Overview Pelaksanaan PPKM Darurat - PPKM Level 3-4
Grafik 1: Perkembangan Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19 Per-Hari (Indonesia)i
Berdasarkan grafik di atas, nampak jelas pada bulan Juli bahwa kasus terkonfirmasi positif di Indonesia meningkat drastis. Dapat dilihat pula lonjakan kasus kedua, kerap disebut gelombang kedua, terjadi pada bulan Juni hingga Juli. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan kenaikan dari titik kasus terendah pada gelombang kedua tercatat sebesar 381 persen.ii Kenaikan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan puncak kenaikan pertama yang berkisar 283 persen dari titik kasus terendah.iii Tidak mengherankan jika gelombang kedua dianggap sebagai alarm bagi pemerintah untuk segera bertindak menurunkan angka kasus terkonfirmasi positif di Indonesia yang mana salah satunya dengan PPKM Darurat.
Dalam penilaian kali ini, DEMA Justicia menggunakan perhitungan hari efektivitas PPKM Darurat sejak tanggal 6 Juli 2021. Hal ini didasari pada kasus terkonfirmasi positif yang setidaknya dapat terindikasi setelah tiga hari orang yang terkonfirmasi positif diduga melakukan kontak langsung dengan penderita. Bila mengacu pada grafik di atas, mengalami kenaikan yang terus berlanjut hingga berpuncak pada tanggal 14 Juli dengan kasus sebesar 56.757. Setelah itu, grafik menunjukkan penurunan yang cukup signifikan hingga tanggal 19 Juli. Setelah mengalami fluktuasi yang tidak terlalu besar, grafik kembali menunjukkan fluktuasi yang cukup besar hingga tanggal 28 Juli. Berakhirnya perpanjangan PPKM Level 3- 4 yang pertama, ditutup dengan angka kasus sebanyak 22.404. Berdasar jumlah tersebut, maka Pemerintah dianggap cukup berhasil menerapkan kebijakan PPKM guna mengurangi kasus terkonfirmasi positif di Indonesia. Berikut adalah penilaian PPKM Darurat - PPKM Level 3-4 dan dampaknya pada berbagai sektor.
Perolehan Nilai Mata Pelajaran
No Mata Pelajaran Nilai
1 Kesehatan C
2 Ekonomi C
3 Pariwisata B
Kesimpulan Perlu Dibenahi
Keterangan A Sangat Baik
B Baik C Kurang
D Sangat Kurang
Deskripsi Kompetensi
No Mata Pelajaran Kompetensi Catatan
1. Kesehatan Nilai: C
Suplai Obat dan Oksigen
Pemerintah terus melakukan optimalisasi rantai suplai dan distribusi obat-obatan dan alat kesehatan guna memenuhi kebutuhan nasional di tengah melonjaknya kasus Covid-19. Namun, di tengah lonjakan kasus COVID-19 dan masa PPKM Darurat, harga obat dan oksigen di pasaran ikut melonjak. Mahalnya harga tersebut ditemukan dari penjualan via online. Pemerintah kurang berhasil menghimbau para pedagang obat agar tidak menaikan harga.
Ketersediaan tabung oksigen juga melangka pada masa puncak pandemi Indonesia yang mengakibatkan harga menjulang tinggi.
Kekosongan stok oksigen disebabkan ketidakmampuan Pemerintah mengantisipasi rekor peningkatan kasus dan potensi kelangkaan sarana penunjang pelayanan Covid-19. Sebagai contoh, Instalasi Gawat Darurat (IGD) dua rumah sakit di Bandung yakni Edelweiss Hospital dan RS Al Islam Bandung untuk sementara tidak menerima pasien baru dengan keluhan pernafasan akibat keterbatasan pasokan oksigen.iv
Pelayanan Faskes
Indonesia mengalami ‘fungsional kolaps sistem pelayanan kesehatan’. Data dua pekan terakhir menunjukkan 108 dokter meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Data tersebut belum termasuk tenaga kesehatan lain seperti perawat dan bidan.
