• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN PENTINGNYA PERENCANAAN PELAYARAN BAGI KESELAMATAN KAPAL GUNA MENGHINDARI BAHAYA TUBRUKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN PENTINGNYA PERENCANAAN PELAYARAN BAGI KESELAMATAN KAPAL GUNA MENGHINDARI BAHAYA TUBRUKAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENTINGNYA PERENCANAAN PELAYARAN BAGI KESELAMATAN KAPAL GUNA MENGHINDARI BAHAYA

TUBRUKAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

ALAN EKA WIRATAMA N.I.T 05.17.004.1.41 / N AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2021

(2)

PENTINGNYA PERENCANAAN PELAYARAN BAGI KESELAMATAN KAPAL GUNA MENGHINDARI BAHAYA

TUBRUKAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

ALAN EKA WIRATAMA N.I.T 05.17.004.1.41 / N AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2021

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Alan Eka Wiratama

Nomor Induk Taruna : 05.17.004.1.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah Terapan yang saya tulis dengan judul :

PENTINGNYA PERENCANAAN PELAYARAN BAGI KESELAMATAN KAPAL GUNA MENGHINDARI BAHAYA TUBRUKAN

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam Karya Ilmiah Terapan tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya, 29 Maret 2021

Materai 6000

ALAN EKA WIRATAMA NIT. 05 17 004 1 41

(4)

29 MARET

iii

(5)

29 MARET

(6)

KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji syukur akan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena atas segala kuasa, dan anugrah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan mengambil judul :

“ PENTINGNYA PERENCANAAN PELAYARAN BAGI KESELAMATAN KAPAL GUNA MENGHINDARI BAHAYA TUBRUKAN ”

Dalam usaha menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini, dengan penuh rasa hormat setinggi-tingginya dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, bimbingan dan petunjuk serta dorongan yang sangat berarti bagi penulis.

Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Capt. Dian Wahdiana, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

2. Bapak Capt. Tri Mulyatno Budhi Hartanto, S.Si.T, M.Pd selaku Ketua Jurusan Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.

3. Bapak M. Imam Firdaus, S.S.T.Pel selaku pembimbing I.

4. Ibu Capt. Upik Widyaningsih, M.Pd, M.Mar selaku pembimbing II.

5. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya program studi Nautika.

6. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Surabaya.

7. Tri Agung Wicaksono dan Tartik Sugiarti selaku kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya.

v

(7)

8. Rekan-rekan Taruna/i Politeknik Pelayaran Surabaya.

Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam Karya Ilmiah Terapan ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.

Akhir kata, semoga Karya Ilmiah Terapan ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita semua.

Surabaya, 29 Maret 2021

Alan Eka Wiratama

(8)

ABSTRAK

ALAN EKA WIRATAMA. Pentingnya Perencanaan Pelayaran Bagi Keselamatan Kapal Guna Menghindari Bahaya Tubrukan Di MV. Meratus Kupang.

Dibimbing oleh Bapak M. Imam Firdaus, S.S.T.Pel dan Ibu Capt. Upik Widyaningsih, M.Pd, M.Mar

Berdasarkan betapa pentingnya proses pembuatan rencana pelayaran di atas kapal guna menunjang keselamatan pelayaran. Nahkoda juga berperan aktif dalam mengambil keputusan dalam upaya menanggulangi masalah dalam pelayaran.

Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan perencanaan pelayaran di atas kapal dan untuk mengetahui saat nakhoda mengambil keputusan dalam upaya menanggulangi masalah dalam pelayaran yang ada hubungannya dengan perencanaan pelayaran.

Penelitian ini dilaksanakan selama masa praktik kerja laut ± 12 bulan di atas kapal M.V Meratus Kupang dimana penulis melaksanakan praktik kerja laut.

Data yang diperoleh secara langsung melalui wawancaraa dengan pihak yang berhubungan dan proses praktik kerja laut yang dilakukan oleh penulis.

