• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. dimaknai sebagai pembelajaran yang dibuat berdasarkan tema-tema. tertentu. Tema tersebut ditinjau dari berbagai mata pelajaran.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II. dimaknai sebagai pembelajaran yang dibuat berdasarkan tema-tema. tertentu. Tema tersebut ditinjau dari berbagai mata pelajaran."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran ialah suatu konsep yang berasal dari dua dimensi kegiatan, yakni belajar-mengajar yang direncanakan serta diaktualisasikan, diarahkan pada penugasan sejumlah kompetensi menjadi kegiatan belajar (Annisa & rangkuti, 2019). Pembelajaran dapat dipandang sebagai kegiatan secara terpogram yang dapat membantu siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran memiliki beberapa macam model, contohnya kurikulum 2013 yang digunakan saat ini dalam tingkat sekolah dasar adalah pembelajaran tematik. Tematik dapat dimaknai sebagai pembelajaran yang dibuat berdasarkan tema-tema tertentu. Tema tersebut ditinjau dari berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran tematik atau pembelajaran terpadu adalah suatu konsep pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak (Hidayah, 2015). Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang didesain sesuai dengan tema-tema tertentu, dalam pengertian lain pembelajaran tematik ialah pembelajaran yang memakai tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa (Haji, 1993).

Dikatakan bermakna karena siswa dapat memahami konsep yang akan mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan mengkaitkannya dengan

11

(2)

konsep yang telah dipahaminya. Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam memilih dan mengembangkan tema pembelajaran.

Tema yang dipilih hendaknya diangkat dari lingkungan kehidupan peserta didik, agar pembelajaran menjadi hidup dan tidak kaku.

Pembelajaran tematik digunakan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman kepada siswa (Saputra, 2009). Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang utuh dan menyeluruh sehingga dapat mengembangkan aspek pengetahuan, sikap serta keterampilan oleh siswa.

Tema yang digunakan dalam pembelajaran ini diangkat dari lingkungan sekitar sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan siswa mencari sendiri dan menemukan apa yang akan mereka pelajari.

Pembelajaran tematik mencakup konten dan konstruk. Konten ini mencakup pembelajaran tematik yang memuat mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS,PPKn, dan SBdP. Penjabaran materi disesuai dengan Kompetensi Dasar yang ada di Buku Guru. Materi yang dijabarkan dalam media dibagi pada setiap pembelajaran. Pembelajaran 1 memuat mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan IPS, sedangkan pembelajaran 2 memuat mata pelajaran PPKn, IPS, dan SBdP, dan pembelajaran 3 memuat Bahasa Indonesia, IPA dan SBdp. Berikut ini penjabaran kompetensi Dasar, Indikator dan Materi :

(3)

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar, Indikator dan materi dalam media

Kompetensi Dasar Indikator Materi

Bahasa Indonesia

3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan

4.3 Melaporkan hasil wawancara

menggunakan

kosakata baku dan kalimat efektif dalam bentuk teks tulis.

3.3.1 Menuliskan syarat daftar pertanyaan wawancara mengenai

pertumbuhan padi.

(C1)

3.3.2 Menyimpulkan hasil wawancara

mengenai

pertumbuhan padi (C5)

4.3.1 Menunjukkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif (P1) 4.3.2 Mempraktikkan

hasil wawancara pertumbuhan padi di lingkungan sekitar (P3)

1) Pengertian wawancara 2) Hal-hal dalam

berwawancara wawancara 3) Etika dalam

berwanwancara

IPS

3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi

4.1 Menyajikan hasil identifikasi

karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/

kabupaten sampai tingkat provinsi)

3.1.1 Menuliskan karakteristik ruang pemanfaatan sumber daya alam dataran rendah untuk kesejahteraan masyarakat (C1) 3.1.2 Memberi contoh

pemanfaatan sumber daya alam dataran rendah untuk kesejahteraan masyarakat (C2) 4.1.1 Mengerjakan

identifikasi

pemanfaatan sumber daya alam dataran rendah untuk kesejahteraan masyarakat (P3) 4.1.2 Menunjukkan hasil

identifikasi

pemanfaatan sumber daya alam dataran rendah untuk kesejahteraan masyarakat (P3)

