• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Urban Farming di Medayu Utara Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Urban Farming di Medayu Utara Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

188

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Urban Farming di Medayu Utara Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Gunung

Anyar Kota Surabaya

1Hesty Prima Rini, 2Wilma Cordelia Izaak, 3Hamidah Hendrarini

1,2)

Dosen Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

3) Dosen Program Studi Agribisnis Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

Coresponding Author: hestyprimarini.mnj@upnjatim.ac.id

ABSTRACT

Community empowerment can be realized through active community participation facilitated by the presence of empowerment actors. This community empowerment activity has three objectives, namely identifying the potential and problems of the North Medayu area, Gunung Anyar District, Surabaya City. The second goal is to identify the preferences of the people of North Medayu, Gunung Anyar District, Surabaya City regarding urban farming. The third objective is to formulate urban farming development based on the preferences of the people of North Medayu, Gunung Anyar District, Surabaya City using qualitative descriptive analysis techniques. The final result is in the form of a direction for the development of urban farming based on the preferences of the North Medayu community, which is developed by utilizing vacant land around residential areas that can function as food security for hydroponic vegetables and can also provide additional income for residents of northern Medayu so as to improve community welfare.

Keywords: Community Empowerment, Urban Farming, Hydroponics

ABSTRAK

Pemberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini memiliki tiga tujuan yaitu identifikasi potensi dan permasalahan wilayah Medayu Utara, Kec. Gunung Anyar Kota Surabaya. Tujuan kedua, mengidentifikasi preferensi masyarakat Medayu Utara, Kec. Gunung Anyar Kota Surabaya mengenai urban farming. Tujuan ketiga adalah merumuskan pengembangan urban farming berdasarkan preferensi masyarakat Medayu Utara, Kec. Gunung Anyar Kota Surabaya menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif. Hasil akhir dari penelitian ini berupa arahan pengembangan urban farming berdasarkan preferensi masyarakat Medayu Utara yaitu dikembangkan dengan memanfaatkan lahan kosong disekitar pemukiman warga yang dapat berfungsi sebagai ketahanan pangan sayuran hidroponik dan juga dapat memberikan pendapatan tambahan bagi warga medayu utara sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Urban Farming, Hidroponik

(2)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303

189 PENDAHULUAN

Kesejahteraan masyarakat adalah salah satu tujuan dari setiap Negara, untuk mencapai nya pemerintah melakukan upaya pembangunan yang terencana, menyeluruh dan berkelanjutan. Kesejahteraan masyarakat dapat tercapai apabila pendapatan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga peningkatan pendapatan masyarakat mampu meningkatkan daya beli keluarga untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga baik kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial.

Peningkatan pendapatan masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat di wilayah Medayu Utara Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut Kota Surabaya dilakukan melalui kegiatan urban farming dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada di sekitar pemukiman tempat tinggal masyarakat sebagai tempat menanam sayur- sayuran secara hidroponik.

Terbatasnya lahan di perkotaan menjadi tantangan membangun kesadaran akan ketahanan pangan bagi rumah tangga. Terbatasnya lahan pertanian di wilayah Medayu Utara Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya dapat ditunjukkan melalui gambar penggunaan lahan sebagai berikut:

Sumber: RTRW Kota Surabaya Tahun 2014-2034 Gambar 1. Penggunaan Lahan Eksisting

Urban farming dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini karena urban farming merupakan solusi dari terbatasnya lahan untuk bercocok tanam (Wijaya et al., 2020). Pemanfaatan lahan kosong menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan pangan melalui teknik pertanian urban farming di Wilayah Medayu Utara Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya.

Dengan terbatasnya lahan yang ada di wilayah Medayu Utara, masyarakat dapat melakukan urban farming sebagai upaya untuk membiasakan diri membangun ketahanan pangan yang dimulai dari rumah dan lingkungan sekitar. Pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai faktor utama dalam menggerakkan kegiatan urban farming ini akan membawa keberhasilan dalam mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Perlu peran dari

(3)

190

beberapa pihak, setiap pihak harus berperan besar memberdayakan warganya, terutama merangsang, mendorong, atau memotivasi setiap individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya (Kurniawan, 2015). Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumberdaya produktif atau masyarakat yang terpinggirkan dalam pembangunan. Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya.

Dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan beberapa tahapan yaitu: persiapan, pengkajian, perencanaan kegiatan, formulasi rencana aksi, pelaksanaan program, evaluasi dan terminasi. Setelah menyusun dan melaksanakan tahapan program pemberdayaan yang sesuai selanjutnya dapat memberikan rekomendasi kegiatan pemberdayaan masyarakat secara tepat dan optimal.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilaksanakan pada masyarakat di wilayah medayu utara, Kota Surabaya, sebagian besar masyarakat tidak memiliki lahan pekarangan (tanah) yang dapat ditanami karena keterbatasan ukuran lahan yang dimiliki. Hal tersebut karena pada wilayah tersebut merupakan kawasan pemukiman padat penduduk dengan keterbatasan ukuran lahan yang dimiliki.

Berdasarkan permasalahan keterbatasan lahan tersebut, maka penggunaan metode urban farming dapat menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat dalam digunakan untuk kegiatan bercocok tanam sayuran hidroponik dengan memanfaatkan lahan kosong disekitar pemukiman warga.

Kegiatan urban farming tersebut akan dapat dilaksanakan apabila mendapatkan dukungan dari masyarakat dalam mewujudkan peningkatan pendapatan masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut maka diperlukan program pemberdayaan masyarakat di Medayu Utara Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya dalam mewujudkan urban farming sesuai preferensi masyarakat sangat diperlukan agar optimal dan tepat sasaran.

METODE PELAKSANAAN

Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy (2007: 4) pendekatan deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pada pendekatan kualitatif memiliki fokus pada fenomena sosial, pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi.

Data yang digunakan dalam meliputi data primer dan data sekunder yang disajikan secara deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif, yaitu pendekatan yang berusaha menggambarkan masalah-masalah yang diteliti sesuai dengan keadaan dengan apa adanya, yaitu tanpa ditambah dan dikurangi. Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat RT 08 RW 14 Medayu Utara, Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya. Teknik pengumpulan data yang meliputi:

a. Observasi

Metode pengumpulan data melalui proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati dan meninjau secara cermat dan langsung ke lokasi RT 08 RW 14 Medayu Utara, Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya untuk mengetahui dengan jelas

(4)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303

191 kondisi riil yang terjadi. Dengan tujuan guna mendapatkan kebenaran dan bukti- bukti yang didapatkan di lapangan.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan alternatif diskusi dengan melakukan wawancara dan tatap muka secara langsung dengan narasumber dan pihak-pihak yaitu ketua RT RT 08 RW 14 Medayu Utara, Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Kegunaan dari wawancara ini nantinya adalah agar mendapatkan data dan informasi yang akurat secara langsung dari narasumber yang telah diwawancarai.

c. Dokumentasi

Teknik pencarian data menggunakan data yang diambil dari media-media yang ada seperti buku, catatan, surat kabar, dan lain sebagainya. Penelitian ini menggunakan dokumentasi untuk mencari data dan dokumen yang dibutuhkan di dinas dan instansi terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hidroponik merupakan sistem pertanian masa depan,hal ini disebabkan hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat baik itu desa,perkotaan,dilahan terbuka atau bahkan di tembok. Keunggulan hidroponik adalah tidak mengenal musim sehingga petani dapat merancang dan memproduksi hasil pertanian sesuai dengan kebutuhan.

Pemeliharaan tanaman hidroponik juga lebih mudah karena tempat budidayanya relatif bersih,media tanamnya steril dan tanaman terlindungi dari terpaan hujan,serangga,hama dan penyakit relatif lebih kecil. Tanaman lebih sehat dan produktivitasnya lebih tinggi.

Mutu hasil tanaman hidroponik juga lebih bagus. Itulah sebabnya harga jual tanaman hidroponik lebih tinggi. Hal ini terjadi karena lingkungan yang bersih dan terpenuhinya suplai unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Kehadiran pemberdayaan masyarakat berbasis urban farming sebagai salah satu pembekalan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas secara optimal untuk memproduksi tanaman hortikultural dengan konsep urban farming yaitu hidroponik.

“pemberdayaan masyarakat berbasis urban farming” merupakan salah satu kontribusi yang di selenggarakan dalam meningkatkan masyarakat sekitar sesuai preferensi mereka. Contoh jenis sayuran yang kami gunakan dalam “pemberdayaan masyarakat berbasis urban farming” selada dan sawi pakcoy. Pemberdayaan dengan program urban farming dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk memperoleh keterampilan dan wawasan baru mengenai pertanian dan memiliki dampak bagi lingkungan dengan pemanfaatan sekitar rumah. Saat urban farming diterapkan dalam lingkungan bertetangga, urban farming dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan masyarakat perkotaan. Preferensi masyarakat akan urban farming apa yang dibutuhkan oleh mereka sangat penting dalam merumuskan urban farming, agar masyarakat sendiri akan bersedia dan turut berperan aktif dalam pelaksanaannya. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dicari kriteria yang dibutuhkan dan berpengaruh pada preferensi masyarakat terhadap urban farming, sehingga diharapkan partisipasi masyarakat dapat meningkat dan tercapai kerjasama yang sinergis dengan masyarakat lainnya, dan pada akhirnya solusi arahan urban

(5)

192

farming untuk permasalahan pangan di perkotaan akan sesuai dan tepat sasaran dengan keinginan dan harapan masyarakat.

Preferensi masyarakat terhadap kegiatan urban farming dapat beragam yaitu masyarakat yang menginginkan hasil dari urban farming ini dapat dijual (fungsi ekonomi) untuk membantu kebutuhan ekonomi rumah tangga, untuk dikonsumsi pribadi, atau sebagai tanaman hias. Kegiatan urban farming dapat dilakukan di lahan milik pribadi atau milik bersama, dengan jenis tanaman yang dibudidayakan seperti tanaman pangan atau sayuran atau tanaman herbal dengan teknik hidroponik, polybag, atau vertikultur (Wijaya et al., 2020).

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat pada dasarnya sangat ingin melakukan kegiatan urban farming dengan memanfaatkan lahan yang terbatas, namun karena kurangnya keterampilan dan pengetahuan tentang urban farming masyarakat belum dapat melakukan kegiatan ini. Maka tahapan program pemberdayaan masyarakat berbasis urban farming yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan (engagement)

Pada tahap persiapan ini sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu penyiapan petugas dan penyiapan lapangan. Penyiapan petugas dalam hal ini tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh community worker, dan penyiapan lapangan merupakan prasyarat suksesnya suatu program pemberdayaan masyarakat yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.

b. Tahapan Pengkajian (assessment)

Proses assesment yang dilakukan disini dapat dilakukan secara individual melalui tokoh-tokoh masyarakat (key-person), tetapi dapat juga melalui kelompok – kelompok dalam masyarakat. Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternative program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.

d. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi

Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis, terutama bila kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana.

e. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerjasama antara petugas dan warga masyarakat, maupun kerjasama antar warga. Berikut adalah tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui urban farming yang dilaksanakan:

f. Sosialisasi

Uraian Kegiatan yang dilaksanakan yaitu tim menyiapkan materi dan melaksanakan sosialisasi tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan

(6)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303

193 menggunakan metode ceramah dan diskusi yang dilaksanakan oleh pemateri dosen dan peserta sosialisasi adalah warga RT 08 RW 14 Medayu Utara, Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya.

Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat 1. Pelatihan Teknik Penanaman Sayuran Hidroponik

Uraian kegiatan yang dilaksanakan adalah tim memberikan pelatihan tentang urban farming materi:

a. Mengenal sayuran hidroponik

b. Petunjuk teknik budidaya sayuran hidroponik c. Cara perawatan tanaman hidroponik

d. Teknik panen sayuran hidroponik

e. Cara mengatasi hama pada tanaman hidroponik 2. Pendampingan

Uraian kegiatan yang dilaksanakan adalah tim memberikan pendampingan kegiatan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan menanam sayur hidroponik (Mempersiapkan alat dan bahan)

Gambar 3. Media cocopit untuk penyemaian bibit dan bibit Pokcoy Nauli

(7)

194

b. Menyiapkan instalasi sistem hidroponik

Gambar 4. Instalasi Hidroponik c. Pemilihan dan penyemaian bibit

Gambar 5. Penyemaian Bibit dan Pemilihan Bibit sebelum dipindah d. Perawatan tanaman & Panen

(8)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303

195 Gambar 6. Pemindahan Bibit ke Instalasi Hidroponik dan Panen

g. Tahap Evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Warga diberikan pembekalan berupa cara mengemas produk sayur hidroponik dan cara penjualan melalui media online maupun offline. Dalam hal ini Ketua RT sebagai penanggung jawab program kegiatan untuk memantau perkembangan proses penanaman sampai dengan penjualan.

Gambar 7. Produk Sayur Pokcoy Hidroponik Siap Jual

h. Tahap Terminasi

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat, tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan. Meskipun demikian, tim tetap harus keluar dari

(9)

196

komunitas sasaran secara perlahan-lahan dan bukan secara mendadak. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak merasa ditinggalkan secara sepihak dan tanpa disiapkan oleh tim. Karena itu, bila tim merasa bahwa tugasnya belum diselesaikan dengan baik jarang tim tetap melakukan kontak meskipun tidak secara rutin, dan kemudian secara perlahan-lahan mengurangi kontak dengan komunitas sasaran.

Rumusan rekomendasi kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam urban farming di Wilayah Medayu Utara RT 08 RW 14 Kelurahan Medokan Ayu, Kec.

Gunung Anyar, Kota Surabaya yaitu:

a. Penguatan organisasi Masyarakat Kegiatan

Penguatan organisasi masyarakat perlu dilaksanakan untuk meningkatakan rasa memiliki dalam anggota kelompok ataupun masyarakat. Ketika rasa kepemilikan dapat tercapai maka tujuan dalam budidaya pertanian dapat tercapai.

b. Pengoptimalan Peran Pendamping

Pihak-pihak yang berperan dalam kegiatan pendampingan pemberdayaan salah satunya adalah pendamping. Peran pihak-pihak dalam kegiatan pemberdayaan sangat penting dalam terwujudnya tujuan pemberdayaan. Pendamping tidak hanya hadir dalam kegiatan penyuluhan dan pendampingan dalam kegiatan pengontrolan masyarakat perlu dilakukan. Pendamping harus selalu ada saat dibutuhkan oleh masyarakat.

Pendamping hadir dan ikut berperan dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat (Graha, 2009).

c. Komunikasi Persuasif

Komunikasi dalam kegiatan pemberdayaan sangat penting, baik komunikasi personal antar anggota masyarakat yang mengikuti ataupun pihak- pihak lain yang terlibat. Pemberian informasi yang bermanfaat untuk masyarakat dilaksanakan untuk membangun sikap agar dengan sadar melakukan perubahan perilaku. Teknik komunikasi secara persuasive digunakan dalam kegiatan penyuluhan agar pesan-pesan yang tersampaikan dapat meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat sasaran.

Komunikasi persuasif efektif apabila komunikator ataupun pendamping mengunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat

“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Urban Farming” adalah melalui tahapan pemberdayaan masyarakat tentang kegiatan urban farming dan bagaimana cara membudidayakannya di lahan pekarangan sempit akan sangat efektif diterapkan di wilayah Medayu Utara yang berada di pemukiman padat penduduk di Kota Surabaya.

Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa pengembangan urban farming yang sesuai dengan preferensi masyarakat wilayah Medayu Utara dapat dikelola atau dikembangkan berdasarkan lokasi.

Melalui program urban farming masyarakat perkotaan yang sebelumnya kurang memahami teknis urban farming dan kurang peduli terhadap lingkungan menjadi pengetahuan yang bermanfaat dan langsung dapat diterapkan melalui bimbingan teknis dari tim pelaksana kegiatan urban farming, sehingga mampu mengedukasi masyarakat bahwa dengan memanfaatkan lahan di sekitar pemukiman menjadi lahan produktif melalui kegiatan urban farming dapat menghasilkan sayuran hidroponik untuk ketahanan pangan dan mendapatkan tambahan pendapatan

(10)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Desember 2022 pISSN 2685-0303

197 masyarakat. Manfaat lain yaitu terjalinnya interaksi sosial dan kerjasama dalam bermasyarakat melalui kegiatan gotong royong dalam melaksanakan kegiatan hidroponik.

DAFTAR PUSTAKA

Graha, Andi Nu. 2009. Pengembangan Masyarakat Melalui Pendampingan Sosial dalam Konsep Pemberdayaan di Bidang Ekonomi. Jurnal Ekonomi Modernisasi Vol 5 (2):117-126.

Kurniawan Teguh Daniel. 2013. Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Studi kasus pada Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK) dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol 2 (2): 1-12 Moleong. Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja.

Rosdakarya

Nadia Belinda. 2017. Pengembangan Urban Farming Berdasarkan Preferensi Masyarakat. Departemen Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Nugraheni Widyawati. 2013. Urban Farming : Gaya Bertani Spesifik Kota.

Yogyakarta: Lily Publisher

Olivia Agustin. 2020. Program Implementasi Urban Farming Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kota Surabaya. Universitas Negeri Surabaya Unesa .Administrasi Publik Sarjana Ilmu Sosial.

Shinta Devy Setyaningrum,Nurul Umi Ati, Suyeno. 2021. Implementasi Program Urban Farming Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Perkotaan.

Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Islam Malang

Wijaya, K., Permana, A. Y., Hidayat, S., dan Wibowo, H. 2020. Pemanfaatan Urban Farming Melalui Konsep Eco-Village Di Kampung Paralon Bojongsoang Kabupaten Bandung. Jurnal Arsitektur ARCADE, 4(1), 16.

Referensi

Dokumen terkait

dengan menggunakan strategi The Power Of Two motivasi siswa lebih tinggi jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, yaitu 77,16% > 66,89%. Adapun penelitian yang

Skripsi yang berjudul “Konstruksi Hukum Penyelesaian Perkara yang Berakibat mati, yang disebabkan oleh Konflik Antar Suku dalam Masyarakat Adat suku Lamaholot di Kabupaten

Memotivasi siswa merupakan aktifitas langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar. Jika guru telah mampu membangun motivasi siswa

pelanggaran yang dilakukan ole pihak BPR adalah karena bunga yang diberikan lebih tinggi dari ketentuan LPS maka demi terbebas dari segala tuntuan hukum nasabah harus

Namun kemudiannya adalah didapati bahawa sebenarnya kcrajaan mengambil alih pentadbirall s~kolah tersebut beriandaskan kepada dua (2) sebab.. apabila tribunal dibuat

MANAJEMEN DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DI BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mata kuliah Kejahatan Korporasi diberikan dengan maksud agar mahasiswa fakultas hukum mempunyai pemahaman yang kuat terhadap peran penting Korporasi dalam

Sementara pada Gambar 7b memperlihatkan adanya serapan untuk gugus –OH yang lebar dan tajam, dan serapan yang lemah untuk ikatan rangkap dari minyak jarak hasil oksidasi