definisi tersebut merupakan bahwa generasi X lahir bersamaan dengan awal muncul nya sebuah teknologi.

Dalam definisi lain generasi X merupakan generasi yang memiliki pendidikan, dewasa dalam usia yang masih muda, dan merupakan generasi yang bertanggung jawab (Kowske, et.al., 2010). Fokus dari definisi ini generasi X adalah orang yang memiliki pendidikan tinggi yang membuat mereka menjadi dewasa dan bertanggung jawab.

Generasi X merupakan generasi yang dapat menghargai karir, generasi X lebih berorientasi terhadap kebutuhan individu daripada organisasi tempat mereka bekerja, dan generasi yang tidak menyukai dengan aturan ( Clare, 2009). Fokus dari definisi tersebut generasi X ini generasi yang tidak memikirkan orang lain dan tidak menyukai sebuah aturan.

Dari ketiga definisi tersebut menekankan tidak ada persamaan. Yaitu generasi X adalah generasi yang lahir pada tahun 1965 sampai dengan tahun 1980, generasi X lahir bersamaan dengan teknologi, memiliki pendidikan tinggi yang membuat mereka menjadi lebih dewasa, bertanggung jawab, tidak memikirkan orang lain dan tidak menyukai sebuah aturan.

Generasi Y

Generasi Y muncul pada tahun 1980-2000, generasi Y memiliki sikap optimis, percaya diri, gemar bekerja sama secara tim, dan merupakan generasi

(7)

7

yang pintar (Hillman, 2013). Fokus pada definisi ini adalah generasi Y memiliki sikap optimis, kepercayaan diri dan senang bekerja secara berkelompok.

Kelompok generasi Y mampu menjadi apa saja yang kelompok Y inginkan, generasi Y senang dengan hal-hal yang praktis, menyukai pekerjaan yang menantang, kreatif dan merupakan generasi yang menyenangkan ( Raines, 2002). Fokus pada definisi ini adalah generasi Y merupakan generasi yang memilki kepercayaan diri yang tinggi untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan dengan pekerjaan yang menantang dan kekreatifitasannya.

Namun ada literatur lain yang mengungkapkan bahwa generasi Y tergolong ke dalam kelompok yang pemalas dan tidak loyal dalam suatu pekerjaan yang diberikan pada suatu organisasi (Weingarten, 2009). Fokus pada definisi ini menekankan bahwa generasi Y tidak setia dan pemalas dalam melakukan pekerjaanya.

Dari kedua definisi tersebut menekankan adanya hal yang sama, namun ada literatur yang mengungkapkan sisi negatif dari generasi Y, yaitu generasi Y adalah generasi yang lahir pada tahun 1980-2000 yang memiliki kepercayaan diri dan memiliki tingkat optimis yang tinggi sehingga dapat mewujudkan yang mereka inginkan. Selain itu generasi X juga merupakan generasi yang kreatif dan menyukai pekerjaan yang menantang. Akan tetapi generasi Y juga termasuk dalam golongan yang tidak setia dan pemalas dalam melakukan pekerjaanya dalam suatu organisasi.

Konsep Berbagai Prespektif Dari Generasi X dan Y Nilai Individu

Nilai individu merupakan sebuah keyakinan yang megarahkan pada sebuah sikap atau perilaku untuk mendapatkan sebyah tujuan akhir yang diinginkan oleh seseorang yang digunakan sebagai sebuah prinsip atau standar dalam hidup (Rokech 1973). Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah prespektif kreativitas, dan kedisiplinan.

(8)

8

Tabel 1. Tabel Nilai Individu

Nilai Individu Generasi X Generasi Y

Kreatifitas Kurang memiliki kreatifitas, karena cenderung melakukan pola yang sudah ada (Nambiyar, 2014)

Memiliki kreatifitas dan motivasi untuk meningkatkan kreatifitas (Shaw & Fairhurst, 2008)

Disiplin Kurang dalam hal kedisiplinan.

Karena bagi generasi X bekerja hanya sebagai kewajiban dalam menjalani hidup, dan orientasi yang paling utama adalah keluarga (Kourtis, 2007)

Sangat disiplin dalam suatu hal pekerjaan, dikarenakan makna pekerjaan bagi mereka sangat penting.

Bahkan dalam menentukan pekerjaan generasi Y sangat selektif (McGuire, BY, &

Hutchings, 2007)

Hubungan Kerja

Hubungan kerja merupakan sebuah kerja sama yang terjalin diantara pihak atau individu yang berada di dalam sebuah organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (kadarmo dkk, 2001). Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah loyalitas, cara berkomunikasi, tipe kepemimpinan.

Tabel 2. Tabel Hubungan Kerja Hubungan

Kerja Generasi X Generasi Y

Loyalitas Memiliki sedikit loyalitas kepada suatu organisasi namun memiliki loyalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi Y (Kodatt, 2009)

Tidak loyal pada suatu organisasi , Generasi Y memiliki kecenderungan keluar dari pekerjaan setelah satu tahun bekerja pada suatu

(9)

9

organisasi (Weingarten, 2009)

Cara

berkomunikasi

Lebih menyukai cara berkomunikasi dengan tatap muka atau secara langsung (Eisner, 2005)

Lebih menyukai cara berkomunikasi dengan menggunakan teknologi modern (Downing, 2006) Tipe

Kepemimpinan

Otoritatif, karena bagi generasi X kekuasaan adalah suatu hal yang sangat penting (Ericksoon, 2008)

Partisipatif, karena generasi Y menyukai pimpinan untuk dilibatkan dalam suatu pekerjaan (Kupperschmidt, 2000)

Sistem Kerja

Sistem kerja adalah kesatuan tata kerja atau sebuah sistem untuk memberikan arahan pekerjaan diliputi dengan prosedur kerja sehingga mendapatkan pola yang sesuai untuk meyelesaikan sebuah pekerjaan. (Chatab, 2007). Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah promosi, kompensasi, dan pengambilan keputusan.

Tabel 3. Sistem Kerja

Sistem Kejra Generasi X Generasi Y

Promosi Generasi X sangat menyukai dengan hal promosi di suatu jabatannya. Akan tetapi generasi X tidak menitikberatkan kepada sistem promosi yang cepat.

(Kodatt, 2009)

Dalam hal promosi jabatan, generasi Y menyukai promosi dengan cepat (Sudarmoyo, 2007)

Kompensasi Mendapatkan kompensasi dengan segera, memiliki

Ingin mendapatkan

kompensasi yang singkat dan

(10)

10

kecenderungan memiliki gaji yang lebih besar dan terlibat dalam pengambilan keputusan (Fessele, Kristin, 2009)

terus menerus (Shaw &

Fairhurst, 2008)

Pengambilan Keputusan

Gemar dalam pengambilan keputusan suatu hal yang ada pada suatu organisasi (Kowske, Rasch & Wiley, 2010)

Tidak dapat mengambil keputusan tanpa melibatkan orang lain untuk membantu mempertimbangkan suatu hal (Spears, 2015)

Permasalahan Antara Generasi X dan Generasi Y

Setiap kelompok generasi memiliki prespektif, gaya bekerja, dan ekspetasi yang berbeda-beda dalam hal suatu pekerjaan. Perbedaan tersebut dimulai dengan cara pandang yang berbeda antara generasi X dan generasi Y. Generasi X menganggap bahwa generasi Y merupakan orang yang pemalas, arogan, dan tidak loyal dalam suatu organisasi. Namun sebaliknya generasi Y menganggap generasi X sebagai orang yang kaku, membosankan, dan kurangnya wawasan. Dengan perbedaan sudut pandang tiap generasi memiliki potensi yang menimbukan suatu kesalahpahaman dan permasalahan (Sudjarwadi, 2012).