Namun, strategi penanganan yang disusun oleh Pemerintah dianggap belum mampu mengurai akar persoalan. Menurut catatan Ombudsman, pihaknya menerima laporan masyarakat yang meminta bantuan rumah sakit. Pasalnya saat lonjakan kasus corona terjadi, rumah sakit di seluruh wilayah Jabodetabek memang hampir penuh. Pelayanan rumah sakit sempat tumbang karena banyak pasien yang tak tertangani dan angka kematian yang tinggi. Angka pasien Covid- 19 yang tinggi menyebabkan disfungsionalitas pelayanan kesehatan darurat. Para warga yang mengalami keluhan selain Covid-19 dan kecelakaan kesulitan mencari rumah sakit dan banyak yang memilih rawat jalan.
2 Ekonomi Nilai: C
UMKM Pemerintah menganggarkan tambahan alokasi anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 55,21 triliun untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi.v Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai program perlindungan sosial yang salah satunya berbentuk Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang bersumber dari APBN. Bantuan tersebut diberikan sebesar Rp l .200.000,00 secara sekaligus untuk pelaku usaha mikro yang memenuhi kriteria tertentu.vi Pada hari Jumat, 30 Juli 2021, Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) Tahap Kedua Tahun 2021, telah mulai dibagikan langsung kepada pelaku usaha mikro yang terkena imbas pandemi Covid-19. Akan tetapi, sangat disayangkan bantuan tersebut belum berdampak secara merata dan menyeluruh terhadap para pelaku usaha. Berbagai persoalan klise masih menjadi hambatan utama dalam pendistribusian seperti verifikasi dan integrasi pendataan yang buruk, penyesuaian program baru, sosialisasi yang tidak merata, hingga keterlambatan distribusi bantuan yang mana hal tersebut diamini sendiri oleh Kementerian Sosial.vii
Respon yang diberikan oleh para pelaku usaha terhadap Pemerintah menunjukkan kekecewaan karena dianggap tidak mampu mengakomodir sektor perekonomian UMKM. Pada bulan Juli silam, ramai pelaku usaha di berbagai kota mengibarkan bendera putih sebagai simbol bahwa kegiatan usaha yang dijalankannya tidak berdaya di tengah penerapan PPKM.viii Oleh karenanya, Pemerintah hendaknya mulai memperbaiki dan meningkatkan kembali kebijakan yang telah disusun dalam rangka menyelamatkan sektor UMKM.
Pusat
Perbelanjaan
Banyak pusat perbelanjaan/mall di berbagai tempat di Jawa maupun Bali terdampak pemberlakuan kebijakan PPKM yang diperpanjang sampai 2 Agustus 2021. Kebijakan ini membuat pusat perbelanjaan kehilangan sebagian besar omzetnya. Hal ini dapat terjadi menyusul diberlakukannya PPKM Level 3 dan Level 4 di berbagai wilayah di Indonesia yang mengharuskan pusat perbelanjaan ditutup.ix
Sampai saat ini, tidak ada bantuan kepada pengelola pusat perbelanjaan/mall. Padahal, biaya pengelolaan cukup besar. Sedangkan gaji pegawai tentu harus tetap dibayarkan. Jika kondisi tidak cukup membaik, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada pegawai di berbagai pusat perbelanjaan di Jawa Bali tidak akan terelakkan.
3 Pariwisata Nilai: B
Kepatuhan Imendagri tentang Penutupan Tempat Wisata
Bahwa Instruksi Menteri Dalam Negeri yang memerintahkan penutupan tempat wisata telah dilaksanakan dengan baik oleh masing masing daerah terkait. Hal ini nampak dari data yang menyebutkan bahwa per 8 Juli 2021, kunjungan wisata di berbagai destinasi wisata di DIY, berada di angka nol. Oleh karena kunjungan wisata menurun akibat penutupan tempat wisata, maka tujuan Pemerintah dalam mengurangi angka penambahan orang terdampak Covid-19 akibat kerumunan di tempat wisata, telah terlaksana dengan baik.
Ekonomi Pariwisata
Berkaitan dengan implikasinya dalam bidang ekonomi sektor pariwisata, PPKM menimbulkan ekses yang cukup signifikan. Salah satu contohnya berdasarkan penjelasan Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata, hanya 5% pelaku usaha perjalanan wisata yang bertahan. Oleh karenanya, Pemerintah memiliki kewajiban untuk mengatasi berbagai persoalan, khususnya dalam sektor ekonomi pariwisata yang ditimbulkan oleh kebijakan PPKM.
