• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KESUKSESAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN SUCCESS MODEL S DELONE AND MCLEAN (STUDI KASUS : PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISA KESUKSESAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN SUCCESS MODEL S DELONE AND MCLEAN (STUDI KASUS : PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KESUKSESAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN SUCCESS MODEL’S DELONE AND MCLEAN (STUDI KASUS : PEMERINTAH KOTA

PEKALONGAN)

Pujo Hari Saputro1, A.Djoko Budiyanto2, Alb.Joko Santoso3

Program Studi Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari 43 Yogyakarta 55281

E-mail: pujoharisaputro@gmail.com

ABSTRAKS

Pemeritah kota Pekalongan saat ini menjadi salah satu kota dengan tingkat penggunaan e-Government terbaik di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan peringkat PEGI tahun 2014 yang menempatkan kota Pekalongan pada peringkat pertama pada wilayah Jawa Tengah, namun belum ada penelitian yang mencoba menguji kebenarannya. Penelitian ini mencoba membuktikan sejauh mana kesuksesan implementasi e- Government pemerintah kota Pekalongan dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.

Model DeLone and McLean digunakan sebagai model untuk menganalisa kesuksesan e-Government dan mengetahui fakor-faktor apa saja yang berpengaruh didalamnya. Model DeLone and McLean mempunyai 6 variabel evaluasi yaitu : Information Quality, System Quality, Service Quality, Use, User Statisfaction dan Net Benefit . Faktor-faktor tersebut adalah komponen yang digunakan untuk menentukan kesuksesan sistem yang ada.

Hasil pengolahan data yang dilakukan menunjukkan ada beberapa faktor tidak mempengaruhi faktor yang lain seperti seharusnya. Salah satunya pada faktor kualitas layanan tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan sistem dan penggunaan sistem tidak mempuyai pengaruh secara positif dan signifikan terhadap net benefit. Hal tersebut membuktikan bahwa implementasi e-Government pada pemerintah kota Pekalongan belum terlaksana dengan baik.

Kata Kunci: Kota Pekalongan, Kesuksesan E-government, DeLone and McLean Models

ABSTRACT

Nowadays Government of Pekalongan city becomes member of city with the best e-Government utilizing in Indonesia. It was proven by rank of PEGI in 2014, that put Pekalongan become number 1 in Central Java, however there is no research that proves the thruth.This research is trying to prove how far e-Government implementation of Pekalongan Government and it’s influence factor.

DeLone and McLean models would used as model to analys how far e-Government work and find of the influence factors. DeLone and McLean models as method that has 6 evaluation variables, there are:

information quality, sistem quality, service quality, use, user satisfaction and net benefit. Those factor is component that used to determines how far system work.

Tabulation result has been show there are some factors that not influence toward using system and it’s has not positive influence and significant toward net benefit . Those things proves that e-Government, implementation by Pekalongan Government not work carefully.

Keywords : Pekalongan City, Success of E-government, DeLone and McLean 1. PENDAHULUAN

Sejak akhir 1990-an, pemerintah di semua tingkatan telah meluncurkan e-Government proyek yang bertujuan memberikan informasi elektronik dan layanan kepada warga dan bisnis (Torres, Pina,

& Acerete, 2005). Banyak pemerintah diberbagai negara telah menyadari pentingnya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kinerja dan transparan di pemerintah.

Di Indonesia sendiri perbedaan dalam implementasi e-Government antar kabupaten di Indonesia sangat besar karena sejumlah alasan, termasuk manajemen, infrastruktur, dan faktor manusia yang berbeda-beda di negara besar (Furuholt & Wahid, 2008). Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia

untuk meningkatkan kualitas e-Government, salah satu kebijakan yang dilakukan adalah dengan penerapan UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Menurut pemeringkatan United Nations E- Government Survey 2014 yang dilakukan oleh United Nations Public Administration Country Studies (UNPACS) e-Government Indonesia saat ini sedang berada pada tingkat menengah. Indonesia berada pada urutan 106 dari 193 negara di dunia.Namun demikian bukan berarti e-Government di Indonesia tidak bisa dihandalkan, banyak kota besar di Indonesia sudah menerapkan dan merasakan hasil dari penggunaan e-Government. Salah satu kota yang sudah mulai menerapkan e-Government

(2)

dan menjadi salah satu kota percontohan adalah kota Pekalongan.

Kota Pekalongan pada tahun 2011 ditetapkan sebagai kota dengan penggunaan e-Government terbaik pada tingkat provinsi Jawa Tengah menurut pemeringkatan e-Government Indonesia (PEGI) tahun 2011. Hal tersebut mendorong penulis untuk meneliti sejauh mana kesuksesan e-Government di pemerintah kota Pekalongan dan menganalisa faktor apa saja yang mempengaruhi dalam kesuksesan implementasi e-Government tersebut. Dari hasil yang didapatkan selanjutnya akan digunakan sebagai acuan untuk perkembangan e-Government kota-kota lain dan untuk evaluasi e-Government kota Pekalongan sendiri.

Untuk mengukur sejauh mana kesuksesan sebuah e-Government atau sistem informasi yang efektif pada dasarnya sangatlah sulit (Furukawa & Minami, 2013). Oleh sebab itu diperlukan sebuah alat bantu untuk mengukurnya, banyak metode yang sudah dikemukakan oleh para ahli untuk membantu dalam megukur keberhasilan sebuah sistem. Information success system DeLone and McLean models adalah salah satu model yang bisa digunakan untuk mengukur sejauh mana implementasi sebuah sistem informasi atau e-Government. Ada 6 faktor yang ada pada model DMM ini yang digunakan sebagai acuan keberhasilan sebuah sistem, yaitu : information qulity, system quality, service quality, use, user satisfaction dan net benefit

2. LANDASAN TEORI

2.1 Keberhasilan E-Government dalam Pemerintahan

Kesuksesan sebuah organisasi adalah sejauh mana organisasi dapat memanfaatkan teknologi, keahlian SDM dan semua sumber daya yang ada secara efisien untuk meningkatkan pelayanan dan memuaskan anggota dan juga pelanggan (Jones et al., 1994). Pada hakekatnya e-Government merupakan penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah yang dapat meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak lain, baik itu individu, masyarakat dan instansi (Indrajit, 2002).

2.2 DeLone and McLean

Beberapa model untuk mengukur tingkat kesuksesan sistem informasi telah dikembangkan oleh banyak peneliti seperti (Bailey, Pearson, Science, & May, 1983), (Seddon, 1997) dan (DeLone & McLean, 2003). Dalam penelitian ini ada satu model yang akan digunakan adalah model DeLone and McLean (2003) , yang menyebutkan bahwa Information Quality , System Quality dan Service Quality akan berpengaruh pada Use dan User Satisfaction dan selanjutya akan mempengaruhi Net Benefit.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintah kota Pekalongan beserta jajaran instansinya dengan jumlah populasi seluruh pegawai yang menggunakan sistem e-Government pemerintah kota Pekalongan adalah sejumlah 4122 orang dari 26 instansi. Untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran.

Jumlah yang ada selanjutnya akan dilakukan sampling dengan menggunakan metode slovin (Riduwan, 2005).

(1)

Dari perhitungan diatas didapatkan sampel sebanyak 97.63 % responden, karena responden yang diuji bersifat individu atau perorangan maka nilai pecahan dibulatkan menjadi 100 sampel.

Dikarenakan populasi sampel memiliki anggota yang tidak homogen dan strata yang proporsional maka dilakukan stratified sampling (Sugiyono, 2013). Dengan teknik stratified sampling maka jumlah sampel akan dibagi pada masing- masing instansi dengan proporsi yang adil. Jumlah sampel yang didapatkan akan dibulatkan keatas sehingga jumlah sampel yang didapatkan akan berjumlah 112.

3.1 Model dan Hipotesis Penelitian

DeLone dan McLean berpendapat bahwa use dan intention to use bersifat alternatif dalam penelitian mereka, dalam konteks wajib keinginan untuk menggunakan (intention to use) dikesampingkan, sebab sifat wajib menjadikan ada ataupun tidak keinginan untuk menggunakan sistem, user tetap harus menggunakan system.

Gambar 1. Model penelitian (Wang & Liao, 2008).

Setelah dilakukan uji model dengan menggunakan software AMOS diketahui bahwa pengujian pengaruh penggunaan sistem (use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction) seperti pada model tidak bisa dilakukan secara bersamaan, hal serupa pernah diteliti sebelumnya oleh Ardhini warih utami yang selanjutnya memisahkan model

Information Quality

System Quality

Service Quality

Use

User Satisfaction

Net Benefit H1

H4 H2

H5 H3

H6

H7

H11 H8

H9 H10

(3)

utama menjadi 2 model (Utami, Samopa, Teknik, Teknik, & Surabaya, 2013).

Pada penelitian ini hubungan user satisfaction

→ use dihilangkan, karena setelah melakukan penyebaran kuisioner dan juga wawancara terhadap beberapa instansi mendapatkan kesimpulan bahwa use atau penggunaan sistem tidak dipengaruhi secara positif oleh user satisfaction atau kepuasan pengguna, sistem e-Government yang digunakan bersifat wajib, puas ataupun tidak pengguna (pegawai pemerintahan) terhadap sistem tidak mempengaruhi secara positif terhadap penggunaan sistem. Hal tersebut juga dipengaruhi dalam pengujian menggunakan amos, dengan data yang didapatkan arah dari user satisfaction → use tidak dapat diproses.

Dari model penelitian Gambar 1 dibentuk hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1. Kualitas Informasi (Information System) akan berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem (Use);

H2. Kualitas Informasi (Sistem Quality) akan berpengaruh positif terhadap kepuasan penggunaan sistem (Use);

H3. Kualitas Sistem (Service Quality) akan berpengaruh positif terhadap penggunaan sistems (Use);

H4. Kualitas Sistem (Information Quality) akan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna (User Satisfaction);

H5. Kualitas Pelayanan (Sistem Quality) akan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna (User Satisfaction);

H6. Kualitas Pelayanan (Service Quality) akan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna (User Satisfaction);

H7. Penggunaan Sistem(Use) akan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pengguna (User Satisfaction);

H8. Penggunaan Sistem(Use) akan berpengaruh positif terhadap hasil akhir(Net Benefit);

H9. Kepuasan pengguna (User Satisfaction) akan berpengaruh positif terhadap hasil akhir (Net Benefit);

H10.Hasil akhir (Net Benefit) akan berpengaruh secara positif terhadap penggunaan sistem (Use);

H11.Hasil akhir (Net Benefit) akan berpengaruh secara positif terhadap kepuasan pengguna (User Satisfaction).

3.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran variabel

Definisi operasional, indikator, dan skala pengkuran masing-masing variable disajikan dalam Tabel berikut ini:

Tabel 1. Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Variabel Skala

Pengukuran Information

Quality

Sebagai hal yang diinginkan dari sebuah SI/TI, dengan kualitas sistem yang sesuai dengan kebutuhan. Indikator : Completeness, Precision, Reability, Currency, Format of output.

5 Pertanyaan 1-5 System

Quality

sebagai nilai yang diinginkan dari karakteristik keluaran sistem, memberikan informasi yang berimbang dan sesuai permintaan. Indikator : System flexibility, System integration, Time to respon, Error recovery, Convinience of access, Language

6 Pertanyaan 1-5

Service Quality

sebagai kualitas dukungan sistem bahwasannya sistem yang diterima oleh pengguna dari hasil olah SI/TI mendukung personil untuk dapat bekerja lebih.

Indikator : Assurance, Empathy, Responsiveness

3 Pertanyaan 1-5 Use Sebagai ukuran seberapa sering pengguna mengguakan sistem.

Indikator : Daily used time, Frequency of use

2 Pertanyaan 1-5 User

Satisfaction

Sebagaimana sistem yang telah berjalan mendapat respon baik dari pengguna sistem. Indikator : Repeat purchases, Repeat visits

2 Pertanyaan 1-5 Net Benefit Sebagai hasil atau dampak yang didapatkan secara keseluruhan dengan

penggunaan sistem. Indikator : Speed of acomplishing task, Job performance, Effectiveness, Ease of job, Usefullness in work

5 Pertanyaan 1-5

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Model Penelitian

Uji Goodness of Fit yang dilakukan pada model penelitian 2 menunjukkan nilai yang baik dengan nilai CMIN/DF = 1.029, GFI 0.846, CFI = 0.967, RMSR = 0.053 dan RMSEA = 0.017. Hasil diatas

sudah bisa digolongkan fit sebab sudah memenuhi RMSEA dan RMR sesuai dengan penelitian terdahulu (Park, Nam, & Cha, 2012).

(4)

4.2 Path Analysis

Hasil uji multivariate outlier dengan menggunakan perbandingan nilai jarak mahalanobis chi-kuadrat (χtabel = 9.236) teridentifikasi 12 pengamatan outlier yang selanjutnya dieliminasi sehingga data yang tersisa 100 pengamatan / kuisioner.

Uji Normalitas dan Linieritas menunjukkan baahwa data normal dan linier yang berarti data menyebar dengan normal, berbeda dengan uji Homogenitas data, yang menggunakan uji glesjer, Terdapat 2 variabel uji yang tidak homogen yaitu SEQ terhadap residual US dan US terhadap residual N.

Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan regresi, dari hasil uji regresi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dari 11 hipotesis yang diusulkan, 7 hipotesis diterima dan 4 hipotesis ditolak.

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Variabel

Bebas

Variabel

Terikat B sig Keterangan

IQ U 0.111 0.045 H1 diterima

SQ U 0.055 0.287 H2 diterima

SEQ U -0.111 0.182 H3 ditolak IQ US 0.032 0.541 H4 diterima

SQ US 0.05 0.299 H5 diterima

SEQ US 0.186 0.019 H6 diterima

U US -0.09 0.352 H7 ditolak

U N -0.045 0.826 H8 ditolak

US N 0.808 0 H9 diterima

N U -0.07 0.194 H10 ditolak

N US 0.099 0.054 H11 diterima

4.3 Perhitungan Jalur

Pada analisis ini apabila ada jalur yang tidak signifikan maka diberlakukan menghilangkan atau menghapus jalur yang tidak signifikan, kemudian dari hasil struktur yang baru tersebut dihitung kembali masing-masing koefisien jalurnya atau biasa disebut dengan trimming theory. Berikut gambar analisis jalur untuk model awal:

Gambar 2. Model analisis jalur menggunakan Koefisien dan Signifikansi

Pada gambar diketahui bahwa model ada beberapa variabel yang tidak signifikan, sehingga dilakukan beberapa kali trimming theory. Trimming theory digunakan dengan melihat nilai p-value dari estimate keluaran AMOS. Hasil estimate tersebut selanjutnya akan digunakan untuk menghilangkan jalur-jalur dengan nilai p-value > 0.10. didapatkan model akhir sebagai berikut :

Gambar 3. Hasil Perhitungan Jalur dengan Trimming Theory

Hasil perhitugan jalur dengan trimming theory menunjukkan hal yang sangat menarik dimana setelah dilakukan trimming theory, hasil yang didapatkan adalah hanya terdapat satu pengaruh yaitu kepuasan pengguna terhadap faktor hasil bersih (tujuan organisasi). Ada 2 kekesimpulan yang bisa ditarik dari hasil tersebut. Pertama, hasil tersebut tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, karena hampir 95% jalur dari model awal yang diusulkan dihapus. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya hal tersebut adalah kuisioner belum bisa mewakili faktor-faktor yang ada, diharapkan penelitian kedepan bisa menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan untuk perbaikan dalam pembangunan kuisioner. Kedua dari hasil tersebut bahwa kepuasan pengguna memang sangat berpengaruh dalam hasil bersih (tujuan organisasi). Hal tersebut menggambarkan bahwa selama implementasi e-Government pada pemerintah kota Pekalongan rasa puas dari pengguna adalah faktor yang sangat dominan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi data, pengujian validitas, reliabilitas, serta pembahasan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Dari beberapa uji yang dilakukan ada beberapa data yang harus dihilangkan. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh pengisian kuisioner yang kurang benar .

2) Dari uji hipotesis didapatkan kesimpulan bahwa kualitas informasi dan kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem.

Sedangkan kualitas informasi, sistem dan layanan berpangaruh secara positif terhadap kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna dan hasil (tujuan organisasi) saling berpengaruh secara positif.

3) Perhitungan jalur mengidentifikasi bahwa faktor yang mempengaruhi hasil (tujuan organisasi) hanya kepuasan pengguna.

4) Adaptasi model ini dapat menjelaskan hubungan antara faktor dan efeknya pada net Information

Quality

System Quality

Service Quality

Use

User Satisfaction

Net Benefit 0.68

1.02 0.91

1.65 1.02

2.62

-2.97 0.88

0.41 -1.47

User Satisfaction 1.44 Net Benefit

-0.49

(5)

benefit sistem e-Government. Adaptasi dan uji model ini dapat mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi net benefit sistem e- Government melalui penggunaan sistem tersebut dan juga mengidentifikasi faktor dari personality yang kemungkinan besar berpengaruh terhadap tujuan dan kemajuan organisasi.

5) Implementasi e-Government oleh pemerintah kota Pekalongan dari hasil analisa yang dilakukan dengan menggunakan model DeLone and McLean menunjukkan masih belum terlaksana dengan baik. Hal tersebut dikarenakan penggunaan sistem, yang seharusnya menjadi hal yang penting untuk menunjukkan keberhasilan implementasi e- governement pada penelitian ini belum mempunyai pengaruh terhadap hasil (tujuan) awal implementasi sistem.

5.2 Saran

Studi penelitian ini telah melalui prosedur yang sesuai guna mendapatkan hasil uji model yang memuaskan, namun keterbatasan yang terjadi pada penelitian ini juga turut bisa menjadi pertimbangan untuk penelitian dimasa mendatang, seperti halnya jumlah responden yang dirasa masih bisa didapatkan lebih banyak lagi guna memperkuat penelitian.

Selain itu faktor yang mempengaruhi dalam kesuksesan implementasi e-Government khususnya pada pemerintah kota Pekalongan masih dirasa kurang dan alangkah baiknya untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh dan memperbaiki kuisioner yang ada

PUSTAKA

Bailey, J. E., Pearson, S. W., Science, S. M., & May, N. (1983). Development of a Tool for Measuring and Analyzing Computer User Satisfaction *. Management Science, 29(5), 530–545.

DeLone, W. H., & McLean, E. R. (2003). The DeLone and McLean Model of Information Systems Success : A Ten-Year Update.

Journal of Management Information Systems, 19(4), 9–30. doi:10.1073/pnas.0914199107 Furuholt, B., & Wahid, F. (2008). E-Government

Challenges and the Role of Political Leadership in Indonesia The Case of Sragen.

Proceedings of the 41st Annual Hawaii International Conference on System Sciences

(HICSS 2008), 1–10.

doi:10.1109/HICSS.2008.134

Furukawa, M., & Minami, A. (2013). A Study on the

“Flexibility” of Information Systems (Part 1):

Why Do They Need to Be Flexible?

International Journal of Business and

Management, 8(20), 48–61.

doi:10.5539/ijbm.v8n20p48

Indrajit, D. R. E. (2002). Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknolog Digital. Andi Publisher.

Jones, C. G., Lawton, J. H., Shachak, M., Jones, C.

G., Lawton, J. H., & Shachak, M. (1994).

Organisms as ecosystem engineers. OIKOS, 69(3), 373–386.

Park, S. Y., Nam, M.-W., & Cha, S.-B. (2012).

