• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis sosial budaya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, demokratis dalam pendidikan, serta perluasan program pendidikan. Pada dasarnya, bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu.

Secara Etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu

“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata

“counseling”). Dalam praktik bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin, 2011: 15).

Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas pengertian bimbingan dan konseling diuraikan secara terpisah.

Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) bahwa istilah “bimbingan”

merupakan terjemahan dari kata “guidence” yang kata dasarnya “guide” mempunyai beberapa pengertian diantaranya:

 Menunjukan jalan (Showing the way)

 Memimpin (leading)

 Memberikan petu juk (giving intruction)

 Mengatur (regulating)

 Mengarahkan (governing)

 Memberi nasihat (giving advice)

Secara etimologis, istilah bimbingan (guidance) mempunyai arti bantuan atau tuntunan, namun tidak semua bantuan atau tuntunan menunjukan konteks dari bimbingan. Seorang dosen yang membantu membayarkan uang kuliah (UKT) mahasiswanya ini bukan berarti adalah bimbingan. Dalam konteks ini bantuan atau tuntunan mempunyai makna bimbingan psikologis.

Pada sudut pandang ini bimbingan dapat dijadikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya baik itu di sekolah, keluarga dan masyarakat atau dikehidupan pada

(2)

umumnya. Pemberian bimbingan juga dapat membantu mereka mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal dan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Secara terminologis, bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan, dapat diartikan kegiatan bimbingan dilakukan secara sengaja, berencana, sistematis, dan terarah kepada tujuan.

Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwuju dan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan, yang optimal dan penyesuain diri dengan lingkungannya (Moh Surya, 1988: 12).

Miller (1961) dalam surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai mpemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal inu termasuk madrasah) keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).

Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang mempunyai pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan- kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangnya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011: 17).

Bimbingan adalah suatu proses terus-menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya (kutipan Djamhur dan M. Surya, 1975 oleh Stoops).

Arthur menjelaskan beberapa penafsiran tentang pengertian bimbingan yaitu sebagai berikut:

Bimbingan dapat diberikan kepada semua orang yang membutuhkannya.

Sifatnya bukan paksaan, akan tetapi atas dasar kerelaan dan kesadaran individu tersebut. Ia memahami bahwa kesulitannya itu memerlukan bantuan orang lain (pembimbing) agar si terbimbing (klien) dapat mengatasinya. Dengan bimbingan diharapkan agar individu dapat memilih dengan cepat dan tepat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama, moral masyarakat dan eraturan-peraturan negara yanng berlaku.

Berarti dalam bimbingan konseling, individu itu diarahkan kepada pemahaman terhadap potensi-potensi dirinya. Dengan pemahan itu, individu berusaha mengatasi masalah-masalahnya dengan caranya sendiri. Kemampuan untuk menentukan pilihan sendiri yang tepat, bukanlah sesuatu yang diwarisi sejak lahir. Akan tetapi merupakan hal yang harus dikembangkan dan dibina dalam diri individu melalui pendidikan.

(3)

Agar individu dapat menyesuaikan diri terhadap diri sendiri dan lingkungan.

Artinya, jika individu paham akan kelemahannya dan keunggulannya, maka perilakunya akan disesuaikan dengan keadaan itu. Menyesuaikan diri artinya menerima diri sesuai apa adanya, tanpa timbul konflik dan frustasi atau kelainan perilaku

Jika melihat dari proses perkembangan individu yang dibimbing, maka bimbingan juga merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing agar individu tersebut mencapai perkembangan yang optimal.

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Kata “konseling” (counseling) secara etimologis merupakan upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.

Konseling merupan integral dari bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu teknik dalam bimbingan. Ada juga yang mengatakan konseling merupakan

“jantungnya” bimbingan. Praktik bimbingan belum dianggap ada jika tidak melakukan konseling. Praktik konseling (yang diterjemahakn penyuluhan) dilakukan dalam suasana hubungan atau komunikasi yang bersifat individual`

Kata “konseling” diadopsi dari bahasa inggris “counseling” di dalam kamus artinya dikaitkan denngan kata “counsel” mempunyai beberapa arti, diantaranya:

 Nasihat (to abtion counsel)

 Anjuran (to give counsel)

 Pembicaraan (to take counsel)

Berdasarkan pengertian di atas, konseling secara etimologis adalah pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).

