• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ni Luh W.Sayang Telagawathi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ni Luh W.Sayang Telagawathi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

699

Pengembangan Sistem Pengelolaan dan

Penerbitan Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan

Ganesha

Ni Luh W.Sayang Telagawathi

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali (gemilangsuryawan@gmail.com)

ABSTRAK

Kehadiran jurnal ilmiah yang bereputasi internasional mencerminkan kualitas akademik di sebuah perguruan tinggi. Jurnal berintegritas tersebut bisa diakses secara OJS (Online Jurnal System) berbayar dan versi cetaknya dalam Bahasa Inggris. Cara seperti ini akan membuka jaringan internasional dan mengenalkan pemikiran-pemikiran terbaru dalam bidangnya, khususnya manajemen. Tentu saja hal ini tidak mudah. Permasalahan utama pengelolaan terbitan berkala ilmiah di Indonesia adalah belum terindeks di pengindeks bereputasi nasional dan internasional. Oleh sebab itulah menjadi sangat penting untuk melakukan pengembangan sistem pengelolaan jurnal berbasis OJS dengan belajar dari jurnal-jurnal sebelumnya yang sudah menerapkannya dan terindeks nasional dan internasional. Tujuan akhirnya adalah agar Jurnal Bisma terus berkembang luas dan mendapatkan apresiasi dari kalangan akademisi nasional maupun internasional

Kata kunci: system pengelolaan jurnal, OJS, indeks jurnal, deskriptif komparatif

PENDAHULUAN

Kehadiran jurnal ilimiah di perguruan tinggi sangat penting sekali dampaknya dalam menumbuhkan iklim ilmiah sekaligus memberikan media kepada para akademisi untuk menuangkan

kreativitasnya. Di Indonesia sudah banyak jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga riset lainnya. Sebagian jurnal tersebut telah mendapat status terakreditasi dan

sebagian besar lainnya belum terakreditasi. Namun, meskipun telah terakreditasi, seringkali jurnal tersebut hanya dikenal dalam lingkungan yang sangat terbatas seperti hanya dikenal di lingkungan perguruan tinggi atau institusi

pengelolanya. Masyarakat luas di Indonesia, apalagi internasional, sama sekali tidak mengetahui keberadaan jurnal tersebut.

(2)

700

Indonesia (belum terindeks di pengindeks bereputasi): proses pengelolaan tulisan ilmiah belum menerapkan standar-standar ilmiah, kualitas substansi artikel belum dijaga dan dipertahankan dengan baik. Oleh sebab itulah diperlukan untuk mengembangkan penerbitan-penerbitan jurnal yang berbasis online system agar terbuka luas bagi

kalangan akademisi dunia internasional untuk mengaksesnya. Kondisi yang terjadi selama ini adalah jurnal-jurnal tersebut kebanyakan terbit hanya dalam versi cetak dengan tiras terbatas. Hanya pihak yang mendapatkan versi cetak yang sadar akan keberadaan jurnal-jurnal tersebut. Jurnal-jurnal tersebut tidak terbit secara online, baik sebagian maupun lengkap, sehingga tidak dapat diakses oleh masyarakat luas melalui jaringan internet.

Jurnal Bisma Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha selama ini diterbitkan

dengan format cetak yang sangat terbatas jangkuannya. Jurnal-jurnal tersebut tidak terbit secara online, baik sebagian maupun lengkap, sehingga tidak dapat diakses oleh masyarakat luas melalui jaringan internet, kualitas penerbitan terbitan berkala ilmiah sebagian besar masih

kurang baik, pengendalian kualitas terbitan berkala ilmiah melalui proses penelaahan oleh mitra bestari dan pemapanan gaya selingkung belum konsisten; kualitas substansi artikel belum dijaga dan dipertahankan dengan baik

Untuk memperluas jangkauan jurnal ilmiah sehingga dapat dikenal dan dibaca oleh pembaca dari dalam

maupun dari luar negeri maka tidak ada pilihan lain kecuali meng-online-kan jurnal tersebut. Oleh sebab itulah melakukan manajemen pengelolaan jurnal berbasis online system menjadi sebuah keniscayaan untuk Jurnal Bisma jika ingin berkembang luas dan mendapatkan apresiasi dari kalangan akademisi nasional maupun internasional.

