• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat dan lambang bunyi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat dan lambang bunyi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat dan lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaanya mencangkup aktifitas manusia secara keseluruhan, baik yang bersifat ilmiah maupun nonilmiah dalam wacana sehari-hari. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan semua.

Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam tindak komunikasi, baik komunikasi berupa lisan atau tulisan. seseorang dikatakan mampu berbahasa bila mampu menggunakan bahasa tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan tolak ukur kemempuan berbahsa seseorang dapat dilihat dari kemampuan seseorang menggunakan bahasa baik secara lisan maupun secara tulisan. Untuk itulah dengan bahasa manusia dapat menggunakan perasaan, pikiran dan kemampuannya kepada orang lain.

Gaya bahasa merupakan bentuk retrorika yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk mempengaruhi pembaca dan pendengar (Tarigan dalam Al-ma‟ruf, 2009-15). Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyakinkan dan mempengaruhi pembaca dan pendegar. Gaya bahasa juga berkaitan dengan situasi dan suasana karangan. Artinya gaya bahasa menciptakan suasana hati tertentu, misalnya kesan baik dan buruk, senang dan tidak enak, yang diterima karena pelukisan tempat, peristiwa dan keadaan tertentu (Aminudin

(2)

dalam Al-Ma‟ruf, 2009: 15-16) mengungkapkan bahwa fungsi gaya bahasa ada empat yaitu sebagai alat untuk meninggikan selera, sebagai alat untuk mempengaruhi dan menyakinkan pembaca dan pendengar, untuk menciptakan perasaan tertentu dan sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasan.

Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbiacara. Setiap pengarang memiliki cara tersendiri dalam memilih dan menggunakan gaya bahasa. Gaya bahasa disebut juga dengan majas. Gaya bahasa memungkinkan kita untuk melihat pribadi, watak dan kemampuan seseorang yang menpergunakan bahasa tersebut. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilain orang terhadapmya, dan juga sebaliknya semakin buruk pula gaya bahasanya maka semakin buruk pula penilaian orang terhadapnya.

Keraf (2004;113) menyatakan bahwa gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperhatikan jiwa dan kepribadian penulis (pemakaian bahasa). Secara singkat penggunaan gaya bahasa dalam penulisan karya sastra dapat mencerminkan kepribadian seorang penulis. Berdasarkan uraian di atas dapat disimulkan bahwa gaya bahasa merupakan cara menggunakan pemikiran dan perasaan melalui bahasa secara imajinatif untuk memperoleh kesan yang indah.

Sesungguhnya gaya bahasa memiliki berbagai ragam bahasa; ragam tulisan dan ragam lisan, ragam nonsastra dan ragam sastra karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dengan konteks tertentu, akan tetapi secara tradisional gaya bahsa selalu ditautkan dengan teks sastra, khususnya teks sastra tertulis.

Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan kata leksikal, struktur kalimat, majas

(3)

dan citraan, pola rima, matra yang digunakan seseorang pengarang dalam menyampaikan gagasan.

Karya sastra tidak hanya menyajikan hal-hal yang menghibur akan tetapi di dalamnya terkandung nilai-nilai masyarakatan yang berguna bagi pembaca. Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomina kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Salah satunya dari sebuah karya sastra yaitu novel.

Abrams (dalam Nurgiantoro, 2007; 9) istilah novel berasal dari bahasa itali yaitu novela. Secara harfiah novella berati „sebuah barang baru kecil‟, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama yaitu dengan istilah Indonesia novelet (Inggris: novellet), yang berati sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu panjang.

Novel merupakan salah satu bagian dari jenis sastra bagaimanapun bentuknya selalu memiliki nilai-nilai. Ketika mengkaji satra baik secar otonom maupun tidak otonom, akan didapat suatu nilai pendidikan yang bermanfaat. Nilai pendidikan yang terkandung dalam novel yaitu memiliki variasi yang bermacam-macam.

Rangkaian yang digunakan dalam novel yang dapat mendukung cerita agar menarik dan tokoh tampak hidup. Peranan gaya bahasa dapat mengerakan atau menghidupkan cerita. Seperti yang telah dikatakan aminudin (2002:281) gaya bahasa dapat berfungsi untuk menggambarkan objek dan peristiwa ekaligus menampilkan gagasan secara sugestif.

Novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W ini sangat populer di kalangan masyarakat. Novel tersebut memberi pembelajaran yang sangat

(4)

penting bagi masyarakat, khususnya bagi remaja. Banyak pelajaran yang dapat dipetik pada novel tersebut. Sejauh ini novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W hanya dikaji oleh tokoh-tokoh saja. Sangat menarik apabila gaya bahasa yang terdapat pada novel ini dikaji.

Berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik pada novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W karena terdapat beberapa majas atau gaya bahasa. Gaya bahasa tersebut mampu menghasilkan pengolahan dan pembayangan gagasan secara menarik. Kemunculan gaya bahasa yang baru itu menuai para pengarang yang lain untuk bergelut dengan bahas yang serupa. Ada sesuatu yang tersirat pada setiap kata yang disuguhkan untuk pembaca. Gaya bahasa tersebut mampu membangun karakter-karakter dalam novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W. Penggunaan gaya bahasa tersebut juga menjadi ciri khas tertentu pada karakter seorang pengaran. pesatnya perkembangan bahasa dalam sastra menarik peneliti untuk menelaah kembali gaya bahasa yang ada pada novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W.

Peneliti terdahulu telah dilakukan antara lain, dilakukan oleh Ita Yulia Astutik pada tahun 2003 dengan judul “Penggunaan gaya bahsa Perbandingan pada novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El-Khalieqy”. Fokus pada penelitian pada karya sastra yang berbentuk novel dan meneliti tentang Penggunaan gaya bahasa perbandingan. Hasil dari penelitian yang dilakukan bahwa gaya bahsa yang digunakan pada novel ini bermacam-macam.

Peneliti selanjutnya dilakukan oleh Nursiyah Tanjung pada tahun 2009 telah melakukan penelitian dengan judul “Analisis bentuk, fungsi dan makna gaya bahasa metafora pada novel Naylla karya Djenar Maesa Ayu”. Hasil penelitian

(5)

gaya bahsa metafora yang digunakan Djenar Maesa Ayu berdasarkan bentuk fungsi dan makna dapat diketahui sebagai berikut, gaya bahsa yang memiliki empat bentuk yaitu metafora antrophomorfik, metafora sinestisea, metafora abstrak ke konkret dan metafora binatang. Pengarang sering kali menggunkan makna nonkognitifdan simbolik sesuai dengan sifat karya sastra sebagai prosa fiksi

Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Peneliti mengangkat judul Analisis Gaya Bahasa pada Novel “Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W” sebagai objek penelitian dan gaya bahsa sebagai kajian analisis. Hal ini didasarkan pertimbangan sebagai berikut: Pertama belum pernah dilakukan penelitian terhadap penggunaan gaya bahsa pada novel

“Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W”. Kedua berdasarkan komentar pembaca yang disampaikan, yang menonjol dalam novel tersebut adalah aspek bahasa, berangkat dari realita yang ada, peneliti mengkhusukan aspek gaya bahasa yang digunakan dalam novel “Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W”.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik pada novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W, karena terdapat bebrapa jenis gaya bahasa.

Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W dengan judul “Analisis gaya bahasa pada novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W”.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Derdasarakan latar belakang masalah yang dihadapi yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Jenis gaya bahasa kiasan apa saja yang terdapat pada novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W?

b. Apa fungsi gaya bahasa kiasan yang terdapat pada novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan jenis gaya bahasa pada novel novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W?

b Mendeskripsikan Fungsi gaya bahasa pada novel novel Menjadi Tua dan Tersisih karya Vanny Chrisma W?

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan teori sastra khususnya teori pengkajian fiksi pada novel dengan menggunakan pendekatan gaya bahasa. Penelitian ini merupakan pendukung kajian gaya bahasa pada apresiasi sastra yang dapat menunjang kegiatan pengkaji atau analisis karya sastra khususnya penggunaan gaya bahasa kiasa dalam sebuah sastra, misalnya penggunaan gaya bahasa kiasan dalam novel Menjadi Tua dan Tersisih karya

(7)

Vanny Chrisma W. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pembaca dapat mengetahui kajian mengenai pemakain gaya bahasa, terutama gaya bahasa kiasan.

Manfaat secara praktis ini diharapkan mampu digunakan oleh pendidik bahasa dan sastra indonesia sebagai materi ajar khususnya materi sastra dan dapat digunakan sebagai referensi dalam menilai isi novel yang ada, terutama menyangkut gaya bahasa. Di samping itu, penelitian hendaknya juga dapat dijadikan sebagai masukan positif.

1.5 Definisi Operasional

Agar penulisan ini lebih terarah, maka perlu ditentukan kata kunci yang dipakai penelitian ini serta variabel yang akan dikaji. Penulisan menggunakan variabel yang dijadikan obyek penelitian yaitu:

a. Gaya bahasa

Cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa khas yang memperlihatkan jiwa dak kepribadian penulis (pemakaian bahasa).

b. Jenis gaya bahasa

dapat ditinjau dari bermacam-macam pandangan. Keraf mengemukakan bahwa ada enam belas jenis gaya bahasa kiasan yaitu simile, metafora, personifikasi, alusi, eponim, epitet, sinekdok, metonimia, antonomasia, ironi, alegori, hipalas.

c. Fungsi gaya bahasa

Fungsi gaya bahasa kiasan pada novel adalah pemakain unsur gaya bahasa yang membandingkan atau menyamakan suatu hal dengan lainnya untuk mendapatkan efek keindahan pada sebuah prosa fiksi yang memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa warga negara Indonesia (WNI) di Timur Tengah yang terkena Sindrom Pernapasan Timur Tengah Corona virus atau MERS-CoV, WNI yang dinyatakan positif terkena

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat kecemasan dengan hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas Siswa kelas VII A SMP Wiyata Karya

saat bekerja hal inilah yang memotivasi pekerja untuk menggunakan gogel karena salah satu fungsi penggunaan gogel adalah mencegah cedera dan mengurangi tingkat keparahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit buah jeruk nipis ( Citrus aurantifolia ) sebagai insektisida hayati terhadap nyamuk Aedes aegypti.. dan untuk

Dengan adanya perbedaan dari beberapa hasil penelitian di atas, yang menunjukkan bahwa tidak selamanya disiplin kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja.Oleh karena itu,

suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: 08122815730 / 02470251915 Pengertian IKM Menurut Winslow (1920): Kesehatan Masyarakat (public health) adalah ilmu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme dan prosedur penyelesaian perkara pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh anggota polri adalah melalui proses

Pak Budi mempunyai sepetak pekarangan dibelakang rumahnya. Pekarangan Pak Budi ditanami pohon mangga dan beberapa tanaman sayuran seperti bayam, wortel, tomat dan cabai. Dari tanaman