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan, Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan cara melakukan metode wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan diatas kapal M.V Meratus Kupang. Dalam penulisan penelitian ini akan dibahas mengenai prosedur perencanaan pelayaran yang benar. Dalam pelaksanaan perencanaan pelayaran sering ditemui beberapa hambatan dan masalah, permasalahan tersebut akan dibahas dan dianalisa berdasarkan data-data yang ada. Dari analisa yang dilakukan akan dijelaskan suatu penyelesaian atau pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan route pelayaran di kapal M.V Meratus Kupang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Kata Kunci: Pentingnya, Pelayaran, Keselamatan, Kapal, Tubrukan

vii

(9)

ABSTRACT

ALAN EKA WIRATAMA. The Importance of Voyage Planning for Ship Safety to Avoid the Dangers of Collisions. Guided by Mr. M. Imam Firdaus, S.S.T.Pel and Mrs. Capt. Upik Widyaningsih, M.Pd, M.Mar

Based on the importance of the process of making a shipping plan on board to support shipping safety. The master also plays an active role in making decisions in an effort to overcome problems in shipping.

The purpose of this research is to find out the process of making a cruise planning on board and to find out when the skipper makes a decision in an effort to overcome the problems in shipping that have to do with shipping planning.

This research was conducted during the sea work practice ± 12 months on board the M.V Meratus Kupang ship where the authors carried out marine work practices. Data obtained directly through interviews with related parties and the marine work practice process carried out by the author.

The data collection technique that the writer uses, the writer uses

qualitative research methods, by doing the method of interviewing, observing and documenting which is done on the ship M.V Meratus Kupang. In writing this study will discuss the correct shipping planning procedure. In the implementation of shipping planning, several obstacles and problems are often encountered, these problems will be discussed and analyzed based on existing data. From the

analysis carried out will explain a solution or solution to the problems faced. The results showed that the making of shipping routes on the M.V Meratus Kupang ship was not in accordance with the established procedures.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN ... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN MAKALAH KARYA ILMIAH TERAPAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ...v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah...3

C. Batasan Masalah ...3

D. Tujuan Penelitian ...3

E. Manfaat Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...5

A. Review Penelitian ...5

B. Landasan Teori ...10

1. Perencanaan Pelayaran ... 10

2. Keselamatan Kapal ... 11

3. Tubrukan ... 15

C. Kerangka Penelitian ...16

ix BAB III METODE PENELITIAN ...18

(11)

A. Jenis Penelitian ...18

B. Lokasi & Waktu Penelitian...18

1. Tempat Penelitian ... 18

2. Waktu Penelitian ... 19

C. Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data ...19

1. Sumber Data ... 19

D. Pemilihan Informan ...20

E. Teknik Pengumpulan Data ...20

F. Teknik Analisis Data ...21

1. Reduksi Data ... 22

2. Penyajian Data ... 22

3. Menarik Kesimpulan ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH ...23

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...23

B. Hasil Penelitian ...23

1. Penyajian Data ... 24

2. Analisa Data ... 26

C. Pembahasan ...28

BAB V PENUTUP ...30

A. Kesimpulan ...30

B. Saran ...31

DAFTAR PUSTAKA ...32

DAFTAR LAMPIRAN ...33

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya ...9

xi

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Ship Particullar ... 33

Lampiran 2. Crew List ... 36

Lampiran 3. Passage Plan ... 37

Lampiran 4. Pedoman Wawancara... 39

Lampiran 5. Hasil Wawancara ... 42

Lampiran 6. Gambar Koreksi Peta ... 46

Lampiran 7. Gambar Rute Baru Yang Telah Dibuat Oleh Mualim II Di Daerah Dekat Dengan Rig Pengeboran Minyak ... 47

Lampiran 8. Gambar Catatan Dari Nakhoda Untuk Para Mualim Jaga ... 48

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan transportasi laut dewasa ini begitu pesat sesuai perkembangan jaman. Negara-negara yang mempunyai investasi di bidang transportasi laut sangat memerlukan sistem pengangkutan melalui laut yang praktis, efisien dan menguntungkan. Kapal adalah salah satu sarana yang penting yang mampu menunjang kegiatan transportasi laut karena kapal dapat mengangkut muatan dalam jumlah besar dengan menempuh jarak yang cukup jauh sekalipun serta biaya yang relatif murah.