TELAAH LITERATUR

Jurnal sebagai bentuk publikasi berkala sering dipertukarkan dengan majalah, buletin, ataupun warta. Meskipun semuanya sering diembel-embeli

dengan kata ilmiah, namun memiliki makna yang berbeda. Dalam AECT Task Force on Definition and

(3)

701

mencakup materi beberapa bidang. Adapun Buletin (Bulletin) dalam

Webter’s New International Dictionary of the English Language dimaknai sebagai informasi singkat dari pihak yang memiliki kewenangan, secara material hampir memiliki kesamaan dengan Warta (Newsletter) seperti dinyatakan dalam Tedd (1990). Keduanya berbeda dengan Jurnal,

karena jurnal berisi materi lebih komprehensif ketimbang keduanya.

Dengan demikian, jurnal ilmiah dapat didefinisikan sebagai bentuk publikasi ilmiah berkala yang memuat hasil kegiatan bidang keilmuan tertentu, baik berupa hasil pengamatan empirik maupun kajian konseptual, yang bersifat penemuan baru, maupun koreksi, pengembangan, dan penguatan terhadap paradigma, konsep, prinsip, hukum, dan teori yang sudah ada. Jurnal ilmiah merupakan sarana komunikasi antar anggota komunitas bidang keilmuan tertentu, ataupun pihak pemerhati bidang keilmuan

tersebut. Dengan sarana ini, para ilmuwan berinteraksi satu sama lain dan saling mengisi untuk membangun suatu bidang keilmuan tertentu. Konsekuensi dari karakteristik yang mengarah pada ―eklusivitas‖ bidang keilmuan

menyebabkan pembaca suatu jurnal ilmiah menjadi relatif terbatas.

Keterbatasan pembaca menyebabkan sering penerbitan jurnal ilmiah tidak memiliki kelayakan finansial. Keberadaan jurnal ilmiah disebabkan kebutuhan nyata masyarakat ilmiah, untuk, (a) memperoleh kritikan, saran, dan masukan lainnya bagi karyanya, (b)

pengakuan keilmuan dan promosi jabatan, (c) rujukan terbaru, (d) ide aktual untuk kajian lanjutan, dan (e) mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, saat ini untuk kasus di Indonesia, kesinambungan jurnal ilmiah sangat tergantung pada kuatnya komitmen organisasi profesi dan lembaga perguruan tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Melihat batasan, karakteristik, dan tujuan maka jurnal ilmiah seyogyanya memuat (a) kumpulan informasi terbaru, (b) hasil objektif dari sebuah kajian ilmu, dan (c) rekomendasi. Untuk memperoleh

(4)

702

hasil penelitian. Walaupun demikian, dimungkinkan pemuatan artikel konseptual dan telaah (review) buku baru.

Ada hal-hal yang sebaiknya dihindari dalam jurnal ilmiah, antara lain tulisan fiksi, berita keluarga, berita organisasi -bahkan berita peristiwa keilmuan sekalipu- ataupun foto penulis artikel. Artikel dalam

jurnal diharapkan tetap aktual dan berguna meskipun penulisan artikel tersebut telah dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Dengan kata lain tetap dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan. Sedang berita memiliki karateristik temporer yang cenderung tidak aktual.

Hasil penelitian empiris merupakan ladang yang tidak pernah kering sebagai sumber artikel dalam jurnal ilmiah. Malahan artikel hasil penelitian adalah tulisan yang paling sering dimuat dalam jurnal ilmiah. Sehingga ada identifikasi bahwa jurnal ilmiah adalah kumpulan artikel hasil penelitian empiris. Walaupun

hal itu tidaklah tepat benar, karena dimungkinkan jurnal ilmiah untuk memuat artikel kajian konseptual. Sebelum ditampilkan sebagai artikel dalam jurnal ilmiah, laporan penelitian harus disusun kembali agar memenuhi tata tampilan karangan sebagaimana yang

dianjurkan oleh dewan penyunting jurnal yang bersangkutan dan tidak melampaui batas panjang karangan. Secara umum DP3M Depdikbud dalam Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat edisi V (1999) telah menggariskan tentang tata cara penyusunan sebuah artikel hasil penelitian. Akan tetapi untuk

kepentingan publikasi perlu diperhatikan gaya selingkung yang dikembangkan oleh jurnal yang bersangkutan.

Artikel hasil kajian konseptual memiliki bobot yang sama dengan artikel yang berasal dari hasil kajian empirik (penelitian). Selama kajian konseptual tersebut dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah dan cara-cara yang lazim dikenal secara meluas dalam dunia keilmuan, atau setidak-tidaknya diakui oleh komunitas bidang keilmuannya. Artikel konseptual adalah refleksi pemikiran dalam bentuk tulisan atas suatu permasalahan keilmuan tertentu setelah mengkaji

(5)

703

teori-teori dasar yang dapat digali dari buku-buku teks.

Proses pengelolaan jurnal yang baik juga memperhatikan proses kerja dengan Mitra Bestari dan Redaksi. Salah satu persyaratan agar dapat menarik artikel-artikel ilmiah dari luar lingkungan universitas sendiri serta luar negeri adalah resposifnya redaksi jurnal terhadap

para pengirim naskah. Pengirim naskah akan sangat menghargai apabila status naskahnya dapat diketahui setiap saat: apakah masih dalam proses penelaahan oleh mitra bestari, sudah diterima atau ditolak atau perlu diperbaiki, sudah disunting atau sudah ada di bagian pracetak, serta akan diterbitkan di volume dan nomor berapa. Menggunakan online submission system hal-hal di atas dapat dilakukan secara otomatis akan sangat mengurangi kesalahan manusia.

Tim akan bekerja sama dengan redaksi setiap jurnal untuk mendaftarkan alamat dan email

setiap mitra bestari dan redaksi yang ada, lalu mempromosikan jurnal ke calon mitra bestari, redaksi tamu, dan penulis di seluruh dunia, menjadikan siding redaksi dengan segera bertaraf internasional. Pengelolaan naskah, komunikasi

dengan penulis, komunikasi dengan mitra bestari, serta komunikasi dengan penyunting akan dilaksanakan oleh tim bekerja sama erat dengan dewan redaksi jurnal yang bersangkutan. Semuanya dilakukan secara elektronik. Apabila diperlukan keterampilan pengelolaan jurnal secara elektronik ini dapat dialihkan ke staf administrasi jurnal

yang bersangkutan.

Desain dan Produksi Pracetak sesuai Ketentuan Dikti maupun Internasional. Dianjurkan agar pelaksanaan kedua proses di atas dilakukan beberapa bulan sebelum edisi pertama volume berikutnya terbit, sebab perbaikan desain paling baik dilakukan mulai volume baru. Rancangan sampul dan halaman ini akan disajikan untuk disetujui oleh tim redaksi jurnal yang bersangkutan. Ada beberapa kaidah tidak tertulis (yang didapat dari pengalaman) untuk menghasilkan desain yang sesuai untuk jurnal ilmiah, baik untuk rancangan sampul maupun halaman ini.

METODE

(6)

704

Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada pada saat penelitian ini dilakukan. Metode deksriptif adalah kegiatan pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau jawaban pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu sedang berjalan. Deskriptif juga mengandung

pengertian menjelaskan secara detail (naratif) fenomena yang diamati untuk kemudian membuat pelaporan yang rinci.

Metode komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Metode penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat obyek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Metode penelitian komparatif dengan demikian merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua hal atau lebih dalam suatu variabel tertentu. Tujuannya adalah untuk membandingkan persamaan dan

perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Tujuan dari metode komparatif adalah untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang dan kerangka pemikiran tertentu. Hasil akhir dari metode komparatif ini adalah untuk menyelidiki

kemungkinan hubungan-hubungan sebab-akibat dengan cara pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali factor yang mungkin menjadi penyebab melalui pengumpulan data di lapangan (Nasir, 2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kehadiran jurnal ilmiah membutuhkan persiapan yang matang terutama yang berhubungan dengan manajemen pengelolaan keseluruhan sistemnya. Bagi sivitas akademika, terutama dosen dan mahasiswa pada setiap perguruan tinggi, tersedianya media komunikasi ilmiah berupa jurnal ilmiah

(7)

705

sebagai stakeholders perguruan tinggi. Tanpa itu maka misi perguruan tinggi melalui Tridharma-nya akan sulit dicapai. AkibatTridharma-nya perguruan tinggi hanya akan menjadi menara gading yang hanya indah dipandang masyarakat, namun sedikit sekali asas manfaatnya bagi penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat di

sekelilingnya.

Merancang dan mengelola jurnal ilmiah pada lingkungan akademik sesungguhnya sesuatu yang tidak telalu mudah, namun juga tidak terlalu sulit. Untuk menyampaikan sebuah hasil karya keilmuan diperlukan suatu alat komunikasi yang mudah dipahami oleh masyarakat secara luas dan bersifat objektif. Model alat komunikasi yang selama ini dianut oleh madzhab ilmiah antara lain dalam bentuk karya tulis (buku, majalah, jurnal, abstrak, proseding, pamflet, leaflet, paper, dsb.) dan oral serta demonstrasi (masal). Dalam

setiap langkah komunikasi tersebut diikuti aturan-aturan yang mengikatnya sehingga dapat dinilai sebagai karya ilmiah (bukan seni atau bentuk pengetahuan lainnya). Sampai saat ini informasi ilmiah terutama yang menyangkut hasil-hasil penelitian dianggap mempunyai mutu

keilmuan tertinggi dibanding yang disampaikan dengan cara-cara lainnya.