Adapun secara terminologis, konseling dapat diartikan sebagai berikut:

Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor

(4)

sendiri mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien dalam mengatasi masalah-masalahnya (Achmad Juntika Nurihsan, 2006: 10).

Menurut Tohirin (2011:22), Konseling merupakan proses pertemuan tatap muka atau atau relasi timbal balik antara pembimbing (konselor) dengan klien. Dalam proses pertemuan atau hubungan timbal balik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut dengan wawancara konseling.

Menurut Mortensen (1964) di dalam (Tohirin, 2011: 22) mengemukakan bahawa “konseling merupakan proses hubungan antar pribadi dimana orang yang satu membantu orang yang lainnyauntuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalah.

James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antar dua orang individu dimana seorang Counselor membantu counsele suapaya ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang (kutipan Djumhur dan M.

Surya: 1975).

Sedangkan menurut American Personnel and Guidance Association (APGA) mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seseorang yang terlatih secara profesionaldan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan (Tohirin, 2011: 23).

Menurut Surya (dalam Tohirin, 2011: 23-25) menyimpulkan pengertian konseling sebagai berikut:

 Konseling merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan program bimbingan

 Konseling adalah terlibatnya pertalian (hubungan) dua orang individu, yaitu konselor dan klien.

 Interview merupakan alat utama dalam keseluruhan kegiatan konseling.

 Konseling adalah kegiatan profesional, artinya dilakukan oleh orang (konselor) yang telah memiliki kualifikasi profesional dalam pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualitas pribadinya.

 Konseling merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fundamental dalam diri klien terutama perubahan sikap dan tindakan.

 Konseling lebih menyangkut kepada masalah dari pada tindakan

(5)

 Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional dari pada masalah- masalah intelektual.

 Konseling berlangsung dalam suatu situasi pertemuan yang sedemikian rupa.

Dari beberapa penjambaran kita dapat mengambil mengenai pengertian konseling. Konseling adalah kontak atau hubngan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan itegrasi, berdasarkan norma-norma yang berlakuuntuk tujuan yang berguna.

Berdasarkan pengertian dan penjabaran bimbingan konseling di atas, secara integritas dapat dirumuskan menjadi makna bimbingan dan konseling sebagai berikut:

Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (Konseli) melalui pertemuan tatap mukaatau hubungan timbal balik antara keduany, agar konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri, atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengunggkap maslah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

Berbagai uraian di atas menggambarkan betapa sulitnya merumuskan definisi konseling yang komprehensif dan berlaku untuk setiap orang dari berbagai aliran.

Namun demikian, berikut ini diuraikan beberapa generalisasi yang menggambarkan karakteristik utama konseling.

 Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan itu sendiri, yaitu sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi fasilitatif yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.

 Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal. Hubungan konseling terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor dan klien. Hubungan itu tidak hanya bersifat kognitif dan dangkal, tetapi melibatkan semua unsur kepribadian dari kedua belah pihak yang meliputi pikiran, perasaan, pengalaman,

(6)

nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan lain-lain. Dalam proses konseling, kedua belah pihak hendaknya menunjukan kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena konseling itu dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia.

 Keefektivan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dan kliennya. Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya.

B. Persamaan Bimbingan dan Konseling

Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling yang telah dijabarkan, dapat menentuakan persamaan antara bimbingan dan konseling, sebagai berikut:

1. Bimbingan dan konseling sama-sama merupakan suatu proses bantuan kepada individu dalam memcahkan sebuah masalah hanya saja bimbingan menitik beratkan kepada masalah yang relative ringan sementara konseling menitik beratkan kepada masalah yang relative berat.

2. Bimbingan dan konseling sama-sama melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.dalam hal ini bimbingan dan konseling harus bisa melayani tanpa pandang bulu dan juga bisa memberikan solusi yang tepat tanpa harus memberatkan atau mengubah pandangan tentang suatu agama atau ras tertentu.

3. Bimbingan dan konseling sama-sama berurusan dengan pribadi dan tingkah laku yang unik dan dinamis. dalam hal ini bimbingan dan konseling sama-sama menemukan individu yang berbeda-beda sifat pribadi maupun tingkah laku seseorang.