(11)

11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan jenis pengumpulan data dengan bertatap muka secara langsung dan melakukan sebuah interaksi dengan orang-orang di tempat penelitian tersebut (McMillan dan Schumacher 2003). Metode ini dipilih karena dengan menggunakan metode ini akan mendapatkan informasi tentang presepsi pimpinan generasi X terhadap karyawan generasi Y.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan langsung di kantor PD BPR BKK Ungaran. Terdapat alasan memilih lokasi tersebut karena terdapat pimpinan Generasi X dan karyawan Generasi Y. Dan dengan itu peneliti dapat memperoleh data yang dibutuhkan untuk penelitiannya.

3.3 Sumber Informasi

Sumber informasi dalam penelitian ini dipilih dikarenakan sesuai kebutuhan untuk mendapatkan tujuan penelitian yang ingin diraih. Maka dari itu sumber informasi yang pimpinan cabang PD BPR BKK Ungaran, hal ini dilakukan karena pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya. Berikut data dari pimpinan cabang PD BPR BKK Ungaran sebagai berikut :

Tabel 4. Data Karyawan PD BPR BKK Ungaran

Nama Usia Jabatan Jumlah Karyawan

generasi Y

Samsudin 51

Pimpinan Kantor

Pusat Operasional 12 Orang Sigit Dwi P 45 Pimpinan Kantor 12 Orang

(12)

12

Cabang Klepu Sri Kurniawati 46 Pimpinan Kantor

Cabang Bawen 6 Orang

Dondin Edo T 51 Pimpinan Kantor

Cabang Tuntang 8 Orang Joko Kustiono 44 Pimpinan Kantor

Cabang Bringin 6 Orang Agus Budiono 44 Pimpinan Kantor

Cabang Ambarawa 5 Orang Mashuri 46 Pimpinan Kantor

Cabang Banyubiru 7 Orang Ari Goentor D 46 Pimpinan Kantor

Cabang Jambu 6 Orang

Edy Sugiharto 44 Pimpinan Kantor

Cabang Bandungan 6 Orang Hernowo S 44 Pimpinan Kantor

Cabang Sumowono 8 Orang

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan yang digunakan adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan dengan tujuan suatu penelitian dengan cara melakukan tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara dan narasumber, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Sutopo, 2006:72). Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai pimpinan PD BPR BKK Ungaran.

3.5 Teknik Analisa

Analisis adalah sebuah tahapan akhir dari apa yang telah dilakukan selama ada di lapangan yang diikuti dengan pembuatan laporan

(13)

13

penelitian. Untuk menganalisa hasil data yang telah didapatkan melalui wawancara maka peneliti menganalisis data dengan beberapa tahapan, yaitu:

1. Menelaah semua data yang didapatkan dari wawancara.

2. Memilih data yang didapatkan setelah wawancara. Data tersebut dirangkum, lalu dipilih hal-hal yang penting, dan dicari sesuai yang diinginkan.

3. Menyajikan data, dalam bentuk sebuah uraian, bagan, tabel, dan sebagainya.

4. Yang terakhir adalah menarik kesimpulan dan saran berdasarkan data yang telah tersedia.

(14)

14

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Responden

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap kerja dan perilaku kerja yang dimiliki oleh karyawan generasi Y menurut pandangan dari pimpinan generasi X dari PD BPR BKK Ungaran. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan pimpinan generasi X yang khususnya bekerja di PD BPR BKK Ungaran. Adapun profil dari pimpinan generasi X PD BPR BKK Ungaran yang akan menjadi sumber informasi sebagai berikut.

3.1.1 Profil Generasi X

Generasi X muncul setelah berakhirnya generasi Baby Boomer, generasi X muncul pada tahun kelahiran 1965-1980. Tahun generasi X lahir disaat awal dari penggunaan Personal Computer (PC) (Schoch, 2012). Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017, sehingga usia generasi X saat ini berkisar dari 37 hingga 52 tahun. Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan jumlah responden sebanyak 10 orang. Seluruh responden ini adalah seluruh Pimpinan Cabang dari PD BPR BKK Ungaran.

3.2 Hasil Penelitian

3.2.1 Persepsi Karyawan Generasi Y Menurut Pimpinan Generasi X Nilai Individu

 Kreatifitas

Tabel 5. Tabel Kreativitas

Bapak Ari “Seperti karyawan saya Edo, Kirana, dan Arbais yang termasuk dalam karyawan generasi Y mereka memiliki tingkat kekreatifitasan yang lebih dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Selain itu akan lebih kreatif dalam hal

(15)

15

dunia pekerjaan jika karyawan tersebut sesuai dengan pendidikan sebelumnya”

Ibu Sri Kurniawati “Seperti yang dilakukan oleh Indri, Yudi, Ian, dan si Icak yang merupakan dari karyawan saya yang generasi Y. Mereka memiliki tingkat kekreatifitasan yang lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kekreatifitasan yang dimiliki oleh karyawan tersebut diperoleh dengan adanya sistem pendidikan yang lebih baik dan ditunjang dengan teknologi yang semakin maju”

Bapak Joko “Menurut saya selama saya bekerjasama merupakan karyawan yang kreatif. Terlihat saat mereka memiliki inisiatif dan selalu memberikan saran yang kreatif selama berjalannya suatu rapat”

Bapak Sigit “Merupakan generasi yang memiliki tingkat kekreatifitasan. Karyawan generasi Y selalu dapat memberikan saran-saran yang kreatif saat berjalannya suatu rapat”

Bapak Edy “Seperti halnya yang dilakukan oleh Defi dan Bangun yang dapat diambil contoh bahwa karyawan generasi Y memiliki kreatifitasan”

“hal itu dapat saya katakan karena karyawan generasi Y merupakan karyawan yang memiliki pendidikan yang cukup dan termasuk dalam usia yang produktif dan saat rapat pun selalu memberikan saran”

Bapak Hernowo “Selama saya bekerja generasi tersebut merupakan karyawan yang memiliki inovasi dan kekreatifitasan. Dalam mengerjakan pekerjaannya mereka tidak monoton. Selain itu karyawan

(16)

16

generasi Y juga kreatif dengan keahlian teknologi yang ia miliki, sehingga dapat membantu pekerjaanya”

Bapak Agus “karyawan generasi Y termasuk karyawan yang kreatif. Karyawan generasi mampu memberikan saran-saran yang kreatif”

“seperti yang dilakukan oleh Afif, Rahma, dan Dani mereka selalu aktif memberikan saran saran yang kreatif selama berjalannya rapat”

Bapak Mashuri “kekreatifitasan yang dimiliki oleh karyawan dari generasi Y bisa dibilang baik. Disaat berjalannya suatu rapat, karyawan mereka itu selalu meberikan usulan yang kreatif.”

