• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS PADA PIHAK KETIGA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS PADA PIHAK KETIGA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINTANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JUPERMIK Volume 4 Nomor 1 Maret 2021

JUPERMIK

Jurnal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

http://stikara.ac.id/jupermik/index.php/JK

TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS PADA PIHAK KETIGA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINTANG

Afilinus Otong Sastra Wijaya1, Joni Herman2

1,2Prodi Perekam dan Informasi Kesehatan, STIKes Kapuas Raya Sintang, Indonesia

Info Artikel Abstrak Sejarah artikel :

Diterima : 13 Februari 2021 Disetujui:

20 Februari 2021 Dipublikasi:

10 Maret 2021

Kata Kuci:

Pelepasan Informasi, Rekam Medis

Pelepasan informasi di RSUD Ade M. Djoen terkadang tidak menulis waktu, tanggal peminjaman dan tanggal pengembalian dengan lengkap, waktu pelepasan informasi (jam, tanggal) tidak dituliskan sehingga tidak diketahui kapan dokumen rekam medis itu di kembalikan. Untuk mengetahui pelepasan informasi rekam medis kepada pihak ketiga di RSUD Ade M. Djoen Kabupaten Sintang Tahun 2020.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif, rancangan penelitian fenomologi subjek penelitian adalah kepala rekam medis dan petugas rekam medis. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Petugas rekam medis belum memahami cara pelepasan informasi kepada pihak ketiga. Money (Uang), Mahasiswa yang meminta untuk kepentingan penelitian dikenakan pembayaran.

Material (Sarana), Buku polio bergaris, pengaris, dan pulpen. Machine (Mesin), Masih menggunakan catatan manual belum menggunakan komputerisasi. Method (Metode), Belum bekerja sesuai SOP yang sudah ada. Petugas rekam medis melepaskan informasi berdasarkan SOP yang berlaku, diberikan pelatihan tentang tata cara melepaskan informasi, dan pencatatan dokumen keluar menggunakan komputerisasi

REVIEW OF MEDICAL RECEIVE INFORMATION RELEASE IN THIRD PARTIES IN HOSPITAL REGENCY OF GENERAL SINTANG REGENCY

Keywords: Release of Information, Medical Records

Abstract

The release of information in RSUD Ade M. Djoen sometimes does not write the time, the date of the loan and the complete date of return, the release time of the information (hour, date) is not written so it is not known when the medical record document is returned. To know the release of medical record information to third party in RSUD Ade M. Djoen Sintang Regency 2020. The type of this research is qualitative, research design phenomologi research subject is the head of medical record and medical record officer. Technique of collecting data by observation and interview. Medical record officers do not understand how to release information to third parties. Money, Students requesting for research interest are subject to payment. Material, Striped polio book, pen, and pen. Machine, Still using manual notes yet using computerization. Method, Not working according to existing SOP.

Medical record officers release information based on applicable SOP, provided training on how to release information, and recording outgoing documents using computerized

Alamat Korespodensi:

Joni Herman

STIKes Kapuas Raya Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia Email : borneo_jhony86@yahoo.com

© 2021 STIKes Kapuas Raya Sintang

(2)

JUPERMIK Volume 4 Nomor 1 Maret 2021

PENDAHULUAN

Berdasarkan PerMenKes RI

No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 menyatakan bahwa “Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”.

Rekam Medis memiliki peran dan fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, bahan pembuktian dalam perkara hukum, bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan, dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan terakhir sebagai bahan untuk membuat statistik kesehatan (Hatta, 2012).

Kepemilikan Rekam Medis seringkali menjadi perdebatan dilingkungan kesehatan, dokter beranggapan bahwa mereka berwenang penuh terhadap pasien beserta pengisian Rekam Medis akan tetapi petugas Rekam Medis bersikeras untuk mempertahankan berkas Rekam Medis untuk tetap selalu berada di lingkungan kerjanya. Selain itu banyak pula pihak internal maupun pihak eksternal yang ingin mengetahui isi dari Rekam Medis itu sendiri. Karena informasi medis bersifat rahasia, maka dalam pelepasan informasi kepada pihak lain (secondary release) sarana kesehatan bertanggung jawab untuk melindungi informasi kesehatan yang terdapat didalam Rekam Medis terhadap kemungkinan hilang, rusak, pemalsuan dan akses yang tidak sah (Natara. 2004)..

Rekam Medis hanya dapat dikeluarkan berdasarkan otoritas Rumah Sakit yang berwenang, dan kerahasiaan isinya dikeluarkan berdasarkan izin dari pasien yang bersangkutan, sehingga informasi yang terdapat didalamnya dapat dipertanggung jawabkan. Penilaian pelayanan kesehatan dapat dilihat dari pencatatan di berkas rekam medis, dari pencatatan di berkas rekam medis dapat memberikan informasi mengenai identitas sosial pasien, diagnosa (utama, sekunder, komplikasi), riwayat penyakit, pemeriksaan dan pengobatan kepada pasien yang harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter dan/atau dokter gigi, tenaga kesehatan dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan berkewajiban menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung di dalam berkas rekam medis dan tidak diperbolehkan melepaskannya pada orang/institusi yang tidak bertanggung jawab (Rustiyanto, 2009).

Secara keseluruhan, keamanan, privasi, kerahasiaan dan keselamatan adalah perangkat yang membentengi informasi dalam Rekam Medis. Rumah Sakit selaku pemilik informasi

dalam Rekam Medis, prosedur pelepasan informasi Rekam Medis juga harus disertai dengan izin tertulis dari pasien begitu pula dengan pemaparan isi Rekam Medis, haruslah dokter yang merawat pasien tersebut. Sarana pelayanan kesehatan berkewajiban menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung di dalam berkas rekam medis dan tidak diperbolehkan melepaskannya pada orang atau institusi yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan isi berkas rekam medis merupakan kondisi dari pasien, oleh sebab itu berkas rekam medis dapat dilepaskan dengan persetujuan dari pasien atau ahli warisnya (Hatta, 2012).

Ini sejalan dengan Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 11 ayat (1),

“Penjelasan tentang isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan”.

Pelepasan informasi rekam medis di rumah sakit Ade M. Djoen Sintang pada saat pihak ketiga meminta berkas pasien yang bersangkutan, pihak rumah sakit tidak melakukan pencatatan waktu dan tanggal peminjaman dan pengambilan dengan lengkap, waktu pelepasan tidak lengkap (jam, tanggal) ada yang tidak dituliskn sehingga sulit untuk melihat kembali kapan berkas itu dipinjamkan dan kapan berkas itu dikembalikan.

Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara kepada petugas rekam medis dan masih ditemukan masalah pelepasan informasi rekam medis kepada pihak ketiga. Dalam pelepasan informasi waktu pelepasan sangat penting untuk membantu petugas melakukan pengecekan kembali saat ingin melakukan pelaporan untuk Rumah Sakit. Data pelepasan informasi kepada pihak ketiga tahun 2017 sebanyak 213 kali. Dari hasil tersebut penulis tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul “Pelepasan Informasi Rekam Medis Kepada Pihak Ketiga di Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang.

METODE

Jenis penelitian yang digunkan adalah penelitian deskriftif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelepasan informasi rekam medis di Rumah Sakit Ade M. Djoen Sintang Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan fenomenologis. Subjek penelitian ini adalah manajemen RSUD Ade M.

Djoen dan petugas rekam medis. Objek Dokumen rekam medis dan catatan peminjaman dokumen rekam medis.

(3)

JUPERMIK Volume 4 Nomor 1 Maret 2021

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara yang bertanggung jawab atas pelepasan informasi rekam medis pasien adalah petugas rekam medis, kepala rekam medis dan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan utama sebagai berikut:

Yang bertanggung jawab itu petugas rekam medis, kepala rekam medis dan rumah sakit

(Informan utama) Pelepasan informasi di RSUD Ade M.

Djoen Kabupaten Sintang menunjukan bahwa yang melepaskan informasi kepada pihak ke tiga sudah tepat yaitu kepala rekam medik dan petugas rekam medik. Hal tersebut juga dibenarkan oleh triangulasi sebagai berikut:

Iya ada dek

(triangulasi) Dari hasil wawancara dengan petugas dan kepala rekam medis masih ada petugas rekam medis yang belum terlalu memahami cara pelepasan informasi rekam medis kepada pihak ke tiga. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan utama sebagai berikut:

iya disini ada beberapa petugas yang belum terlalu mengerti atau paham tentang pelepasan informasi pasien dek dikarenakan ada beberapa petugas yang bisa dibilang baru

(Informan utama) Petugas rekam medis seharusnya sudah mengerti tentang pelepasan informasi kepada pihak ke tiga. Menginggat tugas dan tanggung jawab petugas rekam medis adalah menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis dan seringnya mahasiswa, perusahaan dan pihak berwajib meminjam dokumen rekam medis. Hal sederhana juga disampaikan triangulasi sebagai berikut:

iya ada beberapa petugas

(triangulasi) Peminjam berkas rekam medis biasanya yang sering meminjam berkas tersebut adalah dokter, mahasiswa untuk penelitian, perusahaan dan pihak dari kepolisian. Hal ini sesuai dengan pernyatan informan utama sebagai berikut:

biasanya yang sering meminjam berkas rekam medis adalah dokter, mahasiswa untuk penelitian, perusahaan dan pihak dari kepolisian

(infoman utama) Pelepasan informasi rekam medis biasanya tergantung dari permintaan peminjam, dan biasanya yang paling banyak meminjam berkas rekam medis itu dokter dan mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan utama sebagai berikut:

Peminjam berkas rekam medis biasanya tergantung dari permintaan yang meminjam dan biasanya yang paling sering itu dokter dan

mahasiswa.

(Informan utama) Mahasiswa sering meminjam dokumen rekam medis untuk kepentingan penelitian.

Sedangkan untuk dokter sering meminjam dokumen rekam medis untuk melihat kembali atau menjelaskan menggenai tindakan yang sudah diberikan kepada pasien. Hal tersebut juga didukung dari pernyataan triangulasi sebagai berikut:

Iya sering dek

(triangulasi) Pelepasan dengan melakukan pencatatan pada saat pelepasan informasi. Sesuai dengan pernyataan informan utama sebagai berikut:

Dengan cara gini dek, mereka datang dari perusahaan meminjam berkas terus abang kasi tetapi harus tanya dulu sama pasien yang bersangkutan, sudah dapat izin dari pasien terus dilakukan pencatatan waktu dan pihak siapa yang meminjam begitu dek

(informan utama) Petugas pada saat melakukan pelepasan informasi rekam medis tidak semua melakukan pencatatan waktu pelepasan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:

Sebenarnya dilakukan pencatatan, tetapi terkadang ada petugas yang tidak lengkap mencatatnya.

(informan utama) Pada saat pelepasan informasi harus ada ijin dari pasien dan keluarga yang bersangkutan. Jika keluarga tidak mengijinkan maka informasi kepada kepada pihak ketiga tidak boleh diberikan Hal ini sesuai dengan pernyataan informan utama sebagai berikut:

Iya harus ada, karena itu berkas milik pasien dan tidak sembarang melepasakannya

(informan utama) Melepaskan informasi kepada pihak ketiga tidak boleh sembarangan kepada siapa informasi itu dilepaskan karena berkaitan dengan rahasia dokumen rekam medis. Harus jelas dari mana instansi atau pihak yang meminjam dokumen rekam medis. Hal tersebut juga disampaikan oleh triangulasi sebagai berikut:

Iya harus ada

(triangulasi) Saat terjadi kehilangan atau kerusakan berkas rekam medis petugas berhak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan berkas rekam medis tersebut. Sesuai dengan pernyataan infoman utama sebagai berikut:

Iya ada, karena petugas juga bertanggung jawab atas kerahasian informasi pasien

(Informan utama)

(4)

JUPERMIK Volume 4 Nomor 1 Maret 2021

Petugas rekam medis harus menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis agar informasi yang didapat atau diterima tidak sembarangan orang lain yang mengetahui agar tidak disebarluaskan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut juga disampaikan oleh triangulasi sebagai berikut:

Iya ada pertanggung jawabannya

(triangulasi) Sumber daya manusia yang handal dan mampu merupakan orang yang sudah pernah melalui pendidikan dan pelatihan dalam bidangnya. Petugas rekam medis adalah orang yang sudah pernah menggambil pendidikan atau kuliah di bidangnya, sehingga kemampuan dia dalam bekerja tidak di ragukan lagi. Dalam melepaskan informasi kepada pihak ketiga, seharusnya petugas rekam medis yang paham tentang pelepasan informasi. Pelepasan informasi juga yang menerima informasi harus jelas siapa yang menerima dengan tujuan apa agar informasi yang dilepaskan tepat. Karena jika salah bisa menjadi informasi yang di lepaskan di konsumsi orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Menurut manullang dalam Rusdiana (2014) menunjukan pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Untuk memenuhi standar kebutuhan sumber daya manusia perlu di adakan peningkatan pendidikan, pelatihan, pengetahuan, pengelolaan atau pembinaan tenaga kesehatan.

Sumber daya manusia kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Adisasmito 2007). implementasi SDM menyangkut kualitas profesi rekam medis dan informasi kesehatan yang dapat dicapai melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan haijah manullangta (2017) dengan judul penelitian tinjauan pelepasaan informasi rekam medis dalam menjalin aspek hukum kerahasiaan dirumah sakit imelda medan oleh dimana hasil penelitian sama-sama menemukan dalam melepaskan informasi masih ada petugas rekam medis belum mengerti tentang cara melepaskan informasi dan dalam melepaskan informasi bon peminjaman tidak lengkap.

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Ade M Djoen Sintang, masih ada petugas rekam medis belum memahami cara pelepasan informasi kepada pihak ketiga. Yang melepaskan informasi adalah kepala rekam medis dan petugas rekam medis. Peminjam berkas rekam medis biasanya

yang sering meminjam berkas tersebut adalah dokter, mahasiswa untuk penelitian, perusahaan dan pihak kepolisian. Tetapi yang paling sering meminjam adalah kepolisian dan pihak mahasiswa. Peminjaman dokumen rekam medis hanya ditulis di bon peminjaman terkadang petugas rekam medis tidak lengkap menulis data siapa pihak ketiga yang dilepaskan informasinya karena petugas rekam medis belum memahami bagaimana melepaskan informasi. Batas peminjaman dokumen rekam medis kepada pihak ketiga selam 3 hari.

Sumber daya manusia yang handal dan mampu merupakan orang yang sudah pernah melalui pendidikan dan pelatihan dalam bidangnya. Petugas rekam medis adalah orang yang sudah pernah menggambil pendidikan atau kuliah di bidangnya, sehingga kemampuan dia dalam bekerja tidak di ragukan lagi. Dalam melepaskan informasi kepada pihak ketiga, seharusnya petugas rekam medis yang paham tentang pelepasan informasi. Pelepasan informasi juga yang menerima informasi harus jelas siapa yang menerima dengan tujuan apa agar informasi yang dilepaskan tepat. Karena jika salah bisa menjadi informasi yang di lepaskan di konsumsi orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta beberapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Untuk memperlancar proses pelepasan informasi maka bagi mahasiswa untuk penelitan dipungut biasa sesuai dengan kwitansi penerimaan retribusi pelayanan kesehatan yang telah ditentukan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan utama sebagai berikut:

jika untuk kerperluan penelitian ada dananya dek sesuai dengan kwitansi yang dibuat oleh pihak rumah sakit dan jika untuk keperluan kesehatan tidak ada

(informan utama) Pelepasan informasi tergantung kebijakan rumah sakit daerah dalam hal ini bisa dibuat peraturan tentang pembiayaan pelepasan informasi. Tentu dengan dikenakan biaya kepada pihak yang dilepaskan informasi akan menjadi sebuah tanggung jawab dari pihak ketiga jika informasi yang dilepaskan benar-benar untuk kepentingan tertentu dan dapat dipertanggung jawabkan informasinya.

(5)

JUPERMIK Volume 4 Nomor 1 Maret 2021

Dana adalah salah satu hal yang paling berperan untuk mencapai pelaksanaan suatu sistem. Uang juga merupakan alat tukar dan sifat pengukur nilai, besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu, uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta beberapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Penelitian ini sejalan dengan yang sudah pernah dilakukan oleh Siswati (2011) dimana judul penelitian tinjauan pelepasaan informasi medis untuk klaim asuransi pasien rawat inap di rumah sakit atma jaya. dimana hasil penelitian sama-sama menemukan dalam melepaskan informasi untuk kepentingan penelitian ada retribusi kepada pihak rumah sakit.

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Ade M Djoen Sintang biasanya pihak ketiga mahasiswa yang meminta untuk kepentingan penelitian dikenakan pembayaran. Pelepasan informasi tergantung kebijakan rumah sakit daerah dalam hal ini bisa dibuat peraturan tentang pembiayaan pelepasan informasi. Tentu dengan dikenakan biaya kepada pihak yang dilepaskan informasi akan menjadi sebuah tanggung jawab dari pihak ketiga jika informasi yang dilepaskan benar-benar untuk kepentingan tertentu dan dapat dipertanggung jawabkan informasinya.

Menurut Manullang dalam Rusdiana (2014) material terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai makna dan tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai salah satu sarana untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Bahan yang dipergunakan dalam melepaskan informasi di RSUD Ade M. Djoen Sintang adalah Paling pulpen dek, untuk menulis dokumen yang di pinjam. Karena buku catatan peminjam dari kita rumah sakit yang menyediakan. Termasuk Trecer kita kasik kalau dia pinjam dokumen rekam medis. Artinya bahan

yang diperlukan sangat mudah didapat dan selalu tersedia di meja yang melepaskan informasi.

Menurut Manullang dalam Rusdiana (2014) material terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai makna dan tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai salah satu sarana untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan haijah manullangta (2017) dengan judul penelitian tinjauan pelepasaan informasi rekam medis dalam menjalin aspek hukum kerahasiaan dirumah sakit imelda medan oleh dimana hasil penelitian sama-sama menemukan dalam melepaskan informasi masih alat atau bahan yang dipergunakan adalah pulpen, buku dan bon peminjaman dan ada surat keluar (treser).

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Ade M Djoen Sintang, sarana atau alat yang diguna untuk melakukan pelepasan informasi rekam medis adalah buku polio bergaris, pengaris, dan pulpen. Bahan yang dipergunakan dalam melepaskan informasi di RSUD Ade M. Djoen Sintang adalah Paling pulpen dek, untuk menulis dokumen yang di pinjam. Karena buku catatan peminjam dari kita rumah sakit yang menyediakan. Termasuk Trecer kita kasik kalau dia pinjam dokumen rekam medis. Artinya bahan yang diperlukan sangat mudah didapat dan selalu tersedia di meja yang melepaskan informasi.

Machines adalah alat yang digunakan manusia untuk mengerjakan suatu pekerjaan agar lebih cepat, efisien, dan sebagai penunjang pelaksanaan kesehatan. Menurut Manullang dalam Rusdiana (2014) machine atau mesin digunakan untuk memberikan kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

Proses pelepasan informasi hanya dicatat dibuku peminjaman dan formulir pelepasan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan infoman utama sebagai berikut:

karena disini belum sistem komputerisasi maka pelepasan informasi hanya ditulis dibuku peminjaman saja.

(informan utama) Proses pelapasan informasi rekam medis dicatat dibuku yang sudah disediakan oleh petugas sebelum mengisi formulir peminjaman terlebih dahulu mengisi buku peminjaman dokumen rekam medis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan infoman utama sebagai berikut:

Paling pulpen dek, untuk menulis dokumen yang di pinjam. Karena buku catatan peminjam dari kita rumah sakit yang menyediakan. Termasuk Trecer kita kasik kalau dia pinjam dokumen.

(Informan utama)

(6)

JUPERMIK Volume 4 Nomor 1 Maret 2021

ada sebelum mengisi bon peminjaman berkas rekam medis terlebih dahulu mengisi buku peminjaman bekas rekam medis

(infoman utama) Dikarenakan belum sistem komputrisasi untuk proses pelepasan informasi rekam medis maka proses pelepasan informasi hanya dicatat dibuku peminjaman dan formulir pelepasan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan infoman utama sebagai berikut:

karena disini belum sistem komputerisasi maka pelepasan informasi hanya ditulis dibuku peminjaman saja.

(informan utama) Pelepasan informasi rekam medis sudah menggunakan formulir dan formulir tersebut dibagi menjadi tiga bagian yaitu formulir untuk berkas, formulir untuk ruang, formulir untuk arsip.

Hal ini sesuai dengan pernyataan informan utaman sebagai berikut

Iya ada, formulirnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu berkas, ruang, dan arsip

(Informan utama) Sebagai arsip yang didokumentasikan petugas rekam medis sudah tepat dalam hal melepaskan informasi kepada pihak ke tiga dengan diberikannya formulir untuk berkas, ruang dan arsip. Sebagai tanda bukti kalau ada pihak ketiga yang diberikan pelepasan informasi, Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan triangulasi sebagai berikut:

Iya sudah ada

(triangulasi) Melepaskan informasi sebaiknya menggunakan komputerisasi agar lebih mudah cara penyimpanannya. Pihak manajemen rumah sakit sebainya menyediakan satu buah komputer khusus kepada pihak yang melepaskan informasi agar mudah dalam bekerja. Bahkan mempermudah dalam melaporkan dalam satu tahun berapa banyak dokumen rekam medis yang dilepaskan informasi kepada pihak ketiga.

Machines adalah alat yang digunakan manusia untuk mengerjakan suatu pekerjaan agar lebih cepat, efisien, dan sebagai penunjang pelaksanaan kesehatan dipuskesmas. Menurut Manullang dalam Rusdiana (2014) machine atau mesin digunakan untuk memberikan kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan haijah manullangta (2017) dengan judul penelitian tinjauan pelepasaan informasi rekam medis dalam menjalin aspek hukum kerahasiaan dirumah sakit imelda medan oleh dimana hasil penelitian sama-sama menemukan rumah sakit sudah ada SOP namun

belum diterapkan. sehingga ada petugas belum mengerti tentang cara melepaskan informasi.

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang, pencatatan untuk pelepasan informasi masih menggunakan catatan manual belum menggunakan komputerisasi.

Melepaskan informasi sebaiknya menggunakan komputerisasi agar lebih mudah cara penyimpanannya. Pihak manajemen rumah sakit sebainya menyediakan satu buah komputer khusus kepada pihak yang melepaskan informasi agar mudah dalam bekerja. Bahkan mempermudah dalam melaporkan dalam satu tahun berapa banyak dokumen rekam medis yang dilepaskan informasi kepada pihak ketiga.

Menurut Manullang dalam Rusdiana (2014) Method adalah satu diantaran cara kerja memperlancar jalannya pekerjaan manajer.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa belum ada prosedur yang mengatur tentang pelepasan informasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan sebagai berikut:

Sudah ada SOP cuma belum di terapkan

(informan utama) Seharusnya pihak rumah sakit sudah menerapkan SOP yang sudah ada agar panduan dalam bekerja sudah sesuai dengan standar organisasi. Tujuannya agar uraian tugas dari masing-masing intansi bekerja susuai dengan SOP yang telah dibuat. Hal tersebut juga disampaikan oleh triangulasi sebagai berikut:

Sudah ada

(trangulasi) Kepala rekam medis di RSUD Ade M.

Djoen harus mensosialisaikan kepada petugas rekam medis yang belum mengerti tentang bagaimana cara melepaskan informasi kepada pihak ketiga. karena menjadi sebuah kewajiban petugas rekam medis dalam melepaskan informasi.

Petugas rekam medis harus melepaskan informasi berdasarkan SOP yang sudah ada, karena yang menjadi acuan dalam bekerja adalah SOP itu sendiri.

Menurut Manullang dalam Rusdiana (2014) Method adalah satu diantaran cara kerja memperlancar jalannya pekerjaan manajer.

Menurut WJS.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan haijah manullangta (2017) dengan judul penelitian tinjauan pelepasaan informasi rekam medis dalam menjalin aspek hukum kerahasiaan dirumah sakit imelda medan oleh dimana hasil penelitian dalam mencatat pihak yang melepaskan informasi masih belum menggunakan komputerisasi.

Hasil penelitian di RSUD Ade M Djoen Sintang metode yang digunakan adalah belum ada

(7)

JUPERMIK Volume 4 Nomor 1 Maret 2021

SOP yang mengatur tentang pelepasan informasi kepada pihak ketiga. Kepala rekam medis di RSUD Ade M. Djoen harus mensosialisaikan kepada petugas rekam medis yang belum mengerti tentang bagaimana cara melepaskan informasi kepada pihak ketiga. karena menjadi sebuah kewajiban petugas rekam medis dalam melepaskan informasi. Petugas rekam medis harus melepaskan informasi berdasarkan SOP yang sudah ada, karena yang menjadi acuan dalam bekerja adalah SOP itu sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelepasan informasi dilakukan oleh kepala rekam medis dan petugas rekam medis. Peminjam berkas rekam medis biasanya yang sering meminjam berkas tersebut adalah dokter, mahasiswa, perusahaan dan pihak kepolisian. Peminjaman dokumen rekam medis hanya ditulis di bon peminjaman terkadang petugas rekam medis tidak lengkap menulis data siapa pihak ketiga yang dilepaskan informasinya. Man (SDM) Masih ada petugas rekam medis belum memahami cara pelepasan informasi kepada pihak ketiga. Money (Uang), Mahasiswa yang meminta untuk kepentingan penelitian dikenakan pembayaran.

Material (Sarana), Buku polio bergaris, pengaris, dan pulpen. Machine (Mesin), Masih menggunakan catatan manual belum menggunakan komputerisasi. Method (Metode), Belum bekerja sesuai SOP yang sudah ada.

Disarankan kepada petugas rekam medis dapat dapat memberikan pelepasan informasi kepada pihak ketiga sesuai dengan SOP dan Memahami cari pelepasan informasi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih peneliti haturkan kepada pihak yang mendukung atau terlibat dalam

penelitian. Kepada Kepala Unit Rekam Medis RSUD Ade M. Djoen Sintang dan Petugas Rekam Medis yang telah membantu peneliti pada proses penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aritonang. (2007). Pengukuran Validitas dan Reabilitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hatta, G. (2009). Tujuan Kegunaan, Pengguna dan Fungsi Rekam Kesehatan, dalam Hatta, G, editor. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Manullangta. (2016). Tinjauan Pelepasan Informasi Rekam Medis dalam Menjalin Aspek Hukum Kerahasiaan di Rumah Sakit Imelda Medan.

Moleong. (2010). Metodologi penelitian kualitatif.

Bandung : Remaja Rosdakarya

Natara. (2004). Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pelepasan Informasi Medis Untuk Keperluan Visum Et Repertum dari Aspek Teori di Rumah Sakit Pantiwilasa DR.

Cipto Semarang

Rustiyanto, Ery. (2009). Etika Profesi: Perekam Medis Informasi Kesehatan, Yogyakarta.

Siswati. (2011). Tinjauan Pelepasan Informasi Medis untuk Klaim Asuransi Pasien Rawat Inap di Rumah sakit Atma Jaya Soeparto. (2006). Etik dan Hukum di Bidang

Kesehatan, Edisi Kedua, Surabaya, Airlangga University Press.

Suharsimi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi. (2006). Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan. Jakarta: Usaha Keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pelaksanaan rekam medis dimulai dari pendaftaran, dimana petugas rekam medis harus mengisi data-data sosial pasien.Kemudian rekam medis itu segera

Sosialisasi dilakukan untuk memberitahu petugas tentang peraturan pengembalian berkas rekam medis agar menjadi tepat waktu sebelum waktu pengembalian berakhir dengan harapan

Penyusutan arsip rekam medis di Rumah Sakit X Pekanbaru dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : memindahkan arsip rekam medis inaktif, dari rak penyimpanan arsip

standar pedoman yang ada namun pada ruang pendaftaran tidak tertutup sedangkan di ruang pendaftaran terdapat katrol berkas, ruang rekam medis masih terbuka dan

Penanggung Jawab Assembling dan Kelengkapan Berkas Merapikan formulir rekam medis sebelum dianalisis berdasarkan ketentuan, dan menganalisis kelengkapan status pasien yang

Hasil : Rumah sakit Bethesda menggunakan formulir rekam medis rawat inap yang dibagi menjadi dua yaitu, formulir rekam medis rawat inap dasar dan formulir rekam medis rawat inap

129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menjelaskan bahwa “standar kelengkapan pengisian rekam medis harus 100%, dan penanggung jawab atas lengkapnya berkas rekam

Diagram Fishbone Kendala Pelepasan Informasi Medis Kepada Pihak Ketiga di Rumah Sakit Berdasarkan penelitian, kendala pelepasan informasi medis yaitu 1 Kendala pada Man adalah petugas