Kesimpulan:
Pemerintah telah melaksanakan PPKM Darurat dan Level 3-4 dengan tujuan menekan laju kasus angka terkonfirmasi positif. Bagaimana pun sektor sektor yang diatur tidak boleh terlukai dengan adanya kebijakan tersebut. Bisa dilihat sektor kesehatan mengalami penurunan dikala kebijakan PPKM diterapkan. Sementara itu, sektor ekonomi dan pariwisata telah dilaksanakan dengan baik meskipun butuh dorongan lebih agar mampu mengalami pertumbuhan yang baik.
Ekstrakurikulerx
No Ekstrakurikuler Keterangan
1 Vaksinasi Warga Negara Nilai: B
Sudah memenuhi target harian, harus ditingkatkan. Penyaluran informasi terkait vaksinasi nasional kurang jelas.
a. Instruksi Vaksinasi di Masa PPKM Indonesia menduduki peringkat ke-11 vaksinasi COVID-19 dari 215 negara yang terdampak pandemi tersebut. Pada bulan Juli 2021 Pemerintah menargetkan setidaknya ada 1 juta vaksinasi per hari yang kemudian akan ditingkatkan di bulan-bulan selanjutnya.
Hal ini dilakukan untuk mencapai target vaksinasi ke-1 nasional yaitu sebesar 208.265.720 orang yang saat ini (per tanggal 2 Agustus 2021) baru mencapai angka 47.686.483 orang.xi
b. Komparasi Jumlah Vaksin sebelum dan setelah PPKM
Patut disayangkan pada minggu pertama setelah penetapan masa PPKM, laju percepatan vaksin justru menurun. Hal ini disebabkan oleh pembatasan mobilitas masyarakat yang juga berimbas pada kegiatan vaksinasi. Baru setelah minggu kedua, angka vaksinasi nasional memenuhi target yaitu 1 juta vaksinasi per hari, yang diharapkan akan terus meningkat, dimana pada bulan Agustus ini target harian ditargetkan mencapai 2 juta vaksinasi per hari.xii
c. Efisiensi Penyebaran Vaksin selama Masa PPKM
Banyaknya misinformasi pada masa PPKM menimbulkan kebingungan dalam masyarakat yang menyebabkan tidak efisiennya vaksinasi nasional pada masa PPKM. Masa PPKM yang harusnya dapat dimanfaatkan demi mengakselerasi vaksinasi nasional sempat terhambat karena ketidakjelasan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2 Edukasi Protokol Kesehatan Nilai: B
Edukasi dan sosialisasi protokol kesehatan yakni 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) sudah cukup baik. Terlihat sebagian masyarakat sudah mulai menaati protokol kesehatan di berbagai tempat.
a. Sosialisasi Protokol Kesehatan selama Masa PPKM
Pemerintah sedang berusaha melakukan berbagai penyesuaian pada sektor esensial dan kritikal selama PPKM Darurat. Satgas Covid- 19 bersama polisi sedang gencar-gencarnya melaksanakan himbauan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di seputaran tempat-tempat umum yang berpotensi ditemukannya para pelanggar protokol kesehatan yang tidak menggunakan masker, maupun menjaga jarak, misalnya di pasar, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan jalan raya. Perlu diperhatikan pula bagaimana aparat seharusnya menertibkan pelaku ekonomi tanpa melibatkan kekerasan sedikitpun.
b. Kepatuhan Terhadap Protokol Kesehatan selama Masa PPKM
Kepatuhan memakai masker di tingkat desa/kelurahan sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan persentase desa/kelurahan yang tidak patuh dibawah 30% pada 7 Provinsi di Pulau Jawa dan Bali, selebihnya mencapai persentase kepatuhan lebih dari 58.98%.