Bapak Samsudin “Kekreatifitasan yang dimiliki oleh karyawan generasi Y baik”

“saat karyawan generasi Y saya jadikan panitia dari tamades kantor, mereka berusaha memberikan usulan-usulan kreatif untuk mendukung acara tersebut”

Bapak Edo Tritoto “Karyawan saya yang tergolong dari generasi Y.

Mereka memiliki inisiatif untuk menyampaikan kekreatifitasannya dengan memberikan masukan atau saran kepada pimpinan”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PD BPR BKK Ungaran, menyatakan bahwa karyawan generasi Y memiliki tingkat kekreatifitasan yang lebih tinggi daripada generasi-generasi sebelumnya.

Karyawan generasi Y selalu memiliki inovasi-inovasi yang baru dan dapat memberikan saran-saran yang kreatif. Selain itu saat berjalannya suatu rapat, karyawan generasi Y selalu dapat memberikan ide-ide yang kreatif.

(17)

17

Karyawan generasi Y memiliki tingkat kekreativitasan yang lebih baik daripada karyawan generasi sebelumnya di karenakan karyawan generasi Y memiliki pendidikan yang cukup dan memiliki sistem pendidikan yang lebih baik dan ditunjang dengan teknologi yang semakin maju daripada karyawan sebelumnya. Selain itu, tingkat kekreatifitasan yang dimiliki oleh karyawan generasi Y akan bertambah apabila hal yang dikerjakan sesuai dengan dunia pendidikan karyawan generasi Y tersebut. Pimpinan generasi X selalu memberikan kesempatan dan selalu memberikan dorongan terhadap karyawan generasi Y untuk selalu mengembangkan kreatifitasannya.

 Kedisiplinan

Tabel 6. Tabel Kedisiplinan

Bapak Ari “Termasuk karyawan yang memiliki pendidikan yang baik sehingga memiliki kedisiplinan dan atitude yang cukup baik”

“contohnya seperti halnya yang dilakukan karyawan saya mereka selalu berngkat tepat waktu dan bekerja dengan maksimal”

Ibu Sri Kurniawati “Selama saya bekerja dengan mereka, untuk tingkat kedisiplinannya, mereka merupakan karyawan yang disiplin. Selain itu juga memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja”

Bapak Joko “Mereka merupakan karyawan yang memiliki tingkat kedisiplinan yang baik. Selalu tepat waktu saat berangkat kantor dan selalu disiplin dengan waktu”

Bapak Sigit “Termasuk karyawan yang memiliki kedisiplinan dalam bekerja. Selalu berangkat dan pulang dengan tepat waktu”

Bapak Edy “Mereka termasuk karyawan yang memiliki tingkat

(18)

18

kedisiplinan yang baik. Selalu tepat waktu dalam bekerja, dan disiplin melakukan pekerjaan- pekerjaannya”

Bapak Hernowo “termasuk dalam karyawan yang disiplin waktu dan memiliki semangat dalam hal bekerja”

“seperti contohnya, mereka selalu datang tepat waktu dan menyelesaikan tugasnya dengan baik”

Bapak Agus “Mereka merupakan karyawan yang disiplin dalam mengerjakan pekerjaanya. Selain itu, karyawan generasi Y juga memiliki semangat dalam bekerja.

Bapak Mashuri “Mereka selalu disiplin bila diberi tanggung jawab pekerjaan. Jika berangkat kerja, karyawan generasi Y selalu datang tepat waktu. Selain itu dalam melakukan pekerjaanya, mereka selalu mengerjakannya dengan semangat”

Bapak Samsudin “termasuk generasi karyawan yang memiliki kedisiplinan dalam melakukan pekerjaanya. Selain itu mereka memiliki semangat yang lebih tinggi daripada karyawan generasi lainnya”

Bapak Edo Tritoto “Ya, mereka memiliki kedisiplinan yang baik selama mereka bekerja, karena mereka tepat waktu saat berangkat kerja dan semangat dalam bekerja”

Setelah melakukan wawancara dengan Pimpinan PD BPR BKK Ungaran, menurut pimpinan tersebut dalam segi kedisiplinan karyawan generasi Y memiliki sikap yang disiplin selama bekerja, baik dalam disiplin kerja maupun dalam disiplin waktu. Selain itu, selama bekerja karyawan generasi Y selalu memilki semangat yang tinggi saat melakukan pekerjaannya ditambah lagi dengan skill dan pengetahuan tentang teknologinya yang sangat membantu setiap cabang PD BPR BKK Ungaran tersebut.

(19)

19 Hubungan Kerja

 Loyalitas

Tabel 7. Tabel Loyalitas

Bapak Ari “karyawan-karyawan yang tergolong dalam generasi Y memiliki cukup tingkat loyalitas dalam hal dunia kerja”

Ibu Sri Kurniawati “Untuk tingkat keloyalitasan mereka memiliki tingkat loyalitas yang baik, dikarenakan karyawan generasi Y memiliki tanggung jawab untuk bekerja”

Bapak Joko “karyawan generasi Y cukup loyal terhadap suatu instansi. bertanggung jawab dengan pekerjaanya.

Dengan adanya perarturan yang ketat dari kantor pusat, dapat mengurangi karyawan yang berpindah-pindah pekerjaan”

Bapak Sigit “Mereka merupakan karyawan yang memilki tingkat keloyalitasan yang baik terhadap tempat bekerja dan pimpinanya.”

Bapak Edy “Mereka termasuk dalam karyawan yang loyal.

Namun jika kejenuhan itu mulai muncul, kantor pusat mengadakan rolling pegawai supaya tidak muncul atau terjadi kejenuhan yang dimiliki oleh karyawan generasi Y”

Bapak Hernowo “karyawan generasi Y loyal terhadap kantor. Jika kejenuhan yang dialami karyawan generasi Y muncul, kantor pusat sudah menerapkan beberapa aturan-aturan selain itu kantor pusat juga mengadakan promosi atau mencari solusi-solusi yang terbaik.”

Bapak Agus “Saat mereka bekerja atau masuk di BPR BKK Ungaran, mereka sudah ditanamkan jiwa yang

(20)

20

harus loyal pada perusahaan. Sehingga tingkat kebosanan yang dimiliki oleh karyawan generasi Y dapat dikurangi.”

Bapak Mashuri “Mereka termasuk dalam golongan karyawan yang cukup loyal. Akan tetapi harus selalu mencari solusi supaya karyawan generasi Y tidak jenuh”

Bapak Samsudin “cukup loyal, karena PD BPR BKK Ungaran menetapkan budaya kerja yang baik dan tingkat mutasi yang cukup tinggi”

Bapak Edo Tritoto “karyawan generasi Y termasuk loyal kepada PD BPR BKK Ungaran. Dikarenakan di kantor tersebut sudah menanamkan budaya yang nyaman saat berada di kantor. Selain itu karyawan generasi Y sudah memilki kesadaran bahwa mencari pekerjaan lain cukup susah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang di PD BPR BKK Ungaran, karyawan generasi Y memiliki perilaku yang loyal terhadap pekerjaanya. Karyawan generasi Y sekarang sudah memiliki tanggung jawab yang besar, memiliki kesadaran bahwa mencari pekerjaan lain cukup susah, selain itu PD BPR BKK Ungaran juga menerapkan budaya kerja yang nyaman dan tingkat mutasi yang tinggi. Sehingga dengan hal itu dapat mengurangi kejenuhan di setiap karyawannya.