Fungsi dari sebuah kapal khususnya kapal niaga adalah mengangkut muatan (barang), hewan dan penumpang untuk meraih suatu keuntungan.

Bilamana tidak menghasilkan keuntungan maka kapal akan berhenti beroperasi. Hal ini menunjukkan bahwa kapal laut mempunyai peranan penting dalam perdagangan baik dalam ruang lingkup nasional maupun perdagangan internasional. Pemilik dan awak kapal jangan hanya memikirkan aspek bisnis semata-mata yang hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan keselamatan awak kapal, muatan, kapal itu sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Awak kapal yang mempunyai peran paling utama dalam menjaga keselamatan awak kapal, muatan, kapal dan lingkungan karena awak kapal yang berhubungan langsung dengan kegiatan kapal selama kapal beroperasi.

Dalam suatu pelayaran kecelakaan bisa saja terjadi karena kecelakaan itu secara alami tidak dapat diramalkan sehingga sebisa mungkin harus dihindari.

1

(15)
(16)

2

Dari data analisa statistik menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi, kerugian-kerugian yang dialami oleh suatu perusahaan pelayaran akibat kecelakaan yang terjadi di atas kapal 80% disebabkan oleh faktor kesalahan manusia (Human error) pengelola kapal itu sendiri dalam mengambil keputusan, yang antara lain tidak dibuatnya passage planning.

Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang harus dilakukan dengan baik dalam melakukan suatu pelayaran dengan mempertimbangkan bahaya-bahaya yang mungkin terjadi serta tindakan-tindakan yang tepat untuk mengatasi kemungkinan terjadinya suatu keadaan darurat di laut seperti tubrukan, kebakaran, kandas, bocor ataupun tenggelam.

Bila awak kapal mampu merencanakan pelayarannya dengan baik maka awak kapal dapat memperhitungkan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi suatu masalah yang ditemui selama dalam pelayarannya. Sehingga pelayaran tersebut dapat sampai di tempat tujuan dengan selamat dan pada waktu yang tepat sesuai yang telah direncanakan. Suatu tindakan yang dilakukan dengan rencana yang matang dan dalam waktu yang cukup aman akan lebih efektif hasilnya.

Pelayaran yang hanya dilakukan atas dasar kebiasaan tanpa adanya suatu perencanaan akan menimbulkan resiko yang tinggi bagi keselamatan navigasi kapal. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis memberi judul Karya Ilmiah Terapan ini dengan judul “Pentingnya Perencanaan Pelayaran Bagi Keselamatan Kapal Untuk Menghindari Bahaya Tubrukan.”

(17)

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses pembuatan perencanaan pelayaran yang dilaksanakan

di atas kapal ?

2. Bagaimanakah Nakhoda mengambil keputusan dalam upaya menanggulangi masalah dalam pelayaran yang ada hubungannya dengan perencanaan pelayaran ?

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan mengenai perencanaan pelayaran, maka dalam pembahasan masalah ini penulis tidak akan menjelaskan mengenai perencanaan pelayaran secara keseluruhan. Penulis akan membatasi hanya pada perencanaan yang dilakukan di atas kapal M.V Meratus Kupang sebelum kapal berlayar.

D. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan yang baik dan terarah tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan diperoleh.

Demikian juga dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini, penulis mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui proses pembuatan perencanaan pelayaran di atas kapal.