1) Pengertian sumber daya alam

2) Contoh sumber daya alam pantai, dataran tinggi, rendah untuk kesejahteraan masyarakat 3) Gambar sumber

daya alam pantai, dataran tinggi, rendah Manfaat sumber daya alam pantai, dataran tinggi, rendah

(4)

Lanjutan Tabel 2.2 Kompetensi Dasar, Indikator dan materi dalam media

Kompetensi Dasar Indikator Materi

IPA

3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya (C2)

4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya (C3)

3.8.1 Merangkum pentingnya menjaga keseimbangan sumber daya alam tak terbaharui dan terbaharui (C2) 3.8.2 Menjelaskan upaya

menjaga keseimbangan sumber daya alam tak terbaharui dan terbaharui (C3) 4.8.1 Melaksanakan

pentingnya menjaga keseimbangan sumber daya alam tak terbaharui dan terbaharui (P2) 4.8.2 Menunjukkan upaya

menjaga keseimbangan sumber daya alam tak terbaharui dan terbaharui (P3)

1) Pengertian sumber daya alam tak terbaharui dan terbaharui 2) Cara menjaga

keseimbangan sumber daya alam tak terbaharui dan terbaharui

Pembelajaran 2 PPKn

1.2 Menghargai kewajiban dan

hak warga

masyarakat dalam kehidupan sehari-

hari dalam

menjalankan agama.

2.2 Menunjukkan sikap disiplin

dalam memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat sebagai wujud cinta tanah air.

3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari- hari (C1) 4.2 Menyajikan hasil

identifikasi pelaksanaan

3.2.1 Menguraikan

kewajiban dan hak manusia dalam menjaga tumbuhan disekitar lingkungan rumah (C2)

3.2.2 Melaksanakan kewajiban dan hak manusia dalam menjaga tumbuhan disekitar lingkungan rumah (C3)

4.2.1 Menunjukkan hasil identifikasi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari (P3)

4.2.2 Melaksanakan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari (P5)

Kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat

1) Kewajiban dan hak manusia dalam menjaga tumbuhan 2) Contoh hak menjaga

tumbuhan

(5)

Lanjutan Tabel 2.2 Kompetensi Dasar, Indikator dan materi dalam media

Kompetensi Dasar Indikator Materi

kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari (C2) IPA

3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya (C2)

4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-

orang di

lingkungannya (C3)

3.8.1 Merangkum pentingnya menjaga pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitar (C2) 3.8.2 Menjelaskan upaya

menjaga menjaga pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitar (C3)

4.8.1 Melaksanakan manfaat menjaga pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitar (P2) 4.8.2 Menunjukkan upaya

menjaga pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitar (P3)

1) Upaya menjaga pelestarian sumber daya alam

2) Manfaat menjaga sumber daya alam 3) Contoh menjaga sumber daya alam

SBdp

3.5 Memahami karya seni rupa teknik tempel

4.5 Membuat karya kolase, montase, aplikasi, dan mozaik

3.5.1 Menjelaskan karya seni tempel mozaik menggunakan gambar tumbuhan (C1) 3.5.2 Membuat karya

mozaik menggunakan bahan alami disekitar rumah (C6)

4.5.1 Mengerjakan karya seni tempel mozaik menggunakan bahan alami disekitar rumah (P3)

4.5.2 Menggabungkan bahan alami kedalam karya seni tempel mozaik (P4)

Memahami karya seni rupa teknik tempel dan membuat karya seni mozaik

1) Pengertian karya seni tempel mozaik 2) Fungsi karya seni

mozaik

3) Membuat karya seni mozaik menggunakan gambar hewan

(6)

Lanjutan Tabel 2.2 Kompetensi Dasar, Indikator dan materi dalam media

Kompetensi Dasar Indikator Materi

IPA

3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya (C2)

4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya (C3)

3.8.1 Menguraikan pentingnya

pelestarian sumber daya alam pantai (C2)

3.8.2 Mendukung

pentingnya upaya pelestarian sumber daya alam pantai bagi lingkungan sekitar (C5)

4.8.1 Menunjukkan pentingnya menjaga pelestarian sumber daya alam pantai bagi lingkungan sekitar (P3)

4.8.2 Melakukan

pentingnya menjaga pelestarian sumber daya alam pantai bagi lingkungan sekitar (P5)

1) Pengertian sumberdaya alam pantai 2) Contoh

menjaga pelestarian sumber daya alam pantai

Bahasa Indonesia

3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara

menggunakan daftar pertanyaan

4.3 Melaporkan hasil wawancara

menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dalam bentuk teks tulis

3.3.1 Menuliskan contoh daftar pertanyaan wawancara

mengenai sumber daya alam pantai (C1)

3.3.2 Menyimpulkan hasil wawancara

mengenai sumber daya alam pantai (C5)

4.3.1 Menunjukkan etika dalam

berwawancara dengan benar (P1) 4.3.2 Mempraktikkan

wawancara

mengenai manfaat sumber daya alam pantai (P3)

1) Etika wawancara 2) Contoh

wawancara

(7)

Lanjutan Tabel 2.2 Pembagian Kompetensi Dasar dan Indikator sesuai pembelajaran

Kompetensi Dasar Indikator Materi

SBdP

3.5 Memahami karya seni rupa teknik tempel 4.5 Membuat karya kolase,

montase, aplikasi, dan mozaik

3.5.1 Menjelaskan karya seni tempel kolase

menggunakan gambar hewan (C2)

3.5.2 Membuat karya kolase

menggunakan bahan alami di sekitar rumah (C6) 4.5.1 Mengerjakan karya seni tempel kolase menggunakan bahan alami di sekitar rumah (P3) 4.5.2 Menggabungkan

bahan alami kedalam karya seni tempel kolase (P4)

1) Pengertian kolase 2) Teknik membuat

kolase

Berdasarkan uraian diatas bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang berasal dari perpaduan antara beberapa mata pelajaran yang mengembangkan aspek pengetahuan, sikap, serta keterampilan siswa sehingga memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik lebih menekankan siswa dalam keterlibatan proses pembelajaran. Tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik diangkat dari lingkungan sekitar sehingga siswa bisa menemukan masalah dan memahaminya secara langsung.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik, seperti yang dinyatakan (Sungkono, 2006) yakni : a) berpusat pada siswa, proses pembelajaran yang dilakukan harus melibatkan peserta didik sebagai pusat aktivitas dan mampu memperkaya pengalaman belajar peserta didik, b)

(8)

memberikan pengalaman langsung kepada siswa, agar pembelajaran bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung sehingga guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif, c) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, d) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, d) bersifat fleksibel, dan e) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Menurut TIM Pengembang PGSD dalam (Majid, 2014), terdapat karakteristik pembelajaran tematik yaitu : a) holistik, secara keseluruhan pembelajaran tematik dapat dikaji dari berbagai sudut pandang, b) bermakna, upaya pengumpulan fenomena dilihat beberapa aspek sehingga

akan memberikan dampak yang bermakna kepada siswa, c) otentik, siswa secara langsung memahami konsep dan prinsip pembelajaran, d) aktif, pembelajaran menggunakan pendekatan discovery learning sehingga siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan karakteristik diatas, bisa disimpulkan bahwa pembelajaran tematik mempunyai beberapa karakteristik pertama berpusat kepada peserta didik yaitu kegiatan belajar mengajar banyak melibatkan siswa dalam proses belajar. Kedua, memberikan pengalaman langsung kepada siswa bermakna apabila siswa diberikan pengalaman nyata maka siswa mudah dalam memahami hal yang abstrak. Ketiga, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas yaitu pembahasan tema difokuskan dengan kehidupan sehari- hari. Keempat, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Kelima, bersifat fleksibel yaitu guru dapat mengaitkan beberapa mata pelajaran.

(9)

Keenam, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

3. Landasan Pembelajaran Tematik

Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mempertimbangkan banyak faktor. Selain pembelajaran merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku, pembelajaran juga selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan di dasarkan atas hasil-hasil pemikiran yang mendalam (Hernawan, 2015). Landasan tersebut adalah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses. Menurut (Widyaningrum, 2019) Landasan tematik meliputi landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan yuridis.

1) Landasan Filosofis. Dalam pembelajaran tematik landasan filosofis dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: a) Aliran progresivisme, b) konstruktivisme dan c) humanisme. Aliran progresivisme beranggapan

bahwa proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman. Aliran konstruktivisme beranganggapan bahwa pembelajaran dilihat melalui pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Pengetahuan tidak dapat dikirimkan begitu saja oleh seorang guru kepada siswa, tetapi harus di serap sendiri oleh siswa. Aliran humanisme ini melihat dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya dan motivasi yang dimiliki siswa.

2) Landasan psikologis. Proses pembelajaran terjadi interaksi siswa dengan lingkungannya. Melalui pembelajaran tematik dapat terbentuk

(10)

tingkah laku baru berupa kompetensi yang aktual dari siswa dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.

3) Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan kebijakan atau peraturan yang mendukung terhadap pelaksanaan tematik. Landasan yuridis tersebut adalah: (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran membutuhkan landasan yang kuat agar pembelajaran menjadi lebih terarah. Landasan pembelajaran tematik ada tiga yaitu landasan filosofis, psikologis, dan yuridis. Ketiga landasan tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga pembelajaran sesuai dan tepat sasaran.

4. Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Menurut (Rohani, 2019) kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut memiliki arti penyalur pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Pengertian media dapat menyampaikan pesan yang diperoleh dan berisikan informasi sehingga bertujuan untuk menyampaikan maksud tertentu (Arsyad, Azhar 2010). Jenis kegiatan yang melibatkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai postif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar disebut

(11)

pembelajaran (Rohani, 2019). Proses pembelajaran melibatkan dua pihak yakni guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai penerima materi.

Media pembelajaran secara umum yaitu alat bantu yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik disebut juga media pembelajaran (Luh &

Ekayani, 2021). Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang membantu guru dalam memperkaya wawasan peserta didik dan pemakaian media pembelajaran dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam memahami pembelajaran yang disampaikan guru (Dwijayani, 2019). Media pembelajaran yang menarik dapat merangsang siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru dalam memilih media pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik siswa sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam belajar. Media pembelajaran digunakan menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga terciptanya proses belajar mengajar. Karena jika tanpa media, maka pesan yang akan disampaikan guru tidak akan berlangsung secara optimal.

11

(12)

2) Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran diperlukan guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik sehingga akan menciptakan pembelajaran yang bermakna. Menurut (Sanjaya, 2012) terdapat beberapa fungsi dalam penggunaan media pembelajaran yaitu :

a) Fungsi Komunikatif. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik.

b) Fungsi Motivasi. Media pembelajaran digunakan untuk memotivasi siswa, sehingga siswa diharapkan menjadi termotivasi dan menambah gairah semangat dalam mengikuti pembelajaran.

c) Fungsi Kebermaknaan. Media pembelajaran dapat menambah informasi siswa berupa data atau fakta sehingga meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis informasi.

d) Fungsi penyamana persepsi. Melalui pemanfaatan media diharapkan peserta didik memiliki persepsi yang sama terhadap informasi yang disampaikan.

e) Fungsi individualitas. Media pembelajaran berfungsi melayani kebutuhan siswa yang memiliki minat gaya belajar yang berbeda- beda. Sedangkan Menurut (Nurseto, 2012) fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut : a) sebagai sarana untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, b) mempercepat proses belajar, dan c) meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yakni media pembelajaran dapat memudahkan guru dalam

(13)

menyampaikan materi kepada siswa. Penggunaan media dapat maksimal jika guru memilih media yang sesuai dengan kebutuhan.

Media pembelajaran juga memiliki fungsi untuk memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan juga dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.

3) Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Nasution dalam (Dwijayani, 2019) manfaat media pembelajaran sebagai berikut : 1) pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa, 2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga bisa dipahami peserta didik, 3) metode pembelajaran bervariasi tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan, 4) siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran karena tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Kemp dan Dayton (1985) dalam (Hayes et al., 2017) mengidentifikasi manfaat media pembelajaran, yaitu :

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda terhadap suatu konsep materi pelajaran. Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga materi dapat disampaikan kepada peserta didik secara seragam.

(14)

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Materi pelajaran yang dikemas menggunakan media akan lebih jelas, serta dapat membangkitkan rasa keingintahuan dan merangsang peserta didik bereaksi baik secara fisik maupun emosional.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Media dapat membantu guru dan peserta didik untuk melakukan komunikasi dua arah dala proses pembelajaran.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Keluhan yang di alami guru biasanya kekurangan waktu untuk mencapai target. Guru sering menghabiskan waktu untuk menjelaskan suatu materi pembelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu peserta didik menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh.

Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran dapat membuat pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menarik perhatian siswa. Selain itu bahan pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa dapat tersampaikan dengan jelas dan siswa juga ikut aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.

Manfaat media dapat memperjelas pesan, mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan tenaga.

4) Jenis dan Pengelompokan Media Pembelajaran

Menurut (Aghni, 2018) perkembangan media pembelajaran saat ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti perkembangan teknologi, ilmu

(15)

cetak mencetak, tingkah laku, dan komunikasi. Salah satu hal yang berkembang dari media adalah munculnya keberagaman jenis format media seperti modul cetak, film, televisi, program komputer dan sebagainya. Pengelompokan media terbagi menjadi beberapa macam : 1) Klasifikasi Media Berdasarkan Perkembangan Teknologi

Seels & Glasgow membagi media berdasarkan perkembangan teknologi dalam dua klasifikasi, yaitu:

a. Media Tradisional yakni 1) Visual diam yang diproyek- sikan : proyeksi overhead, slides, film stripe, 2) Visual yang tak diproyek- sikan : gambar, poster, foto, chart, grafik, 3) Audio : rekaman piringan, pita kaset, 4) Penyajian multimedia : slide plus suara (tape), multiimage, 5) Visual dinamis yang diproyeksikan : film, televisi, video, 6) Cetak : buku teks, modul, majalah ilmiah, 7) Permainan : teka-teki, simulasi, dan 8) Realia : model, specimen (contoh), manipiulatif (peta, boneka).

b. Media Teknologi Mutakhir dibagi menjadi dua yakni : 1) Media berbasis telekomunikasi : telekonferensi, kuliah jarak jauh, dan 2) Media berbasis mikroprosesor : komputer, interaktif, compact disk.

2) Klasifikasi Media Berdasarkan Karakterisktik Stimulus yang Ditimbulkan. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Briggs bahwa pengelompokan media lebih mengarah pada karakteristik siswa, tugas instruksional, bahan dan transmisinya. Briggs

(16)

mengklasifikasikan 13 macam media yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) objek, 2) suara langsung, 3) media cetak, 4) papan tulis, 5) media transparansi, 6) film bingkai, 7) film rangkai, 8) film gerak, 9) televisi, 10) gambar, 11) model, 12) rekaman audio, dan 13) pelajaran terprogram.

Secara lebih rinci Anderson (1997) mengelompokkan media sebagai berikut :

Tabel 2.1 Pengelompokan media menurut Anderson (1997)

Sumber : (Maimunah, 2016)

Dari beberapa pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa jenisnya. dari beberapa jenis media tersebut memiliki fungsi tersendiri dan mempunyai dampak tersendiri. Dampak yang diberikan dari

No Kelompok Media Contoh Media

1 Audio a) Pita audio (rol atau kaset) b) Piringan audio

c) Radio (rekaman siaran)

2. Cetak 1) Buku teks terpogram

2) Buku pegangan/manual 3) Buku tugas

3. Audio- Cetak 1) Buku latihan dilengkapi kaset 2) Gambar/poster (dilengkapi audio) 4. Proyek Visual Diam 1) Film bingkai (slide)

2) Film rangkai (berisi pesan verbal) 5. Proyek Visual Diam

dengan Audio

1) Film bingkai (slide) suara 2) Film rangkai suara

6. Visual gerak 1) Film bisu dengan judul (caption) 7. Visual gerak dengan

audio

1) Film suara 2) Video/vcd/dvd

8. Benda 1) Benda nyata

2) Mode tiruan (mock up)

9. Komputer 1) Media berbasis komputer, CAI (Computer Assisted Instructional)

& CMI (Computer Managed Instructiona

(17)

media yaitu dampak positif yang akan didapat oleh seseorang ketika mereka memanfaatkan media ini.

5) Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tidak sepenuhnya digunakan semua dalam proses pembelajaran.

Pemilihan media pembelajaran digunakan dengan dipertimbangkan kriteria agar tepat. Kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih media menurut (Tutik, 2018) sebagai berikut : 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran, 2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, 3) kemudahan memperoleh media, 4) keterampilan guru dalam menggunakannya, 5) tersedia waktu menggunakannya, dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dipelajari. Dengan bantuan media, minat dan motivasi dapat ditingkatkan sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran dapat ditingkatkan.

5. Pop Up Srapbook

Pengertian Pop Up Book yaitu sebuah buku yang mempunyai bagian yang bisa bergerak dan memiliki unsur 3 dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka (Rulyansah, 2019). Pop Up Scrapbook yaitu buku yang bagiannya bisa bergerak dan ketika dibuka konstruksi kertas pada halaman dapat berubah. Terdapat beberapa kelebihan media

(18)

Srapbook yaitu; a) Menarik, Scrapbook disusun dari tulisan, gambar penting

dengan beberapa hiasan sehingga tampilannya menarik, b) Bersifat realistik, dalam menunjukkan pokok pembahasan disajikan dengan objek secara nyata melalui gambar, c) dapat mengatasi keterbatasan waktu dan ruang, d) Mudah dibuat, membuat media srapbook tidak sulit, hanya perlu menyusun dan memadupadankan gambar, tulisan dan hiasan, e) bahan yang digunakan untuk membuat scrapbook mudah di temukan, dan f) dapat didesain sesuai dengan keinginan (Damayanti, 2013).

Dalam pengembangan media ini memerlukan desain agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kelayakan media. Produk yang dihasilkan berupa pengembangan media pop-up scrapbook berbasis audio. Berikut ini rancangan desain media pembelajaran :

a) Menentukan Cover Media

Cover pada media ini terdapat satu sisi, berisi tentang logo UMM, dan PGSD serta terdapat Judul Tema, Sub tema. Berikut ini tampilan cover media :

Gambar 2.1 Cover Media POSCRA

(19)

b) Daftar isi dan petunjuk penggunaan

Daftar isi ini dapat digunakan untuk memudahkan pengguna dalam mencari halaman yang diinginkan. Daftar isi berisikan aspek-aspek yang ada di media. Sedangkan petunjuk penggunaan digunakan

untuk memudahkan pengguna menggunakan media sesuai dengan instruksi. Berikut ini tampilan daftar isi :

Gambar 2.2 Tampilan daftar isi dan petunjuk buku c) Tampilan Kompetensi dasar dan Indikator

Tampilan Kompetensi dan Indikator digunakan untuk memudahkan guru dalam menyusunmenjelaskan kepada siswa.

Berikut ini tampilan Kompetensi dasar dan Indikator :

Gambar 2.3 Tampilan Kompetensi Dasar dan Indikator

(20)

d) Bagian Inti Media

Media yang dikembangkan memuat 3 pembelajaran yaitu pembelajaran 1 terdapat materi Bahasa Indonesia, IPA dan IPS.

Pembelajaran 2 berisi terdapat materi PPKn, SBdP, dan IPA.

Pembelajaran 3 berisi tentang materi IPA, Bahasa Indonesia dan SBdP. Berikut ini contoh tampilan Materi Bahasa Indonesia :

Gambar 2.4 Tampilan materi Ensiklopedia Padi

Gambar 2.5 Tampilan materi IPA (Sumber Daya Alam) e) Isi Materi

Materi yang terdapat dalam media mencakup beberapa mata pelajaran tematik. Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar yang ada.

(21)

Gambar 2.6 Tampilan materi PPKn

Gambar 2.7 Tampilan materi IPS

Gambar 2.8 Tampilan materi Bahasa Indonesia (Wawancara)

(22)

Gambar 2.9 Tampilan materi SBdP(materi kolase)

Gambar 2.10 Tampilan materi SBdP(materi mozaik) f) Profil penyusun

Profil penyusun memuat aspek tentang identitas penulis dari nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, NIM, Fakultas, Jurusan, Nama dosen pembimbing 1 dan 2, dan riwayat pendidikan penulis. Berikut ini tampilan profil penyusun :

(23)

Gambar 2.11 Tampilan Profil penyusun

Langkah-langkah dalam pembuatan media Pop Up Scrapbook ini yaitu :

Pembuatan media Poscra ini memerlukan alat dan bahan, Adapun bahan yang diperlukan dalam media ini yaitu :

a) Alat dan Bahan : (1) Penggaris, (2) Gunting, (3) Lem kertas, (4) Pensil, (5) Desain gambar, dan (6) Cutter.

b) Cara pembuatan :

a) Siapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan dalam pembuatan media

b) Tentukan tema yang akan digunakan

c) Tentukan ukuran desain dan kertas yang akan digunakan

Dapat disimpulkan bahwa media Pop Up Scrapbook merupakan buku yang memiliki unsur 3 dimensi yang dapat memberikan tampilan menarik ketika buku tersebut dibuka. Media Pop Up ini juga dapat membantu guru dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik.

(24)

6. Manfaat Pop Up Scrapbook berbasis audio

Jenis media yang hanya bisa didengar tanpa mengandung penglihatan disebut dengan media audio. Media Audio hanya melibatkan unsur pendengaran saja (Triyadi, 2015). Siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas merasa kesulitam dalam memahami materi yang disampaikan guru.

Oleh sebab itu dengan adanya media Pop Up Scrapbook berbasis audio diharapkan peserta didik bisa memahami materi dengan menggunakan suara. Media ini memiliki beberapa manfaat bagi peserta didik :

a) Dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b) Memudahkan guru dalam menjelaskan materi dan materi mudah diterima oleh siswa.

c) Pembelajaran di kelas lebih bermakna dan siswa tidak cepat merasa bosan.

d) Dengan menggunakan audio diharapkan siswa akan lebih mengikuti pembelajaran dengan tertib dan aktif

Dapat disimpulkan bahwa media Pop Up Scrapbook berbasis audio memiliki manfaat dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu media ini dapat memberikan pengalaman kepada peserta didik. Siswa menjadi tidak merasa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan tertib dan aktif.

(25)

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.3 Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keunggulan Media Peneliti (Dewanti,

2018)

Pengembangan Media Pop-Up Book Untuk Pembelajaran Lingkungan Tempat Tinggalku Kelas IV SDN 1 Pakunden Kabupaten Ponorogo

Hasil skor ahli

media 90

presentase oleh ahli media sebanyak 97,79 % , skor ahli materi 79,5 presentase

sebanyak 94,93%, ahli pengguna (guru) skor 57,5 presentase

sebanyak 95,17%

Membahas tentang pengembangan media Pop Up

Pop Up ini digunakan hanya pada materi lingkungan tempat tinggal.

Media yang dikembangkan peneliti ini mencakup pembelajaran tematik Tema 3 subtema 1 pembelajaran 1- 3. Terdapat barcode yang dapat discan dengan

menggunakan hp yang berisi audio

(Khoiriyah

& Sari, 2018)

Pengembangan Media

Pembelajaran Pop-Up Book Pada Mata Pelajaran IPA Kelas III SDN 3 Junjung Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018

Hasil produk oleh ahli media sebanyak 87%

media ini termasuk valid dan layak.

tingkat presentase dari ahli materi sebanyak 83,07%.

Hasil angket siswa 95,02 dan angket observasi sebanyak 86,6%.

Sama-sama menggunakan media Pop Up yang

digunakan untuk media pembelajaran

Penelitian terdahulu ini digunakan siswa kelas 3

SD dan

digunakan untuk materi kenampakan permukaan bumi pada mata

pelajaran IPA

(Larasati, 2019)

Pengembangan Media

Pembelajaran Pop Up Book Berbasis Audio Pada Materi Bangun Datar Segiempat di SMP

Hasil validasi ahli media sebanyak 88,16% mencakup kriteria sangat valid. media ini dikatakan efektif karena respon siswa dan aktivitas siswa dalam belajar sangat baik sehinga hasil belajar siswa mendapatkan nilai yang baik.

Sama-sama menggunakan media Pop Up berbasis audio

Media ini digunakan pada

pembelajaran Matematika

di SMP

materi bangun datar.

(26)

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan permasalahan yang ada dengan adanya media pembelajaran memudahkan guru dan siswa dalam menjelaskan materi pembelajaran dan menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Siswa tertarik dengan pembelajaran yang menggunakan gambar. Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran menggunakan metode ceramah,tanya jawab dan diskusi.

Meskipun metode tersebut baik digunakan tetapi perlu adanya daya pendukung berupa media pembelajaran. Sarana dan prasarana yang digunakan juga terbatas. Guru dalam menjelaskan materi peduli terhadap makhluk hidup masih mengacu buku siswa. Dalam menjelaskan materi sumber daya alam dan fungsi tumbuhan masih menggunakan bahan gambar yang di cetak, sehingga materi yang dijelaskan masih ada yang belum tersampaikan.

Analisis Kebutuhan

Dibutuhkan media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dalam proses pembelajaran terdapat aspek audio dan gambar yang menarik minat siswa dan mengurangi rasa bosan siswa serta berupaya meningkatkan pemahaman materi maupun penyampaiannya.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu kuantitatif dan kualitatif Kondisi Sekolah

1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi

2. Guru masih menggunakan metode ceramah

3. Guru menggunakan media gambar yang diprint digunakan untuk menjelaskan kepada peserta didik 4. Sebagian peserta didik mendapatkan

hasil belajar yang rendah (<75) belum mencapai KKM

Kondisi Ideal

1. Peserta didik lebih tertarik dan mudah memahami materi pelajaran kelas 4 2. Guru memberikan media pembelajaran

yang dapat menarik minat siswa selain media konkret dan cetak

3. Guru maupun peserta didik sudah mengenal dan menggunakan media pembelajaran berbasis audio

4. Peserta didik mendapatkan hasil belajar yang baik (>75) dan mencapai KKM

Pengembangan Media “Poscra” Pop Up Scrapbook berbasis audio kelas 4 di SDN 2 NGEPEH

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa memiliki kemampuan merancang program pembelajaran untuk pendidikan jasmani yang disesuaikan dan mengaplikasikan untuk anak berkebutuhan khusus dengan

Let´s go back to the situation where you are going to bed late, how about telling yourself that tomorrow you are going to feel great because your body requires less sleep than it

Sebelum melaksanakan praktek mengajar, praktikan membuat RPP sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan. Praktikan mendapat kesempatan untuk mengajar

Dengan demikian, jurnal ilmiah dapat didefinisikan sebagai bentuk publikasi ilmiah berkala yang memuat hasil kegiatan bidang keilmuan tertentu, baik berupa hasil

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan oleh sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: bahwa

Mothers experience dealing an adolescent with premenstrual dysphoric disorder symptoms.. Tri Kesuma Dewi , Purwanta Purwanta , Elsi Dwi Hapsari 1 2

Beberapa penelitian mengenai ujian esai berbahasa Indonesia adalah Penilaian Esai Jawaban Bahasa Indonesia Menggunakan Metode SVM-LSA dengan Fitur Generik yang menghasilkan

Perseroan Terbatas sebagai sarana untuk mewujudkan demokrasi ekonomi demi kesejahteraan sosial sesuai dengan amanat Pasal 33 Undang- Undang Dasar Tahun 1945, haruslah dapat