 Cara Berkomunikasi

Tabel 8. Cara Berkomunikasi

Bapak Ari “Dalam hal berkomunikasi mereka lebih berpendidikan dan lebih berbobot dibandingkan dengan generasi-generasi lainnya. Lalu cara berkomunikasi yang di sukai oleh mereka adalah dengan menggunakan media atau mengandalkan

(21)

21

teknologi yang dikuasainya”

Ibu Sri Kurniawati “mereka dalam hal berkomunikasi sangat baik, sangat berpendidikan, sopan. Hal itu dapat terjadi karena pendidikan yang baik selama mereka menuntut ilmu”

Bapak Joko “Dalam berkomunikasi, pimpinan dan karyawan generasi Y berjalan dengan baik. Pimpinan membuat group kantor cabang supaya komunikasi tetap berjalan dengan baik”

Bapak Sigit “Dalam berkomunikasi, mereka merupakan karyawan yang memilki pengetahuan dan karakter dalam berkomunikasi”

Bapak Edy “Dengan keahlian yang mereka kuasai dalam hal teknologi, cara berkomunikasi pimpinan sangat terbantu dengan keahlian yang dimiliki tersebut”

Bapak Hernowo “Dalam hal berkomunikasi, mereka dapat berkomunikasi dengan baik, karena memiliki pendidikan yang baik”

Bapak Agus “Mereka memiliki cara berkomunikasi yang baik, seperti lebih berbobot dan berpendidikan daripada karyawan generasi lainnya”

Bapak Mashuri “saat mereka melakukan komunikasi dengan saya, karyawan generasi Y selalu sopan terhadap pimpinan dan dapat menempatkan diri dengan baik”

Bapak Samsudin “Termasuk generasi lebih berbobot daripada karyawan lainnya dalam hal berkomunikasi. Selain itu dengan adanya kemampuan dalam teknologi yang dimilikinya, pimpinan sangat terbantu. seperti dengan adanya group WA atau E-mail”

(22)

22

Bapak Edo Tritoto “Dalam hal berkomunikasi mereka memilki etika yang baik. Selain itu karyawan generasi Y juga sering memanfaatkan teknologi dalam berkomunikasi, sesuai dengan jenis pekerjaanya”

Berdasarkan hasil wawancara bersama Pimpinan Cabang PD BPR BKK Ungaran yang bergenerasi X. Karyawan generasi Y merupakan karyawan yang baik dalam berkomunikasi, terlihat jika karyawan generasi Y sedang melakukan komunikasi dengan pimpinan atau karyawan-karyawan lainnya, karyawan generasi Y lebih berbobot dan lebih berpendidikan. Selain itu cara yang disukai oleh karyawan generasi Y dengan menggunakan media atau mengandalkan kemampuan teknologi yang dikuasai oleh karyawan generasi Y tersebut. Dengan kemampuan yang dimilki oleh karyawan generasi Y tersebut, dapat membantu pekerjaan sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan mudah.

 Tipe Kepemimpinan

Tabel 9. Tipe Kepemimpinan

Bapak Ari “Mereka merupakan karyawan yang bertanggung jawab atau dapat memimpin dirinya sendiri.”

Ibu Sri Kurniawati “kalau dalam kepemimpinannya mereka bagus, karena karyawan generasi Y memiliki jiwa kepemimpinan yang baik yang telah dibangunnya sejak menempuh dunia pendidikan”

Bapak Joko “Mereka memilki semangat yang tinggi dan karyawan yang bertanggung jawab, selain itu karyawan generasi Y juga ingin dilibatkan dalam pekerjaan tambahan oleh atasannya”

Bapak Sigit “karyawan generasi Y merupakan karyawan yang bertanggung jawab, karena memiliki latar pendidikan yang baik.”

(23)

23

Bapak Edy “mereka merupakan karyawan yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, yang dapat dimanfaatkan saat menjadi pemimpin kelak”

Bapak Hernowo “dengan latar belakang pendidikan yang baik, mereka memiliki tanggung jawab yang baik dan jiwa kepemimpinan baik pula”

Bapak Agus “sangat baik kepemimpinan yang dimilkiki oleh mereka, mereka mampu memimpin dirinya sendiri dan mampu menempatkan dirinya dengan baik”

Bapak Mashuri “mereka sangat baik dalam hal kepemimpinanya, seperti contoh dapat memimpin dan menjalani tanggung jawab dengan baik saat menjadi panitia acara kantor. Seperti acara tamades”

Bapak Samsudin “karyawan generasi Y mampu menjadi calon pemimpin kelak, karena memilki latar belakang pendidikan yang baik dan jiwa kepemimpinan yang baik pula”

Bapak Edo Tritoto “Memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, termasuk karyawan yang bertanggung jawab dan mampu bekerja dengan atasan dengan baik”

Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan generasi X dari PD BPR BKK Ungaran. Karyawan generasi Y merupakan karyawan yang memilki jiwa kepemimpinan yang baik. Karyawan generasi memiliki tanggung jawab saat mengerjakan pekerjaanya. Selain itu karyawan generasi Y juga senang jika dilibatkan pekerjaan oleh pimpinannya. Jiwa kepemimpinan yang baik itu didapatkan karena memiliki latar belakang pendidikan yang baik.

(24)

24 Sistem Kerja

 Promosi

Tabel 10. Tabel Promosi

Bapak Ari “Untuk hal promosi mereka saling berlomba dan ingin di promosikan dengan cepat. Seperti halnya kenaikan jabatan, dan hal itu diikuti dengan semangat yang tinggi dari setiap karyawannya”

Ibu Sri Kurniawati “Mereka memiliki inisiatif dan sangat semangat ketika akan adanya kenaikan jabatan atau adanya promosi jabatan.”

Bapak Joko “Sangat menyukai adanya promosi jabatan, dan selalu menonjolkan dirinya saat akan adanya promosi jabatan”

Bapak Sigit “Saat adanya promosi jabatan karyawan generasi Y sangat antusias dan selalu berusaha untuk naik jabatan.”

Bapak Edy “Selalu berusaha menonjol saat adanya promosi jabatan dan semangat itu diikuti dengan kualitas dari pendidikannya”

Bapak Hernowo “Sangat antusias dengan adanya kenaikan jabatan dan selalu berusaha mendapatkan promosi secara terus menerus”

Bapak Agus “Mereka sangat mengharapkan akan adanya kenaikan jabatan. Karena dengan adanya kenaikan jabatan, maka akan ada juga kenaikan gaji.”

Bapak Mashuri “Saat adanya kenaikan jabatan atau adanya promosi, karyawan generasi tersebut sangat bersemangat dan berusaha untuk meningkatkan jabatannya.”

Bapak Samsudin “Mereka sangat menyukai akan adanya promosi

(25)

25

jabatan, selain itu mereka sangat menginginkan kenaikan jabatan yang cepat dari setiap posisinya.

Bapak Edo Tritoto “Karyawan generasi Y cukup bersemangat dengan adanya promosi jabatan.”

Karyawan generasi Y merupakan karyawan yang memiliki semangat dalam bekerja. Karyawan generasi Y selalu memilki semangat saat akan adanya promosi jabatan. Selain itu karyawan generasi Y selalu berusaha menonjolkan dirinya, hal itu didukung oleh pendidikan yang berkualitas yang dimiliki oleh karyawan generasi Y.

 Kompensasi

Tabel 11. Tabel Kompensasi

Bapak Ari “mereka sangat antusias sekali dengan yang namanya kompensasi, mereka selalu berusaha mengejar target setiap bulannya, sehingga mereka mendapatkan bonus tambahan di akhir bulan”

Ibu Sri Kurniawati “mereka selalu berusaha untuk mengejar target- target yang telah diberikan kepadanya. Sehingga mereka mendapatkan bonus sebagai tambahan gaji di setiap bulannya.”

Bapak Joko “mereka selalu semangat mengejar target-target supaya mereka mendapatkan bonus”

Bapak Sigit “kalau tentang kompensasi, saat mereka diberi target setiap bulan, selalu semangat dan ingin mendapatkan bonus di akhir bulan”

Bapak Edy “kompensasi selalu menjadi motivasi dari karyawan mereka untuk selalu mencapai targetnya.

Lalu saat mereka berhasil mencapai target, mereka akan mendapatkan bonus”

(26)

26

Bapak Hernowo “sangat semangat untuk mencapai target supaya dapat bonus”

Bapak Agus “kompensasi bagi mereka sangat penting karena untuk mencukupi kebutuhan kehidupan sehari- harinya”

Bapak Mashuri “mereka sangat menyukai tambahan gaji saat penerimaan gaji di akhir bulan, hal itu terjadi karena mereka bonus-bonus yang tercapai setelah menyelesaikan targetnya”

Bapak Samsudin “mereka sangat patuh terhadap peraturan tentang gaji yang diterapkan oleh kantor, selain itu mereka selalu mengejar target setiap bulannya”

Bapak Edo Tritoto “karyawan generasi Y selalu berusaha mencapai target, supaya mendapat bonus”

Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan generasi X dari PD BPR BKK Ungaran. Diketahui bahawa karyawan generasi Y sangat menyukai dengan bonus-bonus yang diberikan oleh PD BPR BKK Ungaran dengan menyelesaikan target yang diberikan oleh pimpinannya. Dengan menyelesaikan semua targetnya, karyawan generasi Y mendapatkan bonus dan tambahan gaji di akhir bulannya. Hal itu sangat penting karena kompensasi didapatkan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

 Pengambilan Keputusan

Tabel 12. Pengambilan Keputusan

Bapak Ari “Dalam hal pengambilan keputusan, mereka masih perlu membutuhkan bantuan karyawan lain yang lebih memilki pengalaman”

Ibu Sri Kurniawati “Dalam pengambilan keputusan, kayawan generasi Y masih perlu bimbingan dari teman teman kantor lainnya”

(27)

27

Bapak Joko “Saat pengambilan keputusan mereka selalu berdiskusi terlebih dahulu kepada karyawan lainnya sebelum mengambil suatu keputusan”

Bapak Sigit “Mereka kurang yakin atas keputusannya, sehingga mereka selalu bertanya kepada karyawan yang lebih berpengalaman dan selalu minta saran kepada karyawan lain”

Bapak Edy “Mereka merupakan karyawan yang selalu membutuhkan pendapat atau saran dari seorang pimpinan saat melakukan pengambilan keputusan, karena mereka masih kurang akan pengalaman”

Bapak Hernowo “dalam hal pengambilan keputusan mereka belum matang. Disaat mereka harus mengambil keputusan karyawan generasi Y harus bertanya kepada karyawan lain yang lebih memiliki pengalaman”

Bapak Agus “Dalam pengambilan keputusan karyawan generasi Y selalu sesuai dengan kondisi dan tahu batas kewenangan yang dimilikinya, selain itu mereka juga masih sering bertanya-tanya pada karyawan yang lebih senior”

Bapak Mashuri “Dalam hal pengambilan keputusan, karyawan mereka masih perlu masukan dan selalu bertanya kepada karyawan lain”

Bapak Samsudin “karyawan generasi Y lebih belum tegas dalam mengambil keputusan, mereka masih bertanya tanya kepada karyawan yang lebih senior”

Bapak Edo Tritoto “Saat mereka mengambil sebuah keputusan , mereka lebih memilih bertanya kepada karyawan yang lebih senior, karena karyawan generasi Y masih minim pengalaman”

(28)

28

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil wawancara dengan pimpinan bergenarasi X. Karyawan generasi Y dalam hal pengambilan keputusan masih membutuhkan bantuan karyawan lain yang lebih memiliki pengalaman. Karyawan generasi Y selalu bertanya kepada karyawan yang lebih berpengalaman dan selalu minta saran. Hal itu disebabkan karena karyawan generasi Y masih minim pengalaman dalam dunia kerja selain itu saat pengambilan keputusan karyawan generasi Y juga belum matang.

Namun saat berjalannya kegiatan rapat yang diadakan oleh Pimpinan Cabang PD BPR BKK Ungaran, karyawan generasi Y selalu aktif untuk memberikan usulan, saran, dan memberikan masukan kepada pimpinan. Hal itu sangat bermanfaat bagi PD BPR BKK Ungaran dikarenakan dengan adanya banyak usulan-usulan, dapat membantu untuk memecahkan masalah yang ada dalam PD BPR BKK Ungaran tersebut.

3.2.2 Permasalahan Dan Upaya Yang Dilakukan Oleh Pimpinan Generasi X Dalam Bekerja Dengan Karyawan Generasi Y

Dalam suatu dunia kerja, pastinya tidak selalu berjalan dengan mulus.

Akan tetapi selalu muncul permasalahan-permasalahan. Berikut hasil wawancara permasalahan yang pernah dialami oleh pimpinan generasi X di PD BPR BKK Ungaran :

Tabel 13. Tabel Permasalahan dan Solusi

Nama Permasalahan Solusi

Bapak Ari “Belum memilki

pengalaman, maka dalam pengambilan

keputusannya belum tegas dan membutuhkan bantuan dari orang lain”

“Memanggil karyawan yang melakukan kesalahan kedalam ruangan pimpinan.

Lalu setelah di panggil kedalam ruangan tersebut, karyawan tersebut diberikan arahan oleh pimpinan.

Selain itu, supaya dapat

(29)

29

bekerja sama dengan baik oleh karyawan tersebut.

Ibu Sri

Kurniawati

“memiliki karakter yang individualis. Dikarenakan kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Selain itu karyawan generasi Y sering menggunakan HP saat jam kerja yang dapat mengganggu jalannya suatu pekerjaan. Lalu terkadang mereka pelupa,

dan kurangnya

pengalaman”

“jika ada permasalahan, pimpinan memanggil karyawan tersebut dan menyelesaikannya secara tatap muka”

Bapak Joko “harus ada tuntunan terlebih dahulu saat mengerjakan suatu tugasnya. Mereka harus diberikan arahan terlebih dahulu baru mengerjakan tugas-tugasnya.”

“Saat menyelesaikan suatu permasalahan, pimpinan cabang selalu memanggil karyawan yang melakukan suatu permasalahan.

Setelah itu, karyawan tersebut diberikan arahan supaya tidak melakukan kesalahannya lagi”

Bapak Sigit “Mereka merupakan karyawan yang memilki semangat, akan tetapi terkadang semangat yang dimiliki oleh karyawan generasi Y kurang diikuti

“Caranya memanggil karyawan tersebut lalu memberikan arahan dan pengetahuan kepada karyawan tersebut , supaya kedepannya dapat berjalan

(30)

30

dengan pengalaman.

Sehingga karyawan generasi Y perlu diberi arahan”

dengan baik”

Bapak Edy “Permasalahn yang

sering terjadi selama menjalin hubungan pekerjaan dengan karyawan generasi Y, karyawan generasi Y merupakan karyawan yang sedikit pemalas”

“contoh pemalasnya itu seperti kalo diberikan tugas harus di suruh dulu, namun itu ya cuma ada satu dari beberapa karyawan yang termasuk dalam generasi Y saya”

“Solusi yang dilaksanakan adalah, mengingatkan karyawan tersebut yang melakukan kesalahan, selain itu pimpinan juga memanggil karyawan yang bermasalah kedalam ruangan unuk berbicara dengan bertatap muka”

Bapak Hernowo “terkadang bermain HP yang tidak sesuai dengan pekerjaan disaat jam kerja berlangsung. Selain itu mereka juga belum

matang dalam

pengambilan keputusan”

“saya memanggil karyawan yang bermasalah tersebut, lalu karyawan tersebut ditegur dan diberi arahan”

Bapak Agus “Permasalahn yang sering dihadapi dengan karyawan generasi Y yaitu kurang sopan

“Cara yang dilakukan adalah memanggil karyawan tersebut, dan memberikan arahan supaya

(31)

31

terhadap senior. Selain itu, pemikiran mereka yang masih idealis”

jangan melakukan kesalahan yang sama”

Bapak Mashuri “mereka merupakan karyawan yang energik, tidak gagap teknologi, dan bertanggung jawab.

Akan tetapi karyawan generasi Y masih belum memiliki pengalaman yang luas”

“selalu memberikan arahan kepada karyawan-karyawan muda, Selain itu jika ada masalah dengan salah satu karyawan tersebut maka saya memberi masukkan dan mencari solusi supaya permasalahan tersebut selesai”

Bapak Samsudin “Permasalahan yang pernah terjadi selama menjalin hubungan kerja dengan karyawan generasi Y yaitu karyawan generasi Y harus disuruh terlebih dahulu lalu baru mengerjakan

pekerjaannya”

“Memanggil karyawan yang melakukan kesalahan tersebut, lalu melakukan teguran secara lisan, jika masih melakukan kesalahan karyawan tersebut diberi teguran tertulis, hingga hukuman yang paling berat adalah PHK”

Bapak Edo

Tritoto

Permasalahan yang pernah terjadi selama menjalin hubungan kerja dengan mereka seperti termasuk karyawan yang gegabah, selain itu mereka terkadang juga

ceroboh saat

“Sering berkomunikasi baik dengan mereka. Lalu selain itu mereka juga sering melakukan konsultasi terhadap pimpinan saat pengambilan keputusan, supaya tidak salah ambil keputusan”

(32)

32

pengambilan keputusan atau tidak sabar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan yang memilki generasi X pada PD BPR BKK Ungaran. Permasalahan yang pernah dihadapi pimpinan selama menjalin hubungan kerja seperti Karyawan generasi Y juga belum memilki pengalaman, maka dalam pengambilan keputusannya belum tegas dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Lalu karyawan generasi Y memiliki karakter yang individualis. Dikarenakan karyawan generasi Y kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya. Selain itu karyawan generasi Y sering menggunakan HP saat jam kerja yang dapat menggangu jalannya suatu pekerjaan. Selain itu karyawan generasi Y sering molor dalam melaksanakan tugas atau tidak sesuai deadline, pelupa, dan kurangnya pengalaman. Karyawan generasi Y termasuk karyawan yang semangat dan taat kepada pimpinan. Akan tetapi karyawan generasi Y harus dituntun terlebih dahulu saat mengerjakan suatu tugasnya. Karyawan generasi Y harus diberikan arahan terlebih dahulu baru mengerjakan tugas-tugasnya.

Berdasarkan permasalahan yang pernah dihadapi oleh pimpinan generasi X pada PD BPR BKK Ungaran. Setiap pimpinan memilki cara yang sama saat menyelesaikan permasalahan tersebut. Seperti memanggil karyawan yang bermasalah tersebut lalu pimpinan generasi X memberikan teguran dan saran pada karyawan generasi Y. Lalu setelah memberikan teguran, pimpinan selalu memberikan arahan supaya permasalahan tersebut tidak diulangi lagi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Persepsi Karyawan Generasi Y Menurut Pimpinan Generasi X Nilai Individu

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 pimpinan generasi X dari Kantor Cabang PD BPR BKK Ungaran, karyawan generasi Y memiliki sikap yang baik daripada karyawan generasi-generasi sebelumnya. Seperti

(33)

33

halnya dalam kreatifitas, karyawan generasi Y memiliki kekreatifitasan yang lebih dibandingkan dengan karyawan generasi sebelumnya. Selain itu karyawan generasi Y juga ingin selalu meningkatkan kekreatifitasannya, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Shaw dan Fairhurst (2008) Memiliki kreativitas dan motivasi untuk meningkatkan kreatifitas. Tingkat kekreatifitasan yang lebih baik dari generasi sebelumnya dikarenakan, karyawan generasi Y memiliki latar belakang pendidikan yang lebih baik daripada karyawan generasi sebelumnya. Contoh kekreatifitasan yang dimiliki generasi Y seperti selalu memberikan saran-saran yang kreatif saat adanya rapat.

Mengenai hal kedisiplinan, karyawan generasi Y juga memiliki sikap yang cukup disiplin. Karena karyawan generasi Y selalu semangat dalam bekerja, dan tepat waktu saat berangkat bekerja. Karyawan generasi Y merupakan karyawan yang disiplin dikarenakan karyawan generasi memiliki latar belakang pendidikan yang baik, sehingga mempengaruhi tingkat kedisiplinanya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh McGuire, BY, & Hutchings (2007) Sangat disiplin dalam suatu hal pekerjaan, dikarenakan makna pekerjaan bagi mereka sangat penting. Bahkan dalam menentukan pekerjaan generasi Y sangat selektif.

Hubungan Kerja

Dalam hal loyalitas, karyawan generasi Y merupakan karyawan yang loyal terhadap PD BPR BKK Ungaran. Hal ini berbeda dengan yang dikatakan oleh Weingarten (2009) tidak loyal pada suatu organisasi, generasi Y memiliki kecenderungan keluar dari pekerjaan setelah satu tahun bekerja pada suatu organisasi. Hal ini berbeda karena, karyawan generasi Y memiliki tanggung jawab yang lebih, kesadaran akan mencari pekerjaan yang susah, dan PD BPR BKK Ungaran sudah menanamkan budaya yang harus loyal terhadap PD BPR BKK Ungaran.

(34)

34

Beralih pada cara berkomunikasi, karyawan generasi Y memiliki cara berkomunikasi yang cukup baik. Seperti karyawan generasi Y selalu berbobot saat berkomunikasi, selalu berpendidikan saat berkomunikasi, dan memiliki keahlian dalam hal teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Downing (2006) Lebih menyukai cara berkomunikasi dengan menggunakan teknologi modern.

Beralih dengan hal kepemimpinan yang dimiliki oleh karyawan generasi Y. Karyawan generasi Y merupakan karyawan yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Hal ini dikarenakan karyawan generasi Y selalu bertanggung jawab, tegas dan selain itu karyawan generasi Y selalu memiliki semangat untuk diberikan pekerjaan oleh pimpinannya karena karyawan generasi Y merupakan karyawan yang memiliki tipe kepemimpinan partisipatif. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Kupperschmidt (2000) Partisipatif, karena generasi Y menyukai pimpinan untuk dilibatkan dalam suatu pekerjaan.

Sistem Kerja

Selanjutnya dengan karyawan generasi Y dalam perilakunya untuk menyikapi tentang hal promosi. Karyawan generasi Y menginginkan promosi yang cepat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Sudarmoyo (2007) Dalam hal promosi jabatan, generasi Y menyukai promosi dengan cepat. Maka dari itu karyawan generasi Y selalu berusaha untuk menonjolkan dirinya untuk bisa mendapatkan promosi jabatannya, selain itu untuk dalam hal promosi jabatan, karyawan generasi Y didukung dengan latar pendidikan yang baik sehingga pantas untuk menjadi calon pemimpin di masa depan.

Dalam hal kompensasi, hal ini berbeda dengan yang dikatakan oleh Shaw & Fairhurs (2008) Ingin mendapatkan kompensasi yang singkat dan terus menerus. Hal ini terjadi karena terbenturnya dengan peraturan PD BPR

(35)

35

BKK Ungaran yang hanya memberikan gaji saat akhir bulan. Namun karyawan generasi Y untuk menyiasati hal tersebut, karyawan generasi Y selalu menyelesaikan target-target, supaya pada akhir bulan karyawan generasi Y mendapatkan bonus atau tambahan gaji.

Selain itu dalam hal pengambilan keputusan, karyawan generasi Y kurang baik. Karena karyawan generasi Y belum emmilki pengalaman yang lebih, selain itu karyawan generasi Y juga kurang tegas dalam pengambilan keputusan. Dengan hal itu maka karyawan generasi Y membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mengambil keputusan tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Spears (2015) karyawan generasi Y tidak dapat mengambil keputusan tanpa melibatkan orang lain untuk membantu mempertimbangkan suatu hal.

4.2.2 Permasalahan Yang Dihadapi Oleh Pimpinan Generasi X Dalam Bekerja Dengan Karyawan Generasi Y

Dalam berjalannya suatu pekerjaan maka tidak lah selalu berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan PD BPR BKK Ungaran permasalahan yang pernah dialami dengan karyawan generasi Y seperti individualis, pelupa, kurangnya pengalaman, pemalas, bermain HP diwaktu jam bekerja, sering gegabah, dan belum tegas saat adanya pengambilan suatu keputusan. Dengan adanya muncul suatu permasalahan di setiap pekerjaan, maka akan muncul juga adanya perselisihan dari pimpinan generasi Y maupun dengan karyawan generasi X. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Sudjarwadi (2012) dengan perbedaan sudut pandang tiap generasi memiliki potensi yang menimbukan suatu kesalahpahaman dan permasalahan. Dengan adanya hal itu maka setiap pemimpin memiliki cara untuk menyelesaikan masalah tersebut supaya pekerjaan tetap berjalan dengan baik.

4.2.3 Upaya Pimpinan Generasi X Menyelesaikan Permasalahan- Permasalahan Dengan Karyawan Generasi Y

(36)

36

Dengan adanya permasalahan yang dialami oleh setiap Pimpinan Cabang di PD BPR BKK Ungaran. Maka diperlukan suatu penyelesaian masalah supaya tidak menggangu pekerjaan-pekerjaanya. Pimpinan Cabang PD BPR BKK Ungaran menyelesaikan masalah dengan memanggil setiap karyawan yang memiliki permasalahan, setelah itu pimpinan menyelesaikan masalah dengan cara bertatap muka secara langsung, pimpinan generasi Y memberikan arahan, dan memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah menyelesaikan masalah tersebut diharapkan karyawan generasi Y tidak mengulangi lagi dan dapat bekerja dengan baik.

(37)

37 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa presepsi yang dijelaskan oleh pimpinan generasi Y pada PD BPR BKK Ungaran terhadap sikap dan perilaku karyawan generasi Y.

1. Karyawan generasi Y merupakan karyawan yang memiliki tingkat kekreatifitasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan generasi Y sebelumnya. Tingkat kreatifitasan ini didapatkan dari sistem pendidikan yang baik. Akan tetapi tingkat kreatifitasan karyawan generasi Y masih terbatas karena kurangnya sebuah pengalaman.

2. Karyawan generasi Y memiliki semangat yang tinggi untuk melaksanakan pekerjaanya dan dengan ditunjang oleh skill dan pengetahuannya. Akan tetapi karyawan generasi Y juga memilki kekuranagan dalam kedisiplinannya, seperti sering lupa, teledor, dan kurang teliti. Maka dari itu, karyawan generasi Y perlu diberi arahan dan bimbingan supaya pekerjaan dapat berjalan maksimal.

3. Dalam hal berkomunikasi, karyawan generasi Y lebih berbobot dan berpendidikan. Cara yang lebih disukai oleh karyawan generasi Y adalah dengan cara menggunakan atau mengandalkan media teknologi yang dikuasai oleh karyawan generasi Y tersebut. Lalu sebagai pimpinan yang berbeda generasi, pimpinan generasi X selalu menyesuaikan dengan karyawan generasi Y tersebut.

4. Untuk tingkat keloyalitasan karyawan generasi Y memiliki tingkat loyalitas yang baik, dikarenakan karyawan generasi Y memiliki tanggung jawab, dan budaya PD BPR BKK yang bagus. Sehingga karyawan generasi Y memiliki keloyalotasan yang baik pula. Selain itu pimpinan- pimpinan PD BPR BKK Ungaran selalu memberikan solusi dan saran kepada karyawan generasi Y supaya tidak merasakan kejenuhan tersebut.

(38)

38

5. Dalam hal pengambilan keputusan, karyawan generasi Y membutuhkan bantuan dari karyawan-karyawan lain yang memiliki lebih pengalaman, karena karyawan generasi Y tidak dapat mengambil keputusan tanpa melibatkan orang lain. Lalu saat pimpinan mengadakan rapat, karyawan generasi Y selalu aktif dalam bertanya dan memberi saran. Hal itu disebabkan karena karyawan generasi Y ingin dilibatkan dalam pengambilan suatu keputusan.

6. Disaat karyawan generasi Y melakukan kesalahan. Pimpinan-pimpinan generasi X menyelesaikannya dengan memanggil karyawan generasi Y yang melakukan kesalahan tersebut. Setelah memanggil, pimpinan memberikan arahan, bimbingan dan saran terhadap karyawan tersebut.

Setelah itu pimpinan memberikan peringatan tegas supaya tidak melakukan kesalahan yang sama.