2. Untuk mengetahui saat nakhoda mengambil keputusan dalam upaya menanggulangi masalah dalam pelayaran yang ada hubungannya dengan perencanaan pelayaran.

(18)

4

E. Manfaat Penelitian

Didalam penelitian ini penulis berharap akan mendapat beberapa manfaat yang dapat dicapai antara lain :

1. Manfaat secara teori

a. Memberikan sumbangan langsung maupan tidak langsung bagi ilmu pengetahuan dalam bidang perencanaan pelayaran.

b. Diharapkan agar dapat dipakai sebagai acuan untuk diadakan penelitian lebih lanjut oleh taruna lain karena salah satu fungsi dari suatu penelitian ilmiah adalah dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis

a. Meningkatkan sumber daya manusia, menambah pengetahuan dan meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab para crew kapal terhadap keselamatan perjalanan kapal.

b. Membantu pembaca agar lebih memahami bahwa dalam melakukan suatu pelayaran memerlukan adanya suatu perencanaan yang matang yang bertujuan untuk keselamatan kapal.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. REVIEW PENELITIAN

Penelitian mengenai pentingnya pelayaran keselamatan kapal guna menghindari bahaya tubrukan sudah banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

No. Nama Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Abid Maalikul Mulki Raab

(2019)

Voyage analysis Di Kapal MV. Tanto

Manis

Berdasarkan hasil penelitian selama

melaksanakan pelayaran sering

terjadi kendala- kendala dari faktor luar dan dalam kapal,

seperti seringnya terjadi kesalahan rute

pelayaran pada saat kapal sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan tiba serta

kurang tanggapnya perwira jaga saat

5

(20)

6

terjadi kesalahan rute, faktor alam yang

harus diatasi Berbedanya waktu,

kecepatan, dan jumlah muatan pada

saat kapal akan berangkat dari pelabuhan tolak

sampai dengan pelabuhan tiba. Dari

hasil penelitian menyimpulkan bahwa

kendala yang dialami saat pelaksanaan dapat diatasi dengan

menyiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum kapal berangkat dengan menyiapkan suatu rancangan pelayaran yang telah disiapkan.

(21)

7

2 Muhamad

Hendrawan (2019)

Analisis Karakteristik Arus Kurushima Terhadap

Pemilihan Lajur Traffic Separation

Scheme di Selat Kurushima

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis selama praktek layar

di MV.Geopark Venus mengenai

pengaruh arus terhadap pemilihan

lajur di traffic separation scheme di

Selat Kurushima, adanya masalah- masalah yaitu waktu

tiba kapal dengan arah dan kecepatan arus yang diharapkan

tidak sesuai, perwira salah dalam memperhitungan arah

dan kekuatan arus berdasarkan kecepatan kapal,

kapal sulit dikendalikan karena

(22)

8

tidak mengetahui karakteristik arus, pada saat mendekati pintu lalu lintas tidak memperhatikan sinyal

yang diperlihatkan oleh stasiun arus, tidak tersedianya passage plan untuk

kedua lajur, kurangnya informasi

dan peringatan yang didapat, terlalu fokus

pada pergerakan kapal lain dan tidak

memperhatikan gerakan kapal sendiri

dan keadaan arus disekitar kapal, dan terlalu mengandalkan

alat navigasi elektronik pada selat

Kurushima Jepang.

(23)

9

1 Vicky Febrian (2018)

Peran Nakhoda Dan Perwira Jaga Dalam Pengumpulan

Data Terkait Pertimbangan

Menghadapi Kecelakaan Di Boryeong Pada MV.

Energy Prosperit

Kendala yang dialami kapal terdiri dari Active Failures dan

Latent Failures, dimana masing- masing faktor dapat

menghambat operasional kapal

dalam

menghindari ancaman bahaya. Latent

Failures meningkatkan peluang terjadinya

kesalahan pada pelaksanaan bridge

team, hal ini menjadikan Active

Failures lebih mungkin untuk

terjadi.