Penghargaan terhadap karya tulis tersebut dalam penilaiannya diberikan bobot tertinggi pula yakni mencapai kredit 15 (bila sendirian, bila bersama penulis lain maka penulis pertama 60 % sedang penulis berikutnya 40%). Hal ini nampaknya

ada hubungannya dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan si penulis sejak dari penulisan proposal, penelitian, biaya dan seleksi untuk dapatnya dimuat di dalam jurnal dan waktu. Untuk memuat suatu karya tulis di dalam suatu jurnal ilmiah, memang sampai saat ini belum didapatkan suatu standar yang sama mengenai mutu tulisan. Umumnya persyaratan tulisan dalam jurnal lebih dititik beratkan kepada keseragaman format yang meliputi banyaknya 3 halaman ketik, jumlah kata (> 10.000 kata < 30.000 kata untuk jurnal), susunan outline, dan sebagainya. Dengan cara tersebut

memang akan muncul berbagai persoalan teknis, seperti misalnya untuk ilmu-ilmu sosial relatif memerlukan halaman atau jumlah kata lebih banyak dibandingkan ilmu eksakta.

(8)

706

dapat dimuat apabila bukan merupakan hasil penelitian satu musim atau hasil laboratorium yang dilakukan beberapa minggu. Namun pendapat ini pun sampai saat ini masih merupakan saran yang perlu mendapatkan perhatian lebih saksama. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut dalam bobot keilmuan suatu artikel perlu

mendapatkan suatu penilaian sebagai aspek legalitas dari para pakar yang bersangkutan.

Dalam etika ilmiah penilaian para pakar/akhli ini dapat dianggap sebagai suatu standar ilmiah karena yang bersangkutan telah mempunyai cukup pengalaman dan pemahaman yang mendalam terhadap masalah tersebut. Legalitas ini disebut sebagai

"The statement of the authority". Atas dasar inilah maka bobot suatu jurnal dapat dilihat dari ada atau tidak adanya anggota penilai atau mitra bestari yang tercantum dalam jurnal tersebut yang berfungsi sebagai wasit bagi laik tidaknya suatu artikel

dimuat.

Setiap artikel yang masuk kepada dewan redaksi sebelum dimuat dalam suatu jurnal hendaknya dikirimkan dahulu kepada minimal dua orang akhli dalam bidangnya dan selanjutnya yang bersangkutan akan mengembalikan

kepada dewan redaksi hasil penilainya berupa "diterima" atau "ditolak" dan bila diperlukan dapat juga menyisipkan beberapa empat komentar perbaikan. Dewan redaksilah yang akan menggodog lebih lanjut yang menyangkut redaksional maupun formatnya. Selanjutnya tentunya akan muncul pertanyaan dari pembaca

bagaimanakah membuat suatu jurnal yang dapat diakui mempunyai mutu ilmiah. Hal ini dimaksudkan pula dalam membantu pembaca untuk menyalurkan karya ilmiahnya lebih lancar mengingat kurangnya informasi jurnal yang sesuai, lamanya prosedur penerbitan, dan sebagainya. Ada tiga jenis jurnal yang berkembang dimasyarakat ilmiah, yakni: (1) Jurnal "bunga rampai", (2) Jurnal dalam bidang sejenis, dan (3) Jurnal profesi keilmuan. Yang dimaksud dengan Jurnal bunga rampai adalah jurnal yang di dalamnya berisi berbagai macam ilmu baik yang berupa IPTEK keras maupun IPTEK lunak. Penuangan

kedua jenis IPTEK itu dilakukan dalam satu wadah, bahkan diisi dengan "pidato-pidato", namun demikian pencantuman manajemen redakturnya kurang profesional.

(9)

707

jurnal yang memuat artikel dalam bidang sejenis (umpamanya: Hukum, Kedokteran, Peternakan, Ekonomi, dan sebagainya). Jurnal tipe ini mempunyai bobot lebih baik dibandingkan dengan jenis jurnal yang pertama, karena sudah menunjukkan ciri khas keilmuan tertentu. Akan tetapi, Jurnal tipe yang ketiga (yang disebut juga jurnal

profesi) tertentu lebih diutamakan karena dengan demikian akan lebih mudah membantu masyarakat dalam penelusuran informasi ilmiah dalam bidang tertentu.

Di luar negeri jurnal tipe yang pertama sudah lama ditinggalkan orang karena dianggap menyulitkan dalam menelusuri bidang keilmuan tertentu secara spesifik. Orang-orang yang memerlukan informasi terpaksa harus menelaah satu persatu artikel yang dimuat di dalamnya untuk mencari informasi yang sesuai dengan tujuan pencariannya. Oleh karena itu pada dewasa ini, jurnal tipe yang ketiga justru yang mendapat perhatian dan kredibilitas utama.

Pada jurnal tipe yang ketiga penelusuran informasi ilmiah telah jauh lebih mudah karena informasi sejenis telah terkumpul pada satu jurnal. Di samping itu informasi tersebut berasal dari kumpulan profesi tertentu yang tidak bercampur

dengan informasi dari profesi lainnya. Sebaliknya, di Indonesia ketiga tipe jurnal yang disebutkan di atas, masih berkembang secara seimbang. Hal itu mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kurangnya informasi permasalahan yang dapat dimuat dalam jurnal, faktor sulitnya pendanaan, sumber daya manusia sebagai nara sumber dan

pengelolanya, dan yang tidak kalah menentukan adalah birokrasi dalam proses penerbitan.

Sampai saat ini penilain suatu jurnal memang masih belum diberlakukan secara ketat setidak-tidaknya di perguruan tinggi. Dalam petunjuk teknis (juknis) yang dikeluarkan oleh Depdikbud. No. 2492/D/C/88 sebagai penjabaran dari SK. Menpan No. 59/1987 disebutkan kretarium majalah ilmiah yang dapat diakui oleh Depdikbud, sebagai berikut: a)bertujuan untuk menampung/ mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dana atau konsep ilmiah dan disiplin ilmu pengetahuan tertentu; b) diterbitkan

(10)

708

bidangnya; e) mempunyai ISSN

(International Standard Serial

Number); f) diedarkan secara nasional. Untuk mendapatkan ISSN sesungguhnya tidaklah terlalu sulit karena setiap pengelola jurnal atau majalah yang ingin mendapatkan ISSN tinggal mengajukan permohonan kepada Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia –

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) yang beralamat di Jalan Jenderal Gatot Subroto 10, Jakarta. Dalam pengajuan tersebut harus disamapaikan pula alasan-alasan dan contoh edisi sebelumnya. Dengan demikian jurnal atau majalah yang sudah mendapatkan ISSN berarti sudah terdaftar dalam bank data majalah dunia karena oleh PDII-LIPI akan dilaporkan kepada Pusat ISDS (International Serial Data System).

Selanjutnya untuk mendapatkan akreditasi suatu jurnal diperguruan tinggi perlu didaftarkan ke Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal ini Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Pengakuan suatu jurnal dipertimbangkan berdasarkan kriterium antara lain: keteraturan terbit, keajegan format, dewan redaksi, minimal tiga tahun terbit,

spesifikasi keilmuan, sasaran atau target, dan lain-lain.1

Proses peer-review:

sebagaimana telah diketahui, proses ini melibatkan individu peneliti (biasanya dua orang) sebagai peer-reviewer yang bertugas menilai dan membahas isi makalah serta petugas pengelola jurnal (sebut saja editor) yang memilih peer-reviewer yang tepat

sesuai topik makalah, mendistribusikannya, serta menerima hasil review. Hasil kerja reviewer itu kemudian disampaikan kepada penulis makalah sebagai bahan perbaikan.

Proses lay-out: setelah makalah diperbaiki oleh penulis dan lolos proses peer-review, maka tahap selanjutnya adalah penyuntingan final, setting format referensi, dan lay-outing. Dalam proses ini juga dibuat cover jurnal.

Proses penerbitan: ini adalah

tahap akhir yang melibatkan proses pencetakan makalah final, penjilidan dan pendistribusian kepada para

pemangku kepentingan atau pelanggan jurnal. Tiga proses itulah yang minimal ditawarkan oleh pengelola jurnal. Saya sebut ―minimal‖ karena saat ini ada

1

Keseluruhan bahan ini disarikan dari Eman

Suparman, “Merancang, Mengelola,

Menerbitkan, dan Menulis pada Jurnal Ilmiah

(11)

709

setidaknya tiga proses lain yang wajib hukumnya dilakukan oleh pengelola jurnal, yakni:

Pendaftaran kode digital object identifier (doi): ini sangat diperlukan untuk keperluan registrasi tautan kepada masing-masing makalah secara pasti (persistent id). Dengan adanya kode doi, makalah dapat diakses selama kodenya benar. Kode

ini semacam nomor polisi bagi makalah. Tidak akan ada ―nomor polisi‖ yang sama untuk dua kendaraan yang berbeda bukan.

Hosting jurnal secara online: hal ini juga suatu keharusan seiring kemajuan dunia teknologi informasi. Ada pemeo “it doesn’t exist until it’s available online”. Setiap makalah dalam suatu terbitan jurnal harus dapat ditemukan dengan mudah oleh mesin pencari berdasarkan kata kunci tertentu.

Promosi jurnal, baik secara

offline maupun secara online: promosi ini penting, karena semestinya ilmu

juga harus dipasarkan agar makin banyak pihak mengetahui.

KESIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan keberadaan Jurnal Bisma Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis menuju pengembangan system pengelolaan jurnal berbabis online

system dengan melakukan komparasi (perbandingan) dengan jurnal-jurnal sejenis yang sudah lebih maju yaitu E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dan Journal of Indonesian Economy and Business

(JIEB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada. Penelitian dengan metode deskriptif komparatif memungkinkan secara terbuka untuk

melakukan perbandingan dan mengambil manfaat untuk memberikan perubahan terhadap Jurnal Bisma. Untuk memperluas jangkauan jurnal ilmiah sehingga dapat dikenal dan dibaca oleh pembaca dari dalam maupun dari luar negeri maka tidak ada pilihan lain kecuali meng-online-kan jurnal tersebut. Oleh sebab itulah menjadi sangat penting untuk melakukan pengembangan sistem pengelolaan jurnal berbasis OJS dengan belajar dari jurnal-jurnal sebelumnya yang sudah menerapkannya dan terindeks nasional dan internasional.

UCAPAN TERIMAKASIH

(12)

710

DAFTAR PUSTAKA

AECT Task Force on Definition

and Terminology .1977.

Educational Technology: A

Glossary of Terms.

Washington, DC.: Association for Educational

Communications, and Technology.

Ali Saukah. 1999. ―Rambu-rambu Akreditasi Jurnal Ilmiah. Makalah pada Semiloka. UM Malang.

Keputusan Menko Wasbang No. 38/KEP/K.WASBANG/8/1999 tanggal 24 Agustus 1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kredit,

Mulyadi Guntur.S. 1999. Penyuntingan Naskah Pra-cetak. Makalah pada Semiloka. UM Malang.

Rifai,MA. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan penerbitan Karya Ilmiah di Indonesia. Gajah Mada

University Press. Jogjakarta

Suhadi Ibnu. 1999. Format dan Isi Jurnal Ilmiah. Makalah pada Semiloka. UM Malang.

——.1961. Webster’s New

International Dictionary of

the English Language. 2nd Edition.

——. 1999. Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. DP3M Dirjen Dikti Depdikbud. Edisi V. Jakarta.

———. 1997. Instrumen Evaluasi untuk Akreditasi Berkala

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah bagaimana penerapan datamining dengan metode clustering menggunakan algoritma K-Means untuk meneglompokkan data nilai mahasiswa program

keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban

berfokus untuk melihat hubungan adversity quotient dengan spritual quotient terhadap manajemen stres kerja dan subjek dalam penelitian ini adalah para guru yang bertugas di

Dari semua pengujian tersebut dihasilkan bahwa minimum support yang sesuai untuk data mahasiswa adalah 5% dan minimum confidence nya adalah 70%. Sedangkan untuk data

Maserasi adalah proses pengambilan zat aktif dari daun sirih merah dengan cara merendam serbuk daun sirih merah kedalam pelarut (etanol 70 %) selama 5 hari dengan

Teknik Audio Video (TAV) salah satu konsentrasi pada program studi Pendidikan Teknik Elektro, jurusan Teknologi Industri Universitas Pendidikan Ganesha. Pada

Sistem tidak hanya dapat digunakan untuk ujian sekolah melainkan harus dapat mendukung kegiatan belajar mengajar karena sulitnya guru dalam membagikan materi kepada siswa

Telah diperoleh disain reaktor cepat dengan daya 200 MW(t), waktu operasi 20 tahun berpendingin 44.5%Pb-55.5%Bi, dengan bentuk geometri teras silinder pipih,setimbang dan