Sementara itu, kepatuhan menjaga jarak masih menjadi kendala di banyak desa/kelurahan di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Banten. Tiga Provinsi ini lebih dari 30% desa/kelurahannya tidak patuh menjaga jarak, selebihnya mencapai persentase kepatuhan lebih dari 59.12% (data ini diperbaharui pada 20 Juli 2021).xiii
3 Bantuan Sosial Nilai: B
Program bantuan sosial yang telah direncanakan dinilai sudah sangat mencukupi untuk keperluan masyarakat yang membutuhkan. Namun, perlu dipercepat penyaluran bantuan sosial agar pendistribusiannya merata. Selain itu, masing- masing daerah harus segera menyerap anggaran yang tersedia untuk keperluan bantuan sosial serta melakukan sosialisasi yang terstruktur, sistematis, dan masif sehingga pendistribusian tidak salah target.
a. Instruksi Bantuan Sosial Pada Masa PPKM
Guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat yang terdampak pada masa PPKM, Pemerintah telah menyiapkan beberapa program yakni bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sosial tunai (BST) Kementerian Sosial, BPNT (Kartu sembako), Subsidi Listrik, BLT Desa, dan Kartu Prakerja. Seiring berjalannya PPKM,
Pemerintah juga menambahkan alokasi anggaran untuk bantuan sosial dengan akumulasi Rp 39.19 Triliun per tanggal 17 Juli 2021.xiv Juga, pendistribusian tersebut harus diawasi oleh BPKP secara horizontal dan vertikal agar tidak terjadi penyimpangan dalam praktiknya.
b. Distribusi Bantuan Sosial Selama Masa PPKM
Pemerintah telah menginstruksikan untuk mempercepat penyaluran bantuan sosial seiring bertambahnya masa PPKM Level 4. Di beberapa kota besar, penyaluran bantuan sosial sudah hampir mencapai target pendistribusiannya. Namun, di beberapa kabupaten dan kota, penyaluran bantuan sosial masih jauh dari target pendistribusiannya. Hal tersebut terjadi karena minimnya sosialisasi penyaluran bantuan sosial serta minimnya penyerapan anggaran daerah terkait.xv
Kesimpulan:
Ekstrakurikuler yang dilaksanakan Pemerintah sudah cukup baik dilaksanakan. Bagaimana pun, perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi dalam menangani berbagai hambatan yang ada seperti pemenuhan target vaksinasi, penegasan protokol kesehatan tanpa kekerasan, serta pemerataan distribusi bantuan sosial.
Ttd
DEMA JUSTICIA
Kabinet Karsa Ananta
i Covid-19.go.id, “Peta Sebaran Covid-19”, https://covid19.go.id/peta-sebaran, diakses pada 24 Juli 2021.
ii Dian Erika Nugraheny, “Satgas: Gelombang Kedua Covid-19 Terjadi di Indonesia, Kasus Naik 381 Persen”, https://nasional.kompas.com/read/2021/06/29/21555311/satgas-gelombang-kedua-covid-19-terjadi-di-
indonesia-kasus-naik-381-persen?nomgid=1&page=1, diakses pada 24 Juli 2021.
iii Ibid.
iv BBC News, “Covid: Stok Oksigen Kritis, Harga Melambung, hingga IGD Tutup, Mengapa Bisa Terjadi dan Perlukah Menstok Oksigen di Rumah?”, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-57717843, diakses pada 28 Juli 2021.
v Presiden Joko Widodo, melalui Konferensi Pers yang diselenggarakan pada Selasa, 20 Juli 2021
vi Pasal 3 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
vii Eren Marsyukilla, “Penanganan Pandemi Disambut Bendera Putih”, https://www.kompas.id/baca/riset/2021/08/03/penanganan-pandemi-disambut-bendera-putih, diakses pada 2 Agustus 2021.
viii Ibid.
ix Diktum ketiga Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali
x Kebijakan pemerintah guna menangani pandemi Covid-19 di luar sektor yang diatur dalam Imendagri tentang PPKM
xi covid19.go.id
xii covid19.go.id
xiii Laman Resmi Covid-19 Indonesia, “Kepatuhan Protokol Kesehatan dan Kinerja Posko Perlu Terus Didorong”, https://covid19.go.id/p/berita/kepatuhan-protokol-kesehatan-dan-kinerja-posko-perlu-terus-didorong, diakses pada 26 Juli 2021.
xiv Debora Laksmi, “Memastikan Penyaluran dan Pemerataan Bantuan Sosial saat PPKM Level 4”, https://www.kompas.id/baca/riset/2021/07/24/memastikan-penyaluran-dan-pemerataan-bantuan-sosial-saat- ppkm-level-4, diakses pada 26 Juli 2021.
xv Ibid