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

(24)

10

B. Landasan Teori

1. Perencanaan Pelayaran

Menurut Erly Suandy (2001:2), pengertian perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi, taktik-taktik dan operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.

Menurut Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, dalam pasal 1 ayat (1), pelayaran adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan serta perlindungan lingkungan maritim.

Tujuan disiapkan navigasi kapal adalah agar pelayaran dapat ditentukan dari dermaga ke dermaga dengan memperhatikan kapal-kapal dan lingkungan setiap saat. Juga ketika navigator menemui tanda daratan yang meragukan, merubah haluan, menghindari lalu lintas yang padat.

Tanpa perencanaan pelayaran, waktu untuk memproses informasi yang penting / diperlukan tidak dapat dengan segera diperoleh. Sehingga dengan adanya perencanaan pelayaran diharapkan dapat memperkecil bahaya navigasi bahkan sebisa mungkin dapat dihilangkan. Sedangkan menurut Agus Subardi (2002:28) rencana pelayaran (passage planning) didefinisikan sebagai cara untuk memperkecil timbulnya bahaya kapal dalam pelayaran akibat kesalahan navigasi.

(25)

11

Di dalam suatu pelayaran salah satu hal yang harus diperhatikan adalah keselamatan. Agar kapal dapat berlayar dengan aman maka harus direncanakan terlebih dahulu. Selain itu juga pelayaran tersebut diusahakan menempuh jarak yang terdekat agar lebih efisien. Pelayaran yang efisien selain akan lebih cepat sampai tujuan juga akan menghemat pemakaian bahan bakar, air tawar dan perbekalan sehingga dapat menghemat biaya.

Dalam hal ini perwira yang bertanggung jawab mengenai informasi perencanaan pelayaran adalah Mualim II. Informasi tersebut ditulis / digambar dipeta seperti garis haluan, posisi lintang bujur setiap way point (titik arah) dan koreksi-koreksi peta. Selain itu juga ditulis / digambar di catatan anjungan seperti informasi (data-data) kapal, alat-alat bantu navigasi, alat-alat bantu komunikasi, mesin-mesin, penerbitan navigasi dan informasi untuk pemilihan route (trayek).

2. Keselamatan Kapal

a. Definisi keselamatan kapal

Menurut Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, dalam pasal 1 ayat (34) menyatakan bahwa “Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan, serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.”

Untuk menjamin keselamatan kapal, selain harus merencanakan perjalanan kapalnya dengan baik juga harus menaati aturan-aturan yang

(26)

12

berlaku dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Seperti keadaan kapal yang harus sesuai dengan persyaratan baik dari segi material, konstruksi, bangunan, permesinan, perlistrikan, stabilitas, tata susunan, maupun perlengkapan-perlengkapannya termasuk perlengkapan radio dan elektronika kapal sehingga kapal dinyatakan layak laut.

Selain itu untuk menjamin kapal dapat beroperasi dengan aman maka harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Konvensi Internasional tentang SOLAS (Safety Of Life At Sea) 1974 yang merupakan salah satu Konvensi Internasional yang berisikan persyaratan-persyaratan kapal dalam usaha menjaga keselamatan jiwa di laut. Ketentuan-ketentuan tersebut terdapat dalam Bab I s/d V yang mencakup tentang :

1) Konstruksi kapal yang berhubungan dengan struktur subdivisi dan stabilitas, instalasi permesinan dan instalasi listrik di kapal.

2) Konstruksi kapal yang berhubungan dengan kebakaran baik mengenai perlindungan kebakaran, alat penemu kebakaran, dan alat pemadam kabakaran.

3) Pengaturan dan penggunaan alat keselamatan jiwa.

