• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELUNCUR PADA RENANG GAYA BEBAS. (Jurnal) Oleh DANANG WIBOWO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELUNCUR PADA RENANG GAYA BEBAS. (Jurnal) Oleh DANANG WIBOWO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELUNCUR PADA RENANG GAYA BEBAS

(Jurnal)

Oleh

DANANG WIBOWO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013

▸ Baca selengkapnya: makalah renang gaya bebas 15 lembar

(2)

2 ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELUNCUR PADA RENANG GAYA BEBAS

Oleh Danang Wibowo

Pembimbing Drs. Frans Nurseto, M.Psi

Drs. Ade Jubaedi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah hubungan tingkat kecemasan terhadap hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas siswa kelas VII A SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan.Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan guru penjaskes sebagai bahan mengajar dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran penjaskes khususnya renang.

Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional.Obyek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VII A di SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan yang berjumlah 30 siswa sehingga dikategorikan sebagai sampel total. Pengumpulan data menggunakan Tes dan Pengukuran.

Dari hasil penelitian didapat bahwa semakintinggi denyut nadi, semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami maka akan semakin rendah hasil belajar gerak dasar meluncurnya. Hasil penelitian menunjukan korelasi tingkat kecemasan (denyut nadi) dengan hasil belajar gerak dasar meluncur sebesar 0,681.Ini berarti kecemasan memiliki hubungan yang kuat dengan hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas.

(3)

3 ABSTRACT

RELATIONSHIP WITH ANXIETY LEVEL LEARNING OUTCOMES OF MOTION SLIDE INFREESTYLESWIMMING

By

Danang Wibowo

Mentor

1. Drs. Frans Nurseto, M.Psi 2. Drs. ade Jubaedi

This study aims to determine how the relationship of anxiety level to the learning outcomes of basic motion glides on freestyle swimming class VII A junior Wiyata work Natarian South Lampung. The results of this study would be useful to researchers and teachers teach PE as an ingredient in the learning activities especially outdoor PE subjects.

The research method used is correlational. Object of study is a student in the junior class VII A Wiyata South Lampung Karya Natarian who were 30 students that are categorized as the total sample. Data collection using the Tests and Measurements.

From the results obtained that semakintinggi pulse, the higher the level of anxiety experienced by the lower results meluncurnya learn basic movements. The results showed a correlation level of anxiety (pulse) with basic learning outcomes gliding motion of 0.681. This means that anxiety has a strong relationship with the learning outcomes of basic motion slide in freestyle swimming.

(4)

4 I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan observasi yang

dilakukan di SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan, masih banyak siswa yang belum maksimal kemampuannya saat mengikuti pembelajaran renang gaya bebas. Pendidik masih belum memahami bahwa masih banyak siswa yang

mengalami kecemasan saat

mengikuti proses pembelajaran renang di sekolah. Masih banyak siswa yang merasa takut ketika berada di dalam air terutama di kolam yang lebih dalam, apalagi saat menghadapi tes pengambilan nilai.

Dan hal tersebut akan

mempengaruhi kemampuan anak saat melakukan tes pengambilan nilai renang. .

Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini adalah”Seberapa besarhubungan tingkat kecemasan denganhasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas Siswa kelas VII A SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat kecemasan dengan hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas Siswa kelas VII A SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan.

Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain :

1. Bagi siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa

dalam mengukur tingkat

kecemasanya saat melakukan pelajaranrenang.

2. Bagi Guru Penjaskes

Sebagai salah satu metode untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat kecemasan denganhasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas. 3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mengkaji seberapa besar tingkat kecemasan siswa.

4. Bagi Program Studi Sebagai informasi dan

pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

Obyek penelitian : Untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa saat menghadapi pelajaran renang gaya bebas.

Subyek penelitian : Siswa kelas VIIA SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan .

Tempat penelitian : Kolam Renang Unila

II. TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

(5)

5

berkelanjutan agar dapat

meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif. Depdiknas (2004 : 2).

Belajar Gerak atau Motorik

Belajar motorik merupakan

seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam prilaku terampil .

A. Pengertian kecemasan

Cemas menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1999) adalah “tidak tentram hati (karena khawatir, takut), gelisah” (hlm.181). Anshel (1977) dalam (Frans Nurseto & Diah Oktina Singkawati2001:14) mengatakan kecemasan adalah reaksi emosi terhadap suatu kondisi yang dipersepsi mengancam. Selanjutnya Weinberg dan Gould (1995) dalam (Frans Nurseto & Diah Oktina Singkawati2001:14) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi negatif yang ditandai oleh adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan perubahan sistem jaringan tubuh..

1. Tingkat Kecemasan dan ciri -ciri gangguan kecemasan

Menurut pendapat Harsono dalam

(Rahmat Hermawan Syamsie

1984:13).

1. Secara fisik

Bicara gugup, banyak keringat, telapak tangan basah, mata berair atau berkaca-kaca dan sering berkedip, dan sering tidak mau tinggal diam atau selalu bergerak.

2. Secara psikis

Mudah risi, baik terhadap pakaian yang dipakainya maupun situasi dan kondisi lapangan atau ruangan yang akan dipakainya, sering membesar-besarkan kemampuan lawan dan memperbincangan kekurangan atau kelemahan dirinya dan dalam bicara sering emosional atau kadang-kadang bicaranya gagap.

3. Secara fisiologis

Gerak terasa kaku akibat getaran-getaran yang disebabkan oleh persyarafan secara umum, perubahan secara fisiologis termasuk di

dalamnya sekresi hormmon

adrenalin, perubahan-perubahan dari kegiatan organ tubuh melalui denyut nadi bertambah, diare, kostipasi (sembelit), dan sering ingin kencing. .

Pengukuran Tingkat Kecemasan Pengukuran tingkat kecemasan anak dalam olahraga secara umum terdiri atas 3 (tiga) bentuk yaitu pengukuran fisik (physiological technique), pengukuran perilaku (behavioral technique) dan pengukuran psikologis/kognitif (psychological technique). Namun berbagai teknik pengukuran ini masih jauh dari

sempurna karena adanya

pertimbangan sejumlah faktor, dan pengukuran-pengukuran ini masih mengandung banyak kelemahan 3. Dua macam Kecemasan

a. State Kecemasan

Hackfort & Schwenkmezger (1993) dalam (Frans Nurseto & Diah Oktina Singkawati 2011:15) mendefinisikan

state kecemasan sebagai :

“…subjective, consciously perceived feelings of inadequacy and tension accompanied by an increased arousal in the autonomous nervous system.”

(6)

6 Sementara Spielberger (dalam Hackfort & Schwenkmezger, 1993) dalam (Frans Nurseto & Diah Oktina Singkawati 2011:15)

b. Trait Kecemasan

Spielberger (dalam Hackfort & Schwenkmezger, 1993) dalam (Frans Nurseto & Diah Oktina Singkawati 2011:15) mengatakan:

“The concept of trait kecemasan depicts relatively stable individual differences in susceptibility to kecemasan reactions, i.e., in the tendecy to perceive a broad spectrum of situation as dangerous or threatening.

Denyut Nadi

Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan gystole dari jantung.Nadi perifer adalah gelombang yang berjalan dalam pembuluh darah arteri akibat keluarnya sejumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri (stroke volume) ke arah dinding aorta. Dinding aorta mengalami disternsi setiap kali terjadi stroke volume sehingga menimbulkan gelombang denyut yang berjalan dengan cepat dalam pembuluh arteri (Murtiati et all, 2010).

Cara Mengukur Denyut Nadi Dengan menggunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari, telunjuk, jari tengah dan jari

manisjika kita kesulitan

menggunakan 2 jari. Temukan titik nadi ( daerah yang denyutannya paling keras ), yaitu nadi karotis di cekungan bagian pinggir leher kira-kira 2 cm di kiri/kanan garis tengah leher ( kira-kira 2 cm disamping jakun pada laki-laki ), nadi radialis di pergelangan tangan di sisi ibu jari.

Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian hitunglah jumlah denyutannya selama 15 detik, setelah itu kalikan 4, ini merupakan denyut nadi dalam 1 menit

B. Pengertian Renang

Olahraga renang merupakan olahraga yang sangat menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa memandang semua umur. Definisi renang menurut Abdoelah Arma (1981: 270) mengemukakan bahwa: “Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air asin atau laut.” Kemudian mengenai pengertian renang yang tampaknya masih berhubungan, yang dituangkan dalam Modul Teori Renang I, Badruzaman (2007: 13) mengemukakan bahwa: “Pengertian renang secara umum adalah the floatation of an object in a liquid due to its buoyancy or lift.”Yang artinya adalah pengertian renang secara umum adalah upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas permukaan air.

Renang Gaya Bebas

Gaya bebas adalah berenang dengan

posisi dada menghadap ke

permukaan air. Kedua belah lengan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.

(7)

7 Dasar belajar renang

a. pengenalan air

Pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar renang. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air dan mengenal sifat-sifat air seperti basah, dingin, dan sebagainya

b. Cara Membuang Nafas di Air Bagi mereka yang awam, untuk mengambil udara di atas permukaan air dan kemudian masuk permukaan air kemudian membuang sisa-sisa pembakaran melalui mulut dan

hidung memang tidak

mudah.Terutama kebiasaan kita sehari-hari sangat mempengaruhi hal itu.

c. Melakukan Permainan Di Air • Berkejar – kejaran di kolam yang dangkal

• Saling mencipratkan air ke muka teman

• Memasukkan kepala dan badan ke dalam air

• Menyelam melalui rintangan yang dibuat teman

• Main tebak – tebakan di dalam air • Berjalan mengelilingi kolam • Bermain kereta keretaan di air.

d. Teknik Dasar Mengapung Penguasan teknik yang tinggi akan selalu diikuti oleh kecepatan renang yang tinggi pula seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1998:100) sebagai berikut: Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting, oleh karena

itu akan menentukan gerak

keseluruhanKesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting, oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu gerak-gerak dasar dari

setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga dilatih dan dikuasai secara sempurna. Mengapung adalah teknik yang paling dasar dalam berenang untuk semua gaya, oleh sebab itu sebelum mempelajari teknik renang gaya bebas perlu dikuasai bagaimana cara mengapung di air. Posisi mengaping tidak dapat dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak posisi yang bisa dilakukan supaya tubuh dapat

terapung diatas permukaan

air.Lakukan dengan rileks dan melayang tanpa mengeluarkan tenaga. Berikut teknik mengapung dalam renang,

e. Teknik dasar meluncur

setiap gayarenang didasarkan pada prinsip meluncur di atas permukaan air. Dan selain keyakinan yang kuat, untuk dapat belajar berenang seseorang harus mampu meluncur. (David Haller 2010:13).

Meluncur merupakan dasar dari gerakan renang dan terapung di air, meluncur menjadi modal awal dalam belajar renang. (Tim Penjas SD 2007:111).

Belajar renang dimulai dengan belajar meluncur.Tanpa dapat meluncur dengan baik, kita tidak dapat belajar dengan baik.(E.S. Hamijaya-Habsa 1982:63).

Untuk belajar meluncur dapat meminta bantuan partner atau taman

dengan berbagai cara yang

menyanangkan dalam bentuk

permainan air. (David Haller 2010:13).

(8)

8 Kerangka berpikir

Hubungan tingkat kecemasan dengan hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas Siswa kelas VII A SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan tahun pelajaran. Teknik dan kemampuan anak dalam

berenang memang sangat

mempengaruhi tingkat keberhasilan anak saat menghadapi tes renang, namun faktor psikis juga sangat berperan, karena pada situasi tersebut kondisi anak dalam keadaan tegang dan timbul perasaan cemas. Perasaan cemas yang dialami anak tersebut pasti akan membuat anak merasa takut, tegang dan hilangnya konsentrasi yang menyebabkan menurunya kemampuan anak.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menganalisis suatu hasil tes renang gaya bebas bukan hanya kemampuan teknik dan fisik yang baik tetapi faktor psikis juga akan menentukan tingkat keberhasilnya

Hipotesa Tindakan

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus di uji lagi kebenarannya melaui penelitian ilmiah,hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Ada hubungan yang signifikan

antara tingkat kecemasan dengan hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto

(2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif

korelasional.

B.Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 96). Sedangkan menurut Ibnu Hadjar (1996: 56) variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya, dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergantung pada variabel lainnya,dalam penelitian ini adalah hasil belajar gerk dasar meluncur pada renang gaya bebas

C. Design Penelitian

Gambar 3.1 : Desain Penelitian

.Sumber : Sugiyono (2008: 10)

D. Populasi dan Sampel a. Populasi

(9)

9 Dalam penelitian populasi sangat diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan berdasarkan permasalahan penlitian populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan sebanyak 30 orang.

c. Sampel

dalam menentukan sample yang diteliti menggunakan populasi sampel sehingga 30 siswa yang ada dijadikan sebagai objek penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data

B. Analisis Data.

Menurut Suharsi Arikunto (2002), untuk menguji hipotesis antara X dengan Ydigunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

= Keterangan : r xy = Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2

=jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian merupakan interpretasi jumlah siswa, berat badan , tinggi badan, data kecemasan (denyut nadi) dan kemampuan gerak dasar meluncur dalam renang. Analisis deskripsi data ini meliputi penghitungan nilai mean, median, modus, standar deviasi, nilai tertinggi, dan nilai terendah, tabel frekuensi data dan histogram.

a. Data Jumlah Siswa

Berdasarkan populasi dan sampel yang yang terdapat dikelas VIIA jumlah siswa berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 12 siswa putra dan 18 siswa putri

b. Data berat badan dan tinggi badan

Data berat badan menunjukan bahwa siswa putri memiliki rata-rata berat badan lebih besar dari pada siswa putra, hal ini disebabkan karena siswa putri cenderung lebih mudah emosi, saat sedang senang, marah, atau sedih mereka melampiaskannya dengan banyak makan. Wanita lebih sedikit atau malas untuk melakukan aktifitas gerak atau berolahraga, selain itun berdasarkan gen, secara

alami wanita lebih banyak

menyimpan lemak dari pada pria Sedangkan data tinggi badan juga menunjukan bahwa siswa putri memiliki rata-rata tinggi badan lebih dari pada siswa putra, karena pada masa ini wanita mengalami pertumbuhan tinggi badan pada puncaknya. Pada usia 10 tahun baik laki‐laki maupun perempuan tinggi dan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah

xy r 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

(10)

10 usia remaja yaitu 12 ‐13 tahun anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki‐laki, Sumantri dkk (2005). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 data tinggi badan siswa.

c. Data Kecemasan Siswa (Denyut Nadi)

Analisis Deskriptif Data Kecemasan Siswa (Denyut Nadi) diperoleh nilai rata-rata kecemasan (denyut) saat rileks adalah 81,23, nilai tertinggi = 108, nilai terendah = 59, dan standar deviasi = 12,72. Pada pada saat cemas diperoleh nilai rata-rata 102,40, nilai tertinggi = 134, nilai terendah = 70, dan standar deviasi = 16,02

d. Data Kemampuan Gerak Dasar Meluncur

diperoleh nilai rata-rata kemampuan gerak dasar meluncur adalah 52,50, nilai tertinggi = 75,00, nilai terendah = 30,00, dan standar deviasi 13,31. 2. Uji Hipotesa

Hipotesis pada penelitian diuji menggunakan uji korelasi product momen. Sedangkan untuk menguj signifikasninya menggunakan uji uji t. Test)

a. Hubungan Kecemasan (Denyut Nadi) dengan Kemampuan Gerak Dasar Meluncur.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0: Tidak ada hubungan Kecemasan

(Denyut Nadi) dengan Kemampuan Gerak Dasar Meluncur

H1: Ada hubungan Kecemasan

(Denyut Nadi) dengan Kemampuan Gerak Dasar Meluncur

Kriteria ujinya adalah:

Jika thitung> ttabel ( 0,05, df = n-2) ,

maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika thitung> ttabel ( 0,05, df = n-2) ,

maka H0 ditolak dan H1 diterima

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis

menunjukkan terjadi peningkatan

kecemasan siswa saat akan

melaksanan tes kemampuan gerak dasar meluncur. Hal ini terlihat dari perbandingan rata-rata kecemasan siswa saat rileks dan pada saat cemas

(saat akan melakukan tes

kemampuan gerak dasar meluncur). Selain faktor teknis, faktor psikologi juga dapat berpengaruh, salah satu faktor psikis tersebut adalah kecemasan.Perasaan cemas yang dialami anak tersebut pasti akan membuat anak merasa takut, tegang dan hilangnya konsentrasi dan rasa percaya diri.Hal ini sudah tentu akan berdampak negatif terhadap hasil kemampuan gerak dasar meluncur siswa. Hal ini semakin memperjelas bahwa kecemasan akan dapat mempengaruhi kemampuan gerak dasar meluncur siswa

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat kecemasan dengan hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas siswa kelas VII di SMP Wiyata Karya Natar Lampung Selatan. Semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin rendah hasil belajar gerak dasar meluncurnya, karena apabila seseorang mengalami kecemasan maka akan membuat konsentrasi dan keberaniannya menurun dan akan berpengaruh pada

(11)

11 kurang maksimalnya keterampilan gerak dasar meluncurnya pada

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka

disarankan: 1. Bagi guru

a. Guru harus melakukan tes kecemasan pada siswa sebelum melakukan tes penilaian. Hal ini

penting agar secara dini

mengidentifikasi tingkat kecemasan, sehingga kemampuan gerak dasar meluncur dapat dicapai dengan optimal oleh siswa.

b. Guru harus memiliki kemampuan dalam hal menurunkan kecemasan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan psikologi olahraga.

2. Bagi Siswa, saat akan melakukan tes penilaian, hendaknya tidak cemas karena sangat berpengaruh terhadap kemampuan gerak dasar meluncur

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora, Yogyakarta. Anshel, M. H. (1997). Sport psychology: from theory to practice. Scottsdale, Az:gorsuch Scarisbrick. Anonimus. 2008. Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung. Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hackfort, D. & Schwenkmezger, P. (1989). Measuring anxety in sport New York. Hemisphere. Harsono. (1998). Coaching. Jakata. Tambak Kusuma. Hermawan, Rahmat. 1984. Study Teoritis Mengenai Pengaruh Warming-Up Terhadap Anxiety Menjelang Pertandingan. (Makalah). IKIP.FPOK.

Kamus besar bahasa Indonesia. (1999). Jakarta. Balai pustaka.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta. Margono. 2009. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

(12)

12 Nurseto, Frans. & Oktina,

Diah, Singkawati. (2011). Psikologi Olahraga. (November 2011). Riduwan, (2005) BelajarMudahPeneli tianUntuk Guru Dan PenelitiPemuda. Sudjana. 2003. Metode Statistik. Bandung :Tarsito. Sugiyono,(2008) Desain Sumber Penelitian. Sugiyato,Dkk (2004) Belajar gerak. Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Spilepberger. C. (1993). Anxety and behavior. New York, Akademic. Thomas, G. David, 2000, Renang Tingkat Mahir. Diterjemahkan oleh Alfons Palangkaraya, Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAlat – Alat Tes.

Tri Tunggal Setiawan, 2004, Buku Ajar Renang I, Semarang : FIK UNNES.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam buku Buku IPS 5 kamu akan menemukan pembahasan: Pe- ninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam; Tokoh-tokoh Sejarah Hindu- Buddha dan Islam; Keragaman Kenampakan dan

Jahe nerai nehpuyai tddMgd tinia yo8 lebih ringgi ddi kdua jcnis jabe ydg ada lenlana kmdbge oleoresi.. de minyal

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi dokumen kualifikasi untuk pekerjaan Supervisi Pembangunan Jalan Kabupaten Musi Banyuasin (Wilayah 3), kami bermaksud melakukan

[r]

Faktor resiko atau bahaya potensial fisik pada petugas fisioterapis disini adalah radiasi. dan

nama suplier: (kosong) alamat: (kosong) Sistem akan menampilkan “Nama supplier harus diisi”. Sesuai Harapan Valid.. Kolom nama supplier diisi, dan alamat, kota,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Untuk mengungkap nilai-nilai apa saja yang terdapat pada tembang macapat dalam upaya menguatkan karakter bangsa di Kelurahan