University students’ behavioral intention to use mobile learning: Evaluating the technology acceptance model. British Journal of Educational Technology, 43(4), 592–605.

doi:10.1111/j.1467-8535.2011.01229.x Riduwan. (2005). Skala Pengukuran variabel-

Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Seddon, P. B. (1997). A Respecification and Extension of the Delone and Mclean Models of IS success.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: Alfabeta.

Torres, L., Pina, V., & Acerete, B. (2005). E- government developments on delivering public services among EU cities. Government Information Quarterly, 22(2), 217–238.

doi:10.1016/j.giq.2005.02.004

Utami, A. W., Samopa, F., Teknik, J., Teknik, M. F.,

& Surabaya, U. N. (2013). ( Siakad ) Di Perguruan Tinggi Dengan Menggunakan D &

M Is Success Model ( Studi Kasus : Its Surabaya ).

Wang, Y. S., & Liao, Y. W. (2008). Assessing eGovernment systems success: A validation of the DeLone and McLean model of information systems success. Government Information

Quarterly, 25, 717–733.

doi:10.1016/j.giq.2007.06.002

LAMPIRAN

1. Data Populasi Pegawai Pemerintah Kota Pekalogan

No Instansi Popula

si

1 Sekretariat DPRD 37

2 Sekretariat Daerah 119

3 Dinas Komunikasi & Informatika 26 4 Dinas Pendidikan, Pemuda &

Olahraga

2061

5 Dinas Kesehatan 371

6 Dinas Sosial, Tenaga Kerja & 76

(6)

Transmigrasi

7 Dinas Perhubungan, Pariwisata &

Kebudayaan

106

8 Dinas Pekerjaan Umum 110

9 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi &

UMKM

95

10 Dinas Pertanian, Peternakan &

Kelautan

66 11 Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan & Aset Daerah

62

12 Inspektorat 39

13 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

25

14 Badan Pemberdayaan

Masyarakat, Perempuan, perlindungan anak & Keluarga Berencana

57

15 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

31 16 Badan Penanaman modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu

33 17 Badan Kepegawaian Daerah 37 18 Badan Lingkungan Hidup 141 19 Kantor Kesatuan Bangsa &

Politik

17 20 Kantor Riset, Teknologi &

Inovasi

11 21 Kantor Ketahanan Pangan 13 22 Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah

22

23 RSUD Bendan 125

24 Satpol PP 22

25 Dinas Kependudukan dan Lapil 27 26 Kecamatan

 Pekalongan Barar 105

 Pekalongan Timur 104

 Pekalongan Utara 98

 Pekalongan Selatan 83

Total Pegawai 4122

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah kota Pekalongan (September 2015).

Gambar

Gambar 1. Model penelitian (Wang & Liao,  2008).
Tabel  1. Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel
Gambar 2. Model analisis jalur menggunakan  Koefisien dan Signifikansi

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, mereka yang menjalankan tugas jurnalistik, tidak bisa dijerat dengan pasal pencemaran nama baik dalam KUHP 9 .” Secara hukum didasarkan pada pasal 50 KUHP yang

Learning atau belajar aktif.Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menari hati. Belajar aktif dapat membantu mendengarkan,

Sedangkan sensor infrared akan mendeteksi ketinggian bunga krisan potong di dalam prototype greenhouse dan pengaturan cahaya ini diatur menggunakan dimmer, dimana dimmer

Kalau memasuki kampung kuno seperti kampung Kauman, banyak dijumpai rumah kauman yang telah dipengaruhi beberapa budaya.. Kebudayaan

Sedangkan risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi diperkirakan adalah: (i) Tidak mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang

(2013) menyatakan bahwa tingginya kadar amilopektin pada pati dapat mempermudah proses terjadinya gelatinisasi karena dapat menurunkan tingkat kelarutan pati sehingga bisa

[r]

Berikut ini adalah grain yang ada dalam perancangan data warehouse PT S: (1) Penjualan – analisis yang dapat dilakukan pada proses penjualan adalah produk yang paling banyak