7. Karyawan generasi Y merupakan karyawan yang memilki bakat untuk melanjutkan tanggung jawab di PD BPR BKK Ungaran tersebut. Namun karyawan generasi Y masih perlu bimbingan dari pimpinan generasi X yang memiliki pengalaman lebih, supaya untuk kedepannya karyawan generasi Y bisa membawa citra yang baik bagi PD BPR BKK Ungaran.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diberikan kepada pimpinan generasi X, karyawan generasi Y, dan pada kantor PD BPR BKK Ungaran ini. Berikut saran yang diberikan :

5.2.1 Pimpinan Generasi X

Saran yang diberikan untuk pimpinan generasi X dari kantor PD BPR BKK Ungaran adalah selalu membimbing dan memberi arahan bagi karyawan generasi Y, memberikan ilmu dan pengalaman yang baru kepada karyawan generasi Y supaya lebih memiliki pengetahuan yang luas. Hal itu diperlukan karena karyawan generasi Y adalah salah satu generasi yang memiliki potensi yang baik dan dapat dimanfaatkan sebagai calon pimpinan di masa yang akan datang.

(39)

39 5.2.2 Karyawan Generasi Y

Saran yang diberikan kepada karyawan generasi Y di kantor PD BPR BKK Ungaran adalah mau mempelajari pengetahuan yang baru, lebih memperkaya pengalaman dalam bekerja, mendengarkan dan melaksanakan arahan yang diberikan oleh pimpinannya, dan lebih berani untuk mengambil keputusaan disaat diberi tanggung jawab oleh pimpinanya. Hal itu penting karena sebelumnya karyawan generasi Y memiliki latar belakang pendidikan yang baik, sehingga jika karyawan generasi Y mau mempelajari dan menerima pengalaman atau pengetahuan yang diberikan oleh pimpinan. Karyawan generasi Y memiliki potensi untuk menjadi pimpinan dimasa yang akan datang.

5.2.3 Kantor PD BPR BKK Ungaran

Saran yang diberikan kepada kantor PD BPR BKK Ungaran adalah selalu memberikan kesempatan kepada karyawan-karyawannya untuk belajar dan mencari pengalaman yang baru saat bekerja, selalu menciptakan suasana dan budaya kerja yang baik sehingga karyawan yang bekerja tidak merasakan kejenuhan dan loyal kepada kantor. Hal ini sangat penting untuk diterapkan oleh PD BPR BKK Ungaran karena sumber daya manusia adalah aset paling penting yang dimiliki oleh kantor sehingga PD BPR BKK Ungaran harus dapat menajaga dan mengelola dengan baik.

(40)

40

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khakim, S.H., M.Hum (2014) Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Cetakan Ke-4 Edisi Revisi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Ahmad Nurizki Rifaie, 2014, perbedaan kesejahteraan psikologis antara generasi X dan generasi Y. Depok

Andi, Eko Nugroho. (2011). Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Perilaku Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Pembangunan Daerah (Bpd) Banyuwangi : Studi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Bandung: Purna Setia Inves.

Clare, C. 2009. Generational differences turning challenges into opportunities.

Journal of Property Management, 74 (5).

Devi, Agustina (2016). Pencapaian Kinerja Karyawan Melalui Perilaku Kerja Dan Komitmen Organisasi Pada BAPPEDA Kota Bandung : Studi pada Universitas Komputer

Downing K. 2006. Next generation: What leaders need to know about the millennials. Leadership in Action, 26(3)

Eisner, S.P 2005, „Managing Generation Y,‟SAM Advanced Management Journal, 70.

Ericksoon, Tamara J 2008. Generational Diversity. Leadership Excwllwncw, Management Journal, 25

Fawazi, Alfida, 2013, Analisisi Pengaruh Ekspertasi Kerja Generasi X Dan Generasi Y Terhadap Efektifitas Strategi Rekrutmen Di PT. Samudera Indonesia. UBINUS

Fessele, Kristin L 2009. Nursing Through the Ages: Benefits of a Generationally Diverse staff Mix. Oncology Nursing Society, 24 (5) Gilberth, Calvin M. (2006). Pengaruh Kepribadian Terhadap Sikap Kerja

Manajer-Manajer Bank Di Salatiga : Studi pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Hartono, Judiantoro, Segi Hukum Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), Hal.10.)

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu- Ilmu Sosial Jakarta: Salemba Humanika

Hillman, D.R. 2013. Applying Gilbert‟s teleonomics to engineer worthy performance in generation Y employees. Performance Improvement, 52 (10)

Inglehart, R. 2007, Modernization and Postmodernization: Cultural, Economic and political Change in 43 Societies, Princeton, NJ: Princeton Inversity Press.

(41)

41

Keepnews, D.M., Brewer, C.S., Kovner, C.T., &Shin J.H. (2010).

Generational differences among newly licensed registered nurses. Nursing Outlook, 58.

Kodatt, S. 2009. I understand “you”: Leadership preferences within the different generations. Proceeding of the European Conference on Management, Leadership & Governance, 61-55

Kourtis, Nicholas 2007. GENERATION X. Accountancy Age, Management Journal, 24.

Kowske, B. J., Rasch, R., & Wiley, J. 2010. Millennials‟ (lack of) attitude problem: An empirical examination of generational effects on work attitudes. Journal of Business Psychology, 25.

Kowske, B. J., Rasch, R., &Wiley, J. 2010. Millennials‟ (lack of) attitude problem: An empirical examination of generational effects on work attitudes. Journal of Business Psychology, 25.

Kriyantono, R. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D

Kupperschmidt, B.R. 2000. Multigeneration employees: Strategies for effective management. The Health care Manager.

Luntungan, Irving 2014. Strategi Pengelolaan Generasi Y di Industri Perbankan. Bogor

Lynda Andrews, Robin Pentecost, P.2010. “ Fashion Retailing and the Bottom Line: The Effect of Generational Cohort, Gender, Fashion Fanship, Attitudes and Impulse Buying on Fashion Expenditure” Journal of Retailing and Consumer Service, Pp. 43-52

Mannheim, K. (1922/1924), Structures of thingking, London: Routledge &

Kegan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal Ilmu Administrasi Negara, 4 (1)

McGuire, D., By, R.T., & Hutchings, K. 2007. Towards a model of human solutions for achieving intergenerational interaction on organization.

Journal of European Industrial Training, 31(8).

McMillan, J. H.dan Schumacher, S. 2003. Research in education: A conceptual introduction (5th ed.). New York: Longman.

Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Rosdakarya.

Nambiyar, S. 2014. Aspirations of Gen Y towards Quality of Work Life.

International Journal of Multidisciplinary Approch and Studies, 1 (4) Nasir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Prof. Dr. Wibowo, S.E., M.Phil (2013) Perilaku dalam Organisasi Edisi Kedua. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Putri, Nurdianty N. (2010). Analisis Perilaku Masa Lalu, Sikap terhadap Pembelian Produk Tiruan, serta Karakteristik Individu terhadap Intensi Pembelian Produk Luxury Handbag Original dan Tiruan : Studi pada Konsumen Muda. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Akan tetapi menurut penyusun, hal yang lebih penting adalah, bahwa kolaborasi antara metode tafsir dengan pendekatan hermeneutika ini sangat memungkinkan bagi

Kelompok PIK KRR : Dalam rangka pembinaan remaja yang ada di desa/kelurahan dibina melalui kelompok ini yang sampai akhir bulan Desember 2010 telah terbentuk sebanyak 60 kelompok yang

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, sumber segala kebenaran, sang kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi hamba-Nya, Allah Subhana Wata‟ala

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Dua hal yang dipelajari penulis dengan pendekatan kemosistematika dalam peng- amatan adalah: (1) ketetapan karakter pada kelompok besar tetumbuhan yang memiliki arti dalam

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata