• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PRODUK OLAHAN SUSU CV CITA NASIONAL DIBANDINGKAN STANDAR BAKU MUTU LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PRODUK OLAHAN SUSU CV CITA NASIONAL DIBANDINGKAN STANDAR BAKU MUTU LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PRODUK OLAHAN SUSU CV CITA NASIONAL DIBANDINGKAN

STANDAR BAKU MUTU LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

Atika Dieva Wijayanti 15.I1.0148

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2018

(2)

i

HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PRODUK OLAHAN SUSU CV CITA NASIONAL DIBANDINGKAN

STANDAR BAKU MUTU LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

Atika Dieva Wijayanti 15.I1.0148

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2018

(3)

ii

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul “Hasil Pengolahan Limbah Cair Produk Olahan Susu CV Cita Nasional Dibandingkan Standar Baku Mutu Limbah Cair Industri Pengolahan Susu”. Kerja praktek ini merupakan salah satu cara untuk mengaplikasikan teori yang sudah diberikan saat perkuliahan. Selain itu juga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Laporan ini disusun sebagai bukti terlaksananya kerja praktek di CV Cita Nasional selama 24 hari dimulai pada tanggal 18 Februari 2018 hingga 14 Maret 2018.

Dalam pelaksanaan kerja praktek serta penyusunan laporan ini pastinya penulis mendapatkan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi., STP., M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata yang telah memberikan izin pada penulis untuk melaksanakan kerja praktek.

2. Ibu Dr. A. Rika Pratiwi, Msi selaku dosen pembmbing kerja praktek yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyusun laporan kerja praktek.

3. Bapak Ali selaku Supervisor Research & Development CV Cita Nasional yang sekaligus menjadi pembimbing lapangan yang telah mendampingi penulis selama kerja praktek di CV Cita Nasional.

4. Seluruh karyawan CV. Cita Nasional yang telah membimbing dan memberikan informasi kepada penulis selama melaksanakan kerja praktek di CV. Cita Nasional.

5. Orang tua serta segenap keluarga yang selalu memberikan dukungan penuh serta motivasi selama pelaksanaan kerja praktek hingga penyusunan laporan kerja praktek ini.

6. Teman-teman yang memberikan dukungan kepada penulis dalam menyusun laporan kerja praktek.

Demikian pennulis berharap agar laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat memberi informasi bagi semua pihak yang membaca. Penulis sangat menyadari bahwa laporan

(5)

iv

kerja praktek ini masih jauh dari sempurna serta banyak kekurangan dalam hal materi serta penulisan sehingga kritik dan saran dari segala pihak yang membaca laporan ini diperlukan sehinga bermanfaat bagi penulis. Terima kasih.

Semarang, 4 Juni 2018

Penulis,

Atika Dieva Wijayanti.

(6)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I.PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Kerja Praktek ... 2

II. PROFIL PERUSAHAAN ... 3

2.1. Sejarah Perusahaan ... 3

2.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 4

2.3. Lokasi Perusahaan ... 4

2.4. Susunan Personalia ... 4

2.5. Ketenagakerjaan ... 8

2.6. Kapasitas Produksi ... 10

2.7. Pemasaran ... 10

III. SPESIFIKASI PRODUK ... 11

3.1. Susu Pasteurisasi-Homogenisasi ... 11

3.2. Yoghurt ... 13

3.3. Milk Juice ... 13

IV. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PRODUK OLAHAN SUSU ... 15

4.1. Tinjauan Pustaka ... 15

4.1.1. Jenis Limbah ... 15

4.1.2. Parameter Limbah ... 16

4.1.3. Proses Pengolahan Limbah ... 16

4.2. Hasil Pengolahan Limbah ... 23

(7)

vi

4.3. Pembahasan ... 23

4.3.1. Jenis Limbah ... 24

4.3.2. Parameter Limbah ... 25

4.3.3. Proses Pengolahan Limbah ... 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

VI. DAFTAR PUSTAKA ... 36

VII. LAMPIRAN ... 39

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Susunan Personalia CV Cita Nasional ...5 Tabel 2. Jumlah Tenega Kerja CV Cita Nasional ...9 Tabel 3. Hasil Pengujian Limbah CV Cita Nasional Bulan Maret 2018 ...24 Tabel 4. Standar baku mutu limbah cair Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri Susu Jenis Susu Terpadu ...29 Tabel 5. Hasil Pengujian Limbah CV Cita Nasional Bulan Maret 2018 ...29 Tabel 6. Standar Baku Mutu Air Limbah Kementrian Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2004 ...32

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo CV Cita Nasional ...3

Gambar 2. Bagan Struktural Organisasi CV Cita Nasional...5

Gambar 3. Produk Susu Pasteurisasi-Homogenisasi CV Cita Nasional kemasan cup ....12

Gambar 4. Produk Susu Pasteurisasi-Homogenisasi CV Cita Nasional kemasan pack ..13

Gambar 5. Produk Susu Yoghurt CV Cita Nasional kemasan botol dan cup ...13

Gambar 6. Produk Susu Milk Juice ...14

Gambar 7. Bagan Instalasi Pengolahan Limbah Cair CV Cita Nasional ...17

Gambar 8. Tahap Pengolahan Limbah Cair CV Cita Nasional ...18

Gambar 9. Bak Penampungan limbah awal dan flow meter ...19

Gambar 10. Bak Penampungan berisi campuran limbah cair dan bakteri ...20

Gambar 11. Bak Equalising ...20

Gambar 12. Bak Aerasi I dengan aerator lebih kecil ...21

Gambar 13. Bak Aerasi II dengan aerator lebih besar ...21

Gambar 14. Bak Sedimentasi I ...22

Gambar 15. Bak Sedimentasi II ...22

Gambar 16. Kolam Mediasi yang diberi ikan di dalamnya sebagai mediator ...23

(10)

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisa Limbah Cair CV Cita Nasional Bulan Maret 2018 ... 39

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

CV. Cita Nasional merupakan salah satu industri pangan yang bergerak dalam bidang pengolahan susu dengan hasil susu pasteurisasi dan homogenisasi, yoghurt, dan juice milk. Untuk kemasan yang digunakan ada beberapa jenis seperti pack, cup, dan botol.

Awalnya CV Cita Nasional memproduksi susu pasteurisasi dan homogenisasi dengan varian rasa coklat, stroberi, dan moka dalam bentuk cup dengan merk dagang “Susu Nasional”. Dengan semakin berkembangnya industri pangan CV Cita Nasional semakin mengembangkan produknya seperti yoghurt dengan varian rasa stroberi, anggur dan plain. Selain itu juga diproduksi juice milk dengan varian rasa jeruk. Untuk memperluas pangsa pasar produknya, CV Cita Nasional juga mengembangkan kemasan produknya dengan mengembangkan susu pasteurisasi dan homogenisasi dengan kemasan mini pack atau kemasan bantal dengan varian rasa coklat, stroberi, putih manis, dan pure pack plain

Berkembangnya industri dunia pangan yang semakin pesat terutama pada pengolahan susu diikuti dengan tingginya konsumsi susu masyarakat Indonesia menjadi salah satu dasar pemilihan CV Cita Nasional sebagai tempat pelaksanaan kerja praktek. Selain itu juga dilihat dari daya konsumsi produk olahan dari CV Cita Nasional yang banyak dipasarkan di daerah Semarang dan sekitarnya. Maka diharapkan dari kerja praktek ini dapat memberi pengalaman dan pengetahuan dalam hal pengolahan produk susu dimulai dari bahan baku hingga dihasilkan produk jadi, pengendalian mutu produk susu tersebut hingga pengolahan limbah pabrik yang diterapkan.

Adanya industri terutama industri pangan tidak dapat dipisahkan dari produk sisa atau limbah yang dihasilkan. Adanya limbah tersebut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dimana dampaknya dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia. CV Cita Nasional menghasilkan limbah yang setiap harinya akan dibuang ke lingkungan. Untuk itu diperlukan proses pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan ataupun badan air agar tidak menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pengolahan limbah cair ini juga diperlukan uji untuk menentukan apakah

(12)

limbah cair tersebut sudah aman atau belum untuk dibuang ke lingkungan. Uji yang dilakukan adalah mengenai pH, BOD, COD, dan TSS dimana hasil yang diperoleh ini akan disesuaikan dengan baku mutu air limbah yang ada di Indonesia. Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat topik untuk mengetahui apakah hasil uji limbah yang dilakukan sudah sesuai dengan standar yag diterapkan pabrik yaitu Peraturan Daerah Prov. Jawa Tengah No. 5 Tahun 2004 dan dari Kementrian Lingkungan Hidup yaitu Permen LH No. 5 Tahun 2004.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek pada CV Cita Nasional adalah untuk mengetahui gambaran umum dari kondisi perusahaan dan produk olahan susu yang dhasilkan serta proses pengolahan limbah cair yang ada pada CV Cita Nasional.

(13)

3 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan

CV Cita Nasional merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan yaitu pengolahan susu murni menjadi susu pasturisasi dalam bentuk cair. Tujuan awal didirikannya CV Cita Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia atau SDM di Indonesia yang sedang tumbuh untuk menyiapkan generasi penerus bangsa serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Atas dasar tersebut membuat pendiri dan pemilik perusahaan CV Cita Nasional tertantang untuk mendirikan sebuah perusahaan dengan hasil produksi yang memiliki manfaat bagi masyarakat serta memiliki harga yang terjangkau. CV Cita Nasional didirikan oleh Bapak H. Rudi Kurnia pada tanggal 10 November 2000 dan diresmikan Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih Mec yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri pertanian dan perkebunan republik Indonesia. CV Cita Nasional merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dalam bidang pengolahan susu murni menjadi susu pasteurisasi-homogenisasi dalam kemasan cup dan packdengan merk dagang “Susu Nasional” dimana pada awal berdiri memproduksi hanya 5000 liter dengan hasil 20.000 cup. Untuk pemasaran produk pada awalnya hanya di daerah Surabaya dan sekitarnya namun seiring berjalannya waktu dan merk ini mulai dikenal konsumen menyebabkan pemasarannya mulai meluas hingga Semarang, Bandung, Solo, Magelang, Yogyakarta, Purwokerto, Pati, Salatiga, Kendal, Purwokerto, Pekalongan, Purworejo, Temanggung, serta JABODETABEK. Pemasaran untuk mencapai konsumen menggunakan becak dan loper serta mendatangi beberapa industri di Jakarta dan sekitarnya. Bahan baku yang digunakan berasal dari KUD Andini, Cepogo, Boyolali kota.

Gambar 1. Logo CV Cita Nasional Sumber: Dokumentasi CV Cita Nasional

(14)

2.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari CV Cita Nasional adalah menjadi pelopor industri pengolahan susu (TPS) pasteurisasi yang dapat menjangkau seluruh wilayah dnegan harga terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Dan memiliki misi meningkatkan gizi masyarakat mejadi sehat, cerdas, dan kuat.

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik CV Cita Nasional terletak di Jalan Raya Salatiga-Kopeng Km 5 Desa Sumogawe, Kemacatan Getasan, Kabupaten Semarang. Keadaan wilayah dengan topografi berbukit dengan ketinggian 400-500 dpl dengan suhu udara rata-rata 25°C dan kelembaban 80-90%. Adapun faktor pemilihan letak tersebut dikarenakan letak yang dekat dnegan bahan baku susu murni. Bahan baku susu murni yang diperoleh berasal dari KUD sekitar Jawa Tengah yang merupakan salah satu wilayah penghasil susu murni. Luas area pabrik CV Cita Nasional sekitar 4000 m2 sedangkan untuk bangunan pabrik dan lainnya sebesar 700 m2. Lokasi pabrik ini sendiri pada bagian utara berbatasan dnegan KUD Getasan, bagian timur berbatasan dengan pemukiman warga, serta bagian selatan dan barat berbatasan dengan perkebunan.

Adapun pemilihan lokasi pabrik diikuti dengan beberapa pertimbangan seperti:

 Letak pabrik yang strategis karena terletak pada kecamatan Getasan, Kab.

Semarang yang dekat dengan pemasok bahan baku susu murni di Kabupaten Boyolali.

 Tercukupinya tenaga kerja yang tersedia yang diserap dari masyarakat sekitar pabrik sedangkan untuk tenaga kerja ahli dapat diperoleh dari lulusan-lulusan universitas di Jawa Tengah dan DIY.

 Pemasaran CV Cita Nasional tersebar merata di daerah pulau Jawa terutama kota kecil di Jawa Tengah.

2.4. Susunan Personalia

CV Cita Nasional merupakan badan usaha berbentuk CV dengan surat ijin perusahaan No. 155/KWDPP.11/3.1/XI/2000 berdasar surat keputusan Dinas Perindustrian dan Perdagangan No. 160/11.16/OK/VII/2000 berdasar Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP).

(15)

5

CV Cita Nasional memiliki beberapa bagian yaitu direktur yang membawahi general manager, sedangkan general manager membawahi beberapa divisi. Ada 6 divisi yang terdapat pada CV Cita Nasional yaitu departemen personalia, departemen Quality Control dan Research and Development, departemen mekanik, departemen administrasi, departemen produksi, departemen gudang, serta departemen kebersihan dan krat. Pada setiap divisi memiliki kepala bagian yang membawahi langsung staff dan tenaga kerja masing-masing divisi bagan struktural .

Gambar 2. Bagan Struktural organisasi CV Cita Nasional

Berdasarkan bagan struktural organisasi CV Cita Nasional diatas, nama serta jabatan personalia CV Cita Nasional dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Susunan Personalia CV Cita Nasional

Jabatan Nama

Direktur Utama Rudi Kurnia Danuwijaya

Plan Manager Ir. Iskandar Muhklas

Asisten Manager Enang Komara

Kepala Quality Control dan R&D Moh. Nur Ali Muslim, S.Pt

Kepala Engineering Ade Herman

Kepala Gudang Atang S.

Ass. Supervisor Proses Nur Haryanto

Ass. Supervisor QC dan R&D Agung Tri Kuncoro, S.Pt Ass. Supervisor Filling & Sealing Santosa

Administrasi Administrasi Administrasi

Supriyati Bukari

Suci Wijayanti Sumber: Data CV Cita Nasional

Direktur Utama

Plan Manager

Asisten Manager

Departemen Keuangan

Departemen Personalia

Departemen R&D dan

QC

Departeme n Proses Produksi

Departemen Pengemasan

Departemen Mekanik dan Elektrik

Departemen Gudang

Departemen Kebersihan dan Krat

Satpam Konsultan

(16)

Adapun tugas dan wewenang pada setiap jabatan adalah sebagai berikut.

a. Direktur Utama

Direktur utama yang merupakan pimpinan utama dalam perusahaan yang memiliki tugas memimpin dan tanggungjawab penuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di perusahaan. Dalam CV Cita Nasional, direktur utama ialah pemilik perusahaan sedangkan dalam praktek dilapangan kendali perusahaan sepenuhnya berada pada tangan manajer pabrik.

b. Manajer Pabrik

Manajer pabrik ialah orang yang memiliki tugas membantu pimpinan utama perusahaan dalam mengatur dan menjalankan perusahaan. Manajer pabrik memiliki tanggungjawab atas segala kegiatan yang berjalan maupun segala keadaan yang terjadi dalam perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, seorang manajer pabrik memiliki tugas memberikan pengarahan, pengawasan, dan mengadakan kontrol terhadap segala pelaksanaan pekerjaan yang ada.

c. Asisten Manajer

Asisten manajer merupakan orang yang bertugas membantu manajer dalam mengawasi dan mengontrol aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan. Dalam beberapa kodisi, asisten manajer juga bertanggungjawab atas segala hal yang terjadi pada perusahaan.

d. Departemen Keuangan

Departemen keuangan memiliki tugas antara lain menyusun rencana anggaran belanja (RAB) perusahaan agar tercapai dengan efisien, bertanggung jawab pada semua keuangan perusahaan termasuk dalam pengeluaran dana untuk produksi (seperti pembayaran bahan baku, dll) serta penggajian karyawan, menandatangani serta mengesahkan surat berharga seperti perjanjian maupun kontrol pengeluaran uang dari bank atau pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan bersama manager, membuat laporan pertanggung jawaban keuangan serta memberikan segala bukti dan catatan tentang keuangan, bertanggung jawab pada pengeluaran dan pemasukan serta keuangan perusahaan, dan dapat bertanggung jawab pada Manajer Pabrik.

(17)

7

e. Departemen Personalia

Tugas dari departemen personalia antara lain membuat catatan tentang semua kegiatan termasuk pendataan karyawan yang masuk dan keluar dari perusahaan, bertanggung jawab dalam hal kepegawaian seperti penerimaan, pengangkatan, penggajian serta pemberhentian Manager Pabrik, Karyawan, bertanggung jawab dalam keamanan dalam hal karyawan maupun segala kebutuhan karyawan, serta bertanggung jawab pada Manajer Pabrik.

f. Departemen Research and Development (R&D) dan Quality Control (QC) Dalam pelaksanaannya, tugas QC dibantu oleh asisten dan bagian operator analisa.