4. Bimbingan dan konseling sama-sama mengarahkan individu untuk mampu membimbing dirinya sendiri dalam menghadapi permasalahan. Sifat ini mengartikan bahwa bimbingan dan konseling sama sama memecahkan masalah dan mencoba untuk membimbing individu dalam mencegah permasalahannya, namun dalam hal ini perbedaan hanya pada menitik beratkannya.

5. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembang individu. Setiap pendidikan pasti mempunyai bimbingan dan konseling yag tak terpisahkan karna bimbingan dan konseling adalah hubungan psikologis antara guru dan muridnya.

(7)

6. Bimbingan dan konseling sama-sama menyusun programnya dari jenjang pendidikannya dari terendah sampai yang tertinggal. Bimbingan konseling tidak memandang pendidikan sebagai aspek dalam pengajaran bimbingan dan konseling oleh karna itu bimbingan dan konseling harus bisa diterima dari jenjang pendidikan dari terendah sampai yang tertinggal.

C. Perbedaan Bimbingan dan Konseling

Perbedaan bimbingan dan konseling dari penjelasan yang telah dijabarkan di atas, perbedaannya yakni seperti:

1. Bimbingan dan konseling berbeda dari segi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakannya dari segi kegiatan bimbingan lebih cenderung melakakukan usaha pemberian informasi dan melakukan pencegahan kepada individu dalam mengatasi suatu masalah. Sedangkan konseling merupakan bantuan yang mengharuskan tatap muka dalam mengatasi suatu masalah. Jadi bimbingan lebih mengedepankan pada pencegahan suatu masalah sementara konseling lebih mengupayakan seseorang agar bisa memecahkan masalahnya sendiri.

2. Bimbingan dan konseling terdapat perbedaan dari segi tenaga , bimbingan bisa dilakukan oleh guru, orang tua, wali kelas, kepala sekolah dan orang dewasa kepada siswa atau murid yang memerlukannya, sementara konseling tidak semua guru orang tua ataupun dalam ruang lingkup sekolah bisa melakukannya hanya orang yang terlatih karena melakukan konseling butuh keahlian yang tidak hanya dimiliki seorang guru.

Menurut Bimo Walgito (2004: 34), bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Sedangkan konseling merupakan hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan sipenolong dan situasi yang diciptakan olehn yang menolong orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh.

Daniel Mc, (1956: 45) mengatakan, bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Sedangkan konseling merupakan suatu pertemuan langsung dengan individu

(8)

yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan.

Menurut Moh. Surya (1975: 23), mengatakan Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Sedangkan menurut Bimo Walgito (dalam Anas Salahudin, 2010: 17), apabila diteliti antara pengertian bimbingan dan pengertian konseling, kita akan mendapati kesamaan disamping adanya sifat-sifat yang khas yang ada pada kegiatan konseling, yakni sebagai berikut:

 Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga pengertian bimbingan lebih luas dari pada pengertian konseling (penyuluhan). Oleh karena itu, konseling merupakan guidence, tetapi tidak semua bentuk guidence merupakan kegiatan konseling.

 Dalam konseling terdapat masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi oleh conselee, sedangkan guide tidak demikian, guidence lebih bersifat preventif atau pencegahan, sedangkan penyuluhan lebih bersifat kuratif atau korektif. Dalam konseling, kita mendapai segi preventif dalam arti menjaga atau mencegah terjadinya masalah yang lebih mendalam.

 Konseling pada prinsipnya dijalankan secara individu, yaitu antara conselor dan conselee secara face to face (tatap muka). Adapun guidence dijalankan secara grup atau kelompok. Misalnya suatu bimbingan cara belajar yang efisien dapat diberikan kepada seluruh kelas pada waktu tertentu secara bersama-sama.

(9)

D. Hubungan Bimbingan dan Konseling

Hubungan antara bimbingan dan konseling adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan karna dalam konseling pasti memerlukan bimbingan, dan bimbingan pun tidak bisa terlaksana tanpa adanya suatu konseling.

Menurut Moser dan Moser (dalam Prayitno, 1978: 643) menyatakan bahwa di dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling dianggap sebagai inti dari proses pemberian bantuan. Sejalan dengan ini (Mortesen dan Schmuller, 1976: 56) menyatakan lebih tegas bahwa konseling adalah jantung hatinya program bimbingan.

