• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis prosedur penyaluran pembiayaan modal kerja kur ib hasanah dengan akad murabahah pada Bank Syariah Indonesia Kc Cakranegara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis prosedur penyaluran pembiayaan modal kerja kur ib hasanah dengan akad murabahah pada Bank Syariah Indonesia Kc Cakranegara"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

KERJA KUR IB HASANAH DENGAN AKAD MURABAHAH PADA BANK SYARIAH INDONESIA KC CAKRANEGARA

oleh :

MARIANI 170502082

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM MATARAM 2021

(2)

ii

KERJA KUR IB HASANAH DENGAN AKAD MURABAHAH PADA BANK SYARIAH INDONESIA KC CAKRANEGARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

oleh : MARIANI 170502082

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM MATARAM 2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii MOTTO

“Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang bermanfaat untuk manusia lainnya. (HR. Thabrani)”

-MARIANI-

(7)

viii

”Skripsi ini kupersembahkan kepada Ibu Mariam, Bapak Alm. Haji Ramli Ahmad dan Bapak Ruslan serta keluarga besar yang telah memberikan dukungan secara moril maupun materil. Untuk diri sendiri yang telah berjuang dan mampu bertahan sampai ke titik ini meskipun setiap proses yang dilalui tidak mudah, terimakasih untuk tidak menyerah.”

(8)

ix

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan kemudahan bagi hambaNya yang telah berusaha. Shalawat dan salam, semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad, keluarga, sahabat, dan pengikutnya.

Aamin.

Penulis menyadari bahwa proses penuulisan ini tidak akan selesai tanpa keterlibatan serta bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada pihak yang telah mengambil andil dalam pengerjaan skripsi ini, yaitu mereka antara lain adalah:

1. Hj. Siti Nurul Khairiani, M.M. sebagai pembimbing I Salwa Hayatai M.E.

sebagai pembibing II yang telah sabar memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan secara terus menerus tanpa merasa bosan di tengah kesibukannya namun tetap dalam keakraban yang menjadikan skripsi ini selesai tepat waktu.

2. Dr. H. Muslihun, M.Ag selaku penguji I, Dr. Muhammad Yusup, M.Si selaku penguji II yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan selama proses ujian skripsi.

3. Ibu Dewi Sartika Nasution, M.ec selaku ketua jurusan Perbankan Syariah.

4. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram.

(9)

x

wadah bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan serta arahan untuk wisuda tepat waktu.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah banyak berjasa dalam memberikan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di UIN Mataram.

7. Kepada pihak yang telah memberikan saya kemudahan dalam mendapatkan data. Para Staff Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara yang membantu penulis menemukan data sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir tepat waktu.

8. Kepada Ibu Mariam dan Bapak Alm. Haji Ramli Ahmad selaku kedua orang tua saya dan Bapak Ruslan, serta keluarga besar yang tidak pernah lupa melafalkan doa dan memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam mengerjakan skripsi.

9. Teman-teman kelas B perbankan syariah yang selalu memberikan semangat untuk tidak menyerah di tengah jalan.

10. Kepada Bapak Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jongkook (BTS) yang selalu menghibur ketika rasa bosan dan lelah dalam mengerjakan skripsi, yang selalu memberikan motivasi melalui lirik lagu yang berarti ketika stres dan patah semangat ketika mengerjakan skripsi.

(10)

xi

ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

12. Almamater Kebanggaan UIN Mataram.

Semoga segala kebaikan selalu menyertai semua pihak, dan selalu mendapatkan balasan kebaikan dari Allah swt. Aamiin.

Mataram, 21 Juli 2021 Mariani

(11)

xii

HALAMAN JUDUL ...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

NOTA DINAS PEMBIMBING . ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...iv

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... v

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK. ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianTeori ... 10

1. Prinsip, Aspek-Aspek Penilaian dan Prosedur Pembiayaa ... 10

2. Pembiayaan Bank Syariah ... 18

3. Akad Murabahah Pada Pembiayaa... 22

4. Fatwa DSN MUI tentang Akad Murabahah... 24

5. Mekanisme Akad Murabahah Pada Perbankan... 27

B. Penelitian Terdahulu ... 28

C. Kerangka Berfikir... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

C. Instrumen/alat dan Bahan Penelitian ... 38

(12)

xiii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 43

G. Keabsahan Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

a. Visi dan Misi Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara ... 47

b. Struktur Organisasi Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara... 49

c. Produk-produk Pembiayaan KUR IB Hasanah Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara ... 50

2. Analisis Kelayakan Nasabah Pembiayaan Modal Kerja KUR IB Hasanah Bank Syariah Indoensia KC Cakranegara ... 51

3. Prosedur Pemyaluran Pembiayaan Modal Kerja KUR IB Hasanah Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara ... 52

B. Pembahasan ... 1. Analisis Kelayakan Nasabah Pembiayaan Modal Kerja KUR IB Hasanah Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara ... 55

2. Analisis Prosedur Penyaluran Pembiayaan Modal Kerja KUR IB Hasanah Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...65

B. Saran ...66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

xiv

KUR IB HASANAH DENGAN AKAD MURABAHAH PADA BANK SYARIAH INDONESIA KC CAKRANEGARA

Oleh : MARIANI 170502082

ABSTRAK

Perbankan syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 menjelaskan bahwa perbankan syariah adalah jenis kegiatan untuk menghimpun dana, menyalurkan dana dan menjadi perantara dari masyarakat yang kelebihan dana dan masyarakat yang kekurangan dana dengan tetap menggunakan prinsip syariah. Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara merupakan salah satu kantor cabang Bank Syariah Indoensia di provinsi NTB . Kehadiran Bank Syariah Indonesia ini merupakan salah satu langkah dan solusi bagi masyarakat dalam kemudahan bertransaksi dan mendapat pembiayaan untuk modal usaha dan diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat lebih baik dari sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan modal kerja KUR IB Hasanah Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Yaitu metode yang lebih memfokuskan untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu kejadian atau pemikiran. Teknik dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Syariah Indoensia KC Cakranegara memberikan pembiayaan modal kerja KUR IB Hasanah dengan akad murabahah kepada calon nasabah yang membutuhkan dana untuk modal usaha.

