• Tidak ada hasil yang ditemukan

dengan pengertian dari analytical hierarchy process (AHP) dan OSIS. Referensi diambil dari jurnal dan buku yang berhubungan dengan penelitian terkait.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "dengan pengertian dari analytical hierarchy process (AHP) dan OSIS. Referensi diambil dari jurnal dan buku yang berhubungan dengan penelitian terkait."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

7

B A B I I

L A N D A SA N T E O R I

2.1. Tinjauan Pustaka

Teori – teori mengenai pembahasan pada penelitian ini secara teori berkaitan dengan pengertian dari analytical hierarchy process (AHP) dan OSIS. Referensi diambil dari jurnal dan buku yang berhubungan dengan penelitian terkait.

2.1.1. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem

Sistem adalah entitas atau satuan yang terdiri dua atau lebih komponen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan (Umagapi et al., 2020).

2. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem berbasis komputer interaktif yang dapat membantu para pengambil keputusan untuk memecahkan masalah – masalah tidak terstruktur (Saputra et al., 2019).

3. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan memiliki beberapa karakteristik antara lain (Pribadi et al., 2018):

a. Mendukung beberapa aplikasi yang saling terkait.

b. Dapat digunakan beberapa kali dan bersifat tetap.

c. Memiliki dua komponen utama, seperti model dan data.

d. Mempunyai kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis.

e. Menggunakan beberapa macam model kuantitatif.

(2)

Selain itu sistem pendukung keputusan harus memiliki kemampuan seperti (Pribadi et al., 2018):

a. Dapat mengatasi masalah semi terstruktur dalam pembuatan keputusan manajemen.

b. Mampu membuat sistem keputusan secara kelompok maupun individu.

c. Dapat membuat keputusan yang saling berhubungan dan berurutan.

d. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi setiap waktu dan bersifat fleksibel.

e. Mudah dalam melakukan interaksi dengan sistem.

f. Mudah untuk dikembangkan oleh pengguna.

4. Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan memiliki komponen sebagai berikut (Pribadi et al., 2018):

a. Data Management

Termasuk kedalam basis data yang memiliki informasi/data yang terkait dalam berbagai situasi yang diatur oleh perangkat lunak Database Management System (DBMS).

b. Model Management

Melibatkan beberapa model kualitatif seperti model statistikal, finansial, management science, sehingga dapat memberikan kemampuan analitis kepada sistem dan manajemen perangkat lunak yang diperlukan.

c. Communication

Di dalam subsistem pengguna dapat berkomunikasi serta memberikan perintah pada SPK.

d. Knowledge Management

(3)

Subsistem optional yang mendukung subsistem lain yang bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Sumber: (Pribadi et al., 2018)

Gambar II. 1 Model Konsep SPK 5. Tahapan Pengambilan Keputusan

Ada beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan antara lain (Muttaqin et al., 2020):

a. Tahap Pemahaman

Tahap ini merupakan tahap awal untuk penelusuran terhadap data yang akan diproses dalam rangka mengidentifikasi masalah.

b. Tahap Perancangan

Merupakan proses pengembangan dan pencarian sebuah solusi yang bisa diambil sebagai representasi kejadian nyata lalu disederhanakan, sehingga diperlukan proses pemeriksaan untuk mengetahui seberapa akurat model

(4)

dalam masalah yang diteliti.

c. Tahap Pemilihan

Memilih dari berbagai solusi alternatif yang telah ditampilkan pada tahap sebelumnya, hal ini bertujuan agar dapat menentukan kriteria berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

d. Tahap Implementasi

Penerapkan perencanaan yang telah di buat serta pelaksaan alternatif tindakan yang telah dibuat sebelumnya.

2.1.2. OSIS

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan (OSIS) sebagai wadah organisasi artinya tempat dimana para siswa melakukan kegiatan bersama, bertukar ilmu, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama (Rangkuti et al., 2019).

Organisasi Siswa Intra Sekolah adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari sekolah menengah, yaitu sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-satunya organisasi yang ada di sekolah yang merupakan salah satu upaya dalam pembinaan kesiswaan (Toni, 2019).

2.1.3. Metode Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP) 1. Pengertian metode AHP

AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek atau rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen (Narti et al., 2019). Sedangkan menurut (Marbun & Hansun, 2019), AHP merupakan metode pemecahan masalah yang kompleks dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi komponen-komponen yang lebih kecil.

(5)

Sumber: (Pribadi et al., 2018).

Gambar II. 2 Struktur AHP 2. Prinsip Dasar AHP

AHP memiliki tiga prinsip dasar, yaitu (Pribadi et al., 2018):

a. Dekomposisi

Dekomposisi adalah pemecahan persoalan yang tadinya putih menjadi unsur- unsur yang tidak memungkinkan pemecahan persoalan lebih lanjut agar mendapatkan hasil yang akurat. Pemecahan ini akan menghasilkan beberapa tingkatan dari suatu persoalan atau biasa disebut dengan hirarki.

b. Penilaian Komparasi

Prinsip ini dilakukan dengan cara membuat penilaian mengenai kepentingan relatif antara dua elemen dengan suatu tingkatan tertentu yang saling berkaitan pada tingkat yang berada atasnya. Penilaian komparasi merupakan inti dari metode AHP sebab prinsip ini akan berpengaruh terhadap proses elemen-elemen. Dengan bentuk skala perbandingan berpasangan hasil penilaian akan lebih mudah dimengerti.

(6)

Tabel II. 1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Metode AHP

Sum ber : (Lais ouw et al., 2019 ).

c. P e n e

ntuan Prioritas

Dari setiap matriks perbandingan berpasangan dapat ditentukan nilai eigenvector untuk memperoleh prioritas daerah. Oleh karena itu setiap tingkat terdapat matriks perbandingan berpasangan. Pengurutan elemen-elemen berdasarkan kepentingan relatif menggunakan prosedur sintesa disebut dengan penentuan prioritas, dengan melakukan sintesa diantara prioritas daerah maka akan menghasilkan prioritas global.

3. Langkah – Langkah AHP

Langkah-langkah metode AHP adalah (Sinaga & Purba, 2019):

Tingkat Definisi Keterangan

1 Kedua elemen sama penting Kedua elemen memiliki pengaruh yang sama

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

Penilaian sedikit lebih memihak pada salah satu elemen dibanding pasangannya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya

Penilaian sangat memihak pada salah satu elemen dibanding pasangannya

7 Elemen yang satu jelas sangat penting daripada elemen yang lainnya

Salah satu elemen sangat berpengaruh dan dominasinya tampak secara nyata

9 Elemen yang satu mutlak sangat penting daripada elemen yang lainnya

Bukti bahwa salah satu elemen sangat penting daripada pasangannya adalah sangat jelas 2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua

Perbandingan yang berdekatan

Nilai ini diberikan jika terdapat keraguan diantara kedua penilaian yang berdekatan

(7)

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

2. Menentukan prioritas elemen. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen lainnya.

3. Sintesis. Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disentesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas.

Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

1. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks

2. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

3. Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena pengguna tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah.

4. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya.

5. Jumlahkan setiap baris. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.

6. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λmaks.

7. Hitung Consistency Index (CI) CI = (λmaks-n)/n ; n = banyaknya elemen.

(8)

8. Hitung Rasio Konsistensi atau Consistency Ratio (CR) dengan rumus : CR = CI/IR CR = Consistency Ratio ; CI = Consistency Index IR = Index Random Consistency

9. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10% maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

Tabel II. 2 Nilai Index Random Consistency (RI)

Sumber: (Sinaga & Purba, 2019) 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode AHP

AHP memiliki kelebihan dalam hal sistem analisa diantaranya (Pribadi et al., 2018):

a. Kesatuan (Unity)

AHP mudah dimengerti karena dapat membuat permasalahan yang tidak terstruktur menjadi suatu model yang lebih fleksibel.

b. Kompleksitas (Complexity)

Dengan pengintegrasian secara deduktif AHP dapat memecahkan masalah yang kompleks dengan cara pendekatan sistem.

c. Saling ketergantungan

AHP tidak memerlukan hubungan linear.

d. Pengukuran (Measurement)

AHP menyediakan skala perbandingan yang digunakan untuk mendapatkan prioritas.

Untuk mendapatkan prioritas metode AHP menyediakan skala pengukuran.

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

(9)

e. Konsistensi (Consistency)

Untuk menentukan prioritas AHP mempertimbangkan konsistensi yang logis dalam melakukan penilaian.

f. Sintesis (Systhecy)

AHP fokus pada perkiraan keseluruhan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masing-masing alternatif.

g. Trade Of

Untuk mencapai suatu tujuan metode AHP mempertimbangkan relatif faktor- faktor pada sistem dalam memilih alternatif terbaik.

h. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)

Metode AHP tidak perlu adanya konsensus karena cara kerja metode AHP menggabungkan hasil dari penilaian yang berbeda.

(10)

i. Pengulangan Proses (Process Repetition)

Dengan proses pengulangan metode AHP dapat memilih definisi dari suatu permasalahn dan mengembangkan penilaian.

Selain memiliki kelebihan, AHP juga memiliki kekurangan seperti (Pribadi et al., 2018):

a. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektivitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

b. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

2.1.4. Pengujian Unit 1. Black Box Testing

Black box testing adalah pengujian perangkat lunak dalam hal spesifikasi fungsional yang tidak menguji desain serta kode program untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan kebutuhan antara fungsi masukan dan keluaran dari suatu perangkat lunak (Cholifah et al., 2018).

2. White Box Testing

White box testing adalah pengujian perangkat lunak dalam hal spesifikasi fungsional yang menguji desain serta kode program untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan kebutuhan antara fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak (Pratala et al., 2020).

(11)

2.1.5. Peralatan Pendukung

1. Konsep Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis Object- Oriented (Mubarak, 2019).

Beberapa diagram yang penulis gunakan untuk pembuatan skripsi ini adalah sebagai berikut (Sujarwo et al., 2020):

a. Activity Diagram

Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan suatu aliran kerja atau aktivitas dari sebuah sistem.

b. Use Case Diagram

Use case diagram merupakan pemodelan untuk menggambarkan fungsi apa saja yang dapat dilakukan oleh aktor dan menggambarkan interaksi antara masing-masing aktor.

c. Sequence Diagram

Sequence diagram digambarkan dengan berapa lama waktu interaksi kelakuan objek pada use case. Sequence diagram terdiri dari dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek yang terkait).

d. Class Diagram

Class diagram adalah penggambaran dari class, atribut dan hubungan antar objek yang memetakan struktur sistem tertentu.

e. Component Diagram

Component diagram adalah diagram yang menggambarkan struktur fisik

(12)

dari sebuah sistem dan digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana kode program dibagi menjadi beberapa komponen.

f. Deployment Diagram

Deployment diagram merupakan suatu model objek yang menjelaskan sebaran fisik atau perangkat lunak pada terminologi, fungsionalitas disebarkan diantara simpul-simpul komputasional.

g. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD menggambarkan beberapa entity yang saling berhubungan, serta atribut- atribut dari entity tersebut, sehingga menggambarkan alur data yang saling berhubungan di dalam sistem.

2. Unsur–Unsur Dalam Perancangan Sistem a. Website

Website adalah salah satu aplikasi yang berisikan sebuah dokumen-dokumen multimedia (gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protocol HTTP (Hypertext transfer protocol). untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser (Mardzotillah & Ridwan, 2020).

b. Web Browser

Web Browser adalah aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk mengambil dan menyajikan sumber informasi web.

c. Web

Web adalah sebuah dokumen yang ditulis dalam hypertext markup language (HTML) yang dapat diakses melalui protocol hypertext transfer protocol (HTTP) yang merupakan protokol untuk menyampaikan informasi dari sebuah pusat situs web untuk ditampilkan di hadapan pengguna program pembaca

(13)

informasi yang ada pada situs web.

3. Bahasa Pemograman

a. Hypertext Markup Language (HTML) adalah salah satu format yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan dihalaman web (Hasan & Muhammad, 2020).

b. Hypertext Preprocessor (PHP) adalah suatu bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimkannya Kembali ke web browser menjadi kode HTML (Hasan

& Muhammad, 2020).

c. Bootstrap merupakan sebuah kerangka framework atau wadah untuk pengembangan aplikasi web yang lebih cepat dan mudah untuk suatu pengembangan sebuah sistem yang akan dibangun (Purwanto & Mubarok, 2020).

4. Basis Data

a. XAMPP merupakan paket PHP dan MySQL berbasis open source yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP (Sandika, 2019).

b. MySQL adalah salah satu jenis database server untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelola datanya.

MySQL dan PHP merupakan pasangan perangkat lunak yang ideal dalam pengembangan aplikasi web (Sandika, 2019).

c. PhpMyAdmin merupakan salah satu pengolah data MySql yang berbasis web yang berbeda dalam menu XAMPP (Sandika, 2019).

(14)

2.2. Penelitian terkait

Sampai saat ini penelitian yang memiliki metode dan objek penelitian yang sama penulis belum menemukan tetapi, penulis terinspirasi dan mereferensi beberapa penelitian yang memiliki metode yang sama dengan penelitian ini diantaranya adalah:

Penelitian yang dilakukan Dwi Fitriadi Sukmawan, pada Bulan Maret Tahun 2017 dengan judul Sistem Pendukung Keputusan dalam menentukan pemilihan ketua osis dengan metode ahp (Analytical Hierarchy Process) yang menggunakan metode ahp untuk menentukan ketua osis.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh R. Mahdalena Simanjorang, Harvei Desmon dan Hutahaean pada bulan Oktober 2017 dengan judul Sistem Pendukung Keputusan penentuan penerima bahan pangan bersubsidi untuk keluarga miskin dengan metode ahp pada kantor kelurahan mangga, yang menerapkan Metode AHP pada penentuan keputusan bahan pangan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Diah Putri Ramadhani, Mardi Yudhi Putra dan Herlawati pada bulan September 2020 dengan judul Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Voting Pemilihan Ketua OSIS Berbasis Web Pada SMK Karya Bahana Mandiri 1 Kota Bekasi yang membahas mengenai sistem pendukung keputusan pemilihan ketua OSIS dengan metode Analytical Hierarchy Process berbasis web, menggunakan bahasa pemrograman PHP serta menggunakan MySQL sebagai database.

Dalam beberapa penelitian Sistem Pendukung Keputusan dalam menentukan pemilihan Ketua OSIS dengan metode AHP, Sistem Pendukung Keputusan mengenai Pemilihan Calon Ketua OSIS seperti penelitian yang dilakukan oleh

(15)

(Fitriadi, 2017) dan (Putri et al., 2020), serta menggunakan metode AHP seperti penelitian yang dilakukan oleh (Simanjorang et al., 2017).

Gambar

Gambar II. 1 Model Konsep SPK  5. Tahapan Pengambilan Keputusan
Gambar II. 2 Struktur AHP  2.  Prinsip Dasar AHP
Tabel II. 1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Metode AHP               Sum ber  :  (Lais ouw  et al.,  2019 )
Tabel II. 2 Nilai Index Random Consistency (RI)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa Semakin lama benda yang diplating di celup pada larutan plating maka semakin tinggi tingkat ketahanan lapisan tersebut jika di uji

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

9) Menurut Anda bagaimana variasi/macam pendekatan-pendekatan yang dilakukan pihak-pihak penyedia fasilitas umum perkotaan dalam rangka memberikan pelayanan yang

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan beberapa Hotel di Medan 4 Wijaya Mukti Sri Utari Universita s Muhamm adiyah Surakarta 2012 Pengaruh

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul

Beberapa penelitian mengenai hubungan paparan prenatal valproat terhadap perkembangan neuron anak menunjukkan hasil bahwa valproat dapat meningkatkan risiko munculnya

Sistem yang akan dibangun berdasarkan perancangan dari penelitian ini adalah sistem informasi perkembangan pendidikan pada anak usia dini berbasis website yang

Meskipun e-commerce merupakan sistem yang menguntungkan karena dapat mengurangi biaya transaksi bisnis dan dapat memperbaiki kualitas pelayan pada pelanggan, namun