Tugas dari supervisor QC ialah bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan mengevaluasi pekerjaan yang termasuk dalam standart mutu yang ditetapkan, mencegah terjadi ketidaksesuaian produk terhadap sistem mutu yang ada, mengumpulkan dan mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan produk dan mencari solusi permasalahan yang ada, mengadakan percobaan formulasi untuk inovasi produk baru, memberikan bimbingan dan petunjuk kepada karyawan, dan bertanggung jawab terhadap Manajer Pabrik. Operator analisa QC memiliki tugas untuk menguji dan melakukan analisa terhadap bahan baku dari KUD, bahan setengah jadi, bahan jadi, dan saldo harian produk. Selain itu, operator analisa bertanggungjawab untuk menyiapkan bahan-bahan tambahan yang sesuai dengan formula yang ada.

g. Departemen Produksi

Supervisor produksi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh senior operator dan operator. Tugas dari supervisor produksi ialah merencanakan dan melaksanakan proses produksi dengan baik, bertanggung jawab atas semua proses produksi yang ada, memberi arahan dan nasehat pada karyawan bagian produksi, merekap data pelaksanaan kegiatan produksi secara teratur, bertanggung jawab terhadap Manajer Pabrik. Sedangkan operator produksi wajib bertanggung jawab terhadap supervisor produksi serta dapat bertanggung jawab terhadap segala kegiatan produksi mulai dari proses awal (penerimaan bahan baku) hingga hasil akhir susu yang siap dikemas.

(18)

h. Departemen Pengemasan

Dalam menjalankan tugasnya supervisor pengisian dan penyegelan dibantu oleh asisten dan operator pengisian dan penyegelan. Tugas dari supervisor pengisian dan penyegelan ialah bertanggung jawab atas proses pengisian, penyegelan dan pengemasan mampu memberikan arahan dan nasehat pada operator pengisian maupun penyegelan, dan bertanggung jawab kepada plan manager. Sedangkan asisten pengisian dan penyegelan memiliki tugas untuk membantu supervisor pengisian dan penyegelan dalam mengawasi dan mengontrol kegiatan.

i. Departemen Mekanik dan Listrik

Dalam menjalankan tugasnya, supervisor mekanik dan eletrik dibantu oleh operator mekanik dan elektrik. Tugas dari supervisor mekanik dan elektrik antara lain memiliki tanggung jawab atas kesiapan mesin yang digunakan dalam proses produksi, menjaga dan mengontrol mesin dan peralatan serta mengecek ketersediaan bahan-bahan kimia dan bahan bakar yang diperlukan, lalu memonitor pekerjaan dari operator mekanik dan elektrik.

j. Departemen Gudang

Bagian gudang memiliki tugas antara lain bertanggung jawab atas barang-barang yang berada dalam gudang, mengetahui jumlah dari barang persediaan di gudang, menyiapkan barang yang dibutuhkan untuk proses produksi, melakukan pencatatan keluar masuknya barang, serta bertanggung jawab terhadap Manajer Pabrik.

k. Departemen Kebersihan dan Krat

Bagian kebersihan memiliki tanggung jawab terhadap kebersihan dari lingkungan pabrik dan dapur, serta menyiapkan minum untuk para karyawan pabrik. Sedangkan bagian krat memiliki tugas untuk membersihkan dan menyiapkan krat yang dibutuhkan, lalu membereskan dan menata krat yang sudah selesai digunakan, serta bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara krat agar tidak rusak.

2.5. Ketenagakerjaan

Kegiatan yang sehari-hari dilakukan pada CV Cita Nasional yang meliputi proses produksi maupun admintrasi perusahaan dikerjakan oleh 90 tenaga kerja yang terdiri

(19)

9

atas 86 orang aryawan dan 4 orang karyawati. Detail jumlah tenaga kerja di CV Cita Nasional dapat dilihat di Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah tenaga kerja CV Cita Nasional

Jenis Pekerjaan Jumlah

1. Manager Personalia 1

a. Staf personalia 1

b. Satuan pengaman 6

c. Supir kantor 1

d. Kebersihan 4

2. Manager Produksi -

a. Ass. Supervisor Proses 1

Operator 9

b. Supervisor QC 1

Operator 3

c. Ass. Supervisor Pengisian dan

Penyegelan 1

Operator 39

Pencuci Krat 4

3. Manager Engineering 1

a. Supervisor Elektrik 1

Operator 4

b. Supervisor Mekanik 1

Operator 5

4. Manager Keuangan dan Adm.

Gudang 1

a. Staf Administrasi 3

b. Operator Gudang 4

Jumlah 90 Orang

Dari tabel 2. diatas, dapat dilihat jabatan yang ada di CV Cita Nasional beserta jumlah karyawan yang menjabat. Jumlah total karyawan sebanyak 90 orang. Masing-masing departemen dikepalai seorang kepala bagian dan beberapa orang staf.

Pembagian gaji dilakukan dengan standar minimal yang telah ditetapkan Departemen Tenaga Kerja wilayah Jawa Tengah, dan upah lembur diberikan pada keryawan yang melakukan pekerjaan melebihi jam kerja yang telah ditetapkan. Setiap karyawan di CV Cita Nasional telah dilindungi keselamatan kerja dan kesejahteraannya dengan mendaftarkan semua karyawan menjadi peserta ke asuransi yang dahulunya menggunakan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) namun kini telah diperbarui menjadi BPJS tenaga kerja.

(20)

Pembagian jam kerja di CV Cita Nasional mengguakan sistem “shift” yang dibagi menjadi 2 shift dengan 2 kelompok kerja, dimana pada masing-masing shift memiliki jam kerja sebanyak 15 hari kerja selama sebulan dengan waktu istirahat 60 menit yaitu pukul 12.00 sampai 13.00 WIB. Sehingga masing-masing shift bekerja dengan jadwal sehari bekerja dan sehari tidak. Sedangkan untuk proses produksi memerlukan persiapan lebih awal, sehingga karyawan bagian proses produksi memiliki jam kerja lebih awal yaitu pukul 06.00. Selain itu, jam kerja yang diterapkan untuk staf kantor CV Cita Nasional memiliki jam kerja yang berbeda yaitu senin-jumat pukul 08.00-16.00 WIB dan sabtu pukul 08.00-12.00 WIB.

2.6. Kapasitas Produksi

Bahan baku yang dibutuhkan CV Cita Nasional adalah susu sapi murni, maka untuk memenuhi kebutuhan bakan baku tersebut dilakukan kerja sama dengan beberapa koperasi unit desa (KUD) di sekitar wilayah pabrik antara lain :

- KUD Andini - KUD Cepogo - KUD Boyolali Kota - KUD Sidodadi

- Dan KUD-KUD lain seperti KUD Getasan, KUD Banyu Aji, KUD Blancir, dan KUD Musuk.

Dengan sistem kerjasama tersebut, jumlah susu yang datang setiap harinya dapat mencukupi kebutuhan produksi. Kapasitas tangki penyimpanan yang ada di CV Cita Nasional adalah 20.000 Liter. Jumlah susu yang diproduksi setiap harinya bergantung pada jumlah permintaan pasar yang ada.

2.7. Pemasaran

Pemasaran produk “Susu Segar Nasional” tidak dilakukan oleh CV Cita Nasional sendiri, namun bekerja sama dengan pihak pemasaran CV Cita Karsa Bersama yang memiliki kantor pusat di Jakarta. Sehingga CV Cita Nasional hanya fokus pada proses produksi dan pendistribusian sesuai pesanan yang diberikan pihak pemasarannya CV Cita Karsa Bersama.

Wilayah pemasaran dari produk “Susu Segar Nasional” meliputi kota Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Solo, dan Semarang. Dalam proses perkembangan pemasaran susu segar nasional terjadi dalam berapa tahapan, antara lain :

- Bulan November 2000, pemasaran mulai di wilayah Surabaya

(21)

11

- Bulan Desember 2000, berkembang ke wilayah Yogyakarta dan Solo - Bulan Febuari 2001, meluas hingga ke wilayah Jakarta

- Bulan April 2001, memasarkan ke wilayah Semarang.

(22)

12 BAB III

SPESIFIKASI PRODUK

Produk yang dihasilkan oleh CV Cita Nasional adalah produk olahan susu. Beberapa produk susu yang diproduksi antara lain Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi, Yoghurt, dan Milk Juice.

3.1. Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi

Produk susu yang dihasilkan oleh CV Cita Nasional adalah produk olahan susu sapi segaryang telah diberikan berbagai bahan tambahan makanan dan melalui proses pasturisasi- homogenisasi. Ada 2 kemasan yang digunkan yakni dalam bentuk cup dan dalam bentuk prepack. Pada setiap kemasan memiliki varian rasa beragam. Pada susu kemasan cup 150 ml memiliki varian rasa coklat, stroberi, dan moka. Adapun kemasan dan rasa khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan industri yaitu dalam kemasan cup 180 ml dengan varian rasa coklat, stroberi, moka dengan konsentrasi bahan yang berbeda dari cup reguler.

Gambar 3. Produk Susu Pasteurisasi-Homogenisasi CV Cita Nasional kemasan cup reguler dan cup Industri

Sumber: Dokumentasi CV Cita Nasional

Kemasan prepack dibagi menjadi 2 jenis yaitu purepack dan mini pack. Kemasan pure pack 500 ml memiliki varian rasa coklat, stoberi, putih manis serta pure pack 1000 ml dengan rasa original (tanpa rasa). Pada kemasan mini pack 90 ml memiliki varian rasa coklat, stoberi dan putih manis.

(23)

12

Gambar 4. Produk Susu Pasteurisasi-Homogenisasi CV Cita Nasional kemasan pack Sumber: Dokumentasi CV Cita Nasional

3.2. Yoghurt

Yoghurt merupakan salah satu produk olahan dari CV Cita Nasional yang berasal dari susu murni yang melalui proses pengasaman dan pengumpalan dengan proses fermentasi terkontrol oleh bakteri asam laktat (BAL). Ada 2 jenis yoghurt yang diproduksi yaitu set yoghurt dan stirred yoghurt. Set yoghurt dikemas menggunakan kemasan seperti ember bervolume 2,5 liter dengan rasa original. Sedangkan kemasan stirred yoghurt terdiri dari 2 jenis yaitu kemasan cup 150 ml dan botol 250 ml. Varian rasa pada kemasan cup 150 ml adalah anggur dan stoberi. Sedangkan varian rasa untuk kemasan botol 250 ml ada rasa stoberi dan original atau plain.

Gambar 5. Produk Susu Yoghurt CV Cita Nasional kemasan botol dan cup Sumber: Dokumentasi CV Cita Nasional

3.3. Milk Juice

Produk olahan lainnya yang diproduksi CV Cita Nasional adalah milk juice dimana bahan baku susu segar mengalami proses penambahan asam, aging, pasteurisasi, dan homogenisasi.

Bahan asam yang ditambahkan adalah asam laktat dan asam nitrit. Memiliki varian rasa buah jeruk dan dikemas dengan kemasan cup dengan volume 150 ml.

(24)

12

Gambar 6. Produk Susu Milk Juice Sumber: Dokumentasi CV Cita Nasional

(25)

13

12 BAB IV

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PRODUK OLAHAN SUSU

4.1. Tinjauan Pustaka

4.1.1. Jenis Limbah

Setiap proses produksi akan dihasilkan limbah yaitu produk samping dari hasil produksi itu sendiri. Limbah yang banyak ditemui pada pabrik makanan-minuman adalah limbah padat dan limbah cair. Dimana dalam penanganannya baik limbah padat maupun limbah cair tidak dapat dibuang begitu saja ke lingkungan. Karena dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi lingkungan itu sendiri dalam jangka panjang. Oleh karena itu dibutuhkan pengolahan limbah yang tepat berdasarkan karakteristiknya untuk menghindari tercemarnya lingkungan pabrik dan sekitarnya. Selain itu diharapkan setelah limbah diolah akan menghasilkan produk akhir yang dapat kembali digunakan atau dimanfaatkan kembali.

Ada 2 jenis limbah yang dapat ditemui di CV Cita Nasional yaitu:

1. Limbah padat

Limbah padat yang dapat ditemui pada CV Cita Nasional berupa cup atau botol yang berbentuk tidak sempurna, kardus pembungkus, karton bekas gulungan prepack, packaging prepack tidak sempurna, tutup botol, pennutup cup yang terbuang, plstik kemasan bahan tambahan produk, serta plastik-plastik pembungkus cup. Setiap harinya tentu akan menghasilkan banyak limbah padat. Untuk itu diperlukan tindakan atau proses pengolahan limbah padat agar tidak menumpuk sehingga dapat menyebabkan bau dan menimbulkan pencemaran lingkungan.

Sebelum limbah padat dipilah dan diproses akan ditempatkan pada tempat penampungan terlebih dahulu. Limbah padat yang dihasilkan seperti cup dan botol tidak sempurna serta plastik-plastik hanya akan dibakar dalam tungku pembakaran.

Sementara limbah padat yang masih dapat digunakan seperti kardus akan disimpan terlebih dahulu di gudang kemudian dijual pada pemasok.

2. Limbah cair

Limbah cair merupakkan sisa atau produk buangan dari proses produksi berbentuk cair yang mengandung berbagai macam komponen organik dan anorganik baik itu yang dapat larut maupun tidak dapat larut. Dimana apabila limbah cair tersebut dibuang langsung ke lingkungan tanpa adanya proses lebih lanjut maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama perairan. Limbah yang dihasilkan CV

(26)

Cita Nasional antara lain limbah yang berasal dari pencucian serta sanitasi peralatan serta mesin proses produksi, dari susu yang tumpah saat proses produksi dan pengemasan, serta dari hasil pengujian laboratorium saat penerimaan bahan baku susu maupun saat pengujian produk.

4.1.2. Parameter Limbah

Untuk pengujian air limbah, CV Cita Nasional bekerja sama dengan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri dari Badan Penelitian dan Pengembangan Industri yang terletak di Semarang. Pengujian oleh BTPPI dilakukan sebulan sekali. Adapun karakteristik yang ditinjau terhadap limbah pada CV Cita Nasional adalah karakteristik kimia dan fisika.

Untuk karakteristik kimia yang ditinjau adalah nilai BOD, COD, dan pH sedangkan untuk karakteristik fisik yang ditinjau adalah suhu, karakteristik fisik, serta Total Suspended Solid (TSS). Parameter pengolahan air limbah pada CV Cita Nasional berdasarkan Baku Mutu Air Limbah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 dengan parameter air limbah susu terpadu.

4.1.3. Proses Pengolahan Limbah

Proses pengolahan limbah yang dilakukan CV Cita Nasional menggabungkan antara proses biologi, kimia, dan fisika. Limbah industri susu sangat rentan terhadap pertumbuhan mikroba karena karakteristik dari limbah susu itu sendiri yang mudah busuk dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dimana hal tersebut dapat membahayakan lingkungan sekitar. Untuk itu pada pengolahannya ditambahkan bakteri untuk mengurangi kadar limbah yang berbahaya.

Adapun diagram Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) CV Cita Nasional dapat dilihat pada gambar 7. dibawah ini.

(27)

17

Gambar 7. Instalasi Pengolahan Limbah Cair CV Cita Nasional Sumber: Dokumentasi CV Cita Nasional

Keterangan Gambar

1. Tangki Penampungan 12. Sedimentation Tank I

2. Flow Control 13. Coagulan

3. Filter kasar 14. Sedimentation Tank I

4. Compressor 15. Filter Tank I

5. Aqualising I 16. Filter Tank II 6. Fat and Oil Filter Tank 17. Filter Tank III 7. Surface Aeration I 18. Filter Tank IV

8. Aerator I 19. Flow Control Pump

9. Aqualising Pump 20. Sand Filter

10. Aeration Tank 21. Carbon Filter

11. Aerator II 22. Product

Dari gambar instalasi pengolahan limbah cair diatas, dapat disimpulkan proses pengolahan limbah cair CV Cita Nasional dapat dibagi menjadi beberapa tahap seperti dapat dilihat pada gambar 8. dibawah ini.

(28)

Gambar 8. Tahap Pengolahan Limbah Cair CV Cita Nasional Inlet

Penampungan Awal

Penyaringan Minyak

Equalising

Aerasi I

Aerasi II

Sedimentasi I

Sedimentasi II

Filtering

Penampungan Akhir

Outlet

(29)

19

Untuk mengetahui proses yang terjadi pada setiap tahap akan dijelaskan sebagai berikut:

4.1.3.1.Proses penampungan awal

Semua air limbah yang diperoleh dari hasil proses produksi dialirkan menuju bak penampungan awal untuk ditampung sementara. Dari bak penampungan awal dengan menggunakan flow meter dialirkan menuju bak penyaringan minyak dan menuju bak penampungan bakteri. Gambar bak penampungan limbah awal serta flow meter dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini

Gambar 9. Bak penampungan limbah awal dan flow meter Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.1.3.2.Proses penampungan bakteri dan Penyaringan Minyak

Air limbah dari bak penampungan awal dialirkan menuju bak penampungan bakteri. Pada bak penampungan bakteri air limbah ditambahkan dengan bakteri anaerob yang bertujuan sebagai pengurai air limbah. Bakteri yang digunakan ada yang berbentuk cair dan bubuk namun untuk bakteri bubuk harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu. Limbah cair juga dialirkan menuju penyaringan minyak dan pada proses ini air limbah dikontrol dengan menggunakan flow meter dan setelah itu akan dialirkan menuju bak equalising. Gambar bak penampungan berisi air limbah yang sudah dicampur dengan bakteri dapat dilihat pada gambar 10 dibawah ini.

Bak penampung awal

Flow meter

(30)

Gambar 10. Bak penampungan berisi campuran limbah cair dan bakteri Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.1.3.3.Proses Equalising

Limbah dari proses sebelumnya dan limbah dari bak penampungan bakteri tadi dicampur dalam bak equalising. Selain itu juga ditambahkan limbah recycle dari proses sebelumnya.

Proses equalising ini berfungsi untuk membuat air limbah menjadi homogen sehingga proses selanjutnya dapat berjalan dengan lancar. Adapun proses pemisahan air dan minyak pada air limbah dimana minyak akan membentuk buih dan akan masuk ke dalam tanki penampungan minyak. Hasil proses equalising kemudian akan masuk ke dalam bak aerasi I. Gambar bak equalisasi dapat dilihat pada gambar 11. dibawah ini.

Gambar 11. Bak Equalisasi Sumber: Dokumentasi Pribadi.

4.1.3.4. Proses Aerasi 1

Limbah dari bak equalising kemudian dialirkan menuju bak aerasi I. Pada bak aerasi I ini terdapat aerator yang berfungsi untuk menguraikan limbah dan memasukkan oksigen ke dalam limbah cair. Prinsip kerja dari aerator ini adalah aerator akan menyedot air dari bawah

Bak

penampungan berisi

campuran bakteri dengan limbah cair

Limbah cair dalam proses homogenisasi

Bak equalising

(31)

21

ke atas dengan begitu limbah dapat menjadi homogen. air limbah dari bak aerasi I kemudian dialirkan menuju bak aerasi II dengan menggunakan pompa. Aerator yang digunakan pada proses aerai I lebih kecil daripada aerator II. Gambar dari bak aerasi I yang berisi limbah cair dengan aerator di dalamnya dapat dilihat pada gambar 12. dibawah ini.

Gambar 12. Bak Aerasi I dengan aerator lebih kecil Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.1.3.5.Proses Aerasi 2

Air limbah dari proses aerasi I kemudian dialirkan menuju bak aerasi II. Pada bak aerasi II ukuran bak serta aerator lebih besar. Besarnya ukuran aerator II menyebabkan kemampuan aerator untuk menyedot air limbah lebih besar karena ukuran bak yang juga lebih besar. Pada bak aerasi II berfungsi untuk menyempurnakan proses aerasi I. Gambar dari bak aerasi II dengan ukuran bak dan aerator yang lebih besar dapat dapat dilihat pada gambar 13. dibawah ini.

Gambar 13. Bak Aerasi II dengan aerator lebih besar Sumber: Dokumentasi Pribadi

Aerator

(32)

4.1.3.6.Proses Sedimentasi 1

Air limbah dari proses aerasi II kemudian dialirkan menuju bak sedimentasi I. Pada bak sedimentasi I terjadi proses pemisahan limbah yang berupa padatan dan cairan. Limbah dalam bentuk padat akan masuk ke dalam tanki penampungan sedangkan limbah dalam bentuk cair akan ditambahkan koagulan, dan koagulan yang digunakan adalah PAC atau Poly Amyl-Chloride kemudian dialirkan menuju bak sedimentasi II. Terdapat pipa untuk menahan air limbah yang keluar dari pipa kecil yang terdapat di dalam bak dnegan tujuan agar air yang keluar dari pipa kecil di dalam bak turun ke dasar bak terlebih dahulu sehingga padatan dapat mengendap di dasar. Gambar dari bak sedimentasi I dapat dilihat pada gambar 14. dibawah ini.

Gambar 14. Bak Sedimentasi I Sumber: Dokumentasi Pribadi 4.1.3.7.Proses Sedimentasi 2

Limbah cair dari proses sedimentasi I masuk ke dalam bak sedimentasi II untuk proses penyaringan lemak dengan menggunakan fat trap. Proses ini menyebabkan kandungan lemak pada air limbah menjadi menurun. Sedangkan endapan berupa lemak dan padatan akan dijadikan pupuk. Terdapat pipa untuk menahan air limbah yang keluar dari pipa kecil yang terdapat di dalam bak dnegan tujuan agar air yang keluar dari pipa kecil di dalam bak turun ke dasar bak terlebih dahulu sehingga padatan dapat mengendap di dasar.Gambar dari bak sedimentasi II dapat dilihat pada gambar 15. dibawah ini.

Bak

sedimentasi I

Pipa untuk menahan air limbah yang keluar dari pipa kecil yang ada di dalam

(33)

23

Gambar 15. Bak Sedimentasi II Sumber: Dokumentasi Pribadi 4.1.3.8.Proses Filtering

Limbah cair dari proses sedimentasi II kemudian dialirkan menuju proses penyaringan limbah melalui 4 tanki berturut-turut agar diperoleh limbah cair yang bersih. Pada tahap akhir proses ini juga dilakukan proses mediasi. Yaitu proses untuk memastikan apakah air limbah masih mengandung bahan-bahan yang berbahaya atau tidak dengan pemberian makhluk hidup seperti ikan. Apabila ikan atau mediator tersebut dapat hidup maka dapat disimpulkan bahwa limbah cair tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan.

Setelah proses mediasi, limbah cair dialirkan menuju sand filter dengan menggunakan carbon filter. Pada proses ini bertujuan untuk memastikan kembali kejernihan dari air limbah yang sudah diproses sebelumnya. Gambar dari kolam mediasi yang telah diberi ikan di dalamnya dapat dilihat pada gambar 16. dibawah ini.

Gambar 16. Kolam Mediasi yang diberi ikan di dalamnya sebagai mediator Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pipa untuk menahan air limbah yang keluar dari pipa kecil yang ada di dalam

(34)

4.1.3.9.Penampungan akhir

Setelah melalui berbagai proses maka diperoleh air limbah yang jernih serta tidak mengandung senyawa berbahaya. Air limbah jernih dari proses sebelumnya kemudian dialirkan menuju tanki penampungan akhir sebelum dibuang ke lingkungan. Air limbah yang sudah aman dapat dibuang ke lingkungan sehingga tidak merugikan serta dapat kembali dimanfaatkan dan umumnya pH air llimbah jernih adalah pH netral 6-7.

Penerapan pengolahan limbah pada CV Cita Nasional menggunakan kombinasi secara fisikokimia dengan penggunaan mikroorganisme pengurai. Penggunaan pengolahan limbah secara kombinasi ini diperoleh hasil limbah cair yang aman untuk digunakan kembali maupun dibuang ke lingkungan. CV Cita Nasional menggunakan hasil olahan limbah iniuntuk keperluan sanitasi serta penyiraman tanaman yang terdapat di sekitar lingkungan pabrik. Sementara untuk limbah padatan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman.

4.2. Hasil Pengolahan Limbah

Dari pengolahan limbah tersebut didapatkan hasil pengujian limbah untuk bulan Maret 2018 adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil pengujian limbah cair CV Cita Nasional bulan Maret 2018

No Parameter

Hasil Analisa

Baku Mutu Perda Prov. Jateng No. 5 Tahun 2012 Tentang Baku Mutu Air Limbah

Industri Susu Susu Terpadu Kadar

Mg/L

Beban Kg/hari

Kadar Maks Mg/L

Beban Pencemaran Maks Kg/ton Kg/hari I. Kimia

1. BOD5 6,941 0,139 40 0,06 2,4

2. COD 40,76 0,815 100 0,15 6,0

3. pH 7,9 - 6,0-9,0 - -

II. Fisika

1. TSS 17 0,340 50 0,075 3,0

III. Debit 20 m3/hari 1,5 m3 /ton 60 m3/hari

4.3. Pembahasan 4.3.1. Jenis Limbah

Limbah merupakan bagian yang tidak digunakan atau terbuang dalam suatu proses pembuatan produk. Berdasarkan sifat fisiknya, limbah dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Pada limbah cair memiliki kandungan

(35)

25

anorganik dan organik sebaanyak 0,1%. Adanya kandungan zat tersebut menyebabkan limbah cair akan rusak dan busuk sehingga dihasilkan bau yang tidak sedap (Mardliyah &

Yayok, 2017).

Untuk limbah padat yang dihasilkan CV Cita Nasional berasal dari kemasan cup maupun botol yang tidak layak digunakan, kardus bekas kemasan cup maupun botol, kardus bekas gulungan dari kemasan prepack maupun penutup untuk kemasan cup,serta karung bekas kemasan untuk bahan tambahan produk. Limbah padat yang dihasilkan oleh CV Cita Nasional setiap harinya tidak sama dikarenakan jumlah produksi setiap harinya yang berbeda-beda. Limbah padat yang dihasilkan akan dikumpulkan sebelum akhirnya disortir untuk dipisahkan antara limbah padat yang masih memiliki nilai ekonomis maupun sudah tidak layak digunakan. Limbah padat yang masih layak digunakan dan memiliki nilai ekonomis seperti karung goni, kardus akan dipisah dan dimanfaatkan kembali. Sedangkan limbah padat yang sudah tidak layak digunakan akan dibuang.

Sedangkan limbah cair yang dihasilkan oleh CV Cita Nasional diperoleh dari limbah hasil produksi yang mengandung zat organik dan anorganik. Komposisi yang terkandung dalam air limbah berbeda-beda tergantung dari mana asal limbah tersebut dihasilkan. Limbah cair yang dihasilkan diperoleh dari proses pengujian di laboratorium, proses pencucian alat, mesin dan sanitasi, serta adanya tumpahan susu yang terbuang baik saat produksi maupun saat pengemasan. Setiap harinya limbah cair yang dihasilkan ±20.000 liter.

4.3.2. Parameter Limbah

Tercemarnya air limbah dapat dilihat dari perubahan warna, bau, suhu, pH (Ikhtiar, 2017).

Untuk memastikan seberapa tingkat pencemaran pada limbah cair maka diperlukan analisa pada limbah cair. Sehingga dapat diketahui komposisi cemaran yang terkandung dalam limbah. Karakteristik yang ditinjau dalam pengujian limbah cair yaitu secara fisik, kimia, dan biologi. Karakteristik secara fisik merupakan perubahan pada limbah cair yang dipengaruhi oleh suhu, pH, kekeruhan, bau, warna dan adanya zat tersuspensi mauoun zat terlarut.

Karakteristik kimia merupakan perubahan pada limbah yang dipengaruhi unsur sifat kimia seperti oH, alkalinitas, BOD, COD, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk karakteristik biologi merupakan perubahan pada limbah cair yang dipengaruhi oleh mikroorganisme yang terkandung (Wagini, 2002)

(36)

Adapun masalah yang sering muncul pada limbah industri pangan dikarenakan limbah mengandung komponen kimia seperti karbohidrat, protein, lemak, sisa bahan kimia, serta garam mineral yang ikut terkandung. Untuk pH pada limbah cair umumnya cenderung mendekati netral dan pada saat proses penyimpanan pH limbah akan menurun. Maka dari itu dibutuhkan proses untuk menghilangkan komponen berbahaya pada limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan maupun digunakan kembali. Karena selain mengandung senyawa beracun, juga mengandung mikroorganisme seperti bakteri dan virus karena limbah cair merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang dikarenakan adanya pasokan makanan untuk pertumbuhan mikroba yang berasal dari kandungan organik yang terkandung dalam limbah (Jenie & Rahayu, 1993).

Pengujian air limbah pada tidak dilakukan oleh CV Cita Nasional sendiri. Melainkan bekerja sama dengan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri dari Badan Penelitian dan Pengembangan Industri yang terletak di Semarang. Pengujian oleh BTPPI dilakukan sebulan sekali. Parameter limbah yang diuji pada CV Cita Nasional meliputi karakteristik fisik dan kimia. Karakteristik fisik yang ditinjau adalah suhu, Total Suspended Solid (TSS), serta karakteristik fisik limbah itu sendiri. Sedangkan karakteristik kimia yang ditinjau adalah nilai BOD, COD, dan pH.

4.3.3. Proses Pengolahan Limbah

Pengolahan limbah yang dilakukan oleh industri pada umumnya adalah pengolahan secara biologi, fisika, dan fisikokimia. Pada pengolahan limbah organik lebih disarankan untuk menggunakan pengolahan secara biologis yaitu dengan menggunakan penambahan dekomposer atau pengurai baik yang secara alami maupun yang segaja ditambahkan ke dalam limbah cair. Untuk karakteristik fisik yang ditinjau pada pengolahan limbah meliputi bau warna, kekeruhan, serta ada tidaknya padatan yang terkandung di dalamnya. Padatan yang terkandung dalam limbah cair dinyatakan sebagai padatan yang mengendap/tersuspensi (total suspended solid), padatan terlarut (total dissolved solid) serta padatan total/yang tercampur (total solid) (Sugiharto, 2008). Sedangkan karakteristik kimia meliputi nilai BOD, COD, pH, kadar lemak dan minyak, dan lain sebagainya. CV Cita Nasional menggunakan pengujian limbah secara kombinasi antara Fisika, kimia, dan biologi karena karakteristik dari limbah industri susu sendiri lebih cocok jika diolah menggunakan kombinasi dari ketiga cara tersebut (Wagini, 2002).

(37)

27

Limbah cair yang dihasilkan oleh CV Cita Nasional ±20.000 liter setiap harinya dimana limbah cair tersebut dihasilkan dari sisa proses produksi, proses cuci mesin, cairan dari laboratorium, tumpahan susu, serta susu yang tidak lolos pengujian kemasan. Untuk mengolah limbah cair, pertama-tama limbah cair yang diperoleh dari sisa hasil produksi ditampung dalam bak penampungan awal untuk ditampung sementara. Dari bak penampungan awal dengan menggunakan flow meter dialirkan menuju bak penyaringan minyak dan menuju bak penampungan bakteri dan tanki penyaringan minyak. Pada bak penampungan bakteri air limbah ditambahkan dengan bakteri anaerob yang bertujuan sebagai pengurai air limbah. Bakteri yang digunakan ada yang berbentuk cair dan bubuk namun untuk bakteri bubuk harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu. Limbah cair juga dialirkan menuju penyaringan minyak dimana pada proses ini air limbah dikontrol dengan menggunakan flow meter dan setelah itu akan dialirkan menuju bak equalising.

Limbah dari proses sebelumnya dan limbah dari bak penampungan bakteri tadi dicampur dalam bak equalising. Selain itu juga ditambahkan limbah recycle dari proses sebelumnya.

Proses equalising ini berfungsi untuk membuat air limbah menjadi homogen sehingga proses selanjutnya dapat berjalan dengan lancar (Wagini, 2002). Adapun proses pemisahan air dan minyak pada air limbah dimana minyak akan membentuk buih dan akan masuk ke dalam tanki penampungan minyak. Hasil proses equalising kemudian akan masuk ke dalam bak aerasi I. Penyaringan dan equalising ini merupakan proses fisika yang digunakan dalam pengolahan limbah cair.

Limbah dari bak equalising kemudian dialirkan menuju bak aerasi I. Pada bak aerasi I ini terdapat aerator yang berfungsi untuk menguraikan limbah. Prinsip kerja dari aerator ini adalah aerator akan menyedot air dari bawah ke atas dengan begitu limbah dapat menjadi homogen dan juga untuk memasukkan oksigen ke dalam air limbah. Selain itu proses aerasi juga bertujuan untuk menurunkan kandungan senyawa dan bahan organik yang terkandung dalam air limbah (Wagini, 2002). Air limbah dari bak aerasi I kemudian dialirkan menuju bak aerasi II dengan menggunakan pompa.

Pada bak aerasi II ukuran bak serta aerator lebih besar. Besarnya ukuran aerator II menyebabkan kemampuan aerator untuk menyedot air limbah lebih besar karena ukuran bak yang juga lebih besar. Pada bak aerasi II berfungsi untuk menyempurnakan proses aerasi I.

Air limbah dari proses aerasi II kemudian dialirkan menuju bak sedimentasi I. Pada bak

(38)

sedimentasi I terjadi proses pemisahan limbah yang berupa padatan dan cairan. Lumpur yang dihasilkan pada proses aerasi sebelumnya akan mengendap (Wagini, 2002). Limbah dalam bentuk padat akan masuk ke dalam tanki penampungan sedangkan limbah dalam bentuk cair akan ditambahkan koagulan, dan koagulan yang digunakan adalah PAC atau Poly Alumunium Chloride. Penambahan PAC pada proses penngolahan limbah cair berfungsi sebagai penjernih air (Eckenfelder (2002) dalam Budiman (2008)) . Adapun keunggulan dari PAC sendiri antara lain:

 pH dari hasil pengolahan tidak terlalu rendah.

 Flok yang dihasilkan lebih mudah dipisahkan.

 Memiliki tingkat korosivitas yang rendah (Budiman et al, 2008).

 Dapat menurunkan nilai TSS cukup signifikan dibandingkan koagulan lain seperti Alumunium Sulfat. Sebuah penelitian menunjukkan 100 ppm PAC dapat menurunkan TSS 60% dibandingkan Alumunium Sulfat yang hanya 20% (Indriyati, 2008).

 Mereduksi ammonia lebih baik daripada Alumunium Sulfat yakni sebanyak 62%

sedangkan Alumunium Sulfat hanya sebesar 25% (Said, 2009).

Namun PAC juga memiliki kekurangan yakni dalam mereduksi padatan terlarut atau TDS tidak sebaik Alumunium Sulfat. Jika kemampuan PAC untuk mereduksi TDS sebanyak 20-60%

maka Alumunium Sulfat mampu diatas 60% (Said, 2009). Proses pengendapan pada bak sedimentasi I ini merupakan salah satu proses kimia dalam pengolahan limbah cair. Limbah yang sudah diperoleh dari proses sedimentasi I kemudian dialirkan menuju bak sedimentasi II.

Limbah cair dari proses sedimentasi I masuk ke dalam bak sedimentasi II tempat untuk proses penyaringan lemak dengan menggunakan fat trap. Proses ini menyebabkan kandungan lemak pada air limbah menjadi menurun. Selain itu flokulan yang terbentuk dari proses sebelumnya juga akan mengendap (Wagini, 2002). Endapan berupa lemak dan padatan flokulan akan dijadikan pupuk. Proses pengendapan yang terjadi ini dapat berpengaruh pada pengujian limbah yaitu pada hasil uji total padatan tersuspensi atau TSS (Rahmawati 2005).

Limbah cair dari proses sedimentasi II kemudian dialirkan menuju proses penyaringan. Pada proses ini limbah akan melalui 4 tanki berturut-turut agar diperoleh limbah cair yang bersih.

Pada tahap akhir proses ini juga dilakukan proses mediasi. Yaitu proses untuk memastikan apakah air limbah masih mengandung bahan-bahan yang berbahaya atau tidak dengan

(39)

29

pemberian makhluk hidup seperti ikan. Apabila ikan atau mediator tersebut dapat hidup maka dapat disimpulkan bahwa limbah cair tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan. Setelah proses mediasi, limbah cair dialirkan menuju sand filter dengan menggunakan carbon filter. Pada proses ini bertujuan untuk memastikan kembali kejernihan dari air limbah yang sudah diproses sebelumnya serta untuk menyaring partikel halus yang terdapat pada air limbah (Wagini, 2002).

Setelah melalui berbagai proses maka diperoleh air limbah yang jernih serta tidak mengandung senyawa berbahaya. Air limbah jernih dari proses sebelumnya kemudian dialirkan menuju tanki penampungan akhir sebelum dibuang ke lingkungan. Air limbah yang sudah aman dapat dibuang ke lingkungan sehingga tidak merugikan serta dapat kembali dimanfaatkan dan umumnya pH air llimbah jernih adalah pH netral 6-7.

Standar baku mutu limbah yang digunakan CV Cita Nasional adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri Susu Jenis Susu Terpadu. Standar baku mutu tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4. Standar Baku Mutu Limbah Cair Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri Susu Jenis Susu Terpadu.

No Parameter

Baku Mutu Perda Prov. Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Kadar Maks

Mg/L

Beban Pencemaran Maks

Kg/Hari Kg/ton

I. Kimia

1. BOD5 40 2,4 0,06

2. COD 100 6,0 0,15

3. pH 6,0-9,0 - -

II. Fisika

1. TSS 50 3,0 0,075

III. Debit 60 m3/ton

Limbah cair yang diuji hasilnya akan dibandingkan dengan standar tersebut. Dan berikut adalah hasil analisa limbah cair CV Cita Nasional pada bulan Maret 2018.

(40)

Tabel 5. Hasil pengujian limbah cair CV Cita Nasional Bulan Maret 2018

No Parameter

Hasil Analisa Kadar

Mg/L

Beban Kg/hari I. Kimia

1. BOD5 6,941 0,139

2. COD 40,76 0,815

3. pH 7,9 -

II. Fisika

1. TSS 17 0,340

III. Debit 20 m3/hari

Berdasarkan hasil data diatas, didapatkan hasil sebagai berikut. Kapasitas produksi CV Cita Nasional adalah 40 ton/hari. Untuk nilai BOD5 yang diperoleh sudah memenuhi syarat, BOD yang dihasilkan lebih rendah dari kadar maksimal yang ditentukan. Nilai BOD yang diperoleh pada hasil uji limbah cair pada bulan Maret 2018 kadarnya sebesar 6,941 Mg/L dan beban pencemaran yang diperoleh 0,139Kg/hari. Nilai BOD sendiri merupakan parameter untuk menunjukkan banyaknya oksigen yang terdapat dalam limbah cair. Oksigen ini berfungsi sebagai pengurai zat organik yang terdapat dalam limbah. Apabila nilai BOD yang diperoleh tinggi menandakan bahwa zat organik yang terdapat dalam limbah cair tinggi. Jenis air, kondisi dari limbah, suhu dan tempat treatment, kandungan senyawa yang bersifat toksik merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai BOD (Sumiharni dan Susilo, 2009).

Untuk nilai COD yang diperoleh juga sudah memenuhi syarat aman dimana nilai COD yang diperoleh kadarnya sebesar 40,76 Mg/L dengan beban pencemaran 0,815 Kg/hari. Nilai COD merupakan tolak ukur dari oksigen yang diperlukan untuk oksidasi zat organik yang terdapat pada limbah cair yang dapat dioksidasi oleh oksidator kimia kuat (Lumaela et al, 2013).

Dibandingkan dengan BOD, uji COD lebih baik karena tidak diperlukan waktu yang lama.

Apabila ditemui nilai COD yang tinggi, hal tersebut dikarenakan limbah pada industri pangan umumnya mengandung bahan organik baik yang dapat didegradasi maupun tidak dapat didegradasi serta belum dilakukan treatment. Adanya oksidator pada uji COD akan mengoksidasi hampir seluruh zat organik yang dapat didegradasi maupun tidak danhal ini menyebabkan limbah cair tidak aman dibuang ke lingkungan ataupun badan air (Choi et al, 2017).

(41)

31

Dari hasil tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai COD yang diperoleh lebih tinggi daripada BOD. Hal ini disebabkan karena proses COD dapat mendegradasi 4 fraksi organik sehingga jumlah oksigen yang dibutuhkan lebih besar. 4 fraksi organik tersebut adalah readily biodegradable, Slowly/ particulate biodegradable, Non-biodegradable soluble, serta nonbiodegradable particulate. Sedangkan proses COD hanya dapat mendegradasi 2 fraksi biodegradable sehingga jumlah oksigen yang dibutuhkan cenderung lebih sedikit (Choi et al, 2017).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai BOD dan COD adalah adanya proses yang berjalan secara tidak sempurna salah satu yang dapat dijumpai adalah pada proses aerasi.

Apabila oksigen yang dibutuhkan untuk proses aerasi tidak mencukupi dapat menyebabkan zat-zat yang terkandung dalam limbah cair tidak dapat diuraikan dengan sempurna (Rahmawati, 2005).

Kemudian untuk nilai pH yang diperoleh sesuai dengan yang ditetapkan dengan standar. pH yang diperoleh adalah sebesar 7,9 dan standar pH limbah cair adalah 6,0-9,0. Dengan demikian limbah cair aman untuk dibuang ke lingkungan maupun badan air. Apabila ditemukan nilai pH yang tidak sesuai maka diperlukan treatment untuk membuat limbah cair tersebut menjadi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Selanjutnya untuk karakteristik fisika dimana parameter yang ditinjau adalah TSS atau Total Suspended Solid atau total padatan tersuspensi. Dari hasil yang diperoleh nilai TSS sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Nilai TSS yang diperoleh adalah sebesar 17 Mg/L dengan beban pencemaran 0,340 Kg/hari. Nilai TSS diperngaruhi oleh kekeruhan dari limbah cair tersebut. Kekeruhan dari limbah cair ini dipengaruhi oleh jumlah dari cahaya yang dapat disebarkan oleh partikel yang ada di dalam air. Apabila di dalam limbah ciar tersebut memiliki kandungan partikel atau total solid yang tinggi mengindikasikan bahwa air limbah tersebut semakin keruh (Gray et al, 2000).

Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas dibandingkan dengan standar baku mutu Perda Prov.

Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 dapat dikatakan bahwa limbah cair CV Cita Nasional pada bulan Maret 2018 sudah sesuai dengan standar dan aman untuk dibuang ke lingkungan maupun badan air.

(42)

Sedangkan menurut Permen LH No. 5 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah, standar untuk limbah cair industri susu jenis susu terpadu adalah sebagai berikut.

Tabel 6. Standar Baku Mutu Air Limbah Kementrian Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2004

No Parameter

Baku Mutu Permen LH No. 5 Tahun 2004 Kadar Maks

Mg/L

Beban Pencemaran Maks Kg/Ton

I. Kimia

1. BOD5 40 0,10

2. COD 100 0,25

3. pH 6,0-9,0 -

II. Fisika

1. TSS 50 0,125

III. Debit 2,5 m3/ton susu yang

diolah

Untuk kapasitas produksi yang digunakan adalah ±40 ton/hari. Berdasarkan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan standar mutu Permen LH limbah cair yang dihasilkan sudah sesuai untuk nilai BOD, COD, dan pH. Dimana untuk nilai BOD yang diperoleh kadarnya sebesar 6,941 Mg/L dan beban pencemaran yang diperoleh 0,139Kg/hari atau 0,00348 Kg/Ton. Sedangkan nilai COD yang diperoleh kadarnya sebesar 40,76 Mg/L dengan beban pencemaran 0,815 Kg/hari atau 0,02038 Kg/Ton.

Begitupun dengan nilai pH dan TSS berdasarkan perbandingan hasil analisa limbah cair dengan standar mutu Permen LH sudah sesuai. Nilai TSS yang diperoleh adalah sebesar 17 Mg/L dengan beban pencemaran 0,340 Kg/hari atau 0,0085 Kg/Ton. Berdasarkan hasil analisa yang didapatkan dibandingkan dengan standar baku mutu air limbah Permen LH No.

5 Tahun 2004 tentang baku mutu air limbah mengindikasikan bahwa hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan standar dan limbah cair aman untuk dibuang ke lingkungan maupun badan air. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan kedua standar baku mutu air limbah sesuai mengindikasikan bahwa limbah cair tersebut aman.

Menurut Fitrahani et al., (2012), selain untuk menetralkan pH, kapur gamping juga dapat berfungsi sebagai koagulan untuk mengikat partikel pengotor dalam air limbah. Peran kapur gamping sendiri yaitu pertama kapur gamping akan membentuk mikroflok kecil yang dibarengi dengan perlakuan mekanis pengadukan, kemudian dari mikroflok kecil tersebut terbentuklah flok-flok besar. Flok besar tersebut nantinya akan dipisahkan dengan cara alami

(43)

33

yakni perbedaan gravitasi dengan pengendapan atau sedimentasi. Setelah dilakukan sedimentasi maka akan didapatkan air limbah dengan pH netral dan tidak terlalu banyak mengandung zat pengotor lalu dapat dilanjutkan dengan treatment biologi dengan menambahkan mikroorganisme pengurai aerobic. Sedangkan, untuk kandungan TSS yang terlampau tinggi, dapat dilakukan pretreatment filtrasi dengan ukuran saringan tertentu dengan menggunakan campuran media karbon aktif, sekam padi, dan pasir kuarsa (Dewi dan Yanti,2016). Untuk BOD yang tinggi, dapat dilakukan metode activated sludge , dimana akan dilakukan aerasi pada limbah dan pengolahan material organik secara aerobic dengan lumpur aktif. Hasil dari metode ini adalah penurunan nilai BOD yang signifikan, sehingga sesuai baku mutu dan aman dibuang ke badan air (Eckenfelder et al., 2014).

(44)

34 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

 Jumlah limbah cair yang dihasilkan setiap harinya ±20.000 liter

 Limbah cair dihasilkan dari sisa proses produksi, proses cuci mesin, cairan dari laboratorium, tumpahan susu, serta susu yang tidak lolos pengujian kemasan.

 CV Cita Nasional menggunakan pengujian limbah secara kombinasi antara Fisika, kimia, dan biologi .

 Karakteristik fisik yang ditinjau pada pengolahan limbah ini adalah TSS atau total padatan tersuspensi dan karakteristik kimia meliputi nilai BOD, COD, pH.

 Untuk menurunkan angka TSS maka dilakukan penambahan PAC sebagai koagulan.

 Karakteristik dari limbah cair, kadar oksigen yang terkandung, kandungan mikroorganisme, suhu dan tempat treatment, kandungan senyawa yang bersifat toksik, dan sebagainya merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai BOD.

 Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai BOD dan COD adalah adanya proses yang berjalan secara tidak sempurna.

 Hasil pengolahan limbah cair produk susu pada bulan Maret 2018 sudah memenuhi standar baku mutu Perda Prov. Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 dan Permen LH No. 5 Tahun 2004 tentang limbah cair produk olahan susu terpadu.

5.2. Saran

 Perlu adanya pengawasan dari perusahaan mengenai kinerja pekerja terutama pada bagian limbah. Serta memiliki standar dalam pengolahan limbah cair.

 Adanya kesadaran dari pekerja untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan dari pekerja sendiri dikarenakan pada proses pengolahan limbah sudah pasti terkena cemaran sehingga untuk meminimalisir bisa gunakan masker dan sarung tangan untuk menghindari paparan limbah secara terus menerus dimana hal tersebut dapat berdampak pada kesehatan para pekerja.

(45)

35

 Adanya uji limbah secara berkala yang dilakukan oleh pabrik dengan metode yang sederhana untuk memastikan apakah limbah tersebut aman mengingat pada setiap harinya limbah dibuang ke lingkungan dalam jumlah yang tidak sedikit.

(46)

36

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, A., Wahyudi, C., Irawaty, W.dan Hindarso, H. 2008. Kinerja Koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC) dalam Proses Penjernihan Air Sungai Kalimas Surabaya

Menjadi Air Bersih. Widya Mandala Surabaya.

http://journal.wima.ac.id/index.php/teknik/article/view/1258/pdf

Choi, Yun-Young, Seung-Ryong Baek , Jae-In Kim , Jeong-Woo Choi , Jin Hur , Tae-U oLee , Cheol-Joon Park, & Byung Joon Lee. 2017. Characteristics and Biodegradability of Wastewater Organic Matter in Municipal Wastewater Treatment Plants Collecting Domestic Wastewater and Industrial Discharge. Water , 9, 409.

http://www.mdpi.com/2073-4441/9/6/409

Dewi, Yusriani Puspita dan Yanti Buchori. 2016. Penurunan COD, TSS Pada Penyaringan Air Limbah Tahu Menggunakan Media Kombinasi Pasir Kuarsa, Karbon Aktif, Sekam Padi, dan Zeolit. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 1 Juni 2016.

http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/2332/1/yusriani-kopertis.pdf

Eckenfelder, W.W. 2002. Industrial Water Pollution Control, Edisi Ketiga. McGrawHill Inc., Sydney. https://kupdf.com/download/eckenfelder-industrial-water-pollution-control- 3rd-edition_58e9f5a1dc0d606053da97de_pdf

Mardliyah, Nisa Robitul dan Yayok Suryo P. 2017. Pemanfaatan Unsur Makro (Npk) Limbah Cair Tahu Untuk Pembuatan Pupuk Cair Secara Aerobik . Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 9 No. 2 .

http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/envirotek/article/download/967/pdf

Gray, J. R., Gylsson, G. D., Turcios, L. M., & Schwarz, G. E. 2000. Comparability of

Suspended-Sediment Concentration and Total Suspended Solids Data. USGS Water- Resources Investigations Report 00-4191. Reston, VA: U S Geological Survey.

https://pubs.usgs.gov/sir/2005/5193/SIR2005-5193.pdf

http://www.pelatihanlingkungan.com/wp-content/uploads/2015/01/Permen-LH-5-2014- tentang-Baku-Mutu-Air-Limbah.pdf

(47)

37

http://jdihukum.jatengprov.go.id/download/produk_hukum/perda/perda_tahun_2012/perda_5 _th_2012.pdf

Ikhtiar, Muhammad. 2017. Analisis Kualitas Lingkungan. CV. Social Politics Genius.

https://www.umi.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Buku-Analisis-Kualitas- Lingkungan-1.pdf

Indriyati, I., 2008, Proses Pengolahan Limbah Organik secara Koagulasi dan Flokulasi.

Jurnal LIPI, 2(4),125-130. http://docplayer.info/amp/61256967-Proses-pengolahan- limbah-organik-secara-koagulasi-dan-flokulasi.html

Jenie, B. S. L. dan W. P. Rahayu (1993). Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius.

Yogyakarta.

https://books.google.co.id/books?printsec=frontcover&vid=ISBN9794137693&redir _esc=y#v=onepage&q&f/=false

Lumaela , Asih Kurniasih, Bambang Widjanarko Otok, dan Sutikno. 2013. Pemodelan Chemical Oxygen Demand (COD) Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted Regression. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2,

No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print).

http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/3204/821

Rahmawati, A. dan Azizah. 2005. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS, dan MPN Coliform pada Air Limbah Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD Nganjuk. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 2 (1): 4. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers- KESLING-2-1-10.pdf

Said, Muhammad. 2009. Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida (PAC). Jurnal Penelitian Sains.

(C) 09: 12-08. https://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2010/08/0838-43-c-said- ganjil.pdf

Sumiharni dan G.E. Susilo. 2009. Pengolahan Air Berkualitas Rendah Menjadi Air Domestik Non Konsumsi (Studi Kasus : Air Sungai Way Belau Kuripan - Bandar Lampung).

Lampung. http://ft-sipil.unila.ac.id/ejournals/index.php/jrekayasa/article/view/31/pdf

(48)

Sugiharto. 2008. Dasar – dasar Pengelolaan Air Limbah. Universitas Indonesia. Jakarta. Hal.

21-23.

http://ebookteknik.com/hp/media.php?module=produk&act=detailproduk&cod=pdf&

id=742&edit=

Wagini, R. dkk. 2002. Pengolahan Limbah Cair Industri Susu. Manusia dan Lingkungan.

Pusat Studi Lingkungan Hiduo UGM. Vol. IX No. 1.

https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18585/11878

(49)

39 LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Pengujian Limbah Cair CV Cita Nasional Bulan Maret 2018

(50)
(51)

Gambar

Tabel 1. Susunan Personalia CV Cita Nasional ................................................................5  Tabel 2
Gambar 1. Logo CV Cita Nasional  Sumber: Dokumentasi CV Cita Nasional
Gambar 2. Bagan Struktural organisasi CV Cita Nasional
Tabel 2. Jumlah tenaga kerja CV Cita Nasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Perencanaan Unit Pengolahan Pangan dengan judul

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam pelaksanaan magang serta penyusunan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia – Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Redesain System

Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang merupakan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pembuatan Asam