Dengan prosedur pembiayaan yang mudah, masyarakat tidak lagi kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan. Masyarakat mampu mendirikan usaha, mengembangkan usaha, melatih diri sendiri agar bisa memperbaiki perekonomian dan mendapatkan laba produktif untuk kelansungan usahanya.

Kata kunci : Prosedur, pembiayaan, modal kerja, nasabah

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencankup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.1

Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir pada tahun 1963.

Sedangkan di Indonesia sendiri perbankan syariah baru lahir pada tahun 1991 dan secara resmi dioperasikan tahun 1992. Di Indonesia perbankan syariah di pelopori oleh Bank Muamalat kemudian diikuti oleh perbankan syariah lainnya. Pada dasarnya kegiatan bank syariah yaitu menghimpun, menyalurkan dan jasa transaksi lainnya. Kemudian, dibentuklah undang-undang tentang perbankan syariah yaitu, undang No.21 tahun 2008 sebagai bentuk legitimasi hukumnya.2 Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki fungsi sebagai perantara

1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

2 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga keuangan lainnya, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm 54-59.

(15)

keuangan (financial intermediary), artinya lembaga yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan ke masyarakat yang kekurangan dana. Kegiatan bank menghimpun dana disebut dengan funding, sementara kegiatan menyalurkan dana ke masyarakat oleh bank disebut dengan financing atau lending.3 Kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat atau yang biasa disebut pembiayaan di Bank syariah, merupakan kegiatan pokok bank dengan pemberian fasilitas penyediaan dan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit dengan mengimplementasikan produk-produk pembiayaan murabahah, istisna dan salam. Sedangkan untuk bagi hasil (profit sharing) dioperasionalkan melalui produk pembiayaan mudharabah dan musyarakah.4

Dalam pembiayaan yang ditawarkan Bank Syariah Indonesia terdapat dua produk, yakni, pembiyaan produktif dan pembiayaan konsumtif. Pembiayaan konsumtif, biasanya digunakan untuk kebutuhan yang sifatnya barang pribadi. Sedangkan pembiayaan produktif digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan investasi.

Prosedur pembiayaan yang dilakukan oleh bank harus memenuhi prinsip-prinsip yang dikenal dengan rumus 5C, yaitu : Character, artinya

3 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hlm. 41.

4Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm.

162

(16)

sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman. Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. Colateral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank. Condition, artinya keadaan usaha nasabah prospek atau tidak.5

Bank syariah dalam melakukan kegiatan pembiayaan harus berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan pembiayaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan pembiayaan tersebut dalam jangka waktu yang sudah ditentukan dengan imbalan atau bagi hasil dengan akad-akad syariah yang lainnnya seperti mudharabah, musyarakah, ijarah, salam, istishna, dan murabahah.

Adapun landasan hukum terkait pempiayaan sudah dijelaskan didalam Al-Quran surat Annisa ayat 12 dan Q.S Shaad ayat 24 serta beberapa hadist.

َم ُف ۡصِن ۡمُكَل َو۞

ُمُكَلَف ٞدَل َو َّنُهَل َناَك نِإَف ٞۚٞدَل َو َّنُهَّل نُكَي ۡمَّل نِإ ۡمُكُج ََٰو ۡزَأ َكَرَت ا ٱ

ُعُبُّرل ۢنِم َٞۚن ۡك َرَت اَّمِم

َّنُهَل َو ٖٞۚن ۡيَد ۡوَأ ٓاَهِب َني ِصوُي ٖةَّي ِص َو ِد ۡعَب ٱ

ُعُبُّرل َل َو ۡمُكَّل نُكَي ۡمَّل نِإ ۡمُت ۡكَرَت اَّمِم ٞۚٞد

َّنُهَلَف ٞدَل َو ۡمُكَل َناَك نِإَف

ٱ ُنُمُّثل ِوَأ ًةَلََٰلَك ُثَروُي ٞلُجَر َناَك نِإ َو ٖٖۗن ۡيَد ۡوَأ ٓاَهِب َنوُصوُت ٖةَّي ِص َو ِد ۡعَب ۢنِّم ٞۚمُت ۡكَرَت اَّمِم ٞةَأَر ۡمٱ

ُهَل َو

ٓۥ ٌخَأ

5 Muhamad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), hlm.260- 261.

(17)

اَمُه ۡنِّم ٖدِح ََٰو ِّلُكِلَف ٞت ۡخُأ ۡوَأ ٱ

ُٞۚسُدُّسل َأ ْا ٓوُناَك نِإَف َث ۡك

َر يِف ُءٓاَك َرُش ۡمُهَف َكِل ََٰذ نِم ٱ

ِٞۚثُلُّثل ٖةَّي ِص َو ِد ۡعَب ۢنِم

َنِّم ٗةَّي ِص َو ّٖٞۚرٓاَضُم َر ۡيَغ ٍنۡيَد ۡوَأ ٓاَهِب َٰىَصوُي َِّٖۗللٱ

َُّلل َوٱ ٞميِلَح ٌميِلَع ٢١

Artinya: Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari´at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (Q.S Annisa ayat 12)6

َلاَق ِهِجاَعِن َٰىَلِإ َكِتَج ۡعَن ِلا َؤُسِب َكَمَلَظ ۡدَقَل َنِّم ا ٗريِثَك َّنِإ َو ۖۦ

ِءٓاَطَلُخۡلٱ َّلَِّإ ٍض ۡعَب َٰىَلَع ۡمُهُض ۡعَب يِغ ۡبَيَل

َنيِذَّلٱ ْاوُلِمَع َو ْاوُنَماَء ِت ََٰحِل ََّٰصلٱ

ُواَد َّنَظ َو ٖۗۡمُه اَّم ٞليِلَق َو َف ُه ََّٰنَتَف اَمَّنَأ ۥ ُد

َرَف ۡغَت ۡسٱ ُهَّب َر َّۤا ٗعِكاَر ََّّۤرَخ َو ۥ

۩ َباَنَأ َو ١٢

Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk

6 Departemen Agama RI, 2003, Al-Quran dan Terjemahan, Bandung : CV. Diponegoro hlm.63

(18)

ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.(Q.S Shaad ayat 24)7

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda “sesungguhnya Allah SWT berfirman: Aku pihak ketiga dan dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak menghianati temannya.” (H.R.Abu Dawud No. 2936. Dalam kitan Al Bayu dan Hakim).

Dalam melakukan analisis pada pengambilan keputusan pemberian pembiayaan dengan akad murabahah kepada masyarakat, bank membuat pedoman untuk menentukan kelayakan seorang nasabah dalam memperoleh pembiayaan. Tujuan utama analisis pembiayaan adalah mengevaluasi kemampuan dan kesediaan calon nasabah membayar angsuran yang disetujui kedua belah pihak.8

Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara memiliki produk pembiayaan modal kerja yaitu KUR iB Hasanah. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup. Produk KUR BSI antara lain BSI KUR

7 Ibid...hlm.27

8 Liana Sari, “Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah pada Usaha Mikro di BPRS Harta Insani Karimah Ciledug” (Skripsi, FEBI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018), hlm. 6.

(19)

Mikro iB Hasanah dan BSI KUR Kecil iB Hasanah dengan menggunakan akad murabahah. BSI KUR Mikro iB Hasanah dengan maksimum pinjaman sebesar Rp. 50 Juta per Debitur dan jenis pinjaman yaitu Kredit Modal Kerja (KMK) dengan maksimum masa pinjaman 3 tahun serta Kredit Investasi (KI) dengan maksimum masa pinjaman 5 tahun. Untuk BSI KUR Kecil iB Hasanah pinjaman sebesar Rp. 50 – Rp.

500 Juta dengan jenis pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) dengan maksimum masa pinjaman 4 tahun serta Kredit Investai (KI) dengan maksimum masa pinjaman 5 tahun.9

Dalam operasional perbankan, terutama dalam penyaluran pembiayaan sering kali ditemukan adanya berkas-berkas TBO (To Be Optained). Dimana TBO (To Be Optained) merupakan data atau dokumen yang belum dipenuhi oleh calon debitur/nasabah. Meskipun demikian, pelaksanaan pembiayaan dapat tetap direalisasikan dengan ketentuan calon nasabah tidak memiliki pinjaman modal di Bank lain karena pembiayaan KUR hanya diperuntukan dan disalurkan kepada calon nasabah yang belum memiliki pinjaman modal kerja di Bank lain.

Dengan ketentuan tersebut, BSI KC Cakranegara menerapkan beberapa prosedur pembiayaan sebelum menyalurkannya kepada calon nasabah, antara lain : pertama permohonan mengajukan pembiayaan dengan

9 Https:/www.bnisyariah.co.id

(20)

mengisi formulir pembiayaan, dilanjutkan dengan verivikasi berkas melalui sistem, dilanjutkan dengan BI Check atau Silk. Kedua, melakukan survei ke lokasi tempat usaha nasabah serta pemeriksaan laporan keuangan seperti laporan laba/rugi, pendapatan usaha, utang usaha dan lain sebagainya. Ketiga, penetapan jumlah pembiyaan dimana nasabah akan memberitahukan berapa jumlah pembiayaan yang ingin diajukan kepada bank. Keempat, penandatanganan akad dimana akad yang digunakan yaitu akad murabahah dilanjutkan dengan pembukaan rekening pembiayaan, dan pencairan. Per periode 2021 jumlah OST (outstanding) atau jumlah pencairan BSI KC Cakranegara tercatat sejak Februari hingga April dengan rincian sebagai berikut : Pada Februari jumlah nasabah sebanyak 30 orang, dengan jumlah pencairan Rp.

1.742.400.000. Jumlah pencairan pada bulan ini terbilang menurun karena disebabkan oleh proses roll out dan adanya Marger dari Bank BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia. Kemudian pada bulan Maret tercatat jumlah nasabah sebanyak 57 orang dengan jumlah pencairan Rp. 4.195.100.000, jumlah pencairan pada bulan ini cenderung naik karena keadaan sosial dan ekonomi stabil (tidak ada puasa, lebaran,, musim panen, dll). Selanjutnya pada bulan April jumlah nasabah

(21)

sebanyak 49 orang dengan jumlah pencairan sebesar Rp. 2.752.300.000, OST pada bulan ini menurun dikarenakan puasa dan lebaran.10

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mengambil judul tentang “Analisis Prosedur Penyaluran Pembiayaan Modal kerja KUR iB Hasanah Dengan Akad Murabahah Pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memfokuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara Menguji Kelayakan Nasabah Pembiayaan Modal Kerja KUR iB Hasanah Dengan Akad Murabahah ?

2. Bagaimana Prosedur Penyaluran Pembiayaan Modal Kerja KUR iB Hasanah Dengan Akad Murabahah Pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini ada beberapa hal antara lain sebagai berikut :

10 Ophan Aria Hady, staff micro relationship manager team leader Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara (wawancara tanggal 31 Mei 2021 Pukul 11:00)

(22)

a. Untuk mengetahui cara Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara menguji kelayakan nasabahnya dalam menyalurkan pembiayaan modal kerja KUR iB Hasanah dengan akad murabahah.

b. Untuk mengetahui prosedur penyaluran pembiayaan modal kerja dengan akad murabahah di Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara.

2. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan di atas tercapai, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang pemikiran bagi kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perbankan syariah khususnya terkait tentang prosedur penyaluran pembiayaan modal kerja dengan akad murabahah.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga yang terkait, “ Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara”, dan juga dapat dijadikan acuan bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah di UIN Mataram yang berkaitan dengan judul ini dalam penelitian selanjutnya.

(23)

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Peneltian

Dalam hal ini peneliti melakukan pembatasan terhadap penelitian yang akan dilakukan agar mempermudah pembahasan dan mempermudah proses pengelolaan data sehingga fokus penelitian dapat terarah. Ruang lingkup yang diambil dalam penelitian ini adalah analisis prosedur penyaluran pembiayaan modal kerja KUR iB Hasanah dengan akad murabahah pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara.

2. Setting Penelitian

Adapun setting penelitian ini adalah tempat di mana peneliti melakukan penelitian, yaitu pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara Jl. Panca Usaha No.8 Cakranegara. Dengan alasan lokasi yang strategis sehingga memudahkan calon nasabah dalam melakukan transaksi pembiayaan dengan berbagai macam produk pembiayaan yang ditawarkan.

(24)

11

1. Prinsip, Aspek-Aspek Penilaian dan Prosedur Pembiayaan (Kredit)

a. Prinsip Pembiayaan dan Analisis Kelayakan Nasabah Dalam Penyaluran Pembiayaan.

Sebelum memberikan fasilitas pembiayaan bank harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian pembiayaan atau kredit sebelum pembiayaan tersebut disalurkan.

Biasanya penilaian yang umum dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan pembiayaan dilakukan dengan analisis 5C :

a. Character, merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari calon nasabah yang akan diberikan pembiayaan harus benar-benar dapat dipercaya. Dalam hal ini dapat dilihat dari katar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun pribadi seperti gaya hidpu, dan jiwa sosial.

Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayar.

(25)

b. Capacity, adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam mengelola usahanya.

c. Capital, untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

d. Condition, penilaian ini berdasarkan konidisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yamg akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik.

e. Colleteral, merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya sehingga jika

(26)

terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan dapat digunakan secepat mungkin.11

b. Aspek-Aspek Penilaian Dalam Pembiayaan

a. Aspek yuridis/hukum, yang dinilai dalam aspek ini adalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan pembiayaan. Penilaian dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemiliknya dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahanya dari dokumen atau surat penting lainnya seperti:

1. Surat Izin Usaha Industri (S.I.U.I) untuk sektor industri.

2. Surat Izin Usaha Untuk Perdagangan (S.I.U.P) untuk sektor perdagangan.

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

5. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah dan sertifikat deposito.

11 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2002). Cetakan ke- 4, hlm. 117.

(27)

6. Serta dokumen-dokumen yang dianggap penting lainnya seperti KTP.

b. Aspek Pasar dan Pemasaran. Yang dinilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang, sehingga diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Adapun aspek yang diteliti adalah:

1. Hasil penjualan atau produksi minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun yang lalu.

2. Rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan datang.

3. Peta kekuatan pesaing yang ada, seperti market share yang dikuasai.

4. Prospek produk secara keselurhan

c. Aspek Keuangan, yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya dibuatkan cash flow keuangan perusahaan. Dari cash flow ini akan terlihat pendapatan dan biaya-biaya, sehingga dapat dinilai layak atau tidak usaha tersebut, termasuk keuntungan yang diharapkan.

Adapun aspek penilaiannya antara lain : 1. Rasio likuiditas

(28)

2. Rasio solvabilitas 3. Rasio remabilitas 4. Payback period

5. Net present Value (NPV) 6. Profitability Index (PI) 7. Internal Rate of Return (IRR) 8. Break Event Point (BEP)

d. Aspek Teknis/Operasi. Merupakan aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi usaha seperti kantor pusat, cabang atau pergudangan.

e. Aspek Manajemen. Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman sumberdaya manusianya.

f. Aspek Sosial Ekonomi. Menganalisis dampak yang timbul akibat adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat seperti mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

g. Aspek Amdal. Analisis yang dilakukan terhadap lingkungan baik darat, air atau udara, termasuk kesehatan manusia.

(29)

Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit disalurkan.12

c. Prosedur Pembiayaan

1.) Pengajuan Berkas-Berkas. Dalam hal ini pemohon pembiayaan mengajukan permohonan pembiayaan yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampirkan dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan seperti:

(a.) Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidkannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.

(b.) Maksud dan Tujuan. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru.

(c.) Besarnya Kredit dan Jangka Waktu. Dalm hal ini pemohon menentukan besatnya kredit dan jangka waktu kreditnya.

Hal ini dapat dilihat dari penilaian cash flow dan laporan keuangan tiga tahun terakhir. Jika hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman

12...ibid hlm 118-119.

(30)

terhadap hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada pemohon.

(d.) Cara Pemohon Mengembalikan kredit. Dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau lainnya.

(e.) Jaminan Kredit. Merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik dari unsur kesengajaan atau tidak. Biasanya jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu. Adapun berkas-berkas yang dipersyaratkan antara lain:13

a. Akte Notaris. Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT atau yayasan.

b. TDP (Tanda Daftar Perusahaan). Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku lima tahun serta dapat diperpanjang.

c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

d. Neraca dan laporan laba rugi tiga tahun terakhir.

e. Bukti diri dari pimpinan perusahaan.

13Ibid hlm.120-123.

(31)

f. Foto kopi sertifikt jaminan.

2.) Penyelidikan Berkas Pinjaman. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak bank belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya apalagi tidak sanggup maka kredit sebaiknya dibatalkan saja.

3.) Wawancara 1. Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan lansung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap.

Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan nasabah sebenarnya.

4.) On The Spot. Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot di cocokan dengan hasil wawancara 1.

5.) Wawancara II. Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika ada kekurangan berkas pada saat setelah dilakukan on the spot.

Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokan dengan on the spot apakah ada kesesuaia dan mengandung kebenaran.

(32)

6.) Keputusan Kredit. Dalam hal ini apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya mencakup :

a. Jumlah uang yang diterima b. Jangka waktu kredit

c. Dan biaya-biaya yang harus dibayar.

7.) Penandatanganan Akad Pembiayaan/Perjanjian Lainnya.

Terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur atau melalui notaris.

8.) Realisasi Kredit. Diberikan setelah penandatanganan suart- surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan bank yang bersangkutan.

9.) Penyaluran/Penarikan Dana. Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu sekaligus atau secara bertahap.14

2. Pembiayaan Bank Syariah

14 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada 2014), cetakan ke-15. Hlm. 100-103.

(33)

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.15

a. Tujuan Pembiayaan

Berdasarkan prinsip syariah, yaitu untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai- nilai islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.16 b. Fungsi Pembiayaan

1. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

2. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.

15 UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, ayat 1 pasal 12.

16 Ibid hlm. 104.

(34)

3. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu pendanaan untuk usaha yang dilakukan.17

c. Jenis-jenis Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Pembiayaan modal kerja syariah (PMK) adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip- prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan modal kerja maksimum 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.18 a. Berdasarkan Tujuan Penggunaannya

1. Pembiayaan Modal Kerja, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk memberikan modal usaha seperti pembelian bahan baku atau barang yang akan diperdagangkan.

2. Pembiayaan Investasi, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk modal usaha pembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang modal berupa aktiva tetap/inventaris.

17 Ibid hlm.105.

18 Adiwarman A.Karim, Bank Islam Analisis Fikih dan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2004), hlm. 234

(35)

3. Pembiayaan Konsumtif, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan.19

b. Berdasarkan Cara Pembayaran / Angsuran Bagi Hasil

1. Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil Periodik, yakni angsuran untuk jenis pokok dan bagi hasil dibayar/diangsur tiap periodik yang telah ditentukan misalnya bulanan.

2. Pembiayaan Dengan Bagi Hasil Angsuran Pokok Periodik dan Akhir, yakni untuk bagi hasil yang dibayar / diangsur tiap periodik sedangkan pokok dibayar sepenuhnya pada saat akhir jangka waktu angsuran.

3. Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil Akhir, yakni untuk pokok dan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu pembayaran dengan catatan jangka waktu maksimal satu bulan.20

c. Berdasarkan Jangka Waktu Pemberiannya

1. Pembiayaan dengan jangka waktu pendek umumnya di bawah 1 tahun.

19Ibid hlm.235.

20Ibid hlm.236.

(36)

2. Pembiayaan dengan jangka waktu menengah yaitu, selama 1 tahun.

3. Pembiayaan dengan jangka waktu panjang di atas 1 tahun sampai 3 tahun.

4. Pembiayaan dengan jangka waktu di atas 3 tahun dalam kasus tertentu seperti pembiayaan investasi perumahan, atau penyelamatan pembiayaan.

d. Berdasarkan Sektor Usaha Yang Dibiayai

1. Pembiayaan sektor perdagangan (Pasar, warung sembako dll)

2. Pembiayaan sektor industri (home industri, konveksi dll) 3. Pembiayaan konsumtif, kepemilikan kendaraan bermotor

(motor, mobil dll)21

e. Pembiayaan Berdasarkan Syariah Islam

1. Transaksi berdasarkan prinsip jual beli: murabahah, istishna, salam.

2. Transaksi berdasarkan prinsip sewa menyewa: ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik

3. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil: mudharabah, musyarakah

21Ibid hlm.237.

(37)

4. Pembiayaan berdasarkan prinsip jasa: rahn, qardh, hiwalah, kafalah.22

3. Akad Murabahah Pada Pembiayaan 1. Pengertian Akad Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli dengan ketentuan:

a. Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki atau hak kepemilikan terlah berada di tangan penjual.

Artinya bahwa keuntungan dan resiko barang tersebut ada pada penjual sebagai konsekuensi dari kepemilikan yang timbul dari akad yang sah.

b. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan dalam jual beli (capital outlay) pada suatu komoditi, semuanya harus diketahui oleh pembeli saat transaksi.

c. Adanya informasi yang jelas tentang keuntungan baik nominal maupun presentase sehingga diketahui oleh pembeli.23

22 Muhamad Yusup, Manajemen Keuangan Syariah, (Mataram: IAIN Mataram 2015), cetakan ke-1, hlm. 71-80

23 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Ekonesia 2003), hlm.62-63

(38)

2. Rukun dan Syarat Akad Murabahah

Adapun rukun jual beli ada tiga yaitu akad (ijab qabul), penjual dan pembeli serta objek akad. Sedangkan syarat jual beli antara lain:

a. Penjual dan pembeli b. Berakal

c. Dengan kehendak sendiri

d. Keadaan tidak mubadzir (pemboros) e. Baliq

f. Uang dan benda yang dibeli (objek yang diperjual belikan) g. Suci

h. Ada manfaat

i. Keadaan barang tersebut dapat diserahkan

j. Keadaan barang tersebut kepunyaan penjual atau kepunyaan yang diwakilkan

k. Barang tersebut dalam kondisi baik dan tidak cacat l. Ijab-qabul

m. Jangan ada yang memisahkan,

n. Jangan diselingi dengan kata-kata lain antara ijab dan qabul

(39)

o. Beragama islam24

3. Fatwa DSN MUI Tentang Akad Murabahah

1. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Akad Murabahah

a. Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari'ah:

1.) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba

2.) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari'ah Islam

3.) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

4.) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

5.) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

6.) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

24Ibid hlm. 64

(40)

7.) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

8.) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

9.) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.

b. Ketentuan Murabahah kepada Nasabah:

1.) Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada bank.

2.) Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

3.) Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima atau membelinya sesuai dengan janji yang telah disepakati, karena secara hukum janji tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

(41)

4.) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.

5.) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

6.) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.

7.) Jika uang muka memakai kontrak „urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga. jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.

c. Jaminan dalam Murabahah:

1.) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya.

2.) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.

d. Utang dalam Murabahah:

(42)

1.) Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut.

Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada bank.

2.) Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.

3.) Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan.

e. Penundaan Pembayaran dalam Murabahah:

1.) Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian utangnya.

2.) Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

f. Bangkrut dalam Murabahah:

(43)

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan utangnya, bank harus menunda tagihan utang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.25

4. Mekanisme Akad Murabahah Pada Perbankan

1. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.

Harga jual adalah harga beli bank dari produsen (pabrik/toko) ditambah keuntungan (mark-up). Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.

2. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dan biasanya dilakukan dengan pembayaran cicilan (bitsman ajil).

3. Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera kepada nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.26

B. Penelitian Terdahulu

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya terdahulu yang terkait untuk menghindari duplikasi, plagiasi, serta menjamin keaslian dan keabsahan peneliti yang dilakukan atau sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dari penelitian yang sudah ada. Disamping itu,

25 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Akad Murabahah

26Ibid hlm. 65

(44)

untuk menyusun kerangka teori, diharapkan peneliti mendapatkan data yang valid dan untuk menjadikan legalitas peneliti.

Pada telaah pustaka ini, peneliti mengangkat beberapa peneliti terdahulu yang mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu :

1.) Skripsi yang ditulis oleh Alia Maloka Aqila yang berjudul, “Analisis Prosedur Pembiayaan BSM OTO di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Wirobraja Yogyakarta”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2019.27

Fokus penelitian di atas adalah tentang prosedur pemberian pembiayaan dan analisis kelayakan pembiayaan BSM OTO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif.

Adapun hasil penelitiannya adalah analisis terhadap mekanisme pembiayaan BSM OTO di Bank Syariah Mandiri KCP Wirobrajan berupa analisis pengumpulan informasi, merupakan analisis kelengkapan dokumen dan kelengkapan persyaratan. Kedua, analisis verifikasi data, yaitu melakukan BI checking untuk memastikan kondisi nasabah, dan melakukan pemeriksaan setempat. Serta analisis persetujuan pembiayaan

27 Alia Maloka Aqila, “Analisis Prosedur Pembiayaan BSM OTO di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Wirobraja Yogyakarta”. (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2019).

(45)

meliputi analisis character,, capacity, condition of economy, analisis agunan dan analisis akad. Analisis tersebut dilakukan agar mengantisipasi terjadinya pembiayaan macet/bermasalah yang diberikan kepada nasabah atau calon nasabah.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Alia Maloka Aqila dengan peniliti, yakni sama-sama membahas tentang prosedur pembiayaan dan analisis kelayakan penyaluran pembiayaan. Adapun perbedaannya, peneliti lebih kepada penyaluran pembiayaan modal kerja KUR iB Hasanah dengan akad Murabahah. Sedangkan Alia Maloka Aqila lebih fokus kepada pembiayaan BSM OTO.

2.) Skripsi yang ditulis oleh Mela Cahyani yang berjudul, “Analisis Prosedur Pembiayaan Warung Mikro Dengan Akad Murabahah (Studi Kasus PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ajibarang)”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2017.28

Fokus penelitian di atas adalah tentang prosedur pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif.

28 Mela Cahyani, “Analisis Prosedur Pembiayaan Warung Mikro Dengan Akad Murabahah (Studi Kasus PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ajibarang)”. (skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2017).

(46)

Adapun hasil penelitiannya adalah prosedur pembiayaan warung mikro dengan akad murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ajibarang adalah sebagai berikut :Pengajuan permohonan pembiayaan oleh nasabah kepada MSF, Tahap investigasi, tahap ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :(BI checking yang dilakukan oleh MAS area. On the spot yang dilakukan oleh MFA, MBM dan/atau Branch Manager.

Trade checking dilakukan guna mengetahui kebenaran data personal dari calon debitur, tahap ini dilakukan oleh MFS). Analisis kelayakan pembiayaan dengan menggunakan panduan 5C, yaitu analisis kualitatif berupa character dan condition, analisis kuantitatif berupa capacity dan capital, kemudian collateral dari objek jaminan. Dilakukan oleh bagian MFA. Pemutusan Pembiayaan oleh Komite pembiayaan dilakukan oleh Bussines Unit yaitu Mikro Banking Manager dan Branch Manager.

Setelah usulan pengajuan pembiyaan diterima, tahap selanjutnya adalah penyusunan SP3 (Surat Penawaran Pemberian Pembiayaan) yang dilakukan oleh MAS. Setelah SP3 dicetak, tahap selanjutnya adalah Akad Pembiayaan. Penandatanganan akad dilakukan antara nasabah dengan Bank dan dilakukan di hadapan PPAT atau notaris rekanan Bank. Tahapan selanjutnya adalah pencairan pembiayaan. Penarikan dapat langsung dilakukan nasabah di teller. Kesimpulannya adalah bahwa prosedur yang

(47)

dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ajibarang telah sesuai dengan ketentuan yang ada..

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Mela Cahyani dengan peniliti, yakni sama-sama membahas tentang prosedur pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah. Adapun perbedaannya, peneliti lebih kepada prosedur penyaluran pembiayaan modal kerja KUR iB Hasanah dengan akad Murabahah. Sedangkan Mela Cahyani lebih kepada prosedur pembiayaan warung mikro.

3.) Skripsi yang ditulis oleh Karuniawati yang berjudul, “Analisis Prosedur Pembiayaan Murabahah Pada Usaha Toko Kelontong di Bank Syariah Mandiri KCP Magetan”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2020.29

Fokus penelitian di atas adalah tentang bagaimana prosedur pembiayaan murabahah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif.

Adapun hasil penelitiannya adalah dalam penerapan prosedur pembiayaan nasabah mikro di Bank Syariah Mandiri KCP Magetan terdapat prosedur atau tahap yang tidak dilakukan atau kurang tepat yaitu

29 Skripsi yang ditulis oleh Karuniawati yang berjudul, “Analisis Prosedur Pembiayaan Murabahah Pada Usaha Toko Kelontong di Bank Syariah Mandiri KCP Magetan”. (skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2020).

(48)

tahap analisis rasio karena nasabah tidak mempunyai pembukuan tiap bulannya dan tidak paham masalah pembukuan.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Karuniawati dengan peniliti, yakni sama-sama membahas tentang prosedur pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah. Adapun perbedaannya, peneliti lebih kepada prosedur penyaluran pembiayaan modal kerja KUR iB Hasanah dengan akad Murabahah. Sedangkan Karuniawati lebih kepada prosedur pembiayaan murabahah pada usaha toko kelontong.

4.) Jurnal yang ditulis oleh Chitra Indah Sari, dan Nia Sulendri yang berjudul

“Prosedur Pembiayaan Murabahah pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPP0 Al Anshari Bukittinggi”. Jurnal Sosial dan Ilmu Ekonomi, 2020.30

Fokus penelitian diatas adalah tentang prosedur pembiayaan murabahah pada koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah (KSPP) Al Anshari Bukittinngi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Adapun hasil penelitiannya adalah prosedur pembiayaan murabahah di koperasi simpan pinjam pembiayaan (KSPP) Al-Anshari

30 Chitra Indah, dan Nia Sulendri, Jurnal, ( Sosial dan Ilmu Ekonomi, Prosedur Pembiayaan Murabahah pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah KSPP0 Al Anshari Bukittinggi Volume V, Nomor 01, Mei-Oktober 2020).

(49)

Bukittinggi dimulai dari proses mengajukan pembiayaan ke kantor koperasi simpan pinjam pembiayaan (KSPP) syariah Al-Anshari Bukittinggi, dilanjutkan dengan proses verifikasi persyaratan, analisis dan pengambilan keputusan. Analisis pembiayaan dilakukan oleh Account Officer, sedangkan keputusan pembiayaan melalui rapat komite pembiayaan yang terdiri dari Account Officer dan staff pembiayaan lainnya.

Persamaan dari penelitian yang ditulis oleh Chitra Indah Sari dan Nia Sulendri dengan peneliti adalah sama-sama membahas tentang prosedur pembiayaan dengan akad murabahah. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian dimana penulis berfokus pada produk pembiayaan KUR iB Hasanah sementara Chitra Indah Sari dan Nia Sulendri pada produk koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah (KSPP).

5.) Jurnal yang ditulis oleh Venny Jannatul Putri, dan Moh. Faizal yang berjudul “Prosedur Pembiayaan Pembelian Kendaraan Bermotor Dengan Prinsip Murabahah Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Falah

(50)

Banyuasin” jurnal Pemikiran dan Pengembangan Ekonomi Syariah, 2018.31

Fokus penelitian diatas adalah tentang prosedur pembiayaan pembelian kendaraan bermotor dengan prinsip murabahah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Falah Banyuasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Adapun hasil penelitiannya adalah dalam pemberian pembiayaan, PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah telah dijalankan sesuai dengan kebijaksanaan komite pembiayaan dan prosedur pembiayaan. Serta pembiayaan murabahah mempunyai resiko diantaranya adalah penggunaan dana oleh nasabah sehingga mengembalikan dana pinjaman tepat waktu.

Persamaan dari penelitian yang ditulis oleh Venny Jannatul Putri dan Moh. Faizal dengan peneliti adalah sama-sama membahas tentang prosedur pembiayaan dengan akad murabahah. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian dimana penulis berfokus pada produk pembiayaan KUR iB Hasanah sementara Venny Jannatul Putri dan Moh.

31 Venny Jannatul, Moh. Faizal Jurnal, (Pemikiran dan Pengembangan Ekonomi Syariah, Prosedur Pembiayaan Pembelian Kendaraan Bermotor Dengan Prinsip Murabahah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Falah Banyuasin, Volume 4 Nomor 1 Edisi Agustus 2018).

(51)

Faizal berfokus pada pemberian pembiayaan untuk keperluan pembelian kendaraan bermotor.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan fokus penelitian untuk mencapai tujuan. Kerangka berpikir untuk menggambarkan bagaimana prosedur penyaluran pembiayaan modal kerja KUR IB Hasanah Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara. Gambaran yang diberikan oleh peneliti sesuai dengan judul penelitian.

Perbankan syariah adalah lembaga keuangan yang didirikan untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Dengan begitu, bagi masyarakat atau calon nasabah yang ingin mengembangkan usahanya atau membutuhkan dana untuk membiayai usahanya tidak lagi mengalami kesulitan karena kemudahan yang diberikan oleh lembaga perbankan untuk memberikan pinjaman kepada calon nasabahnya. Dalam hal ini yaitu Bank Syariah Indoensia KC Cakranegara.

Dengan prosedur pembiayaan yang mudah, nasabah dapat membiayai usahanya guna untuk meningkatkan produktivitas laba usaha, dengan angsuran sesuai dengan kemampuan nasabah serta jangka waktu yang ditentukan.

Kesimpulannya, Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara memberikan pembiayaan kepada calon nasabah yang membutuhkan modal

(52)

usaha dengan persyaratan serta prosedur yang tidak memberatkan bagi calon nasabah.

Adapun kerangka berfikirnya sebagai berikut :

BSI KC Cakranegara

Produk Pembiayaan

Prosedur Pembiayaan

Nasabah

Permohonan

Pembiayaan

(53)

40 1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah jenis metode penelitian deskriptif karena peneliti, ingin menggambarkan atau melukiskan fakta-fakta atau keadaan yang menggambarkan tata cara penyaluran pembiayaan KUR IB Hasanah dengan akad murabahah pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara. Metode deskriptif, yakni metode untuk mendiskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting sosial dalam suatu tulisan yang bersifat naratif.

Artinya, data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar daripada angka-angka. Dengan metode ini peneliti dapat mendeskripsikan tentang Analisis Prosedur Penyaluran Pembiayaan Modal Kerja KUR iB Hasanah Dengan Akad Murabahah Pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara.32

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu

32Djam‟an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 28.

(54)

paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi. Maka di sini peneliti akan mendeskripsikan masalah mengenai Analisis Prosedur Penyaluran Pembiayaan Modal Kerja KUR iB Hasanah Dengan Akad Murabahah Pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sekitar 3 bulan yang lalu yaitu dari bulan Februari sampai Mei 2021. Observasi awal dilakukan pada bulan Februari kemudian melanjutkan penelitian sampai bulan Mei 2021.

2. Tempat Peneelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara dengan alasan letak strategis Bank ini yaitu, di kawasan pusat perdagangan Cakranegara sehingga memungkinkan calon nasabah melakukan transaksi dengan mudah.

C. Instrumen/alat dan Bahan Penelitian

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan beberapa alat bantu lainnya yang dijadikan sebagai instrumen dalam menggali data. Dengan menggunakan instrumen penelitian, tentunya akan memudahkan peneliti

(55)

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Penelitian ini mendapatkan data dari hasil wawancara yang dilakukan. Peneliti sebagai instrumen kunci dan menggunakan pedoman wawancara. Peneliti juga menggunakan alat perekam berupa telepon genggam dalam mendapatkan data.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Adapun jenis data penelitian sebagai berikut : a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa gagasan tanpa pengukuran yang berupa angka.33 Sehingga dapat dikatakan bahwa data kualitatif adalah data dengan penjabaran kata.34 Dalam hal ini yang menjadi data kualitatif adalah prosedur pembiayaan KUR serta penilaian karakter calon nasabah pembiyaan KUR.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah kebalikan dari data kuantitatif karena melakukan pengukuran dengan menggunakan bilangan dan angka.

Variabel dalam penelitian ini merupakan karakteristik dan pengukuran

33 Zainal Arifin, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm.13.

34 Sugiyono, Statistik Untuk Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 15.

(56)

terkait data yang ingin diteliti.35 Data kuantitatif juga diartikan sebagai data yang dinyatakan atau digambarkan dengan menggunakan bilangan dan angka. Dari penjabaran atau data yang diperoleh di lapangan, akan digambarkan dengan angka atau bilangan.36

2. Sumber Data

Adapun yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer, Data primer adalah data yang relevan dengan pemecahan

masalah, data yang digunakan dari data utama atau dikumpulkan langsung oleh peneliti.37 Dalam hal ini yaitu hasil wawancara serta hasil analisis dari prosedur pembiayaan Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara. Peneliti melakukan wawancara dengan Sraff Micro Relationship Manager Team Leader Bank Syariah Indoensia KC Cakranegara yaitu Opan Aria Hady.

b. Data Sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang tidak lansung memberikan data kepada pengempul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen atau data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan oleh pihak lain biasanya sudah dalam bentuk publikasi berupa berkas-berkas pembiayaan serta dokumen-dokumen

35Zainal Arifin, Penelitian dan..., hlm. 13.

36 Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif. (Bandung: Alfabeta; 2017). hlm. 15.

37 Ervan Agus Purwanto, Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode penelitian kualitatif, Yogyakarta: Gava Media,2007 , hlm. 20

(57)

agunan calon nasabah pembiayaan Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah teknik yang tersistematis dengan cara pengamatan serta pencatatan.38 Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan atas segala sesuatu yang terjadi dalam lapangan. Observasi biasanya dilakukan dengan mengumpulkan data yang menggambarkan penelitian.39 Dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti merupakan observasi tidak terstruktur. Peneliti menemukan beberapa prosedur yang dipersyaratkan Bank kepada calon nasabah pembiayaan untuk pemenuhuan kebutuhan modal kerja.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog lansung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak bersturuktur, di mana informan mendapatkan kebebasan dan

38Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 1998), hlm. 198.

39 Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 104.

(58)

kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan perasaan secara natural.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur, karena peneliti belum tahu jawaban apa yang akan diperoleh dari informan, sehingga jawaban-jawaban itu akan menjadi titik berangkat pengembangan pertanyaan yang akan ditindak lanjuti dalam bentuk wawancara terstruktur.40

Narasumber dalam wawancara ini adalah staff bagian marketing, Account Officer, serta beberapa staff bagian Back Office dan staff pembiayaan (Self finding) di Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara, yaitu Bapak Opan Aria Hady dan Ibu Isnaini. Pada saat melakukan wawancara, peneliti kesulitan menemukan data nasabah pembiayaan karena setiap data-data nasabah merupakan rahasia perusahaan dan tidak dapat dibocorkan.

3. Dokumentasi

Selain sumber manusia human resources melalui observasi dan wawancara sumber lainnya sebagai pendukung yaitu dokumen- dokumen tertulis yang resmi ataupun tidak resmi. Data yang akan

40Djam‟an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.90-91.

(59)

didokumentasikan bisa berupa video, gambar atau karya-karya dari Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara sehingga dapat mendukung keakuratan data mengenai Analisis Prosedur Penyaluran Pembiayaan Modal Kerja KUR iB Hasanah Dengan Akad Murabahah Pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan mengategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.41

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis dengan metoode induktif yang digunakan untuk mengemukakan fakta-fakta atau kenyataan yang didapatkan serta dapat dikembangkan dari hasil penelitian pada Bank Syariah Indonesia KC Cakranegara.

Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah- langkah anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah- langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu

41 Imam Gunawan, Metode Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), hlm. 210.

Referensi

Dokumen terkait

Maka perlu digarisbawahi bahwa upaya untuk melihat kebenaran dari perspektif Asia dengan menghidupi nilai imaginasi ini yang diperjuangkan dalam metode pendekatan cerita..

Teknik penyadapan dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dilakukan setelah terdapat bukti awal dengan cara menggunakan alat-alat elektronik sesuai

Semua peralatan survei GNSS, Multibeam Echosounder , Sensor Gerak, alat pengukur kecepatan suara atau Sound Velocity Profile  (SVP) dan Kompas Giro / GNSS Giro, serta

Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu, estetika bentuk yang meliputi kesatuan dicapai melalui penerapan material kayu dan pemilihan warna bernuansa coklat,

Kecamatan Trucuk merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Klaten dengan jumlah penduduk terbanyak sebesar 70.601 jiwa pada tahun 2015. Tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Trucuk

Studi ini mencoba untuk menjawab beberapa pertanyaan sekitar faktor-faktor yang mempengaruhi return saham di Bursa Efek Indonesia yang bertujuan untuk menemukan bukti

Dari aspek distribusi, sampai saat ini rantai pasok varietas unggul kedelai yang dilakukan pengelola benih sumber masih sebatas pada rantai ke-1 dan ke- 2, yaitu suplier (UPBS

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5, jika satelit nano sedang mengalami kondisi sunlight , day diode pada rangkaian battery charging akan aktif dan medistribusikan