Bimbingan memperhatikan kuratif (pemecahan masalah), tetapi titik beratnya pada pencegahan masalah (preventif), konseling titik beratnya kuratif tetapi juga memperhatikan preventif (pencegahan masalah). Objek garapan bimbingan dan konseling yaitu problema/masalah, bedanya pada titik berat perhatian dan perlakuan terhadap masalah tersebut.

Bimbingan = masalah yang ringan Konseling = masalah yang relatif berat

Secara umum pengertian hbungan konseling dipakai oleh kaum profesinal yang melayani manusia, seperti profesi konselor, pekerja sosial, dokter, dan sebagainya. Di sini mengartikan pembimbing membantu si terbimbing agar tumbuh berkembang sejahtera dan mandiri.

Shertzer dan Stone (1980) di dalam (Sofyan S.Willis, 2004: 36) mendefinisikan hubungan konseling yaitu: “interaksi antara seorang dengan orang lain ynag dapat menunjang dan memudahkan secara positif bagi perbaikan orang tersebut”. Rogers (dalam Sofyan S.Willis, 2004: 36) mendefinisikan, hubungan seseorang dengan orang lain datang dengan maksud tertentu. Hubungan itu bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, kematangan, memperbaiki fungsi, dan memperbaiki kehidupan. Shertzer dan Stone (dalam Sofyan S.Willis (2004: 36) mengungkapkan, bahwa hubungan konseling adalah interaksi antara seseorang profesional dengan klien dengan syarat bahwa profesional itu mempunyai waktu, kemampuan, untuk memahami dan mendengarkan, serta mempunyai minat, pengetahuan, dan keterampilan. Hubungan konseling harus dapat memudahkan dan memungkinkan orang yang dibantu untuk hidup lebih mawas dan harmonis.

Menurut Mohammad Surya (1998), ada tiga pandangan mengenai hubungan antara bimbungan dan konseling. Pandangan pertama berpendapat bahwa bimbingan

(10)

sama dengan konseling. Kedua istilah tidak mempunyai perbedaan yang mendasar.

Pandangan kedua berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan konseling, baik dasar maupun cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan pendidikan sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong individu yang mengalami masalah serius. Pandangan yang ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan konseling itu saling keterpaduan, keduanya tidak saling terpisah.

Dari penggambaran beberapa ahli yang mengungkapkan hubungan bimbingan dan konseling dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu bagian yang terikat , serta saling membutuhkan dalam aspek-aspek tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Nurihsan, Ahmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Willis, SS. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktik. Bandung. Alfabeta

Syamsu, Yusuf & Nurihsan, AJ. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:

Rosdakarya.

Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas). Jakarta: Grafindo Persada.

Anonymous. (2012). “Perbedaan dan Persamaa Bimbingan dan Konseling”. Tersedia:

http://perbedaan-persamaan-bk.blogspot.co.id/2012/06/perbedaan-antara- bimbingan dan.html. Online. Diakses tanggal

Referensi

Dokumen terkait

Budući da današnja školska knjižnica nije više samo mjesto skupljanja znanja i njegova posredovanja korisnicima, već i mjesto gdje se to znanje pretražuje i

Pritom je važno naglasiti da kvaliteta usluga u knjižnicama podrazumijeva i kvalitetnu komunikaciju s korisnicima koja se odnosi na svakodnevnu komunikaciju vezanu uz

Oleh karena itu, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Badan Penanggulangan

Selanjutnya, hal yang berkaitan dengan kendala manajemen, di antaranya: Kemampuan manajemen pengelola yang masih terbatas menyebabkan Jobdesk tiap intruktur

Ketika melihat reaksi dari orang tua saat mengetahui bahwa dirinya hamil diluar nikah, informan memiliki perasaan sedih, kecewa dengan dirinya karena tidak patuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran piutang yang dimiliki PT Matahari Department Store Tbk cenderung mengalami penurunan yang diikuti dengan tingkat

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah adekuasi hemodialisis yang diukur menggunakan rumus Ureum Reduction Rate (URR). Dukungan keluarga yang diukur dengan