4) Alat-alat navigasi.

b. Jenis-Jenis Pelayaran

Terdapat dua jenis rute pelayaran yang dapat dipilih dalam suatu pelayaran dan seringkali merupakan gabungan dari keduanya dan saling mempengaruhi, sebagaimana dikutip dari pendapat A.J. Swift (2000:21)

(27)

13

sebagai berikut : “planning maybe considered in two stage : ocean and open water (samudra dan perairan terbuka), coastal and estuarial (perairan pantai dan pesisir). Though, at time, this two stages will merge and overlap”.

Perencanaan pelayaran dapat dibedakan menjadi dua tergantung dari perairan yang akan dilayari. Pelayaran Samudera biasanya dilakukan di perairan yang luas seperti laut bebas / samudera dengan rute pelayarannya adalah antar Negara bahkan antar benua. Waktu yang dibutuhkan untuk pelayaran samudera relatif lama dengan jarak tempuh yang relatif jauh. Pelayaran Pantai dan muara merupakan perairan yang biasa dilakukan di perairan yang relatif lebih sempit. Rute pelayarannya adalah antar pulau atau antar daerah di suatu pulau bahkan periran sungai dengan waktu pelayaran yang relatif singkat dan jarak relatif lebih dekat.

c. Tahap Pemilihan Route (trayek).

Pemilihan route (trayek) pelayaran dibedakan menjadi Ocean navigation (pelayaran samudera) dan Coastal navigation (pelayaran pantai). Ocean navigation dianggap bila kita akan bernavigasi di suatu perairan di mana jaraknya lebih dari 50 NM (Nautical mile / mil laut).

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika sedang memilih route yang akan diikuti adalah meliputi faktor-faktor yang berasal dari luar maupun faktor-faktor yang berasal dari dalam (factor external and internal) baik itu untuk Ocean navigation maupun Coastal navigation.

(28)

14

d. Tahap Perencanaan Navigasi.

1) Perencanaan pelayaran samudera :

a) Di dalam merencanakan pelayaran samudera maka penentuan posisi yang akurat sangat penting karena hal ini berhubungan dengan operasi search dan rescue (pencarian dan penolongan).

b) Disamping informasi (data-data) posisi kapal yang baik, penting juga untuk dapat mengelak area dengan kondisi gelombang yang tidak diinginkan.

c) Optimalkan penggunaan arus lalu lintas yang umum.

d) Untuk mengikuti track (alur) dalam kaitannya dengan keberadaan gelombang / ombak mungkin diperlukan sekali untuk bertanya kepada weather routing office (kantor berita cuaca).

e) Waktu-waktu untuk pengamatan meteorologi di kapal harus juga ditetapakan sebelum pelayaran dimulai. Ini adalah penting terutama dalam area dimana hurricanes (topan) mungkin akan berkembang.

2) Persiapan Pelayaran Pantai :

a) Di dalam pelayaran pantai dibutuhkan informasi-informasi yang cepat, akurat dan dilaksanakan dengan selang waktu yang sedikit, terutama sekali pada waktu berlayar di daerah yang dekat dengan bahaya-bahaya navigasi dan di bagan pemisah lalu lintas.

b) Fix position (posisi actual) harus diambil secara teratur, begitu juga ground course (haluan sejati) dan ground speed (kecepatan dasar) harus diamati secara continue (berkelanjutan).

(29)

15

c) Bahaya-bahaya navigasi harus di tandai secara menyolok di atas peta.

d) Seluruh insturksi yang relevat seperti perubahan kecepatan kapal, atau apabila kamar mesin harus diberi OHN (One Hour Notice) harus dicatat sepanjang track dalam peta itu.

e) Data-data pasang surut perlu juga dicatat di peta.

3. Tubrukan

Di dalam Kitab Undang-undang Dagang (KUHD) Bab VI pasal 534 ayat (2) tentang tubrukan kapal, adalah “tabrakan atau penyentuhan antara kapal-kapal satu dengan yang lainnya”. Pengertian lain mengenai tubrukan kapal terdapat dalam Pasal 544 dan 544a, yang dapat diperjelas sebagai berikut :

a. Apabila sebuah kapal, sebagai akibat dari caranya berlayar atau karena tidak memenuhi suatu ketentuan undang-undang, sehingga menimbulkan kerugian pada kapal lain, barang-barang atau orang dalam pengertian “tubrukan kapal”. Disini tidak terjadi tabrakan singgungan antara kapal satu dengan lainnya, meskipun peristiwa ini dimasukkan dalam pengertian “tubrukan kapal” (Pasal 544).

b. Jika sebuah kapal menabrak benda lain yang bukan sebuah kapal, baik yang berupa benda tetap maupun bergerak, misalnya pangkalan laut atau dermaga, lentera laut, rambu-rambu laut dan lain-lain, maka peristiwa tabrakan antara kapal dengan benda lain yang bukan kapal tersebut disebut “tubrukan kapal” (Pasal 544a).

(30)

16

C. Kerangka Penelitian

Sebelum kapal berlayar dibuat dua macam rencana pelayaran.

Pertama adalah rencana awal yaitu rencana yang dibuat pada saat kapal berlayar dalam keadaan normal. Rencana ini dibuat agar pelayaran yang akan dilaksanakan aman dan ekonomis serta sampai di tempat tujuan dengan selamat.

Rencana yang kedua adalah rencana alternatif yaitu rencana yang dibuat apabila dalam pelayaran kapal mengalami keadaan darurat dan harus keluar dari rencana awal dengan tujuan untuk merubah keadaan agar menjadi lebih baik. Meskipun kadang kurang ekonomis tapi rencana ini harus dilaksanakan asal pelayaran yang dilaksanakan aman dan dapat sampai di tempat tujuan dengan selamat.

Agar dapat dipahami oleh pembaca, maka penulis membuat diagram gambar dibawah ini agar kerangka penelitian ini dapat dipahami dan mengerti dengan baik.

(31)

17

Hal yang dilakukan : Menggunakan rencana pelayaran awal yang telah dibuat sebelum kapal berlayar

Hal yang dilakukan : Menggunakan rencana pelayaran alternatif yang telah dibuat sebelum kapal berlayar

Pentingnya Perencanaan Pelayaran Bagi Keselamatan Kapal Guna Menghindari Bahaya

Tubrukan

Hasil yang diharapkan :

1. Mampu menerapkan perencanaan pelayaran yang telah dibuat diatas kapal

2. Mengetahui keputusan nahkoda dalam upaya menanggulangi permasalahan yang dihadapi dalam pelayaran yang berhubungan dengan perencanaan pelayaran

Permasalahan utama : Pelayaran kapal dalam keadaan

darurat Kondisi seharusnya :

Pelayaran kapal dalam keadaan normal

Perencanaan Pelayaran

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 60), penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok. Data-data ini biasanya di dapat dari wawancara dan bersifat subjektif, sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda. Dalam penelitian Karya Ilmiah Terapan ini penulis menggunakan penelitian kualitatif, dimana data–data yang diperoleh disusun secara sistematis dan teratur kemudian penulis akan membuat analisa agar diperoleh kejelasan tentang masalah yang dibahas dalam penelitiasn ini. Alasan penulis menggunakan analisa kualitatif supaya dalam penelitian ini diperoleh pengertian dan pemahaman tentang masalah atau gejala yang diteliti agar dapat menjelaskan dan mengungkapkan suatu kebenaran. Oleh karena itu dalam pembahasan nanti penulis berusaha menyusun data hasil dari semua studi dan penelitian tentang perencanaan pelayaran di atas kapal.

B. Lokasi & Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di atas kapal MV. Meratus Kupang ketika penulis melaksanakan praktek layar (prala) kurang lebih selama 12 bulan.

18

(33)

19

2. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada tanggal 28 Agustus 2019 sampai dengan 27 Agustus 2020.

C. Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Menurut Hasan (2009:16) data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Berdasarkan cara memperolehnya, data yang diperoleh selama penelitian sebagai pendukung tersusunnya penulisan penelitian ini. Menurut Sarwono (2006:123-132) menjelaskan data dalam penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan responden dalam penelitian penulis. Yaitu hasil observasi langsung terhadap Pentingnya Perencanaan Pelayaran Bagi Keselamatan Kapal Guna Menghindari Bahaya Tubrukan. Dalam melengkapi pengamatan juga dilakukan wawancara-wawancara dengan Nahkoda (Master), Muallim II ( Second Officer ). Pengamatan harus bervariasi atau di kombinasikan dengan wawancara, disesuaikan dengan situasi saat pengamatan dan kondisi yang ada.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Data Sekunder dapat diperoleh dengan

(34)

20

mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan dan lain sebagainya. Beberapa pertimbangan dalam mencari data sekunder : 1) Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah

ditentukan sebelumnya.

2) Data Sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi kualitas dan kesesuaian, oleh karena itu harus selektif dan hati- hati dalam menggunakannya.

3) Data Sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer, oleh karena itu keduanya saling digunakan sebagai sumber informasi untuk menyelesaikan penelitian ini.

D. Pemilihan Informan

Pemilihan Informan berasarkan pengamatan yang dilakukan oleh crew kapal yang melakukan pengamatan terhadap keselamatan kapal guna menghindari bahaya tubrukan, atau dalam hal ini berhubungan langsung dengan Nakhoda ( Captain ) dan Mualim II ( Second Officer ).

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Karya Ilmiah Terapan ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Di antaranya adalah sebagai berikut : a. Observasi (pengamatan)

Penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap suatu obyek yang diteliti, dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan mengenai proses perencanaan pelayaran di kapal apakah sudah sesuai

(35)

21

dengan prosedur, kemudian penulis menganalisa masalah-masalah dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.

b. Interview (wawancara)

Metode wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanayaan kepada informan. Pemilihan Informan peneliti di tekankan pada Captain dan Second Officer. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data di lokasi penelitian dengan aktual dan fakta yang sesuai.

c. Metode kepustakaan

Penulis mengumpulkan data dengan mengadakan penelaahan buku dan literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dalam hal ini penulis membaca buku-buku yang berhubungan dengan perencanaan pelayaran.

d. Metode dokumentasi

Penulis mencari dokumen-dokumen yang ada di kapal yang berhubungan dengan perencanaan pelayaran, seperti Bridge Check List yang dipakai para Mualim sebagai panduan dalam membuat perencanaan pelayaran.

F. Teknik Analisis Data

Kegiatan yang memerlukan perhatian khusus bagi seorang peneliti baik selama di lapangan maupun sesudah data terkumpul adalah analisis data.

(36)

22

Menurut Patton dalam Lexy J. Moelang (2002:103) analisis adalah proses pengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Dalam hal ini setelah seluruh data dari hasil penelitian di peroleh, dilaksanakan analisa data. Dalam penulisan proposal penelitian ini penulis, menggunakan tiga macam metode analisa data Lexy J. Moelang (2006:288) :

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemilihan, pemusatan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil suatu tindakan.

3. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan merupakan kemampuan peneliti dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama proses penelitian.

(37)

23

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan. 2009. Marketing. Yogyakarta: MedPress (Anggota IKAPI) Kitab Undang-Undang Dagang (KUHD)

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Sarwono, Jonathan. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suandy, Erly. 2003. Perencanaan Pajak, Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Subardi. Agus. 2002. Passage Planning. Semarang

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remana Rosdakarya

Suryabrata, Sumardi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Swift, A.J. 2000. Bridge Team Management. London: The Nautical institute Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 17 tentang Tentang

Pelayaran

Sarwito, Sardono. dkk. (2015). Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal. Jurnal Teknik ITS, Vol.

4, No. 1.

ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/9410/2107 (Diakses pada tanggal 4 April 2019)

32

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait