• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PRODUK OLAHAN SUSU

4.1. Tinjauan Pustaka

4.1.3. Proses Pengolahan Limbah

Proses pengolahan limbah yang dilakukan CV Cita Nasional menggabungkan antara proses biologi, kimia, dan fisika. Limbah industri susu sangat rentan terhadap pertumbuhan mikroba karena karakteristik dari limbah susu itu sendiri yang mudah busuk dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dimana hal tersebut dapat membahayakan lingkungan sekitar. Untuk itu pada pengolahannya ditambahkan bakteri untuk mengurangi kadar limbah yang berbahaya.

Adapun diagram Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) CV Cita Nasional dapat dilihat pada gambar 7. dibawah ini.

17

Gambar 7. Instalasi Pengolahan Limbah Cair CV Cita Nasional Sumber: Dokumentasi CV Cita Nasional

Keterangan Gambar

1. Tangki Penampungan 12. Sedimentation Tank I

2. Flow Control 13. Coagulan

3. Filter kasar 14. Sedimentation Tank I

4. Compressor 15. Filter Tank I

5. Aqualising I 16. Filter Tank II 6. Fat and Oil Filter Tank 17. Filter Tank III 7. Surface Aeration I 18. Filter Tank IV

8. Aerator I 19. Flow Control Pump

9. Aqualising Pump 20. Sand Filter

10. Aeration Tank 21. Carbon Filter

11. Aerator II 22. Product

Dari gambar instalasi pengolahan limbah cair diatas, dapat disimpulkan proses pengolahan limbah cair CV Cita Nasional dapat dibagi menjadi beberapa tahap seperti dapat dilihat pada gambar 8. dibawah ini.

Gambar 8. Tahap Pengolahan Limbah Cair CV Cita Nasional Inlet

Penampungan Awal

Penyaringan Minyak

Equalising

Aerasi I

Aerasi II

Sedimentasi I

Sedimentasi II

Filtering

Penampungan Akhir

Outlet

19

Untuk mengetahui proses yang terjadi pada setiap tahap akan dijelaskan sebagai berikut:

4.1.3.1.Proses penampungan awal

Semua air limbah yang diperoleh dari hasil proses produksi dialirkan menuju bak penampungan awal untuk ditampung sementara. Dari bak penampungan awal dengan menggunakan flow meter dialirkan menuju bak penyaringan minyak dan menuju bak penampungan bakteri. Gambar bak penampungan limbah awal serta flow meter dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini

Gambar 9. Bak penampungan limbah awal dan flow meter Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.1.3.2.Proses penampungan bakteri dan Penyaringan Minyak

Air limbah dari bak penampungan awal dialirkan menuju bak penampungan bakteri. Pada bak penampungan bakteri air limbah ditambahkan dengan bakteri anaerob yang bertujuan sebagai pengurai air limbah. Bakteri yang digunakan ada yang berbentuk cair dan bubuk namun untuk bakteri bubuk harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu. Limbah cair juga dialirkan menuju penyaringan minyak dan pada proses ini air limbah dikontrol dengan menggunakan flow meter dan setelah itu akan dialirkan menuju bak equalising. Gambar bak penampungan berisi air limbah yang sudah dicampur dengan bakteri dapat dilihat pada gambar 10 dibawah ini.

Bak penampung awal

Flow meter

Gambar 10. Bak penampungan berisi campuran limbah cair dan bakteri Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.1.3.3.Proses Equalising

Limbah dari proses sebelumnya dan limbah dari bak penampungan bakteri tadi dicampur dalam bak equalising. Selain itu juga ditambahkan limbah recycle dari proses sebelumnya.

Proses equalising ini berfungsi untuk membuat air limbah menjadi homogen sehingga proses selanjutnya dapat berjalan dengan lancar. Adapun proses pemisahan air dan minyak pada air limbah dimana minyak akan membentuk buih dan akan masuk ke dalam tanki penampungan minyak. Hasil proses equalising kemudian akan masuk ke dalam bak aerasi I. Gambar bak equalisasi dapat dilihat pada gambar 11. dibawah ini.

Gambar 11. Bak Equalisasi Sumber: Dokumentasi Pribadi.

4.1.3.4. Proses Aerasi 1

Limbah dari bak equalising kemudian dialirkan menuju bak aerasi I. Pada bak aerasi I ini terdapat aerator yang berfungsi untuk menguraikan limbah dan memasukkan oksigen ke dalam limbah cair. Prinsip kerja dari aerator ini adalah aerator akan menyedot air dari bawah

Bak

penampungan berisi

campuran bakteri dengan limbah cair

Limbah cair dalam proses homogenisasi

Bak equalising

21

ke atas dengan begitu limbah dapat menjadi homogen. air limbah dari bak aerasi I kemudian dialirkan menuju bak aerasi II dengan menggunakan pompa. Aerator yang digunakan pada proses aerai I lebih kecil daripada aerator II. Gambar dari bak aerasi I yang berisi limbah cair dengan aerator di dalamnya dapat dilihat pada gambar 12. dibawah ini.

Gambar 12. Bak Aerasi I dengan aerator lebih kecil Sumber: Dokumentasi Pribadi

4.1.3.5.Proses Aerasi 2

Air limbah dari proses aerasi I kemudian dialirkan menuju bak aerasi II. Pada bak aerasi II ukuran bak serta aerator lebih besar. Besarnya ukuran aerator II menyebabkan kemampuan aerator untuk menyedot air limbah lebih besar karena ukuran bak yang juga lebih besar. Pada bak aerasi II berfungsi untuk menyempurnakan proses aerasi I. Gambar dari bak aerasi II dengan ukuran bak dan aerator yang lebih besar dapat dapat dilihat pada gambar 13. dibawah ini.

Gambar 13. Bak Aerasi II dengan aerator lebih besar Sumber: Dokumentasi Pribadi

Aerator

4.1.3.6.Proses Sedimentasi 1

Air limbah dari proses aerasi II kemudian dialirkan menuju bak sedimentasi I. Pada bak sedimentasi I terjadi proses pemisahan limbah yang berupa padatan dan cairan. Limbah dalam bentuk padat akan masuk ke dalam tanki penampungan sedangkan limbah dalam bentuk cair akan ditambahkan koagulan, dan koagulan yang digunakan adalah PAC atau Poly Amyl-Chloride kemudian dialirkan menuju bak sedimentasi II. Terdapat pipa untuk menahan air limbah yang keluar dari pipa kecil yang terdapat di dalam bak dnegan tujuan agar air yang keluar dari pipa kecil di dalam bak turun ke dasar bak terlebih dahulu sehingga padatan dapat mengendap di dasar. Gambar dari bak sedimentasi I dapat dilihat pada gambar 14. dibawah ini.

Gambar 14. Bak Sedimentasi I Sumber: Dokumentasi Pribadi 4.1.3.7.Proses Sedimentasi 2

Limbah cair dari proses sedimentasi I masuk ke dalam bak sedimentasi II untuk proses penyaringan lemak dengan menggunakan fat trap. Proses ini menyebabkan kandungan lemak pada air limbah menjadi menurun. Sedangkan endapan berupa lemak dan padatan akan dijadikan pupuk. Terdapat pipa untuk menahan air limbah yang keluar dari pipa kecil yang terdapat di dalam bak dnegan tujuan agar air yang keluar dari pipa kecil di dalam bak turun ke dasar bak terlebih dahulu sehingga padatan dapat mengendap di dasar.Gambar dari bak sedimentasi II dapat dilihat pada gambar 15. dibawah ini.

Bak

23

Gambar 15. Bak Sedimentasi II Sumber: Dokumentasi Pribadi 4.1.3.8.Proses Filtering

Limbah cair dari proses sedimentasi II kemudian dialirkan menuju proses penyaringan limbah melalui 4 tanki berturut-turut agar diperoleh limbah cair yang bersih. Pada tahap akhir proses ini juga dilakukan proses mediasi. Yaitu proses untuk memastikan apakah air limbah masih mengandung bahan-bahan yang berbahaya atau tidak dengan pemberian makhluk hidup seperti ikan. Apabila ikan atau mediator tersebut dapat hidup maka dapat disimpulkan bahwa limbah cair tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan.

Setelah proses mediasi, limbah cair dialirkan menuju sand filter dengan menggunakan carbon filter. Pada proses ini bertujuan untuk memastikan kembali kejernihan dari air limbah yang sudah diproses sebelumnya. Gambar dari kolam mediasi yang telah diberi ikan di dalamnya dapat dilihat pada gambar 16. dibawah ini.

Gambar 16. Kolam Mediasi yang diberi ikan di dalamnya sebagai mediator Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pipa untuk menahan air limbah yang keluar dari pipa kecil yang ada di dalam

4.1.3.9.Penampungan akhir

Setelah melalui berbagai proses maka diperoleh air limbah yang jernih serta tidak mengandung senyawa berbahaya. Air limbah jernih dari proses sebelumnya kemudian dialirkan menuju tanki penampungan akhir sebelum dibuang ke lingkungan. Air limbah yang sudah aman dapat dibuang ke lingkungan sehingga tidak merugikan serta dapat kembali dimanfaatkan dan umumnya pH air llimbah jernih adalah pH netral 6-7.

Penerapan pengolahan limbah pada CV Cita Nasional menggunakan kombinasi secara fisikokimia dengan penggunaan mikroorganisme pengurai. Penggunaan pengolahan limbah secara kombinasi ini diperoleh hasil limbah cair yang aman untuk digunakan kembali maupun dibuang ke lingkungan. CV Cita Nasional menggunakan hasil olahan limbah iniuntuk keperluan sanitasi serta penyiraman tanaman yang terdapat di sekitar lingkungan pabrik. Sementara untuk limbah padatan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman.

Dokumen terkait