• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perencanaan Sistem Pendukung untuk Penentuan Rute Penyelamatan pada Kapal Penumpang KM Leuser Dalam Kondisi Emergency

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Studi Perencanaan Sistem Pendukung untuk Penentuan Rute Penyelamatan pada Kapal Penumpang KM Leuser Dalam Kondisi Emergency"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Perencanaan Sistem Pendukung untuk Penentuan Rute Penyelamatan pada Kapal Penumpang KM Leuser

Junitri Sinaga

Dalam Kondisi Emergency

1),Dr.Ir.A.A. Masroeri,M.Eng 2)

1) Program Sarjana Teknik Sistem Perkapalan FTK – ITS Surabaya

2) Staf pengajar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK -ITS

Abstrak

This paper discusses about the route evacuation with the fastest time on KM Leuser, the determination was done by similasi of passenger evacuation routes are already owned by the ship. Safety of passengers and crew is the most important thing, especially on the ship because of the emergency conditions on the ship is different with the emergency conditions in this land. The lead ship should have its own safety standards. The number of shipwrecks that occurred in Indonesia proves that the application of ship safety standards in Indonesia has not done well.

The right the evacuation routes is necessary to guarantee that all passengers and crew on the ship can be evacuated in less than 60 minutes in accordance with IMO standards. This is to guarantee the safety of passengers and crew during emergency conditions in the vessel such as a fire or leak. In this case the ship KM. Leuser by the number of passengers 970 men and 87 men crew consisting of 8 decks must be evacuated to the Muster station on deck 6 is less than 60 minutes.

The method used in this study was is to simulate of the the evacuation routes on the ship. The simulation is done by using the software Arena 5. In the simulation the process is done to the passengers and crew when the ship sunk in a position KM Leuser even keel, with this simulation will be known whether the the evacuation routes are already meets IMO standards which all passengers must have come to the Muster Station is less than 60 minutes. and then the simulation is also done when the ship sideways at the port side and tilted towards the starboard.

Key Word: The route evacuation, Arena 5, KM Leuser.

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Tingginya tingkat kecelakaan kapal penumpang ataupun kapal cargo pada masa sekarang ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya peningkatan standard keselamatan kapal. Sampai saat ini telah banyak regulasi yang memperhatikan tentang keselamatan kapal, namun pada nyata rendahnya kesadaran dan kepedulian akan tingkat keselamatan kapal mengakibatkan kecelakaan kapal. Kondisi seperti ini harusnya mampu membuat organisasi maritime di Indonesia untuk meninjau ulang kembali konsep yang telah ada yang pada keadaannya belum mampu meningkatkan keselamatan kapal.

International Maritime Organization (IMO) masih tetap berusaha untuk memperbaiki konsep dan regulasi yang digunakan untuk mengatur keselamatan kapal penumpang, dan terus melakukan perubahan-perubahan berdasarkan kecelakaan kapal penumpang yang terjadi. Berdasarkan pada pengalaman dan kecelakaan kapal dipengaruhi oleh oleh aspek-aspek yang berupa konstruksi bangunan kapal, pendeteksi kebakaran, pendeteksi adanya asap, peralatan keselamatan, prosedur evakuasi, latihan evakuasi pada saat emergency dan lain-lain.

Kecelakaan kapal penumpang yang sering terjadi baik akibat kebakaran ataupun kebocoran kapal sudah banyak merugikan, terutama mengakibatkan ketidaknyamanan penumpang kapal. Dalam hal ini, kecelakaan kapal disebabkan oleh banyak hal, seperti kondisi kapal yang kurang baik ataupun akibat human eror. Dalam kondisi darurat seperti ini diperlukan adanya evakuasi penumpang yang ada di kapal. Proses evakuasi bertujuan untuk melakukan penyelamatan kepada seluruh

(2)

penumpang kapal dari tempat yang memiliki potensi berbahaya menuju ke tempat yang aman.

Dengan adanya evakuasi diharapkan mampu mengurangi atau menghilangkan jatuhnya korban jiwa saat kondisi darurat terjadi di kapal. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa sejumlah besar penumpang yang terdapat di kapal dalam waktu yang sama dan lingkungan yang tidak dapat diprediksi pada saat berlayar, kecelakaan-kecelakaan kecil yang terjadi mampu dengan cepat menimbulkan korban jiwa yang besar jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena kondisi ini prosedur evakuasi yang efektif sangat diperlukan.

Setiap kapal pasti memiliki rute evakuasi masing-masing, namun apakah rute ini benar-benar dipahami? Inilah yang menjadi pertanyaan besar pada setiap kapal, terutama kapal penumpang yang dimana penumpangnya adalah kaum awam yang kurang memahami kondisi darurat di laut.

Adanya rute kapal yang jelas dan efektif akan mengurangi reziko pada penumpang. Pada tugas akhir ini akan disimulasikan rute evakuasi yang dimiliki kapal penumpang dengan menggunakan software Arena 5. Dengan adanya simulasi ini akan dapat dilakukan pemaksimalan rute simulasi, sehingga bisa dilakukan perbaikan yang memungkinkan pada rute evakuasi penumpang pada kapal.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Ship Evacuation Plan ( Prosedur Evakuasi )

Keadaan darurat adalah keadaan yang bila tindakan ceroboh dilakukan dapat menyebabkan orang cedera bahkan meninggal, kehilangan kapal atau polusi lingkungan hidup. Berdasarkan Resolusi IMO No.A 741 – 18 tahun 1993 tentang ISM – Code, keadaan darurat yang ada di kapal antara lain kebakaran, kebocoran lambung kapal, kerusakan mesin induk, orang jatuh ke laut , meninggalkan kapal, tumpahan minyak, kandas, kerusakan mesin kemudi, pertolongan orang cedera dari cuaca buruk.

Menurut SOLAS rules , jalur untuk keluar, termasuk tangga dan jalan keluar, harus dilengkapi dengan cahaya atau indikator yang bisa menyala dalam gelap yang ditempatkan tidak lebih dari 0.3 meter di atas dek pada setiap titik jalur keluar termasuk sudut dan persimpangan jalan. Tanda evakuasi harus memungkinkan untuk dapat dibaca kru untuk mengidentifikasi rute keluar.

Lintas-lintas Penyelamatan Diri 2.2 Lintas-lintas penyelamatan Diri

Menurut SOLAS Chapter II Yang dimaksud dengan Means Eccape adalah ketika seluruh orang yang ada di kapal dapat melarikan diri dengan selamat dan cepat ke dek embarkasi lifeboat dan liferaft, berikut adalah ketentuan-ketentuannya:

1. Harus terdapat rute untuk melarikan diri yang aman.

2. Rute melarikan diri harus dipelihara agar kondisi aman, bebas rintangan.

3. Harus ada bantuan tambahan yang tidak kalah penting yaitu kses, penandaan yang jelas dan desain yang memenuhi saat situasi darurat.

Parameter-parameter yang diperhatikan:

(3)

a. Effective width (We) b. Clear width

Berikut adalah penjelasan tentang variabel-variabel yang digunakan dalam perhitungan:

1. Menghitung densitas (D) 2. Kecepatan orang (V) 3. Aliran orang specific (Fs) 4. Menghitung aliran orang (Fc) 5. Menghitung aliran waktu (tF) 6. tdeck dan tstair (s)

7. Waktu keseluruhan (tI) 8. Travel time

2.3 Simulasi Arena 5.0

Simulasi adalah upaya melakukan pendekatan terhadap sistem nyata menggunakan model. Dari model tersebut, dilakukan percobaan beberapa kali untuk mengetahui perilaku sistem yang sebenarnya sebagaimana dikemukakan oleh Foyd Jerome Gould dalam bukunya yang menyatakan bahwa “The basic idea of simulation is to build and experimental device, or simulator, that will

‘actlike’ (simulate) the sistem of interest in certain important aspect in a quick cost effective manner”. (Foyd Jerome Gould, introductory Science, 1993:551) “Ide dasar ari simulasi adalah dengan membangun alat peraga sebagai percobaan yang hampir menyerupai (simulator) dari sistem dalam mempelajari respon tiap-tiap

variable dalam waktu yang lebih cepat dan dengan biaya yang lebih murah”.

Peranan simulasi adalah membantu merespon adanya perubahan yang terjadi dalam suatu sistim akibat pengaruh internal maupun eksternal. Tujuan penggunaan simulasi adalah (Law, 1991) :

1. Memahami perilaku sistem.

2. Membuat teori-teori atau hipotesis dari sistem yang diamati.

3. Menggunakan teori-teori atau hipotesa tersebut untuk memperkirakan perilaku sistem yang akan datang yaitu hasil atau efek yang dihasilkan apabila terjadi perubahan-perubahan dalam sistem atau dalam teknik operasi sistem

(4)

3. Metodologi Penelitian

Penelitian secara lengkap ditunjukkan pada gambar berikut ini

4. Analisa Data dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Sistem

Dalam proses evakuasi hal yang dilakukan adalah menentukan rute evakuasi tercepat dan menentukan muster staion. Pada KM. Leuser proses evakuasi dilakukan dengan membagi deck kapal menjadi beberpa koridor, tujuan pembagian untuk memperjelas proses dan jalur yang di lewati penumpang dalam evakuasi. KM leuser yang terdiri dari 8 deck akan dibagi menjadi beberapa koridor dalam setiap decknya. Dari setiap perhitungan akan di akumulasikan waktu yang diperlukan untuk melakukan proses seperti contoh pada table 3. Setelah dilakukan perhitungan

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Studi Literartur

Menentukan Objek Kapal

Mengumpulkan Data

Menentukan Muster station

Membuat Lay Out Rute Evakuasi

Menghitung Waktu Yang Dibutuhkan Penumpang di tiap deck untuk mencapai Muster Staion

Apakah memenuhi Standar IMO?

>waktu kapal tenggelam ( detik )

Tidak

Membuat Prosedur keadaan Darurat

Ya

<waktu kapal tenggelam ( detik )

Selesai

(5)

maka ditemukan distribusi dari setiap proses, distribusi dari setiap proses inilah yang akan dimasukkan ke dalam arena sebagai input datanya. Tabel 1 dibawah ini adalah data dari KM Leuser setelah dilakukan perhitungan seperti diatas.

Tabel 1. Data KM Leuser sesuai Hitungan IMO

Case 1 - Corridors

Persons

Initial density D (p/m^2)

Initial specific flow

Fs(p/(ms) Calculated flow

Fc(p/s) Initial speed of person S (m/s)

Deck 2 Corridor 1 0 0.018 0.02 1.25

Deck 2 Corridor 2 7 0.777777778 0.874246914 1.05 1.05 Deck 2 Corridor 3 7 0.777777778 0.874246914 1.05 1.05 Deck 2 Corridor 4 7 0.777777778 0.874246914 1.05 1.05

Deck 2 Corridor 5 - - - - -

Deck 2 Corridor 6 6 1.470588235 1.256927336 1.51 0.85 Deck 2 Corridor 7 5 0.378787879 0.491375803 0.59 1.16 Deck 2 Corridor 8 6 0.694444444 0.804091821 0.96 1.07

Deck 2 Corridor 9 18 3.75 0.32 0.38 0.1

Deck 2 Corridor 10 18 3.75 0.32 0.38 0.1

Deck 2 Corridor 11 25 1.602564103 1.289223702 1.55 0.8

Deck 2 Corridor 12 15 2.5 1.16425 1.4 0.49

Deck 2 Corridor 13 10 1.851851852 1.314776406 1.58 0.72 Deck 2 Corridor 14 10 1.851851852 1.314776406 1.58 0.72 Deck 2 Corridor 15 10 0.877192982 0.95116405 1.14 1.02 Deck 2 Corridor 16 10 0.877192982 0.95116405 1.14 1.02 Deck 3 Corridor 1 38 2.451612903 1.186312175 1.19 0.51 Deck 3 Corridor 2 22 3.4375 0.392042969 0.39 0.11

Deck 3 Corridor 3 21 3 0.834 0.83 0.29

Deck 3 Corridor 4 19 2.714285714 1.04555102 1.05 0.41 Deck 3 Corridor 5 18 2.419354839 1.200049948 1.44 0.52 Deck 3 Corridor 6 28 2.745098039 1.025666282 1.23 0.4 Deck 3 Corridor 7 49 2.722222222 1.040496914 1.25 0.4 Deck 3 Corridor 8 28 1.754385965 1.310305325 1.57 0.75 Deck 3 Corridor 9 21 1.88172043 1.314727945 1.58 0.71 Deck 3 Corridor 10 28 2.298850575 1.244502841 1.74 0.56 Deck 3 Corridor 11 21 1.666666667 1.300222222 1.56 0.78 Deck 3 Corridor 12 14 2.702702703 1.052842951 1.47 0.41 Deck 3 Corridor 13 42 2.097902098 1.29453675 1.81 0.64 Deck 3 Corridor 14 21 2.916666667 0.901993056 1.08 0.33 Deck 3 Corridor 15 48 2.580645161 1.123598335 1.35 0.46 Deck 4 Corridor 1 20 1.428571429 1.243918367 2.49 0.86

(6)

Deck 4 Corridor 2 35 2.976190476 0.853955215 1.02 0.3 Deck 4 Corridor 3 28 2.380952381 1.21539229 1.46 0.53 Deck 4 Corridor 4 18 1.285714286 1.189836735 1.67 0.9 Deck 4 Corridor 5 18 1.285714286 1.189836735 1.67 0.9 Deck 4 Corridor 6 28 1.379310345 1.226989298 1.72 0.87 Deck 4 Corridor 7 24 1.739130435 1.308964083 1.57 0.76 Deck 4 Corridor 8 49 2.552083333 1.138550673 1.37 0.47 Deck 4 Corridor 9 28 3.333333333 0.510222222 0.61 0.16 Deck 4 Corridor 10 32 2.083333333 1.296993056 1.56 0.64 Deck 5 Corridor 1 11 1.447368421 1.24990097 1.25 0.85 Deck 5 Corridor 2 11 1.447368421 1.24990097 1.25 0.85 Deck 5 Corridor 3 20 2.222222222 1.267135802 1.27 0.59 Deck 5 Corridor 4 20 2.222222222 1.267135802 1.27 0.59

Deck 5 Corridor 5 20 2 1.308 1.31 0.67

Deck 5 Corridor 6 20 2 1.308 1.31 0.67

Deck 5 Corridor 7 - - - - -

Deck 5 Corridor 8 8 0.714285714 0.821265306 0.82 1.07 Deck 5 Corridor 9 22 1.964285714 1.311131378 1.31 0.68 Deck 5 Corridor 10 6 0.769230769 0.867289941 0.87 1.05 Deck 5 Corridor 11 20 3.086419753 0.758016766 0.91 0.26

Deck 5 Corridor 12 - - - - -

Deck 5 Corridor 13 - - - - -

Deck 6 Corridor 1 11 1.697530864 1.304424516 1.57 0.77 Deck 6 Corridor 2 10 1.543209877 1.276306661 1.53 0.82 Deck 7 Corridor 1 4 0.617283951 0.734514251 0.88 1.09

Tabel 2 Data waktu yang di butuhkan untuk evakuasi berdasarkan hitungan

Escape route on Tdeck tf tstair tAssembly tI T

Deck 1 0 185.23 0 88.469781 273.69978 629.5095

Deck 2 16.18 185.23 42.52 88.469781 332.39978 764.5195

Deck 3 33.8 185.23 31.89 88.469781 339.38978 780.5965

Deck 4 44.9 185.23 21.26 88.469781 339.85978 781.6775

Deck 5 59.7 185.23 10.63 88.469781 344.02978 791.2685

Deck 6 14.59 5.5 0 88.469781 108.55978 249.6875

Deck 7 9.17 5.5 7.8 88.469781 110.93978 255.1615

Deck 8 0 5.5 0 88.469781 93.969781 216.1305

(7)

Tabel 3. Data Waktu yyang dibutuhkan penumpang dalam proses di flat terrain dan melewati tangga

DECK 2 KORIDOR 1 12 orang

PENUMPANG

WAKTU PADA FLAT TERRAIN ( DETIK )

WAKTU STAIR UP 2

( DETIK )

1 68.5333 5

2 41.2 3.7

3 63.6 4.2

4 62.77 9.1

5 40.86666667 4.7

6 37.43333333 8.4

7 37.13333333 9.1

8 15.86666667 9.5

9 16.43333333 9.1

10 16 7.3

11 16.46666667 8.6

12 16.1 3.5

4.3 Simulasi dengan Arena 5

Untuk mendapatkan waktu simulasi yang tepat maka dilakukan yang tepat maka dilaukan simulasi dengan Arena 5 untuk setiap rute evakuasi yang ada. Dalam simulasi proses yang terjadi mulai dari setiap penumpang mengambil life jacket, memakai life jacket, melewati flat terrain menuju tangga ke deck diatasnya sampai ke muster station. Misal deck 2 koridor 1 penumpang berjumlah 12 orang akan menuju ke stair up 1 deck 2 untuk naik ke deck 3, dan begitu seterusnya.

Hasil yang diperoleh dari simulasi ini adalah waktu yang diperlukan evakuasi dengan rute evakuasi yang ditentukan.

Gambar 1. Model rute evakuasi dengan menggunakan Arena 5

(8)

5. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Rute evakuasi (penyelamatan diri) teroptimum adalah rute dalam dek. Karena aman dari cuaca luar dan akses tercepat.

2. Muster station berada di sisi starboard dan portside pada deck 6. Karena akses mudah dicapai dan terdekat denga embarkation and launching time.

3. Waktu yang dibutuhkan ABK untuk mencapai muster station untuk masing-masing kondisi memenuhi standar IMO Interim Guideline yaitu kurang dari 60 menit. Sehingga perbedaan terletak pada awareness masing-masing kondisi. Berikut hasil perhitungan masing-masing kondisi:

• Kondisi even keel siang hari 45 menit 44 detik

• Kondisi even keel malam hari 47 menit

• Kondisi trim by port side 57 menit 08 detik

• Kondisi trim by starboard 56 menit 55 detik

6. Daftar Pustaka

-

IMO (

International Maritime Organization)

, 4 June 1990,

International Maritime Organization. Intern Guidelines for A Simplified Evacuation Analysis on Ro-ro Passenger Ships.

-

IMO (

International Maritime Organization), London 2004, Safety of Life At Sea (SOLAS) Consolidated Edition 2004

- PT. Pertamina, Jakarta Timur, 2005, Diklat Khusus Perkapalan: Basic Safety Training

- Download at April 26

th

, 2010, Surespan.com. SHP Ships Ladders

-

Prodi K3 PPNS-ITS, Surabaya, 2009,

Desain Sistem Evakuasi Saat Kondisi Darurat Pada KM.SINAR BINTAN (EVACUATION SYSTEM AND OPTIMUM ACCESS DESIGN ON EMERGENCY SITUATION AT MV. SINAR BINTAN)

Gambar

Tabel 1. Data KM Leuser sesuai Hitungan IMO
Tabel 2 Data waktu yang di butuhkan untuk evakuasi berdasarkan hitungan
Tabel 3. Data Waktu yyang dibutuhkan penumpang dalam proses di flat terrain  dan melewati  tangga

Referensi

Dokumen terkait

kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain, (%) yang minimal disimpan sebagai lemak, dan (3) memberikan kontribusi untuk meningkatkan metabolisme untuk membakar lebih

Skenario pengembangan rawa pasang surut Danda Besar dapat dibedakan menjadi: (a) penataan lahan, (b) pengaturan tata air mikro dengan membuat saluran kuarter, saluran

Peserta harus melaporkan secara tertulis kepada PKL dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Gambar 1.. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul “Pengembangan Media Mobile-Learning pada Mata kuliah Geometri Datar di Perguruan Tinggi”. Dari

Adiratna (2004) mengatakan penyebab yang mempengaruhi tingginya kebutuhan nasional terhadap beras sebagai bahan makanan pokok di Indonesia adalah karena jumlah penduduk

bahwa berdasarkan Pasal 107 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Pasal 23 ayat (2) Peraturan Darah Nomor 13 Tahun 2011

SETTING RELE ARUS LEBIH ADAPTIF PADA SISTEM DISTRIBUSI MESH DENGAN PEMBANGKIT TERSEBAR BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION..